BAB V KESIMPULAN. diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA)

KOLOID. 26 April 2013 Linda Windia Sundarti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA SEMESTER GENAP (Peminatan Bidang MIPA)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

XI IA 4 SMA Negeri 1 Tanjungpinang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KOMPETENSI DASAR PETA KONSEP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Oleh : Uswati Husnun Nadiyya,S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Kimia (Peminatan Bidang MIPA)

: SMA Negeri 10 Samarinda. : 1 Minggu x 4 Jam 45 Menit

Buku Saku. Sistem Koloid. Nungki Shahna Ashari

kimia KTSP & K-13 KOLOID K e l a s A. Sistem Dispersi dan Koloid Tujuan Pembelajaran

Purwanti Widhy H, M.Pd

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMA N Yogyakarta

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : SMA N 1 Mertoyudan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. statistic dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan Scientific efektif pada materi pokok sistem koloid

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP 02. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP ROSLINA 15B08020

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PEMETAAN / ANALISIS SK-KD (Kelas Eksperimen)

RPP 03. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 1)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP 01 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ANALISIS STANDAR KOMPETENSI LULUSAN-KOMPETENSI INTI-KOMPETENSI DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. IDENTIFIKASI II. KOMPETENSI INTI III. KOMPETENSI DASAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Kompetensi Inti (KI) : B. Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan pada semua proses pembelajaran:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 4 Pertemuan (8 jp x 45 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut, yaitu siswa mampu:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan Pendekatan Inkuiri Terbimbing efektif untuk diterapkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 3 : SILABUS 136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

FLUIDA STATIS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) Alfiah Indriastuti

KISI-KISI TES KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISTEM KOLOID. Prediksi Andre jika filtrasi dikenakan cahaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA Negeri 9 Makassar

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (DASAR BIDANG KEAHLIAN)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 4 pertemuan (8 jp x 45 menit)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP VEKTOR KELAS X SMA MUH. AMRAN SHIDIK 11/13/2016

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

MOMENTUM & IMPULS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN. Kelas / Semester : XI /I KOMPETENSI INTI. : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. statistik, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. 2015/2016 yang dicirikan dengan:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pembelajaran : SMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP 04. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Fisika

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KALOR DAN PERPINDAHANNYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan secara deskriptif dan statistik dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan pendekatan scientific efektif pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Guru mampu mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid dengan rata-rata kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran yang diperoleh dengan skor 3,76 termasuk dalam kategori baik. b. Ketuntasan indikator tercapai dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015. Secara terperinci ketuntasan indikator hasil belajar meliputi: 1) Ketuntasan indikator hasil belajar aspek sikap spiritual (KI 1) yang diperoleh dari observasi sebesar 1 dan angket dengan proporsi sebesar 0,88 dinyatakan tuntas. 2) Ketuntasan indikator hasil belajar aspek sikap sosial (KI 2) yang diperoleh observasi sebesar 0.89 dan angket dengn proporsi sebesar 0.84 dinyatakan tuntas. 3) Ketuntasan indikator aspek pengetahuan (KI 3) yang diperoleh dari indikator THB soal essay sebesar 0.87 dinyatakan tuntas.

4) Ketuntasan indikator aspek keterampilan (KI 4) yang diperoleh dari indikator psikomotor dengan proporsi sebesar 0.75 dinyatakan tuntas. c. Hasil belajar tuntas dengan menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015. Secara terperinci ketuntasan hasil belajar meliputi: 1) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap spiritual (KI 1) yang diperoleh melalui observasi dan angket dengan rata-rata sebesar 92 dinyatakan tuntas. 2) Ketuntasan hasil belajar aspek sikap sosial (KI 2) yang diperoleh melalui observasi dan angket dengan rata- rata sebesar 86 dinyatakan tuntas. 3) Ketuntasan hasil belajar aspek pengetahuan (KI 3) yang diperoleh melalui kuis, tugas dan ulangan dengan rata-rata sebesar 88 dinyatakan tuntas. 4) Ketuntasan hasil belajar aspek keterampilan (KI 4) yang diperoleh melalui psikomotor, presentasi dan portofolio dengan rata-rata sebesar 79 dinyatakan tuntas. 2. Konsep diri siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 baik termasuk dalam kategori konsep diri sangat baik dengan rata-rata yang diperoleh sebesar 85%. 3. Perhatian orang tua siswa kelas kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 baik termasuk dalam kategori perhatian orang tua sangat baik dengan rata-rata yang diperoleh sebesar 83%.

4. a. Ada hubungan antara konsep diri siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan nilai korelasi product moment yang diperoleh sebesar 0,62. b. Ada hubungan antara perhatian orang tua siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan nilai korelasi product moment yang diperoleh sebesar 0,49. c. Ada hubungan konsep diri dan perhatian orang tua siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan nilai korelasi ganda yang diperoleh sebesar 0,68. 5. a. Ada pengaruh antara konsep diri siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan persamaan regresi. b. Ada pengaruh antara perhatian orang tua siswa kelas XI IPA dengan hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran 2014/2015 dengan persamaan regresi. c. Ada pengaruh antara konsep diri dan perhatian orang tua siswa kelas XI IPA terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan scientific pada materi pokok sistem koloid SMA Negeri 2 Kupang tahun ajaran

2014/2015 dengan persamaan regresi. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Diharapkan siswa dapat meningkatkan dan mempertahankan konsep diri yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. b. Diharapkan mampu mengetahui perhatian orang tua sehingga dapat menghindari cara belajar yang tidak tepat dan hasil belajar dapat meningkat. 2. Bagi Guru Pendekatan scientific sangat baik dan efektif dalam pembelajaran kimia, karena itu disarankan agar guru mata pelajaran kimia dapat menerapkannya dalam pembelajaran, pada materi pokok lain yang sesuai. 3. Bagi peneliti Selanjutnya Yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan scientific agar benar-benar menjalankan langkah-langkah pembelajaran agar siswa dapat aktif mengikuti proses pembelajaran dengan baik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA Dalyono, M. 2012. Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Scientific Kurikulum 2013.Gava Media. Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Pt Remaja Rosda Karya. Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga. Bandung: Pt RemajaRosdakarya. Ihsan, Faud. 2011. Dasar-Dasar kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Jihad dan Haris. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Pressindo. Ola Yan, 2014. Pengaruh Konsep Diri Terhadap Hasil Belajar Kimia Dalam Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Pokok Sistem Koloid Pada Siswa Kelas Xl IPA SMA Negeri 7 Kupang Tahun Pelajaran 2013/2014. Ottu Philipd 2014. Pengaruh perhatian orang tua menurut persepsi siswa terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia pada materi pokok hidrolisis garam pada siswa kelas XI IPA SMAK GIOVANNI Kupang tahun ajaran 2013/2014. Riduwan. 2008. Rumus dan data dalam analisis statistika. Bandung: Alfabeta Riduwan, dkk. 2009. Pengantar statistika. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pres.

