PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN TINGKAT EKONOMI WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kelurahan Cijantung Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2015) PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat-syarat untuk mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama : Dewi Trisnaningrum NPM : 22213305 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Ayu Kartika, SE. MM. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2016
LATAR BELAKANG PENELITIAN UU NO. 9 TAHUN 1994 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN UU NO. 12 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN UU NO. 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SEKTOR PERDESAAN DAN PERKOTAAN (P-2) MULAI TANGGAL 1 JANUARI 2014 DIPUNGUT OLEH PEMERINTAH DAERAH TAHUN 1990-an KELURAHAN CIJANTUNG BERUBAH STATUS, DARI DAERAH MILITER MENJADI DAERAH NON MILITER (UMUM) PENDUDUK MULTI ETNIS, KULTUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN, DAN STATUS SOSIAL SEBAGIAN WAPA PBB TIDAK MAU MEMBAYAR PBB DAN MEMBAYAR TIDAK TEPAT WAKTU
RUMUSAN MASALAH Masih terdapat sejumlah wajib pajak PBB yang tidak mau membayar dengan alasan tidak sampainya SPT ke tangan para Wajib Pajak Bumi dan Bangunan serta berbagai alasan lainnya.
PBB meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pendidikan membawa seseorang kepada tingkat pemahaman atau tanggung jawabnya serta motivasi atau kesadaran untuk mematuhi berbagai hukum yang berlaku (Hasan, dalam Qomaria 2008)
Apabila seorang atau keluarga dapat memenuhi semua kebutuhan pokok, sekunder, maupun tersiernya secara mandiri, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai kondisi ekonomi yang sangat baik. (Putri, 2013). Tingkat Pendidikan dan Tingkat Ekonomi(Pendapatan) berpengaruh terhadap Kepatuhan membayar pajak termasuk PBB.
METODELOGI PENELITIAN Populasi penelitian ini seluruh WAPA PBB di Kelurahan Cijantung sebanyak 5.751 orang, dan sampel penelitian sebanyak 98 orang. Jenis penelitian bersifat kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner, serta jurnal dan literatur untuk mengumpulkan data primer dan sekunder. Teknik analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda : Y = α + β1+β2+.+e Patuh = α + β1pendidikan + β2ekonomi + e
HIPOTESIS PENELITIAN 1. Makin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. 2. Makin tinggi tingkat ekonomi, semakin tinggi kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. 3. Makin tinggi tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi, semakin tinggi kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.
DATA HASIL PENELITIAN Hasil Uji Validitas Pendidikan Variabel r hitung r tabel Keterangan X1.415.361 Valid X2.701.361 Valid X3.888.361 Valid X4.809.361 Valid X5.778.361 Valid X6.869.361 Valid Ekonomi X1.367.361 Valid X2.440.361 Valid X3.788.361 Valid X4.731.361 Valid X5.718.361 Valid X6.777.361 Valid Kepatuhan Wajib Pajak X1.442.361 Valid X2.564.361 Valid X3.710.361 Valid X4.722.361 Valid X5.742.361 Valid Sumber: Data primer yang diolah, 2016 X6.679.361 Valid
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Alpha Keterangan Pendidikan Ekonomi Kepatuhan wajib pajak 0,905 0,849 0,862 Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Data primer yang diolah, 2016
HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Koefisien 95% CI Variabel T p. value B Terendah Tertinggi Konstanta.905.571.569-2.239 4.049 tot.p.531 5.746.000.348.714 tot.eko.568 5.453.000.361.776 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah Kepatuhan Wajib Pajak = 0,905 + 0,531*Pendidikan + 0,568*Ekonomi
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa: 1. Variabel pendidikan dan ekonomi mempunyai arah koefisien yang bertanda positif terhadap kepatuhan wajib pajak. 2. Koefisien pendidikan memberikan nilai sebesar 0,531 yang berarti bahwa jika skor pendidikan semakin baik, dengan asumsi variabel lain tetap, maka kepatuhan wajib pajak akan mengalami peningkatan. 3. Koefisien ekonomi memberikan nilai sebesar 0,568 yang berarti bahwa jika skor ekonomi semakin baik, dengan asumsi variabel lain tetap, maka kepatuhan wajib pajak akan mengalami peningkatan.
HASIL UJI HIPOTESIS Variabel Bebas t hitung Sig. t Pendidikan 5.746 <0.001 Ekonomi 5.453 <0.001
Uji Hipotesis 1 ( H1 ) Perumusan hipotesis : Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara pendidikan dengan kepatuhan wajib pajak. Ha : βi > 0 ada pengaruh positif antara pendidikan dengan kepatuhan wajib pajak. Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis pendidikan menunjukkan nilai t hitung sebesar 5.746 dengan taraf signifikansi <0.001. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat berarti bahwa hipotesis H1 Pendidikan mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, diterima.
Uji Hipotesis 2 ( H2 ) Perumusan hipotesis : Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara ekonomi dengan kepatuhan wajib pajak. Ha : βi > 0 ada pengaruh positif antara ekonomi dengan kepatuhan wajib pajak. Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis ekonomi menunjukkan nilai t hitung sebesar 5.453 dengan taraf signifikansi <0.001. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat berarti bahwa hipotesis H2 Ekonomi mempunyai pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, diterima.
Tabel Hasil Uji F (Simultan) Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 2084.108 2 1042.054 125.327 <.001 a ANOVA Residual 789.892 95 8.315 Total 2874.000 97 a. Predictors: (Constant), tot.eko, tot.p b. Dependent Variable: tot.patuh
Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 125.327. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan variabel pendidikan dan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
KESIMPULAN 1. Variabel tingkat pendidikan (X1) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan (Y). Pengaruh positif tersebut berdasarkan uji T diperoleh sebesar 5,746 (57,46%). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti, dimana makin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan. 2. Variabel tingkat ekonomi (X2) secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan (Y). Pengaruh positif tersebut berdasarkan uji T diperoleh sebesar 5,453 (54,53%). Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti, dimana makin tinggi tingkat ekonomi, maka semakin tinggi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.
3. Secara simultan variabel tingkat pendidikan (X1) dan variabel tingkat ekonomi (X2) berpengaruh positif terhadap variabel kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan (Y). Pengaruh positif tersebut berdasarkan uji F diperoleh sebesar 125,327. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti, dimana makin tinggi tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi maka semakin tinggi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan, dengan variabel tingkat pendidikan yang lebih dominan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan. Sedangkan berdasarkan uji koefisien determinasi, diketahui bahwa sebesar 71,2% variasi variabel kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh variabel pendidikan dan variabel ekonomi.
SARAN Bagi wajib pajak, diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh aparat pajak bumi dan bangunan (Pemerintah Daerah), sehingga wajib pajak mengetahui perlunya membayar pajak bumi dan bangunan, khususnya untuk pembangunan daerah dan umumnya untuk pembangunan nasional. Bagi Pemerintah Kelurahan Cijantung, harus lebih meningkatkan pengawasan terhadap pembagian SPT pajak bumi dan bangunan, dan waktu pembayaran pajak bumi dan bangunan agar tidak melewati batas waktu pembayaran (bulan Agustus) setiap tahunnya. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk memperluas lingkup objek penelitian dan menambah variabel-variabel lain (diluar variabel tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi) dalam kaitannya dengan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan.