Design Capture dalam Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Model Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC)

Metodologi Top-down bagi Perancang Chip (Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC))

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lampu lalu lintas sederhana berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan Finite State Machine

ASIC Application Spesific Integrated Circuit

untuk ASIC tinggi, algoritma harus diverifikasi dan dioptimalkan sebelum implementasi. Namun dengan berkembangnya teknologi VLSI, implementasi perangk

Read Only Memory (ROM) berbasis Field Programmable Gate Array (FPGA) menggunakan VHDL (VHSIC Hardware Description Language)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Xilinx Foundation Series

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Implementasi Prototipe Sistem Kontrol Elevator Berbasis FPGA Menggunakan VHDL

PLA & PLD Programmable Logic Array Programmable Logic Device

Pengenalan & Konsep Dasar FPGA. Veronica Ernita Kristianti

ABSTRAKSI DEKOMPOSISI PENGUJIAN Dalam REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Field Programmable Gate Array (FPGA) merupakan perangkat keras yang nantinya akan digunakan untuk mengimplementasikan perangkat lunak yang telah diran

BAB 1. Pendahuluan. diprogram secara digital ditemukan seperti IC sederhana seperti General Array

Pengenalan VHDL. [Pengenalan VHDL]

MATERI PELATIHAN VHDL UNTUK SINTESIS

IMPLEMENTASI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY (FPGA) UNTUK MEMBUAT GAME RICOCHET. Naskah Publikasi. diajukan oleh Astona Sura Satrida

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODOLOGI AAA. Eri Prasetyo Wibowo Gunadarma University

Pengantar Sistem Digital

Konsep Organisasi dan Arsitektur Komputer (Pertemuan ke-2)

FPGA Field Programmable Gate Array

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia selalu berusaha untuk mengembangkan alat bantu yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Teknologi Implementasi dan Metodologi Desain Sistem Digital

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

LAB #5 REGISTER, SYNCHRONOUS COUNTER AND ASYNCHRONOUS COUNTER

IMPLEMENTASI FIELD PROGRAMMABLE GATE ARRAY DALAM PERANCANGAN ARITHMETIC-LOGIC UNIT DAN SHIFTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang dapat menghitung, mengingat dan mengambil pilihan. dapat digantikan dengan sebuah mikrokontroler.

KONTRAK PEMBELAJARAN (KP) MATA KULIAH

Antarmuka CPU. TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto. Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro.

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Bab 6 PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan teknologi digital, maka perangkat tersebut memiliki sebuah integrated

SIMULASI RANGKAIAN DIGITAL MESIN PENJUAL KOPI DENGAN XILLINX

Rancang Bangun Penyandian Saluran HDB3 Berbasis FPGA

Pertemuan ke 5 BAB IV Sintesis Rangkaian Sekuensial (2) Deskripsi Manfaat Relevansi Learning Outcome Materi I. Rangkaian Memori Terbatas RAM dinamik

BAB I PENDAHULUAN. bahwa catur adalah permainan yang digemari oleh segala usia. kendala bagi seseorang yang tergolong awam dalam catur.

Berbagai Macam Bentuk Komputer

ARSITEKTUR FPGA. Veronica Ernita K.

Implementasi Penampil Citra Dengan Menggunakan Picoblaze FPGA

Latihan 19 Maret 2013

PURWARUPA MIKROPROSESOR BERBASIS FPGA ALTERA EPF10K10 DENGAN DESKRIPSI VHDL

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

Introduction to Computer Architecture. Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 01 --

BAB III PERANCANGAN UIMEGA 8535

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

ELEMENT OF BUS DESIGN. Pengertian Sistem bus adalah Penghubung bagi keseluruhan komponen computer dalam menjalankan tugasnya.

LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

Aplikasi FPGA dalam Pengontrolan Ruangan

Tujuan 04/07/ :01

PERANCANGAN LAYOUT VLSI UNTUK ARSITEKTUR UNIT KONTROL PADA PROSESSOR MULTIMEDIA

Arsitektur Komputer, Mikroprosesor dan Mikrokontroller. TTH2D3 Mikroprosesor

sistem komputer Komponen Sistem Komputer

Mata Kuliah Arsitektur Komputer Program Studi Sistem Informasi 2013/2014 STMIK Dumai -- Materi 04 --

REKAYASA PERANGKAT LUNAK LANJUT DESIGN ENGINEERING. Defri Kurniawan M.Kom

PERANCANGAN PLC MENGGUNAKAN FPGA

IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang merupakan gabungan

BAB I 1.PENDAHULUAN. kemampuan processing yang relatif lambat, tetapi kemampuan komputer ini

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO

BAB 2 STRUKTUR SISTEM OPERASI. Komponen Sistem Operasi

PENGENALAN SISTEM MIKROPROSESOR. Judul Pokok Bahasan

PERCOBAAN 6 COUNTER ASINKRON

2009/2010 Course Plan. SK-208 Arsitektur Komputer Ir. Syahrul, MT.

1. PENDAHULUAN 1. PERANGKAT LUNAK DAN PERKEMBANGANNYA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

DESAIN SKEMATIK ALGORITMA HISTOGRAM UNTUK KEBUTUHAN ANALISIS TEKSTUR CITRA BERBASIS FPGA (Field Programmable Gate Array)

BAB I PENDAHULUAN. segala peralatan elektronik. Akan tetapi, energi-energi tersebut berbeda dengan

MODUL TRAINING PRAKTIKUM MENGGUNAKAN FPGA

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

BAB V SISTEM PENGOLAHAN DATA KOMPUTER (Arsitektur Komputer) "Pengantar Teknologi Informasi" 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

LAB #4 RANGKAIAN LOGIKA SEKUENSIAL

Voter dan error detector Pengujian Sistem Pengujian perpindahan mode Pengujian dengan fault injection...

Review Kuliah. TKC305 - Sistem Digital Lanjut. Eko Didik Widianto

SIMULASI RANGKAIAN DIGITAL MESIN PENJUAL KOPI DENGAN XILINX

Finite State Machine (FSM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pertemuan ke 6 Set Instruksi. Computer Organization Dosen : Eko Budi Setiawan

Perancangan dan Implementasi Algoritma DES untuk Mikroprosesor Enkripsi dan Dekripsi pada FPGA

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada pintu, penerangan dan alat-alat yang serba otomatis. Mikrokontroler

Teknik Informatika S1

BAB Arsitektur Komputer. Konsep Arsitektur Komputer. Rini Agustina, S.Kom, M.Pd RINI AGUSTINA - DARI BERBAGAI SUMBER

IMPLEMENTASI SISTEM DADU ELEKTRONIK DENGAN

PENDAHULUAN SISTEM DIGITAL

RANCANGAN APLIKASI LATIHAN BELAJAR TENSES DENGAN METODE OBJECT ORIENTED DESIGN

Elektronika dan Instrumentasi: Elektronika Digital 1 Sistem Bilangan. Yusron Sugiarto

Pertemuan ke 4 BAB III Sintesis Rangkaian Sekuensial Deskripsi Manfaat Relevansi Learning Outcome Materi I. Prosedur Sintesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tools yang akan digunakan untuk merancang aplikasi generator denah

PERANCANGAN PENGENDALI PID DIGITAL DAN IMPLEMENTASINYA MENGGUNAKAN FPGA

Pertemuan 10 MEMORI INTERNAL

Pengantar Teknik Elektro

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

Transkripsi:

