PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta FEBRIANA ZAT MAYA SITRA Dikerjakan oleh : AHMAD FAISAL KURNIAWAN NIM. I NIM. I PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 01 i

2 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini, Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi tuntutan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja. 1. Maksud Dan Tujuan Dalam menghadapi perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Dalam hal ini, khususnya teknik sipil sangat diperlukan teknisiteknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan mempunyai tujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat menyukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Program Diploma Tiga Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan: 1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. BAB I Pendahuluan 1

3 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. 3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung. 1.3 Metode Perencanaan Metode perencanaan yang digunakan untuk pembahasan tugas akhir ini meliputi: a. Sistem pembebanan. b. Perencanaan analisa struktur. c. Penyajian gambar arsitektur dan gambar struktur. d. Perencanaan anggaran biaya. 1.4 Kriteria Perencanaan 1. Spesifikasi Bangunan a. Fungsi Bangunan : Gedung kuliah dan laboratorium b. Luas Bangunan : 1376 m c. Jumlah Lantai : lantai d. Tinggi Tiap Lantai : 4 m e. Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja f. Penutup Atap : Genteng g. Pondasi : Foot Plat. Spesifikasi Bahan a. Mutu Baja Profil : BJ 37 b. Mutu Beton (f c) : 0 MPa c. Mutu Baja Tulangan (fy): Polos : 40 MPa Ulir : 390 Mpa BAB I Pendahuluan

4 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Peraturan-Peraturan Yang Berlaku 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI ).. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( untuk perhitungan pelat). 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (1983). 4. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI ). BAB I Pendahuluan

5 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB DASAR TEORI.1 Dasar Perencanaan.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban - beban tersebut adalah : 1. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu (PPIUG 1983). Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah : a) Bahan Bangunan : 1. Beton Bertulang kg/m 3. Pasir (jenuh air) kg/m 3 3. Beton biasa kg/m 3 4. Baja kg/m 3 b) Komponen Gedung : 1. Dinding pasangan batu merah setengah bata kg/m 3. Langit langit dan dinding (termasuk rusuk rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm kg/m - kaca dengan tebal 3 4 mm kg/m BAB Dasar Teori 4

6 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 5 3. Penutup atap genteng dengan reng dan usuk kg/m 4. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal... 4 kg/m 5. Adukan semen per cm tebal... 1 kg/m. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban beban pada lantai yang berasal dari barang barang yang dapat berpindah, mesin mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 1983). Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung perkuliahan ini terdiri dari : 1. Beban atap kg/m. Beban tangga dan bordes kg/m 3. Beban lantai kg/m Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel.1. BAB Dasar Teori

7 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 6 Tabel.1 Koefisien reduksi beban hidup Penggunaan Gedung PERUMAHAN/HUNIAN Rumah tinggal, Asrama, Hotel PENDIDIKAN: Sekolahan, Ruang kuliah PERTEMUAN UMUM : Masjid, Gereja, Bioskop, Restoran PENYIMPANAN : Perpustakaan, Ruang Arsip TANGGA : Pendidikan, Kantor Sumber : PPIUG 1983 Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,90 0,90 0,80 0,75 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. V p = 16 ( kg/m ) Keterangan : V = kecepatan angin dalam m/s (ditentukan oleh instansi yang berwenang) p = tekanan angin hisap dalam kg/m Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan berarti isapan ), untuk gedung tertutup : BAB Dasar Teori

8 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 7 1. Dinding Vertikal a) Di pihak angin ,9 b) Di belakang angin...- 0,4 c) Sejajar dengan arah angin ,4. Atap segitiga dengan sudut kemiringan a) Di pihak angin : < ,0-0,4 65 < < ,9 b) Di belakang angin, untuk semua...- 0,4 4. Beban Gempa (E) Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam perencanaan ini beban gempa tidak diperhitungkan.1. Sistem Bekerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi..1.3 Provisi Keamanan Dalam pedoman beton 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. BAB Dasar Teori

9 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 8 Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi (), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Tabel. Faktor Pembebanan U untuk beton No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U D D, L, A,R D, L,W, A, R D, W D, L, E D, E Sumber : SNI Keterangan : D L = Beban mati = Beban hidup W = Beban angin E A R = Beban gempa = Beban atap = Baban air hujan 1,4 D 1, D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) 1, D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R) 0,9 D 1,6 W 1, D + 1,0 L 1,0 E 0,9 D 1,0 E Perencanaan suatu struktur untuk keadaan-keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan kemampuan-layan batas harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh dari aksi sebagai akibat dari beban hidup dan mati; dan semua beban yang relevan untuk perencanaan keran (alat pengangkat), pelataran tetap, lorong pejalan kaki, tangga,lift sesuai pedoman baja SNI Berdasarkan beban-beban tersebut di atas maka struktur baja harus mampu memikul semua kombinasi pembebanan di bawah ini: BAB Dasar Teori

10 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 9 1,4 D 1, D + 1,6 L + 0,5 (L a atau H) 1, D + 1,6 (L a atau H) + (γ L L atau 0,8 W) 1, D + 1,3 W + γ L L + 0,5 (L a atau H) 1, D 1,0 E + γ L L 0,9 D (1,3 W atau 1,0 E) Sumber : SNI Keterangan: D = beban mati L = beban hidup L a = beban hidup di atap H = beban hujan W = beban angin E = beban gempa (menurut SNI , atau penggantinya) Tabel.3 Faktor Reduksi Kekuatan No Kondisi gaya Faktor reduksi () Lentur, tanpa beban aksial Beban aksial, dan beban aksial dengan lentur : a. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur b. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur: Komponen struktur dengan tulangan spiral Komponen struktur lainnya Geser dan torsi Tumpuan beton kecuali daerah pengangkuran pasca tarik. 0,80 0,8 0,7 0,65 0,75 0,65 Sumber : SNI BAB Dasar Teori

11 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 10 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada SNI adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a) Untuk pelat dan dinding = 0 mm b) Untuk balok dan kolom = 40 mm c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm. Perencanaan Atap Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek. Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan dimensi serta batang dari kuda kuda tersebut. Seperti terlihat pada gambar.1. : BAB Dasar Teori

12 450 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 11 Gambar.1. Rencana Atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok J = Jurai luar B = Bracing G = Gording SK = ¼ kuda-kuda..1. Rencana Rangka Kuda-Kuda Rencana kuda-kuda seperti terlihat pada gambar.. : 1,5 1,5 1, Gambar.. Rencana Kuda-Kuda BAB Dasar Teori

13 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 1 a. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : 1) Beban mati ) Beban hidup 3) Beban angin b. Asumsi Perletakan 1) Tumpuan sebelah kiri adalah rol.. ) Tumpuan sebelah kanan adalah sendi. c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 000. d. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda. 1) Batang tarik Pmak Ag perlu Fy... (1) Ae = U.An... () Pn 0,75. AeFu.... (3) Dengan syarat yang terjadi : Pn > Pmak... (4) ) Batang tekan λ λ λ lk... (5) i π x E 0,7.σ dimana, σ 400 kg/cm g leleh leleh s λ λ g... (6)... (7) Apabila = λs 0,5 ω = 1... (8) 0,5 < λs < 1, ω 1,43 1,6 0,67. s... (9) λs 1, ω 1,5. s... (10) kontrol tegangan : BAB Dasar Teori

14 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 13 σ Pmaks.. ω Fp ijin... (11) 3) Sambungan a) Tebal plat sambung () = 0,65 d... (1) b) Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,75 ijin... (13) c) Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. Tumpuan = 1,5 ijin... (14) d) Kekuatan baut P geser =. ¼.. d. geser... (15) P desak =. d. tumpuan... (16) P e) Jumlah mur-baut n P maks geser... (17) f) Jarak antar baut Jika 1,5 d S 1 3 d S 1 =,5 d... (18) Jika,5 d S 7 d S = 5 d... (19)... Perencanaan Gording 1. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja pada gording adalah : Beban mati (titik). Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar.3. : y x q x commit q to user Gambar.3. Pembebanan Gording untuk Beban Mati (titik) q y BAB Dasar Teori

15 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 14 Menentukan beban mati (titik) pada gording (q) Menghitung : q x = q sin... (0) q y = q cos... (1) M x1 = 1 / 8. q y. L... () M y1 = 1 / 8. q x. L... (3) Beban hidup Beban hidup, seperti terlihat pada gambar.4. : y x P x P Gambar.4. Pembebanan Gording untuk Beban Hidup P y a) Menentukan beban hidup pada gording (P) b) Menghitung : P x = P sin... (4) P y = P cos... (5) M x = 1 / 4. P y. L... (6) M y = 1 / 4. P x. L... (7) Beban angin Beban angin, seperti terlihat pada gambar.5. : TEKAN HISAP Gambar.5. Pembebanan commit Gording to user untuk Beban Angin BAB Dasar Teori

16 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 15 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m a) Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) b) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : a) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan x beban angin x 1/ x (s 1 +s )..(8) b) Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap x beban angin x 1/ x (s 1 +s )...(9) Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L... (30) M x (hisap) = 1 / 8. W. L... (31). Kontrol terhadap tegangan L Mx Wx My Wy... (3) Keterangan : Mx = Momen terhadap arah x Wx = Beban angin terhadap arah x My = Momen terhadap arah y Wy = Beban angin terhadap arah y 3. Kontrol terhadap lendutan Secara umum, lendutan maksimum akibat beban mati dan beban hidup harus lebih kecil daripada balok yang terletak bebas atas dua tumpuan, L adalah bentang dari balok tersebut, pada balok menerus atau banyak perletakkan, L adalah jarak antar titik beloknya akibat beban mati,sedangkan pada balok kantilever L adalah dua kali panjang kantilevernya. (PPBBI pasal 15.1 butir 1) sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumus: qx. L Px. L Zx 384. E. Iy 48. E. Iy... (33) BAB Dasar Teori

17 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir qy. L Py. L Zy 384. E. Ix 48. E. Ix... (34) Z Zx Zy... (35) Keterangan: qy = beban merata arah y qx = beban merata arah x Zx = lendutan pada baja arah x Zy = lendutan pada baja arah y Ix = momen inersia arah x Iy = momen inersia arah y Z = lendutan pada baja Syarat gording itu dinyatakan aman jika: Z Z ijin..3. Perencanaan Struktur Beton Ada dua jenis struktur didalam perencanaan beton bertulang yaitu struktur statis tertentu dan struktur statis tidak tertentu. Pada struktur statis tertentu diagram diagram gaya dalam dapat ditentukan secara mudah dengan tiga persyaratan kesetimbangan yaitu M = 0; V = 0; H = 0. Pada struktur statis tak tertentu, besarnya momen tidak dapat ditentukan hanya dengan menggunakan tiga persamaan kesetimbangan yang telah disebutkan, perobahan bentuk struktur ini serta ukuran komponennya memegang peranan penting didalam menentukan distribusi momen yang bekerja didalamnya. Letak tulangan pada struktur statis tak tertentu dapat ditentukan dengan menggambarkan bentuknya setelah mengalami perobahan bentuk. Gambar.6. Diagram commit to Tegangan user pada Beton BAB Dasar Teori

18 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan Pelat Lantai Dalam perencanaan struktur pelat bangunan ini menggunakan metode perhitungan Ly Arah. Dengan ketentuan (Pelat Dua Arah). Beban pelat lantai pada jenis Lx ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah sisi pelat. Seperti terlihat pada gambar.7. p p p p p 8-50 p /4 L 1/4 L p 8-50 p p 10-0 p L Gambar.7. Contoh Sketsa Penulangan Pelat BAB Dasar Teori

19 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 18 Kode tulangan : Lapisan terluar Lapisan kedua dari luar Lapisan terluar Lapisan kedua dari luar Segitiga menunjuk ke dalam pelat. Dengan perencanaan : a. Pembebanan : 1) Beban mati ) Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi perletakan : jepit elastis dan jepit penuh c. Analisa struktur menggunakan tabel , PBBI-1971 dan SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : a. Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm b. Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M u M n... (36) dengan, 0, 80 f y m = 0,85xf ' c... (37) M Rn = n... (38) bxd = 1 1 m.m.rn 1 fy... (39) b = 0,85.fc.. fy fy... (40) max = 0,75. b... (41) BAB Dasar Teori

20 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 19 min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d... (4) Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan x Luas... (43).3.. Perencanaan Balok Dalam perencanaan balok langkah pertama yang perlu dilakukan untuk pendimensian balok adalah menentukan besarnya gaya gaya dalam yang terjadi pada struktur untuk kemudian hasil perencanaan dianalisa apakah memenuhi syarat atau tidak, adapun syarat yang dipakai adalah : h = 1/10 L 1/15 L b = 1/ h /3 h secara umum hubungan antara d dan h ditentukan oleh : d = h -1/Ø tul - Ø sengk - p... (44) keterangan : h = tinggi balok b = lebar balok d = tinggi efektif L = panjang bentang Ø tul = diameter tulangan utama. Ø sengk = diameter sengkang. h d b Gambar commit.8 Penampang to user Balok BAB Dasar Teori

21 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 0 Dengan perencanaan : a. Pembebanan : 1) Beban mati ) Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan : jepit jepit c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan tulangan lentur : M u M n... (45) dengan, 0, 80 f y m = 0,85xf ' c... (46) M Rn = n...(47) bxd = b = 1 1 m 0,85.fc.. fy.m.rn 1 fy fy... (48)... (49) max = 0,75. b... (50) min = 1,4/fy... (51) min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min Perhitungan tulangan geser : Ø = 0,75 V c = 1 6 x f ' cxbxd... (5) ØVc = 0,75 x Vc... (53) Ø.Vc Vu 3 Ø Vc ( perlu tulangan geser ) BAB Dasar Teori

