PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI"

Transkripsi

1 PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : ADITYA FEBRIANA I PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 HALAMAN PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : ADITYA FEBRIANA I Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing AGUS SETYA BUDI, ST, MT. NIP

3 PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : ADITYA FEBRIANA I Disetujui : Dosen Pembimbing AGUS SETYA BUDI, ST, MT. NIP Dipertahankan di depan Tim Penguji 1. AGUS SETYA BUDI, ST, MT. : NIP FAJAR SRI HANDAYANI, ST., MT. :... NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program DIII Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP NIP Mengetahui, a.n.dekan Fakultas Teknik UNS Pembantu Dekan I KUSNO ADI SAMBOWO, ST, M.Sc, Ph.D NIP

4 MOTTO Sesuatu akan indah pada waktunya, kecuali diri sendiri. Berjalanlah menurut kata hatimu, yakinlah yang terbaik untuk dirimu. (Anonim) Kemauan untuk menang memang penting, tetapi kemauan untuk mempersiapkan diri adalah mutlak. (Anonim) Berlarilah dengan cepat dan imbangi dengan catatan waktu terbaik. ( Paragon September 10) Jalan akan ada ketika kita berani melangkah dan bisa karena kita mau berusaha. (Anonim) Kita tidak akan dapat meraih keberhasilan selama kita belum bisa mencintai apa yang kita lakukan. (Anonim) Dan carilah pada apa yang telah Allah SWT anugerahkan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan dari (muka) bumi,sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Q.S.Al Qoshos : 77) Berbuatlah yang terbaik bagi kesenangan orang lain, meskipun dirimu sendiri mengalami kesedihan. Akan tetapi percayalah bahwa kebagiaan yang kekal akan engkau perolah dikemudian hari yang berlipat ganda kenikmatannya. (Anonim) Ngono yo ngono tapi aja ngono (Peribahasa Jawa)

5 PERSEMBAHAN Alhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat Illahi Robbi, pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga. Serangkai Budi Penghargaan Dibalik tabir pembuatan episode Ribuan terima kasih untuk Bapak Sudarta dan Ibu Marsiyani yang tak hentihentinya mendoakan, mendidikku tak pernah jemu dan selalu menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang. Tanpa maaf dan restumu hidupku tak menentu. Boeat adiku Rosa dan adinda Anindita yang selalu menyemangatiku... My partner Ageng Setya Prajanji... Rekan-rekan PPA dan K Himalawu yang selalu memberikan semangatnya Rekan-rekan Sipil Gedung khususnya angkatan 2008, semoga cita cita kita menjadi kontraktor dapat terwujud.

6 KATA PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS 2 LANTAI dengan baik. Dalam penyusunan ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Segenap pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Segenap pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Segenap pimpinan Program D-III Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Agus Setya Budi, ST, MT selaku Dosen Pembimbing atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini. 5. Endah Safitri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingannya. 6. Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmunya beserta karyawan di Fakultas Teknik UNS yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan. 7. Bapak, Ibu, kakak dan adikku yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun. 8. Rekan rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 2008 yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.

7 Mudah mudahan kebaikan Bapak, Ibu, Teman-teman memperoleh balasan yang lebih mulia dari Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhirnya, besar harapan penyusun, semoga ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juli 2011 Penyusun

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iv v vi viii xiv xviii xx BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maksud dan Tujuan Kriteria Perencanaan Peraturan-Peraturan Yang Berlaku... 3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Sistem Bekerjanya Beban Provisi Keamanan Perencanaan Atap Perencanaan Beton Bertulang Perencanaan Pondasi... 12

9 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1 Perencanaan Atap Dasar Perencanaan Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol Terhadap Lendutan Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan Luasan Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungtan Alat Sambung Perencanaan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama... 76

10 3.7.4 Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama Perhitungan Alat Sambung BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1 Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalent Perhitungan Beban Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perencanaan Balok Bordes Pembebanan Balok Bordes Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser Perhitungan Pondasi Tangga Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser BAB 5 PLAT LANTAI 5.1 Perencanaan Plat Lantai

11 5.2 Perhitungan Beban Plat Lantai Perhitungan Momen Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Tulangan. 137 BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK 6.1 Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalent Lebar Equivalent Balok Anak Perhitungan Balok Anak as C Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Tulangan Balok Anak as 1 C-C Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Balok Anak as 1 A-D Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Tulangan Balok Anak as 4 A-H Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Balok Anak as 2 C-F Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Tulangan Balok Anak as 1 E-H Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Balok Anak as 2 A-C

12 6.8.1 Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Tulangan Balok Anak as 2 F-H Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Balok Anak as 4 A-H Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Tulangan Balok Anak as C' Pembebanan Perhitungan Tulangan Perhitungan Balok Anak as E Pembebanan Perhitungan Tulangan BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7.1 Perencanaan Portal Dasar Perencanaan Perhitungan Pembebanan Perhitungan Luas Equivalen Plat Perencanaan Balok Portal Perhitungan Pembebanan Balok Perhitungan Pembebanan Balok Melintang Perhitungan Pembebanan Balok Memanjang Perhitungan Tulangan Perhitungan Tulangan Balok Portal Melintang Perhitungan Tulangan Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Sloof Perhitungan Tulangan Ring Balk Penulangan Kolom. 253

13 BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8.1 Data Perencanaan Pondasi F Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi F Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perencanaan Tulangan Pondasi F Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser Data Perencanaan Pondasi F Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi F Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perencanaan Tulangan Pondasi F Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Cara Perhitungan Volume Perhitungan Volume Rekapitulasi Anggaran Biaya BAB 10 REKAPITULASI 10.1 Perencanaan Atap Perencanaan Tangga Penulangan Tangga Pondasi Tangga Perencanaan Plat Perencanaan Balok Anak Perencanaan Portal Perencanaan Pondasi Footplat

14 BAB 11 KESIMPULAN PENUTUP.. DAFTAR PUSTAKA..... LAMPIRAN-LAMPIRAN... xxi xxii xxiii

15 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 3.1 Denah Rencana Atap Gambar 3.2 Rangka Batang Jurai Gambar 3.3 Luasan Atap Jurai Gambar 3.4 Luasan Plafon Jurai Gambar 3.5 Pembebanan Jurai akibat Beban Mati Gambar 3.6 Pembebanan Jurai akibat Beban Angin Gambar 3.7 Rangka Batang Setengah Kuda-kuda Gambar 3.8 Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Gambar 3.9 Luasan Plafon Setengah Kuda-kuda Gambar 3.10 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Mati Gambar 3.11 Pembebanan Setengah Kuda-kuda Akibat Beban Angin Gambar 3.12 Rangka Batang Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.13 Luasan Atap Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.14 Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.15 Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Mati Gambar 3.16 Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Angin.. 64 Gambar 3.17 Rangka Batang Kuda-kuda Utama Gambar 3.18 Luasan Atap Kuda-kuda Utama Gambar 3.19 Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Gambar 3.20 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Mati Gambar 3.21 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Angin Gambar 3.22 Rangka Batang Kuda-kuda Utama Gambar 3.23 Luasan Atap Kuda-kuda Utama Gambar 3.24 Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Gambar 3.25 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Mati Gambar 3.26 Pembebanan Kuda-kuda Utama Akibat Beban Angin Gambar 4.1 Perencanaan Tangga Gambar 4.2 Detail Tangga Gambar 4.3 Tebal Eqivalen

16 Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga Gambar 4.5 Rencana Balok Bordes Gambar 4.6 Pondasi Tangga Gambar 5.1 Denah Plat lantai Gambar 5.2 Plat Tipe A Gambar 5.3 Plat Tipe A Gambar 5.4 Plat Tipe B Gambar 5.5 Plat Tipe B Gambar 5.6 Plat Tipe C Gambar 5.7 Plat Tipe C Gambar 5.8 Plat Tipe D Gambar 5.9 Plat Tipe D Gambar 5.10 Plat Tipe E Gambar 5.11 Plat Tipe F Gambar 5.12 Plat Tipe G Gambar 5.13 Plat Tipe H Gambar 5.14 Plat Tipe I Gambar 5.15 Plat Tipe x Gambar 5.16 Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 6.1 Denah Pembebanan Balok Anak Gambar 6.2 Lebar Equivalen Balok Anak as C Gambar 6.3 Bidang Momen Balok Anak as C Gambar 6.4 Bidang Geser Balok Anak as C Gambar 6.5 Lebar Equivalen Balok Anak as 1 C-C Gambar 6.6 Bidang Momen Balok Anak as 1 C-C Gambar 6.7 Bidang Geser Balok Anak as 1 C-C Gambar 6.8 Lebar Equivalen Balok Anak as 1 A-D Gambar 6.9 Bidang Momen Balok Anak as 1 A-D Gambar 6.10 Bidang Geser Balok Anak as 1 A-D Gambar 6.11 Lebar Equivalen Balok Anak as 4 A-H Gambar 6.12 Bidang Momen Balok Anak as 4 A-H Gambar 6.13 Bidang Geser Balok Anak as 4 A-H

17 Gambar 6.14 Lebar Equivalen Balok Anak as 2 C-F Gambar 6.15 Bidang Momen Balok Anak as 2 C-F Gambar 6.16 Bidang Geser Balok Anak as 2 C-F Gambar 6.17 Lebar Equivalen Balok Anak as 1 E-H Gambar 6.18 Bidang Momen Balok Anak as 1 E-H Gambar 6.19 Bidang Geser Balok Anak as 1 E-H Gambar 6.20 Lebar Equivalen Balok Anak as 2 A-C Gambar 6.21 Bidang Momen Balok Anak as 2 A-C Gambar 6.22 Bidang Geser Balok Anak as 2 A-C Gambar 6.23 Lebar Equivalen Balok Anak as 2 F-H Gambar 6.24 Bidang Momen Balok Anak as 2 F-H Gambar 6.25 Bidang Geser Balok Anak as 2 F-H Gambar 6.26 Lebar Equivalen Balok Anak as 4 A-H Gambar 6.27 Bidang Momen Balok Anak as 4 A-H Gambar 6.28 Bidang Geser Balok Anak as 4 A-H Gambar 6.29 Lebar Equivalen Balok Anak as C Gambar 6.30 Bidang Momen Balok Anak as C Gambar 6.31 Bidang Geser Balok Anak as C Gambar 6.32 Lebar Equivalen Balok Anak as E Gambar 6.33 Bidang Momen Balok Anak as E Gambar 6.34 Bidang Geser Balok Anak as E Gambar 7.1 Denah Portal Gambar 7.2 Portal 3 dimensi Gambar 7.3 Pembebanan Balok Portal Gambar 7.4 Denah Balok Portal Gambar 7.5 Pembebanan Balok Portal as F Gambar 7.6 Pembebanan Balok Portal as 3 A-H Gambar 7.7 Bidang Momen Tumpuan Balok Portal Melintang as B Gambar 7.8 Bidang Momen Lapangan Balok Portal Melintang as G Gambar 7.9 Bidang Geser Balok Portal Melintang as B Gambar 7.10 Bidang Momen Balok Portal Melintang as 3 A-H Gambar 7.11 Bidang Geser Balok Portal Melintang as 3 A-H

18 Gambar 7.12 Bidang Momen Sloof as D Gambar 7.13 Bidang Geser Sloof as D Gambar 7.14 Bidang Momen Tumpuan Ring Balk as 1 A-H Gambar 7.15 Bidang Momen Tumpuan Ring Balk as 5 A-H Gambar 7.16 Bidang Geser Balok Portal Melintang as 1 A-H Gambar 8.1 Rencana Pondasi Gambar 8.2 Rencana Pondasi F Gambar 8.3 Rencana Pondasi F

19 DAFTAR TABEL Hal Tabel 2.1 Koefisien Reduksi Beban hidup... 6 Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U... 8 Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan ø... 8 Tabel 3.1 Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Tabel 3.2 Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Jurai Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Jurai Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.10 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.11 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-Kuda Tabel 3.12 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.13 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.14 Perhitungan Beban Angin Tabel 3.15 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.16 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Tabel 3.17 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama Tabel 3.18 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Tabel 3.19 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Tabel 3.20 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama Tabel 3.21 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama Tabel 3.22 Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Utama Tabel 3.23 Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Tabel 3.24 Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Tabel 3.25 Rekapitulasi Gaya Batang pada Kuda-kuda Utama Tabel 3.26 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama

20 Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan Plat Lantai Tabel 5.2 Penulangan Plat Lantai Tabel 6.1 Hitungan Lebar Equivalen Tabel 7.1 Hitungan Lebar Equivalen Tabel 7.2 Rekapitulasi Pembebanan Portal Melintang Tabel 7.3 Rekapitulasi Pembebanan Portal Memanjang Tabel 10.1 Rekapitulasi Profil Jurai Tabel 10.2 Rekapitulasi Profil Setengah Kuda- kuda Tabel 10.3 Rekapitulasi Profil Kuda-kuda Trapesium Tabel 10.4 Rekapitulasi Profil Kuda-kuda Utama Tabel 10.5 Rekapitulasi Profil Kuda-kuda Utama

21 DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm 2 ) B = Luas penampang (m 2 ) AS = Luas tulangan tekan (mm 2 ) AS = Luas tulangan tarik (mm 2 ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm 2 ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) φ = Diameter tulangan baja (mm) θ = Faktor reduksi untuk beton xx

22 ρ = Ratio tulangan tarik (As/bd) σ = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) ω = Faktor penampang

23 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi masa depan yang semakin modern, kehadiran seorang Ahli Madya Teknik Sipil siap pakai yang menguasai dibidangnya sangat diperlukan. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan, bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Teknik Sipil yang berkualitas, bertanggung jawab, dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan dan ikut serta menyukseskan pembangunan nasional. Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja. 1.2 Maksud Dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan zaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Dalam hal ini khususnya teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga 1 BAB 1 Pendahuluan

24 2 pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D3 Jurusan Teknik Sipil memberikan dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung. 1.3 Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan 1) Fungsi Bangunan : Gedung Puskesmas 2) Luas Bangunan : 1216 m 2 3) Jumlah Lantai : 2 lantai 4) Tinggi Tiap Lantai : 4,25 m 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja 6) Penutup Atap : Genteng tanah liat 7) Pondasi : Foot Plate b. Spesifikasi Bahan 1) Mutu Baja Profil : BJ 37 2) Mutu Beton (f c) : 20 MPa 3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos: 240 MPa Ulir : 400 MPa BAB 1 Pendahuluan

25 3 1.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. SNI Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung. b. SNI Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung. c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983). BAB 1 Pendahuluan

26 BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut SNI Beban-beban tersebut adalah : 1. Beban Mati (q d ) Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung antara lain adalah : a. Bahan Bangunan: 1). Beton Bertulang kg/m 3 2). Pasir kg/m 3 3). Beton kg/m 3 b. Komponen Gedung: 1). Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm kg/m 2 - kaca dengan tebal 3-4 mm kg/m 2 2). Penutup atap genteng dengan reng dan usuk kg/m 2 3). Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal kg/m 2 4). Adukan semen per cm tebal kg/m 2 Bab 2 Dasar Teori 4

27 5 2. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (SNI ). Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari: a. Beban atap kg/m 2 b. Beban tangga dan bordes kg/m 2 c. Beban lantai kg/m 2 Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1. Bab 2 Dasar Teori

28 6 Tabel 2.1. Koefisien Reduksi Beban Hidup Penggunaan Gedung a. PERUMAHAN/HUNIAN Rumah sakit/poliklinik b. PENYIMPANAN Perpustakaan, Ruang Arsip c. TANGGA Perumahan / penghunian, Pertemuan umum, perdagangan dan penyimpanan, industri, tempat kendaraan Sumber: SNI Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,80 0,90 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m 2 ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m 2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m 2. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup: a. Dinding Vertikal 1). Di pihak angin ,9 2). Di belakang angin ,4 b. Atap segitiga dengan sudut kemiringan α 1). Di pihak angin : α < ,02 α - 0,4 65 < α < ,9 2). Di belakang angin, untuk semua α ,4 Bab 2 Dasar Teori

29 7 4. Beban Gempa (E) Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu (SNI ) Sistem Kerja Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi Provisi Keamanan Dalam pedoman beton, SNI struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. Bab 2 Dasar Teori

30 8 Tabel 2.2. Faktor Pembebanan U No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U D D, L, A, R D, L, W, A, R D, W D, L, E D, L, W, E D, E 1,4 D 1,2 D +1,6 L + 0,5 (A atau R) 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (A atau R) 0,9 D ± 1,6 W 1,2 D + 1,0 L ± 1,0 E 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W ± 1,0 E 0,9 D ± 1,0 E Keterangan : D = Beban mati E = Beban gempa L = Beban hidup A = Beban atap W = Beban angin R = Beban air hujan Tabel 2.3. Faktor Reduksi Kekuatan No GAYA ,80 0, Lentur tanpa beban aksial Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur Komponen dengan tulangan spiral Komponen lain Geser dan torsi Tumpuan Beton 0,70 0,65 0,75 0,65 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada Pedoman Beton SNI adalah sebagai berikut: Bab 2 Dasar Teori

31 9 a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 25 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 25 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding = 20 mm b. Untuk balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm 2.2. Perencanaan Atap 1. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : a) Beban mati b) Beban hidup c) Beban angin 2. Asumsi Perletakan a) Tumpuan sebelah kiri adalah sendi. b) Tumpuan sebelah kanan adalah rol. 3. Analisa struktur menggunakan program SAP Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan dimensi profil kuda-kuda. a) Batang tarik Ag perlu = P mak Fy An perlu = 0,85.Ag An = Ag-dt L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik Bab 2 Dasar Teori

32 10 x = Y Yp U =1 x L Ae = U.An Cek kekuatan nominal : Kondisi leleh φ Pn = 0,9. Ag. Fy Kondisi fraktur φ Pn = 0,75. Ag. Fu φ Pn > P. (aman) b) Batang tekan Periksa kelangsingan penampang : b tw = 300 Fy K. l λc = rπ Fy E Apabila = λc 0,25 ω = 1 0,25 < λs < 1,2 ω 1,43 = 1,6-0,67λc λs 1,2 ω 2 = 1,25.λ s Pn = φ. Ag. Fcr = Ag f y ω Pu φp n < 1. (aman) Bab 2 Dasar Teori

33 11 c) Sambungan Tebal plat sambung (δ)= 0,625 d Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6 σ ijin Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. Tumpuan = 1,5 σ ijin Kekuatan baut P geser = 2. ¼. π. d 2. τ geser P desak = δ. d. τ tumpuan P Jumlah mur-baut n = P maks geser Jarak antar baut Jika 1,5 d S 1 3 d Jika 2,5 d S 2 7 d S 1 = 2,5 d S 2 = 5 d 2.3. Perencanaan Beton Bertulang 1. Pembebanan a. Beban mati b. Beban hidup Tangga = 300 kg/m 2 Plat Lantai = 250 kg/m 2 Balok anak = 250 kg/m 2 Portal = 250 kg/m 2 2. Asumsi Perletakan a. Tangga Tumpuan bawah adalah Jepit. Tumpuan tengah adalah Sendi. Tumpuan atas adalah Jepit. b. Plat lantai : jepit penuh c. Balok anak : jepit jepit Bab 2 Dasar Teori

34 12 d. Portal Jepit pada kaki portal. Bebas pada titik yang lain 3. Analisa struktur menggunakan tabel SNI dan program SAP Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : a. Jarak minimum tulangan sengkang 25 mm b. Jarak maksimum tulangan sengkang 240 atau 2h M u M n = φ dimana, φ = 0, 80 f y m = 0,85xf ' M Rn = n 2 bxd c ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρb = 0,85.fc 600. β. fy fy ρ max = 0,75. ρb ρ min < ρ < ρ maks ρ < ρ min As = ρ ada. b. d tulangan tunggal dipakai ρ min Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan x Luas Perhitungan tulangan geser : φ = 0,60 V c = 1 f'c b d 6 Bab 2 Dasar Teori

35 13 φ Vc=0,6 x Vc Φ.Vc Vu 3 Φ Vc (perlu tulangan geser) Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc (pilih tulangan terpasang) ( Av. fy. d) Vs ada = s (pakai Vs perlu) 2.4. Perencanaan Pondasi 1. Pembebanan Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup. 2. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan kapasitas dukung pondasi (Terzaghi): q ada q u q ijin P = A = 1,3 c N c + q N q + 0,4 γ B Nγ = q u / SF q ada q ijin (aman) Eksentrisitas M e = N Agar pondasi tidak mengguling, N 6M σ = + 2 BL BL e L 6 Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur Mu = ½. qu. t 2 f y m = 0,85 f'c M n Rn = 2 b d Bab 2 Dasar Teori

36 14 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρb = 0,85. fc 600. β. fy fy ρ max = 0,75. ρb ρ min = 1,4 f y ρ min < ρ < ρ maks ρ < ρ min As = ρ ada. b. d tulangan tunggal dipakai ρ min Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan Luas Perhitungan tulangan geser : Vu = σ x A efektif φ = 0,60 V c = 1 6 x φ Vc=0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc Vu < Vc < 3 Ø Vc Vs perlu = Vu Vc ( Av. fy. d) Vs ada = s (perlu tulangan geser) (tidak perlu tulangan geser) (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu) Bab 2 Dasar Teori

37 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.1. Rencana Atap JR JR SR SK G G G KT G KU KU KU KU N KT SR JR JR Gambar 3.1. Rencana Atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok SK = Setengah kuda-kuda utama JR = Jurai 15 Bab 3 Perencanaan Atap

38 Dasar Perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar. b. Jarak antar kuda-kuda : 4 m c. Kemiringan atap (a) : 30 o d. Bahan gording : baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki (ûë). f. Bahan penutup atap : genteng. g. Alat sambung : baut-mur. h. Jarak antar gording : 1,85 m i. Bentuk atap : limasan. j. Mutu baja profil : Bj-37 σ ijin = 1600 kg/cm 2 σ leleh = 2400 kg/cm 2 (SNI ) 1, , Bab 3 Perencanaan Atap

39 Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Pembebanan berdasarkan SNI , sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m 2. b. Beban angin = 25 kg/m 2. c. Berat hidup (pekerja) = 100 kg. d. Berat penggantung dan plafond = 18 kg/m Perhitungan Pembebanan Kemiringan atap (a) = 30. Jarak antar gording (s) = 1,85 m. Jarak antar kuda-kuda utama = 4,00 m. Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( ) ,2 pada perencanaan kudakuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 12,3 kg/m f. ts = 3,2 mm b. Ix = 362 cm4 g. tb = 3,2 mm c. Iy = 225 cm4 h. Zx = 58,0 cm 3 d. h = 125 mm i. Zy =45,0cm 3 e. b = 100 mm 100 3, Bab 3 Perencanaan Atap