Sudarmo, Unggul. 2014. Kimia Untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2013. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Suryabrata, Sumadi. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres. Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. Ula, S. Shoimatul.2013. Revolusi Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia.

LAMPIRAN

Lampiran 001 SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kupang Kelas/ Semester : XI IPA/ 2 Tahun Pelajaran : 2014/2015 Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian 1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat Sistem Mengamati (Observing) Tugas hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, koloid Mencari informasi dari Merancang Alokasi Waktu 2 mgg x 8 jp Sumber Belajar - Buku kimia

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian kesetimbangan kimia, larutan dan koloid Sifat koloid berbagai sumber dengan percobaan sebagai wujud kebesaran Tuhan YME Pembuatan membaca/mendengar/mengmat pembuatan koloid dan pengetahuan tentang adanya koloid i tentang sistem koloid, sifatsifat Observasi keteraturan tersebut sebagai hasil Peranan koloid, pembuatan koloid Sikap ilmiah pemikiran kreatif manusia yang koloid dan peranan koloid dalam dalam melakukan kebenarannya bersifat tentatif. dalam kehidupan sehari-hari percobaan dan kehidupan Mencari contoh-contoh koloid presentasi, sehari-hari yang terdapat dalam kehidupan misalnya: melihat dan sehari-hari. skala industry Menanya (Questioning) volume/suhu, Mengajukan pertanyaan yang cara berkaitan dengan perbedaan menggunakan larutan sejati, koloid dan senter (effek suspensi, Tyndall) sistem koloid yang terdapat cara menggunakan dalam kehidupan (kosmetik, pipet, menimbang, farmasi, bahan makanan keaktifan, kerja dan lain-lain) sama, komunikatif, Mengapa piring yang kotor tanggung jawab, Alokasi Waktu Sumber Belajar kelas XI - Lembar kerja - Berbagai sumber lainnya

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian karena minyak harus dicuci dan peduli menggunakan sabun? lingkungan, dsb) Mengumpulkan data Portofolio (Eksperimenting) Laporan percobaan Mendiskusikan hasil bacaan tentang sistem koloid, sifatsifat koloid, pembuatan Tes tertulis uraian koloid dan peranan koloid Pemahaman sistem dalam kehidupan sehari-hari koloid, sifat koloid, Merancang percobaan dan pembuatan koloid pembuatan koloid dan mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi Melakukan percobaan pembuatan koloid Mengamati dan mencatat data hasil percobaan Mendiskusikan bahan/zat Alokasi Waktu Sumber Belajar

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian yang berupa koloid dalam industri farmasi, kosmetik, bahan makanan, dan lainlain Mengasosiasi (Associating) Menganalisis dan menyimpulkan data percobaan Menghubungkan sistem koloid dengan sifat koloid Diskusi informasi tentang koloid liofob dan hidrofob Mengkomunikasikan (Communicating) Mempresentasikan hasil rangkuman tentang sistem koloid, sifat-sifat koloid, pembuatan koloid dan peranan koloid dalam kehidupan seharihari Alokasi Waktu Sumber Belajar

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Membuat laporan percobaan dan mempresentasikannya dengan menggunakan tata bahasa yang benar Mengkomunikasikan peranan koloid dalam industri farmasi, kosmetik, bahan makanan, dan lain-lain. Alokasi Waktu Sumber Belajar

Lampiran 002 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 01 Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kupang Kelas/Semester : XI MIA / Ganjil Mata Pelajaran : Kimia Materi Pokok : Sistem koloid Alokasi Waktu : 2 45 menit Tahun Ajaran : 2014/2015 A. Kompetensi Inti (KI) KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI -2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI - 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Lampiran 002 B. Kompetensi Dasar dan Indikator KI 1 KD dari KI 1 Indikator 1.1 Menyadari adanya keteraturan 1.1.1 Berdoa sebelum dan sesudah dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 1.1.2 Bersyukur adanya keteraturan kebesaran Tuhan YME dan dari system koloid sebagai pengetahuan tentang adanya wujud kebesaran Tuhan Yang keteraturan tersebut sebagai hasil Maha Esa pemikiran kreatif manusia yang 1.1.3 Menyadari bahwa adanya kebenarannya bersifat tentatif. keteraturan dari system koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 1.1.4 Menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh bersifat tentatif KI 2 KD dari KI 2 Indikator 2.1 `1Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.1 Menunjukan rasa ingin tahu (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, dalam melakukan praktikum, jujur, objektif, terbuka, mampu diskusi dan mengerjakan membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, tugas. 2.1.2 Menunjukkan perilaku jujur kreatif, inovatif, demokratis, dalam mengerjakan kuis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan praktikum dan melakukan percobaan serta berdiskusi mengerjakan tugas yang diwujudkan dalam sikap seharihari. 2.1.3 Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas

2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.2.1 Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas 2.3 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan 2.3.1 Menunjukkan sikap proaktif dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas KI 3 KD dari KI 3 Indikator 3.15 Mengelompokkan sifat-sifat koloid 3.15.1 Mengelompokkan sifat-sifat dan penerapannya dalam koloid kehidupan sehari-hari. 3.15.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan disekitar. 3.15.3 Menjelaskan perananan koloid dalam kehidupan sehari-hari. KI 4 KD dari KI 4 4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid. Indikator 4.15.1 Melakukan percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid. 4.15.2 Mengamati dan mencatat data hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid. 4.15.3 Menganalisis data hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid.

4.15.4 Menyajikan hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid. 4.15.5 Menyimpulkan hasil percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid. C. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu: a) Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya b) Bersyukur adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa c) Menyadari bahwa adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa d) Menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh bersifat tentative 2. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa mampu menunjukkan sikap: a. Menunjukkan perilaku jujur dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas b. Menunjukkan perilaku bertanggungjawab dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas c. Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas d. Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas e. Menunjukkan sikap pro- aktif dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas 3. Setelah proses pembelajaran siswa mampu: a. Mengelompokkan sifat-sifat koloid b. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan disekitar.

c. Menjelaskan perananan koloid dalam kehidupan sehari-hari. 4. Setelah melakukan proses pembelajaran siswa mampu: a. Melakukan percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid. b. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid. c. Menganalisis data hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid. d. Menyajikan hasil percobaan tentang klasifikasi suspensi kasar, larutan sejati dan koloid. e. Menyimpulkan hasil percobaan tentang klasifikasi suspense kasar, larutan sejati dan koloid. D. Materi Pembelajaran a. sistem koloid b. jenis-jenis koloid E. Metode Pembelajaran 1. Metode : Diskusi, tanya jawab,ceramah dan demonstrasi 2. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Scientific F. Metode Pembelajaran 1. Metode : Diskusi, tanya jawab,ceramah d an demonstrasi. 2. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Scientific G. Media, Alat dan Sumber Belajar a. Media berupa lembar kerja dan bahan praktikum b. Alat berupa perangkat pembelajaran dan alat praktikum c. Sumber belajar Sudarmo Unggul.2013.KIMIA untuk SMA/MA kelas XI.Jakarta:Erlangga Buku kimia, sumber lain yang relevan, Bahan Ajar Internet

H. Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru Menyampaikan salam (selamat pagi atau selamat siang). Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru menyampaikan aspek yang dinilai selama dan setelah pembelajaran Guru memotivasi siswa dengan menganalogikan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan pertanyaan pernahkan kalian minum kopi, susu dan teh? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Mengamati Guru melakukan demonstrasi singkat dengan mencampur gula+ air, pasir + air dan susu +air seperti pada gambar dibawah dan siswa diminta untuk mengamatinya. 10 menit 75 Inti menit Siswa diminta untuk mengamati demonstrasi tersebut Menanya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai demonstrasi yang dilakukan pertanyaan yang diharapkan Apakah ada perbedaan ketiga campuran tersebut? Jika ada, jelaskan mana yang termasuk larutan,suspensi dan koloid Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan menggunakan literature atau buku sumber yang ada. Guru membagi siswa secara heterogen kedalam kelompok-

kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Guru membagi LKS dan bahan ajar kesetiap kelompok Guru menilai sikap rasa ingin tahu siswa dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan dan dalam mencari sumber. Guru menyampaikan secara garis besar mengenai materi system koloid dan jenis-jenis koloid Mencoba Siswa mulai melakukan percobaan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspense kasar dan koloid (siswa diharapkan aktif dalam melakukan percobaan) Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan data (siswa diharapkan jujur dan bekerja sama dalam mengumpulkan data) Guru membimbing siswa mencatat hasil percobaan (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mencatat data hasil pengamatan) Guru menilai keterampilan siswa dalam melakukan praktikum Mengasosiasi Siswa mulai menganalisis data percobaan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid dengan menggunakan bahan ajar dan buku sumber lainnya. Membimbing siswa mengolah data hasil pengamatan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mengolah data hasil pengamatan) Membimbing siswa menganalisis data pengamatan (siswa diharapkan dapat bekerja sama dan aktif dalam menyelesaikan soal-soal LKS)

Membimbing siswa menyimpulkan pengamatan tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid Mengkomunikasikan Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid (siswa diharapkan dapat bertanggung jawab mempresentasikan data hasil pengamatan dan menggunakan bahasa yang baku dalam mempresentasikan hasil diskusi dan bekerja sama dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan. Guru melakukan penilaian presentasi ketika siswa melakukan presentasi didepan kelas. Menilai Guru membimbing siswa untuk mereview hasil diskusi Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusi. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberikan motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik Guru memberikan kuis (terlampir) Penutup Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran Guru memberikan soal tugas pribadi (terlampir) dan tugas kelompok untuk membuat laporan. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 5 menit

Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa. Guru memberi salam penutup H. Penilaian Hasil Belajar No Aspek Teknik Bentuk instrument 1 Sikap aspek spiritual 2 Sikap aspek social Observasi dna angket Observasi, kegiatan diskusi kelompok i. Lembar observasi penilaian sikap spiritual ii. Lembar angket penilaian diri sikap spiritual a. Lembar observasi sikap sosial b. Lembar angket penilaian diri sikap social 3 Pengetahuan Penugasan, test tertulis a. Soal penugasan pribadi b. Soal kuis 4 Keterampilan Keterampilan melakukan Presentasi hasil diskusi kelompok a. Lembar penilaian presentasi, portofolio dan keterampilan

Lampiran 02 b SISTEM KOLOID RPP 01 I. Komponen dan Pengelompokan Sistem Koloid A. Sistem Koloid Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat didispersikan ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer sampai dengan mikrometer. Sedangkan sistem koloid merpakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Untuk memahami sistem koloid, kita akan membandingkan tiga jenis campuran yaitu larutan sejati atau larutan, suspensi dan koloid. 1. Sistem larutan Campuran yang bersifat homogen disebut larutan atau larutan sejati. Dalam larutan, zat terlarut dicampur dengan zat pelarut umumnya, zat terlarut jumlahnya sedikit, berarti fasa terdispersi dan zat pelarut umumnya lebih banyak sehingga disebut dispersi. Jadi, larutan adalah zat terlarut sebagai fasa terdispersi, molekulmolekulnya tesebar secara merata dalam komponenzat pelarut sebagai fasa pendispersi. Larutan ini dapat dikatakan dispersi molekuler, artinya setiap komponen molekul zat tersebar secara merata dalam media fasa pendispersi. Contoh larutan adalah garam dapur, larutan urea, gula pasir dan larutan cuka. Untuk lebih memahami sistem larutan, kita lihat contoh campuran antara gula dengan air yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila kita melarutkan sesendok gula ke dalam gelas yang sudah diisi dengan air, otomatis gula larut dan menghasilkan larutan gula. Pada campuran air gula ini, zat gula sudah tidak tampak lagi dalam campuran itu. Hal ini berarti, gula bercampur dengan air secara merata (homogen) yaitu zat tersebar dalam bentuk partikel-partikel yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dibedakan lagi dari mediumnya walaupun menggunakan mikroskop ultra.

Campuran seperti ini disebut larutan. Dalam larutan tersebut, air merupakan pelarut dan gula sebagai zat terlarut. 2. Sistem Koloid Sistem koloid adalah campuran homogen antara fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Untuk memudahkan pembahasan sistem dispersi koloid, digunakan fase terdispersi berupa padatan dan fase pendispersi pada umumnya, yaitu air. campuran homogen, artinya campuran dua zat menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekular tetapi bagian dari beberapa molekul. Dalam kehidupan sehari-hari contoh sitem koloid antara laain agar-agar yang dilarutkan dalam aair, es krim, air santan, susu, asap dan kabut. Untuk lebih memahami tentang sistem koloid, berikut ini contoh campuran antara susu dengan air. Susu yang dicampurkan dengan air akan menghasilkan campuran yang keruh. Campuran susu dengan air ini sepintas memberi kesan merupakan campuran homogen. Ternyata, susu setelah dicampur dengan air masih terlihat perbedaannya. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Campuran koloid merupakan bentuk (fase) peralihan antara campuran homogen menjadi campuran heterogen. 3. Sistem Suspensi Suspensi adalah zat padat dalam air. suspensi atau disebut juga dengan suspensi kasar merupakan campuran heterogen antara fasa terdispersi dalam medium pendispersi. Zat terdispersi pada suspensi merupakan zat padat berukuran cukup besar. Secara umum fase terdispersi adalah padatan dan medium pendispersi adalah air. Dalam sistem suspensi dapat dibedakan antara zat tedispersi da medium pendispersi. Fasa terdispersi dalam bentuk padatan dengan ukuran yang besar akan terlihat besar dalam medium air.karena ukuran zat terdispersi besar maka fasa air tidak mampu lagi menahannya sehingga zat terdispersi akan mengendap. Ukuran zat tedispersi dalam suspensi > 100 nm sehingga masih dapat diamati dengan mudah. Deengan penyaringan biasa zat terdispersi dapat dipisahkan. Jadi, suspensi adalah dispersi padatan dengan bentuk fisik heterogen.