Design Capture dalam Implementasi Field Programmable Gate Array (FPGA) dan Application Spesific Integrated Circuit (ASIC) Ferry Wahyu Wibowo 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta, Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta Indonesia 1 ferrywahyu@gmail.com I. Pendahuluan Perancang telah lama memodelkan rangkaian elektronik pada tingkat transistor. Namun, ketika teknologi semikonduktor telah berkembang pesat dan integrasi telah meningkat, perancang mulai bergerak maju pada sebuah level baru dari perancangan abstrak, yaitu tingkat gerbang. Teknologi dan kompleksitas pada tingkat gerbang pun masih berkembang, sampai perancang masuk pada ranah hardware description language (HDL), yang bertujuan untuk mengurangi kompleksitas perancangan menjadi skala yang bisa dipahami manusia. Kenaikan tingkat dari perancangan abstrak adalah salah satu jalan untuk menemukan rancangan yang lebih lengkap, dan sekarang, perancangan abstrak dari teknologi sampai pada perancangan tingkat sistem. Model perancangan tingkat sistem membantu perancang menghadapi masalah yang rumit. Metode design capture memberikan kesempatan kepada perancang untuk bereksperimen, mengembangkan, mengoptimalkan, dan memverifikasi sebelum mengimplementasikan sebuah rancangan pada FPGA atau ASIC. 1. Logic tambahan Kelengkapan dari perancangan yang meningkat membuat perancang mencoba merancang logic yang sesuai, dengan membuat celah produktivitas untuk spesifikasi dan verifikasi fungsional. 2. Intellectual property (IP) Penyesuaian antara waktu dengan tekanan pasar, banyak perancang memberikan rancangan komponen mereka ke perusahaan lain. Jaminan perlindungan IP sangat diperhitungkan, sehingga perusahaan ingin agar perancang model komponen menyembunyikan implementasi rinci rancangan, saat perancang pengembang model perlu verifikasi fungsional dan waktu dari sistem. 3. Daya guna rancangan

Perancang dapat menggunakan metode design capture, sebagai parameter model untuk menaikkan daya guna komponen. II. Tujuan Design Capture Pendekatan perancangan top-down, perancang membuat model dari tingkat terendah dari perancangan abstraksi selama proses rancangan ke tingkat pembuatan model sistem, yang berada pada tingkat tertinggi pada abstraksi. Ketika konsep rancangan atau sistem telah divalidasi, perancang membuat implementasi model yang direpresentasikan sebagai model hardware description language (HDL) sebagai bagian dari perancangan selanjutnya pada tingkat yang lebih rendah dari abstraksi. Model HDL dapat ditulis dalam tingkat yang lebih rendah dari tingkat abstraksi, yaitu watak (behavioral), fungsional dan struktural. Secara umum, representasi tingkat ini tidak dapat disintesis, dapat disintesis, dan tingkat gerbang berturut turut. Perancang menggunakan model behavioral, ketika memodelkan blok yang akan diimplementasikan menggunakan metode lain dan sintesis. Perancang juga menggunakan model behavioral sebagai referensi dalam verifikasi fungsional. Di bawah tingkat behavioral adalah tingkat register transfer logic (RTL), atau tingkat fungsional. Model RTL dapat dituliskan menggunakan pemodelan yang sinkron, sehingga rancangan dapat diimplementasikan menggunakan synthesis tool. Kadang kala, metode terbaik bagian perancangan adalah langsung menempatkan komponen yang sudah ada (tingkat gerbang). Model pada tingkat gerbang biasanya dibuat secara otomatis oleh peralatan sintesis atau data path generator. Perancang mungkin masih memilih untuk membuat implementasi tingkat gerbang secara manual menggunakan schematic generator. Fase sebelum terbentuk modul komponen adalah pemodelan implementasi tingkat gerbang yang terintegrasi dalam bentuk model komponen sistem, dan jika model ini telah diverifikasi, maka rancangan telah siap untuk prototipe perangkat keras (hardware). Selama proses rancangan, tingkat abstraksi akan berubah. Beberapa model sistem ini mungkin merupakan aspek kunci pemodelan dari seluruh sistem, sebagai unit sendiri, sedangkan lainnya mungkin merupakan bagian sistem dalam subsistem. Dalam implementasi model, tingkat RTL dan tingkat gerbang, subsistem lebih jauh terpisah dalam subblok yang lebih kecil. Gambar 1 menunjukkan bagian pemodelan rancangan terkait dengan jenis model.