40 18 1) Beban Mati (titik) y x qx q qy Berat gording = 12,300 kg/m Berat Plafond = ( 1,6 18 ) = 28,800 kg/m Berat penutup atap = ( 1,85 50 ) = 92,500 kg/m q = 133,600 kg/m + q x = q sin a = 133,600 sin 30 = 66,800 kg/m. q y = q cos a = 133,600 cos 30 = 115,700 kg/m. M x1 = 1 / 8. q y. L 2 = 1 / 8 115,700 (4) 2 = 231,4 kgm. M y1 = 1 / 8. q x. L 2 = 1 / 8 66,800 (4) 2 = 133,6 kgm. 2) Beban hidup y x px p py P diambil sebesar 100 kg. P x = P sin a = 100 sin 30 = 50,000 kg. P y = P cos a = 100 cos 30 = 86,603 kg. M x2 = 1 / 4. P y. L = 1 / 4 86,603 4 = 86,603 kgm. M y2 = 1 / 4. P x. L = 1 / = 50,000 kgm. Bab 3 Perencanaan Atap

41 19 3) Beban angin TEKAN HISAP Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2. Koefisien kemiringan atap (a) = 30. 1) Koefisien angin tekan = (0,02a 0,4) = 0,2 2) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : 1) Angin tekan (W 1 ) = koef. Angin tekan beban angin ½ (s 1 +s 2 ) = 0,2 25 ½ (1,85+ 1,85) = 9,250 kg/m. 2) Angin hisap (W 2 ) = koef. Angin hisap beban angin ½ (s 1 +s 2 ) = 0,4 25 ½ (1,85 + 1,85) = -18,500 kg/m. Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : 1) M x (tekan) = 1 / 8. W 1. L 2 = 1 / 8 9,250 (4) 2 = 28,906 kgm. 2) M x (hisap) = 1 / 8. W 2. L 2 = 1 / 8-18,500 (4) 2 = -57,813 kgm. Tabel 3.1. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording Beban Beban Beban Angin Kombinasi Momen Mati Hidup Tekan Hisap Minimum Maksimum 231,4 86,603 18, , ,845 M x M y 133, ,32 240,32 Bab 3 Perencanaan Atap

42 Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap tegangan Maksimum M x = 445,845 kgm = 44584,5 kgcm. M y = 240,32 kgm = kgcm. σ = æ M ç è Z X X ö ø 2 æ M + ç è Z Y Y ö ø 2 = 2 æ 44584,5 ö ç è 58,0 ø 2 æ ö + ç è 45,0 ø = 936,0024 kg/cm 2 < s ijin = 1600 kg/cm 2 Kontrol terhadap tegangan Minimum M x = kgm = 43104,5 kgcm. M y = 240,32 kgm = kgcm. σ = æ M ç è Z X X ö ø 2 æ M + ç è Z Y Y ö ø 2 = 2 æ 43104,5 ö ç è 58,0 ø 2 æ ö + ç è 45,0 ø = 915,1623 kg/cm 2 < s ijin = 1600 kg/cm 2 Bab 3 Perencanaan Atap

43 Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : ,2 q x = 0,69180 kg/cm E = 2, kg/cm 2 q y = 1,19823 kg/cm I x = 362 cm 4 P x = 50 kg I y = 225 cm 4 P y = 86,603 kg Z ijin 1 = 500 = 2,778 cm q x.l Z x = 384.E.I y 3 Px.L + 48.E.I y 4 5 0,69180 (500) = , = 1,467 cm 3 50 (500) , Z y = 5.q y.l 384.E.I 4 x 3 Py.L + 48.E.I x ,19823 (500) 86,603 (500) = , , = 1,579 cm Z = 2 x Z + Z 2 y 2 2 = ( 1,467 ) + (1,579 ) = 2,155 cm Z Z ijin 2,155 cm 2,778 cm aman! Jadi, baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) dengan dimensi ,2 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording. Bab 3 Perencanaan Atap

44 Perencanaan Jurai Gambar 3.2. Rangka Batang Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.2. Panjang Batang pada Jurai Nomer Batang Panjang Batang (m) 1 2,10 2 2,13 3 2,36 4 2,36 5 2,39 6 2,26 7 2,29 8 2,55 9 2, , , , , ,65 Bab 3 Perencanaan Atap

45 N perpustakaan.uns.ac.id 23 G KU KU KT J 15 2, , , , , Perhitungan luasan jurai G SK KU KU l k" k k' j i j" j' h i'' i' h'' h' g f g'' g' e d f'' c f' e'' b a e' d'' d' c'' c' b'' b' a'' a' l k" k k' j j" j' i h i'' h'' i' h' g f g'' g' e d f'' f' e'' c b a e' d'' d' c'' c' b'' b' a'' a' Gambar 3.3. Luasan Atap Jurai Bab 3 Perencanaan Atap

46 24 Tinggi ab Tinggi bc Tinggi hi Tinggi h x = 0,92 m = cd = de = ef = fg = gh = ½. 1,92 = 0,96 m = ij = jk = kl = ½. 2,12 = 1,06 m = 0,19 m Panjang aa = 2,90 m Panjang a a = 4,40 m Panjang cc = 2,03 m Panjang c c = 3,53 m Panjang ee = 1,25 m Panjang e e = 2,75 m Panjang gg = 0,42 m Panjang g g = 1,92 m Panjang hh = 0,94 m Panjang h h = 1,50 m Panjang ii = 0,70 m Panjang i i = 1,12 m Panjang kk = 0,23 m Panjang k k = 0,36 m Luas aa a c c c = (½ (aa + cc ) tac) + (½ (a a + c c ) tac) = (½ ( 2,9 + 2,03 ) 1,73) + (½ (4,40 + 3,53) 1,73) = 11,239 m 2 Luas cc c e e e = (½ (cc + ee ) tce ) + (½ (c c + e e ) tce) = (½ ( 2,03 + 1,25 ) 1,57 ) + (½ (3,53 + 2,75)1.57) = 7,51 m 2 Luas ee e g g g = (½ (ee + gg ) teg ) + (½ (e e + g g ) teg) = (½ ( 1,25 + 0,42 ) 1,67 ) + (½ (2,75 + 1,92 ) 1,67) = 5,294 m 2 Luas gg g h h = (½ gg tgh ) + (½ (g g + h h ) tgh) = (½ 0,42 0,83 ) + (½ (1,92 + 1,50 ) 0,83) = 1,594 m 2 Luas hh h ii i = (½ (hh + ii ) thi ) + (½ (h h + i i ) thi) = (½ ( 0,94 + 0,7 ) 0,75 ) + (½ (1,50+ 1,12) 0,75) = 1,605 m 2 Luas ii i kk k = (½ (ii + kk ) tik ) + (½ (i i + k k ) tik) = (½ ( 0,7 + 0,23 ) 2.1,06 ) + (½ (1,12+ 0,37) 2.1,06) = 2,57 m 2 Luas kk k m = (½ kk tkl) + (½ k k tkl) = (½ 0,23 1,06) + (½ 0,37 1,06) = 0,32 m 2 Bab 3 Perencanaan Atap

47 N perpustakaan.uns.ac.id 25 G KT J G SK KU KU KU KU l k" k k' j" i'' j j' h'' x" g'' i i' f'' e'' h h' d'' x x' c'' g g' b'' a'' f f' e e' d d' c c' b b' a a' n m" m m' l" k'' l l' j'' k' k j' j i i'' i' h g f h'' g'' h'' g' e d c b f'' f' e'' d'' e' d' c'' c' b'' b' a'' a a' Gambar 3.4. Luasan Plafon Jurai Tinggi ab = 1,4 m Tinggi bc = cd =0,80 Tinggi de = ef = fg = gh = hi= ij = ½. 1,67 = 0,835 m Tinggi jk = kl = lm = mn = ½. 1,5 = 0,75 m Tinggi j x = 0,13 m Bab 3 Perencanaan Atap

48 26 Panjang aa = 4,00 m Panjang a a = 5,50 m Panjang cc = 2,88 m Panjang c c = 4,40 m Panjang ee = 2,00 m Panjang e e = 3,53 m Panjang gg = 1,20 m Panjang g g = 2,75 m Panjang ii = 0,36 m Panjang i i = 1,92 m Panjang jj = 0,94 m Panjang j j = 1,50 m Panjang kk = 0,70 m Panjang k k = 1,12 m Panjang mm = 0,23 m Panjang m m = 0,36 m Luas aa a c c c = (½ (aa + cc ) tac) + (½ (a a + c c ) tac) = (½ ( 4,0 + 2,88 ) 2,32) + (½ (5,5 + 4,40) 2,32) = 19,46 m 2 Luas cc c e e e = (½ (cc + ee ) tce) + (½ (c c + e e ) tce) = (½ ( 2,9 + 2,03 ) 1,73) + (½ (4,40 + 3,53) 1,73) = 11,239 m 2 Luas ee e g g g = (½ (ee + gg ) teg ) + (½ (e e + g g ) teg) = (½ ( 2,03 + 1,25 ) 1,57 ) + (½ (3,53 + 2,75)1.57) = 7,51 m 2 Luas gg g i i i = (½ (gg + ii ) tgi ) + (½ (g g + i i ) tgi) = (½ ( 1,25 + 0,42 ) 1,67 ) + (½ (2,75 + 1,92 ) 1,67) = 5,294 m 2 Luas ii i j j j = (½. ii.tij) + (½ (i i + j j ) tij) (½ 0,42 0,83 ) + (½ (1,92 + 1,50 ) 0,83) = 1,594 m 2 Luas jj j k k k = (½ (jj + kk ) tjk ) + (½ (j j + k k ) tjk) = (½ ( 0,94 + 0,7 ) 0,75 ) + (½ (1,50+ 1,12) 0,75) = 1,605 m 2 Luas kk k m m m = (½ (kk + mm ) tkm ) + (½ (k k + m m ) tkm) = (½ ( 0,7 + 0,23 ) 2.0,75 ) + (½ (1,12+ 0,36) 2.0,75) = 1,82 m 2 Luas mm m n = (½ mm tmn) + (½ m m tmn) Bab 3 Perencanaan Atap

49 27 = (½ 0,23 0,75) + (½ 0,36 0,75) = 0,22 m Perhitungan Pembebanan Jurai Data-data pembebanan : Berat gording = 12,30 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat plafon dan penggantung = 18 kg/m 2 Berat profil kuda-kuda = 7,54 kg/m P 6 P5 P4 1 0 P1 1 6 P2 1 3 P11 9 P P10 P9 P8 11, P7 Gambar 3.5. Pembebanan jurai akibat beban mati a. Beban Mati 1) Beban P1 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording bb b = 12,3 (2,47+4,00) = 79,581 kg b) Beban Atap = luasan aa a c c c berat atap = 11, = 561,95 kg c) Beban Plafon = luasan cc c e e e berat plafon = 11, = 202,302 kg d) Beban Kuda-kuda = ½ btg (1 + 6) berat profil kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

50 28 = ½ (2,10 + 2,26) 7,54 = 54,5 kg e) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 54,5 = 16,35 kg f) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 2) Beban P2 = 10 % 54,5 = 5,45 kg a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording dd d = 12,3 (1,63+3,17) = 59,04 kg b) Beban Atap = luasan cc c e e e berat atap = 7,51 50 = 375,5 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (2,26 + 0,69 + 2,19 + 2,29 ) 7,54 = 92,875 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 92,875 = 27,862 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 3) Beban P3 = 10 % 92,875 = 9,287 kg a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording ff f = 12,3 (0,78+2,33) = 38,253 kg b) Beban Atap = luasan ee e g g g berat atap = 5, = 264,7 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (2,29 + 1,4 + 2,65 + 2,55) 7,54 = 111,125 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 111,125 = 33,338 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 111,125 = 11,1125 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording xx x Bab 3 Perencanaan Atap

51 29 = 12,3 (0,98+1,57) = 31,365 kg b) Beban Atap = luasan gg g h h h berat atap = 1, = 79,7 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (8 + 17) berat profil kuda-kuda = ½ (2,55 + 2,18) 7,54 = 59,125 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 59,125 = 17,738 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 59,125 = 5,9125 kg 5) Beban P5 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording hh h = 12,3 (0,94+1,5) = 30,258 kg b) Beban Atap = luasan hh h ii i berat atap = 1, = 80,25 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (0,5 + 2,40 + 2,84) 7,54 = 71,75 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 71,75 = 21,525 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 71,75 = 7,175kg 6) Beban P6 a) Beban Atap = luasan kk k l berat atap = 0,32 50 = 16 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (2,88 + 3,64 + 1,77) 7,54 = 103,625 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 103,625 = 31,088 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 103,625 = 10,3625 kg Bab 3 Perencanaan Atap

52 30 7) Beban P7 a) Beban Plafon = luasan mm m n berat plafon = 0,22 18 = 3,96 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (2,39 + 3,95 + 4,12) 7,54 = 130,75 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 130,75 = 39,225 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 8) Beban P8 = 10 % 130,75 = 13,075 kg a) Beban Plafon = luasan kk k m m m berat plafon = 1,82 18 = 32,76 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (2,36 + 2,39 + 3,21 + 3,14) 7,54 = 138,75 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 138,75 = 41,625 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 9) Beban P9 = 10 % 138,75 = 13,875 kg a) Beban Plafon = luasan jj j k k k berat plafon = 1,05 18 = 28,89 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (18 + 4) berat profil kuda-kuda = ½ (2,18 + 2,36) 7,54 = 56,75 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 56,75 = 17,025kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 56,75 = 5,675 kg Bab 3 Perencanaan Atap

53 31 10) Beban P10 a) Beban Plafon = luasan gg g i i i berat plafon = 5, = 95,292 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (2,13 + 2,36 + 2,19 + 1,40) 7,54 = 101,00 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 101,00 = 30,3 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 11) Beban P11 = 10 % 101,00 = 10,100 kg a) Beban Plafon = luasan ee e g g g berat plafon = 7,51 18 = 135,18 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (2,10 + 2,13 + 0,69) 7,54 = 61,5 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 61,5 = 18,45 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 61,5 = 6,15 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Beban Input Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Kudakuda 2000 SAP Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P1 561,95 79,581 54,5 5,45 16,35 11, , P2 375,5 59,04 92,875 9, , , P3 264,7 38, ,125 11, , , P4 79,7 31,365 59,125 5, , , P5 80,25 30,258 71,75 7,175 21, , P ,625 10, , , P ,75 commit 13,075 to user 39,225 3,96 187, Bab 3 Perencanaan Atap

54 32 P ,75 13,875 41,625 32,76 227, P ,75 5,675 17,025 28,89 108, P ,1 30,3 95, , P ,5 6,15 18,45 135,18 221, b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1 = P2 = P3 = P4 = P5 = P6 = 100 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W6 W1 1 6 W2 13 W W5 10 W Gambar 3.6. Pembebanan Jurai akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2. Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 30) 0,40 = 0,2 a. W1 = luasan atap aa a c c c koef. angin tekan beban angin = 12,04 0,2 25 = 60,2 kg b. W2 = luasan atap cc c e e e koef. angin tekan beban angin = 9,10 0,2 25 = 45,5 kg c. W3 = luasan atap ee e g g g koef. angin tekan beban angin = 5,98 0,2 25 = 29,9 kg d. W4 = luasan atap gg g h h h koef. angin tekan beban angin = 1,594 0,2 commit 25 to user = 7,97 kg Bab 3 Perencanaan Atap

55 33 e. W5 = luasan atap ii i k k k koef. angin tekan beban angin = 2,57 0,2 25 = 12,85 kg f. W6 = luasan atap kk k l koef. angin tekan beban angin = 0,32 0,2 25 = 4 kg Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Jurai Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos a (kg) SAP2000) W.Sin a (kg) SAP2000) W1 60,2 52, ,1 31 W2 45,5 39, ,75 23 W3 29,9 25, ,95 15 W4 7,97 8, W5 12,85 11, ,425 7 W6 4 2, ,828 3 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Batang kombinasi Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) , , , , , , , , , , , , ,50 - Bab 3 Perencanaan Atap

56 , , , , , , Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 6042,44 kg L = 2,13 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. = f.f y.ag P F maks. Ag = = =.f Kondisi fraktur P maks. = f.f u.ae P maks. = f.f u.an.u y P F.f. U u 6042,44 0, ,8 cm 6042,44 0, ,75 maks. An = = = L 213 i min = = = 0,88 cm ,87cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat Ag = 4,8 cm 2 i = 1,51 cm Bab 3 Perencanaan Atap

57 35 Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 2,8/2 = 1,4 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (2,87/2) + 1.1,47.0,5 = 2,17 cm 2 Ag yang menentukan = 1,337 cm 2 Digunakan ûë maka, luas profil 4,8 > 2,17 ( aman ) inersia 1,51 > 0,88 ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ûë ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk jurai batang tarik b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 4661,89 kg L = 2,26 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2.4,8 = 9,6 cm 2 r b t = 1,51 cm = 15,1 mm = 50 mm = 5 mm Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t f y = 10 12, Bab 3 Perencanaan Atap

58 36 f λc = y 2 kl r p E 1(2260) = 15, ,14 x2x10 5 = 1,65 Karena l c >1,2 maka : w = 1,25 l c 2 w = 1,25.1,65 2 = 3,40 f y P n = Ag.f cr = Ag w = = 67764,71 N = 6776,47 kg 3,40 Pmax 4661,89 = = 0,81 < 1... ( aman ) fp 0,85x 6776,47 n Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ûë ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk jurai batang tekan Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F b u = 825 Mpa = 8250 kg/cm 2 ) Diameter baut (Æ) = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tegangan tumpu penyambung Rn = f ( 2,4xf u xdt) = 0,75(2, ,27 0,8) = 6858 kg/baut Bab 3 Perencanaan Atap

59 37 Tegangan geser penyambung Rn = n 0, 5 f b u Ab 2 = 2 0, (0,25 3,14 (1,27) ) = 10445,544 kg/baut Tegangan tarik penyambung b Rn = 0,75 f u Ab 2 = 0, (0,25 3,14 (1,27) ) = 7834,158 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6858 kg Perhitungan jumlah baut-mur : Pmaks. 6042,44 n = = = 0,88 ~ 2 buah baut P 6858 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : Perhitungan jarak antar baut : 1) 1,5d S 1 3d Diambil, S 1 = 2,5. d = 2,5. 1,27 = 3,175 cm = 3 cm 2) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 1,5. 1,27 = 1,905 cm = 2 cm b. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A commit 490,F to b u = 825 Mpa = 8250 kg/cm user 2 ) Bab 3 Perencanaan Atap

60 38 Diameter baut (Æ) = 12,7 mm = 1,27 cm Diamater lubang = 1,47 cm Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0,625. 1,27 = 0,794 cm Menggunakan tebal plat 0,80 cm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm 2 ) Tegangan tumpu penyambung Rn = f ( 2,4 f u dt) = 0,75(2, ,27 0,8) = 6858 kg/baut Tegangan geser penyambung Rn = n 0, 5 f b u Ab 2 = 2 0, (0,25 3,14 (1,27) ) = 10445,544 kg/baut Tegangan tarik penyambung b Rn = 0,75 f u Ab 2 = 0, (0,25 3,14 (1,27) ) = 7834,158 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : Pmaks. 4661,89 n = = = 0,71 ~ 2 buah baut P 6858 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : 1) 1,5d S 1 3d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,27 = 3,175 cm = 3 cm Bab 3 Perencanaan Atap

61 39 2) 2,5 d S 2 7d Diambil, S 2 = 5 d b = 1,5. 1,27 = 1,905 cm = 2cm Bab 3 Perencanaan Atap

62 40 Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë Æ 12,7 2 ûë Æ 12,7 3 ûë Æ 12,7 4 ûë Æ 12,7 5 ûë Æ 12,7 6 ûë Æ 12,7 7 ûë Æ 12,7 8 ûë Æ 12,7 9 ûë Æ 12,7 10 ûë Æ 12,7 11 ûë Æ 12,7 12 ûë Æ 12,7 13 ûë Æ 12,7 14 ûë Æ 12,7 15 ûë Æ 12,7 16 ûë Æ 12,7 17 ûë Æ 12,7 18 ûë Æ 12,7 19 ûë Æ 12,7 Bab 3 Perencanaan Atap

63 Perencanaan Setengah Kuda-kuda Gambar 3.7. Rangka Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Panjang Batang 1 1,67 2 1,67 3 1,67 4 1,5 5 1,5 6 1,92 7 1,92 8 1,92 9 1, , ,8 12 1,78 13 commit 1,59 to user Bab 3 Perencanaan Atap

64 N J perpustakaan.uns.ac.id , , , , , , Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda m l SK KU KU KU G G KU h g f' f KT k j i e' d' c' e d c l b' m a' h g f' f i e' e j d' k c' b' a' b a d c b a Gambar 3.8. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang am = 8 m Panjang bl = 6,518 m Panjang ck = 5,332 m Panjang dj = 4,147 m Panjang ei = 2,961 m Panjang fh = 1,775 m Panjang a b = 1,667 m Panjang b c = c d = d e = e f =1,6 m Panjang f g = ½ 1,6 = 0,8 m Bab 3 Perencanaan Atap

65 N J perpustakaan.uns.ac.id 43 Luas ablm = ½ (am + bl) a b = ½ (8 + 6,518) 1,6 = 9,684 m 2 Luas bckl = ½ (bl + ck) b c = ½ (6, ,332) 1,6 = 7,904 m 2 Luas cdjk = ½ (ck + dj) c d = ½ (5, ,147) 1,6 = 6,323 m 2 Luas deij = ½ (dj + ei) d e = ½ (4, ,961) 1,6 = 4,741 m 2 Luas efhi = ½ (ei + fh) e f = ½ (2, ,775) 1,6 = 3,159 m 2 Luas fgh = ½ fh f g = ½ 0,612 0,8 =0,4896 m 2 m l SK KU KU KU G G KU h g f' f KT k j i e' d' c' e d c l b' m a' h g f' f i e' e j d' k c' b' a' b a d c b a Gambar 3.9. Luasan plafon Setengah Kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

66 44 Panjang am Panjang bl Panjang ck Panjang dj Panjang ei Panjang fh = 8 m = 6,518 m = 5,332 m = 4,147 m = 2,961 m = 1,775 m Panjang a b = 1,667 m Panjang b c = c d = d e = e f =1,6 m Panjang f g = ½ 1,6 = 0,8 m Luas ablm = ½ (am + bl) a b = ½ (8 + 6,518) 1,6 = 9,684 m 2 Luas bckl = ½ (bl + ck) b c = ½ (6, ,332) 1,6 = 7,904 m 2 Luas cdjk = ½ (ck + dj) c d = ½ (5, ,147) 1,6 = 6,323 m 2 Luas deij = ½ (dj + ei) d e = ½ (4, ,961) 1,6 = 4,741 m 2 Luas efhi = ½ (ei + fh) e f = ½ (2, ,775) 1,6 = 3,159 m 2 Luas fgh = ½ fh f g = ½ 0,612 0,8 =0,4896 m 2 Bab 3 Perencanaan Atap