22 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 1 Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc... (54) ( pilih tulangan terpasang ) ( Av. fyd. ) Vs ada = s... (55) ( pakai Vs perlu ).3.3. Perencanaan Kolom Kolom direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan. Momen-momen yang bekerja harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relatif kolom dengan memperhatikan kondisi kekangan pada ujung kolom. Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu : 1. Keruntuhan seimbang, bila Pn = Pnb.. Keruntuhan tarik, bila Pn < Pnb. 3. Keruntuhan tekan, bila Pn > Pnb. Adapun langkah-langkah perhitungannya : 1. Menghitung Mu, Pu, e =. Tentukan f c dan fy 3. Tentukan b, h dan d 4. Hitung Pnb secara pendekatan As = As Mu... (56) Pu Maka Pnb = Cc = 0,85.f c.ab.b... (57) Dengan: ab = d 600 fy... (58) BAB Dasar Teori

23 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Hitung Pn perlu = Pu Bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik As = Pn.( e h d ) i fy.( d d ) Pn perlu a 0,85. f ' c. b Bila Pn perlu > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan. e k d d' k 1 3. he d 0,5 1,18 1 k 1 As' k1. Pnperlu. Kc fy k Kc b. h. f ' c... (59)... (60)... (61)... (6)... (63)... (64)... (65) Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dicek dengan analisis dan memenuhi : Pn Pu Keterangan : As = luas tampang baja b = lebar tampang kolom d = tinggi efektif kolom e = eksentrisitas Pn = kapasitas minimal kolom k = faktor jenis struktur d = jarak tulangan kesisi He = tebal kolom luar beton (tekan) f c = kuat tekan beton.4 Perencanaan Tangga a. Pembebanan : 1) Beban mati ) Beban hidup : 300 kg/m BAB Dasar Teori

24 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 3 b. Asumsi Perletakan 1) Tumpuan bawah adalah jepit. ) Tumpuan tengah adalah jepit. 3) Tumpuan atas adalah sendi. c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP Perencanaan Struktur Pondasi Dalam perencanaan struktur ini, pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak (foot plat) yang termasuk pondasi dangkal alasanya karena merupakan bangunan lantai dan digunakan pada kondisi tanah dengan sigma antara : 1,5 -,00 kg/cm. Agar pondasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka diperlukan daya dukung tanah yang memadai yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa mengakibatkan tanah tersebut runtuh. Adapun langkah-langkah perhitungan pondasi yaitu : a. Menghitung daya dukung tanah Pu tanah A A Pu tan ah b. Menghitung berat pondasi Vt = (Vu + berat pondasi). c. Menghitung tegangan kontak pondasi (qu).... (66)... (67) B L A... (68) yang terjadi = P A total tanah yang terjadi < M total ( 1 ). b. L 6 Dengan : ijin tanah 1,1 kg/m... (69) ijin tanah...(aman). A = Luas penampang pondasi B = Lebar pondasi Pu = Momen terfaktor L = Panjang pondasi BAB Dasar Teori

25 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 4 1 Mu. qu. L Mu Mn fy m 0,85. f ' c Mn Rn b.d 1. 1 m Jika ρ < ρ maks. m. Rn 1 fy... (70)... (71)... (7)... (73)... (74) tulangan tunggal Jika ρ > ρ maks tulangan rangkap 1, 4 Jika ρ > ρ min dipakai ρ min = fy As = ρ ada. b. d...(75) Keterangan : Mn = Momen nominal b = Lebar penampang Mu = Momen terfaktor d = Jarak ke pusat tulangan tarik Ø = Faktor reduksi fy = Tegangan leleh ρ = Ratio tulangan Rn = Kuat nominal f c = Kuat tekan beton d. Perhitungan tulangan geser. Pondasi footplat, seperti terlihat pada gambar.10. : ½ ht ½ ht ½ ht ½ ht Gambar.9. Pondasi Foot plat BAB Dasar Teori

26 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 5 Perhitungan : Mencari P dan ht pada pondasi. L = (ht + b + a) =... (kg/cm )... (75) P τ pons = Lht... (76) τ ijin = 0,65. k... ½ ht (77) τ pons < τ ijin, maka (tebal Foot plat ½ht cukup, sehingga tidak memerlukan tulangan geser pons). Keterangan : ht = tebal pondasi. P = beban yang ditumpu pondasi. τ pons = tulangan geser pons. BAB Dasar Teori

27 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1 Rencana Atap Gambar 3.1 Rencana atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok G = Gording JR = Jurai luar B = Bracing SK = ¼ kuda-kuda Dasar Perencanaan Dasar perencanaan yang dimaksud di sini adalah data dari perencanaan atap itu sendiri, seperti perencanaan kuda-kuda dan gording, yaitu : 6

28 450 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 7 a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 4,00 m c. Kemiringan atap () : 30 d. Bahan gording : baja profil lip channels ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( ) f. Bahan penutup atap : genteng tanah liat mantili g. Alat sambung : baut-mur h. Jarak antar gording : 1,5 m i. Mutu baja profil : Bj-37 ijin = 1600 kg/cm leleh = 400 kg/cm (SNI ) 1,5 1,5 1, Gambar 3. Rencana kuda-kuda 3. Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels/ kanal kait ( ) 150 x 75 x 0 x 4,5 dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 11,0 kg/m f. t s = 4,5 mm b. I x = 489 cm 4 g. t b = 4,5 mm c. I y = 99, cm 4 h. Z x = 65, cm 3 d. h = 150 mm i. Z y = 19,8 cm 3 e. b = 75 mm

29 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 8 Kemiringan atap () Jarak antar gording (s) Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 30 = 1,5 m = 4,00 m Pembebanan berdasarkan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983), sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m b. Beban angin = 5 kg/m c. Beban hidup (pekerja) = 100 kg d. Beban penggantung dan plafond = 18 kg/m 3... Perhitungan Pembebanan a. Beban mati (titik) y x q x q q y Berat gording = = 11,0 kg/m Berat penutup atap = 1,5 x 50 kg/m = 75,0 kg/m + q = 86,0 kg/m q x = q sin = 86,0 x sin 30 = 43 kg/m q y = q cos = 86,0 x cos 30 = 74,48 kg/m M x1 = 1 / 8. q y. L = 1 / 8 x 74,48 x (4,0) = 148,96 kgm M y1 = 1 / 8. q x. L = 1 / 8 x 43 x (4,0) = 86 kgm

30 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 9 b. Beban hidup y x P x P P y P diambil sebesar 100 kg. P x = P sin = 100 x sin 30 P y = P cos = 100 x cos 30 M x = 1 / 4. P y. L = 1 / 4 x 86,60 x 4,0 M y = 1 / 4. P x. L = 1 / 4 x 50 x 4,0 = 50 kg = 86,60 kg = 86,60 kgm = 50 kgm c. Beban angin TEKAN HISAP Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 1983) Koefisien kemiringan atap () = 30 1) Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = (0,0.30 0,4) = 0, ) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) = koef. angin tekan x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) = 0, x 5 x ½ x (1, 5+1, 5) = 7,5 kg/m ) Angin hisap (W ) = koef. angin hisap x beban angin x 1/ x (s 1 +s ) = 0,4 x 5 x ½ x (1, 5+1, 5) = -15 kg/m

31 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 30 Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L = 1 / 8 x 7,5 x (4,0) = 15 kgm ) M x (hisap) = 1 / 8. W. L = 1 / 8 x -15 x (4,0) = -30 kgm Kombinasi = 1,D + 1,6L ± 0,8W 1) M x M x (max) = 1,D + 1,6L + 0,8W = 1, (148,96) + 1,6 (86,60) + 0,8 (15) = 39,31 kgm M x (min) = 1,D + 1,6L - 0,8W = 1, (148,96) + 1,6 (86,60) - 0,8 (30) = 93,31 kgm ) M y M y (max) = M uy (min) = 1, (86) + 1,6 (50) = 183, kgm Tabel 3.1. Kombinasi gaya dalam pada gording Momen Mx My Beban Mati (kgm) 148,96 86 Beban Hidup (kgm) 86,60 50 Beban Angin Kombinasi Tekan (kgm) Hisap (kgm) Minimum (kgm) Maksimum (kgm) ,31 39,31 183, 183, Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx = 93,31 kgm = 9331 kgcm My = 183, kgm = 1830 kgcm σ = M Z X X M Z Y Y = , ,8 = 108,8 kg/cm < σ ijin = 1600 kg/cm

32 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 31 Kontrol terhadap tegangan Maksimum Mx = 39,31 kgm = 3931 kgcm My = 183, kgm = 1830 kgcm σ = M Z X X M Z Y Y = , ,8 = 1054,13kg/cm < σ ijin = 1600 kg/cm 3..4 Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 150 x 75 x 0 x 4,5 E =,1 x 10 6 kg/cm Ix = 489 cm 4 Iy = 99, cm 4 1 Zijin L Zijin 400, cm 180 qx qy Px Py = 0,43 kg/cm = 0,7448 kg/cm = 50 kg = 86,60 kg 4 5. qx. L Zx = 384. E. Iy 3 Px. L = 48. E. Iy ,43.(400) = 1,008 cm , , 6 48., , Zy = qy. l Py. L = 384. E. Ix 48. E. Ix 4 5.0,7448.(400 ) , , , = 0,35 Z = Zx Zy = 1,008 0,35 1, 185 z z ijin 1,185 <, aman! Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi 150 x 75 x 0 x 4,5 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.

33 5 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan Seperempat Kuda-kuda A Gambar 3.3. Panjang batang seperempat kuda-kuda A Perhitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3. Perhitungan panjang batang pada seperempat kuda-kuda Nomor Batang Panjang Batang ( m ) 1 1,50 1,50 3 1,50 4 1,33 5 1,33 6 1,33 7 0,75 8 1,50 9 1, ,5

34 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-kuda Gambar 3.4. Luasan atap seperempat kuda-kuda A Panjang ja = 4,50 m Panjang ab = 1,75 m Panjang ib = 3,66 m Panjang bc = 1,50 m Panjang hc = 3,0 m Panjang cd = 1,50 m Panjang gd =,33 m Panjang de = 0,75 m Panjang fe =,0 m Luas abij = ½ ab.( ja + ib ) = ½ 1,75x (4,5 + 3,66 ) = 7,14 m Luas bchi = ½ bc.( ib + hc ) = ½ 1,5 x ( 3, ) = 5,0 m Luas cdgh = ½ cd. ( hc + gd ) = ½ 1,5 x ( 3 +,33 ) = 4,0 m

35 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 34 Luas defg = ½ de. ( fe+ gd ) = ½ 0,75 x ( +,33 ) = 1,6 m Gambar 3.5. Luasan plafon seperempat kuda-kuda A Panjang ja = 4,50 m Panjang ab = 1,67 m Panjang ib = 3,66 m Panjang bc = 1,33 m Panjang hc = 3,0 m Panjang cd = 1,33 m Panjang gd =,33 m Panjang de = 0,66 m Panjang fe =,0 m Luas abij = ½ ab.( ja + ib ) = ½ 1,67 x (4,5 + 3,66 ) = 6,8 m Luas bchi = ½ bc.( ib + hc ) = ½ 1,33 x ( 3, ) = 4,43 m Luas cdgh = ½ cd.( hc + gd ) = ½ 1,33 x ( 3 +,33 ) = 3,55 m

36 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 35 Luas defg = ½ de.( fe+ gd ) = ½ 0,66 x ( +,33 ) = 1,43 m Perhitungan Pembebanan Seperempat Kuda-kuda A Data-data pembebanan : Berat gording = 11,0 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 3,77 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P4 P1 P3 P P5 P6 P7 Gambar 3.6. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban mati Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,0 = 44 kg b) Beban atap = Luasan abij x Berat atap = 7,14 x 50 = 357 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+4) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50+1,33) x 3,77 = 5,33 kg

37 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 36 d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 3,4 = 1,07 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 3,4 = 0,34 kg f) Beban plafon = Luasan abij x berat plafon = 6,8 x 18 = 1,76 kg ) Beban P a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,33 = 36,63 kg b) Beban atap = Luasan bchi x berat atap = 5 x 50 = 50 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1++7+8) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+0,75 + 1,5) x 3,77 = 9,89 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,35 = 1,906 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,35 = 0,635 kg 3) Beban P 3 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x,67 = 9,37 kg b) Beban atap = Luasan cdgh x berat atap = 4 x 50 = 00 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+1,5+) x 3,77 = 1,5 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 7,865 =,359 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 7,865 = 0,786 kg

38 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 37 4) Beban P 4 a) Beban gording = Berat profil gording x panjang gording = 11 x,0 = kg b) Beban atap = Luasan defg x berat atap = 1,6 x 50 = 81 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (3+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+,5) x 3,77 = 7,07 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,537 = 1,361 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,537 = 0,454 kg 5) Beban P 5 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg (4+5+7) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 3,77 = 6,43 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,16 = 1,38 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,16 = 0,413 kg d) Beban plafon = Luasan bchi x berat plafon = 4,43 x 18 = 79,74 kg 6) Beban P 6 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+1,5+1,5) x 3,77 = 10,67 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,849 =,055 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,849 = 0,685 kg d) Beban plafon = Luasan cdgh x berat plafon = 3,55 x 18 = 63,9 kg