Untuk lebih memahami tentang sistem suspensi, mari kita lihat contoh sistem suspensi dalam campuran antara tepung dengan air. Hasil campuran tepung dengan air adalah suatu campuran yang tidak dapat merata (heterogen). Dengan mudah, mata kita dapat membedakan antara tepung dengan air pada hasil campuran tersebut. Jika campuran tersebut didiamkan, maka tepung akan terpisah dari air. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi. Contoh lain dari sistem suspensi adalah campran tepung beras dalam air, campuran pasir dalam air, campuran kopi dengan air dan campuran tanah dengan air. Gambar 1: Tiga jenis campuran Untuk mengetahui perbedaan secara lebih jelas mengenai larutan, koloid dan suspensi, perhatikan tabel dibawah ini: Perbedaan sifat larutan, koloid dan suspensi: Larutan Koloid Suspensi 1 fase 2 fase 3 fase Jernih Keruh Keruh Homogen dan Antara omogen dan Heterogen transparan heterogen Ukuran partikel Ukuran partikel Ukuran partikel lebih dari kurang dari 10-7 cm. antara 10-7 cm dan 10-5 cm 10-5 cm. Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring dengan penyaringan Dapat disaring

Tidak memisah jika didiamkan biasa Tidak memisah jika didiamkan Memisah jika didiamkan B. Jenis-Jenis Koloid Penggolongan sistem koloid didasarkan pada dua fase (bentuk) yang disebut komponen-komponen koloid. a. Fase terdispersi, adalah zat yang fasenya berubah, kecuali jika zat yang dicampur mempunyai fase yang sama. b. Fase zat pendispersi (fase medium), adalah zat yang mempunyai fase yang tetap pada sistem koloidnya. Jika dua zat yang fasenya berbeda atau sama membentuk koloid, akan diperoleh suatu koloid yang mempunyai fase yang sama dengan fase salah satu zat yang dicampurkan. Berdasarkan pengertian ini, maka suatu koloid dapat ditentukan fase pendispersi dan fase terdispersinya. Berdasarkan fase zat terdispersi dan zat terdispersinya, sistem koloid dibedakan menjadi tiga, yaitu koloid sol, emulsi dan buih. a. Koloid sol Koloid sol adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase padat. Koloid sol dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. 1) Sol padat (padat-padat) Sol padat adalah jenis kolid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat. Contoh: logam paduan, kaca berwarna, intan hitam dan baja. (a) kaca berwarna (b) intan hitam Gambar 2 : Sol padat (padat-padat) 2) Sol cair (padat-cair) Sol cair atau disebut sol adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase padat

dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: cat, tinta dan kanji. Gambar 3 : Sol cair (padat-cair) 3) Sol gas (padat-gas) Sol gas (aerosol padat) adalah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat gas. Artinya, zat terdispersi berfase padat dan zat pendispersi (medium) berfase gas. Contoh: asap dan debu. a) Asap b) Debu Gambar 4: Sol gas (padat-gas) b. Koloid Emulsi Emulsi adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase cair. Koloid emulsi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu sebgai berikut: 1) Emulsi Padat (cair-padat) Emulsi padat (gel) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh: mentega, keju, jeli dan mutiara. a) Mentega b) jeli 2) Emulsi Cair (cair-cair) Gambar 5: Emulsi Padat (cair-padat)

Emulsi cair (emulsi) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: susu, minyak ikan dan santan kelapa. Gambar 6: Emulsi Cair (cair-cair) 3) Emulsi Gas (cair-gas) Emulsi gas (aerosol cair) adalah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Artinya, zat terdispersi berfase cair dan pendispersi (medium) berfase gas. Contoh: insektida (semprot), kabut dan hair spray. c. Koloid Buih a) Insektida (semprot) b) Hair spray. Gambar 7: Emulsi Gas (cair-gas)

Buih adalah koloid dengan zat terdispersinya berfase gas. Koloid buih dibedakan menjafi dua jenis, yaitu sebagai berikut: 1) Buih padat (gas-padat) Buih padat adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase padat. Contoh: busa oada jok mobil dan batu apaung. 2) Buih cair (gas-cair) Buih cair (buih) adalah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Artinya, zat terdispersi berfase gas dan zat pendispersi (medium) berfase cair. Contoh: buih sabun, buih soda dan krim kocok. Buih soda Gambar 8 : Buih cair (gas-cair) Untuk zat berfase gas terdispersi dalam zat berfase gas bukan merupakan koloid, tetapi merupakan larutan. Contoh peristiwa ini, misalnya larutanlarutan dalam udara bersih. Perbandingan sistem koloid: No Fase Fase Nama Contoh Terdispersi Pendispersi 1 Padat Gas Aerosol Asap, debu di udara 2 Padat Cair Sol Sol emas, sol belerang, tinta, cat 3 Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam, 4 Cair Gas Aerosol Kabut dan awan

5 Cair Padat Emulsi Susu, santan, minyak ikan 6 Cair Padat Emulsi Jeli, mutiara padat 7 Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok 8 Gas Padat Buih padat Karet busa, batu apung, stirofoam C. Penggunaan Koloid Dalam Bidang Industri Koloid merupakan satu-satunya bentuk campuran bukan larutan yang komposisisnya (susunannya) merata dan stabil (tidak memisah jika didiamkan). Pada umumnya, produk industri untuk kebutuhan manusia dibuat dalam bentuk koloid. Koloid sangat diperlukan dalam industri cat, keramik, plastik, tekstil, kertas, karet, lem, semen, tinta, kulit, film foto, bumbu selada, mentega, keju, makanan, kosmetika, pelumas, sabun, obat semprot insektisida, detergen, selai, gel, perekat dan sejumlah besar produk-produk industri lainnya. Lampiran 02 c LEMBAR KERJA SISWA(LKS) 01 I. Judul Praktikum: Mengklasifikasi larutan sejati, suspensi kasar dan koloid II. Tujuan :Agar siswa dapat mengklasifikasi larutan, suspensi kasar dan koloid berdasarkan percobaan III. Alat dan Bahan Alat Sendok Kertas saring Gelas Kimia 100 ml Bahan Gula Air Susu Bubuk

Pasir Garam Tanah IV. Prosedur Kerja : 1. Siapkan 5 buah gelas kimia dan masing-masing diisi dengan air sebanyak 100 ml dan masing-masing diberi label. 2. Memasukan ke dalam masing-masing gelas kimia 1 sendok : pasir pada gelas kimia 1, tanah pada gelas kimia 2, garam pada gelas kimia 3, dan susu bubuk pada gelas kimia 4 3. Keempat campuran diaduk sampai merata dan amatilah larut tidaknya zat yang dicampurkan 4. Diamkan campuran-campuran tersebut. Perhatikan dan catat apakah campuran tersebut bening atau keruh. 5. Saringlah keempat campuran menggunakan kertas saring dan amati ada tidaknya residu pada kertas saring. V. Hasil Pengamatan : Jenis campuran Kelarutan (larut atau Kestabilan (memisah atau Residu (ada atau tidak) tidak) tidak) Pasir dan air. Tanah dan air.. Garam dan air.. Susu bubuk dan air VI. Pertanyaan : 1. Campuran larutan mana yang keruh dan yang bening? 2. Hasil penyaringan mana yang filtratnya bening dan kotor? 3. Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut.

