BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penetian 4.1.1 Sejarah Perusahaan AJB Bumiputera 1912 berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasannya pertama kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian terealisasi menjadi badan usaha sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang, 12 Februari 1912. 4.1.2 Visi dan Misi VISI DAN MISI PT.BUMIPUTERA 1912 A. Visi PT. Bumiputera 1912 menjadi perusahaan jiwa nasional yang kuat, modern dan menguntungkan didukung oleh Sumber Daya Manusia ( SDM ) profesional yang menjunjung tinggi nilai nilai idealisme serta mutualisme. 57
B. Misi 1. Menyediakan pelayanan dan produk asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan nasional yang melalui peningkaatan kesejahteraan masyarakat indonesia. 2. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan produktivitas dan peningkatan kesejahteraan, dalam kerangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis. 3. Mendorong terciptanya iklim kerja yang motivatif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien. 4.2 Pengujian Instrumen Penelitian Guna mengukur aspek-aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur yang reliabel dan valid sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak menyimpang dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya. Apabila variabel penelitian dimaksud diungkap lewat alat ukur yang realibitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulan penelitian tidak sepenuhnya dapat dipercaya. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur serta mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap. Sementara hasil penelitian yang valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Ketentuan suatu instrumen dikatakan valid apabila syarat minimum terpenuhi, yaitu kalau koefisien korelasi > 0,3. Jadi korelasi antara butir dengan 58
skor total kurang dari 0,3, maka butir dalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2007: 49). Di samping itu validitas instrumen juga perlu diuji secara statistik, yaitu dengan melihat tingkat signifikansi untuk masing-masing instrumen. Dalam hal ini digunakan Pearson s product moment coefficient of correlation (Riduan dan Santosa 2010: 80) Sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan alpha cronbach, dimana suatu intrumen dikatakan reliabel atau andal apabila memiliki koefisien keandalan atau reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih (Sekaran, 2006: 101). Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Untuk uji reliabilitas digunakan teknik Alpha Cronbach, suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliable) apabila memiliki koefisien kehandalan atau α sebesar 0,6 atau lebih.. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dan diujikan pada 40 orang responden sesuai sampel penelitian. Hasil selengkapnya pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: 59
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1.1 Insentif (X) Tabel 4.1: Uji Validitas Variabel Insentif Variabel Nomor Pertanyaan Nilai r r-kritis Kesimpulan Nomor 1 0.607 Valid Nomor 2 0.812 Valid Nomor 3 0.739 Valid Nomor 4 0.465 Valid Nomor 5 0.573 Valid Nomor 6 0.606 Valid Nomor 7 0.709 Valid Nomor 8 0.573 Valid Nomor 9 0.505 Valid Nomor 10 0.703 Valid 0,3 Nomor 11 Insentif 0.659 Valid Nomor 12 0.827 Valid Nomor 13 0.502 Valid Nomor 14 0.607 Valid Nomor 15 0.812 Valid Nomor 16 0.607 Valid Nomor 17 0.812 Valid Nomor 18 0.652 Valid Nomor 19 0.634 Valid Nomor 20 0.543 Valid Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach's 0.941 0.5 Reliabel Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel bebas (X) menunjukkan semua item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilia r-kritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik. 60
Sedangkan untuk pengujian reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.941 untuk variable Insentif (X). Nilai koefisien reliabilitas ini lebih besar dari nilai patokan yakni sebesar 0.5 atau 0.6. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel Insentif tersebut dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan kata lain instrument yang digunakan tersebut telah menunjukkan kekonsistenan pengukuran pada semua respondennya (semua responden telah menginterpretasikan pertanyaan instrumen dengan benar). 4.2.1.2 Kinejra Karyawan( Y ) Tabel 4.2: Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan Variabel Kinerja Karyawan Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach's Nomor Pertanyaan Nilai r r-kritis Kesimpulan Nomor 1 0.709 Valid Nomor 2 0.700 Valid Nomor 3 0.701 Valid Nomor 4 0.671 Valid Nomor 5 0.342 Valid Nomor 6 0.529 Valid Nomor 7 0.615 Valid Nomor 8 0.492 Valid Nomor 9 0.671 Valid Nomor 10 0.631 Valid 0,3 Nomor 11 0.709 Valid Nomor 12 0.700 Valid Nomor 13 0.701 Valid Nomor 14 0.671 Valid Nomor 15 0.342 Valid Nomor 16 0.700 Valid Nomor 17 0.701 Valid Nomor 18 0.709 Valid Nomor 19 0.700 Valid Nomor 20 0.701 Valid 0.922 0.5 Reliabel 61