39 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 38 7) Beban P 7 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33++,5) x 3,77 = 10,5 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,75 =,06 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,75 = 0,675 kg d) Beban plafon = Luasan defg x berat plafon = 1,43 x 18 = 5,74 kg Tabel 3.3 Rekapitulasi pembebanan seperempat kuda-kuda Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Jumlah Input Beban Atap gording Kuda - kuda Penyambung Bracing Plafon Beban SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P ,33 1,07 0,34 1,76 530, P 50 36,63 9,89 1,906 0,635-99, P ,37 1,5,359 0,786-44, P ,07 1,361 0, , P ,43 1,38 0,413 79,74 87,81 88 P ,67,055 0,685 63,9 77,31 78 P ,5,06 0,675 5,74 38,961 39

40 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 39 Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P, P 3, P 4 = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W4 W3 W Gambar 3.7. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban angin W1 3 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 1983) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,14 x 0, x 5 = 35,7 kg b) W = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5,0 x 0, x 5 = 5 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 4,0 x 0, x 5 = 0 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 1,6 x 0, x 5 = 8,1 kg

41 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 40 Tabel 3.4. Perhitungan beban angin Wx Input SAP Wy Input SAP Beban Beban (kg) W.Cos 000 W.Sin 000 Angin (kg) (kg) (kg) (kg) W 1 35,7 30, ,85 18 W 5 1,65 1,5 13 W , W 4 8,1 7,01 8 4,05 5 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang Seperempat kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi gaya batang seperempat kuda-kuda A kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 1-117,51-578,98 3 7, , , , 7 105, , , ,

42 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan Profil Seperempat Kuda Kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 1036,36 kg L = 1,33 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 1036,36 0, ,48 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An Pmaks. 1036,36 0,4 cm.f. U 0, ,75 u L 133 i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 4,80 cm i = 1,51 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,48/ = 0,4 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/. 5,4 = 1,7 mm Diameter lubang = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,4/) + 1.1,47.0,5 = 0,945 cm Ag yang menentukan = 1,337 cm Digunakan maka, luas profil 4,80 > 0,945 ( aman ) inersia commit to 1,51 user > 0,55 ( aman )

43 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 4 Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Seperempat batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 117,51 kg L = 1,5 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =.4,80 = 9,60 cm r b t = 1,51 cm = 15,1 mm = 50 mm = 5 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 1,910 t 5 40 kl r f y f y λc E 1(1500) 15,1 40 3,14 xx10 5 = 1,10 Karena c >1, maka : = 1,5 c = 1,5.1,10 = 1,50 f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,43 N = 15346,943 kg 1,50 P max 117,51 0,09 < 1... ( aman ) Pn 0,85 x15346,943

44 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 43 Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk seperempat batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85).¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 117,51 n 0,18 ~ buah baut P 6766,56 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = commit 65 to user

45 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 44 b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85).¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 1036,36 n 0,15 ~ buah baut P 6766,56 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = 65 mm

46 5 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 45 b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm Tabel 3.6. Rekapitulasi perencanaan profil seperempat kuda-kuda A Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , Perencanaan Seperempat Kuda-kuda B Gambar 3.8. Panjang batang seperempat kuda-kuda B Perhitungan Panjang Batang Seperempat Kuda-kuda B Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel di bawah ini :

47 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 46 Tabel 3.7 Perhitungan panjang batang pada seperempat kuda-kuda Nomor Batang Panjang Batang ( m ) 1 1, 50 1,50 3 1,50 4 1,33 5 1,33 6 1,33 7 0,75 8 1,50 9 1, , Perhitungan Luasan Seperempat Kuda-kuda Gambar 3.9. Luasan atap seperempat kuda-kuda B Panjang ja = ib =hc = gd = fe = 4,0 m Panjang ab = 1,75 m Panjang bc = 1,5 m Panjang cd = 1,5 m Panjang de = 0,75 m

48 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 47 Luas abij Luas bchi Luas defg = ja x ab = 4,0 x 1,75 = 7 m = cdgh = ib x bc = 4 x 1,5 = 6 m = gd x de = 4 x 0,75 = 3 m Gambar Luasan plafon seperempat kuda-kuda B Panjang ja = ib =hc = gd = fe = 4,0 m Panjang ab = 1,67 m Panjang bc = 1,33 m Panjang cd = 1,33 m Panjang de = 0,66 m Luas abij = ja x ab = 4,0 x 1,67 = 6,68 m

49 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 48 Luas bchi = cdgh = ib x bc = 4 x 1,33 = 5,3 m Luas defg = gd x de = 4 x 0,66 =,64 m Perhitungan Pembebanan Seperempat Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording = 11,0 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 3,77 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P4 P1 P3 P P5 P6 Gambar Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban mati P7 Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4,0 = 44 kg b) Beban atap = luasan abij x Berat atap = 7 x 50 = 350 kg

50 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 49 c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+4) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50 + 1,33) x 3,77 = 5,33 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 3,4 = 1,07 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 3,4 = 0,34 kg g) Beban plafon = luasan abij x berat plafon = 6,68 x 18 = 10,4 kg ) Beban P a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,33 = 36,63 kg b) Beban atap = luasan bchi x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x Btg (1++7+8) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 + 0,75 + 1,5) x 3,77 = 9,89 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,35 = 1,906 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,35 = 0,635 kg 3) Beban P 3 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x,67 = 9,37 kg b) Beban atap = luasan bchi x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 + 1,5 +1,5+) x 3,77 = 1,5 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 7,865 =,359 kg

51 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 50 e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 7,865 = 0,786 kg 4) Beban P 4 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x,0 = kg b) Beban atap = luasan defg x berat atap = 3 x 50 = 150 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (3+11) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5 +,5) x 3,77 = 7,07 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,537 = 1,361 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,537 = 0,453 kg 5) Beban P 5 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg(4+5+7) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33 + 1,33 + 0,75) x 3,77 = 6,43 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,16 = 1,38 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,16 = 0,413 kg d) Beban plafon = luasan bchi x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg 6) Beban P 6 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33 + 1,33 +1,5+1,5) x 3,77 = 10,67 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,849 =,055 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,849 = 0,685 kg

52 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 51 d) Beban plafon = luasan cdgh x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg 7) Beban P 7 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33 + +,5) x 3,77 = 10,5 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 6,75 =,05 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 6,75 = 0,675 kg d) Beban plafon = luasan defg x berat plafon =,64 x 18 = 47,5 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi pembebanan seperempat kuda-kuda Beban Beban Beban Beban Plat Beban Beban Jumlah Input Beban Atap gording Kuda - kuda Penyambung Bracing Plafon Beban SAP 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P ,33 1,07 0,34 10,4 50, P ,63 9,89 1,906 0, , P ,37 1,5,359 0, , P ,07 1,361 0, , P ,43 1,38 0,413 95,76 103, P ,67,055 0,685 95,76 109, P ,5,05 0,675 47,5 60,74 61 Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P, P 3, P 4 = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin :

53 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 5 W4 W1 W3 W Gambar 3.1. Pembebanan seperempat kuda-kuda akibat beban angin 3 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 1983) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7 x 0, x 5 = 35 kg b) W = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 3 x 0, x 5 = 15 kg Tabel 3.9. Perhitungan beban angin Wx Input SAP Wy Input SAP Beban Beban (kg) W.Cos 000 W.Sin 000 Angin (kg) (kg) (kg) (kg) W , ,5 18 W 30 5, W , W , ,5 8 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang commit Seperempat to user kuda-kuda sebagai berikut :

54 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 53 Tabel Rekapitulasi gaya batang seperempat kuda-kuda B Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) 1-147,10-707, , , , , , , , , , Perencanaan Profil Seperempat Kuda Kuda B a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 119,0 kg L = 1,33 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 119,0 0, ,56 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae

55 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 54 P maks. =.f u.an.u An Pmaks. 119,0 0,49 cm.f. U 0, ,75 u L 133 i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 4,80 cm i = 1,51 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,56/ = 0,8 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/. 5,4 = 1,7 mm Diameter lubang = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,49/) + 1.1,47.0,5 = 0,98 cm Ag yang menentukan = 1,337 cm Digunakan maka, luas profil 4,80 > 0,98 ( aman ) inersia 1,51 > 0,55 ( aman ) Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Seperempat batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 147,10 kg L = 1,5 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 4,80 = 9,60 cm

56 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 55 r b t = 1,51 cm = 15,1 mm = 50 mm = 5 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 1,910 t 5 40 kl r f y f y λc E 1(1500) 15,1 40 3,14 xx10 5 = 1,10 Karena c >1, maka : = 1,5 c = 1,5.1,10 = 1,50 f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,43 N = 15346,94 kg 1,50 P max 147,10 0,11 < 1... ( aman ) P 0,85 x15346,94 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk seperempat batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. commit (BJ 37,f to u user = 3700 kg/cm )

57 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 56 Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85.¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,14 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 147,10 n 0,1 ~ buah baut P 6766,56 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = 65 mm b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm )

58 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 57 Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85).¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 119,0 n 0,18 ~ buah baut P 6766,56 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = 65 mm b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d = 1,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm

59 5 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 58 Tabel Rekapitulasi perencanaan profil seperempat kuda-kuda B Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Gambar Panjang batang Kuda-kuda trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1. Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda trapesium Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,33 1,33 3 1,33 4 1,33 5 1,33 6 1,33

60 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 59 Nomor Batang Panjang Batang (m) 7 1,33 8 1,33 9 1, , ,33 1 1, , , , , , , ,33 0 1,33 1 1,33 1,50 3 1,50 4 1,50 5 0,75 6 1,50 7 1,50 8,0 9,5 30,60 31,5 3,60 33,5 34,60 35,5 36,60 37,5 38,60 39,5 40,60 41,5 4,0 43 1, , ,75

61 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan luasan kuda-kuda trapesium Gambar Luasan atap kuda-kuda trapesium Panjang ab = 1,75 m Panjang bg = 3,67 m Panjang bc = 1,50 m Panjang ch = 3,0 m Panjang cd = 1,50 m Panjang di =,34 m Panjang de = 0,75 m Panjang ej =,0 m Panjang af = 4,5 m Luas abfg = ½ ab ( af + bg ) = ½ 1,75 ( 4,5+ 3,67 ) = 7,15 m Luas bcgh = ½ bc ( ch + bg ) = ½ 1,50 ( 3,0+ 3,67 ) = 5,00 m Luas cdhi = ½ cd ( ch + di ) = ½ 1,50 ( 3,0+,34 ) = 4,00 m Luas deij = ½ de ( ej + di ) = ½ 0,75 ( +,34 ) = 1,63 m

62 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 61 Gambar Luasan plafon kuda-kuda trapesium Panjang ab = 1,67m Panjang bg = 3,67 m Panjang bc = 1,33 m Panjang ch = 3,0 m Panjang cd = 1,33 m Panjang di =,34 m Panjang de = 0,6,7 m Panjang ej =,0 m Panjang af = 4,5 m Luas abfg = ½ ab ( af + bg ) = ½ 1,67 ( 4,5+ 3,67 ) = 6,8 m Luas bcgh = ½ bc ( ch + bg ) = ½ 1,33 ( 3,0+ 3,67 ) = 4,43 m Luas cdhi = ½ cd ( ch + di ) = ½ 1,33 ( 3,0+,34 ) = 3,55 m Luas deij = ½ de ( ej + di ) = ½ 0,67 ( +,34 ) = 1,45 m

63 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan kuda-kuda trapesium Data-data pembebanan : Berat gording = 11,0 kg/m Jarak antar kuda-kuda = 4,0 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P1 P3 15 P P11 P P13 P14 P15 P16 P17 P18 Gambar Pembebanan kuda-kuda trapesium akibat beban mati P19 P0 P1 P P3 P4 a. Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan abfg x berat atap = 7,15 x 50 = 357,5 kg c) Beban plafon = luasan abfg x berat plafon = 6,8 x 18 = 1,76 kg d) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1 + 13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33) x 7,38 = 9,815 kg e) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,815 =,944 kg f) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,815 = 0,981 kg

64 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 63 ) Beban P = P 1 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,33 = 36,63 kg b) Beban atap = luasan bcgh x berat atap = 5 x 50 = 50 kg c) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75+1,5) x 7,38 = 18,117 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 18,117 = 5,435 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 18,117 = 1,811 kg 3) Beban P 3 = P 11 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x,66 = 9,6 kg b) Beban atap = luasan cdhi x berat atap = 4 x 50 = 00 kg c) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+1,5+) x 7,38 =,73 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x,73 = 6,819 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x,73 =,73 kg 4) Beban P 4 = P 10 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x = kg b) Beban atap = luasan deij x berat atap = 1,63 x 50 = 81,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+,5+,6) x 7,38 = 7,711 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda

65 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 64 = 30 x 7,711 = 8,313 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 7,711 =,771 kg 5) Beban P 5 = P 7 = P 9 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+,5) x 7,38 = 18,117 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 18,117 = 5,435 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 18,117 = 1,811 kg 6) Beban P 6 = P 8 a) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+,6+,6) x 7,38 = 9,003 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,003 = 8,701 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,003 =,9 kg 7) Beban P 14 = P 4 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg(1++5) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 7,38 = 1,58 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 1,58 = 3,774 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 1,58 = 1,58 kg d) Beban plafon = luasan bcgh x berat plafon = 4,43 x 18 = 79,74 kg 8) Beban P 15 = P 3 a) Beban kuda-kuda = ½ x btg(+3+6+7) x berat profil kuda kuda commit = ½ x (1,33+1,33+1,5+1,5) to user x 7,38 = 0,885 kg