JAWABAN LKS 1. Data hasil pengamatan Jenis campuran Kelarutan (larutatautidak) Kestabilan (memisah atau Residu (ada atau tidak) tidak) Pasir dan air Tidak larut Tidak sabil Terdapat residu Tanah dan air Tidak larut Tidakstabil Terdapat residu Susu bubuk Larut Stabil Tidak ada residu danair Garam dan air Larut Stabil Tidak ada residu 2. Analisis data hasil pengamatan a. Campuran larutan keruh: Pasir dan air Tanah dan air b. Campuran larutan yang bening: Garam dan air c. Hasil penyaringan filtrat yang bening yaitu: Garam dan air d. Bedasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa a) Campuran antara pasir dan air, tanah dan air disebut sebagai suspensi karena kedua larutan tersebut tidak larut, terdapat residu ketika disaring dan dapat dibedakan. b) Campuran antara susu bubuk dan air disebut sebagai koloid karena keduanya larut, stabil, dan tidak terdapat residu, filtrate hasil penyaringannya keruh. c) Campuran antara garam dan air disebut sebagai larutan sejati karena garam larut dalam air, garam yang larut dalam air tidak dapat dibedakan, ketika disaring dengan menggunakan kertas saring tidak terdapat residu, serta warna hasil penyaringan bening.

3. Kesimpulan: Berdasarkan percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk larutan sejati yaitu larutan garam, yang termasuk suspensi yaitu campuran pasir dan air, dan campuran tanah dan air, sedangkan yang termasuk koloid yaitu campuran susu dan air. Lampiran 02 c KUIS RPP 01 Jawablah pertanyaan dibawah ini! 1. Jelaskan pengertian dari system koloid 2. Sebutkan tiga jenis emulsi beserta contohnya. Jawaban 1. Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspense (campuran kasar) 2. Ada tiga jenis emulsi, yaitu : emulsi padat (cair dalam padat) contohnya: keju, mentega emulsi cair (cair dalam. cair) contohnya: santan,susu emulsi gas (cair dalam gas), contohnya: kabut, awan

TUGAS RUMAH RPP 01 1. Campuran dapat dibedakan kedalam larutan, koloid, dan suspensi (campuran kasar). Manakah dari ketiga campuran tersebut yang: a. Stabil atau tidak memisah b. Homogen secara makroskopis c. Homogen secara mikroskopis d. Dapat dipisahkan dengan penyaringan e. Transparan 2. Jelaskan fase pengertian pendispersi dan medium pendispersi 3. Air susu merupakan contoh dari emulsi yang fase terdispersinya adalah cair dan medium pendispersinya cair. Mengapa pada air susu akan terjadi endapan jika ditambahkan air jeruk? Jelaskan. 4. Jelaskan pengertian dari koloid, larutan sejati dan suspensi dan berapakah ukuran larutan yang tergolong koloid, larutan dan suspensi? 5. Sebutkan contoh koloid, larutan sejati dan suspensi dalam kehidupan sehari-hari 6. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi dari a. Busa b. Emulsi c. Sol JAWABAN TUGAS RPP 01 1. Campuran dapat dibedakan kedalam larutan, koloid, dan suspensi (campuran kasar). Manakah dari ketiga campuran tersebut yang: a. Stabil atau tidak memisah :koloid b. Homogen secara makroskopis :koloid c. Homogen secara mikroskopis :larutan d. Dapat dipisahkan dengan penyaringan: suspensi e. Transparan :larutan f. Terdiri dari dua fase : suspensi

1. Fase pendispersi adalah: zat yang didispersikan dan bersifat diskontinu (terputus-putus, atauzat yang fasenya berubah, kecuali jika zat yang dicampur mempunyai fase yang sama. Sedangkan medium pendispersi adalah zat yang mempunyai fase yang tetap dalam system koloid dan bersifat kontinyu 2. Karena Air susu merupakan contoh dari emulsi yang fase terdispersinya adalah cair dan medium pendispersinya cair, jika ditambahkan air jeruk yang bersifat asam maka emulsi susu akan rusak(pecah) akibat bereaksi dengan adanya ionion H + dari air jeruk. 3. Koloid adalah:campuran homogen antara fase terdispersi dan fase pendispersi. Ukuran partikel zat terdispersi didalam koloid lebih besar daripada ukuran partikel didalam larutan, tetapi lebih kecil daripada ukuran partikel zat terdispersi didalam suspensi. 10-7 cm-10-5 cm (1nm- 100 nm). Larutan adalah: campuran bersifat homogen. Ukuran partikel zat terlarut di dalam suatu larutan lebih kecil dari 10-7 cm (< 1 nm ) Suspensi adalah campuran heterogen antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Ukuran partikel zat terdispersi di dalam suspensi lebih besar dari 10-5 cm ( > 100 nm) 4. Contoh dari koloid dalam kehidupan sehari-hari :air santan dan susu Contoh dari larutan dalam kehidupan sehari-hari : larutan garam, larutan gula dan larutan cuka Contoh dari suspensi dalam kehidupan sehari-hari : air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir dan campuran kopi dengan air. 5. a. Busa fase terdispersi : gas medium pendispersi : cair b. Emulsi fase terdispersi : cair medium pendispersi : cair c. Sol fase terdispersi : padat medium pendispersi : cair.

Lampiran 03 a RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 02 Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kupang Kelas/Semester : XI MIA / Ganjil Mata Pelajaran : Kimia Materi Pokok : Sistem koloid Alokasi Waktu : 2 45 menit Tahun Ajaran : 2014/2015 C. Kompetensi Inti (KI) KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI - : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI - 4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