67 Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda Data-data pembebanan : Berat gording = 12,3 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 7,54 kg/m P6 P1 6 P P3 13 P P P11 P10 P9 P8 P7 Gambar Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati a. Beban Mati 1) Beban P1 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =12,3 16 = 196,8 kg b) Beban Atap = luasan ablm berat atap = 9, = 484,2 kg c) Beban Plafon = luasan ablm berat plafon = 9, = 174,312 kg d) Beban Kuda-kuda = ½ btg (1 + 6) berat profil kuda-kuda = ½ (1, , 925) 7,54 = 27 kg Bab 3 Perencanaan Atap

68 46 e) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 27 = 8,1 kg f) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 2) Beban P2 = 10 % 27 = 2,7 kg a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording = 12,3 12,67 = 155,841 kg b) Beban Atap = luasan bckl berat atap = 7, = 395,2 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1, 925+1, 925+0,7961+1,781) 7,54 = 48,203 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 48,203 = 14,467 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 3) Beban P3 = 10 % 48,203 = 4,82 kg a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording = 12,3 9,33 = 114,759 kg b) Beban Atap = luasan cdjk berat atap = 6, = 316,15 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1, , , ,192) 7,54 = 57,248 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 57,248 = 17,174 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 4) Beban P4 = 10 % 57,248 = 5,725 kg a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =12,3 6 = 73,8 kg b) Beban Atap = luasan deij berat atap Bab 3 Perencanaan Atap

69 47 = 4, = 223,55 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1, 925+1, 925+2,387+2,819) 7,54 = 67,92 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 67,92 = 20,376 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 5) Beban P5 = 10 % 67,92 = 6,792 kg a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording = 12,3 3 = 36,9 kg b) Beban Atap = luasan efhi berat atap = 3, = 157,95 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1, 925+1, 925+3,253) 7,54 = 53,273 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 53,273 = 15,982 kg e) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 6) Beban P6 = 10 % 53,273 = 5,327 kg a) Beban Atap = luasan fgh berat atap = 0, = 24,48 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1, , ,12) 7,54 = 78,21 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 78,21 = 23,463 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 78,21 = 7,821 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon = luasan fgh berat plafon Bab 3 Perencanaan Atap

70 48 = 0, = 8,8128 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (5 + 19) berat profil kuda-kuda = ½ (1,5 + 4,12) 7,54 = 42,15 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 42,15 = 12,645 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 8) Beban P8 = 10 % 42,15 = 4,215 kg a) Beban Plafon = luasan efhi berat plafon = 3, = 58,862 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1,5 + 2, ,253+ 4,383 +1,5 ) 7,54 = 100,913 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 100,913 = 30,274 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 9) Beban P9 = 10 % 100,913 = 10,091 kg a) Beban Plafon = luasan deij berat plafon = 4, = 80,478 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1, , , ,5) 7,54 = 58,155 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 58,155= 17,447 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 10) Beban P10 = 10 % 58,155= 5,816 kg a) Beban Plafon = luasan cdjk berat plafon = 6, = 113,814 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

71 49 = ½ (1, , , ,675) 7,54 = 42,915 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 42,915 = 12,875 kg d) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda 11) Beban P11 = 10 % 42,815 = 4,282 kg e) Beban Plafon = luasan bclk berat plafon = 7, = 142,272 kg a) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1, , ,675) 7,54 = 31,095 kg b) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 31,095 = 9,329 kg c) Beban Bracing = 10% beban kuda-kuda = 10 % 31,095 = 3,11 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-kuda Input Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah SAP Beban Atap gording Kuda-kuda Bracing Penyambung Plafon Beban 2000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P1 484,2 196,8 27 2,7 8,1 174, , P2 395,2 155,841 48,203 4,82 14, , P3 316,15 114,759 57,248 5,725 17, , P4 223,55 73,8 67,92 6,792 20, , P5 157,95 36,9 53,273 5,327 15, , P6 24,48-78,21 7,821 23, , P ,15 4,215 12,645 8, , P ,913 10,091 30,274 58, , P ,155 5,816 17,447 80, , P ,915 4,282 12, , , P ,095 commit 3,11 to user 9, , , Bab 3 Perencanaan Atap

72 50 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P 1, P 2, P 3, P 4,P 5, P 6 = 100 kg; c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W6 W5 W4 10 W3 9 W1 W Gambar Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2. Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 30) 0,40 = 0,2 a) W1 = luasan koef. angin tekan beban angin = 9,684 0,2 25 = 48,42 kg b) W2 = luasan koef. angin tekan beban angin = 7,904 0,2 25 = 39,52 kg c) W3 = luasan koef. angin tekan beban angin = 6,323 0,2 25 = 31,615 kg d) W4 = luasan koef. angin tekan beban angin = 4,741 0,2 25 = 23,705 kg e) W5 = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,159 0,2 25 = 15,795 kg f) W6 = luasan koef. angin tekan beban angin = 0,4896 0,2 25 commit = 2,448 to kg user Bab 3 Perencanaan Atap

73 51 Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-kuda Wx Untuk Beban Beban W.Cos a Input Angin (kg) (kg) SAP2000 Wy W.Sin a (kg) Untuk Input SAP2000 W1 48,42 41, ,21 25 W2 39,52 34, ,76 20 W3 31,615 27, , W4 23,705 20, , W5 15,795 13, ,898 8 W6 2,448 2,12 3 1,224 2 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) , , , , , , ,97 8-2, , , , , , , , Bab 3 Perencanaan Atap

74 Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 4629,78 kg L = 2,028 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. = f.f y.ag P maks. Ag = = = F.f Kondisi fraktur x U = 1- L L y = 4 x 3d 4629,78 0, = 4 x 3.1,27 = 15,24 cm x 2,74 U = 1- = 1- = 0,82 L 15,24 P maks. = f.f u.ae P maks. = f.f u.an.u P F.f. U u 2,143cm 4629,78 0, ,82 maks. An = = = L i min = = = 0,845 cm i = 1,51 cm 2 2,01cm Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat Ag = 4,8 cm 2 2 Bab 3 Perencanaan Atap

75 53 Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 2,14/2 = 1,07 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (2,01/2) + 1.1,47.0,5 = 1,74 cm 2 Ag yang menentukan = 1,74 cm 2 Digunakan ûë maka, luas profil 4,8 > 1,74 ( aman ) inersia 1,51 > 0,845 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 5351,55 kg L = 2,309 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3750 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2.4,8 = 9,6 cm 2 r b t = 1,51 cm = 15,1 mm = 50 mm = 5 mm Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t kl = r f y f λ y c 2 p E = 10 12, Bab 3 Perencanaan Atap

76 54 1(2309) = 15, ,14 x2x10 5 = 1,46 Karena l c >1,2 maka : w = 1,25 l c 2 w = 1,25.1,46 2 = 2,67 f y P n = Ag.f cr = Ag w = = 86292,13 N = 8629,21 kg 2,67 Pmax 5315,55 = = 0,73 < 1... ( aman ) fp 0,85x 8629,21 n Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0, ,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. s ijin = 0, = 960 kg/cm 2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. s ijin = 1, = 2400 kg/cm 2 Kekuatan baut : a) P geser = 2. ¼. p. d 2. t geser = 2. ¼. p. (1,27) = 2430,96 kg b) P desak = d. d. t tumpuan = 0,9. 1,27 commit = to 2743,20 user kg Bab 3 Perencanaan Atap

77 55 P yang menentukan adalah P geser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 4629,78 n = = = 1,9 ~ 2 buah baut P 2430,96 geser Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 1,73 d = 2,25. 1,27 b) 2,5 d S 2 7 d = 2,197 cm = 2 cm Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,27 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 13,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. s ijin = 0, =960 kg/cm 2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. s ijin = 1, = 2400 kg/cm 2 Kekuatan baut : a) P geser = 2. ¼. p. d 2. t geser = 2. ¼. p. (127) = 2430,96 kg b) P desak = d. d. t tumpuan Bab 3 Perencanaan Atap

78 56 = 0,9. 1, = 2473,2 kg P yang menentukan adalah P geser = 2430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks. 5351,55 n = = = 2,2 ~ 4 buah baut P 2430,96 geser Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,27 b) 2,5 d S 2 7 d = 3,175 cm = 3 cm Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,27 = 6,35 cm = 6 cm Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë Æ 12,7 2 ûë Æ 12,7 3 ûë Æ 12,7 4 ûë Æ 12,7 5 ûë Æ 12,7 6 ûë Æ 12,7 7 ûë Æ 12,7 8 ûë Æ 12,7 9 ûë Æ 12,7 10 ûë Æ 12,7 11 ûë Æ 12,7 12 ûë Æ 12,7 13 ûë Æ 12,7 14 ûë Æ 12,7 Bab 3 Perencanaan Atap

79 57 15 ûë Æ 12,7 16 ûë Æ 12,7 17 ûë Æ 12,7 18 ûë Æ 12,7 19 ûë Æ 12, Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Gambar Rangka Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium Nomer Batang Panjang Batang (m) 1 2, , , , , , , , ,309 Bab 3 Perencanaan Atap

80 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,821 Bab 3 Perencanaan Atap

81 N perpustakaan.uns.ac.id 59 G KT J Perhitungan luasan kuda-kuda trapesium G SK KU KU KU KU e f d g c h b i a j e f d g c h b i a j Gambar Luasan Atap Kuda-kuda Trapesium Panjang ah Panjang bg Panjang cf Panjang de Panjang ab Panjang bc Panjang cd = 4,5 m = 3,5 m = 2,5 m = 2,0 m = 2,309 m = 2,309 m = 1,155 m Luas abgh = æ ah + bg ö ç ab è 2 ø = æ 4,5 + 3,5 ö ç 2,309 è 2 ø = 9,236 m 2 Luas bcfg = æ bg + cf ö ç bc è 2 ø = æ 3,5 + 2,5 ö ç 2,309 è 2 ø Bab 3 Perencanaan Atap

82 N J perpustakaan.uns.ac.id 60 G KT i = 6,927 m 2 Luas cdef = æ cf + de ö ç cd è 2 ø = æ 2,5 + 2,0 ö ç 1,155 è 2 ø = 2,599 m 2 G SK KU KU KU KU e f d g c h b a j d e f g c h b i a j Panjang ah Panjang bg Panjang cf Panjang de Panjang ab Panjang bc Panjang cd Gambar Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium = 4,0 m = 3,5 m = 2,5 m = 2,0 m = 1,0 m = 2,0 m = 2,0 m Luas abgh = æ ah + bg ö ç ab è 2 ø = æ 4,0 + 3,5 ö ç 1,0 è 2 ø = 3,75 m 2 Luas bcfg = æ bg + cf ö ç bc è 2 ø Bab 3 Perencanaan Atap

83 61 = æ 3,5 + 2,5 ö ç è 2 ø 2,0 = 6,0 m 2 Luas cdef = æ cf + de ö ç è 2 ø cd = æ 2,5 + 2,0 ö ç è 2 ø 1,0 = 2,25 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Data-data pembebanan : Berat gording = 9,095 kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 24,4 kg/m P3 P4 P5 P6 P7 P2 P8 P P9 P16 P15 P14 P13 P12 P11 P10 Gambar Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Mati a. Beban Mati 1) Beban P1 = P9 a) Beban gording = Berat commit profil to gording user Panjang Gording Bab 3 Perencanaan Atap

84 62 = 9,095 4,0 = 36,380 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 9, = 461,8 kg c) Beban plafon = Luasan berat plafon = 3,75 18 = 67,5 kg d) Beban kuda-kuda = ½ Btg (1 + 9) berat profil kuda kuda = ½ (2, ,309) 24,4 = 32,528 kg e) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 32,528 = 9,758 kg f) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 2) Beban P2 = P8 = 10 % 32,528 = 3,253 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 9,095 3,0 = 27,285 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 6, = 346,35 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2, , , ,309) 24,4 = 56,235 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 56,235 = 16,871 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 3) Beban P3 = P7 = 10 % 56,235 = 5,624 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 9,095 2,0 = 18,190 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 2, = 129,95 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ commit (2,309 to + user 1, , ) 24,4 Bab 3 Perencanaan Atap

85 63 = 62,573 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 62,573 = 18,772 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 62,573 = 6,257 kg f) Beban reaksi = reaksi jurai 1 + reaksi jurai 2 4) Beban P4 = P6 = 1578,46 kg ,39 kg = 2816,85 kg a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2 + 1, , ) 24,4 = 57,750 kg b) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 57,750 = 17,325 kg c) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 5) Beban P5 = 10 % 57,750 = 5,775 kg a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2 + 1, ) 24,4 = 39,818 kg b) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 39,818 = 11,945 kg c) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 39,818 = 3,982 kg d) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda 1 + reaksi ½ kuda-kuda 2 6) Beban P10 = P16 = 1595,49 kg ,70 kg = 2819,19 kg a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 6 18 = 108 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2, , ,028) 24,4 = 36,578 commit kg to user Bab 3 Perencanaan Atap

86 64 c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 36,578 = 10,973 kg d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 7) Beban P11 = P15 = 10 % 36,578 = 3,658 kg a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 2,25 18 = 40,5 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2, , , ,028) 24,4 = 58,185 kg c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 58,185 = 17,456 kg d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 58,185 = 5,819 kg e) Beban reaksi = reaksi jurai 1 + reaksi jurai 2 8) Beban P12 = P14 = 840,30 kg + 319,46 kg = 1159,76 kg a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2, , , ) 24,4 = 57,960 kg b) Beban plat sambung = 30% beban kuda-kuda = 30% 57,960 = 17,388 kg c) Beban bracing = 10% beban kuda-kuda 9) Beban P13 = 10% 57,960 = 5,796 kg a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2 + 2, , , ) 24,4 = 75,683 kg b) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 75,683 = 22,705 kg c) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

87 65 = 10 % 75,683 = 7,568 kg Beban d) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda 1 + reaksi ½ kuda-kuda 2 = 926,58 kg + 338,22 kg = 1264,80 kg Tabel Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Reaksi (kg) Jumlah Beban (kg) P1=P9 461,8 36,380 32,528 3,253 9,758 67,5-611, P2=P8 346,35 27,285 56,235 5,624 16, , Input SAP (kg) P3=P7 129,95 18,190 62,573 6,257 18, , , P4=P ,750 5,775 17, , P ,818 3,982 11, , , P10=P ,578 3,658 10, , P11=P ,185 5,819 17,456 40,5 1159, , P12=P ,960 5,796 17, , P ,683 7,568 22, , , Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P4, P5, P6, P8, P9 = 100 kg Beban Angin Perhitungan beban angin : W3 W4 W W5 W W6 Gambar Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap

88 66 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2. 1) Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 35) 0,40 = 0,2 a) W1 = luasan koef. angin tekan beban angin = 9,236 0,2 25 = 46,180 kg b) W2 = luasan koef. angin tekan beban angin = 6,927 0,2 25 = 34,635 kg c) W3 = luasan koef. angin tekan beban angin = 2,599 0,2 25 = 12,995 kg 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W4 = luasan koef. angin tekan beban angin = 2,599-0,4 25 = -25,990 kg b) W5 = luasan koef. angin tekan beban angin = 6,927-0,4 25 = -69,270 kg c) W6 = luasan koef. angin tekan beban angin = 9,236-0,4 25 = -92,360 kg Tabel Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Beban W Beban (kg) x (Untuk Input W y (Untuk Input Angin W.Cos a (kg) SAP2000) W.Sin a (kg) SAP2000) W 1 46,180 39, , W 2 34,635 29, , W 3 12,995 11, ,498 7 W 4-25,990-22, , W 5-69,270-59, , W 6-92,360-79, , Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut : Bab 3 Perencanaan Atap

89 67 Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Trapesium Batang kombinasi Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,09 - Bab 3 Perencanaan Atap

90 , , Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 32931,21 kg = 2 m Fy = 2400 kg/cm 2 Fu = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. = f.f y.ag P maks. Ag = = = F.f y 32931,21 0, ,246cm 2 Kondisi fraktur x U = 1- L L = 7 3d = ,54 = 53,34 cm x 2,54 U = 1 - = 1- = 0,95 L 53,54 P maks. = f.f u.ae P maks. = f.f u.an.u P F.f. U maks. An = = = u 32931,21 0, ,95 L 200 i min = = = 0,83 cm ,325cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat Ag = 15,5 cm 2 i = 2,54 cm Bab 3 Perencanaan Atap

91 69 Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 15,5/2 = 7,75 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (12,325/2) + 1.1,47.0,9 = 7,195 cm 2 Ag yang menentukan = 8,463 cm 2 Digunakan ûë maka, luas profil 19,2 > 7,195 ( aman ) inersia 2,82 > 0,83 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 36824,97 kg L = 2,00 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3750 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2.15,5 = 31 cm 2 r b t = 2,54 cm = 25,4 mm = 90 mm = 9 mm Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t kl = r f y f λ y c 2 p E = 10 12, Bab 3 Perencanaan Atap

92 70 1(2000) = 25, ,14 x2,1x 10 5 = 0,85 Karena 0,25 < l c <1,2 maka : w w 1,43 = 1,6-0,67l 1,43 = = 1,39 1,6-0,67.0,85 c f y P n = Ag.f cr = Ag w = = ,798 N = 53525,18 kg 1,39 P u fp n 36824,97 = = 0,8 0,85x53525,18 < 1... ( aman ) Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 25,4 mm ( 1 inches) Diameter lubang = 26,4 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0, ,4 = 15,875 mm. Menggunakan tebal plat 16 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. s ijin = 0, = 960 kg/cm 2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. s ijin = 1, = 2400 kg/cm 2 Kekuatan baut : a) P geser = 2. ¼. p. d 2. t geser = 2. ¼. p. (2,54) = 9723,85 kg b) P desak = d. d. t tumpuan Bab 3 Perencanaan Atap

93 71 = 0,9. 2, = 5486,40 kg P yang menentukan adalah P desak = 5486,40 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,21 n = = = 5,989 ~ 6 buah baut P 5486,40 geser Digunakan : 6 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 1,73 d = 1,73. 2,54 = 4,394 cm = 4 cm b) 2,5 d S 2 7 d Diambil, S 2 = 5 d = 5. 2,54 = 12,7 cm = 12 cm b. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 25,4 mm ( 1 inches) Diameter lubang = 26,4 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0, ,4 = 15,875 mm. Menggunakan tebal plat 16 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. s ijin = 0, = 960 kg/cm 2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. s ijin = 1, = 2400 kg/cm 2 Kekuatan baut : a) P geser = 2. ¼. p. d 2. t geser = 2. ¼. p. (2,54) 2 commit. 960 = to 9723,85 user kg Bab 3 Perencanaan Atap

94 72 b) P desak = d. d. t tumpuan = 0,9. 2, = 5486,40 kg P yang menentukan adalah P desak = 5486,40 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,97 n = = = 6,712 ~ 7 buah baut P 5486,40 geser Digunakan : 4 buah baut a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 2,54 b) 2,5 d S 2 7 d = 6,35 cm = 6 cm Diambil, S 2 = 5 d = 5. 2,54 = 12,7 cm = 12 cm Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë Æ 25,4 2 ûë Æ 25,4 3 ûë Æ 25,4 4 ûë Æ 25,4 5 ûë Æ 25,4 6 ûë Æ 25,4 7 ûë Æ 25,4 8 ûë Æ 25,4 9 ûë Æ 25,4 10 ûë Æ 25,4 11 ûë Æ 25,4 12 ûë Æ 25,4 13 ûë Æ 25,4 14 ûë Æ 25,4 15 ûë Æ 25,4 Bab 3 Perencanaan Atap

95 73 16 ûë Æ 25,4 17 ûë Æ 25,4 18 ûë Æ 25,4 19 ûë Æ 25,4 20 ûë Æ 25,4 21 ûë Æ 25,4 22 ûë Æ 25,4 23 ûë Æ 25,4 24 ûë Æ 25,4 25 ûë Æ 25,4 26 ûë Æ 25,4 27 ûë Æ 25,4 28 ûë Æ 25,4 29 ûë Æ 25,4 Bab 3 Perencanaan Atap

96 Perencanaan Kuda-kuda Utama Gambar Rangka Batang Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama No batang Panjang batang No batang Panjang batang 1 1, ,92 2 1, ,92 3 1, ,8 4 1,5 22 1,78 5 1,5 23 1,59 6 1,5 24 2,19 7 1,5 25 2,39 8 1, ,82 9 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,78 commit 37 to user 0,8 Bab 3 Perencanaan Atap

97 N N perpustakaan.uns.ac.id Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Utama G KT J G SK KU KU KU KU l l' l" k' k k" j j' j" i h i' h' i" h" g g' g" f f' f" e e' e" d d' d" c c" c' b b" b' a a' a" KU l l' l" k k' k" j j' h i j" i' i" h' h" g g' g" f f' f" e e' e" d d' d" c c' c" b b" b' a a' a" Gambar Luasan Atap Kuda-kuda Utama Panjang aa Panjang ll Panjang ab Panjang bc Panjang hi = cc = ee = gg = ii = kk = 5,00 m = 4,50 m = 0,92 m = cd = de = ef = gh = ½. 1,92 = 0,96 m = ij = jk = kl = ½. 2,12 = 1,06 m Luas aa c c = aa ac = 5 ( 0,92 + 0,96 ) = 9,4 m 2 Luas cc e e = cc ce = 5 ( 2 x 0,96 ) = 9,6 m 2 Bab 3 Perencanaan Atap

98 N N perpustakaan.uns.ac.id 75 Luas ee g g = ee eg Luas gg h h = gg gh = 5 ( 2 x 0,96 ) = 9,6 m 2 = 5 0,96 = 4,8 m 2 Luas hh i i = hh hi Luas ii k k = ii ik = 5 ( 1,06 ) = 5,3 m 2 = 5 ( 2 x 1,06 ) = 10,6 m 2 æ kk" + ll" ö Luas kk l l = ç kl è 2 ø æ 5 + 4,5 ö = ç 1,06 è 2 ø = 5,035 m 2 G KT J G SK KU KU KU KU l l' l" k' k k" j j' j" h i i' h' i" h" g g' g" f f' f" e e' e" d d' d" c c' c" b b" b' a a' a" KU l l' l" k k' k" j j' h i j" i' i" h' h" x x' x" g g' g" f f' f" e e' e" d d' d" c c' c" b b" b' a a' a" Gambar Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Panjang aa Panjang ll = cc = ee = gg = ii = kk = 5,00 m = 4,50 m Bab 3 Perencanaan Atap