66 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 65 b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 0,885 = 6,65 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 0,885 =,088 kg d) Beban plafon = luasan cdhi x berat plafon = 3,55 x 18 = 63,9 kg 9) Beban P 16 = P a) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33++,5) x 7,38 = 5,497 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 5,497 = 7,649 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 5,497 =,549 kg d) Beban plafon = Luasan deij x berat plafon = 1,45 x 18 = 6,1 kg 10) Beban P 17 = P 19 = P 1 a) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberatprofil kuda-kuda =½x(1,33+1,33+,6+,5+,6)x7,83=37,305 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 37,305 = 11,19 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 37,305 = 3,731 kg 11) Beban P 18 = P 0 a) Beban kuda-kuda = ½ x Btg(5+6+33) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+,5) x 7,38 = 18,117 kg b) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 18,117 = 5,435 kg c) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 18,117 = 1,811 kg

67 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 66 Tabel Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyam bung (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 (kg) P 1= P ,5 44 9,815,944 0,981 1, P = P ,63 18,117 5,435 1, , P 3= P ,6,73 6,819 0,681 P 4= P 10 81,5 7,711 8,313 0,831 P 5= P 7= P 9 P 6= P 8 P 14= P 4 P 15= P 3 P 16= P P 17= P 19= P 1 P 18 =P ,117 5,435 1,811 9,003 8,701, , , , , ,58 3,774 1,58 79,74 97, ,885 6,65,088 63,9 93, ,497 7,649,549 6,1 61, ,305 11,19 3,73 18,117 5,435 1, ,6 53 5,363 6 Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P, P 3, P 4, P 10, P 11, P 1, P 13 = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W1 W W4 W Gambar Pembebanan kuda-kuda akibat beban angin W5 W6 W7 3 W8

68 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 67 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m 1) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7,15 x 0, x 5 = 35,75 kg b) W = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5 x 0, x 5 = 5 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 4 x 0, x 5 = 0 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 1,63 x 0, x 5 = 8,15 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 5 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 1,63 x -0,4 x 5 = -16,3 kg b) W 6 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 4 x -0,4 x 5 = -40 kg c) W 7 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 5 x -0,4 x 5 = -50 kg d) W 8 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 7,15 x -0,4 x 5 = -71,5 kg Tabel Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos (kg) Input SAP000 W x Sin (kg) Input SAP000 W 1 35,75 30, , W 5 1,65 1,5 13 W , W 4 8,15 7, W 5-16, W W W 8-71,

69 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 68 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda trapesium Kombinasi Batang Tarik (+) Tekan (-) ( kg ) ( kg ) 1 360,36-360, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,38-50, commit to 3108,03 user

70 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 69 Batang Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) ( kg ) ( kg ) 4-373, , , , , , , , , , , ,0 36 6, , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 360,36 kg L = 1,33 m

71 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 70 f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 360,36 1,51cm 0,9.400 Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An P.f maks. u. U 360,36 1,15 0, ,85 cm L 133 i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =,1 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 1,51/ = 0,75 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/. 5,4 = 1,7 mm Diameter lubang = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (1,15/) + 1.1,47.0,7 = 1,60 cm Digunakan maka, luas profil 9,40 > 1,60 ( aman ) inersia,1 > 0,55 ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Trapesium batang tarik.

72 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 71 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 3839,90 kg L = 1,50 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 18,8 cm r b t =,1 cm = 1, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 1,910 t 7 40 f y f y λc kl r E 1(1500) 1, 40 3,14 xx10 5 = 0,78 Karena 0,5 < c <1, maka : 1,43 1,6-0,67 c 1,43 = 1,3 1,6-0,67.0,78 f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,18 N = 34181,81 kg 1,3 P max 3839,90 0,13 < 1... ( aman ) P 0,85 x34181,81 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Trapesium batang tekan.

73 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85).¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 3839,90 n 0,57 ~ 3 buah baut P 6766,56 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = 65 mm b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm

74 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 73 b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut Pn = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85).¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 360,36 n 0,48 ~ 3 buah baut P 6766,56 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = 65 mm b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm

75 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 74 Tabel Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda trapesium Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

76 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 75 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , Perencanaan Jurai ,4 Gambar Panjang batang jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan panjang batang pada jurai Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,886 1, , , , ,886

77 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 76 Nomor Batang Panjang Batang (m) 7,036 8,036 9,036 10,036 11,036 1, ,767 14, ,533 16,430 17,300 18, , , ,833 4,7 3 4,600

78 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Luasan Jurai Gambar Luasan atap jurai Panjang a b = 1,93 m Panjang hl = 0,33 m Panjang b c = c d = 1,538 m Panjang mw =,0 m Panjang d m = 0,769 m Panjang tx = 1,667 m Panjang ei =,50 m Panjang uy = 1,0 m Panjang fj = 1,667 m Panjang vz = 0,33 m Panjang gk = 1,0 m Panjang e f = 0,769 m Panjang xy = 1,50 m Panjang f g =g h = 1,538 m Panjang h s = 0,769 m Luas abfjie = x (½. a b. ( fj + ei ) ) = x (½. 1,93. ( 1,667 +,50 ) ) = 8,013 m Luas bcgkjf = x (½. b c. ( fj + gk ) ) = x (½. 1,538. ( 1, ,0 ) ) = 4,10 m

79 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 78 Luas cdhlkg = x (½. c d. ( hl + gk ) ) = x (½. 1,538. ( 0,33 + 1,0 ) ) =,045 m Luas dmlh = x ( ½ x hl x d m) = x ( ½ x 0,33 x 0,769 ) = 0,54 m Luas optxwm = x (½. e f. ( mw + tx ) ) = x (½. 0,769. (,0 + 1,667 ) ) =,80 m Luas pquyxt = x (½. f g. ( tx + uy ) ) = x (½. 1,538 ( 1, ,0 ) ) = 4,10 m Luas qrvzyu = x (½. g h. ( vz + uy ) ) = x (½. 1,538. ( 0,33 + 1,0 ) ) Luas rszv =,045 m = x ( ½ x vz x h s) = x ( ½ x 0,33 x 0,769 ) = 0,54 m Gambar 3.0. Luasan plafon jurai

80 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 79 Panjang a b = 1,667 m Panjang mw =,0 m Panjang b c = c d = 1,33 m Panjang tx = 1,667 m Panjang d m = 0,667 m Panjang uy = 1,0 m Panjang ei =,50 m Panjang vz = 0,33 m Panjang fj = 1,667 m Panjang e f = 0,667 m Panjang gk = 1,0 m Panjang f g =g h = 1,33 m Panjang hl = 0,33 m Panjang h s = 0,667 m Luas abfjie = x (½. a b. ( fj + ei ) ) = x (½. 1,667. ( 1,667 +,50 ) ) = 6,946 m Luas bcgkjf = x (½. b c. ( fj + gk ) ) = x (½ 1,33 ( 1, ,0 ) ) = 3,547 m Luas cdhlkg = x (½. c d. ( hl + gk ) ) = x (½ 1,33 ( 0,33 + 1,0 ) ) = 1,769 m Luas dmlh = x ( ½ x hl x d m) = x ( ½ x 0,33 x 0,667 ) = 0,0 m Luas optxwm = x (½. e f. ( mw + tx ) ) = x (½. 0,667. (,0 + 1,667 ) ) =,4 m Luas pquyxt = x (½. f g. ( tx + uy ) ) = x (½. 1,33. ( 1, ,0 ) ) = 3,547 m Luas qrvzyu = x (½. g h. ( vz + uy ) ) = x (½. 1,33. ( 0,33 + 1,0 ) ) = 1,769 m Luas rszv = x ( ½ x vz x h s) = x ( ½ x 0,33 x 0,667 ) = 0,0 m

81 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 6,83 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P7 P1 P3 P4 P P5 11 P6 1 3 P8 P9 P10 P11 P1 P13 Gambar 3.1. Pembebanan jurai akibat beban mati Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan abfjie x berat atap = 8,013 x 50 = 400,65 kg c) Beban plafon = luasan abfjie x berat plafon = 6,946 x 18 = 15,08 kg d) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,886 +,036) x 6,83 = 13,394 kg e) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 13,394 = 4,018 kg f) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 13,394 = 1,339 kg

82 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 81 ) Beban P a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x,66 = 9,6 kg b) Beban atap = luasan bcgkjf x berat atap = 4,10 x 50 = 05,1 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(,036+,036+0,767+,080)x6,83= 3,63 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 3,63 = 7,088 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 3,63 =,363 kg 3) Beban P 3 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 1,33 = 14,63 kg b) Beban atap = luasan cdhlkg x berat atap =,045 x 50 = 10,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(,036+,036+1,533+,430)x6,83= 7,44 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 7,439 = 8,3 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 7,439 =,744 kg 4) Beban P 4 a) Beban atap = (luasan dmlh + optxwm) x berat atap = (0,54 +,80) x 50 = 153,7 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(,036+,036+,300+,974)x6,83= 31,9 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 31,9 = 9,575 kg

83 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 8 d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 31,9 = 3,19 kg 5) Beban P 5 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x,66 = 9,6 kg b) Beban atap = luasan pquyxt x Berat atap = 4,10 x 50 = 05,1 kg c) Beban kuda-kuda = ½x btg( ) x berat profil kuda-kuda = ½x(,036+,036+3,067+3,6)x6,83 = 36,67 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 36,67 = 11,00 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 36,67 = 3,667 kg 6) Beban P 6 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 1,33 = 14,63 kg b) Beban atap = luasan qrvzyu x berat atap =,045 x 50 = 10,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½x(,036+,036+3,833+4,7)x6,83= 41,58 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 41,58 = 1,475 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 41,58 = 4,158 kg 7) Beban P 7 a) Beban atap = luasan rszv x berat atap = 0,54 x 50 = 1,7 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+3) x berat profil kuda kuda = ½ x (,036+4,6) x 6,83=,66 kg

84 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 83 c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x,66 = 6,799 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x,66 =,66 kg 8) Beban P 8 a) Beban plafon = luasan bcgkjf x berat plafon = 3,547 x 18 = 63,846 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1++13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,886+1,886+0,767) x 6,83= 15,501 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 15,501 = 4,650 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 15,501 = 1,550 kg 9) Beban P 9 a) Beban plafon = luasan cdhlkg x berat plafon = 1,769 x 18 = 31,84 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+,080+1,533)x6,83= 5, kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 5, = 7,566 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 5, =,5 kg 10) Beban P 10 a) Beban plafon = (luasan dmlh + optxwn) x berat plafon = (0,0+,4) x 18 = 43,99 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+,430+,3)x6,83= 9,034 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,034 = 8,710 kg

85 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 84 d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,034 =,903 kg 11) Beban P 11 a) Beban plafon = luasan pquyxt x berat plafon = 3,547 x 18 = 63,846 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+,974+3,067)x6,83= 33,51 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 33,51 = 10,053 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 33,51 = 3,351 kg 1) Beban P 1 a) Beban plafon = luasan qrvzyu x berat plafon = 1,769 x 18 = 31,84 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½x(1,886+1,886+3,6+3,833)x6,83= 38,65 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 38,65 = 11,479 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 38,65 = 3,86 kg 13) Beban P 13 a) Beban plafon = luasan rszv x berat plafon = 0,0 x 18 = 3,96 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (6++3) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,886+4,7+4,6) x 6,83 = 36,739 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 36,739 = 11,0 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 36,739 = 3,674 kg

86 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 85 Tabel Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) P 1 400, ,394 4,018 1,339 15,08 588, P 05,1 9,6 3,63 7,088,363-67, P 3 10,5 14,63 7,44 8,3, , P 4 153,7-31,9 9,575 3,19-198, P 5 05,1 9,6 36,67 11,00 3,667-85, P 6 10,5 14,63 41,58 1,475 4, , P 7 1,7 -,66 6,799,66-44,47 45 P ,501 4,650 1,550 63,846 85, P , 7,566,5 31,84 67,15 68 P ,034 8,710,903 43,99 84, P ,51 10,053 3,351 63, , P ,65 11,479 3,86 31,84 85,41 86 P ,739 11,0 3,674 3,96 55, Input SAP 000 (kg) Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P, P 3, P 4, P 5 P 6, P 7, = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W1 W W3 W Gambar 3.. Pembebanan jurai akibat beban angin 18 W5 W6 W

87 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 86 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x ) 0,40 = 0,04 a) W 1 = luasan abfjie x koef. angin tekan x beban angin = 8,013 x 0,04 x 5 = 8,013 kg b) W = luasan bcgkjf x koef. angin tekan x beban angin = 4,10 x 0,04 x 5 = 4,10 kg c) W 3 = luasan cdhlkg x koef. angin tekan x beban angin =,045 x 0,04 x 5 =,045 kg d) W 4 = luasan (dmlh+ optxwm) x koef. angin tekan x beban angin = (0,54 +,80) x 0,04 x 5 = 3,074 kg e) W 5 = luasan pquyxt x koef. angin tekan x beban angin = 4,10 x 0,04 x 5 = 4,10 kg f) W 6 = luasan qrvzyu x koef. angin tekan x beban angin =,045 x 0,04 x 5 =,045 kg g) W 7 = luasan rszv x koef. angin tekan x beban angin = 0,54 x 0,04 x 5 = 0,54 kg Tabel Perhitungan beban angin Wx Beban Angin Beban (kg) W.Cos (kg) Input SAP000 Wy W.Sin (kg) Input SAP000 W 1 8,013 6, ,006 5 W 4,10 3,55 4,051 3 W 3,045 1,771 1,0 W 4 3,074,66 3 1,537 W 5 4,10 3,55 4,051 3 W 6,045 1,771 1,0 W 7 0,54 0,0 1 0,17 1 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut :

88 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 87 Tabel 3.0. Rekapitulasi gaya batang jurai Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) , , , , , , , , , , ,64 1 0, , , , , , , , , , , ,1

89 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 3307,73 kg L = 1,886 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 3307,73 1,53 cm 0,9.400 Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An P.f maks. u. U 3307,73 1,3 0, ,75 cm L 189 i min 0,79cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 8,70 cm i = 1,96 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 1,53/ = 0,76 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut Diameter lubang = 1,7 + Ag = An + n.d.t = (1,3/) + 1.1,47.0,7 = 1,69 cm = 1/. 5,4 = 1,7 mm = 14,7 mm = 1,47 cm Digunakan maka, luas profil 8,70 > 1,69 ( aman ) inersia 1,96 > 0,79 ( aman )

90 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 89 Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Jurai batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 3565,53 kg L =,036 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 8,70 = 17,4 cm r b t = 1,96 cm = 19,6 mm = 65 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 9,8 1,910 t 7 40 kl r f y f y λc E 1(036) 19,6 40 3,14 xx10 5 = 1,15 Karena 0,5 < c <1, maka : 1,43 1,6-0,67 1,43 = 1,7 1,6-0,67.1,15 c f y P n = Ag.f cr = Ag = = 4300,84 N = 430,08 kg 1,7

91 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 90 P max P n 3565,53 0,85 x430,08 0,17 < 1... ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Jurai batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85).¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 3565,53 n 0,53 ~ buah baut P 6766,56 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut :

92 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 91 a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = 65 mm b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F b u = 85 N/mm ) Diameter baut () = 1,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 1,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..1,7 = ,44 N = 10445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an = (0,75.85).¼..1,7 = 78341,58 N = 7834,16 kg/baut Tahanan Tumpu baut : P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (, ,7.8) = 67665,6 N = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 3307,73 n 0,49 ~ buah baut P 6766,56 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut :

93 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 9 a) 5d S 15t atau 00 mm Diambil, S 1 = 5 d = 5. 1,7 = 63,5 mm = 65 mm b),5 d S (4t +100) atau 00 mm Diambil, S =,5 d = 1,5. 1,7 = 31,75 mm = 35 mm Tabel 3.1. Rekapitulasi perencanaan profil jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7

94 450 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) A Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Gambar 3.3. Panjang batang kuda-kuda utama A Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama A Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,33 1,33 3 1,33 4 1,33 5 1,33 6 1,33 7 1,33 8 1,33 9 1, , ,33 1 1, , , , , ,50 18 commit 1,50 to user 19 1,50

95 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 94 Nomor Batang Panjang Batang (m) 0 1,50 1 1,50 1,50 3 1,50 4 1,50 5 0,75 6 1,56 7 1,50 8,1 9,5 30, ,0 3 3,9 33 3, , ,5 36 3, , ,9 39 3,0 40,61 41,5 4,1 43 1, , ,75

96 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama A Gambar 3.4. Luasan atap kuda-kuda utama A Panjang ab = 1,75 m Panjang gj =,33 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,50 m Panjang fk = 3,11 m Panjang gh = 0,75 m Panjang el = 3,60 m Panjang hi =,0 m Panjang dm = en = bo = ap = 4,0 m Luas abop = ab x op =1,75 x 4,0 = 7,0 m Luas bcno = cdmn = bc x bo = 1,50 x 4,0 = 6,0 m Luas delm = (½ de x dm) + ½ (½ de ( dm + el )) = (½ 1,5 x 4) + ½ (½ 1,5 ( 4 + 3,60) ) = 3 +,85 = 5,85mcommit to user

97 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 96 Luas efkl = ½ ef ( fk + el ) = ½ 1,5 ( 3 + 3,67 ) = 5,0 m Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj ) = ½ 1,5 ( 3 +,33 ) = 4 m Luas ghij = ½ gh ( hi + gj ) = ½ 0,75 ( +,33 ) = 1,6 m Gambar 3.5. Luasan plafon kuda-kuda utama A Panjang ab = 1,66 m Panjang gj =,33 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,33 m Panjang fk = 3,11 m Panjang gh = 0,66 m Panjang el = 3,60 m Panjang hi =,0 m Panjang dm = en = bo = ap = 4,0 m

98 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 97 Luas abop = ab x op =1,66x 4,0 = 6,64 m Luas bcno = cdmn = bc x bo = 1,33x 4,0 = 5,3 m Luas delm = (½ de x dm) + ½ (½ de ( dm + el )) = (½ 1,33 x 4) + ½ (½ 1,33 ( 4 + 3,60) ) =,66 +,53 = 5,19m Luas efkl = ½ ef ( fk + el ) = ½ 1,33 ( 3 + 3,67 ) = 4,43 m Luas fgjk = ½ fg ( fk + gj ) = ½ 1,33 ( 3 +,33 ) = 3,54 m Luas ghij = ½ gh ( hi + gj ) = ½ 0,66 ( +,33 ) = 1,43 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Data-data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m

99 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 98 P7 P1 P6 P P5 P P4 P P3 35 P11 15 P 33 P P P14 P15 P16 P17 P18 P19 P0 P1 P P3 P4 Gambar 3.6. Pembebanan Kuda- kuda utama akibat beban mati a) Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a. Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b. Beban atap = luasan x Berat atap = 7 x 50 = 350 kg c. Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,5) x 7,38 = 10,44 kg d. Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 10,44 = 3,13 kg e. Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 10,44 = 1,044 kg f. Beban plafon = luasan x berat plafon = 6,64 x 18 = 119,5 kg ) Beban P = P 1 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,50+1,5+0,75+1,56) x 7,38 = 19,593 kg

100 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 99 d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 19,593 = 5,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 19,593 = 1,959 kg 3) Beban P 3 = P 11 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+1,5+,1) x 7,38 = 4,354 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,354 = 7,306 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,354 =,435 kg 4) Beban P 4 = P 10 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 5,88 x 50 = 94 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+,5+,61) x 7,38= 9,003 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,003 = 8,701 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,003 =,9 kg 5) Beban P 5 = P 9 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,34 = 36,74 kg

101 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 100 b) Beban atap = luasan x berat atap = 5 x 50 = 50 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+3+3,75) x 7,38 = 35,997 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,997 = 10,793 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,997 = 3,6 kg 6) Beban P 6 = P 8 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x,67 = 9,37 kg b) Beban atap = luasan x berat atap = 4 x 50 = 00 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( )xberat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+3,75+3,98) x 7,38 = 39,593 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 39,593= 11,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 39,593= 3,959 kg 7) Beban P 7 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x = kg b) Beban atap = ( x luasan) x berat atap = ( x 1,6) x 50 = 16 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x (1,5+1,5+4,5) x 7,38 = 7,675 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 7,675 = 8,30 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda commit = 10 x to 7,675 user =,767 kg

102 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 101 8) Beban P 14 = P 4 a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1++5) x berat profil kuda-kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 7,38 = 1,58 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 1,58= 3,774 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 1,58= 1,58 kg 9) Beban P 15 = P 3 a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 5,3 x 18 = 6,08 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (+3+6+7) x berat profil kuda-kuda = ½ x(1,33+1,33+1,56+1,50)x 7,38 = 1,107 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 1,107 = 6,33 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 1,107 =,11 kg 10) Beban P 16 = P a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 5,19 x 18 = 93,4kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x (1,33+1,33+,1+,5) x 7,38 = 5,866 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 5,866 = 7,76 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 5,866 =,586 kg 11) Beban P 17 = P 1 a) Beban plafon = luasan x berat plafon commit = 4,43 x to 18 user = 79,74 kg

103 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 10 b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+,61+3) x 7,38 = 30,516 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 30,516 = 9,154 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 30,516 = 3,051 kg 1) Beban P 18 = P 0 a) Beban plafon = luasan x berat plafon = 3,54 x 18 = 63,7 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda-kuda = ½ x(1,33+1,33+3,9+3,75)x 7,38 = 35,793 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,793 = 10,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,793 = 3,579 kg 13) Beban P 19 a) Beban plafon = ( x luasan) x berat plafon = ( x 1,43) x 18 = 51,48 kg b) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )xberatprofil kuda-kuda =½x(1,33+1,33+3,98+4,5+3,98)x7,38=55,79 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 55,79= 16,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 55,79= 5,579 kg

104 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 103 Tabel 3.3. Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 (kg) P 1 = P , P = P ,43 37 P 3 = P , P 4 = P , P 5 = P , P 6 = P ,8 85 P ,744 3 P 14 = P , P 15 = P ,594 9 P 16 = P , P 17 = P , P 18 = P , P , Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1,P, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11 P 1, P 13 =100 kg. Beban Angin Perhitungan beban angin : W W W3 W4 W5 W6 W7 Gambar 3.7. Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin W8 19 W9 0 W10 W11 W1 W13 W14 Beban angin kondisi normal, commit minimum to = user 5 kg/m

105 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 104 Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, a) W 1 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 7 x 0, x 5 = 35 kg b) W = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg c) W 3 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg d) W 4 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5,88 x 0, x 5 = 9,4kg e) W 5 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 5 x 0, x 5 = 5 kg f) W 6 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 4 x 0, x 5 = 0 kg g) W 7 = luasan x koef. angin tekan x beban angin = 1,6 x 0, x 5 = 8,1 kg Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 8 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 1,6 x -0,4 x 5 = -16, kg b) W 9 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 4x -0,4 x 5 = -40 kg c) W 10 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 5 x -0,4 x 5 = -50 kg d) W 11 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 5,88 x -0,4 x 5 = -58,8 kg e) W 1 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 5 = -60 kg f) W 13 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 5 = -60 kg g) W 14 = luasan x koef. angin hisap x beban angin = 7 x -0,4 x 5 = -70 commit kg to user

106 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 105 Tabel 3.4. Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos (kg) Input SAP000 W y Sin (kg) Input SAP000 W W W W W W W W ,1-9 W W W ,4-30 W W W Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda utama A Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg 1 695,48-695, , , , , ,94 -

107 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 106 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , -

108 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 107 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama A a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 695,48 kg L = 1,33 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 695,48 3,1cm 0,9.400 Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An i min P.f maks. u. U 695,48,45 0, ,85 cm L 133 0,55cm 40 40

109 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 108 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =,1 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 3,1/ = 1,60 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/.,54 = 1,7 mm Diameter lubang = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (,45/) + 1.1,47.0,7 =,5 cm Digunakan maka, luas profil 9,40 >,5 ( aman ) inersia,1 > 0,55 ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 7974,39 kg L = 1,50 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 18,8 cm r b t =,1 cm = 1, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 1,910 t 7 40 f y

110 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 109 f y λc kl r E 1(1500) 1, 40 3,14 xx10 5 = 0,78 Karena 0,5 < c <1, maka : 1,43 1,6-0,67 1,43 = 1,3 1,6-0,67.0,78 c f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,18 N = 34181,81 kg 1,3 P max 7974,39 0,7 < 1... ( aman ) P 0,85 x34181,81 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 15,9 = 9,9 mm Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm

111 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 110 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, = 400 kg/cm Kekuatan baut : a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (15,9). 960 = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 7974,39 n,09 ~ 3 buah baut P 3810,35 geser Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 =,5 d =,5. 1,59 = 3,975 cm = 4,0 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 15,9 = 9,9 mm Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm commit to user

112 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 111 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, Kekuatan baut : = 400 kg/cm a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (15,9). 960 = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, P n P maks. geser 695, ,35 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d 1,8 ~ 3 buah baut Diambil, S 1 =,5 d =,5. 1,59 b),5 d S 7 d = 3,975 cm = 4,0 cm Diambil, S = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm Tabel 3.6. Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama A Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , ,9

113 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 11 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,9

114 450 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 113 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , Perencanaan Kuda-kuda Utama (KU) B Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda B Gambar 3.8. Panjang batang kuda-kuda utama B Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan panjang batang pada kuda-kuda utama B Nomor Batang Panjang Batang (m) 1 1,33 1,33 3 1,33 4 1,33 5 commit 1,33 to user 6 1,33

115 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 114 Nomor Batang Panjang Batang (m) 7 1,33 8 1,33 9 1, , ,33 1 1, , , , , , , ,50 0 1,50 1 1,50 1,50 3 1,50 4 1,50 5 0,75 6 1,56 7 1,50 8,1 9,5 30, ,0 3 3,9 33 3, , ,5 36 3, , ,9 39 3,0 40,61 41,5 4,1 43 1, , ,75

116 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama B Gambar 3.9. Luasan atap kuda-kuda utama B Panjang ab = 1,75 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,50 m Panjang gh = 0,75 m Panjang dm = en = bo = ap = el = fk = gj = hi = 4,0 m Luas abop = ab x op =1,75 x 4,0 = 7,0 m Luas bcno = cdmn = delm = efkl = fgjk = bc x bo = 1,50 x 4,0 = 6,0 m Luas ghij = gh x hi = 0,75 x 4,0 = 3 m

