PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai Tinjauan Umum Perencanaan

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

Oleh : Hissyam I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

BAB I. Perencanaan Atap

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

Tugas Besar Struktur Bangunan Baja 1. PERENCANAAN ATAP. 1.1 Perhitungan Dimensi Gording

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PARKIR UNISMA BEKASI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

LAMPIRAN I (Preliminary Gording)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO

BAB V ANALISIS PEMBEBANAN STRUKTUR. A. Spesifikasi Data Teknis Banguan

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

Transkripsi:

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : SUPRIYADI NIM : I 85 06 01 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 009 i

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: SUPRIYADI NIM : I 85 06 01 Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing PURNAWAN GUNAWAN, ST, MT NIP. 197079 19980 1 001 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 009 to user ii

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: SUPRIYADI NIM : I 85 06 01 Diperiksa dan disetujui : Dosen Pembimbing Dipertahankan didepan tim penguji: PURNAWAN GUNAWAN, ST, MT NIP. 197079 19980 1 001 1. PURNAWAN GUNAWAN,ST, MT.:... NIP. 195317 198601 1 001. Ir. SUPARDI,MT : NIP. 19550504 198003 1 003 3 ENDAH SAFITRI,ST,MT :... NIP. 197011 00003 001 Mengetahui, a.n. Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Sekretaris, Disahkan, Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP. 1959083 198601 1 001 Ir.SLAMET PRAYITNO, MT NIP. 195317 198601 1 001 Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS Ir. NOEGROHO DJARWANTI, MT NIP. 1956111 commit to 198403 user 007 iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iv v vi viii xiii xiv xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1. Maksud dan Tujuan.... 1 1.3 Kriteria Perencanaan... 1.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku... BAB DASAR TEORI.1 Dasar Perencanaan... 3.1.1 Jenis Pembebanan 3.1. Sistem Bekerjanya Beban 5.1.3 Provisi Keamanan... 6. Perencanaan Atap... 7.3 Perencanaan Tangga... 8.4 Perencanaan Plat Lantai... 10.5 Perencanaan Balok Anak... 11.6 Perencanaan Portal... 1.7 Perencanaan Pondasi... 13

BAB 3 RENCANA ATAP 3.1 Perencanaan Atap.. 15 3.1.1 Dasar Perencanaan... 15 3. Perencanaan Gording... 16 3..1 Perencanaan Pembebanan... 16 3.. Perhitungan Pembebanan... 17 3..3 Kontrol Terhadap Tegangan... 18 3..4 Kontrol terhadap lendutan... 19 3.3 Perencanaan Setengah Kuda-Kuda... 0 3.3.1 Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda... 0 3.3. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda... 0 3.3.3 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda... 3 3.3.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda... 7 3.4 Perencanaan Jurai... 8 3.4.1 Perhitungan Panjang Batang Jurai... 8 3.4. Perhitungan Luasan Jurai... 9 3.4.3 Perhitungan Pembebanan Jurai... 31 3.4.4 Perencanaan Profil Jurai... 35 3.5 Perencanaan Kuda-kuda Utama A... 36 3.5.1 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda... 36 3.5. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama... 37 3.5.3 Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama... 40 3.5.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama... 45 3.5.5 Perhitungan Alat Sambung... 46

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1 Uraian Umum... 50 4. Data Perencanaan Tangga... 50 4.3 Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan... 5 4.3.1 Perhitungan Tebal Plat Equivalent... 5 4.3. Perhitungan Beban.. 53 4.4 Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes. 54 4.4.1 Perhitungan Tulangan Tumpuan. 54 4.4. Perhitungan Tulangan Lapangan 56 4.5 Perencanaan Balok Bordes. 57 4.5.1 Pembebanan Balok Bordes. 57 4.5. Perhitungan Tulangan Lentur. 58 4.5.3 Perhitungan Tulangan Geser.. 58 4.6 Perhitungan Pondasi Tangga.. 60 4.5.1 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi... 61 4.5. Perhitungan Tulangan Lentur. 6 4.5.3 Perhitungan Tulangan Geser.. 63 BAB 5 PERENCANAAN PLAT 5.1 Perencanaan Plat Atap... 64 5. Perhitungan Beban Plat Atap.... 64 5.3 Perhitungan Momen... 65 5.4 Penulangan Plat Atap... 76 5.4.1 Penulangan Lapangan..... 77 5.4. Penulangan Tumpuan...... 78 5.5 Rekapitulasi Tulangan. 80 5.6 Perencanaan Plat Lantai... 81 5.7 Perhitungan Beban Plat Lantai.. 81 5.8 Perhitungan Momen... 8

5.9 Penulangan Plat Lantai.. 9 5.4.1 Penulangan Lapangan..... 9 5.4. Penulangan Tumpuan...... 93 5.10 Rekapitulasi Tulangan. 95 BAB 6 PERENCANAAN PORTAL 6.1 Perencanaan Portal 96 6.1.1 Dasar Perencanan..... 96 6.1. Perencanaan Pembebanan.. 97 6.1.3 Perhitungan Luas Equivalent untuk Pelat... 98 6. Perencanaan Balok Portal.... 99 6.3 Perhitungan Pembebanan Balok. 100 6.3.1 Perhitungan Pembebanan Balok Portal Memanjang... 100 6.3. Perhitungan Pembebanan Balok Portal Melintang... 104 6.4 Penulangan Balok.. 107 6.4.1 Perhitungan Tulangan Balok Memanjang.. 107 6.4. Perhitungan Tulangan Balok Melintang 110 6.5 Penulangan Kolom..... 113 6.5.1 Perhitungan Tulangan Lentur.... 113 6.5. Perhitungan Tulangan Geser... 114 6.6 Penulangan Sloof 115 6.6.1 Perhitungan Tulangan Lentur... 115 6.6. Perhitungan Tulangan Geser.. 117 BAB 7 PERENCANAAN PONDASI 7.1 Perencanaan Kapsitas Daya Dukung Pondasi... 11 7.7.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi... 11 7. Penulangan Pondasi... 1 7..1 Perhitungan Tulangan Lentur..... 1 7.. Perhitungan Tulangan commit Geser.. to user 13

BAB 8 REKAPITULASI 8.1 Konstruksi Kuda-kuda... 14 8. Tulangan Beton... 16 BAB 9 KESIMPULAN... 17 PENUTUP.. DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN-LAMPIRAN xvi xvii xviii

Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, Karena pendidikan merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap menghadapi perkembangan ini. Dalam hal ini bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan dalam merealisasikan hal tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja. 1.. Maksud Dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam bidang teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Bab 1 Pendahuluan

Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D III Jurusan Teknik Sipil memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya fikirnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung. 1.3. Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan 1). Fungsi Bangunan : Butik ). Luas Bangunan : 534 m 3). Jumlah Lantai : lantai 4). Tinggi Lantai : 4,0 m 5). Konstruksi Atap : a. Plat beton bertulang b. Rangka kuda-kuda baja 6). Penutup Atap : Genteng 7). Pondasi : Foot Plat b. Spesifikasi Bahan 1). Mutu Baja Profil : BJ 37 ). Mutu Beton (f c) : 30 MPa 3). Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos: 40 MPa. Ulir: 360 MPa. 1.4. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. Standart tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SKSNI T-15-1991-03). b. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983). c. Peraturan Pedoman Beton Bertulang Indonesia 1984 (PPBBI 1984). Bab 1 Pendahuluan

Tugas Akhir BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban-beban tersebut adalah : a. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : 1). Bahan Bangunan : a). Beton Bertulang... 400 kg/m 3 b). Pasir... 1800 kg/m 3 c). Beton biasa... 00 kg/m 3 ). Komponen Gedung : a). Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm... 11 kg/m - kaca dengan tebal 3 4 mm... 10 kg/m b). Penutup atap genteng dengan reng dan usuk... 50 kg/m c). Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal... 4 kg/m Adukan semen per cm tebal... 1 kg/m Bab Dasar Teori

Tugas Akhir b. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 1983).Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari : Beban atap... 100 kg/m Beban tangga dan bordes... 300 kg/m Beban lantai... 50 kg/m Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada Tabel.1: Tabel.1 Koefisien reduksi beban hidup Penggunaan Gedung PERUMAHAN / HUNIAN: Rumah sakit / Poliklinik PERTEMUAN UMUM : Ruang Rapat, R. Serba Guna, Musholla PENYIMPANAN : Perpustakaan, Ruang Arsip TANGGA : Rumah sakit / Poliklinik Sumber : PPIUG 1983 Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,90 0,90 0,75 Bab Dasar Teori

Tugas Akhir c. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup : 1.Dinding Vertikal a) Di pihak angin... + 0,9 b) Di belakang angin...- 0,4. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a a) Di pihak angin : a < 65... 0,0 a - 0,4 65 < a < 90... + 0,9 b) Di belakang angin, untuk semua a...- 0,4.1.. Sistem Kerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem kerjanya beban untuk elemen elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut; Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi. Bab Dasar Teori

Tugas Akhir.1.3. Provisi Keamanan Dalam pedoman beton 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (Æ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan, seperti diperlihatkan pada Tabel. dan Tabel.3 Tabel. Faktor Pembebanan U No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U 1.. 3. 4. 5. D, L D, L, W D, W D, Lr, E D, E 1, D +1,6 L 0,75 ( 1, D + 1,6 L + 1,6 W ) 0,9 D + 1,3 W 1,05 ( D + Lr ± E ) 0,9 ( D ± E ) Keterangan : D Beban mati W Beban angin L Beban hidup E Beban gempa Lr Beban hidup tereduksi Tabel.3 Faktor Reduksi Kekuatan Æ No GAYA Æ 1. Lentur tanpa beban aksial 0,80. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 0,80 3. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur 0,65 0,80 4. Geser dan torsi 0,60 5. Tumpuan Beton 0,70 Bab Dasar Teori

Tugas Akhir Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum : Beberapa persyaratan utama pada pedoman beton berdasar PPIUG 1983 adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding 0 mm b. Untuk balok dan kolom 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca 50 mm.. Perencanaan Atap a. Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : 1). Beban mati ). Beban hidup 3). Beban air b. Asumsi Perletakan 1). Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. ). Tumpuan sebelah kanan adalah Rol. c. Analisa tampang menggunakan peraturan PPBBI 1984. Dan untuk perhitungan dimensi profil rangka kuda kuda: a. Batang tarik P mak Fn s ijin Bab Dasar Teori

Tugas Akhir ( l 400kg / cm ) 1600kg / cm s ijin s 3 Fbruto 1,15 x Fn ( < F Profil ) Dengan syarat σ terjadi 0,75 σ ijin σ terjadi P mak 0.85. Fprofil b. Batang tekan λ lk i x E λ g π... dimana, σ leleh 400 kg/cm 0,7. σ λ s λ λ g leleh Apabila λs 1 ω 1 0,813 < λs < 1 ω 1,41 1,593 - λs λs 1 ω,381.l s kontrol tegangan : σ P maks. < s Fp.ω ijin 0,75.1600kg / cm.3. Perencanaan Tangga Untuk perhitungan penulangan tangga dipakai kombinasi pembebanan akibat beban mati dan beban hidup yang disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPUIG 1983 ) dan SK SNI T -15-1991-03 dan analisa struktur mengunakan perhitungan SAP 000. sedangkan untuk tumpuan diasumsikan sebagai berikut : a. Tumpuan bawah adalah Jepit. b. Tumpuan tengah adalah Jepit. c. Tumpuan atas adalah Jepit. Bab Dasar Teori

Tugas Akhir Perhitungan untuk penulangan tangga Mn Mu F Dimana Φ 0,8 fy M 0,85. f ' c Mn Rn b.d r 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø rb 0,85.fc æ 600. b. ç fy è 600+ fy r max 0,75. rb r min < r < r maks ö ø tulangan tunggal r < r min dipakai r min 0,005 As r ada. b. d M u M n dimana, f 0, 80 f f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c r 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø rb 0,85.fc æ 600. b. ç fy è 600+ fy r max 0,75. rb r min < r < r maks ö ø tulangan tunggal r < r min dipakai r min 0,005 As r ada. b. d Luas tampang tulangan As r xbxd Bab Dasar Teori

Tugas Akhir.4. Perencanaan Plat Lantai a. Pembebanan : 1). Beban mati ). Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan : jepit penuh c. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3. PPIUG. d. Analisa tampang menggunakan SK SNI T -15-1991-03 Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : 1. Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm. Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M u M n f dimana, f 0, 80 f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c r 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø rb 0,85.fc æ 600. b. ç fy è 600+ fy r max 0,75. rb r min < r < r maks ö ø tulangan tunggal r < r min dipakai r min 0,005 As r ada. b. d Luas tampang tulangan As r xbxd Bab Dasar Teori

Tugas Akhir.5. Perencanaan Balok Anak a. Pembebanan : 1). Beban mati ). Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan : sendi sendi c. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SKSNI T -15-1991-03. Perhitungan tulangan lentur : M u M n f dimana, f 0, 80 f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c r 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø rb 0,85.fc æ 600. b. ç fy è 600+ fy r max 0,75. rb ö ø r min < r < r maks tulangan tunggal 1,4 r < r min dipakai r min 0,0038 fy Perhitungan tulangan geser : f 0,60 V c 1 6 x f Vc0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser ) Bab Dasar Teori

Tugas Akhir Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) ( Av. fy. d) Vs ada s ( pakai Vs perlu ).6. Perencanaan Portal a. Pembebanan : 1). Beban mati ). Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan 1). Jepit pada kaki portal. ). Bebas pada titik yang lain c. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP 000. Perhitungan tulangan lentur : M u M n f dimana, f 0, 80 f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c r 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø 0,85.fc æ 600 rb ö. b. ç fy è 600+ fyø Bab Dasar Teori