D. Kompetensi Dasar dan Indikator KI 1 KD dari KI 1 Indikator 1.2 Menyadari adanya keteraturan 1.1.5 Berdoa sebelum dan sesudah dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, larutan dan koloid sebagai wujud pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 1.1.6 Bersyukur adanya keteraturan kebesaran Tuhan YME dan dari system koloid sebagai wujud pengetahuan tentang adanya kebesaran Tuhan Yang Maha Esa keteraturan tersebut sebagai hasil 1.1.7 Menyadari bahwa adanya pemikiran kreatif manusia yang keteraturan dari system koloid kebenarannya bersifat tentatif. sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 1.1.8 Menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh bersifat tentatif. KI 2 KD dari KI 2 Indikator 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah 2.1.4 Menunjukan rasa ingin tahu (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, dalam melakukan praktikum, jujur, objektif, terbuka, mampu diskusi dan mengerjakan tugas. membedakan fakta dan opini, ulet, 2.1.5 Menunjukkan perilaku jujur teliti, bertanggung jawab, kritis, dalam mengerjakan kuis, kreatif, inovatif, demokratis, melakukan praktikum dan komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi mengerjakan tugas 2.1.6 Menunjukkan sikap tanggung yang diwujudkan dalam sikap seharihari. jawab dalam melakukan praktikum, diskusi dan 2.4 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. mengerjakan tugas 2.4.1 Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas 2.5 Menunjukkan perilaku responsifdan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. 2.5.1 Menunjukkan sikap pro- aktif dalam melakukan praktikum, diskusi dan mengerjakan tugas KI 3 KD dari KI 3 Indikator 3.15 Mengelompokkan sifat-sifat koloid 3.15.1 Mengelompokkan sifat-sifat dan penerapannya dalam koloid kehidupan sehari-hari 3.15.2 Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan disekitar. 3.15.3 Menjelaskan perananan koloid dalam kehidupan sehari-hari.

KI 4 KD dari KI 4 Indikator 4.15 Mengajukan ide/gagasan untuk 4.15.6 Melakukan percobaan tentang memodifikasi pembuatan koloid sifat-sifat koloid. berdasarkan pengalaman 4.15.7 Mengamati dan mencatat data membuat beberapa jenis koloid. hasil percobaan tentang sifatsifat koloid. 4.15.8 Menganalisis data hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid 4.15.9 Menyajikan hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid 4.15.10Menyimpulkan hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid I. Tujuan Pembelajaran 3. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan siswa mampu: a) Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. b) Bersyukur adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa c) Menyadari bahwa adanya keteraturan dari sistem koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa d) Menyadari bahwa pengetahuan yang diperoleh bersifat tentative 4. Selama dan setelah proses pembelajaran siswa mampu menunjukkan sikap: a) Menunjukkan perilaku jujur dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas b) Menunjukkan perilaku bertanggungjawab dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas c) Menunjukkan sikap kerja sama dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas d) Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas e) Menunjukkan sikap pro- aktif dalam melakukan praktikum,diskusi dan mengerjakan tugas 5. Setelah proses pembelajaran siswa mampu: a) Menjelaskan konsep sistem koloid

b) Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati dan koloid berdasarkan gambar dan berdasarkan sifat-sifat dari suatu larutan c) Menyebutkan contoh dari larutan sejati, suspense kasar dan koloid dalam kehidupan sehari-hari d) Menjelaskan fase terdispersi dan medium pendispersi e) Menyebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi dari beberapa jenis koloid f) Mengelompokan jenis-jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersi. g) Mengelompokkan sifat-sifat koloid h) Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan disekitar. i) Menjelaskan perananan koloid dalam kehidupan sehari-hari. 6. Setelah melakukan proses pembelajaran siswa mampu: a. Melakukan percobaan tentang sifat-sifat koloid. b. Mengamati dan mencatat data hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid. c. Menganalisis data hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid d. Menyajikan hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid e. Menyimpulkan hasil percobaan tentang sifat-sifat koloid J. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat koloid K. Metode Pembelajaran 1. Metode : Diskusi, tanya jawab,ceramah dan demonstrasi. 2. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Scientific L. Media, Alat dan Sumber Belajar a. Media berupa lembar kerja dan bahan praktikum b. Alat berupa perangkat pembelajaran dan alat praktikum c. Sumber belajar Sudarmo Unggul.2013.KIMIA untuk SMA/MA kelas XI.Jakarta:Erlangga Buku kimia, sumber lain yang relevan Internet

M. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran Waktu Pendahuluan Guru Menyampaikan salam (selamat pagi atau selamat siang). 10 menit Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru menyampaikan aspek yang dinilai selama dan setelah pembelajaran Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Guru memotivasi peserta didik dengan menganalogikan peristiwa yang ada dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan pertanyaan pernahkah kalian melihat sorot lampu mobil atau motor pada malam yang berkabut? Atau pernahkah kalian melihat berkas sinar matahari melalui celah daun pohon atau pada celah jendela kamar pada pagi hari yang berkabut? Inti Mengamati Guru mendemonstrasikan salah satu sifat koloid yaitu efek tyndall dengan mengarahkan senter pada larutan gula dan air dan susu dengan air 75 menit Guru meminta siswa untuk mengamati demonstrasi tersebut. Guru menjelaskan secara garis besar mengenai materi sifatsifat koloid Menanya Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai demonstrasi tersebut. Pertanyaan yang diharapkan mengapa larutan gula tidak dapat menghamburkan cahaya sedangkan larutan susu dapat menghamburkan cahaya? Dari

pertanyaan yang muncul guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS yang telah dibagikan Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan menggunakan literature atau buku sumber yang ada. Guru membagi siswa secara heterogen kedalam kelompokkelompok belajar yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Guru membagi LKS dan bahan ajar kesetiap kelompok Guru menilai sikap rasa ingin tahu siswa dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan dan dalam mencari sumber. Mencoba Siswa mulai melakukan percobaan tentang sifat-sifat koloid. Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan tentang sifat-sifat koloid (siswa diharapkan aktif dalam melakukan percobaan) Guru membimbing siswa dalam mengumpulkan data (siswa diharapkan jujur dan bekerja sama dalam mengumpulkan data) Guru membimbing siswa mencatat hasil percobaan (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mencatat data hasil pengamatan) Guru menilai keterampilan siswa dalam melakukan praktikum Mengasosiasi Siswa mulai menganalisis tentang sifat-sifat koloid menggunakan bahan ajar yang dibagikan dan buku sumber lainnya. Membimbing siswa mengolah data hasil pengamatan tentang sifat-sifat koloid (siswa diharapkan menunjukkan perilaku jujur dalam mengolah data hasil pengamatan) Membimbing siswa menganalisis data pengamatan (siswa diharapkan dapat bekerja sama dan aktif dalam menyelesaikan soal-soal LKS)

Membimbing siswa menyimpulkan pengamatan tentang sifatsifat koloid Mengkomunikasikan Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi tentang sifat-sifat koloid (siswa diharapkan dapat bertanggung jawab mempresentasikan data hasil pengamatan dan menggunakan bahasa yang baku dalam mempresentasikan hasil diskusi dan bekerja sama dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain) Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok yang mempresentasikan. Menilai Guru membimbing siswa untuk mereview hasil diskusi Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusi. Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang berkinerja baik dan memberikan motivasi kepada kelompok yang belum berkinerja baik Guru memberikan kuis (terlampir) Penutup Guru membimbing siswa membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran Guru memberikan soal tugas pribadi (terlampir) dan tugas kelompok untuk membuat laporan. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Guru meminta salah satu peserta didik untuk memimpin doa.