117 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 116 Gambar Luasan plafon kuda-kuda utama B Panjang ab = 1,66 m Panjang bc = cd = ef = fg = 1,33 m Panjang gh = 0,66 m Panjang dm = en = bo = ap = el = fk = gj = hi = 4,0 m Luas abop = ab x op =1,66x 4,0 = 6,64 m Luas bcno = cdmn = delm = efkl = fgjk = bc x bo = 1,33 x 4,0 = 5,3 m Luas ghij = gh x hi = 0,66 x 4,0 =,64 m

118 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Data-data pembebanan : Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m Berat gording = 11 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat profil = 7,38 kg/m ( baja profil ) Berat plafon = 18 kg/m P7 P1 P6 P P5 P P4 P P3 35 P11 15 P 33 P P P14 P15 P16 P17 P18 P19 P0 P1 P P3 P4 Gambar Pembebanan Kuda- kuda utama akibat beban mati a) Perhitungan Beban Beban Mati 1) Beban P 1 = P 13 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan abop x Berat atap = 7 x 50 = 350 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1+13) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,5) x 7,38 = 10,44 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 10,44 = 3,13 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 10,44 = 1,044 kg

119 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 118 f) Beban plafon = Luasan x berat plafon = 6,64 x 18 = 119,5 kg ) Beban P = P 1 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan bcno x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,50+1,5+0,75+1,56) x 7,38 = 19,593 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 19,593 = 5,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 19,593 = 1,959 kg 3) Beban P 3 = P 11 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan cdmn x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg ( )x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+1,5+,1) x 7,38 = 4,354 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 4,354 = 7,306 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 4,354 =,435 kg 4) Beban P 4 = P 10 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 4 = 44 kg b) Beban atap = luasan delm x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( ) x berat profil kuda kuda = commit ½ x (1,5+1,5+,5+,61) to user x 7,38= 9,003 kg

120 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 119 d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 9,003 = 8,701 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 9,003 =,9 kg 5) Beban P 5 = P 9 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x 3,34 = 36,74 kg b) Beban atap = luasan efkl x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+3+3,75) x 7,38 = 35,997 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,997 = 10,793 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,997 = 3,6 kg 6) Beban P 6 = P 8 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x,67 = 9,37 kg b) Beban atap = luasan fgjk x berat atap = 6 x 50 = 300 kg c) Beban kuda-kuda = ½ xbtg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+3,75+3,98) x 7,38 = 39,593 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 39,593= 11,878 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 39,593= 3,959 kg 7) Beban P 7 a) Beban gording = berat profil gording x panjang gording = 11 x = kg b) Beban atap = ( x luasan ghij) x berat atap = ( x 3) x 50 = 300 kg

121 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 10 c) Beban kuda-kuda = ½ x btg( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,5+1,5+4,5) x 7,38 = 7,675 kg d) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 7,675 = 8,30 kg e) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 7,675 =,767 kg 8) Beban P 14 = P 4 a) Beban plafon = luasan bcno x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (1++5) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+0,75) x 7,38 = 1,58 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 1,58= 3,774 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 1,58= 1,58 kg 9) Beban P 15 = P 3 a) Beban plafon = luasan cdmn x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg (+3+6+7) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+1,56+1,50) x 7,38 = 1,107 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 1,107 = 6,33 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 1,107 =,11 kg 10) Beban P 16 = P a) Beban plafon = luasan delm x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+,1+,5) x 7,38 = 5,866 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 5,866 = 7,76 kg

122 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 11 d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 5,866 =,586 kg 11) Beban P 17 = P 1 a) Beban plafon = luasan efkl x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+,61+3) x 7,38 = 30,516 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 30,516 = 9,154 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 30,516 = 3,051 kg 1) Beban P 18 = P 0 a) Beban plafon = luasan fgjk x berat plafon = 5,3 x 18 = 95,76 kg b) Beban kuda-kuda = ½ x btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (1,33+1,33+3,9+3,75) x 7,38 = 35,793 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 35,793 = 10,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 35,793 = 3,579 kg 13) Beban P 19 a) Beban plafon = ( x luasan ghij) x berat plafon = ( x,64) x 18 = 95,04 kg b) Beban kuda-kuda = ½xbtg( )x berat profil kuda kuda = ½x(1,33+1,33+3,98+4,5+3,98)x7,38 = 55,79 kg c) Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 30 x 55,79= 16,737 kg d) Beban bracing = 10 x beban kuda-kuda = 10 x 55,79= 5,579 kg

123 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 1 Tabel 3.8. Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama Beban Beban Atap (kg) Beban Gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 (kg) P 1 = P , P = P ,43 37 P 3 = P , P 4 = P , P 5 = P , P 6 = P ,8 385 P , P 14 = P , P 15 = P ,631 9 P 16 = P ,97 13 P 17 = P , P 18 = P , P , Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1,P, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11 P 1, P 13 =100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W W W3 W4 W5 W6 W7 Gambar 3.3. Pembebanan kuda-kuda utama akibat beban angin W8 19 W9 0 W10 W11 W1 W13 W14 Beban angin kondisi normal, minimum commit to = user 5 kg/m

124 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 13 1) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 30) 0,40 = 0, a) W 1 = luasan abop x koef. angin tekan x beban angin = 7 x 0, x 5 = 35 kg b) W = luasan bcno x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg c) W 3 = luasan cdmn x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg d) W 4 = luasan delm x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg e) W 5 = luasan efkl x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg f) W 6 = luasan fgjk x koef. angin tekan x beban angin = 6 x 0, x 5 = 30 kg g) W 7 = luasan ghij x koef. angin tekan x beban angin = 3 x 0, x 5 = 15 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W 8 = luasan ghij x koef. angin hisap x beban angin = 3 x -0,4 x 5 = -30 kg b) W 9 = luasan fgjk x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 5 = -60 kg c) W 10 = luasan efkl x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 5 = -60 kg d) W 11 = luasan delm x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 5 = -60 kg e) W 1 = luasan cdmn x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 5 = -60 kg f) W 13 = luasan bcno x koef. angin hisap x beban angin = 6 x -0,4 x 5 = -60 kg g) W 14 = luasan abop x koef. angin hisap x beban angin = 7 x -0,4 x 5 = -70 commit kg to user

125 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 14 Tabel 3.9. Perhitungan beban angin Beban Angin Beban (kg) W x Cos (kg) Input SAP000 W y Sin (kg) Input SAP000 W W W W W W W W W W W W W W Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi gaya batang kuda-kuda utama B Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg 1 756,67-756, , , , , , ,47 -

126 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 15 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,64 -

127 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 16 Batang Tarik (+) kg Kombinasi Tekan(-) kg , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda- kuda Utama B a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 756,67 kg L = 1,33 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 756,67 3,50 cm 0,9.400 Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An P.f maks. u. U 756,67,67 cm 0, ,85 L 133 i min 0,55cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm commit to user

128 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 17 i =,1 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 3,50/ = 1,75 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/.,54 = 1,7 mm Diameter lubang = 1,7 + = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (,67/) + 1.1,47.0,7 =,36 cm Digunakan maka, luas profil 9,40 >,36 ( aman ) inersia,1 > 0,55 ( aman ) Jadi,baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tarik. b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 8705,46 kg L = 1,50 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 18,8 cm r b t =,1 cm = 1, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = = 10 1,910 t 7 40 f y f y λc kl r E

129 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 18 1(1500) 1, 40 3,14 xx10 5 = 0,78 Karena 0,5 < c <1, maka : 1,43 1,6-0,67 1,43 = 1,3 1,6-0,67.0,78 c f y P n = Ag.f cr = Ag = = ,18 N = 34181,81 kg 1,3 P max 8705,46 0,30 < 1... ( aman ) P 0,85 x34181,81 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk KK utama batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,65. d Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,65. 15,9 = 9,9 mm = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, = 400 kg/cm Kekuatan baut :

130 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 19 a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (15,9). 960 = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 8705,46 n,8 ~ 3 buah baut P 3810,35 geser Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 =,5 d =,5. 1,59 = 3,975 cm = 4,0 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut () = 15,9 mm ( 5 / 8 inch) Diameter lubang = 17 mm Tebal pelat sambung () = 0,65. d = 0,65. 15,9 = 9,9 mm Menggunakan tebal plat 10 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. ijin = 1, = 400 kg/cm Kekuatan baut :

131 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 130 a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (15,9). 960 = 3810,35 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9. 15, = 3816 kg P yang menentukan adalah P geser = 3810,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, P n P maks. geser 756, ,35 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d 1,98~ 3 buah baut Diambil, S 1 =,5 d =,5. 1,59 b),5 d S 7 d = 3,975 cm = 4,0 cm Diambil, S = 5 d = 5. 1,59 = 7,95 cm = 8,0 cm Tabel Rekapitulasi perencanaan profil kuda-kuda utama B Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , ,9

132 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 131 Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,9

133 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 13

134 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB 6 BALOK ANAK 6.1. Perencanaan Balok Anak Gambar 6.1 Rencana Denah Balok Anak BAB 6 Balok Anak 154

135 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 155 Keterangan : Balok Anak : As A ( 5 7 ) Balok Anak : As B ( 1 11 ) Balok Anak : As E ( 1 5 ) Balok Anak : As E ( 6 11 ) Beban Plat Lantai Beban Mati (qd) Beban plat sendiri = 0, = 88 kg/m Beban spesi pasangan = 0, = 4 kg/m Beban pasir = 0, = 3 kg/m Beban keramik = 0, = 4 kg/m Plafond + penggantung = = 18 kg/m + qd = 404 kg/m Perhitungan Lebar Equivalen Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : a Lebar Equivalen Tipe I Leq Ly b Lebar Equivalen Tipe II ½ Lx Leq = 1/6 Lx 3 4. Lx.Ly Leq Ly ½Lx Leq = 1/3 Lx 6.. Lebar Equivalen Balok Anak BAB 6 Balok Anak

136 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 156 Tabel 6.1. Hitungan Lebar Equivalen Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq No. (m ) (m) (m) (segitiga) (trapesium) 1. 3,00 x 4,00 3,00 4,00-1, 6.. Perhitungan Pembebanan Balok Anak Data : Pembebanan Balok Anak h = 1/1. Ly = 1/ = 333,33 ~ 350 mm b = /3. h = / = 33,33 mm (h dipakai = 350 mm, b = 50 mm ) 6..1 Pembebanan Balok Anak as A' ( 5 7 ) Gambar 6.3. Lebar Equivalen Balok Anak as A ( 5-7 ) 1) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as A ( 6 8 ) Berat sendiri = 0,5 x (0,35-0,1) x 400 kg/m 3 = 138 kg/m Beban plat = ( x 1,) x 404 kg/m = 985,76 kg/m + qd = 113,76 kg/m BAB 6 Balok Anak

137 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 157 ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( x 1,) x 50 kg/m = 610 kg/m Berikut sketsa gambar perhitungan balok anak as A ( 5 7 ) menggunakan SAP 000 versi 8 : Analisa Stuktur Gambar 6.4. Gaya Geser Balok Anak as A (5-7) Gambar 6.5. Momen Balok Anak as A (5-7) Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 50 mm Ø s = 10 mm p = 40 mm d = h - p - 1/ Ø t - Ø s fy = 390 Mpa = / f c = 0 MPa = 9 BAB 6 Balok Anak

138 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 158 0,85. fc ,85.0.0, b =. =. fy 600 fy max = 0,75. b = 0,75. 0,0 = 0,017 1, 4 min = 390 = 0,0036 = 0,0 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 653,10 kgm =, Nmm Mn = Mu, = φ 0, 8 7 = 3, Nmm 7 Mn 3, Rn = = b.d 50.9 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 = 1,56 N/mm =,94 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.1, = 0,004 min < < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,004 As perlu =. b. d = 0, = 305,9 mm As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 a = = =. ¼. 3, ,9 = 1,5~ tulangan 00,96 = 401,9 mm > As perlu (305,9) Aman..!! As ada fy 401,9 390 = 36,88 0,85 f' c b 0, BAB 6 Balok Anak

139 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 159 Mn ada = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 4, Nmm > 3, Nmm Dipakai tulangan D 16 mm b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 1533,55 kgm = 1, Nmm Mn = Mu 1, = φ 0, 8 7 = 1, Nmm 7 Mn 1,9.10 Rn = = b.d 50.9 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 = 0,90 N/mm =,94 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.0, = 0,004 < min dipakai tulangan tunggal Digunakan min = 0,0036 As perlu = min. b. d = 0, = 6,8 mm As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 = =. ¼. 3, ,8 00,96 = 1,3 ~ tulangan = 401,9 mm > As perlu (6,8) Aman..!! BAB 6 Balok Anak

140 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 160 As ada fy 401,9 390 a = 0,85 f' c b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 4, Nmm > 1, Nmm Dipakai tulangan D 16 mm = 36,88 c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 3360,30 kg = N f c = 0 Mpa fy = 390 Mpa d = 9 mm Vc = 1/ 6. f' c.b.d Ø Vc = 1/ = 54410,99 N = 0, ,99 N = 40808,4 N 3 Ø Vc = ,4 N = 144,7 N Syarat tulangan geser : Vu < Ø Vc Karena Vu > ½ Ø Vc = N > ½ ,4 N = N > 0404,1 N maka di pakai tulangan geser minimum. ØVs perlu Vs perlu = S max = Vu 1/ Ø Vc = N 0404,1 N = 13198,88 N Vsperlu 0, ,88 = = 17598,51 N 0,75 = d/ = 9/ = 146 mm ~ 150 mm BAB 6 Balok Anak