Gambar 1 Bagian pemodelan rancangan terkait dengan jenis model III. Model Rencana Pengembangan Pengembangan model dimulai dengan sistem rancangan tingkat tinggi. Selama perancangan tingkat tinggi, perancang sistem memutuskan model apa yang akan dikembangkan sesuai dengan jumlah kebutuhan untuk implementasi dan verifikasi fungsi sistem. Informasi ini diambil sebagai bagian dalam rencana pengembangan model, menetapkan model dan tipenya. Ada dua langkah utama untuk menggerakkan pengembangan model perancangan sistem, yaitu dekomposisi sistem dan pembagian fungsi. Dekomposisi sistem menentukan sumber sistem tingkat tinggi, termasuk prosessor, bus, dan memori. Sedangkan, pembagian fungsi digunakan untuk mengarahkan alokasi dari fungsi sistem ke satu atau lebih IC, sehingga batasan fisik dipertimbangkan secara penuh. Faktor yang sering berpengaruh pada pembagian fungsi, adalah aliran data sistem utama dan bus, clock, software pengendali register, arsitektur memori, unit pemrosesan dan penghubung datapath, paket penghitung pin, paket ukuran, dan power trade-off. Pembagian

fungsi sering menghasilkan arsitektur untuk optimalisasi mikroarsitektur. Sehingga, antarmuka unit fungsional termasuk format data dan enkoding telah diputuskan. Sebagai perancang FPGA dan ASIC, perlu memahami spesifikasi tingkat sistem dan pengembangan model. Beberapa perbedaan tipe model akan dikembangkan diluar pengembangan produk. Tabel I Perbedaan spesifikasi tingkat sistem (Browy dkk., 1997) IV. Pemodelan Sistem Capture merupakan kunci dalam perancangan untuk mengukur kinerja sistem. Hal ini penting untuk mengetahui kemampuan sistem yang dirancang untuk dapat memperkirakan beban yang bisa ditangani. Capture juga merupakan kunci algoritma sistem, pembuatan model behavioral seluruh sistem, yang memungkinkan untuk membuat algoritma baru, optimalisasi algoritma untuk sebuah konteks baru, atau memilih algoritma terbaik. Penentuan dan optimalisasi arsitektur sistem, modul, dan paket, merupakan fase perancangan dalam berbagai subsistem, algoritma antara hardware dan software. a. Model Behavioral HDL

Tingkat behavioral HDL dari abstraksi, mempunyai tujuan design capture, yaitu memisahkan bagian rancangan untuk implementasi lanjut, perancang memodelkan behavioral HDL sebagai kotak hitam dalam sintesis. Misalkan, seorang perancang FPGA atau ASIC mungkin menggunakan behavioral model dalam rancangannya menggunakan RAM atau ROM untuk diimplementasikan oleh module generator, atau perancang menggunakan model data path sebagai behavioral model untuk diimplementasikan oleh data path compiler. Perancang juga menggunakan behavioral model sebagai bagian modul komponen yang tidak diimplementasikan, untuk membantu verifikasi fungsional. Perancang juga menuliskan fungsional rancangan dari register transfer level (RTL) untuk sintesis. Perancang membuat model campuran antara model behavioral dan analitik. Model campuran ini lebih dikenal sebagai model analitik. Model ini digunakan ketika kecepatan proses sistem lebih rendah dari model uji. Model analitik dari sub-sistem mempunyai kemungkinan fungsi distribusi dan model antrian, yang kecepatan respon proses sistem sesuai parameter sistem tingkat tinggi. Design capture dalam fase implementasi modul bertujuan membuat rancangan yang dapat disintesis. Sintesis tool membutuhkan model rancangan RTL dibandingkan model sistem karena didalamnya tidak hanya terdapat algoritma, tetapi juga behavioral dari rangkaian elektronika pada setiap cycle clock. Synthesis tool membutuhkan HDL sebagai masukan, dan deskripsi harus mengikuti model sintesis, agar tool dapat memperbaiki behavior yang dimodelkan. Rancangan pada tingkat tinggi dari abstraksi digunakan untuk meningkatkan implementasi pewaktuan, dan synthesis tool dapat diimplementasikan pada tingkat gerbang deskripsi HDL yang dikenal sebagai RTL. Sehingga, untuk mendapatkan keuntungan penuh dari kemudahan penyedia synthesis tool, lebih baik memodelkan perancangan tingkat tinggi dari abstraksi pada tingkat state machine, bukan pada tingkat flip-flop. Partisi blok subsistem besar dapat dilakukan menggunakan synthesis tool terbaik menggunakan sedikitnya 5000 gerbang. Masalah yang harus dipertimbangkan saat partisi adalah clock, data path dan control logic, dan kebutuhan DFT. Optimalisasi inti blok tingkat rancangan seharusnya menggunakan rancangan sebelumnya dan pengoptimalisasian corei. Pendekatan ini mengurangi waktu pengembangan perancangan dan menaikkan kemampuan kualitas rancangan.