99 76 Panjang ab Panjang bc Panjang hi = 0,80 m = cd = de = ef = gh = ½. 1,67 = 0,835 m = ij = jk = kl = ½. 1,5 = 0,75 m Luas aa c c = aa ac = 5 ( 0,80 + 0,835 ) = 8,175 m 2 Luas cc e e = cc ce = 5 ( 2 x 0,835 ) = 8,35 m 2 Luas ee g g = ee eg = 5 ( 2 x 0,835 ) = 8,35 m 2 Luas gg h h = gg gh = 5 0,835 = 4,175 m 2 Luas hh i i = hh hi = 5 ( 0,75 ) = 3,75 m 2 Luas ii k k = ii ik = 5 ( 2 x 0,75 ) = 7,5 m 2 æ kk" + ll" ö Luas kk l l = ç kl è 2 ø æ 5+ 4,5 ö = ç 0,75 è 2 ø = 3,563 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data-data pembebanan : Berat gording = 12,30 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 5,00 m Berat penutup atap = 19,32 kg/m 2 Bab 3 Perencanaan Atap

100 77 P6 P5 P7 P P P3 P P P P1 26 P P18 P17 P16 P15 P14 P19 P13 P20 P12 Gambar Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati a. Beban Mati 1) Beban P1 = P11 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 5,0 = 61,50 kg b) Beban atap = Luasan atap aa c c Berat atap = 9,4 50 = 470 kg c) Beban plafon = Luasan plafon aa c c berat plafon = 8, = 147,15 kg d) Beban kuda-kuda = ½ Btg (1 + 11) berat profil kuda kuda = ½ (1,67 + 1,92) 19,32 = 44,875 kg e) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 44,875 = 13,463 kg f) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 44,875 = 4,4875 kg 2) Beban P2 = P10 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 5,0 = 61,50 kg b) Beban atap = Luasan cc e e Berat atap = 9,6 commit 50 = to 480 user kg Bab 3 Perencanaan Atap

101 = 10 commit % 52 to = user 5,20 kg 78 c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ ( 1,92 + 1,92 + 0,8 + 1,78 ) 19,32 = 80,25 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 80,25 = 24,075 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 3) Beban P3 = P9 = 10 % 80,25 = 8,025 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,3 5,0 = 61,50 kg b) Beban atap = Luasan ee g g Berat atap = 9,6 50 = 480 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,92 + 1,92 + 1,59 + 2,19) 19,32 = 95,25 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 95,25= 28,575 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 4) Beban P4 = P8 = 10 % 95,25 = 9,525 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 5,0 = 61,50 kg b) Beban atap = Luasan gg i i Berat atap = 10,1 50 = 265 kg a) Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,92 + 2,39 + 2,82 + 1,73 + 0,5) 19,32 = 117 kg c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 52 = 15,60 kg d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

102 5) Beban P5 = P7 = ½ commit (1,67 to + 1,67 user + 0,8) 19,32 79 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 5,0 = 61,50 kg b) Beban atap = Luasan ii k k Berat atap = 10,6 50 = 530 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2,12 + 1,13 + 1,52 + 2,12) 19,32 = 86,125 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 86,125 = 25,838 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 6) Beban P6 = 10 % 86,125 = 8,6125 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 4,5 = 55,35 kg b) Beban atap = (2 Luasan kk l l) Berat atap = 2 5, = 503,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2,12 + 1,77 + 2,12) 19,32 = 75,125 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 75,125 = 22,538 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 75,125 = 7,5125 kg f) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda 7) Beban P12 = P20 = 467,87 kg a) Beban plafon = Luasan plafon cc e e berat plafon = 8,35 18 = 150,3 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda Bab 3 Perencanaan Atap

103 80 = 51,75 kg c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 51,75 = 15,525 kg d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 51,75 = 5,175 kg 8) Beban P13 = P19 a) Beban plafon = Luasan plafon ee g g berat plafon = 8,35 18 = 150,3 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,67 + 1,78 + 1,59 + 1,67) 19,32 = 83,875 kg c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 83,875 = 25,163 kg d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 83,875 = 8,3875 kg 9) Beban P14 = P18 a) Beban plafon = Luasan gg i i berat plafon = 8, = 154,35 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,67 + 2,19 + 2,39 + 1,5) 19,32 = 96,875 kg c) Beban plat sambung = 30% beban kuda-kuda = 30% 96,875 = 29,063 kg d) Beban bracing = 10% beban kuda-kuda = 10% 96,875 = 9,6875 kg 10) Beban P15 = P17 a) Beban plafon = Luasan ii k k berat plafon = 7,5 18 = 135 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda = ½ commit (1,5 + to 2,82 user + 3,25 + 4,38 + 1,5) 19,32 Bab 3 Perencanaan Atap

104 81 = 168,125 kg c) Beban plat sambung = 30% beban kuda-kuda = 30% 168,125 = 50,438 kg d) Beban bracing = 10% beban kuda-kuda 11) Beban P16 = 10% 168,125 = 16,8125 kg a) Beban plafon = (2 Luasan kk l l) berat plafon = 2 3, = 128,268 kg b) Beban kuda-kuda =½ Btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1,5 + 4,12 + 1,5) 19,32 = 89 kg c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 89 = 26,7 kg d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda = 10 % 89 = 8,9 kg e) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda = 1607,20 kg Bab 3 Perencanaan Atap

105 Beban 82 Tabel Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Reaksi (kg) Jumlah Beban (kg) P1=P ,50 44,875 4, , ,15-741, P2=P ,50 80,25 8,025 24, , P3=P ,50 95,25 9,525 28, , P4=P , ,7 35, ,3 491 P5=P ,50 86,125 8, , , Input SAP (kg) P6 503,5 55,35 75,125 7, , , , P12=P ,75 5,175 15, ,3-222, P13=P ,875 8, , ,3-267, P14=P ,875 9, , ,35-289, P15=P ,125 16, , , P ,9 26,7 128, , , b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P6, P7, P8, P9, P10, P11 = 100 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W6 W7 W1 W5 W W4 W W W W W W12 Gambar Pembebanan Kuda-kuda Utama akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap

106 83 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2. 1) Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 30) 0,40 = 0,2 a. W1 = luasan aa c c koef. angin tekan beban angin = 9,4 0,2 25 = 47 kg b. W2 = luasan cc e e koef. angin tekan beban angin = 9,6 0,2 25 = 48 kg c. W3 = luasan ee g g koef. angin tekan beban angin = 9,6 0,2 25 = 48 kg d. W4 = luasan gg i i koef. angin tekan beban angin = 10,1 0,2 25 = 50,5 kg e. W5 = luasan ii k k koef. angin tekan beban angin = 10,6 0,2 25 = 132,5 kg f. W6 = luasan kk l l koef. angin tekan beban angin = 5,035 0,2 25 = 62,936 kg 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a. W7 = luasan kk l l koef. angin tekan beban angin = 5,035-0,4 25 = -50,35 kg b. W8 = luasan ii k k koef. angin tekan beban angin = 10,6-0,4 25 = -106 kg c. W9 = luasan gg i i koef. angin tekan beban angin = 10,1-0,4 25 = -101 kg d. W10 = luasan ee g g koef. angin tekan beban angin = 9,6-0,4 25 = -96 kg e. W11 = luasan cc e e koef. angin tekan beban angin = 9,6-0,4 25 = -96 kg f. W12 = luasan aa c c koef. angin tekan beban angin = 9,4-0,4 25 = -94 kg Bab 3 Perencanaan Atap

107 84 Tabel Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos a (kg) SAP2000) W.Sin a (kg) SAP2000) W , ,5 24 W , W , W 4 50,5 43, ,25 26 W 5 132,5 93, , W 6 62,936 44, , W 7-50,35-35, , W , , W , , -51 W , W , W , Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) kg Tekan(-) kg Tarik (+) kg Tekan(-) kg , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,99 commit 31 to user ,22 Bab 3 Perencanaan Atap

108 , , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda- Kuda untuk Batang Utama a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 16757,04 kg L = 1,63 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. = f.f y.ag P maks. Ag = = = F.f y 16757,04 0, ,7579cm 2 Kondisi fraktur x U = 1- L L = 4 3d = ,54 = 30,48 cm x 2,54 U = 1 - = 1- = 0,92 L 30,48 P maks. = f.f u.ae P maks. = f.f u.an.u P F.f. U maks. An = = = u 16757,04 0, ,92 7,364 cm L i min = = = 0,696cm Bab 3 Perencanaan Atap

109 86 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat Ag = 12,3 cm 2 i = 2,42 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 7,758 / 2 = 3,879 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (7,364/2) + 1.1,47.0,8 = 4,858 cm 2 Ag yang menentukan = 5,202 cm 2 Digunakan ûë maka, luas profil 12,3 > 4,858 ( aman ) inersia 2,42 > 0,696 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 18533,10 kg L = 1,92 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2.12,3 = 24,6 cm 2 r = 2,42 cm = 24,2 mm b = 80 mm t = 8 mm Bab 3 Perencanaan Atap

110 87 Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t kl r f y f λc = y 2 p E = 10 12, (1920) = 24, ,14 x2,1x10 5 = 0,875 Karena 0,25 < l c <1,2 maka : w = 1,43 1,6-0,67 l c w 1,43 = = 1,41 1,6-0,67.0,875 f y P n = Ag.f cr = Ag w Pu fp n = ,10 = = 0,52 < 1... ( aman ) 0, , = ,404 N = 41872,34 kg 1, Perhitungan Alat Sambung untuk Batang Utama a. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 12,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 14,7 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d b = 0,625 x 12,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tahanan geser baut P n = n.(0,4.f ub ).An = 2.(0,4.825).¼. p. 12,7 2 = 8356,43 kg/baut Bab 3 Perencanaan Atap

111 88 Tahanan tarik penyambung P n Tahanan Tumpu baut : = 0,75.f ub.an =7833,9 kg/baut P n = 0,75 (2,4.fu. d b t) = 0,75 (2, ,7.9) = 7612,38 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 7612,38 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,04 n = = = 2,20~ 3 buah baut P 7612,38 tumpu Digunakan : 2 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 13.14) : 1) 3d S 1 15 t p,atau 200 mm Diambil, S 1 = 3 d = 3. 1,27 = 3,81 cm = 4 cm 2) 1,5 d S 2 (4t p + 100mm),atau 200 mm Diambil, S 2 = 1,5 d = 1,5. 1,27 = 1,905 cm = 2 cm b. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 19,05 mm (¾ inches) Diameter lubang = 20,05 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0, ,05 = 12,531 mm. Menggunakan tebal plat 13 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. s ijin = 0, commit = 960 kg/cm to user 2 Bab 3 Perencanaan Atap

112 89 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. s ijin Kekuatan baut : = 1, = 2400 kg/cm 2 a) P geser = 2. ¼. p. d 2. t geser = 2. ¼. p. (1,905) = 5469,67 kg b) P desak = d. d. t tumpuan = 0,9. 1, = 4114,80 kg P yang menentukan adalah P geser = 5469,67 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,10 n = = = 3,388 ~ 4 buah baut P 5469,67 geser Digunakan : 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,905 b) 2,5 d S 2 7 d = 4,763 cm = 4 cm Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,905 = 9,525 cm = 9 cm Bab 3 Perencanaan Atap

113 90 Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë Æ 12,7 19 ûë Æ 19,05 2 ûë Æ 12,7 20 ûë Æ 19,05 3 ûë Æ 12,7 21 ûë Æ 12,7 4 ûë Æ 12,7 22 ûë Æ 19,05 5 ûë Æ 12,7 23 ûë Æ 12,7 6 ûë Æ 12,7 24 ûë Æ 19,05 7 ûë Æ 12,7 25 ûë Æ 12,7 8 ûë Æ 12,7 26 ûë Æ 19,05 9 ûë Æ 12,7 27 ûë Æ 19,05 10 ûë Æ 12,7 28 ûë Æ 12,7 11 ûë Æ 19,05 29 ûë Æ 12,7 12 ûë Æ 19,05 30 ûë Æ 12,7 13 ûë Æ 19,05 31 ûë Æ 19,05 14 ûë Æ 19,05 32 ûë Æ 19,05 15 ûë Æ 19,05 33 ûë Æ 12,7 16 ûë Æ 19,05 34 ûë Æ 19,05 17 ûë Æ 19,05 35 ûë Æ 12,7 18 ûë Æ 19,05 36 ûë Æ 19,05 37 ûë Æ 12,7 Bab 3 Perencanaan Atap

114 Perencanaan Kuda-kuda Utama Gambar Rangka Batang Kuda-kuda Utama Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama No batang Panjang batang No batang Panjang batang 1 1, ,92 2 1, ,92 3 1, ,8 4 1,5 22 1,78 5 1,5 23 1,59 6 1,5 24 2,19 7 1,5 25 2,39 8 1, ,82 9 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,8 Bab 3 Perencanaan Atap

115 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama 2 G KT J G SK KU KU KU l l' l" k' k k" j j' j" h i i' h' i" h" g g' g" f f' f" e e' e" d d' d" c' c c" b b' b" a a' a" KU l l' l" k k' k" j j' h i j" i' i" h' h" g g' g" f f' f" e e' e" d d' d" c c' c" b b' b" a a' a" Gambar Luasan Atap Kuda-kuda Utama Panjang aa = cc = ee = gg = ii = kk = ll = 4,5 m Panjang ab = 0,92 m Panjang bc = cd = de = ef = gh = ½. 1,92 = 0,96 m Panjang hi = ij = jk = kl = ½. 2,12 = 1,06 m Luas aa c c = aa ac = 4,5 ( 0,92 + 0,96 ) = 8,46 m 2 Luas cc e e = cc ce = 4,5 ( 2 x 0,96 ) = 8,64 m 2 Luas ee g g = ee eg = 4,5 ( 2 x 0,96 ) = 8,64 m 2 Luas gg h h = gg gh = 4,5 0,96 = 4,32 m 2 Bab 3 Perencanaan Atap

116 93 Luas hh i i = hh hi Luas ii k k = ii ik Luas kk l l = kk kl = 4,5 ( 1,06 ) = 4,77 m 2 = 4,5 ( 2 x 1,06 ) = 9,54 m 2 = 4,5 1,06 = 4,77 m 2 G KT J G SK KU KU KU l l' l" k' k k" j j' j" h i i' h' i" h" x x" g g' g" f' f f" e e' e" d d' d" c' c c" b b' b" a a' a" KU l l' l" k k' k" j j' h i j" i' i" h' h" g g' g" f f' f" e e' e" d d' d" c c' c" b b' b" a a' a" Gambar Luasan Plafon Kuda-kuda Utama Panjang aa = cc = ee = gg = ii = kk = ll = 4,5 m Panjang ab = 0,80 m Panjang bc = cd = de = ef = gh = ½. 1,67 = 0,835 m Panjang hi = ij = jk = kl = ½. 1,5 = 0,75 m Luas aa c c = aa ac = 4,5 ( 0,80 + 0,835 ) = 7,358 m 2 Luas cc e e = cc ce Bab 3 Perencanaan Atap

117 94 Luas ee g g = ee eg Luas gg h h = gg gh Luas hh i i = hh hi Luas ii k k = ii ik Luas kk l l = kk kl = 4,5 ( 2 x 0,835 ) = 7,515 m 2 = 4,5 ( 2 x 0,835 ) = 7,515 m 2 = 4,5 0,835 = 3,758 m 2 = 4,5 ( 0,75 ) = 3,375 m 2 = 4,5 ( 2 x 0,75 ) = 6,75 m 2 = 4,5 0,75 = 3,375 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data-data pembebanan : Berat gording = 12,30 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 5,00 m Berat penutup atap = 50 kg/m 2 Berat profil = 19,32 kg/m P6 P5 P7 P P8 P P3 P P P P19 P18 P17 P16 P15 P14 P13 P20 P12 Gambar Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati P11 Bab 3 Perencanaan Atap

118 a. Beban Mati 1) Beban P1 = P11 = 12,30 4,5 = 55,35 kg b) Beban atap = Luasan ee g g Berat atap 95 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 4,5 = 55,35 kg b) Beban atap = Luasan atap aa c c Berat atap = 8,46 50 = 423 kg c) Beban plafon = Luasan plafon aa c c berat plafon = 7, = 132,444 kg d) Beban kuda-kuda = ½ Btg (1 + 11) berat profil kuda kuda = ½ (1,67 + 1,92) 19,32 = 44,875 kg e) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 44,875 = 13,463 kg f) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 2) Beban P2 = P10 = 10 % 44,875 = 4,4875 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 4,5 = 55,35 kg b) Beban atap = Luasan cc e e Berat atap = 8,64 50 = 432 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ ( 1,92 + 1,92 + 0,8 + 1,78 ) 19,32 = 80,25 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 80,25 = 24,075 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 3) Beban P3 = P9 = 10 % 80,25 = 8,025 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording Bab 3 Perencanaan Atap

119 = 30 % 86,125 = 25,838 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 96 = 8,64 50 = 432 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,92 + 1,92 + 1,59 + 2,19) 19,32 = 95,25 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 95,25= 28,575 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 4) Beban P4 = P8 = 10 % 95,25 = 9,525 kg e) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 5,0 = 61,50 kg f) Beban atap = Luasan gg i i Berat atap = 10,1 50 = 265 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,92 + 2,39 + 2,82 + 1,73 + 0,5) 19,32 = 117 kg g) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 52 = 15,60 kg h) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 5) Beban P5 = P7 = 10 % 52 = 5,20 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 4,5 = 55,35 kg b) Beban atap = Luasan ii k k Berat atap = 9,54 50 = 477 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2,12 + 1,13 + 1,52 + 2,12) 19,32 = 86,125 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

120 6) Beban P6 c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 83,875 = 25,163 kg 97 = 10 % 86,125 = 8,6125 kg a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 12,30 4,5 = 55,35 kg b) Beban atap = (2 Luasan kk l l) Berat atap = 2 4,77 50 = 477 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (2,12 + 1,77 + 2,12) 19,32 = 75,125 kg d) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 75,125 = 22,538 kg e) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 7) Beban P12 = P20 = 10 % 75,125 = 7,5125 kg a) Beban plafon = Luasan plafon cc e e berat plafon = 7, = 135,27 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,67 + 1,67 + 0,8) 19,32 = 51,75 kg c) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 51,75 = 15,525 kg d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 8) Beban P13 = P19 = 10 % 51,75 = 5,175 kg a) Beban plafon = Luasan plafon ee g g berat plafon = 7, = 135,27 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,67 + 1,78 + 1,59 + 1,67) 19,32 = 83,875 kg Bab 3 Perencanaan Atap

121 = 30 % 89 = 26,7 kg i) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 98 d) Beban bracing = 10 % beban kuda-kuda 9) Beban P14 = P18 = 10 % 83,875 = 8,3875 kg a) Beban plafon = Luasan gg i i berat plafon = 7, = 138,924 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,67 + 2,19 + 2,39 + 1,5) 19,32 = 96,875 kg c) Beban plat sambung = 30% beban kuda-kuda = 30% 96,875 = 29,063 kg d) Beban bracing = 10% beban kuda-kuda 10) Beban P15 = P17 = 10% 96,875 = 9,6875 kg a) Beban plafon = Luasan ii k k berat plafon = 6,75 18 = 121,5 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg( ) berat profil kuda kuda = ½ (1,5 + 2,82 + 3,25 + 4,38 + 1,5) 19,32 = 168,125 kg c) Beban plat sambung = 30% beban kuda-kuda = 30% 168,125 = 50,438 kg d) Beban bracing = 10% beban kuda-kuda 11) Beban P16 = 10% 168,125 = 16,8125 kg f) Beban plafon = (2 Luasan kk l l) berat plafon = 2 3, = 121,5 kg g) Beban kuda-kuda =½ Btg ( ) berat profil kuda-kuda = ½ (1,5 + 4,12 + 1,5) 19,32 = 89 kg h) Beban plat sambung = 30 % beban kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap

122 99 = 10 % 89 = 8,9 kg j) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda = 1607,20 kg Tabel Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Jumlah Beban (kg) P1=P ,35 44,875 4, , , , P2=P ,35 80,25 8,025 24, ,7 600 P3=P ,35 95,25 9,525 28, ,7 621 P4=P , ,7 35,10-475, P5=P ,35 86,125 8, , , Input SAP (kg) P ,35 75,125 7, , , P12=P ,75 5,175 15, ,27 207, P13=P ,875 8, , ,27 252, P14=P ,875 9, , , , P15=P ,125 16, , ,5 356, P ,9 26,7 121,5 246,1 247 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P1, P2, P3, P4, P6, P7, P8, P9, P10, P11 = 100 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W6 W7 W1 W5 W W4 W W3 W W2 W Gambar Pembebanan Kuda-kuda Utama akibat Beban Angin W12 Bab 3 Perencanaan Atap

123 100 Beban angin kondisi normal, minimum = 25 kg/m 2. 1) Koefisien angin tekan = 0,02a - 0,40 = (0,02 30) 0,40 = 0,2 a. W1 = luasan aa c c koef. angin tekan beban angin = 8,46 0,2 25 = 42,3 kg b. W2 = luasan cc e e koef. angin tekan beban angin = 8,64 0,2 25 = 43,2 kg c. W3 = luasan ee g g koef. angin tekan beban angin = 8,64 0,2 25 = 43,2 kg d. W4 = luasan gg i i koef. angin tekan beban angin = 10,1 0,2 25 = 50,5 kg e. W5 = luasan ii k k koef. angin tekan beban angin = 9,54 0,5 25 = 119,25 kg f. W6 = luasan kk l l koef. angin tekan beban angin = 4,77 0,5 25 = 59,625 kg 2) Koefisien angin hisap = - 0,40 a. W7 = luasan kk l l koef. angin tekan beban angin = 4,77-0,4 25 = -47,7 kg b. W8 = luasan ii k k koef. angin tekan beban angin = 9,54-0,4 25 = -95,4 kg c. W4 = luasan gg i i koef. angin tekan beban angin = 10,1 0,2 25 = 50,5 kg d. W10 = luasan ee g g koef. angin tekan beban angin = 8,64-0,4 25 = -86,4 kg e. W11 = luasan cc e e koef. angin tekan beban angin = 8,64-0,4 25 = -86,4 kg f. W12 = luasan aa c c koef. angin tekan beban angin = 8,46-0,4 25 = -84,6 kg Bab 3 Perencanaan Atap

124 101 Tabel Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos a (kg) SAP2000) W.Sin a (kg) SAP2000) W 1 42,3 36, ,15 22 W 2 43,2 37, ,6 22 W 3 43,2 37, ,6 22 W 4 50,5 43, ,25 26 W 5 119,25 84, , W 6 59,625 42, , W 7-47,7-33, , W 8-95,4-67, , W , , -51 W 10-86,4-74, ,2-44 W 11-86,4-74, ,2-44 W 12-84,6-73, ,3-43 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) kg Tekan(-) kg Tarik (+) kg Tekan(-) kg , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,64 commit to 30 user 4136,95 - Bab 3 Perencanaan Atap