Hasil pengujian validitas untuk item-item pertanyaan yang digunakan dalam mengukur variabel Kinerja Karyawan, menunjukkan dari dua puluh item atau pertanyaan yang digunakan, semuanya telah mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari nilai r-kritis yang ditentukan yakni 0.3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ke-dua puluh item pertanyaan yang digunakan tersebut telah menunjukkan tingkat ketepatan yang cukup baik dan dapat digunakan untuk mengukur variabel Kinerja Karyawan. Sedangkan untuk pengujian reliabilitas menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0.922. Nilai koefisien reliabilitas ini lebih besar dari nilai patokan yakni sebesar 0.5 atau 0.6. Dengan demikian instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel Kinerja Karyawan tersebut dinyatakan memiliki reliabilitas yang tinggi. Dengan kata lain instrument yang digunakan tersebut telah menunjukkan kekonsistenan pengukuran pada semua respondennya (semua responden telah menginterpretasikan pertanyaan instrumen dengan benar). 4.2.2 Pengujian Asumsi Normalitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linear baik sederhana maupun berganda adalah data variable dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, dilakukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut : H 0 H 1 : Data variable dependen berdistribusi normal : Data variable dependen tidak berdistribusi normal : 5% 62
Kriteria uji : Tolak Ho jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari, terima dalam hal lainnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS dan didapat hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Insentif Kinerja Karyawan N 40 40 Normal Parameters a Mean 5.63584E1 57.78248 Std. Deviation 1.302208E1 12.747716 Most Extreme Differences Absolute.127.123 Positive.127.113 Negative -.110 -.123 Kolmogorov-Smirnov Z.802.780 Asymp. Sig. (2-tailed).541.578 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data primer diolah, 2012 (terlampiran) Berdasarkan tabel 4.3 dijelaskan bahwa besarnya nilai Kolmogorov- Smirnov adalah 0.802 (X ), 0.780 (Y) dan tidak signifikan secara statistik variabel X = (0,541), sedangkan untuk variabel Y = (0,578) dan atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. 63
Dari hasil pehitungan diatas, diperoleh nilai signifikansi variabel X = (0,541), sedangkan untuk variabel Y = (0,578). Nilai ini jauh lebih besar dari nilai sebesar 0.05 sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data variable kepuasan konsumen berdistribusi normal. Asumsi ini juga diperkuat dengan hasil plot data yang memperlihatkan data menyebar di sekitar garis lurus sehingga dapat disimpulkan data berdistribusi normal. 4.3 Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan uji asumsi normalitas dan ternyata dipenuhi, tahap selanjutnya dilakukan pemodelan data dengan menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis dengan SPSS ditampilkan sebagai berikut : Model Tabel 4.4: Hasil Analsis Regresi Linier Sederhana Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.889 4.836 2.251.030 T Sig. Insentif.832.084.850 9.945.000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Data primer diolah, 2012 Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh persamaan sebagai berikut: Ŷ = 10.889+0.832X Dari model tersebut dapat diinterpretasikan hal-hal sebagai berikut : 1. Jika tidak terdapat hubungan atau pengaruh dari variable-variabel bebas dalam model (pengaruhnya tidak signifikan), maka rata-rata Kinerja Karyawan adalah sebesar 10. 889 satuan. 64