141 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 161 Di pakai S = 140 mm Av 1. 3 b w. s fy f ' c bw. s. 100 fy , ,76mm 1 b Karena Av < w.s., maka dipakai Av = 48,61 mm 3 fy Av.fy.d 48, Vs ada = 433, 78 N S 140 Vs ada > Vs perlu... (Aman) 433,78 N > 17598,51 N... (Aman) Jadi, dipakai sengkang mm Gambar 6.6. Penulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Anak as A (5-7) BAB 6 Balok Anak

142 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Pembebanan Balok Anak as B' ( 1 11 ) Gambar 6.7. Lebar Equivalen Balok Anak as B' ( 1 11 ) 1. Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,5 x (0,35 0,1) x 400 kg/m 3 = 138 kg/m Beban Plat = (1, x ) x 404 kg/m = 985,76 kg/m + qd = 113,76 kg/m. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan50 kg/m ql = (1, x ) x 50 kg/m = 610 kg/m Berikut sketsa gambar perhitungan balok anak as B ( 1 11 ) menggunakan SAP 000 versi 8 : Analisa Stuktur Gambar 6.8. Gaya Geser Balok Anak as B' ( 1 11 ) Gambar 6.9. Momen Balok Anak as B' ( 1 11 ) BAB 6 Balok Anak

143 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Tulangan Elemen as B ( 1-13 ) Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 50 mm Ø s = 10 mm p = 40 mm d = h - p - 1/ Ø t - Ø s fy = 390 Mpa = / = 9 f c = 0 MPa 0,85. fc ,85.0.0, b =. =. = 0,0 fy 600 fy max = 0,75. b = 0,75. 0,09 = 0,017 1, 4 min = 390 = 0,0036 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 5,94 kgm =, Nmm Mn = Mu,53.10 = φ 0, 8 7 =, Nmm 7 Mn,8.10 Rn = = b.d 50.9 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 = 1,3 N/mm =,94 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.1,3 390 = 0,0035 < min dipakai tulangan tunggal Digunakan min = 0,0036 As perlu = min. b. d = 0, = 6,8 mm BAB 6 Balok Anak

144 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 164 As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 a = = =. ¼. 3, ,8 00,96 = 1,31 ~ tulangan = 401,9 mm > As perlu (6,8) Aman..!! As ada fy 401,9 390 = 36,88 0,85 f' c b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Nmm >, Nmm ( Dipakai tulangan D 16 mm ) b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar sebagai berikut: Mu = 1683,61 kgm = 1, Nmm Mn = Mu 1, = φ 0, 8 7 =, Nmm 7 Mn,1.10 Rn = = b.d 50.9 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 = 0,99 N/mm =,94 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.0, = 0,006 < min dipakai tulangan tunggal Digunakan min = 0,0036 As perlu =. b. d = 0, = 6,8 mm BAB 6 Balok Anak

145 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 165 As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 a = = =. ¼. 3, ,8 00,96 = 1,31 ~ tulangan = 401,9 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 401,9 390 = 36,88 0,85 f' c b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 4, Nmm >, Nmm Dipakai tulangan D 16 mm c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 360,6kg = 3603 N f c = 0 Mpa fy = 390 Mpa d = 9 mm Vc = 1/ 6. f' c.b.d Ø Vc = 1/ = 54410,99 N = 0, ,99 N = 40808,4 N 3 Ø Vc = ,4 N = 144,7 N Syarat tulangan geser : Vu < Ø Vc BAB 6 Balok Anak

146 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 166 Karena Vu > ½ Ø Vc = 3603 N > ½ ,4 N = 3603 N > 0404,1 N maka di pakai tulangan geser minimum. ØVs perlu Vs perlu = S max = Vu 1/ Ø Vc = 3603 N 0404,1 N = 1198,88 N Vsperlu 0,75 Di pakai S = 140 mm 1198,88 = = 1665,17 N 0,75 = d/ = 9/ = 146 mm ~ 150 mm Av 1. 3 b w. s fy f ' c bw. s. 100 fy , ,76mm 1 b Karena Av < w.s., maka dipakai Av = 48,61 mm 3 fy Av.fy.d 48, Vs ada = 433, 78 N S 140 Vs ada > Vs perlu... (Aman) 433,78 N > 1665,17 N... (Aman) Jadi, dipakai sengkang mm Gambar Tulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Anak as B' ( 1 11 ) BAB 6 Balok Anak

147 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Pembebanan Balok Anak as E ( 1 5 ) Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as E ( 1 5 ) 1. Beban Mati (qd) Pembebanan balok as E ( 1 5 ) Berat sendiri = 0,5 x (0,35-0,1) x 400 kg/m 3 = 138 kg/m Beban plat = ( x 1, ) x 404 kg/m = 985,76 kg/m+ qd = 113,76 kg/m. Beban hidup (ql) Beban hidup lantai untuk gedung kuliah digunakan 50 kg/m ql = (1, x ) x 50 kg/m = 610 kg/m Berikut sketsa gambar perhitungan balok anak as E ( 1 5 ) menggunakan SAP 000 versi 8 : Analisa Stuktur Gambar 6.1. Gaya Geser Balok Anak as E ( 1 5 ) BAB 6 Balok Anak

148 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 168 Gambar Momen Balok Anak as E ( 1 5 ) Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 50 mm Ø s = 10 mm p = 40 mm d = h - p - 1/ Ø t - Ø s fy = 390 Mpa = / = 9 f c = 0 MPa 0,85. fc ,85.0.0, b =. =. fy 600 fy max = 0,75. b = 0,75. 0,0 = 0,017 1, 4 min = 390 = 0,0036 = 0,0 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 80,07 kgm =, Nmm Mn = Mu,80.10 = φ 0, 8 7 =, Nmm 7 Mn,85.10 Rn = = b.d 50.9 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 = 1,34 N/mm =,94 BAB 6 Balok Anak

149 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 169 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.1, = 0,0036 = min dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0036 As perlu =. b. d = 0, = 6,8 mm As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 a = Mn ada Mn ada = =. ¼. 3, ,8 00,96 = 1,31 ~ tulangan = 401,9 mm > As perlu (6,8) Aman..!! As ada fy 401,9 390 = 36,88 0,85 f' c b 0, = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm > Mn Aman..!! 4, Nmm >, Nmm Dipakai tulangan D 16 mm b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 1673,43 kgm = 1, Nmm Mn = Mu 1, = φ 0, 8 7 =, Nmm 7 Mn,09.10 Rn = = b.d 50.9 = 0,98 N/mm BAB 6 Balok Anak

150 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 170 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 =,94 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.0, = 0,006 < min dipakai tulangan tunggal Digunakan min = 0,0036 As perlu = min. b. d = 0, = 6,8 mm As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 a = = =. ¼. 3, ,8 00,96 = 1,31 ~ tulangan = 401,9 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 401,9 390 = 36,88 0,85 f' c b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 4, Nmm >, Nmm Dipakai tulangan D 16 mm c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 367,04 kg = 3670 N f c = 0 Mpa fy = 390 Mpa d = 9 mm BAB 6 Balok Anak

151 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 171 Vc = 1/ 6. f' c.b.d Ø Vc = 1/ = 54410,99 N = 0, ,99 N = 40808,4 N 3 Ø Vc = ,4 N = 144,7 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Karena Vu > ½ Ø Vc = 3670,04 N > ½ ,4 N = 3670,04 N > 0404,1 N maka di pakai tulangan geser minimum. ØVs perlu Vs perlu = S max = Vu 1/ Ø Vc = 3670,04 N 0404,1 N = 165,9 N Vsperlu 0,75 Di pakai S = 140 mm 165,9 = = 16354,56 N 0,75 = d/ = 9/ = 146 mm ~ 150mm Av 1. 3 b w. s fy f ' c bw. s. 100 fy , ,76mm 1 b Karena Av < w.s., maka dipakai Av = 48,61 mm 3 fy Av.fy.d 48, Vs ada = 433, 78 N S 140 Vs ada > Vs perlu... (Aman) 433,78 N > 16354,56 N... (Aman) Jadi, dipakai sengkang mm BAB 6 Balok Anak

152 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 17 Gambar Penulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Anak as E (1 5) 6..4 Balok Anak as E ( 6-11 ) Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as E ( 1 5 ) 1. Beban Mati (qd) Berat sendiri = 0,5 x (0,35 0,1) x 400 kg/m3 = 138 kg/m Beban Plat = (1, x ) x 404 kg/m = 985,76 kg/m + qd = 113,76 kg/m. Beban hidup (ql) Beban hidup lantai digunakan 50 kg/m ql = (1, x ) x 50 kg/m = 610 kg/m Berikut sketsa gambar perhitungan balok anak as E ( 6 11 ) menggunakan SAP 000 versi 8 : BAB 6 Balok Anak

153 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 173 Sketsa Struktur : Gambar Gaya Geser Balok Anak as E ( 1 5 ) Gambar Momen Balok Anak as E ( 1 5 ) Perhitungan Tulangan Balok Anak as E (6-11) Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 16 mm b = 50 mm Ø s = 10 mm p = 40 mm d = h - p - 1/ Ø t - Ø s fy = 390 Mpa = / = 9 f c = 0 MPa 0,85. fc ,85.0.0, b =. =. = 0,0 fy 600 fy max = 0,75. b = 0,75. 0,0 = 0,017 1, 4 min = 390 = 0,0036 BAB 6 Balok Anak

154 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 174 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 46,03 kgm =, Nmm Mn = Mu,46.10 = φ 0, 8 7 =, Nmm 7 Mn,81.10 Rn = = b.d 50.9 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 = 1,3 N/mm =,94 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.1,3 390 = 0,0035 < min dipakai tulangan tunggal Digunakan min = 0,0036 As perlu = min. b. d = 0, = 6,8 mm As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 a = = =. ¼. 3, ,8 00,96 = 1,31 ~ tulangan = 401,9 mm > As perlu (6,8) Aman..!! As ada fy 401,9 390 = 36,88 0,85 f' c b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 4, Nmm >, Nmm Dipakai tulangan D 16 mm BAB 6 Balok Anak

155 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 175 b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 1686,0 kgm = 1, Nmm Mn = Mu = φ 0, 8 7 =, Nmm 7 Mn,11.10 Rn = = b.d 50.9 m = fy 0,85. f = c, 390 0,85.0 = 0,99 N/mm =,94 = 1 m 1.m.Rn 1 fy = 1. 1,94 1.,94.0, = 0,006 < min dipakai tulangan tunggal Digunakan min = 0,0036 As perlu = min. b. d = 0, = 6,8 mm As perlu n = 1/4..16 As ada =. ¼.. 16 a = = =. ¼. 3, ,8 00,96 = 1,31 ~ tulangan = 401,9 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 401,9 390 = 36,88 0,85 f' c b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/) = 401, (9 36,88/) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 4, Nmm >, Nmm Dipakai tulangan D 16 mm BAB 6 Balok Anak

156 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 176 c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 358,53 kg = 3585,3 N f c = 0 Mpa fy = 390 Mpa d = 9 mm Vc = 1/ 6. f' c.b.d Ø Vc = 1/ = 54410,99 N = 0, ,99 N = 40808,4 N 3 Ø Vc = ,4 N = 144,7 N Syarat tulangan geser : Vu < Ø Vc Karena Vu > ½ Ø Vc = 3585,3 N > ½ ,4 N = 3585,3 N > 0404,1 N maka di pakai tulangan geser minimum. ØVs perlu Vs perlu = S max = Vu 1/ Ø Vc = 3585,3 N 0404,1 N = 1181,18 N Vsperlu 0,75 Di pakai S = 140 mm 1181,18 = = 1641,57 N 0,75 = d/ = 9/ = 146 mm ~ 150mm Av 1. 3 b w. s fy f ' c bw. s. 100 fy , ,76mm 1 b Karena Av < w.s., maka dipakai Av = 48,61 mm 3 fy Av.fy.d 48, Vs ada = 433, 78 N S 140 BAB 6 Balok Anak

157 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 177 Vs ada > Vs perlu... (Aman) 433,78 N > 1641,57 N... (Aman) Jadi, dipakai sengkang mm Gambar Penulangan Tumpuan dan Lapangan Balok Anak as E (1 5) BAB 6 Balok Anak

158 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.. Data Perencanaan Tangga Gambar 4.1 Perencanaan tangga BAB 4 Perencanaan Tangga 13

159 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 133 Gambar 4. Detail tangga Data data tangga : Tinggi tangga = 400 cm Lebar tangga = 190 cm Lebar datar = 400 cm Tebal plat tangga = 15 cm Tebal plat bordes tangga = 14 cm Dimensi bordes = 100 x 400 cm Lebar antrade = 30 cm Tinggi optrade = 0 cm Jumlah antrede = 300 / 30 = 10 buah Jumlah optrade = = 11 buah = Arc.tg ( 00/300 ) = 34,5 0 = 34 0 < 35 0 (Ok) BAB 4 Perencanaan Tangga

160 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalen y 30 C t D B A 0 T eq Gambar 4.3. Tebal equivalen Ht = 15 cm BD BC = AB AC BD = AB BC AC 0 30 = 0 = 16,64 cm t eq = /3 x BD = /3 x 16,64 = 11,09 cm 30 Jadi total equivalent plat tangga : Y = t eq + ht = 11, = 31,09 cm = 0,31 m BAB 4 Perencanaan Tangga