Tugas Akhir r max 0,75. rb r min < r < r maks tulangan tunggal 1,4 r < r min dipakai r min 0,0038 fy Perhitungan tulangan geser : f 0,60 V c 1 6 x f Vc0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser ) Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada ( Av. fy. d) s ( pakai Vs perlu ).7. Perencanaan Pondasi a. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup. b. Analisa tampang menggunakan peraturan SKSNI T -15-1991-03. Perhitungan kapasitas dukung pondasi : s yang terjadi Vtot Mtot + A 1.b.L 6 σ tan ahterjadi < s ijin tanah...( dianggap aman ) Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur Mu ½. qu. t Bab Dasar Teori

Tugas Akhir f y m 0,85xf ' M Rn n bxd c r 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø rb 0,85.fc æ 600. b. ç fy è 600+ fy r max 0,75. rb ö ø r min < r < r maks tulangan tunggal 1,4 r < r min dipakai r min 0,0038 fy As r ada. b. d Luas tampang tulangan As r xbxd Perhitungan tulangan geser : Vu s x A efektif f 0,60 V c 1 6 x f Vc0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser ) Vu < Æ Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) ( Av. fy. d) Vs ada s ( pakai Vs perlu ) Bab Dasar Teori

BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1. Rencana Atap JL SK JL G KK N G KK JL SK JL Gambar 3.1 Rencana atap Keterangan : KK Kuda-kuda SK Setengah kuda-kuda JL Jurai Luar JD Jurai Dalam N Nok G Gording 3.1.1 Dasar Perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kuda commit : seperti to user tergambar. BAB 3 Rencana Atap

b. Jarak antar kuda-kuda :,5 m c. Kemiringan atap (a) : 30 d. Bahan gording : baja profil lip channels ( ). e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki (ûë). f. Bahan penutup atap : genteng. g. Alat sambung : baut-mur. h. Jarak antar gording :,569 m i. Bentuk atap : limasan. j. Mutu baja profil : Bj-37 fu 360 Mpa fy 40Mpa 3.. Perencanaan Gording 3..1 Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal kait ( ) 100 x 50 x 0 x,5 pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording 4,337 kg/m. f. t s,5 mm b. I x 85,088 cm 4. g. t b,5 mm c. I y 19,886 cm 4. h. Z x 17,018 cm 3. d. h 100 mm i. Z y 6,34 cm 3. e. b 50 mm Kemiringan atap (a) 30. Jarak antar gording (s),569 m. Jarak antar kuda-kuda utama (L),5 m. Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983, sebagai berikut : a. Berat penutup atap 50 kg/m. b. Beban angin 5 kg/m. c. Berat hidup (pekerja) 100 kg. d. Berat penggantung dan plafond commit 18 to kg/m user BAB 3 Rencana Atap

3.. Perhitungan Pembebanan a. Beban mati (titik) y x qx q qy Berat gording 4,337 kg/m Berat penutup atap,569 x 50 18,45 kg/m Berat plafon ( 1,5 x 18 ) 7 kg/m q 159,79 kg/m + q x q sin a 159,79 x sin 30 79,895 kg/m. q y q cos a 159,79 x cos 30 138,38 kg/m. M x1 1 / 8. q y. L 1 / 8 x 138,38 x (,5) 87,57 kgm. M y1 1 / 8. q x. L 1 / 8 x 79,895 x (,5) 50,56 kgm. b. Beban hidup y x px p py P diambil sebesar 100 kg. P x P sin a 100 x sin 30 50 kg. P y P cos a 100 x cos 30 86,603 kg. M x 1 / 4. P y. L 1 / 4 x 86,603 x,5 48,375 kgm. M y 1 / 4. P x. L 1 / 4 x 50 x,5 8,15 kgm. BAB 3 Rencana Atap

c. Beban angin TEKAN HISAP Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. Koefisien kemiringan atap (a) 30. 1) Koefisien angin tekan (0,0a 0,4) 0, ) Koefisien angin hisap 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) koef. Angin tekan x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) 0, x 5 x ½ x (,569+,569) 1,845 kg/m ) Angin hisap (W ) koef. Angin hisap x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) 0,4 x 5 x ½ x (,569+,569) -5,69 kg/m Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) 1 / 8. W 1. L 1 / 8 x 1,845 x (,5) 8,18 kgm. ) M x (hisap) 1 / 8. W. L 1 / 8 x -5,69 x (,5) -16,57 kgm. Tabel 3.1 Kombinasi gaya dalam pada gording Momen Beban Mati Beban Hidup Beban Angin Kombinasi Tekan Hisap Minimum Maksimum Mx 87,57 48,375 8,18-16,57 119,688 144,073 My 50,56 8,175 78,735 78,735 d. Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap tegangan Maximum Mx 144,073 kgm 14407,3 kgcm. My 78,735 kgm 7873,5 kgcm. σ æ Mxö ç è Zx ø æ Myö + ç è Zy ø BAB 3 Rencana Atap

æ14407,3ö ç è 17,018 ø æ 7873,5ö + ç è 6,34 ø 1505,586 kg/cm < σ ijin 1600 kg/cm Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx 119,688 kgm 11968,8 kgcm. My 78,735 kgm 7873,5 kgcm. σ æ Mxö ç è Zx ø æ Myö + ç è Zy ø æ11968,8ö ç è 17,018 ø æ 7873,5ö + ç è 6,34 ø 149,93 kg/cm < σ ijin 1600 kg/cm e. Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 100 x 50 x 0 x,5 E,1 x 10 6 kg/cm Ix 85,088 cm 4 Iy 19,886 cm 4 1 Zijin 5 1,5 cm 180 qx 0,799 kg/cm qy 1,384 kg/cm Px 50 kg Py 86,603 kg 4 3 5. qx. L Px. L Zx + 384. E. Iy 48. E. Iy 4 3 5.0,799.(5) 50.5 + 0,9 cm 6 6. 384.,1.10.19,886 48.,1.10.19,886 Zy 4 3 5. qy. L Py. L + 384. E. Ix 48. E. Ix 4 3 5.1,384.(5) 86,603.(5) + 6 6 384.,1 10.85,088 48.,1.10.85,088 0,373 cm Z Zx + Zy 0,9 + 0,373 0,179 commit cm to user BAB 3 Rencana Atap

z z ijin 0,995 1,5 cm aman! Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 100 x 50 x 0 x,5 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording. 3.3. Perencanaan Setengah Kuda-kuda 1 3 4 5 6 7 Gambar 3. Panjang Batang Setengah Kuda- kuda 3.3.1. Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam Tabel 3. dibawah ini : Tabel 3. Perhitungan panjang batang pada setengah kuda-kuda Nomer Batang Panjang Batang (m) 1,569,569 3 1,85 4,569 5,569 6,5 7,5 BAB 3 Rencana Atap