b. Model Struktural Pada tingkat struktural dalam abstraksi, tujuan design capture adalah untuk membuat modul-modul rancangan yang bersifat tidak dapat disintesis. Bentuk modul yang digunakan pada tingkat struktural ini meliputi uji struktur, tri-state bus driver, logik asinkron, dan I/O pad. c. Model Sistem Model sistem dapat dibagi menjadi beberapa katagori, diantaranya : Sistem spesifikasi, bermain penting dalam pendefinisian sistem yang diperlukan. Model analitika, menganalisa kinerja sistem. Model behavioral, menggali perbedaan algoritma dan partisi untuk sistem kendali dan proses Model campuran, mengkombinasikan kinerja pemodelan dan pengembangan algoritma dalam satu set model. Blok diagram, merepresentasikan partisi sistem. d. Spesifikasi Sistem Sistem tingkat rekayasa mengkhususkan pada dokumen sistem yang diperlukan. Spesifikasi ini, tidak hanya sebuah dokumen yang dapat dirangkum, tetapi juga termasuk model sistem yang dapat dieksekusi menggunakan verifikasi fungsional dari simulasi sistem tingkat HDL. Garis besar spesifikasi, terdiri dari : Fungsionalitas, merupakan bentuk pengoperasian subsistem dan merupakan garis besar umum pada setiap blok logik utama dan bus, dari FPGA dan ASIC. Daya guna, menjelaskan tentang harapan kinerja suatu sistem atau sub-sistem, dan biasanya diukur dari hubungan antara latensi dan kerja sistem per detik. Hal ini berguna untuk menentukan kinerja sistem yang diharapkan, sehingga perancang dapat menentukan tujuan khusus dan optimalisasi sistem, dan jika perlu perancang mengatur daya guna sistem tersebut. Banyaknya gerbang logika yang diperlukan dalam perancangan sistem. Banyaknya sumber tenaga yang diperlukan dalam perancangan sistem.

Fungsi blok, menjelaskan fungsi blok dan kerja blok di luar yang diharapkan dalam perancangan, masukan dan keluaran setiap blok, termasuk bentuk diagram waktu menggambarkan kualitas blok tersebut. Makro blok, merupakan gambaran umum bentuk blok keseluruhan perancangan suatu sistem atau sub-sistem. Uji, merupakan proses peninjauan dan pengujian fungsi agar didapatkan kecepatan fungsi yang dapat bekerja dengan baik. Daftar Pustaka Browy, C., Gullikson G., Indovina M., 1997, A Top-Down Approach Design to IC Design, Free published. Pratt, G. and Jarett, J., 2001, Top-Down Design Methods Bring Back The Useful Schematic Diagram, Mentor Graphics Corp. Stan, M., Cabe, A., Ghosh, S., Qi Z., 2007, Teaching Top-Down ASIC/SoC Design vs Bottom-Up Custom VLSI, IEEE International Conference on Microelectronic Systems Education (MSE 07)