2. Terdapat pengaruh yang positif Insentif terhadap Kinerja Karyawan. Setiap kenaikan variable Insentif sebesar satu-satuan akan menyebabkan kenaikan variable Kinerja Karyawan sebesar 0.832 kali. 4.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis ini diuji dengan menggunakan uji F dan uji t. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel Insentif terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bumi Putra Gorontalo, baik secara simultan maupun secara parsial. 4.3.2 Pengujian Secara Keseluruhan ( Overall Test) Setelah diperoleh model persamaan regresi taksiran maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian signifikansi koefisien regresi secara bersama-sama (Testing The Overall Significance of Regression). Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji F. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis H 0 : 0 1 0 H 1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah 0 2. Taraf signifikansi (α ) = 0,05 3. Statistik Uji i F JK Re gresi / k JK Re sidu / n k 1 4. Kriteria pengujian : Tolak Ho jika F hitung > F {α;(k-1,n-k-1)} atau p-value α. Terima Ho dalam hal lainya. 65
Tabel 4.5 Hasil Uji Overall Test ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 4578.643 1 4578.643 98.912.000 a Residual 1759.023 38 46.290 Total 6337.666 39 a. Predictors: (Constant), Insentif b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Dari hasil diatas kita memperoleh nilai F-hitung sebesar 98.912 dengan p- value (nilai sig.) sebesar 0.000. Nilai ini jauh lebih kecil dari 0,05 yang berarti H 0 ditolak dan menerima H 1. Dengan demikian, pada taraf keyakinan 95% dapat disimpulkan bahwa secara simultan/keseluruhan, koefisien model regresi adalah signifikan. Atau dengan kata lain model yang diperoleh sudah fit (cocok) dengan data. 4.3.2 Pengujian Secara Parsial (t-test) Untuk keperluan ini dilakukan pengujian koefisien regresi secara individual (Testing Individual Regression Coefficient). Rumusan hipotesisnya dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. H 0 : i = 0 dimana i = 0,1,2 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yang ke-i terhadap variabel dependen) H 1 : i 0 dimana i = 0,1,2 (Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen yang ke-i terhadap variabel dependen) 2. Taraf signifikansi α = 0.05 ˆ 1 3. Statistik Uji : t1 Se ˆ 66
4. Kriteria Uji : Tolak Ho jika nilai thitung t atau p-value tabel α/2 (uji 2 pihak) terima dalam hal lainnya. Tabel 4.6: Pengujian Secara Parsial (t-test) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 10.889 4.836 2.251.030 Insentif.832.084.850 9.945.000 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber: Data primer diolah, 2012 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t-hitung untuk variabel Insentif sebesar 9.945 dengan p-value sebesar 0.000. Nilai p-value ini lebih kecil dari nilai signifikansi 1%, maupun 5% sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Insentif mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dalam menentukan Kinejra Karyawan di PT. Bumi Putra Gorontalo pada tingkat kepercayaan 99%. 4.3.3 Pengujian dan Interpretasi Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independen dalam menjalankan perubahan pada variabel dependen secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya nilai R 2 berkisar antara 0< R 2 <1. Jika nilai R 2 semakin mendekati satu maka model yang diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Berdasarkan hasil estimasi model persamaan regresi yang telah dilakukan diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R 2 sebagai berikut : 67
Tabel 4.7: Pengujian Interpretasi Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.850 a.722.715 6.803681 a. Predictors: (Constant), Insentif b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Model Dari hasil diatas diperoleh nilai R-Square sebesar 0,722. Nilai ini berarti bahwa sebesar 72,2 % variabilitas mengenai Kinerja Karyawan di PT. Bumi Putra Gorontalo dapat diterangkan oleh variable-variabel bebas dalam model (Insentif), sedangkan sisanya sebesar 27,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak didesain dalam penelitian ini. Berikut adalah tabel yang menjelaskan keseluruhan hasil analisis regresi linier Sederhana: Variabel Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Standardized Coefficients ( β ) t hitung Sig. Keterangan Insentif (X) 0,850 9,945 0,000 Signifikan R R Square Adjusted R Square F hitung Sign. F F tabel Alpha = 0,850 = 0,722 = 0,715 = 98.912 = 0,000 = 0,99 = 0,05 Sumber: Data primer diolah, 2012 68