3.3.. Perhitungan luasan Setengah Kuda-kuda p JL G JL KK N KK SK C JL JL m n o j l k g i h d f e a b c C Gambar 3.3 Luasan Setengah Kuda-kuda Panjang pe Panjang eb Panjang pb Panjang df Panjang jl Panjang mo Panjang gi Panjang ac Panjang hb Panjang nh Panjang pn x,569 5,138 m 1,155 m pe + eb 6,93 m 4,45 m,5 m 1,115 m 3,3375 m 5,45 m ½.,569 + eb,44 m,569 m ½.,569 1,85 m a. Luas gica ½ hb.( gi + ac ) ½.,44 x ( 3,3375 + 5,45 ) 10,7 m BAB 3 Rencana Atap

b.luas moig c. Luas pmo ½ nh.( mo + gi ) ½.,569 x ( 1,115 + 3,3375 ) 5,7 m ½. mo x pn ½. 1,115 x 1,85 0,7 m p JL SK KK G N KK JL D JL a JL j g d m n o k h e b D l i f c Gambar 3.4. Luasan Plafon Panjang pe Panjang eb Panjang pb Panjang df Panjang jl Panjang mo Panjang gi Panjang ac Panjang hb Panjang hk Panjang pn x,5 4,45 m 1 m pe + eb 5,45 m 4,45 m,5 m 1,115 m 3,3375 m 5,45 m 1,115 m 1,115 m 1,115 m BAB 3 Rencana Atap

a. Luas giom b.luas gifd c. Luas jlig d.luas pmo ½. nh.( mo + gi ) ½. 1 x ( 1,115 + 3,3375),5 m ½ he.( gi + df ) ½. 1,115 x ( 3,3375 + 4,45 ) 4,33 m ½. hk x ( jl + gi ) ½.1,115 x (,5 + 3,3375 ) 3,10 m ½.. mo x pn ½. 1,115 x 1,115 0,6 m 3.3.3. Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording 4,337 kg/m Jarak antar kuda-kuda,5 m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil 5 kg/m P3 P R1 Ket : R1 dan R merupakan reaksi join P1 1 3 4 5 6 7 R P4 Gambar 3.5.Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat beban mati P5 BAB 3 Rencana Atap

1. Perhitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording Berat profil gording x Panjang Gording 4,337 x 3,3 14,398 kg b) Beban atap Luasan x Berat atap 10,7 x 50 536 kg c) Beban kuda-kuda ½ x Btg ( 1 + 6 ) x berat profil kuda kuda ½ x (,569 +,5) x 5 59,95 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 59,95 17,98 kg e) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 59,95 6,0 kg f) Beban plafon Luasan x berat plafon 4,33 x 18 77,97 kg ) Beban P a) Beban gording Berat profil gording x Panjang Gording 4,337 x,5 9,65 kg b) Beban atap Luasan x berat atap 5,7 x 50 86 kg c) Beban kuda-kuda ½ x Btg (1 + 3 + 4 +) x berat profil kuda kuda ½ x (,569 + 1,85 +,569 +,569) x 5 11,4 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 11,4 33,7 kg e) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 11,4 11,4 kg 3) Beban P 3 a) Beban atap Luasan x berat atap 0,7 commit x 50 to user 36 kg BAB 3 Rencana Atap

b) Beban kuda-kuda ½ x Btg ( + 4 + 5 ) x berat profil kuda kuda ½ x (,569 +,569 +,569) x 5 96,3375 kg c) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 96,3375 8,90 kg d) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 96,3375 9,64 kg 4) Beban P 4 a) Beban kuda-kuda ½ x Btg(6 + 3 + 7) x berat profil kuda kuda ½ x (,5 + 1,85 +,5 ) x 5 71,69 kg b) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 71,69 7,17 kg c) Beban plafon Luasan x berat plafon,5 x 18 40,05 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 71,69 1,51 kg 5) Beban P 5 a) Beban kuda-kuda ½ x Btg( 7 + 4 + 5) x berat profil kuda kuda ½ x (,5 +,569 +,569) x 5 9,04 kg b) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 9,04 9,1 kg c) Beban plafon Luasan x berat plafon 0,6 x 18 11,16 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 9,04 7,61 kg BAB 3 Rencana Atap

Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambug (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 ( kg ) P 1 536 14,398 59,95 6,0 17,98 77,97 71,7 750 P 86 9,65 11,40 11,4 33,7 --- 453,01 455 P 3 36 --- 96,3375 9,64 8,90 --- 170,88 175 P 4 --- --- 71,69 7,17 1,51 40,05 140,4 145 P 5 --- --- 9,04 9,1 7,61 11,16 140,0 140 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P, P 3, 100 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W3 W 5 W1 1 3 4 6 7 Gambar 3.6. Pembebanan setengah kuda-kuda utama akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. 1) Koefisien angin tekan 0,0a - 0,40 (0,0 x 30) 0,40 0, a) W 1 luasan x koef. angin tekan x beban angin 10,7 x 0, x 5 53,6 kg b) W luasan x koef. angin tekan x beban angin 5,7 x 0, x 5 8,6 kg c) W 3 luasan x koef. angin tekan x beban angin 0,7 x 0, x 5 3,6 commit kg to user BAB 3 Rencana Atap

Tabel 3.4. Perhitungan beban angin W x Cos a (kg) Beban Angin Beban (kg) (Untuk Input SAP000) W x Sin a (kg) (Untuk Input SAP000) W 1 53,6 46,4 6,8 W 8,6 4,77 14,3 W 3 3,6 3,1 1,56 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi gaya batang setengah kuda-kuda kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 1-53,9-578,7 3 195,6-4 - 83,35 5-590,7 6 19,35-7 13,17 - Reaksi join : R1: 673 kg, R : 614 kg Tabel 3.6. Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda Karena gaya batang lebih kecil dari kuda kuda utama, maka profil dan baut pada Tabel 3.6 di bawah ini aman. Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 3 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 4 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 5 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 6 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 7 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 BAB 3 Rencana Atap

3.4. Perencanaan Jurai 6 3 4 5 7 1 Gambar 3.7. Panjang Batang jurai 3.4.1. Perhitungan Panjang Batang jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan panjang batang pada jurai Nomer Batang Panjang Batang (m) 1 3,147 3,147 3,569 4 3,339 5 1,84 6 3,339 7 3,339 BAB 3 Rencana Atap

3.4.. Perhitungan luasan jurai JL G JL SK JL KK G N KK p o m n l k i SK j g h d a E f c e b p q m r SK s t u o n j g l k d a h i E f c e b Detail E Gambar 3.8. Luasan Jurai Panjang pq,569 x 0.5 1,8 m Panjang pq qr rs st Panjang tu 0,93 m Panjang su st + tu 1,845 + 0,93,1 m Panjang ab,7 m Panjang gh 1,67 m Panjang mn 0,56 m a. Luas ghicba (½ su.( ab + gh ) ) x ( ½,1 x (,7 + 1,67 )) x 9,70 m b.luas mnoihg ( ½ qs.( mn + gh )) x ( ½,569 x ( 0,56 + 1,67 ) x 5,7 m BAB 3 Rencana Atap

c. Luas pmno ( ½ pq.mn ) x ( ½ 1,8 x 0,56 ) x 0,71 m d.panjang Gording def de + ef,5 +,5 4,45 m e. Panjang Gording jkl jk + kl 1,11 + 1,11, m JL G JL SK JL KK G N KK p o m n l k i SK j g h d a E f c e b p q m r SK s t u o n j g l k d a h i E f c e b Detail E Gambar 3.9. Luasan Plafon Jurai Panjang pq Panjang pq Panjang tu Panjang su Panjang ab,5 x 0.5 1,5 m qr rs st 0,81 m st + tu 1,5 + 0,81,06 m,7 m BAB 3 Rencana Atap