N. Penilaian Hasil Belajar No Aspek Teknik Bentuk instrument 1 Sikap aspek spiritual 2 Sikap aspek social Observasi dan angket Observasi, kegiatan diskusi kelompok i. Lembar observasi penilaian sikap spiritual ii. Lembar angket penilaian diri sikap spiritual c. Lembar observasi sikap sosial d. Lembar angket penilaian diri sikap social 2 Pengetahuan Penugasan, test tertulis c. Soal penugasan individu d. Soal kuis 3 Keterampilan Keterampilan praktikum dan Presentasi hasil praktikum kelompok b. Lembar penilaian laporan c. Lembar penilaian presentasi d. Lembar penilaian proses

Lampiran 03 b SIFAT-SIFAT SISTEM KOLOID RPP 02 I. Sifat Sifat Koloid A. Efek Tyndall Cara yang paling mudah untuk membedakan suatu campuran merupakan larutan, koloid atau suspensi adalah menggunakan sifat Efek Tyndall. Jika seberkas cahaya dilewatkan melalui suatu sistem koloid, berkas cahaya tersebut kelihatan dengan jelas. Hal itu disebabkan penghamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid. Gejala seperti itulah yang disebut efek Tyndall koloid. Istilah Efek Tyndalll didasarkan pada nama penemunya, yaitu Jhon Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Jhon Tyndall berhasil menerangkan bahwa langit berwarna biru disebabkan oleh penghamburan cahaya pada daerah panjang gelombang biru oleh sistem koloid berupa partikel-partikel oksigen dan nitrogen di udara. Berbeda jika berkas cahaya dilewatkan melalui suatu larutan, nyatanya berkas cahaya seluruhnya dilewatkan. Akan tetapi, jika berkas cahaya tersebut dilewatkan melalui suatu suspensi, berkas cahaya tersebut seluruhnya tertahan dalam suspensi tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengamati Efek Tyndall ini antara lain : 1) Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut. 2) Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap, berdebu. 3) Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut. Gambar 9: EfekTyndall

B. Gerak Brown Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya. Jika di amati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerek terus menerus dengan gerak patah-patah (zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut Gerak Brown. Gerak Brown ditemukan oleh seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris, Robert Brown (1773-1858) pada tahu 1827. Gerak Brown terjadi dengan akibat tumbukan tidak seimbang dari molekulmolekul medium terhadap partikel koloid. Dalam suspensi tidak terjadi gerak Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak Brown tetapi tidak dapat diamati. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus-menerus, maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya garvitasi, sehingga tidak mengalami sedimentasi. Gambar 10 : Model dari Gerak Brown C. Elektroforesis Koloid ada yang netral dan ada yang bermuatan listrik. Jika partikel-partikel kolid dapat bergerak dalam medan listrik, berarti partikel koloid tersebut bermuatan listrik. Jika sepasang elktrode dimasukan dalam sistem koloid, partikel koloid yang bermuatan positif akan menuju elektrode negatif (katode) dan partikel koloid yang bermuatan negatif akan menuju elektrode positif (anode). Pergerakan partikelpartikel koloid dalam medan listrik ke masing-masing elektrode disebut elktroforesis. Dengan demikian, elektroforesis dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid. Pada sel elktroforesis, partikel-partikel koloid akan dinetralkan muatannya, dan digumpalkan di bawah masing-masing elektrode. Disamping untuk menentukan muatan suatu partikel koloid, elektroforesis digunakan pila dalam industri, misalnya

pembuatan sarung tangan dari karet. Pada pembuatan sarung tangan ini, getah karet diendapkan dalam cetakan berbentuk tangan secara elektroforesis. Elktroforesis juga digunakan untuk mengurangi pencemaran udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik. Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Frederick Cottrell (1877-1948) dari Amerika Serikat. Metode ini dikenal dengan Metode Cottrell. Cerobong asap pabrik dilengkapi dengan suatu pengendap listrik (pengendap Cottrell), berupa lempengan logam yang diberi muatan listrik yang akan menggumpalkan partikel-partikel koloid dalam asap buangan. D. Absorbsi Gambar 11: Elektroforesis Suatu partikel koloid akan bermuatan listrik apabila terjadi penyerapan ion pada permukaan partikel koloid tersebut. Contohnya, koloid Fe(OH) 3 dalam air akan menyerap ion H + sehingga bermuatan positif, sedangkan koloid As 2 S 3 akan menyerap ion-ion negatif. Peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap ion-ion negatif. Peristiwa ketika permukaan suatu zat dapat menyerap zat lain disebut.absorbsi. berbeda dengan absorbsi pada umumnya, yang penyerapannya hanya sampai ke bagian dalam di bawah permukaan suatu zat, pada koloid mempunyai kemampuan mengabsorbsi ion-ion. Hal itu terjadi karena koloid tesebut mempunyai permukaan yang sangat luas. Gambar 12 : Absorbsi Sifat absorbsi partikel-partikel koloid ini dapat dimanfaatkan, misalnya sebagai berikut:

1) Pemutihan Gula Pasir Gula pasir yang masih kotor (berwarna coklat) diputihkan dengan cara absorbsi. Gula yang masih kotor dilarutkan dalam air panas, lalu dialirkan melalui sistem koloid, berupa mineral halus berpori atau arang tulang. Kotoran gula akan diabsorbsi oleh mineral halus berpori atau arang tulang sehingga diperoleh gula berwarna putih. 2) Pewarnaan Serat Wol, Kapas atau Sutera Serat yang akan diwarnai dicampurkan dengan garam Al 2 (SO 4 ) 3, lalu dicelupkan dalam larutan zat warna. Koloid Al(OH) 3 yang terbentuk karena Al 2 (SO 4 ) 3 terhidrolisis akan mengabsorbsi zat warna. 3) Penjernihan Air Air keruh dapat dijernihkan dengan menggunakan tawas (K 2 SO 4 Al 2 (SO 4 ) 3 ) yang ditambahkan ke dalam air keruh. Koloid Al(OH) 3 yang terbentuk akan mengabsorbsi, menggumpalkan dan mengendapkan kotoran-kotoran dalam air. 4) Obat Serbuk karbon (norit), yang dibuat dalam bentuk pil atau tablet, jika diminum dapat menyembuhkan sakit perut dengan cara absorbsi. Dalam usus, norit dengan air akan membentuk sistem koloid yang mampu mengabsorbsi dan membunuh bakteri-bakteri berbahaya yang menyebabkan sakit perut. 5) Alat Pembersih (Sabun) Membersihkan benda-benda dengan mencuci memakai sabun didasarkan pada prinsip absorbsi. Buih sabun mempunyai permukaan yang luas sehingga mampu mengemulsikan kotoran yang melekat pada benda yang dicuci. 6) Koloid Tanah Liat Menyerap Koloid humus. Koloid tanah dapat mengabsorbsi koloid humus yang diperlukan tumbuh-tumbuhan sehingga tidak terbawa oleh air hujan.