125 , , , , , , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda- Kuda untuk Batang Utama a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 13434,03 kg L = 1,63 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Kondisi leleh P maks. = f.f y.ag P maks. Ag = = = F.f y 13434,03 0, ,22cm 2 Kondisi fraktur P maks. = f.f u.ae P maks. = f.f u.an.u U = 0,85 (di dapat dari buku LRFD hal. 39) P F.f. U maks. An = = = u 13434,03 0, ,85 L 167 i min = = = 0,696cm ,695 cm 2 Bab 3 Perencanaan Atap

126 103 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat Ag = 12,3 cm 2 i = 2,42 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 6,22 / 2 = 3,11 cm 2 Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = 1/2. 2,54 = 12,7 mm Diameter lubang = 12,7 + 2 = 14,7 mm = 1,47 cm Ag = An + n.d.t = (5,9/2) + 1.1,47.0,8 = 4,026 cm 2 Ag yang menentukan = 4,126 cm 2 Digunakan ûë maka, luas profil 12,3 > 4,026 ( aman ) inersia 2,42 > 0,696 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 14790,23 kg L = 1,92 m f y = 2400 kg/cm 2 f u = 3700 kg/cm 2 Dicoba, menggunakan baja profil ûë Dari tabel didapat nilai nilai : Ag = 2.12,3 = 24,6 cm 2 r b t = 2,42 cm = 24,2 mm = 80 mm = 8 mm Periksa kelangsingan penampang : b 200 = t f y = 10 12, Bab 3 Perencanaan Atap

127 104 f λc = y 2 kl r p E 1(1920) = 24, ,14 x2x10 5 = 0,875 Karena 0,25 < l c <1,2 maka : w = 1,43 1,6-0,67 l c w 1,43 = = 1,41 1,6-0,67.0,875 f y P n = Ag.f cr = Ag w Pu fp n = ,41 = ,404 N = 41872,34 kg 14790,23 = = 0,42 < 1... ( aman ) 0, , Perhitungan Alat Sambung untuk Batang Utama a. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 19,05 mm (¾ inches) Diameter lubang = 20,05 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0, ,05 = 12,531 mm. Menggunakan tebal plat 13 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. s ijin = 0, = 960 kg/cm 2 Bab 3 Perencanaan Atap

128 105 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. s ijin Kekuatan baut : = 1, = 2400 kg/cm 2 a) P geser = 2. ¼. p. d 2. t geser = 2. ¼. p. (1,905) = 5469,67 kg b) P desak = d. d. t tumpuan = 0,9. 1, = 4114,80 kg P yang menentukan adalah P geser = 5469,67 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,03 n = = = 2,45 ~ 3 buah baut P 5496,67 geser Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,905 = 4,763 cm = 4 cm b) 2,5 d S 2 7 d Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,905 = 9,525 cm = 9 cm b. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut (Æ) = 19,05 mm (¾ inches) Diameter lubang = 20,05 mm. Tebal pelat sambung (d) = 0,625. d = 0, ,05 = 12,531 mm. Menggunakan tebal plat 13 mm Tegangan geser yang diijinkan Bab 3 Perencanaan Atap

129 106 Teg. Geser = 0,6. s ijin = 0, = 960 kg/cm 2 Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan = 1,5. s ijin Kekuatan baut : = 1, = 2400 kg/cm 2 a) P geser = 2. ¼. p. d 2. t geser = 2. ¼. p. (1,905) = 5469,67 kg b) P desak = d. d. t tumpuan = 0,9. 1, = 4114,80 kg P yang menentukan adalah P geser = 5469,67 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, Pmaks ,23 n = = = 2.7 ~ 3 buah baut P 5469,67 geser Digunakan : 4 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a) 1,5 d S 1 3 d Diambil, S 1 = 2,5 d = 2,5. 1,905 b) 2,5 d S 2 7 d = 4,763 cm = 4 cm Diambil, S 2 = 5 d = 5. 1,905 = 9,525 cm = 9 cm Bab 3 Perencanaan Atap

130 107 Tabel Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) Nomer Batang Dimensi Profil Baut (mm) 1 ûë Æ 19,05 19 ûë Æ 19,05 2 ûë Æ 19,05 20 ûë Æ 19,05 3 ûë Æ 19,05 21 ûë Æ 19,05 4 ûë Æ 19,05 22 ûë Æ 19,05 5 ûë Æ 19,05 23 ûë Æ 19,05 6 ûë Æ 19,05 24 ûë Æ 19,05 7 ûë Æ 19,05 25 ûë Æ 19,05 8 ûë Æ 19,05 26 ûë Æ 19,05 9 ûë Æ 19,05 27 ûë Æ 19,05 10 ûë Æ 19,05 28 ûë Æ 19,05 11 ûë Æ 19,05 29 ûë Æ 19,05 12 ûë Æ 19,05 30 ûë Æ 19,05 13 ûë Æ 19,05 31 ûë Æ 19,05 14 ûë Æ 19,05 32 ûë Æ 19,05 15 ûë Æ 19,05 33 ûë Æ 19,05 16 ûë Æ 19,05 34 ûë Æ 19,05 17 ûë Æ 19,05 35 ûë Æ 19,05 18 ûë Æ 19,05 36 ûë Æ 19,05 37 ûë Æ 19,05 Bab 3 Perencanaan Atap

131 BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut Data Perencanaan Tangga 2 1,75 4 BORDES 1,75 6 Gambar 4.1. Perencanaan tangga 108 Bab 4 Perencanaan Tangga

132 ,125 2,125 0,3 0, Gambar 4.2. Detail tangga Data data tangga : Tebal plat tangga Tebal bordes tangga Lebar datar Lebar tangga rencana Dimensi bordes Lebar antrade Jumlah antrede Jumlah optrade Tinggi optrade α = Arc.tg ( 210/390) = 15 cm = 15 cm = 600 cm = 175 cm = 400 x 200 cm = 30 cm = 390 / 30 = 13 buah = 13 buah = 212,5 / 13 = 16 cm = 28,3 < 35 (ok) Bab 4 Perencanaan Tangga

133 Ht=15 perpustakaan.uns.ac.id Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalen 30 C t' D B A 16 teq Gambar 4.3. Tebal Equivalen BD BC = AB AC BD = AB BC AC = ( ) 2 ( ) = 14,12 cm t eq = 2/3 x BD = 2/3 x 14,12 = 9,41 cm Jadi total equivalent plat tangga : Y = t eq + ht = 9, = 24,41 cm = 0,25 m Bab 4 Perencanaan Tangga

134 Perhitungan Beban a. Pembebanan tangga ( SNI ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 1,75 x 2,4 = 0,0420 ton/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 1,75 x 2,1 = 0,0735 ton/m Berat plat tangga = 0,25 x 1,75 x 2,4 = 1,05 ton/m qd = 1,1655 ton/m + 2. Akibat beban hidup (ql) ql= 1,75 x 0,300 ton/m = 0,525 ton/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd ql = 1,2. 1, ,6. 0,525 = 2,2386 ton/m b. Pembebanan pada bordes ( SNI ) 1. Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 4,0x 2,4 = 0,096 ton/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 4,0 x 2,1 = 0,168 ton/m Berat plat bordes = 0,15 x 4,0 x 2,4 = 1,440 ton/m + qd = 1,704 ton/m 2. Akibat beban hidup (ql) ql = 4x 0,300 ton/m = 1,2 ton/m 3. Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd ql = 1,2. 1, ,6. 1,2 = 3,96 ton/m Bab 4 Perencanaan Tangga

135 112 Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP 2000 tumpuan di asumsikan jepit, sendi, sendi seperti pada gambar berikut : Gambar 4.4. Rencana Tumpuan Tangga 4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan 16 mm h = 150 mm d = p + 1/2 tul = = 28 mm d = h d = = 122 mm Bab 4 Perencanaan Tangga

136 113 Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 2: M u = 5854,44 kgm = 5, Nmm 7 Mu 5, Mn = = = 7,31.10 Nmm φ 0,8 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. fc 0, ,85.fc 600 ρb =. β. fy fy 0, =.0, = 0,043 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,043 = 0,032 ρ min = 0,002 Mn Rn = = 2 b.d 7, ( 122) 2 = 2,81 N/mm ρ ada = 1 1 m 1 2.m.Rn fy = ,12 = 0, ,12.2, ρ ada < ρ max > ρ min di pakai ρ ada = 0,013 As = ρ ada. b. d = 0,013 x 1750 x 122 = 2775,5 mm 2 Dipakai tulangan 16 mm = ¼. π x 16 2 = 200,96 mm 2 Bab 4 Perencanaan Tangga

137 ,5 Jumlah tulangan = = 13,81 14 buah 200, Jarak tulangan = = mm 14 Dipakai tulangan 16 mm 100 mm As yang timbul = n. ¼.π. d 2 = 14. ¼.π. d 2 = 2813,44 mm 2 > As... Aman! Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 3: M u = 3924,93 kgm = 3, Nmm 7 Mu 3,9.10 Mn = = = 4, Nmm φ 0,8 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. fc 0, ,85.fc 600 ρb =. β. fy fy 0, =.0, = 0,043 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,043 = 0,032 ρ min = 0,002 Mn Rn = = 2 b.d 4, ( 122) 2 = 1,87 N/mm ρ ada = 1 1 m 1 2.m.Rn fy Bab 4 Perencanaan Tangga

138 115 = ,12 = 0, ,12.1, ρ ada > ρ min < ρ max di pakai ρ ada = 0,0083 As = ρ ada. b. d = 0,0083 x 1750 x 122 = 1772,05 mm 2 Dipakai tulangan 16 mm = ¼. π x 16 2 = 200,96 mm 2 Jumlah tulangan = Jarak tulangan = 1772,05 200, Dipakai tulangan 16 mm 200 mm = 8,8 9 tulangan = mm As yang timbul = 9. ¼ x π x d 2 = 1808,64 mm 2 > As...aman!! 4.5. Perencanaan Balok Bordes Gambar 4.5 Rencana Balok Bordes Data perencanaan: h = 300 mm b = 200 mm L = 400 mm Bab 4 Perencanaan Tangga

139 116 d = h p ½ Ø t - Ø s d = = Pembebanan Balok Bordes Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,20 x 0,30 x 2400 = 144 kg/m Berat dinding = 0,15 x 2 x 1700 = 510 kg/m qd = 654 kg/m Akibat beban hidup (ql) ql = 300 kg/m Beban ultimate (qu) qu = 1,2. qd + 1,6. ql = 1, ,6.300 = 1264,8 kg/m Beban reaksi bordes Re aksi bordes qu = lebar bordes 7324,02 = 4 = 1831 kg/m qu Total = ,8 = 3095,8 kg/m Perhitungan tulangan lentur 1 1 M u =. qu.l 2 =.3095,8.4 2 = 4502,98 kgm = 4, Nmm Bab 4 Perencanaan Tangga

140 117 Mu 4, Mn = = = 5, Nmm φ 0,8 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. fc 0, ,85.fc 600 ρb =. β. fy fy 0, =.0, = 0,043 ρ max = 0,75. ρb = 0,032 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0058 fy 240 Mn Rn = = 2 b.d 5, ( 242) 2 = 2,39 N/mm ρ ada = 1 1 m 1 2.m.Rn fy 1 =. 14,12 = 0, ,12.2, ρ ada > ρ min < ρ max di pakai ρ min = 0,010 As = ρ min. b. d = 0,010 x 400 x 242 = 968 mm 2 Dipakai tulangan 16 mm = ¼. π x 16 2 = 200,96 mm 2 Jumlah tulangan = ,96 = 4,8 5 buah Bab 4 Perencanaan Tangga

141 As yang timbul = 5. ¼.π. d 2 Dipakai tulangan 5 16 mm = 1004,8 mm 2 > As... Aman! Perhitungan Tulangan Geser Vu = ½. (qu. L ) = ½.3095,8.4= 6191,6 kg = N Vc = 1 / 6. b.d. f'c. = 1/ = 36075,23 N Vc = 0,75. Vc = 27056,42 N 3 Vc = 3. Vc = 81169,27 N Vu < 3 Vc, maka tidak diperlukan tulangan geser Tulangan geser minimum mm 4.6. Perhitungan Pondasi Tangga Gambar 4.6 Pondasi Tangga 160 Bab 4 Perencanaan Tangga

142 119 Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,20 m dan panjang 1,75 m dan 1,60 m. - Tebal 5 = 20+( ) = 22,5 cm 2 - Ukuran alas = 1600 x 1750 mm - γ tanah = 1,7 t/m 3 = 1700 kg/m 3 - σ tanah = 4,25 kg/cm 2 = kg/m 2 - Pu = 23841,55 kg - Mu = 5289,74 kg - Ø tulangan = 16 mm - Ø sengkang = 8 mm 4.7. Perencanaan kapasitas dukung pondasi Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = 1,6 x 1,75 x 0,225 x 2400 = 1512 kg Berat tanah = 2 (0,65 x 1,75 x 0,90) x 1700 = 3480,75 kg Berat kolom pondasi tangga = (0,3 x 1,75 x 0,90) x 2400 = 1134 kg Pu = 23841,55 kg V tot. = 29968,3 kg M 5289,74 e = = V 29968,3 = 0,176 kg < 1/6.B = 0,176 < 0,20 Vtot Mtot σ tanah yang terjadi = + A 1 2.b.L ,3 σ tanah yang terjadi = + 1,2.1, ,74 1/ 6.1,2. ( 1,75) 2 = 23356,93 kg/m 2 σ tanah yang terjadi < σ ijin tanah...ok! Bab 4 Perencanaan Tangga

143 Perhitungan Tulangan Lentur Untuk Arah Sumbu Pendek Mu = ½. σ tanah. t 2 = ½ ,93.(0,65) 2 = 4934,15 kg/m Mn = 7 4,9.10 = 6, Nmm 0,8 fy 240 m = = = 14, 12 0,85. fc 0, ,85. f'c 600 ρb = β fy fy 0, =.0, = 0,043 Mn Rn = = 2 b.d 6, ( 244) 2 ρ max = 0,75. ρb = 0,032 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0058 fy 240 = 0,64 ρ ada = 1 1 m 1 2m. Rn fy 1 =. 14,12 = 0, ,12.0, ρ ada > ρ min < ρ max di pakai ρ min = 0,0058 As perlu = ρ min. b. d = 0, = 1698,24 mm 2 digunakan tul 16 = ¼. π. d 2 Bab 4 Perencanaan Tangga

144 Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = = ¼. 3,14. (16) 2 = 200,96 mm ,24 =8,5 ~ 9 buah 200, = 177,77 mm = 150 mm 9 Sehingga dipakai tulangan mm As yang timbul = 9. ¼. π. d 2 Untuk Arah Sumbu Panjang As perlu =ρ min b. d = 0, = 1698,24 mm 2 Digunakan tulangan 16 = ¼. π. d 2 = 1808,64 > As..ok! = ¼. 3,14. (16) 2 = 200,96 mm ,24 Jumlah tulangan (n) = =8,5 ~ 9 buah 200,96 Jarak tulangan = Sehingga dipakai tulangan mm As yang timbul = 9.¼. π. d = 194,4 mm ~ 200 mm 9 = 1808,64 > As.ok! Perhitungan Tulangan Geser Vu = σ x A efektif = 23356,93 x (0,3 x 1,75) = 12262,39 N Vc = 1/ 6. f'c. b. d Bab 4 Perencanaan Tangga

145 122 = 1/ = ,30 N Vc = 0,75. Vc = ,48 N 1 Vc = 0,5. Vc 2 1 Vu < Vc 2 = 0, ,48 = 77773,24 N tidak perlu tulangan geser Jadi dipakai tulangan geser minimum 8 mm 200 mm Bab 4 Perencanaan Tangga

146 BAB 5 PELAT LANTAI 5.1. Perencanaan Pelat Lantai C' C" E' A B C D E F G H A A' B C C B A' A 1' x D D' D D E B' F C' Naik F Turun F E D D C' B' D D' x 2 3 1" 2' 300 D' D G H I H G D D' 4 x D D G H I H G D D x A x A' B' C F C B' A' A x x x 4' Gambar 5.1. Denah Plat Lantai Lantai Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai a. Beban Hidup (ql) Berdasarkan PPIUG 1983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk puskesmas tiap 1 m = 250 kg/m b. Beban Mati (qd) tiap 1 m Berat plat sendiri = 0, = 288 kg/m Berat keramik (1 cm) = 0, = 24 kg/m Berat Spesi (2 cm) = 0, = 42 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m Berat Pasir (2 cm) = 0, = 32 kg/m qd = 411 kg/m 123 Bab 5 Perencanaan Plat

147 c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka : qu = 1,2 qd + 1,6 ql = 1, , = 893,2 kg/m Perhitungan Momen a. Tipe A 200 A 500 Ly Lx = 5,0 = 2,5 2,0 Gambar 5.2. Pelat Tipe A Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.92 = 328,697 kgm Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.47 = 167,922 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) = -435,882 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.79 = -282,251 kgm b. Tipe A 200 A' 500 Gambar 5.3. Pelat Tipe A Bab 5 Perencanaan Plat

148 Ly Lx = 5,0 = 2,5 2,0 Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.90 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.48 = 321,552 kgm = 171,494 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) = -428,736 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.78 = -278,678 kgm 125 c. Tipe B 200 B Ly Lx = 3,0 2,0 = 1,5 300 Gambar 5.4. Pelat Tipe B Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.69 = 246,523 kgm Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.51 = 182,213 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.94 = -335,843 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.76 = -271,533 kgm d. Tipe B 200 B' Ly Lx = 3,0 2,0 = 1,5 Gambar 5.5. Pelat Tipe B Bab 5 Perencanaan Plat

149 Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.56 = 200,077 kgm Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.37 = 132,194 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.76 = -271,533 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.57 = -203,650 kgm 126 e. Tipe C 200 C Ly Lx = 2,0 = 1,0 2,0 200 Gambar 5.6. Pelat Tipe C Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.38 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.43 = 135,766 kgm = 153,630 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.55 = -196,504 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.60 = -214,368 kgm f. Tipe C 200 C' Ly Lx = 2,0 = 1,0 2,0 200 Gambar 5.7. Pelat Tipe C Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.36 = 128,620 kgm Bab 5 Perencanaan Plat

150 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.36 = 128,620 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.52 = -185,785 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.52 = -185,785 kgm 127 g. Tipe D D Ly Lx 5,0 = = 1,67 1,7 3,0 Gambar 5.8. Pelat Tipe D Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.59 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.36 = 474,289 kgm = 289,397 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.81 = -651,143 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.57 = -458,212 kgm h. Tipe D D' Ly Lx 5,0 = = 1,67 1,7 3,0 Gambar 5.9. Pelat Tipe D Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.61 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.35 = 490,367 kgm = 281,358 kgm Bab 5 Perencanaan Plat

151 Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.82 = -659,182 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.57 = -458,212 kgm i. Tipe E E Ly Lx = 4,0 = 1,3 3,0 Gambar Pelat Tipe E Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.50 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.38 = 401,940 kgm = 305,474 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.69 = -554,677 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.57 = -458,212 kgm j. Tipe F F Ly Lx = 4,0 = 2,0 2,0 Gambar Pelat Tipe F Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.88 = 314,406 kgm Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.49 = 175,067 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) = -421,590 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.79 = -282,251 kgm Bab 5 Perencanaan Plat

152 129 k. Tipe G 300 G Ly Lx = 3,0 = 1,0 3,0 Gambar Pelat Tipe G Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.36 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.36 = 289,397 kgm = 289,397 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.52 = -418,018 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.52 = -418,018 kgm l. Tipe H H Ly Lx = 3,0 = 1,5 2,0 Gambar Pelat Tipe H Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.56 = 200,077 kgm Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.37 = 132,194 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.76 = -271,533 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (2) 2.57 = -203,650 kgm Bab 5 Perencanaan Plat

153 130 m. Tipe I I Ly Lx = 4,0 = 1,3 3,0 Gambar Pelat Tipe I Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.50 Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.38 = 401,940 kgm = 305,474 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.69 = -554,677 kgm Mty =- 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (3) 2.57 = -458,212 kgm n. Tipe x x Ly Lx = 2,5 = 5 0,5 Gambar Pelat Tipe x Mlx = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (0,5) = 24,116 kgm Mly = 0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (0,5) 2.79 = 17,641 kgm Mtx = -0,001.qu. Lx 2. x = ,2. (0,5) 2.124= -27,689 kgm Bab 5 Perencanaan Plat

154 131 Tabel 5.1. Perhitungan Plat Lantai TIPE Ly/Lx Mlx Mly Mtx Mty PLAT (m) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) A 5/2 = 2,5 328, , , ,251 A 5/2 = 2,5 321, , , ,678 B 3/2= 1,5 246, , , ,533 B 3/2= 1,5 200, , , ,650 C 2/2=1,0 135, , , ,368 C 2/2=1,0 128, , , ,785 D 5/3=1,7 474, , , ,212 D 5/3=1,7 490, , , ,212 E 4/3=1,3 401, , , ,212 F 4/2=2,0 314, , , ,251 G 3/3=1,0 289, , , ,018 H 3/2=1,5 200, , , ,650 I 4/3=1,3 401, , , ,212 x 2,5/0.5=5,0 24,116 17,641-27,689 - Bab 5 Perencanaan Plat

155 Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 490,367 kgm Mly = 305,474 kgm Mtx = -651,143 kgm Mty = -458,212 kgm 132 Data : Tebal plat (h) = 12 cm = 120 mm Tebal penutup (d ) = 20 mm Diameter tulangan ( ) = 10 mm b = 1000 fy = 240 Mpa f c = 20 Mpa Tinggi efektif h dy dx d' Gambar Perencanaan Tinggi Efektif dx dy = h p - ½ Ø = = 95 mm = h p Ø - ½ Ø = ½. 10 = 85 mm Untuk plat digunakan : 0,85. fc 600 ρb =. β. fy fy 0, =.0, = 0,043 Bab 5 Perencanaan Plat

156 133 ρ max = 0,75. ρb = 0,032 ρ min = 0,0025 (untuk pelat) 5.4. Penulangan lapangan arah x Mu = 490,367 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 6 4,90.10 = = 6, Nmm φ 0,8 Mn Rn = = 2 b.d 6, ( 95) 2 = 0,68 N/mm 2 fy 240 m = = = 14,12 0,85.f'c 0,85.20 ρ perlu = 1. 1 m 1 2m.Rn fy = ,12 = 0, ,12.0, ρ < ρ max ρ < ρ min, di pakai ρ perlu = 0,0029 As = ρ min. b. d = 0, = 275,5 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,5 mm 2 275,5 Jumlah tulangan = = 3, 50 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam 1 m = = 250 mm 4 Bab 5 Perencanaan Plat