Panjang gh Panjang mn 1,6 m 0,5 m a. Luas ghicba (½ su.( ab + gh ) ) x ( ½,06 x (,7 + 1,6 )) x 8,85 m b.luas mnoihg ( ½ qs.( mn + gh )) x ( ½,5 x ( 0,5 + 1,6) x c. Luas pmno 5,5 m ( ½ pq.mn ) x ( ½ 1,5 x 0,5 ) x 0,65 m 3.4.3. Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording 7,51 kg/m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil 5 kg/m RJ1 P3 6 P Ket : RJ1 dan RJ merupakan reaksi join 3 4 7 P1 5 RJ 1 P4 P5 Gambar 3.10. Pembebanan jurai akibat beban mati BAB 3 Rencana Atap

a.perhitungan Beban 1). Beban Mati a) Beban P 1 1.Beban gording Berat profil gording x Panjang Gording 7,51 x 4,45 33,41 kg.beban atap Luasan x Berat atap 9,70 x 50 485 kg 3.Beban plafon Luasan x berat plafon 8,85 x 18 159,3 kg 4.Beban kuda-kuda ½ x Btg ( 7 + ) x berat profil kuda kuda ½ x (3,39 + 3,147) x 5 81,71 kg 5.Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 81,71 4,51 kg 6.Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 81,71 8,17 kg b) Beban P 1. Beban gording Berat profil gording x Panjang Gording 7,51 x, 16,67 kg. Beban atap Luasan x berat atap 5,7 x 50 85,5 kg 3. Beban kuda-kuda ½ x Btg (7 + 5 + 4 +6) x berat profil kuda kuda ½ x (3,39 + 1,8 + 3,39 + 3,39) x 5 143,15 kg 4. Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 143,15 4,9 kg 5. Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 143,15 14,31 kg c) Beban P 3 1. Beban atap Luasan x berat atap 0,71 commit x 50 to user 35,5 kg BAB 3 Rencana Atap

. Beban kuda-kuda ½ x Btg (3 + 6 ) x berat profil kuda kuda ½ x (,569 + 3,39) x 5 74,48 kg 3. Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 74,48,344 kg 4. Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 74,48 7,448 kg d) Beban P 4 1. Beban kuda-kuda ½ x Btg ( 1+5+) x berat profil kuda kuda ½ x (3,147+ 1,84 + 3,147 ) x 5 94,75 kg. Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 94,75 9,47 kg 3. Beban plafon Luasan x berat plafon 8,85 x 18 159,3 kg 4. Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 94,75 8,41 kg e) Beban P 5 1. Beban kuda-kuda ½ x Btg(1 +4+3) x berat profil kuda kuda ½ x (,569 +3,39+3,39) x 5 116,86 kg. Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 116,86 11,68 kg 3. Beban plafon Luasan x berat plafon 0,65 x 18 11,5 kg 4. Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 116,86 35,058 kg BAB 3 Rencana Atap

Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan jurai Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambug (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 ( kg ) P 1 485 33,41 81,71 8,17 4,51 159,3 79,1 800 P 85,5 16,67 94,75 14,31 4,9 --- 454,1 455 P 3 35,5 --- 74,48 7,448,344 --- 139,77 140 P 4 --- --- 94,75 9,47 8,41 159,3 91,9 95 P 5 --- --- 116,86 11,68 35,058 11,5 173,98 175 ). Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1,P,P 3,P 4, P 5 100 kg 3). Beban Angin Perhitungan beban angin : W3 W 4 7 W1 3 5 6 1 Gambar 3.11. Pembebanan jurai akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. ) Koefisien angin tekan 0,0a - 0,40 (0,0 x 30) 0,40 0, a) W 1 luasan x koef. angin tekan x beban angin 9,70 x 0, x 5 48,5 kg b) W luasan x koef. angin tekan x beban angin 5,7 x 0, x 5 8,6 kg c) W 3 luasan x koef. angin tekan x beban angin 0,71 x 0, x 5 3,55 kg BAB 3 Rencana Atap

Tabel 3.9. Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos a (kg) (Untuk Input SAP000) W x Sin a (kg) (Untuk Input SAP000) W 1 48,5 4 ( 4 ) 4,5 ( 5 ) W 8,6 4,7 (5 ) 14,3 (15 ) W 3 3,55 3,07 ( 4 ) 1,77 ( ) Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut : Tabel 3.10. Rekapitulasi gaya batang jurai kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 1 90,5-300,9-3 - 50,9 4-1144,15 5 39-6 - 831,34 7-34,99 Reaksi join : RJ1 : 513,64 kg, RJ : 85,08 kg 3.4.4. Perencanaan Profil jurai Tabel 3.11 Rekapitulasi perencanaan profil jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 3 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 4 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 5 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 6 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 7 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 BAB 3 Rencana Atap

3.4 Perencanaan Kuda-kuda Utama (KK) a. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda 6 7 11 5 9 10 1 13 8 1 3 4 Gambar 3.1 Panjang batang kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel 3. dibawah ini : Tabel 3.1 Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama (KK) No batang Panjang batang (m) 1,5,5 3,5 4,5 5,569 6,569 7,569 8,569 9 1,85 10,569 11,569 1,569 13. 1,85 BAB 3 Rencana Atap

b. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama JL SK JL G JL KK N KK SK JL A N a b c d e f k l m j i h g n o p q A Panjang hl Panjang gh Panjang gl Panjang hp Gambar 3.13 Luasan Kuda-kuda x,569 5,138 m 1,155 m hl + gh 6,93 m gq.hl ql,688.5,138 6,93,195 m Panjang fg Panjang gq Panjang io Panjang km 1,15 m,688 m 1,646 m 0,549 m Panjang gi Panjang bk 1 hl + gh 4 1,15 m 1 x 5,138 + 1,155,4395 m 4 Panjang ki 1 x hl,569 m Panjang ab Panjang do Panjang fq Panjang bm 1 x hl 1,845 m 4 di + io 1,646 + 1,15,771 m fg + fg 1,15 +,688 3,813 m bk + km 1,15 + 0,544 1,699 m BAB 3 Rencana Atap