161 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Beban a. Pembebanan tangga ( SNI ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 1,9 x 400 = 45,6 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x 1,9 x 100 = 79,8 kg/m Berat plat tangga = 0.15 x 1,9 x 400 = 684 kg/m qd = 809,4 kg/m. Akibat beban hidup (ql) ql = 1,9 x 300 kg/m = 570 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,. qd ql = 1,. 809,4 + 1, = 1883,8 kg/m + b. Pembebanan Bordes ( SNI ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 4 x 400 = 96 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x 4 x 100 = 168 kg/m Berat plat bordes = 0,14 x 4 x 400 = 1344 kg/m qd = 1608 kg/m. Akibat beban hidup (ql) ql = 4 x 300 kg/m = 100kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,. qd ql = 1, , = 3849,6 kg/m + BAB 4 Perencanaan Tangga

162 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan 1 mm h = 140 mm d = p + 1/ tul = = 6 mm d = h d = = 114 mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u = 578,7 kgm = 0, Nmm Mn = Mu 0, ,8 7 0, Nmm fy 40 m = 14, 1 0,85. fc 0,85.0 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy 0, =.0, = 0,043 max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,03 min = 0,005 Mn Rn = b.d 0, , 93 N/mm ada = 1 m 1.m.Rn 1 fy = ,1.14,1.0, = 0,0013 ada < min di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0,005 x 1900 x 114 = 541,5 mm Dipakai tulangan 1 mm = ¼.. 1 = 113,04 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

163 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir ,5 Jumlah tulangan = 4,8 5 buah 113, Jarak tulangan 1 m = = 00 mm 5 Dipakai tulangan 1 mm 00 mm As yang timbul = 5. ¼.π. d = 5. ¼. 3,14. (1) = 565, mm > As (541,5 mm ) Aman! Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 1: M u Mn = = 14,77 kgm = 1, Nmm 7 1, ,8 1, Nmm fy 40 m = 14, 1 0,85. fc 0,85.0 0,85.fc 600 b =.. fy 600 fy 0, =.0, = 0,043 max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,03 min = 0,005 Mn Rn = b.d 1, ,63 N/mm ada = 1 1 m.m.rn 1 fy = ,1.14,1.0, = 0,007 max > ada > min di pakai ada = 0,007 As = ada. b. d = 0,007 x 1900 x 114 = 578,70 mm Dipakai tulangan 1 mm = ¼.. 1 = 113,04 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

164 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 138 Jumlah tulangan dalam 1 m = 578,70 = 5,1 6 tulangan 113, Jarak tulangan 1 m = = 166 mm ~ 150 mm 6 Dipakai tulangan 1 mm 150 mm As yang timbul = 6. ¼ x x d = 6 x ¼ x 3,14 x 1 = 678,4 mm > As (578,70 mm ) Aman! 4.5 Perencanaan Balok Bordes Gambar 4.4. Penampang balok Data data perencanaan balok bordes: h = 300 mm b = 150 mm tul = 1 mm sk = 8 mm d = h d` d = 30 mm = = 70 mm Pembebanan Balok Bordes 1. Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,15 x 0,3 x 400 = 108 kg/m Berat dinding = 0,15 x x 1700 = 510 kg/m Berat plat bordes = 0,14 x 1 x 400 = 336 kg/m commit qd to user = 954 kg/m BAB 4 Perencanaan Tangga

165 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 139. Beban hidup (ql) = 300 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,. qd + 1,6.qL = 1, ,6.300 = 164,8 kg/m 4. Beban reaksi bordes qu = = Re aksibordes lebar bordes 164,8 1,0 = 164,8 kg/m Perhitungan tulangan lentur Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u Mn = = 456,16 kgm =, Nmm Mu φ 7, = 3, Nmm 0,8 fy 40 m = 14, 1 0,85. fc 0,85.0 0,85. fc 600 0, b =.. =.0,85. fy 600 fy = 0,043 max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,03 1, 4 min = fy = 0, Mn 3,07.10 Rn =, 81 N/mm b. d 150.(70) ada = 1 1 m.m.rn 1 fy = 1 14,1 1.14,1., = 0,013 max > ada > min BAB 4 Perencanaan Tangga

166 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 140 As = ada. b. d = 0,013 x 150 x 70 = 51,14 mm Dipakai tulangan 1 mm As = ¼.. (1) = 113,04 m Jumlah tulangan = 51,14 = 4,6 5 buah 113,04 As yang timbul = 5. ¼. π. d = 5. ¼. 3,14. (1) Dipakai tulangan 5 1 mm = 565, mm > As (51,14 mm ) Aman! Perhitungan Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor : Vu = 436,96 kg = 4369,6 N Vc = 1 / 6. b.d. f' c. = 1/ = 30186,9 N Vc = 0,75. Vc = 0, ,9 N = 640,19 3 Vc = 3. Vc = 6790,56 N Vu > Vc perlu tulangan geser Vn = Vs Vu 0, ,6 0,75 = 5649,8 N = Vn Vc = 5649, ,9 = 6305,9 N Digunakan sengkang 8 s = s max Av. fyd. Vs 1 (..3,14.8 ) = 47,5 mm 6305,9 = d/ = 70/ = 135 mm Jadi, dipakai sengkang dengan tulangan mm. BAB 4 Perencanaan Tangga

167 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pondasi Tangga PU MU Cor Rabat t=5 cm Urugan Pasir t=5 cm Gambar 4.5. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,5 m dan dimensi 1, x 1, m Tebal footplate = 50 mm Ukuran alas = 100 x 100 mm tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 tanah = kg/cm = 0000 kg/m Dari perhitungan SAP 000 diperoleh gaya geser terbesar pada batang nomor 1: Pu Mu d Cek ketebalan = d = 1860,5 kg = 14,77 kg.m = h d = 50 (70 + 6) = 174 mm Pu 1860,5.1/ 6. fcb. 0,6.1/ ,08 mm Tebal telapak = 10, = 190,08 mm < 50 mm... ok BAB 4 Perencanaan Tangga

168 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perencanaan kapasitas dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1, x 1, x 0,5 x 400 = 864 kg Berat tanah = (0,45x 1,x1,5) x 1700 = 754 kg Berat kolom = 0,3 x 1, x 1,15 x 400 = 993,6 kg Pu P e = M P yang terjadi = 14, ,85 A 6471,85 tanah = 1,.1, Mu 1.b.L 6 = 0,19 kg < 1/6.B = 0,19 kg < 1/6.1, = 0,19 kg < 0,... ok 14,77 1/ 6.1,. 1, = 8809,51 kg/m < 0000 kg/m = 8809,51 kg/m = σ yang terjadi < ijin tanah...ok! = 1860,5 kg + = 6471,85 kg Perhitungan Tulangan Lentur Mn = ½.. t = ½. 8809,51. (0,5) = 75,30 kg/m = 0, Nmm Mn = 7 0, ,8 = 0, Nmm fy 40 m = 14, 1 0,85. f ' c 0,85.0 0,85.f'c 600 b = fy 600 fy 0, =.0, = 0,043 max = 0,75. b = 0,75. 0,043 = 0,03 BAB 4 Perencanaan Tangga

169 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 143 1,4 1,4 min = 0, 0058 fy 40 Mn Rn = b.d 0, = 0,095 perlu = 1 m 1 1 m. Rn fy 1 =. 14,1.14,1.0, = 0, perlu < min dipakai min = 0,0058 As perlu = min. b. d = 0, = 118 mm digunakan tul D 1 = ¼.. d = ¼. 3,14. (1) = 113,04 mm Jumlah tulangan (n) = 118 = 10,8 ~11 buah 113,04 Jarak tulangan = 1000 = 90,9 ~ 100 mm 11 As yang timbul = 11 x 113,04 = 143,44 > As (118 mm ) Ok! Sehingga dipakai tulangan mm 4.7. Perhitungan Tulangan Geser Vu = x A efektif = 8809,51 x (0,45 x 1,) = 4757,13 N Vc = 1/ 6. f' c. b. d = 1/ = ,33 N BAB 4 Perencanaan Tangga

170 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 144 Vc = 0,75. Vc = 0, ,33 = 1167,75 N 3 Vc = 3. Vc = ,73 = ,4 N Vu < Vc tidak perlu tulangan geser. BAB 4 Perencanaan Tangga

171 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB 5 PLAT LANTAI 5.1. Perencanaan Plat Lantai Gambar 5.1. Denah plat lantai BAB 5 Plat Lantai 145

172 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu : Beban hidup gedung untuk ruang kuliah = 50 kg/m b. Beban Mati ( qd ) Berat plat sendiri = 0,1 x 400x1 = 88 kg/m Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 400x1 = 4 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 100 x1 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 1600x1 = 3 kg/m qd = 411 kg/m c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : qu = 1, qd + 1,6 ql = 1, ,6. 50 = 893, kg/m 5.3. Perhitungan Momen Perhitungan momen untuk pelat dua arah yaitu dengan tabel momen per meter lebar dalam jalur tengah akibat beban terbagi rata. Gambar commit 5.. to Plat user tipe A BAB 5 Plat Lantai

173 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 147 Ly Lx Mlx 4 1,33 3 = 0,001.qu. Lx. x = ,.(3).31 = 49,0 kg m Mly = 0,001.qu. Lx. x = ,.(3).19 = 15,74 kg m Mtx Mty = - 0,001.qu. Lx. x = ,.(3).69 = -554,68 kg m = - 0,001.qu. Lx. x = (3).57 = -485,1 kg m Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Plat Lantai TIPE PLAT Ly/Lx (m) Mlx (kgm) Mly (kgm) Mtx (kgm) Mty (kgm) 4 = 1, ,0 15,74-554,68-485,1 4 = ,1 300,1-743,14-743,1 3 = 1,5 7,35 34,17-15,74-114,55 4 = 146,48 4,87-96,54-03, Penulangan Plat Lantai Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 300,1 kg.m Mly = 300,1 kg.m Mtx = -743,14 kg.m Mty = -743,1 kg.m BAB 5 Plat Lantai

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai Tinjauan Umum Perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai Tinjauan Umum Perencanaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Perencanaan Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai 3 PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG KULIAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983) 7 1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989) 2. Perencaaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung SNI-03-1726-2002 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL JALAN MARTADINATA MANADO Claudia Maria Palit Jorry D. Pangouw, Ronny Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado email:clauuumaria@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

PERHITUNGAN PANJANG BATANG PERHITUNGAN PANJANG BATANG E 3 4 D 1 F 2 14 15 5 20 A 1 7 C H 17 13 8 I J 10 K 16 11 L G 21 12 6 B 200 200 200 200 200 200 1200 13&16 0.605 14&15 2.27 Penutup atap : genteng Kemiringan atap : 50 Bahan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Struktur Perhitungan struktur meliputi perencanaan atap, pelat, balok, kolom dan pondasi. Perhitungan gaya dalam menggunakan bantuan program SAP 2000 versi 14.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA

BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA 3.1 Diagram Alir Perencanaan Kuda kuda Mulai KUDA KUDA TYPE 1 KUDA KUDA TYPE 2 KUDA KUDA TYPE 3 PRE/DESIGN GORDING PEMBEBANAN PRE/DESIGN GORDING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Serbaguna 2 lantai Latar Belakang. 1.2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Serbaguna 2 lantai Latar Belakang. 1.2. Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pembebanan Beban yang ditinjau dan dihitung dalam perancangan gedung ini adalah beban hidup, beban mati dan beban gempa. 3.1.1. Kuat Perlu Beban yang digunakan sesuai dalam

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh

Lebih terperinci

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3 Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3.1 Peraturan-Peraturan 15 3.3.2 Pembebanan ]6 3.3.3 Analisis Struktur 18 3.3.4 Perencanaan Pelat 18 3.3.5 Perencanaan Struktur Portal Beton Bertulang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PERHITUNGAN METODE ASD 4.1.1 Perhitungan Gording Data perencanaan: Jenis baja : Bj 41 Jenis atap : genteng Beban atap : 60 kg/m 2 Beban hujan : 20 kg/m 2 Beban hujan : 100

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

Perhitungan Struktur Bab IV

Perhitungan Struktur Bab IV Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang

Lebih terperinci

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03

BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 BAB II BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peraturan-Peraturan yang Dugunakan 1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03 2847 2002), 2. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Bangunan

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG KULIAH DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG KULIAH DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG KULIAH DIPLOMA III FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Diajukan sebagai syarat untuk menempuh ujian akhir Jurusan Sipil Program Studi Diploma III Fakultas

Lebih terperinci

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS) A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG SANTIKA HOTEL BEKASI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG SANTIKA HOTEL BEKASI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG SANTIKA HOTEL BEKASI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DANANG KURNIAWAN 3111.030.039 WIDITA ARAWINDA 3111.030.129 Dosen Pembimbing: Dr. M. Muntaha,

Lebih terperinci

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS) A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah

Lebih terperinci

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna. DISCLAIMER Seluruh nilai/angka koefisien dan keterangan pada tabel dalam file ini didasarkan atas Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.5.3-1987), dengan hanya mencantumkan nilai-nilai

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004

PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004 PERBANDINGAN PERANCANGAN JUMLAH DAN LUASAN TULANGAN BALOK DENGAN CARA ACI DAN MENGGUNAKAN PROGRAM STAAD2004 Achmad Saprudin, Nurul Chayati Alumni Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UIKA Bogor Jurusan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI A. KRITERIA DESIGN 1. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran konstruksi Gedung bangunan ruko yang terdiri dari 2 lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan

Lebih terperinci