157 Jarak maksimum = 2 h = = 240 mm As yang timbul = 4. ¼. π. (10) 2 = 314 mm 2 > As. ok! Dipakai tulangan mm Penulangan lapangan arah y Mu = 305,474 kgm = 3, Nmm Mn = Mu 6 3,05.10 = = 3, Nmm φ 0,8 Mn Rn = = 2 b.d 3, ( 85) fy 240 m = = = 14,12 0,85.f'c 0, = 0,53 N/mm 2 ρ perlu = 1. 1 m 1 2m.Rn fy = ,12 = 0, ,12.0, ρ < ρ max ρ < ρ min, di pakai ρ min = 0,0025 As = ρ min. b. d = 0, = 212,5 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,5 mm 2 Jumlah tulangan 212,5 = = 2, 707 ~ 3 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam 1 m 1 = 333, 33 3 Jarak maksimum = 2 h = = 240 mm Bab 5 Perencanaan Plat

158 As yang timbul = 4. ¼. π. (10) 2 = 314 mm 2 > As. ok! Dipakai tulangan mm Penulangan tumpuan arah x Mu = 651,143 kgm = 6, Nmm Mn = 6 Mu 6,5.10 = = 8, Nmm φ 0,8 Mn Rn = = 2 b.d 8, ( 95) fy 240 m = = = 14,12 0,85.f'c 0, = 0,90 N/mm 2 ρ perlu = 1. 1 m 2m. Rn 1 fy = ,12 = 0, ,12.0, ρ < ρ max ρ > ρ min, di pakai ρ perlu = 0,0038 As = ρ perlu. b. d = 0, = 361 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,5 mm 2 Jumlah tulangan = 361 = 4, 60 ~ 5 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam 1 m = = 200 mm 5 Jarak maksimum = 2 h = = 200 mm Bab 5 Perencanaan Plat

159 As yang timbul = 5. ¼. π. (10) 2 = 392,5 mm 2 > As. ok! Dipakai tulangan mm Penulangan tumpuan arah y Mu = 458,212 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 6 4,58.10 = = 5, Nmm φ 0,8 Mn Rn = = 2 b.d 5, ( 85) 2 = 0,79 N/mm 2 fy 240 m = = = 14,12 0,85.f'c 0,85.20 ρ perlu = 1. 1 m 1 2m.Rn fy = ,12 = 0, ,12.0, ρ < ρ max ρ > ρ min, di pakai ρ perlu = 0,0033 As = ρ ada. b. d = 0, = 280,5 mm 2 Digunakan tulangan 10 = ¼. π. (10) 2 = 78,5 mm 2 280,5 Jumlah tulangan = = 3,5 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam 1 m = = 250 mm 4 Jarak maksimum = 2 h = = 240 mm Bab 5 Perencanaan Plat

160 As yang timbul = 4. ¼. π. (10) 2 = 314 mm 2 > As. ok! Dipakai tulangan mm Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x mm Tulangan lapangan arah y mm Tulangan tumpuan arah x mm Tulangan tumpuan arah y mm Bab 5 Perencanaan Plat

161 Tabel 5.2. Penulangan Plat Lantai 138 TIPE PLAT Mlx (kgm) Momen Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan Mly Mtx Mty Arah x Arah y Arah x Arah y (kgm) (kgm) (kgm) (mm) (mm) (mm) (mm) A 328, , , , A B B C C D D E F G H I x 321, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,116 17,641-27, Bab 5 Perencanaan Plat

162 BAB 6 BALOK ANAK 6.1. Perencanaan Balok Anak C' C" E' A B C D E F G H ' Naik Turun ' 1" 2' Gambar 6.1. Area Pembebanan Balok Anak Keterangan : Balok Anak : As 1 (A-D) Balok Anak : As 1 (E-H) Balok Anak : As 1 (C-C ) Balok Anak : As 2 (A-C ) Balok Anak : As 2 (F-H) Balok Anak : As 2 (C-F) Balok Anak : As 4 (A-H) Balok Anak : As 4 (A-H) Balok Anak : As C (1-2 ) Balok Anak : As C (1-5) Balok Anak : As E (1-5) 139 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

163 140 Beban Plat Lantai Beban Mati (qd) Beban plat sendiri = 0, = 288 kg/m 2 Beban spesi pasangan = 0, = 42 kg/m 2 Beban pasir = 0, = 32 kg/m 2 Beban keramik = 0, = 24 kg/m 2 Plafond + penggantung = = 18 kg/m 2 qd = 404 kg/m Perhitungan Lebar Equivalen Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : a Lebar Equivalen Tipe I Leq ½ Lx Leq = 1/6 Lx 3 4. Lx 2.Ly 2 Ly b Lebar Equivalen Tipe II Leq ½Lx Leq = 1/3 Lx Ly Bab 6 Perencanaan Balok Anak

164 Lebar Equivalent Balok Anak Tabel 6.1. Hitungan Lebar equivalent No. Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq (m 2 ) (m) (m) (segitiga) (trapesium) , , ,667 0, ,5 1,5 1,5 1,5 0, , ,5 1 1,5 0,333 0, , , ,5 4 1,5 4 0,5 0, Perhitungan Balok Anak as C (1-5) Pembebanan ' 2' 3 4 4' 5 Gambar 6.2. Lebar Equivalen Balok Anak as C (1-5) a. Beban Mati (qd) Pembebanan balok elemen as C (1-1 ) = C (4-5) Beban Plat = (2 x 0,667) x 404 kg/m 2 = 538,936 kg/m qd 1 =538,936 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

165 142 Pembebanan balok as C (1-2 ) Beban Plat = (0, ,715) x 404 kg/m 2 = 659,328 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,3) x 1700 kg/m 2 = 1007,25 kg/m qd 2 =1666,578 kg/m Pembebanan balok as C (2-3) Beban Plat = (2 x 0,667) x 404 kg/m2 = 538,936 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,3) x 1700 kg/m2 = 1007,25 kg/m qd 3 = 1546,186 kg/m Pembebanan balok as C (3-4 ) Beban Plat = (1 + 0,852) x 404 kg/m2 = 748,208 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,3) x 1700 kg/m2 = 1007,25 kg/m qd 4 = 1755,458 kg/m Pembebanan balok as C (3-4 ) Beban Plat = (1 + 0,852) x 404 kg/m2 = 748,208 kg/m qd 5 = 748,208 kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 = (2 x 0,667) x 250 kg/m = 333,5 kg/m ql 2 = (0, ,715) x 250 kg/m = 408 kg/m ql 3 = (2 x 0,667) x 250 kg/m = 333,5 kg/m ql 4 = (1 + 0,852) x 250 kg/m = 463 kg/m ql 5 = (1 + 0,852) x 250 kg/m = 463 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

166 143 Bidang momen: Gambar 6.3. Bidang Momen Balok Anak as C (1-5) Bidang geser: Gambar 6.4. Bidang Geser Balok Anak as C (1-5) Perhitungan Tulangan a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 300 mm D t = 13 mm b = 150 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 D t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 245,5 mm 0,85.f'c.β 600 ρb = fy fy ρ max 0, = 0, = 0,022 = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

167 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 2789,54 kgm = 2, Nmm 144 Mn = Mu 2, = φ 0, 8 7 = 3, Nmm 7 Mn 3,50 10 Rn = = = 3, b.d ,5 fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 3,8 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,0109 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, ,5 = 401,39mm 2 As perlu n = 1 2. π ,39 = = 3,02 4tulangan 132,665 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 530,66 > As perlu Aman..!! Asada. fy 530, a = = = 83,24 0,85. f ' c. b 0, Bab 6 Perencanaan Balok Anak

168 145 Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 530, (245,5 83,24/2) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 13 mm Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 0,67mm < 25 mm (tulangan 2 lapis) 4 1 4D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 245,5 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 202,5 mm d1. n + d 2n d = n 245, ,5.2 = = 224 mm 4 T = As ada. fy = 530, = Mpa C = 0,85. f c. a. b Bab 6 Perencanaan Balok Anak

169 146 T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 83,24 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( 245,5 83,24/2 ) = 3, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 3, Nmm > 2, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 13 mm Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 2516,84 kgm = 2, Nmm Mn = Mu 2, = φ 0, 8 7 = 3, Nmm 7 Mn 3,15 10 Rn = = = 3, b.d ,5 fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ,53 3,48 = 1 1 0, ,53 = 400 ρ > ρ min ρ < ρ max Pakai tulangan tunggal Digunakan ρ = 0,0098 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

170 147 As perlu = ρ. b. d = 0, = 360,88 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,88 = = 2,7 4 tulangan 132,665 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 530,66 > As perlu Aman..!! Asada. fy 530, a = = = 83,24 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 530, (245,5 83,24/2) = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 13 mm Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 0,67mm < 25 mm (tulangan 2 lapis) 4 1 2D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 245,5 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

171 148 d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ d = = = 202,5 mm. n + d n d1 2n 245, ,5.2 4 T = As ada. fy = 530, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 224 mm = 83,24 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( 245,5 83,24/2 ) = 3, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 3, Nmm > 2, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 13 mm b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 5306,41 kgm = 53064,1 N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 244 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

172 149 Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/6. Ø Vc = 0, ,03 N = 16368,02 N 3 Ø Vc = ,02 = 49104,05 N 5 Ø Vc = ,02 = 81840,10 N = 27280,03 N Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : 49104,05 N < 53064,1 N < 81840,10 N Jadi diperlukan tulangan geser: ØVs perlu = Vu Ø Vc = 53064,1 N ,05 N = 3959,6 N φvsperlu 3959,6 Vs perlu = = = 6599,33 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 891, 62 mm Vs perlu 6599, S max = d/2 = = 122 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 58841, 088 N S 100 Vs ada > Vs perlu 82594,56 N > 6599,33 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

173 6.3. Perhitungan Balok Anak As 1 (C-C ) Pembebanan 4 C 150 C' Gambar 6.5. Lebar Equivalen Balok Anak as 1 (C-C ) a Beban Mati (qd) Pembebanan balok elemen C-C Beban Plat = (2 x 0,5) x 404 kg/m 2 = 404 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,3) x 1700 kg/m 2 = 1007,25 kg/m qd 1 = 1411,25 kg/m b Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 200 kg/m 2 ql = (0,5x2) x 250 kg/m 2 = 250 kg/m Bidang momen: Gambar 6.6. Bidang momen Balok Anak as 1 (C-C ) Bidang geser: Gambar 6.7. Bidang geser Balok Anak as 1 (C-C ) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

174 Perhitungan Tulangan a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 300 mm D t = 13 mm b = 150 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 D t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ = 245,5 mm f c = 20 MPa 0,85.f'c.β 600 ρb = fy fy ρ max 0, = 0, = 0,022 = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh Mu = 523,60 kgm = 5, Nmm Mn = Mu 5,23 10 = φ 0, 8 6 = 6, Nmm 6 Mn 6,54 10 Rn = = = 0, b.d ,5 fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy Bab 6 Perencanaan Balok Anak

175 152 ρ < ρ min ρ < ρ max ,53 0,71 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ min = 0, 0035 As perlu = ρ min. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, ,5 = 128,89 mm 2 As perlu 1 2. π ,89 = = 0,97 2 tulangan 132,665 As ada = n. ¼. π. d 2 = 2. ¼. π = 265,33 > As perlu Aman..!! Asada. fy 265, a = = = 41,62 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 265, (245,5 41,62/2) = 2, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 2 D 13 mm Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 28 mm < 25 mm (dipakai tulangan 1 lapis) 2 1 2D D 13 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

176 153 Daerah Tumpuan Jadi dipakai tulangan 2 D 13 mm (sebagai tulangan pembentuk) b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 1570,70 kgm = N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 245,5 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ ,5 = 27447,73 N Ø Vc = 0, ,73 = 16468,64 N 0.5 Ø Vc = 0, ,64 = 8234,32 N Syarat tulangan geser : 0,5 Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc : 8234,32 N < N < 16468,64 N Jadi diperlukan tulangan geser: ØVs perlu = Ø 1/3 b.d = 0,85. 1/ ,5 = 10433,75 N φvsperlu 10433,75 Vs perlu = = = 17389,58 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, ,5 S = = = 340, 45 mm Vs perlu 17389, S max = d/2 = = 122 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, ,5 Vs ada = = = 59202, 82 N S 100 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

177 154 Vs ada > Vs perlu 59202,82 N > 17283,33N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm 6.4. Perhitungan Balok Anak as 1 (A-D) Pembebanan Balok A B C C" D Gambar 6.8. Lebar Equivalen Balok Anak as 1 (A-D) a Beban Mati (qd) Pembebanan balok as 1 (A-B) = 1 (B-C) Beban Plat = (0, ,32) x 404 kg/m 2 = 915,868 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m qd 1 =1897,618 kg/m Pembebanan balok as 1 (C-C ) Beban Plat = (0, ,5 + 0,5)x 404 kg/m 2 = 748,208 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m qd 2 =1729,958 kg/m Pembebanan balok as 4 (C -D) Beban Plat = (2 x 0,667) x 404 kg/m 2 = 538,936 kg/m qd 3 = 538,936 kg/m b Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

178 ql 1 = (0, ,32) x 250 kg/m 2 = 566,75 kg/m ql 2 = (0, ,5 + 0,5) x 250 kg/m 2 = 463 kg/m ql 3 =(0,667 x 2 ) x 250 kg/m 2 Bidang momen: = 333,5 kg/m 155 Gambar 6.9. Bidang momen Balok Anak as 1 (A-D) Bidang geser: Gambar Bidang geser Balok Anak as 1 (A-D) Perhitungan Tulangan a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 D t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 344 mm 0,85.f'c.β 600 ρb = fy fy 0, = 0, = 0,022 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

179 156 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 8294,21 kgm = 8, Nmm Mn = Mu 8, = φ 0, 8 7 = 10, Nmm 7 Mn 10,37 10 Rn = = = 4, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 4,4 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,013 As perlu = ρ. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 894,4 mm 2 As perlu 1 2. π ,4 = = 4,5 5 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

180 = 5. ¼. π = 1004,8 > As perlu Aman..!! Asada. fy 1004,8 400 a = = = 118,21 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1004, ( ,21/2) = 11, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 5 D 16 mm 157 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 6 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 5 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 5D D 16 d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 d = = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 298 mm d1 2n. n + d n Bab 6 Perencanaan Balok Anak

181 = T = As ada. fy = 1004, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 325,6 mm = 118,21 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, (325,6 118,21/2 ) = 9, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 9, Nmm > 8, Nmm Jadi dipakai tulangan 5 D 16 mm 158 Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 6236,71 kgm = 6, Nmm Mn = Mu 6, = φ 0, 8 7 = 7, Nmm 7 Mn 7,80 10 Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

182 159 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 3,3 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,0093 As perlu = ρ. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 639,84 mm 2 As perlu 1 2. π ,84 = = 3,18 4 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 803,84 > As perlu Aman..!! Asada. fy 803, a = = = 94,57 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 94,57/2) = 9, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 13,3 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 4 1 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

183 160 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru.. 2D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 4 T = As ada. fy = 803, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 94,57 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,57/2 ) = 7, Nmm ØMn > Mu Aman..!! Bab 6 Perencanaan Balok Anak

184 161 7, Nmm > 6, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 9620,84 kgm = 96208,4 N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 321 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 47851,85 N Ø Vc = 0, ,85 N = 28711,11 N 3 Ø Vc = ,11 N = 86133,34 N 5 Ø Vc = ,11 N = ,55 N Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : 86133,34 N < 96208,4 N < ,55 N Jadi diperlukan tulangan geser: Ø Vsperlu = Vu 3 Ø Vc = 96208, ,34 = 10075,06 N φvsp 10075,06 Vs perlu = = = 16791,77 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 460, 99 mm Vs perlu 16791,77 S max = d/2 = 321 = 160,5 mm 2 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

185 162 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 51606, 53 N S 150 Vs ada > Vs perlu 51606,53 N > 16791,77 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm 6.5. Perhitungan Balok Anak as 4 (A-H) Pembebanan Balok A B C C" D E E' F G H Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as 4 (A-H) a. Beban Mati (qd) Pembebanan balok as 4 (A-B) = 4 (B-C) = 4 (F-G) = 4 (G-H) Beban Plat = (1,32 x 2) x 404 kg/m 2 =1066,56 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m qd 1 = 2048,31 kg/m Pembebanan balok as 4 (C-C ) Beban Plat = (1 x 2) x 404 kg/m 2 = 808 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m qd 2 = 1789,75 kg/m Pembebanan balok as 4 (E -F) Beban Plat = (1 x 2) x 404 kg/m 2 = 808 kg/m qd 3 = 808 kg/m Pembebanan balok as 4 (C -D) = 4 (E-E ) Beban Plat = (2 x 0,667) x 404 kg/m 2 = 538,936 kg/m qd 4 = 538,936 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

186 163 Pembebanan balok as 4 (D-E) Beban Plat = (2 x 1,219) x 404 kg/m 2 = 984,952 kg/m qd 5 = 984,952 kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 =(1,32 x 2) x 250 kg/m 2 = 660 kg/m ql 2 = (1 x 2) x 250 kg/m 2 = 500 kg/m ql 3 = (1 x 2) x 250 kg/m 2 = 500 kg/m ql 4 =(0,667 x 2 ) x 250 kg/m 2 = 333,5 kg/m ql 5 =(1,219 x 2) x 250 kg/m 2 =609,5kg/m Bidang momen: Gambar Bidang momen Balok Anak as 4 (A-H) Bidang geser: Gambar Bidang momen Balok Anak as 4 (A-H) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

187 6.5.2 Perhitungan Tulangan 164 a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p -1/2 D t - Ø s f c = 20 MPa = ½ fy = 400 Mpa = 344 mm ρb 0,85.f'c.β 600 = fy fy 0, = 0, = 0,022 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 9710,17 kgm = 9, Nmm Mn = Mu 9,7 10 = φ 0, 8 7 = 12, Nmm 7 Mn 12,13 10 Rn = = = 5, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy Bab 6 Perencanaan Balok Anak

188 ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 5,12 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,0156 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, = 1073,28 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,28 = = 5,3 6 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 6. ¼. π = 1205,76 > As perlu Aman..!! Asada. fy 1205, a = = = 141,85 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1205, ( ,85/2) = 13, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 13, Nmm > 12, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm 165 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 1,6 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 6 1 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

189 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru D D d 1 = h - p - 1/2 Ø t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 Ø t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 6 T = As ada. fy = 1205, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 141,85 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,85/2 ) = 10, Nmm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

190 ØMn > Mu Aman..!! 10, Nmm > 9, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm 167 Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 6766,09 kgm = 6, Nmm Mn = Mu 6, = φ 0, 8 7 = 8, Nmm 7 Mn 8,5 10 Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 3,6 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,010 As perlu = ρ. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 688 mm 2 As perlu 1 2. π = = 3,4 4 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 803,84 > As perlu Aman..!! Bab 6 Perencanaan Balok Anak

191 168 Asada. fy a = = 0,85. f ' c. b 803, = 94,56 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 94,56/2) = 9, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 9, Nmm > 8, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 13,33 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 4 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 2D D d 1 = h - p - 1/2 Ø t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 Ø t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 4 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

192 T = As ada. fy = 803, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 94,56 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, (321 94,56/2 ) = 7, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 7, Nmm > 6, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 169 b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 10729,03 kgm = ,3 N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 321 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 47851,85 N Ø Vc = 0, ,85 N = 28711,11 N 3 Ø Vc = ,11 N = 86133,34 N 5 Ø Vc = ,11 N = ,55 N Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : 86133,34 N < ,3 N < ,55 N Bab 6 Perencanaan Balok Anak

193 Jadi diperlukan tulangan geser: Ø Vsperlu = Vu 3 Ø Vc = , ,34 = 21156,96 N φvsp 21156,96 Vs perlu = = = 35261,6 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 219, 53 mm Vs perlu 35261,6 321 S max = d/2= = 160,5 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 51606, 53 N S 150 Vs ada > Vs perlu 51606,53 N > 35261,6 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Perhitungan Balok Anak as 2 (C-F) Pembebanan Balok C D E 200 E' 300 F Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as 2 (C-F) a. Beban Mati (qd) Pembebanan balok as 2 (C-C ) Berat plat = (0,426+0,5+0,852)x404 kg/m 2 = 718,312 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

194 Beban dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m Pembebanan balok as 2 (C -D) = 2 (E-E ) 171 qd 1 = 1700,06 kg/m Berat plat = (2 x 0,667) x 404 kg/m 3 = 538,936 kg/m Pembebanan balok as 2 (E -F) qd 2 = 538,936 kg/m Berat plat = (1+0,852)x404 kg/m 2 = 748,208 kg/m Beban dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m Pembebanan balok as 2 (D-E) qd 3 =1729,958 kg/m Berat plat = 0,917 x 404 kg/m 3 = 370,468 kg/m Beban reaksi dari tangga b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 = (0,426+0,5+0,852)x 250 kg/m = 444,5 kg/m ql 2 = (2 x 0,667)x 250 kg/m = 333,5 kg/m ql 3 = (1+0,852 )x 250 kg/m = 463 kg/m ql 4 = 0,917 x 250 kg/m = 229,25 kg/m = kg/m qd 4 = 7694,49 kg/m Bidang momen: Gambar Bidang momen Balok Anak as 2 (C-F) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

195 Bidang geser: 172 Gambar Bidang geser Balok Anak as 2 (C-F) Perhitungan Tulangan a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p -1/2 Ø t - Ø s f c = 20 MPa = ½ fy = 400 Mpa = 344 mm 0,85.f'c.β 600 ρb = fy fy 0, = 0, = 0,022 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 10026,63 kgm = 10, Nmm Mn = Mu 10,02 10 = φ 0, 8 7 = 12, Nmm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

196 7 Mn 12,5 10 Rn = = = 5, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0, ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 5,3 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ ada = 0,016 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, = 1100,8 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,8 = = 5,4 6 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 6. ¼. π = 1205,76 > As perlu Aman..!! Asada. fy 1205, a = = = 141,85 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1205, ( ,85/2) = 13, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 13, Nmm > 12, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

197 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 1,6 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 6D D d 1 = h - p - 1/2 Ø t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 Ø t s - Ø s = ½ = 298 mm d = d1 2n. n + d n = = 321 mm 6 T = As ada. fy = 1205, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 141,85 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

198 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,85/2 ) = 10, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 10, Nmm > 10, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm 175 Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 9218,80 kgm = 9, Nmm Mn = Mu 9, = φ 0, 8 7 = 11, Nmm 7 Mn 11,52 10 Rn = = = 4, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 4,9 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ ada = 0,015 As perlu = ρ. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 1032 mm 2 As perlu 1 2. π.16 4 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