1). Luas doqf 0,5 x df x (do + fq) 0,5 x,4395 x (,771 + 3,813) 8,031 m ). Luas bmod 0,5 x bd x (bm + do) 0,5 x,4395 x (1,669+,771) 5,71 m 3). Luas abml 0,5 x ad x (al + bm) 0,5 x 1,845 x (1,15 + 1,669) 1,798 m 4). Panjang Gording ep eh + hp 1,15 +,195 3,3 m 5). Panjang Gording cn cj + jn 1,15 + 1,097, m JL SK JL G JL KK N KK SK JL B a b c d e f B l k j i h g m n o p q Gambar 3.14 Luasan Plafon BAB 3 Rencana Atap

Panjang hl Panjang gh Panjang gl Panjang hp x,5 4,45 m 1 m hl + gh 5,45 m gq.hl ql,688.5,138 6,93,195 m Panjang fg Panjang gq Panjang io Panjang km Panjang gi Panjang bm Panjang do Panjang ep Panjang fq Panjang hi 1,15 m,688 m 1,646 m 0,549 m ¼ hl + gh (¼ x 4,45 ) + 1,115 m bk + km 1,15 + 0,549 1,674 m di + io 1,15 + 1,646,771 m eh + hp 1,15 +,195 3,3 m fq + gq 1,15 +,688 3,813 m ¼ x hl 1,115 m 1). Luas dope 0,5 x de x (do + ep) 0,5 x 1,115 x (,771 + 3,3) 3,388 m ). Luas bmod 0,5 x bd x (bm + do) 0,5 x,5 x (1,674 +,771) 4,945 m 3). Luas abml 0,5 x ab x (al + bm) 0,5 x 1,115 x (1,15 + 1,674) 1,557 m BAB 3 Rencana Atap

c. Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data-data pembebanan : Berat gording 4,337 kg/m Jarak antar kuda-kuda,5 m Berat penutup atap 50 kg/m Berat profil 5 kg/m Rs Rj 6 7 11 5 10 1 8 9 13 1 3 4 R Rs Rj Gambar 3.15. Pembebanan Kuda- kuda utama akibat beban mati. Perhitungan Beban a. Beban Mati 1) Beban P 1 P 5 1. Beban gording Berat profil gording x Panjang Gording 4,337 x 3,3 14,398 kg. Beban atap Luasan x Berat atap 8,031 x 50 401,55 kg 3. Beban plafon Luasan x berat plafon 5,71 x 18 10,78 kg 4. Beban kuda-kuda ½ x Btg ( 1 + 5 ) x berat profil kuda kuda ½ x (,5+,569) x 5 59,95 kg 5. Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% commit x 59,95 to user 17,977 kg BAB 3 Rencana Atap

6. Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 59,95 5,99 kg ) Beban P P 4 a) Beban gording Berat profil gording x Panjang Gording 4,337 x,5 9,68 kg b) Beban atap Luasan x berat atap 5,71 x 50 85.5 kg c) Beban kuda-kuda ½ x Btg (5 + 6 + 9 +10) x berat profil kuda kuda ½ x (,569 +,569 + 1,85 +,569) x 5 111,65 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 111,65 33,495 kg e) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 111,65 11,165 kg 3) Beban P 3 a) Beban gording Berat profil gording x Panjang Gording 4,337 x 1,15 4,879 kg b) Beban atap Luasan x berat atap 1,798 x 50 89,9 kg c) Beban kuda-kuda ½ x Btg (6 + 7 + 11 ) x berat profil kuda kuda ½ x (,569 +,569+,569) x 5 96,337 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 96,337 8,901 kg e) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 96,337 9.663 kg f) Reaksi x Reaksi jurai + Reaksi ½ Kuda-Kuda x 513,4 + 673 1700,8 kg 4) Beban P 6 P 8 a) Beban kuda-kuda ½ x Btg(1+9+) x berat profil kuda kuda ½ x (,5+ 1,85 +,5 ) x 5 70,397 kg b) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 70,397 7,039 kg BAB 3 Rencana Atap

c) Beban plafon Luasan x berat plafon 3,388 x 18 60,984 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 70,397 1,119 kg 5) Beban P 7 a) Beban kuda-kuda ½ x Btg( +10+1+13+3) x berat profil kuda kuda ½ x (,5+,569 +,569+1,85+,5) x 5 135,16 kg b) Beban bracing 10% x beban kuda-kuda 10% x 135,16 13,516 kg c) Beban plafon Luasan x berat plafon 4,945 x x 18 178,0 kg d) Beban plat sambung 30% x beban kuda-kuda 30% x 135,16 40,548 kg f) Reaksi x Reaksi jurai + Reaksi ½ Kuda-Kuda x 85,08 + 614 318,16 kg Tabel 3.13 Rekapitulasi beban mati Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambug (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 (kg) P 1 P 5 401,55 14,398 59,95 5,99 17,977 10,78 60,66 605 P P 4 85,5 9,68 111,65 11,165 3,495 --- 41,438 45 P 3 89,9 4,879 96,337 9,663 8,901 --- 1930,8 1935 P 6 P 8 --- --- 70,937 7,093 1,119 60,984 588,16 590 P 7 --- --- 35,16 13,516 40,548 178,0 67,46 70 * P3 pembebanan bertambah akibat beban titik pada jurai dan setengah kudakuda yang membebani P3 pada kuda kuda utama. b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P, P 3, P 4, P 5 100 kg BAB 3 Rencana Atap

c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W3 W4 W 6 11 7 W5 W1 5 9 10 1 13 8 W6 1 3 4 Gambar 3.16 Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum 5 kg/m. 3) Koefisien angin tekan 0,0a - 0,40 (0,0 x 30) 0,40 0, a) W 1 luasan x koef. angin tekan x beban angin 8,031 x 0, x 5 40,155 kg b) W luasan x koef. angin tekan x beban angin 5,71 x 0, x 5 8,55 kg c) W 3 luasan x koef. angin tekan x beban angin 1,798 x 0, x 5 8,99 kg 4) Koefisien angin hisap - 0,40 a) W 4 luasan x koef. angin tekan x beban angin 1,798 x -0,4 x 5-17,98 kg b) W 5 luasan x koef. angin tekan x beban angin 5,71 x -0,4 x 5-57,1 kg c) W 6 luasan x koef. angin tekan x beban angin 8,031 x -0,4 x 5-80,31 kg BAB 3 Rencana Atap

Tabel 3.14 Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos a (kg) (Untuk Input SAP000) W x Sin a (kg) (Untuk Input SAP000) W 1 40,155 34,775 35 0,077 5 W 8,55 4,75 5 14,75 15 W 3 8,99 7,785 10 4,495 5 W 4-17,98 15,571 0 8,99 10 W 5-57,1 49,450 50 8,55 30 W 6-80,31 69,550 70 40,155 45 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama seperti diperlihatkan pada Tabel 3.15 di bawah ini : Tabel 3.15. Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda utama kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 1 6809,97-680, - 3 680, - 4 680, - 5-7876,7 6-7136,48 7-7136,48 8-7876,7 9 180,7-10 - 70,06 11 4380,35-1 - 70,06 13 180,7 - BAB 3 Rencana Atap