E. Koagulasi Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid. Proses koagulasi ini terjadi akibat tidak stabilnya sistem koloid. Sistem koloid stabil jika muatan pada sistem koloid tersebut dilucuti dengan cara menetralkan muatannya, koloid tersebut menjadi tidak stabil lalu terkoagulasi (menggumpal). Koagulasi dengan cara menetralkan muatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara berikut: 1) Penambahan Zat Elektroli Jika pada suatu koloid bermuatan ditambahkan zat elktrolit, koloid tersebut akan terkogulasi. Contohnya, lateks (koloid karet) jika ditambah asam asetat, lateks akan menggumpal. Dalam koagulasi ini ada zat elektrolit yang lebih efisien untuk mengkoagulasi koloid bermuatan, yaitu sebagai berikut: (a) Koloid bermuatan positif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion negatifnya lebih besar. Contohnya: koloid Fe(OH) 3 adalah koloid bermuatan positif, lebih mudah digumpalkan oleh H 2 SO 4 daripada HCl. (b) Koloid bermuatan negatif lebih mudah dikoagulasikan oleh elektrolit yang muatan ion positifnya lebih besar. Contohnya, koloid As 2 S 3 adalah koloid bermuatan negatif, lebih mudah digumpalkan oleh BaCl 2 dari pada NaCl. 2) Mencampurkan Koloid yang Berbeda Muatan Jika dua koloid yang berbeda muatan dicampurkan, kedua koloid tersebut akan terkoagulasi. Hal itu disebabkan kedua koloid saling menetralkan sehingga terjadi gumpalan. Contohnya, campuran koloid Fe(OH) 3 dengan koloid As 2 S 3. Selain koagulasi yang disebabkan adanya pelucutan muatan koloid seperti di atas, ada lagi proses koagulasi dengan cara mekanik, yaitu melakukan pemanasan dan pengadukan terhadap suatu koloid. Contohnya dalam pembuatan lem kanji. Sol kanji dipanaskan sampai membentuk gumpalan yang disebut lem kanji. F. Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Kita mengenal dua jenis sol, yaitu sol liofil dan sol liofob. Sol liofil adalah sol yang zat terdispersinya akan menarik dan mengabsorbsi molekul mediumnya. Sol liofob ialah sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak mengabssorbsi molekul medimunya. Jika sol tersebut menggunakan air sebagai medium, berarti kedua jendi kolid tersebut adalah sol hidrofil dan sol hidrofob. Contoh koloid hidrofil adalah kanji, protein, sabun, agar-agar, detergen dan gelatin. Contoh koloid hidrofob adalah solsol sulfida, sol-sol logam, sol belerang dan sol Fe(OH) 3. G. Dialisis Untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid pada proses pembuatan koloid, dilakukan penyaringan ion-ion tersebut dengan menggunakan membran semipermiabel. Proses penghilangan ion-ion pengganggu dengan cara menyaring menggunakan membran/selaput semipermiabel disebut dialisis. Proses dialisis tersebut adalah sebagai berikut; koloid dimasukkan dalam sebuah kantong yang terbuat dari selaput semipermiabel. Selaput ini hanya dapat melewatkan molekul-molekul air dan ion-ion, sedangkan partikel koloid tidak dapat dilewat. Jika kantong berisi koloid tersebut dimasukkan dalam sebuah tempat berisi air yang mengalir, ion-ion pengganggu akan menembus selaput bersama-sama dengan air. prinsip dialisis ini digunakan dalam proses pencucian darah orang yang ginjalnya tidak berfungsi lagi. Gambar 13 : Dialisis H. Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada sistem koloid lainnya agar diperoleh koloid yang stabil. Untuk sistem koloid yang kurang

stabil, perlu ditambahkan suatu koloid yang dapat melindungi agar tidak terkoagulasi. Koloid pelindung ini akan membungkus atau membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang dilindungi. Koloid pelindung ini sering digunakan pada sistem koloid tinta, cat, es krim dan sebagainya agar partikel-partikel koloidnya tidak menggumpal. Koloid pelindung yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi disebut emulgator (zat pengemulsi). Contohnya, susu yang merupakan emulsi lemak dalam air, emulgatornya adalah kasein (suatu protein yang dikandung air susu). Sabun dan detergen juga termasuk koloid pelindung dari emulsi antara minyak dengan air. I. Sistem Koloid dalam Pengolahan Air Air sungai merupakan koloid yang terbentuk dari tanah liat yang terdispersi di dalam air. Pengolahan air sungai menjadi air bersih dapat dilakukan melalui tahaptahap sebagai berikut: 1) Penggumpalan Proses penggumplan (koagulasi) dilakukan dengan menggunakan tawas (Kal(SO 4 ) 2 ), PAC (Poly Aluminium Chloride), dan Al 2 (SO 4 ) 3. Senyawa-senyawa tersebut dapat menghasilkan koloid Al(OH) 3 yang akan mengadsorpsi pengotor tanah dan menggumpalkannya sehingga terbentuk endapan. 2) Proses Penyaringan Setelah terjadi penggumpalan, kemudian dilakukan proses penyaringan menggunakan penyaring. Penyaring terdiri atas lapisan pasir, kerikil dan ijuk. 3) Proses Adsorpsi Adsorbsi atau penjerapan kotoran menggunakan koloid Al(OH) 3 terjadi pada tahap awal. Jika terdapat ion Fe 2+, ion tersebut terlebih dahulu dioksidasi menajdi ion Fe 3+ menggunakan kaporit. Setelah itu baru proses adsorbsi dapat dilakukan menggunakan Al(OH) 3, karbon aktif seperti besi dan sisa kaporit yang berlebih. 4) Proses Desinfeksi Penambahan kaporit bertujuan membunuh kuman-kuman. Kaporit juga berperan sabagai oksidator, dapat ditambahkan sebelum

penggumpalan. Kaporit ini menimbulkan bau unsur klorin yang kurang sedap sehingga digunakan karbon aktif untuk menjerap klorin tersebut. Gambar 14: Proses Penjernihan Air Lampiran 03 c LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 02 I. Judul Praktikum : Sifat-Sifat Koloid Sifat efek tyndall Sifat adsorpsi (penjernihan air menggunakan tawas) II. Tujuan : Untuk mengetahui beberapa sifat-sifat koloid (efek tyndall dan adsorpsi)? III. Alat dan Bahan : Gelas kimia, tabung reaksi dan rak, silinder ukur, larutan gula,larutan sabun, minuman cocacola, dan susu dan tawas IV. Prosedur Kerja A. Efek Tyndall 1. Siapkanlah 4 tabung reaksi besar yang bersih, kemudian isilah dengan larutan-larutan berikut masing-masing setinggi kira-kira 5 cm seperti berikut ini : Gelas kimia 1 dengan larutan gula Gelas kimia 2 dengan larutan sabun (air sabun) Gelas kimia 3 dengan minuman cocacola Gelas kimia 4 dengan susu