199 1032 = = 5,1 6 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 6. ¼. π = 1205,76 > As perlu Aman..!! Asada. fy 1205, a = = = 141,85 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1205, ( ,85/2) = 13, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 13, Nmm > 11, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 m 176 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 1,6 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 6 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 2D D d 1 = h - p - 1/2 Ø t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 Ø t s - Ø s = ½ = 298 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

200 d = = d1 2n. n + d n T = As ada. fy = 1205, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 321 mm = 141,85 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,85/2 ) = 10, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 10, Nmm > 9, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 m 177 b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 10737,53 kgm = ,3 N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 321 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ Ø Vc = 47851,85 N = 0, ,85 N = 28711,11 N Bab 6 Perencanaan Balok Anak

201 3 Ø Vc = ,11 N = 86133,34 N 5 Ø Vc = ,11 N = ,55 N 178 Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : 86133,34 N < ,3 N < ,55 N Jadi diperlukan tulangan geser: Ø Vsperlu = Vu 3 Ø Vc = , ,34 = 21241,96 N φvsp 21241,96 Vs perlu = = = 35403,27 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 218, 65 mm Vs perlu 35403, S max = d/2 = = 160,5 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 51606, 53 N S 150 Vs ada > Vs perlu 51606,53 N > 35403,27 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm 6.7. Perhitungan Balok Anak as 1 (E-H) Pembebanan Balok E E' F G H Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as 1 (E-H) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

202 a Beban Mati (qd) Pembebanan balok as 1 (E-E ) Beban Plat = (2 x 0,667) x 404 kg/m 2 = 538,936 kg/m Pembebanan balok as 1 (E -F) 179 qd 1 = 538,936 kg/m Beban Plat = (0,852 +1) x 404 kg/m 2 = 748,208 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m Pembebanan balok as 1 (F-G) = 1 (G-H) qd 2 =1729,958 kg/m Beban Plat = (0, ,32) x 404 kg/m 2 = 915,868 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m 2 = 981,75 kg/m qd 3 =1897,436 kg/m b Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 =(0,667 x 2 ) x 250 kg/m 2 = 333,5 kg/m ql 2 = (0,852 +1) x 250 kg/m 2 = 463 kg/m ql 3 = (0, ,32) x 250 kg/m 2 = 566,75 kg/m Bidang momen: Gambar Bidang momen Balok Anak as 1 (E-H) Bidang geser: Gambar Bidang geser Balok Anak as 1 (E-H) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

203 6.7.2 Perhitungan Tulangan 180 a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 D t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 344 mm 0,85.f'c.β 600 ρb = fy fy ρ max 0, = 0, = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 = 0,022 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 8294,21 kgm = 8, Nmm Mn = Mu 8, = φ 0, 8 7 = 10, Nmm 7 Mn 10,37 10 Rn = = = 4, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy Bab 6 Perencanaan Balok Anak

204 ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 4,4 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,013 As perlu = ρ. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 894,4 mm 2 As perlu 1 2. π ,4 = = 4,45 5 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 5. ¼. π = 1004,8 > As perlu Aman..!! Asada. fy 1004,8 400 a = = = 118,211 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1004, ( ,211/2) = 11, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 5 D 16 mm 181 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 6 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 5 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. Bab 6 Perencanaan Balok Anak

205 182 5D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 325,6 mm 5 T = As ada. fy = 1004, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 118,211 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( 325,6 118,211/2 ) = 9, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 9, Nmm > 8, Nmm Jadi dipakai tulangan 5 D 16 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

206 Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 6236,71 kgm = 6, Nmm 183 Mn = Mu 6, = φ 0, 8 7 = 7, Nmm 7 Mn 7,80 10 Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 3,3 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,0092 As perlu = ρ. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 632,96 mm 2 As perlu 1 2. π ,96 = = 3,14 4 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 803,84 > As perlu Aman..!! Asada. fy 803, a = = = 94,57 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 94,57/2) = 9, Nmm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

207 Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 184 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 13,3 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 4 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 2D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 4 T = As ada. fy = 803, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b Bab 6 Perencanaan Balok Anak

208 185 a = As. fy 0,85. f ' c. b = , = 94,57 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,57/2 ) = 7, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 7, Nmm > 6, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 9620,84 kgm = 96208,4 N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 321 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 47851,85 N Ø Vc = 0, ,85 N = 28711,11 N 3 Ø Vc = ,11 N = 86133,34 N 5 Ø Vc = ,11 N = ,55 N Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : 86133,34 N < 96208,4 N < ,55 N Jadi diperlukan tulangan geser: Ø Vsperlu = Vu 3 Ø Vc = 96208, ,34 = 10075,06 N φvsp 10075,06 Vs perlu = = = 16791,77 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

209 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 460, 99 mm Vs perlu 16791,77 S max = d/2 = 321 = 160,5 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 51606, 53 N S 150 Vs ada > Vs perlu 51606,53 N > 16791,77 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Perhitungan Balok Anak as 2 (A-C ) Pembebanan A B C C ' Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as 2 (A-C ) a. Beban Mati (qd) Pembebanan balok as 2 (A-B) = 2 (B-C) Beban Plat = (2 x 1,32) x 404 kg/m 2 = 1066,56 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m2 = 981,75 kg/m qd 1 = 2048,31 kg/m Pembebanan balok as 2 (C-C ) Beban Plat = (0, ,5) x 404 kg/m2 = 374,104 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 kg/m2 = 981,75 kg/m qd2 = 1355,854 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

210 b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 ql 2 = (2 x 1,32) x 250 kg/m = 660 kg/m = (0, ,5) x 250 kg/m = 231,5 kg/m Bidang momen: 187 Gambar Bidang momen Balok Anak as 2 (A-C ) Bidang geser: Gambar Bidang geser Balok Anak as 2 (A-C ) Perhitungan Tulangan a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p -1/2 Ø t - Ø s f c = 20 MPa = ½ fy = 400 Mpa = 344 mm ρb 0,85.f'c.β 600 = fy fy ρ max 0, = 0, = 0,022 = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

211 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 9752,66 kgm = 9, Nmm Mn = Mu 9, = φ 0, 8 7 = 12, Nmm 7 Mn 12,19 10 Rn = = = 5, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 5,15 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,0158 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, = 1087,04 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,04 = = 5,40 6 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 6. ¼. π = 1205,76 > As perlu Aman..!! Bab 6 Perencanaan Balok Anak

212 189 Asada. fy a = = 0,85. f ' c. b 1205, = 141,85 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1205, ( ,85/2) = 13, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 13, Nmm > 12, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 1,6 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 6 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 6D D d 1 = h - p - 1/2 Ø t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 Ø t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 6 T = As ada. fy = 1205, Bab 6 Perencanaan Balok Anak

213 = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 141,85 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,85/2 ) = 10, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 10, Nmm > 9, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm 190 Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 6643,34 kgm = 6, Nmm Mn = Mu 6, = φ 0, 8 7 = 8, Nmm 7 Mn 8,3 10 Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ,53 3,51 = 1 1 = 0, , ρ > ρ min Bab 6 Perencanaan Balok Anak

214 ρ < ρ max Digunakan ρ ada = 0,0099 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, = 681,12 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,12 = = 3,38 4 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 803,84 > As perlu Aman..!! Asada. fy 803, a = = = 94,57 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 94,57/2) = 9, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 191 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 13,3 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 4 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. Bab 6 Perencanaan Balok Anak

215 192 2D D 16 d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 4 T = As ada. fy = 803, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 94,57 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,57/2 ) = 7, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 7, Nmm > 6, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

216 b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu f c fy d = 10737,53 kgm = ,3 N = 20 Mpa = 240 Mpa = 321 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 47851,85 N Ø Vc = 0, ,85 N = 28711,11 N 3 Ø Vc = ,11 N = 86133,34 N 5 Ø Vc = ,11 N = ,55 N 193 Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : 86133,34 N < ,3 N < ,55 N Jadi diperlukan tulangan geser: Ø Vsperlu = Vu 3 Ø Vc = , ,34 = 21241,96 N φvsp 21241,96 Vs perlu = = = 35403,27 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 218, 65 mm Vs perlu 35403, S max = d/2 = = 160,5 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 51606, 53 N S 150 Vs ada > Vs perlu 51606,53 N > 35403,27 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

217 Perhitungan Balok Anak as 2 (F-H) Pembebanan F G H Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as 2 (F-H) a. Beban Mati (qd) Pembebanan balok as 2 (F-G) = 2 (G-H) Beban Plat = (2 x 1,32) x 404 kg/m 2 = 1066,56 kg/m qd 1 = 1066,56 kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 = (2 x 1,32) x 250 kg/m = 660 kg/m Bidang momen: Gambar Bidang momen Balok Anak as 2 (F-H) Bidang geser: Gambar Bidang geser Balok Anak as 2 (F-H) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

218 Perhitungan Tulangan 195 a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm` Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p -1/2 Ø t - Ø s f c = 20 MPa = ½ fy = 400 Mpa = 344 mm 0,85.f'c.β 600 ρb = fy fy 0, = 0, = 0,022 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 7267,76 kgm = 7, Nmm Mn = Mu 7, = φ 0, 8 7 = 9, Nmm 7 Mn 9,08 10 Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy Bab 6 Perencanaan Balok Anak

219 ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 3,8 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,0108 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, = 743,04 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,04 = = 3,6 4 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 803,84 > As perlu Aman..!! Asada. fy 803, a = = = 94,57 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 94,57/2) = 9, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 196 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 13,3 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 4 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. Bab 6 Perencanaan Balok Anak

220 197 4D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 4 T = As ada. fy = 803, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 94,57 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,57/2 ) = 7, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 7, Nmm > 7, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

221 Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 4102,10 kgm = 4, Nmm 198 Mn = Mu 4, = φ 0, 8 7 = 5, Nmm 7 Mn 5,13 10 Rn = = = 2, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 2,17 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ ada = 0,0058 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, = 399,04 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,04 = = 1,98 2 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 2. ¼. π = 401,92 > As perlu Aman..!! Asada. fy 401, a = = = 47,28 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 401, (344 47,28/2) = 5, Nmm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

222 Mn ada > Mn Aman..!! 5, Nmm > 5, Nmm Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm 199 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 72 mm < 25 mm(dipakai tulangan 1 lapis) 2 1 2D D b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu f c fy d = 7294,55 kgm = 72945,5 N = 20 Mpa = 240 Mpa = 344 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 51280,49 N Ø Vc = 0, ,49 = 30768,29 N 3 Ø Vc = ,29 = 92304,88 N 5 Ø Vc = ,29 = ,45 N Syarat tulangan geser : Vc < Vu < 3Ø Vc : 30768,29 N < 80138,9 N < ,45 N Jadi diperlukan tulangan geser: Vs = Vu - Vc Bab 6 Perencanaan Balok Anak

223 Vs perlu = = 80138, ,29 = 49370,61 N Av = 2. ¼ π (8) 2 φvsp 49370,61 = = 82284,35 N 0,6 0,6 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 100, 82 mm Vs perlu 82284,35 S max = d/2 = 344 = 172 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 82956, 29 N S 100 Vs ada > Vs perlu 82956,29 N > 82284,35 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Perhitungan Balok Anak as 4 (A-H) Pembebanan Balok A B C D E F G H Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as 4 (A-H) a. Beban Mati (qd) Pembebanan balok as 4 (A-C) = 4 (F-H) Beban Plat = (1,32 + 0,947)x 2 x 404 kg/m 2 =1831,74 kg/m qd 1 = 1831,74 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

224 Pembebanan balok as 4 (C-D) = 4 (E-F) Beban Plat Pembebanan balok as 4 (D-E) 201 = (1+0,852+0,667+0,667) x 404kg/m 2 =1287,14 kg/m qd 2 = 1287,14 kg/m Beban Plat = (1,219+0,917) x 404 kg/m 2 = 862,944 kg/m qd 3 = 862,944 kg/m b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 = (1,32 + 0,947)x 2 x 250 kg/m 2 = 1133,5 kg/m ql 2 = (1+0,852+0,667+0,667) x 250 kg/m 2 = 796,5 kg/m ql 3 =(1,219+0,917) x 250 kg/m 2 = 534 kg/m Bidang momen: Gambar Bidang momen Balok Anak as 4 (A-H) Bidang geser: Gambar Bidang momen Balok Anak as 4 (A-H) Perhitungan Tulangan a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm Ø s = 8 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

225 202 p = 40 mm d = h - p -1/2 D t - Ø s f c = 20 MPa = ½ fy = 400 Mpa = 344 mm ρb 0,85.f'c.β 600 = fy fy 0, = 0, = 0,022 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 9710,17 kgm = 9, Nmm Mn = Mu 9,7 10 = φ 0, 8 7 = 12, Nmm 7 Mn 12,13 10 Rn = = = 5, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ,53 5,12 = 1 1 0, ,53 = 400 ρ > ρ min ρ < ρ max Pakai tulangan tunggal Digunakan ρ = 0,0156 As perlu = ρ. b. d = 0, Bab 6 Perencanaan Balok Anak

226 n = = 1073,28 mm 2 As perlu 1 2. π ,28 = = 5,3 6 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 6. ¼. π = 1205,76 > As perlu Aman..!! Asada. fy 1205, a = = = 141,85 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1205, ( ,85/2) = 13, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 13, Nmm > 12, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm 203 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 1,6 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 6 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 6D D Bab 6 Perencanaan Balok Anak

227 204 d 1 = h - p - 1/2 Ø t - Ø s d 2 = ½ = 344 mm = h - p - Ø t - 1/2 Ø t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 6 T = As ada. fy = 1205, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 141,85 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,85/2 ) = 10, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 10, Nmm > 9, Nmm Jadi dipakai tulangan 6 D 16 mm Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 6766,09 kgm = 6, Nmm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

228 205 Mn = Mu 6, = φ 0, 8 7 = 8, Nmm 7 Mn 8,5 10 Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 3,6 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,010 As perlu = ρ. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 688 mm 2 As perlu 1 2. π = = 3,4 4 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 803,84 > As perlu Aman..!! Asada. fy 803, a = = = 94,56 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 94,56/2) = 9, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 9, Nmm > 8, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

229 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 13,33 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 4 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 2D D d 1 = h - p - 1/2 Ø t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 Ø t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 4 T = As ada. fy = 803, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 94,56 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

230 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, (321 94,56/2 ) = 7, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 7, Nmm > 6, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 207 b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 10729,03 kgm = ,3 N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 321 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 47851,85 N Ø Vc = 0, ,85 N = 28711,11 N 3 Ø Vc = ,11 N = 86133,34 N 5 Ø Vc = ,11 N = ,55 N Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : 86133,34 N < ,3 N < ,55 N Jadi diperlukan tulangan geser: Ø Vsperlu = Vu 3 Ø Vc = , ,34 = 21156,96 N φvsp 21156,96 Vs perlu = = = 35261,6 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy.d 100, S = = = 219, 53 mm Vs perlu 35261,6 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

231 208 S max = d/2= Dipakai Ø mm : 321 = 160,5 mm 2 Av.fy.d 100, Vs ada = = = 51606, 53 N S 150 Vs ada > Vs perlu 51606,53 N > 35261,6 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Perhitungan Balok Anak as C (1-2 ) Pembebanan Balok ' 2' Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as C (1-2 ) a Beban Mati (qd) Pembebanan balok as C (1-2 ) Beban Plat = (0,715+0,5+0,5+0,33)x404 kg/m 2 =827,39 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,3) x 1700 kg/m 2 = 1007,25 kg/m qd 1 =1834,64 kg/m b Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 = = (0,715+0,5+0,5+0,33) x 250kg/m 2 = 512 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

232 Bidang momen: 209 Gambar Bidang momen Balok Anak as C (1-2 ) Bidang geser: Gambar Bidang geser Balok Anak as C (1-2 ) Perhitungan Tulangan a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 400 mm D t = 16 mm b = 200 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 D t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ = 344 mm f c = 20 MPa fys = 240 Mpa ρb 0,85.f'c.β 600 = fy fy 0, = 0, = 0,022 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

233 Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh Mu = 6042,40 kgm = 6, Nmm 210 Mn = Mu 6, = φ 0, 8 7 = 7, Nmm 7 Mn 7,55 10 Rn = = = 3, b.d fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ < ρ min ρ < ρ max ,53 3,2 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ min = 0,0089 As perlu = ρ min. b. d n = Pakai tulangan tunggal = 0, = 612,32 mm 2 As perlu 1 2. π ,32 = = 3,05 4 tulangan 200,96 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 803,84 > As perlu Aman..!! Asada. fy 803, a = = = 94,57 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 94,57/2) = 9, Nmm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

234 Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 211 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 13,33 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 4 1 Karena jarak antar tulangan < 25 mm maka kita rancang dengan tulangan berlapis dengan cara mencari d yang baru. 2D D 16 d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 344 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 298 mm d1. n + d 2n d = n = = 321 mm 4 T = As ada. fy = 803, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b Bab 6 Perencanaan Balok Anak

235 a = = As. fy 0,85. f ' c. b , = 94,57 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( ,57/2 ) = 7, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 7, Nmm > 6, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 212 Daerah Tumpuan Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm (sebagai tulangan pembentuk) b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 6042,40 kgm = N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 321 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 47851,85 N Ø Vc = 0, ,85 N = 28711,11 N 3 Ø Vc = ,11 N = 86133,34 N 5 Ø Vc = ,11 N = ,55 N Syarat tulangan geser : Vc < Vu < 3Ø Vc : 28711,11 N < N < 86133,34 N Jadi diperlukan tulangan geser: Vs = Vu - Vc Bab 6 Perencanaan Balok Anak

236 = ,11 = 31712,9 φvsp 31712,9 Vs perlu = = = 52854,83 N 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy. d 100, S = = = 146, 46 mm Vs perlu 52854, S max = d/2 = = 160,5 mm 2 Dipakai Ø mm : Av.fy.d 100, Vs ada = = = 77409, 79 N S 100 Vs ada > Vs perlu 77409,79 > 52854,83... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Perhitungan Balok Anak as E (1-5) Pembebanan ' 2' 3 4 4' 5 Gambar Lebar Equivalen Balok Anak as E (1-5) a. Beban Mati (qd) Pembebanan balok elemen E (1-1 ) = E (2-3) = E (4-5) Beban Plat = (0, ,667) x 404 kg/m 2 = 538,936 kg/m qd 1 =538,936 kg/m Bab 6 Perencanaan Balok Anak

237 Pembebanan balok as E (1-2 ) Beban Plat = (1,219+0,917) x 404 kg/m 2 = 862,944 kg/m Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,3) x 1700 kg/m2 = 1007,25 kg/m Pembebanan balok as E (3-4 ) = E (4-4 ) qd 2 =1870,194 kg/m Beban Plat = (1 + 0,852) x 404 kg/m2 = 748,208 kg/m qd 3 = 748,208 kg/m 214 b. Beban hidup (ql) Beban hidup digunakan 250 kg/m 2 ql 1 = (2 x 0,667) x 250 kg/m = 333,5 kg/m ql 2 = (0, ,219) x 250 kg/m = 534 kg/m ql 3 = (1 + 0,852) x 250 kg/m = 463 kg/m Bidang momen: Gambar Bidang momen Balok Anak as E (1-5) Bidang geser: Gambar Bidang geser Balok Anak as E (1-5) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

238 Perhitungan Tulangan 215 a) Tulangan Lentur Balok Anak Data Perencanaan : h = 300 mm D t = 13 mm b = 150 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - 1/2 D t - Ø s fy = 400 Mpa = ½ f c = 20 MPa = 245,5 mm 0,85.f'c.β 600 ρb = fy fy 0, = 0, = 0,022 ρ max = 0,75. ρb = 0,75. 0,022 = 0,0165 1,4 1,4 ρ min = = = 0, 0035 fy 400 Daerah Tumpuan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 3862,32 kgm = 3, Nmm Mn = Mu 3, = φ 0, 8 7 = 4, Nmm 7 Mn 4,8 10 Rn = = = 5, b.d ,5 fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy Bab 6 Perencanaan Balok Anak

239 ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 5,3 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,0164 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, ,5 = 603,93 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,93 = = 4,5 5 tulangan 132,665 As ada = n. ¼. π. d 2 = 5. ¼. π = 663,325 > As perlu Aman..!! Asada. fy 663, a = = = 78,04 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 663, (245,5 78,04/2) = 5, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 5, Nmm > 4, Nmm Jadi dipakai tulangan 5 D 13 mm 216 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 2,75 mm < 25 mm (dipakai tulangan 2 lapis) 5 1 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

240 217 5D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 245,5 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 202,5 mm d1. n + d 2n d = n 245, ,5.2 = = 228,3 mm 5 T = As ada. fy = 663, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b As. fy a = 0,85. f ' c. b = , = 78,04 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( 245,5 78,04/2 ) = 4, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 4, Nmm > 3, Nmm Jadi dipakai tulangan 5 D 13 mm Bab 6 Perencanaan Balok Anak

241 Daerah Lapangan : Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh : Mu = 3217,39 kgm = 3, Nmm 218 Mn = Mu 3, = φ 0, 8 7 = 4, Nmm 7 Mn 4,02 10 Rn = = = 4, b.d ,5 fy 400 m = = = 23, 53 0,85. f ' c 0,85.20 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy ρ > ρ min ρ < ρ max ,53 4,4 = 1 1 = 0, , Digunakan ρ = 0,013 As perlu = ρ. b. d Pakai tulangan tunggal = 0, ,5 = 478,725 mm 2 As perlu n = 1 2. π ,725 = = 3,6 4tulangan 132,665 As ada = n. ¼. π. d 2 = 4. ¼. π = 530,66 > As perlu Aman..!! Asada. fy 530, a = = = 83,24 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 530, (245,5 83,24/2) Bab 6 Perencanaan Balok Anak

242 = 4, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Jadi dipakai tulangan 4 D 13 mm 219 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 0,67mm < 25 mm (tulangan 2 lapis) 4 1 2D D d 1 = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 245,5 mm d 2 = h - p - Ø t - 1/2 D t s - Ø s = ½ = 202,5 mm d1. n + d 2n d = n 245, ,5.2 = = 224 mm 4 T = As ada. fy = 530, = Mpa C = 0,85. f c. a. b T = C As. fy = 0,85. f c. a. b Bab 6 Perencanaan Balok Anak