3.5.4. Perencanaan Profil Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. 680, kg s ijin 1600 kg/cm P 680, maks. F netto σijin 1600 4,66 cm F bruto 1,15. F netto 1,15. 4,66 cm 4,90 cm Dicoba, menggunakan baja profil ûë 45. 45. 5 F. 4,3 cm 8,6 cm. F penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : σ Pmaks. 0,85. F 680, 0,85.8,6 93,99 kg/cm s 0,75 s ijin 93,99 kg/cm 100kg/cm. aman!! b. Perhitungan profil batang tekan P maks. 7876,7 kg lk,569 m 56,9 cm Dicoba, menggunakan baja profil ûë 65. 65. 9 i x 1,94 cm 4 F. 11 cm λ lk i x 56,9 13,46 cm 1,94 λ g π E 0,7. σ 111cm leleh... dimana, σ leleh 400 kg/cm BAB 3 Rencana Atap

λ s λ λ g 1,1,19 13,46 111 Karena l s 1, maka : w,381.l s Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks..ω σ F 7876,7.3,38 111,846 kg/cm s 0,75s ijin 3,38 111,846 100 kg/cm.. aman!! 3.5.5. Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) 0,65. d 0,65. 1,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm 3. Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser 0,6. s ijin 0,6. 1600 960 kg/cm 4. Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan 1,5. s ijin 1,5. 1600 400 kg/cm 5. Kekuatan baut : a. P geser. ¼. p. d. t geser. ¼. p. commit (1,7) to. 960 user 430,96 kg BAB 3 Rencana Atap

b. P desak d. d. t tumpuan Perhitungan jumlah baut-mur, P n P maks. desak 0,794. 1,7. 400 40,11 kg 7876,7,98 40,96 Digunakan : 3 buah baut ( jumlah baut minimal ) Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1,5 d,5. 1,7 3,175 cm 3 cm b),5 d S 7 d Diambil, S 5 d 5. 1,7 6,35 cm 6 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) 1,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) 0,65. d 0,65 x 1,7 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm 6. Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser 0,6. s ijin 0,6. 1600 960 kg/cm 7. Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan 1,5. s ijin 1,5. 1600 400 kg/cm 8. Kekuatan baut : a) P geser. ¼. p. d. t geser. ¼. p. (17). 960 430,96 kg BAB 3 Rencana Atap

b) P desak d. d. t tumpuan 0,794. 1,7. 400 40,11 kg Perhitungan jumlah baut-mur, P n P desak 680, 40,96 maks.,81 Digunakan : 3 buah baut ( jumlah baut minimal ). Perhitungan jarak antar baut : a. 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1,5 d,5. 1,7 3,175 cm 3 cm b.,5 d S 7 d Diambil, S 5 d 5. 1,7 6,35 cm 6 cm BAB 3 Rencana Atap

Tabel 3.16 Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 3 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 4 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 5 ûë 65. 65. 9 3 Æ 1,7 6 ûë 65. 65. 9 3 Æ 1,7 7 ûë 65. 65. 9 3 Æ 1,7 8 ûë 65. 65. 9 3 Æ 1,7 9 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 10 ûë 65. 65. 9 3 Æ 1,7 11 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 1 ûë 65. 65. 9 3 Æ 1,7 13 ûë 45. 45. 5 3 Æ 1,7 BAB 3 Rencana Atap

BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.. Data Perencanaan Tangga BAB 4 Rencana Tangga

Gambar 4.1 Detail tangga Data data tangga : - Tebal plat tangga 1 cm - Tebal bordes tangga 1 cm - Lebar datar 75 cm - Lebar tangga rencana 10 cm - Dimensi bordes 75 x 75 cm - lebar antrade 30 cm - Jumlah antrede 5 / 5 9 buah - Jumlah optrade 9 + 1 10 buah - a Arc.tg ( 150/5 ) 33,8 < 35 (Ok) BAB 4 Rencana Tangga

4.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan 4.3.1. Perhitungan Tebal Plat Equivalen y 5 C t D B A 17 T eq Ht 1 cm Gambar 4. Tebal equivalen BD BC AB AC BD AB BC AC 17 5 ( ) ( ) 17 + 5 14,05 cm ~ 15cm t eq /3 x BD /3 x 1 10,05cm ~11 cm Jadi total equivalent plat tangga Y t eq + ht 11 + 1 3cm 0,3 m BAB 4 Rencana Tangga

4.3.. Perhitungan Beban a. Pembebanan tangga ( tabel. 1 PPIUG 1983 ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik(1 cm) 0,01 x 1, x,4 0,088 ton/m Berat spesi ( cm) 0,0 x 1, x,1 0,0504 ton/m Berat plat tangga 0,4 x 1, x,4 0,691 ton/m Berat sandaran tangga 0,7 x 0,1 x 1,0 x 0,140 ton/m + qd 0,9104 ton/m. Akibat beban hidup (ql) ql 1, x 0,50 ton/m 0,3 ton/m 3. Beban ultimate (qu) qu 1,. qd + 1.6. ql 1,. 0,9104 + 1,6. 0,3 1,57 ton/m b. Pembebanan pada bordes ( tabel.1 PPIUG 1983 ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) 0,01 x,40 x,4 0,0576 ton/m Berat spesi ( cm) 0,0 x,40 x,1 0,1008 ton/m Berat plat bordes 0,15 x,40 x,4 0,864 ton/m Berat sandaran tangga 0,7 x 0,1 x 1,0 x 0,140 ton/m + qd 1,164 ton/m. Akibat beban hidup (ql) ql,4 x 0,50 ton/m 0,6 ton/m 3. Beban ultimate (qu) qu 1,. qd + 1.6. ql 1,. 1,164 + 1,6. 0,6,354 ton/m. BAB 4 Rencana Tangga

4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes 4.4.1. Perhitungan Tulangan Tumpuan d h d 10 30 90 mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh Mu : M u 1111,74 kgm 1,11174.10 7 Nmm Mn Mu f 1,11174.10 0,8 7 1,389.10 7 Nmm fy 40 m 9, 4117 0,85. fc 0,85.30 0,85.fc æ 600 rb ö. b. ç fy è 600+ fyø 0,85.30 æ 600 ö. b. ç 40 è 600+ 40 ø 0,0645 BAB 4 Rencana Tangga

r max 0,75. rb 0,0483 r min 0,00 Mn Rn b.d 1,389.10 100.. 7 ( 90) 1,409 N/mm r ada 1 m æ ç 1- è 1-.m.Rn fy ö ø 1 æ. ç 1-9,4117 è 0,00603 1-.9,4117.1,409 40 ö ø r ada < r max > r min di pakai r ada 0,00603 As r ada. b. d 0,00603 x 100 x 90 680,4 mm Dipakai tulangan Æ 16 mm ¼. p x 16 00,96 mm 680,4 Jumlah tulangan 3,385 4 buah 00,96 1000 Jarak tulangan 1 m 50 mm 4 Jarak maksimum tulangan 10 40 mm Dipakai tulangan Æ 16 mm 40 mm As yang timbul 4. ¼.π. d 800,84 mm > As... Aman! BAB 4 Rencana Tangga