4.4 Pembahasan Penelitian PT. Bumi Putra Gorontalo dalam upaya meningkatkan Kinerja Karyawan pada kantor tersebut telah melakukan beberapa upaya, salah satu yang sangat harus diperhatian adalah Insentif sebab dengan insentif yang cukup sangat memberikan efek positif pada perkembangan Kinerja Karyawan itu sendiri, sehingga hal ini dapat menghasilkan perkembangan kinerja yang baikpula bagi PT. Bumi Putra Gorontalo dan secara otomatis dapat memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perkembangan perusahaan secara menyeluruh. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemeberian insentif yang diterapkan oleh PT. Bumi Putra Gorontalo berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Insentif ini memiliki pengaruh signifikan sebesar (t hitung = 9,945). Untuk dapat mengikuti segala perkembangan yang ada dan tercapainya tujuan suatu perusahaan maka perlu adanya suatu motivasi agar pegawai mampu bekerja dengan baik, dan salah satu motivasi itu adalah dengan memenuhi keinginan-keinginan pegawai antara lain: gaji atau upah yang baik, pekerjaan yang aman, suasana kerja yang kondusif, penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan, pimpinan yang adil dan bijaksana, pengarahan dan perintah yang wajar, organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat atau dengan mengupayakan insentif yang besarannya proporsional dan juga bersifat progresif yang artinya sesuai dengan jenjang karir, karena insentif sangat diperlukan untuk memacu kinerja para kinerja agar selalu berada pada tingkat tertinggi (optimal) sesuai kemampuan masing-masing. 69
Meskipun demikian usaha kantor perusahaan PT. Bumi Putra Gorontalo dalam meningkatkan Kinerja Karyawannya belumlah maksimal, Ada hal-hal yang lain yang belum mendapatkan perhatian dari kantor tersebut yang juga sangat berpengaruh pada bertumbuhnya Kinerja Karyawan yang baik, dari hasil analisis yang lebih jauh dan berdasarkan pendapat beberapa karyawan dilingkungn kantor PT. Bumi Putra Gorontalo yakni, masih banyak terdapat beberapa hal yang kurang dalam hal meningkatkan Kinerja Karyawan dan masih perlu diperbaiki antara lain: pemberian motivasi, kedisplinan serta peran pimpinan dalam memberikan arahan kepada karyawan untuk lebih displin dalam bekerja antara lain yaitu masih adanya karyawan yang terlambat baik kehadiran maupun dalam pelaksanaan kegiatan kerja, Banyak karyawan terutama bagian lapangan melanggar aturan kedisiplinan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan mulai datang terlambat hingga absen tanpa ijin. Tingginya tingkat absensi ini sering terjadi meskipun sudah banyak teguran, sanksi, bahkan ada pemecatan secara sepihak oleh perusahaan. Permasalahan di atas jelas sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas Kinerja Karyawan Kantor PT. Bumi Putra Gorontalo, sehingga Kantor PT. Bumi Putra Gorontalo perlu memperbaiki segala kekurangan tersebut dalam upaya peningkatan Kinerja Karyawan kantor PT. Bumi Putra Gorontalo dengan semaksimal mungkin. Berdasarkan hasil analisa menunjukkan penerapan Insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Dimana hasil analisis koefisien determinan (R-Square) sebesar 0,722 atau 72,2% hasil ini menunjukan bahwa 70
besarnya pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan sebesar 72,2%, dan sisanya sebesar 27,8% dipengaruhi oleh faktor lain seperti pemberian motivasi, kedisiplinan, kebijakan pimpinan, penghargaan dan lain-lain. Hasil uji hipotesis t hitung sebesar 9,945 > 2,776 (t tabel ). Hasil ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian H 1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan PT. Bumi Putra Gorontalo diterima dan Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil analisis koefisien determinan dan hasil uji hipotesis mendukung teori para ahli yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan terutama teori oleh Mathis & Jakson (2006) yang menyatakan bahwa insentif merupakan bentuk penghargaan nyata yang diterima karyawan kareha hasil pekerjaannya. Karyawan yang hasil kinerjanya baik tentu akan mendapatkan insentif yang sesuai, sehingga karyawan akan puas bila mendapatkan insentif dari perusahaan sesuai dengan kinerjanya. Selain itupula hasil penelitian di atas mendukung teori menurut Handoko (2001) yang mengemukakan insentif merupakan bentuk penghargaan yang diberikan oleh pimpinan kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang belaku di institusi pendidikan. Teori ini dapat dibuktikan oleh hasil penelitian karyawan yang mendapatkan insentif besar cenderung lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan yang mendapat insentif kecil. 71