4.4.. Perhitungan Tulangan Lapangan M u 538,15 kgm 0,53815. 10 7 Nmm 7 0,53815.10 Mn 0,673.10 7 Nmm 0,8 fy 40 m 9, 4117 0,85. fc 0,85.30 0,85.fc æ 600 rb ö. b. ç fy è 600+ fyø 0,85.30 æ 600 ö.0,85. ç 40 è 600+ 40 ø 0,0645 r max 0,75. rb 0,04837 r min 0,00 Mn Rn b.d 0.673.10 100. 7 ( 90) 0,69 N/mm r ada 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø 1 æ. ç 1-9,4117 è 0,0093 1-.9,4117.0,69 40 ö ø r ada > r min < r max di pakai r ada 0,0093 As r ada. b. d 0,0093 x 100 x 90 316,0 mm BAB 4 Rencana Tangga

Dipakai tulangan Æ 1 mm ¼. p x 1 113,04 mm Jumlah tulangan dalam 1 m 316,0 113,04,80» 3 tulangan 1000 Jarak tulangan 1 m 3 330 mm Jarak maksimum tulangan 10 40 mm Dipakai tulangan Æ 1 mm 40 mm As yang timbul 3. ¼ x p x d 340, mm > As...aman! 4.5. Perencanaan Balok Bordes 30 qu balok 150 30.75 m Data perencanaan: h 350 mm b 150 mm d` 30 mm d h d` 350 30 30 mm 4.5.1. Pembebanan Balok Bordes Beban mati (qd) Berat sendiri 0,15 x (0,35-0,03) x 400 115, kg/m Berat dinding 0,15 x,4 x 1700 61 kg/m Berat plat bordes 0,15 x,4 x 400 864 kg/m qd 1591, kg/m BAB 4 Rencana Tangga

Akibat beban hidup (ql) ql 0,50 ton/m Beban ultimate (qu) qu 1,. qd + 1,6. ql 1,. 1591, + 1,6. 50 309,44 kg/m Beban reaksi bordes qu Re aksi bordes lebar bordes 0,5.309,44,75 419,88 kg/m 4.5. Perhitungan tulangan lentur M u 1/11.qU.L 1/11.x36x,4 1170,85kgm 1,17085.10 7 Nmm Mn 7 Mu 1,17085.10 1,463.10 7 Nmm f 0,8 fy 40 m 9, 4117 0,85. fc 0,85.30 0,85. fc æ 600 ö rb. b. ç fy è 600+ fyø r max 0,85.30 æ 600 ö.0,85. ç 40 è 600+ 40 ø 0,0645 0,75. rb 0,04837 BAB 4 Rencana Tangga

1,4 1,4 r min 0, 0058 fy 40 Mn Rn b.d 1,463.10 150. 7 ( 30) 0,95 N/mm r ada 1 æ ç 1- mè 1-.m.Rn fy ö ø 1. 9,4117 æ.9,4117.0,95ö ç 1-1- 0,00403 è 40 ø r ada < r min di pakai r min 0,0058 As r ada. b. d 0,0058 x 150 x 30 78,4mm Dipakai tulangan Æ 1 mm ¼. p x 1 113,04 mm 78,4 Jumlah tulangan 113,04 As yang timbul 3. ¼.π. d,46 3 buah 339,1 mm > As... Aman! Dipakai tulangan 3 Æ 1 mm BAB 4 Rencana Tangga

4.6 Perhitungan Pondasi Tangga Pu Keramik 30x30 cm Spesi Pasir Urug Tanah Urug Mu 0.30 0.60 0.10 1.0 1.0 0.50 0.50 0.0 Gambar 4.3. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1 m dan panjang 1,0 m dan 1,00 m - Tebal 00 mm - Ukuran alas 100 x 100 mm - g tanah 1,7 t/m 3 1700 kg/m 3 - s tanah kg/cm 0000 kg/m - Pu 5875,4 kg - Cek ketebalann Pu 5875,4 d ³ f. 1/ 6. b fc. 0,6.1/ 6.100 30 8,93 cm 89,3 mm - Tebal telapak 130 + 70 00 mm 0 cm BAB 4 Rencana Tangga

4.5.1. Perencanaan kapasitas dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi 1, x 1, x 0,0 x 400 691, kg Berat tanah (0,50 x 0,9) x 1, x 1700 1836 kg Berat kolom 0,0 x 1, x 0,9 x 400 518,4 kg Pu 5875,4 kg Vtot 891 kg + å å M e P s yang terjadi 1094,4 891 0,1 kg <1/6.B 0, Ptot Mtot + A 1.b.L 6 891 s tanah 1 + 1,.1, 891 σ tanah - 1,.1, 1094,4 1/ 6.1,. ( 1,) 1094,4 1/ 6.1,. ( 1,) 9751,5 kg/m < 0000 kg/m 9751,5 kg/m 638,758 kg/m σ yang terjadi < s ijin tanah...ok! BAB 4 Rencana Tangga

4.5.. Perhitungan Tulangan Lentur Mu ½. qu. t ½. 9751,5. (0.5) 437,88 kg/m,43788 10 7 7,43788.10 Mn 0,8 3,047.10 7 Nmm fy 40 M 9, 4117 0,85. fc 0,85.30 0,85.f'c æ 600 rb ö b ç fy è 600+ fyø 0,85.30 æ 600 ö.0,85. ç 0,0645 40 è 600+ 40 ø Mn Rn b.d r max 0,75. rb 0,048 1,4 r min fy 3,047.10 100. 1,4 40 7 ( 15) 0,0058 1,65 r perlu 1 m æ ç 1- è 1- m. Rn fy ö ø 1. 9,4117 0,007 æ ç 1 - è 1-.9,4117.1,65 40 ö ø r perlu < r max >r min dipakai r perlu 0,007 Untuk Arah Sumbu Panjang dan Pendek adalah : Sama As perlu r min. b. d 0,007. 100. 15 1050 mm digunakan tul Æ 1 ¼. p. d ¼. 3,14 commit. (1) to user BAB 4 Rencana Tangga

113,04 mm Jumlah tulangan (n) 1050 9,9 ~10 buah 113,04 Jarak tulangan 100 10 mm 10 As yang timbul 8 x 113,04 1356,48 > As..Ok! Sehingga dipakai tulangan Æ 1 10 mm 4.5.3. Perhitungan Tulangan Geser Vu s x A efektif 9751,5 x (0, x 1,) 340,36 N Vc 1/ 6. f' c. b. d 1/ 6. 30 100. 00 19089,03 N Æ Vc 0,6. Vc 131453,413 N 0,5ÆVc 0,5. ÆVc 0,5. 19089,03 109544,51 N Vu< 0, 5ÆVc tidak perlu tulangan geser BAB 4 Rencana Tangga