243 a = = As. fy 0,85. f ' c. b , = 83,24 ØMn = Ø. T ( d a/2 ) = 0, ( 245,5 83,24/2 ) = 3, Nmm ØMn > Mu Aman..!! 3, Nmm >3, Nmm Jadi dipakai tulangan 4 D 13 mm 220 b) Tulangan Geser Balok anak Dari perhitungan SAP 2000 Diperoleh : Vu = 6222,05 kgm = 62220,5 N f c = 20 Mpa fy = 240 Mpa d = 224 mm Vc = 1/6. f' c.b.d = 1/ = 25043,96 N Ø Vc = 0, ,96 = 15026,38 N 3 Ø Vc = ,38 = 45079,13 N 5 Ø Vc = ,38 = 75131,9 N Syarat tulangan geser : 3 Vc < Vu < 5Ø Vc : 45079,13 N < 62220,5 < 75131,9 N Jadi diperlukan tulangan geser: Vs = Vu - Vc = 62220, ,13 = 17141,37 N φvsp 17141,37 Vs perlu = = = 28568,95 N 0,6 0,6 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

244 Av = 2. ¼ π (8) 2 = 2. ¼. 3, = 100,48 mm 2 Av.fy. d 100, S = = = 205, 96 mm Vs perlu 28568,95 S max = d/2 = Dipakai Ø mm : 244 = 122 mm 2 Av.fy.d 100, Vs ada = = = 58841, 09 N S 100 Vs ada > Vs perlu 58841,09 N > 28568,95 N... (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm 221 Bab 6 Perencanaan Balok Anak

245 BAB 7 PERENCANAAN PORTAL A B C D E F G H K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 1 K2 K2 K2 K2 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 3 K2 K2 K2 K2 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 5 K2 K2 Gambar 7.1. Denah Portal Keterangan: Balok Portal : As A Balok Portal : As 1 Balok Portal : As B Balok Portal : As 2 Balok Portal : As C Balok Portal : As 3 Balok Portal : As D Balok Portal : As 4 Balok Portal : As E Balok Portal : As F Balok Portal : As G Balok Portal : As H 222 Bab 7 Perencanaan Portal

246 223 Gambar 7.2. Portal tiga dimensi 7.1. Perencanaan Portal Dasar perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan recana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk denah portal : Seperti tergambar b. Model perhitungan : SAP 2000 ( 3 D ) c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) x h (mm) Dimensi Kolom (1) : 400 mm x 500 mm Dimensi Kolom (2) : 400 mm x 400 mm Dimensi Sloof : 250 mm x 400 mm Dimensi Balok (1) : 500 mm x 800 mm Dimensi Balok (2) : 300 mm x 400 mm Dimensi Ring Balk : 250 mm x 400 mm d. Kedalaman pondasi : 2 m e. Mutu beton : K200 (fc = 20 MPa) f. Mutu baja tulangan : U40 (fy = 400 MPa) g. Mutu baja sengkang : U24 (fy = 240 MPa) Bab 7 Perencanaan Portal

247 7.1.2 Perencanaan pembebanan 224 Secara umum data pembebanan portal adalah sebagai berikut: Plat Lantai Berat plat sendiri = 0,12 x 2400 x1 = 288 kg/m 2 Berat keramik ( 1 cm ) = 0,01 x 2400 x1 = 24 kg/m 2 Berat Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 2100 x1 = 42 kg/m 2 Berat plafond + instalasi listrik = 18 kg/m 2 Berat Pasir ( 2 cm ) = 0,02 x 1600 x1 = 32 kg/m 2 qd = 404 kg/m 2 Dinding Berat dinding 1 = 0,15 ( 4,25-0,8 ) x 1700 = 879,75 kg/m Berat dinding 2 = 0,15 ( 4,25-0,4 ) x 1700 = 981,75 kg/m Berat dinding 3 = 0,15 ( 4,25-0,4 ) x 1700 = 981,75 kg/m Berat dinding 4 = 0,15 ( 4,25-0,3 0,4 ) x 1700 = 905,25 kg/m Atap Kuda kuda Utama 1 = 8293 kg ( SAP 2000 ) Kuda kuda Utama 2 = 7304 kg ( SAP 2000 ) Kuda kuda Trapesium = kg ( SAP 2000 ) Setengah Kuda-kuda = 3175 kg ( SAP 2000 ) Jurai = 3091 kg ( SAP 2000 ) Perhitungan luas equivalen untuk plat lantai 1 Luas equivalent segitiga :. lx 3 Luas equivalent trapesium : 1 lx. lx ly 2 Bab 7 Perencanaan Portal

248 Tabel 7.1. Hitungan Lebar Equivalen No. Ukuran Plat (m 2 ) Lx (m) Ly (m) Leq (segitiga) 225 Leq (trapesium) ,667 0, , ,667 0, ,5 1,5 1,5 1,5 0, , ,5 1 1,5 0,333 0, , , ,5 4 1,5 4 0,5 0,715 C' C" E' E" A B C D E F G H ' Naik Turun ' 5 1" 2' Gambar 7.3. Pembebanan Balok Portal Bab 7 Perencanaan Portal

249 7.2. Perencanaan Balok Portal 226 C' C" E' E" A B C D E F G H B4 (15X30) B4 (15X30) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B2 (30X40) B2 (30X40) B2 (30X40) B2 (30X40) B1 (50X80) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B4 (15X30) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B4 (15X30) B4 (15X30) B4 (15X30) B4 (15X30) B4 (15X30) B5 (15X30) B4 (15X30) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B4 (15X30) B4 (15X30) B4 (15X30) B4 (15X30) B5 (15X30) B4 (15X30) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B2 Naik (30X40) Turun B1 (50X80) B2 (30X40) B2 (30X40) B2 (30X40) B2 (30X40) B1 (50X80) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B1 (50X80) B3 (20X40) B3 (20X40) B3 (20X40) B1 (50X80) B2 (30X40) B2 (30X40) B2 (30X40) B2 (30X40) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B1 (50X80) B4 (15X30) B4 (15X30) ' 5 1' 1" 2' B4 (15X30) B4 (15X30) B4 (15X30) B4 (15X30) Gambar 7.4. Denah Balok Portal Keterangan : Balok Portal : As 1, 3, 5, A, B, C, D, E, F, G, H Balok Anak : As C (1-2 ), C (1-5), E (1-5), E (1-2 ), 1 (A-D), 1 (E-H), As 1 (C-C ), 1 (E - F), 2(A-C ), 2(E -H), 2 (C-F), 4(A-H), As 4 (A-H) Perhitungan Pembebanan Balok Perhitungan Pembebanan Balok Melintang Pada perhitungan pembebanan balok, diambil satu perencanaan sebagai acuan penulangan Balok memanjang, perencanaan tersebut pada balok As F Bentang ,13 kg 4387,45 kg 12535,90 kg 16992,93 kg Gambar 7.5. Pembebanan balok As F Bentang 1-5 Bab 7 Perencanaan Portal

250 Pembebanan balok induk F 1-1 Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 2. ( 0,667 x 404 ) = 538,94 kg/m Beban hidup (ql) : 2. (0,667 x 250) = 333,5 kg/m 2 Pembebanan balok induk F 4-5 Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 2. ( 0,667 x 404 ) = 538,94 kg/m 2 Berat dinding = 879,75 kg/m 2 Jumlah = 1418,69 kg/m 2 Beban hidup (ql) : 2. (0,667 x 250) = 333,5 kg/m 2 Pembebanan balok induk F 1-2 Beban mati (qd): Berat plat lantai = (1x404) + (1,219x404) = 896,48 kg/m 2 Berat dinding = 879,75 kg/m 2 Jumlah = 1776,23 kg/m 2 Beban hidup (ql) = (1x250) + (1,219x250) = 554,75 kg/m 2 Pembebanan balok induk F 2-2 Beban mati (qd): Berat plat lantai = (1x404) + (1,219x404) = 896,48 kg/m 2 Berat dinding = 879,75 kg/m 2 Jumlah = 1776,23 kg/m 2 Beban hidup (ql) = (1x250) + (1,219x250) = 554,75 kg/m 2 Bab 7 Perencanaan Portal

251 Pembebanan balok induk F 2-3 Beban mati (qd): Berat plat lantai = (1x404) + (0,667x404) = 673,47 kg/m 2 Berat dinding = 879,75 kg/m 2 Jumlah = 1553,25 kg/m Beban hidup (ql) = (1x250) + (0,67x250) = 416,75 kg/m 2 Pembebanan balok induk F 3-4 = C 4-4 Beban mati (qd): Berat plat lantai = 2. (1x404) = 808 kg/m 2 Berat dinding = 879,75 kg/m 2 Jumlah = 1687,75 kg/m 2 Beban hidup (ql) = 2. (1x250) = 500 kg/m 2 Pembebanan sloof Beban mati (qd) Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,8) x 1700 = 879,75 kg/m 2 Beban titik : Beban titik pada balok anak as 1 Beban titik pada balok anak as 2 Beban titik pada balok anak as 2 Beban titik pada balok anak as 4 Beban titik pada balok anak as 4 = 15307,13 kg = 4387,45 kg = 4742,77 kg = 12535,90 kg = 16992,93 kg Bab 7 Perencanaan Portal

252 Tabel 7.2. Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Melintang 229 BALOK INDUK Balok bentang As beban BEBAN MATI (kg/m) plat lantai No. Leq berat jumlah dinding PEMBEBANAN Jumlah (berat plat lantai+berat dinding) BEBAN HIDUP (kg/m) No. beban jumlah Leq A=H 1-1 = ,3 879, , , , B=G 1-1 = ,7 879, , , , , C , , , , , ,53 879, , , ,5 879, , ,75 3-4= , , , , , ,5 D=E ,3 879, , , ,5-370, ,25 3-4= ,2-748, = , , ,5 F , , , ,48 879, , , ,48 879, , , ,5 879, , ,75 3-4= , , , , , ,5 No L eq segitiga 0, ,667 0,5 0,667 0, , ,5 L eq trapesium 0,947 1,32 0, ,426-0,917 1,219 0,715 Bab 7 Perencanaan Portal

253 Perhitungan Pembebanan Balok Memanjang Pada perhitungan pembebanan balok, diambil satu perencanaan sebagai acuan penulangan Balok memanjang, perencanaan tersebut pada balok As 3 Bentang A-H ,32 kg 374,06 kg Gambar 7.6. Pembebanan balok As 3 Bentang A-H Pembebanan balok induk 3 A-B Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 2. ( 1,32 x 404 ) = 1066,56 kg/m 2 Beban hidup (ql) = 2. (1,32 x 250) = 660 kg/m 2 Pembebanan balok induk 3 B-C= 3 F-G = 3 G-H Beban Mati (qd): Berat plat lantai = 2. ( 1,32 x 404 ) = 1066,56 kg/m 2 Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 = 981,75 kg/m 2 Jumlah = kg/m 2 Beban hidup (ql) = 2. (1,32 x 250) = 660 kg/m 2 Pembebanan balok induk 3 C-C = 3 E -F Beban mati (qd): Berat plat lantai = (1x404) + (0,852x404) = 748,208 kg/m 2 Jumlah = 748,208 kg/m 2 Beban hidup (ql) = (1 x 250) + (0,852 x 250) = 463 kg/m 2 Bab 7 Perencanaan Portal

254 Pembebanan balok induk 3 C -D = 3 E-E Beban mati (qd): Berat plat lantai = 2 x (0,667 x 404) = 538,936 kg/m Jumlah = 538,936 kg/m 2 Beban hidup (ql) = 2 x (0,667 x 250) = 333,5 kg/m 2 Pembebanan balok induk 3 D-E Beban mati (qd): Berat plat lantai = (1, ,917) x 404 = 862,944 kg/m 2 Berat dinding = 0,15 x (4,25-0,4) x 1700 = 981,75 kg/m 2 Jumlah = 1844,694 kg/m 2 Beban hidup (ql) = (1, ,917) x 250 = 534 kg/m 2 Beban titik : Beban titik pada balok anak as C Beban titik pada balok anak as E = 5636,32 kg = 374,06 kg Bab 7 Perencanaan Portal

255 Tabel 7.3. Rekapitulasi Hitungan Pembebanan Portal Memanjang 232 BALOK INDUK Balok bentang As PEMBEBANAN BEBAN MATI (kg/m) plat lantai berat Jumlah (berat plat lantai+berat beban No. Leq jumlah dinding dinding) BEBAN HIDUP (kg/m) beban No. Leq jumlah 1 A-B = B-C F-G = G-H C-C =E -F C -D=E-E D-E A-B B-C F-G = G-H C-C =E -F C -D=E-E D-E A-B = B-C F-G = G-H C-C =E -F C -D=E-E D-E No L eq segitiga 0, ,667 0,5 0,667 0, ,5 L eq trapesium 0,947 1,32 0, ,426-0,917 1,219 0,715 Bab 7 Perencanaan Portal

256 7.4. Perhitungan Tulangan Penulangan Balok Portal Melintang 233 Gambar 7.7. Bidang Momen Tumpuan Balok Portal Melintang As B (1-5) Gambar 7.8. Bidang Momen Lapangan Balok Portal Melintang As G (1-5) Bab 7 Perencanaan Portal

257 234 Gambar 7.9. Bidang Geser Balok Portal Melintang As B (1-5) Data perencanaan: b = 800 mm h = 500 mm fy = 400 MPa fys = 240 MPa f c = 20 MPa d = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 737,5 mm D tulangan = 25 mm Ø sengkang = 10 mm Tebal selimut (s) = 40 mm 0,85. f ' c. β 600 ρb = fy fy 0, , = = 0, ρ max = 0,75. ρb = 0,0165 Bab 7 Perencanaan Portal

258 235 1, 4 ρ min = fy m = 1,4 = = 0, fy f 0,85. ' c 400 = = 23, 53 0,85 20 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 153 : Mu = 70810,2 kgm = 70, Nmm Mn 7 Mu 70, = = Φ 0,8 = 88, Nmm Rn 7 Mn 88, = = 2 2 b.d ,5 = 3,25 Nmm 2 ρ 1 2. m. Rn = 1 1 m fy ,53 3,25 = , = 0,0091 ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ = 0,0091 As perlu = ρ. b. d = 0, ,5 = 3355,63 mm 2 As perlu n = 2 1/ 4 π ,63 = = 6,8 ~ 7 tulangan 490,625 As = 7 490,625 = 3434,38 mm 2 > 3355,63 mm 2 Bab 7 Perencanaan Portal

259 As > As.aman Ok! Asada. fy 3434, a = = = 161,62 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 3434, (737,5 161,62/2) = 90, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 236 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 37,5 mm < 25 mm (tulangan 1 lapis) 7 1 Jadi dipakai tulangan 7 D 25 mm b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 169 : Mu = 41471,51 kgm = 41, Nmm Mn 7 Mu 41, = = = 51, Nmm Φ 0,8 7 Mn 51,84 10 Rn = = = 1,91 Nmm b.d , m. Rn ρ = 1 1 m fy ρ > ρ min ,53 1,91 = , = 0, 0051 ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ = 0,0051 Bab 7 Perencanaan Portal

260 As perlu = ρ. b. d = 0, ,5 = 1880,625 mm 2 As perlu n = 2 1/ 4 π ,625 = = 3,8 ~ 4 tulangan 490,625 As = 4 490,625 = 1962,5 > 1880,625 mm 2 As > As.aman Ok! Asada. fy 1962,5 400 a = = = 92,35 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 1962, (737,5 92,35/2) = 54, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 237 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 100 mm < 25 mm (tulangan 1 lapis) 4 1 Jadi dipakai tulangan 4 D 25 mm c) Perhitungan Tulangan Geser Vu = 39573,47 kg = ,7 N (SAP 2000 batang nomor 154) Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/ ,5 = ,78 N Ø Vc = 0,6. Vc = ,46 N 3 Ø Vc = ,40 N 5 Ø Vc = ,33 N Syarat tulangan geser : 3 Ø Vc < Vu < 5 Ø Vc : ,40 N < ,7 N < ,33 N Jadi diperlukan tulangan geser Bab 7 Perencanaan Portal

261 Ø Vs Vs perlu = = Vu 3 Ø Vc = , ,40 = 53616,3 N φvs 0,6 Av = 2. ¼ π (10) 2 S 53616,3 = = 89360,5 N 0,6 = 2. ¼. 3, = 157 mm 2 = Av. fy. d ,5 = = 310,976 mm Vsperlu 89360,5 Smax = d/4 = 737,5/4 = 184,375 mm Dipakai tulangan Ø mm: Av. fy. d ,5 Vs ada = = = N S 200 Vs ada > Vs perlu N > 89360,5 N...(Aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Penulangan Balok Portal Memanjang Gambar Bidang Momen Balok Portal Memanjang As 3 (A-H) Bab 7 Perencanaan Portal

262 239 Gambar Bidang Geser Balok Portal Memanjang As 3 (A-H) Data perencanaan: b = 300 mm h = 400 mm fy = 400 MPa fys = 240 MPa f c = 20 MPa d = h - p - 1/2 D t - Ø s = ½ = 340,5 mm D tulangan = 19 mm Ø sengkang = 10 mm Tebal selimut (s) = 40 mm 0,85. f ' c. β 600 ρb = fy fy 0, , = = 0, ρ max = 0,75. ρb = 0,0165 1, 4 ρ min = fy 1,4 = = 0, Bab 7 Perencanaan Portal

263 240 m = fy f 0,85. ' c 400 = = 23, 53 0,85 20 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 185 : Mu = 6639,46 kgm = 6, Nmm Mn = Mu 6, = Φ 0,8 7 = 8, Nmm 7 Mn 8, Rn = = = 2,38 Nmm b.d , m. Rn ρ = 1 1 m fy ,53 2,38 = , = 0,0064 ρ > ρ min ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ = 0,0064 As perlu = ρ. b. d = 0, ,5 = 653,76 mm 2 As perlu n = 2 1/ 4 π ,76 = = 2,3~ 3tulangan 283,385 As = 3 283,385 = 850,155 mm 2 > 653,76 mm 2 As > As.aman Ok! Asada. fy 850, a = = = 66,68 0,85. f ' c. b 0, Bab 7 Perencanaan Portal

264 Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 850, (340,5 66,68/2) = 10, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 241 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 91,5 mm < 25 mm (tulangan 1 lapis) 3 1 Jadi dipakai tulangan 3 D 19 mm b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 185 : Mu = 5205 kgm = 5, Nmm Mn = Mu Φ 5, = 0,8 7 = 6, Nmm 7 Mn 6,51 10 Rn = = = 1,87 Nmm b.d , m. Rn ρ = 1 1 m fy ρ > ρ min ,53 1,87 = , = 0, 0050 ρ < ρ max dipakai tulangan tunggal Digunakan ρ = 0,0050 As perlu = ρ. b. d = 0, ,5 = 510,75 mm 2 Bab 7 Perencanaan Portal

265 As perlu n = 2 1/ 4 π ,75 = = 1,8 ~ 2 tulangan 283,385 As = 2 283,385 = 566,77 mm 2 > 510,75 mm 2 As > As aman Ok! Asada. fy 566, a = = = 44,45 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 566, (340,5 44,45/2) = 7, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 242 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 162 mm < 25 mm (tulangan 1 lapis) 2 1 Jadi dipakai tulangan 2 D 19 mm c) Perhitungan Tulangan Geser Vu = 7257,07 kg = 72570,7 N (SAP 2000 batang nomor 184) Vc = 1/6. f ' c.b.d = 1/ ,5 = 76138,11 N Ø Vc = 0,6. Vc = 45682,87 N 3 Ø Vc = ,61 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc : 45682,87 N < 72570,7 N < ,61 N Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs = Vu Ø Vc = 72570, ,87 = 26887,83 N Bab 7 Perencanaan Portal

266 Vs perlu = φvs 26887,83 = 0,6 0,6 Av = 2. ¼ π (10) 2 S = 44813,05 N = 2. ¼. 3, = 157 mm 2 = Av. fy. d ,5 = = 286,301 mm Vsperlu 44813,05 Smax = d/2 = 340,5/2 = 170,25 mm Dipakai tulangan Ø mm: Av. fy. d ,5 Vs ada = = = 85533,6 N S 150 Vs ada > Vs perlu 85533,6 N > 44813,05 N...(Aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Penulangan Sloof Gambar Bidang Momen Sloof as D (1-5) Bab 7 Perencanaan Portal

267 244 Gambar Bidang Geser sloof as E (1-5) Data perencanaan : b = 250 mm d = h p Ø s - ½D t h = 400 mm = ½.16= 344 mm f c = 20 MPa fy = 400 MPa fys = 240 MPa 0,85. f ' c. β 600 ρb = fy fy 0, , = = 0, ρ max = 0,75. ρb = 0,0165 1, 4 ρ min = fy 1,4 = = 0, fy m = 0,85. f ' c Bab 7 Perencanaan Portal

268 400 = = 23, 53 0, a. Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 112 : Mu = 7384,06 kgm = 7, Nmm 7 Mu 7, Mn = = = 9, Nmm φ 0, 8 7 Mn 9,23 10 Rn = = 2 2 b. d = 3,1 ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy = ρ > ρ min 1 23,53 = 0, ,53 3, ρ < ρ max Digunakan ρ = 0,0086 As = ρ. b. d = 0, = 739,6 mm 2 Digunakan tulangan D ,6 n = =3,68 4 tulangan 1 2 π (16 ) 4 As = 4 200,96 = 803,84 mm 2 As > As, maka aman Ok! Asada. fy 803, a = = = 63,05 0,85. f ' c. b 0, Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 803, (344 63,05/2) = 10, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! Bab 7 Perencanaan Portal

269 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 60 mm < 25 mm (tulangan 1 lapis) 4 1 Jadi dipakai tulangan 4 D 16 mm 246 b. Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 113: Mu = 3665,16 kgm = 3, Nmm 7 3, Mn = = 4, Nmm 0,8 7 Mn 4,58 10 Rn = = = 1, b. d ρ = 1 1 m 1 2.m.Rn fy = ,53 1,5 1 1 = 0, , ρ < ρ min ρ < ρ max Digunakan ρ = 0,0039 As = ρ. b. d = 0, = 335,4 mm 2 n = 335,4 1 π.( ) = 1,67 2 tulangan As = 2 200,96 = 401,92 mm 2 As > As, maka aman.ok! Asada. fy 401, a = = = 31,52 0,85. f ' c. b 0, Bab 7 Perencanaan Portal

270 Mn ada = As ada. fy (d a/2) = 401, (344 31,52/2) = 5, Nmm Mn ada > Mn Aman..!! 247 Kontrol Spasi : b - 2p - nφ tulangan - 2φ sengkang S = n = = 172 mm < 25 mm (tulangan 1 lapis) 2 1 Jadi dipakai tulangan 2 D 16 mm c. Perhitungan Tulangan Geser Dari Perhitungan SAP 2000 diperoleh gaya geser pada batang nomor 116: Vu = 5448,14 kg = 54481,4 N Vc = 1/6. f ' c. b. d = 1/ = 64100,61 N Ø Vc = 0, ,61 N = 38460,37 N 3 Ø Vc = ,37 N = ,12 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc : 38460,37 N < 54481,4 N < ,12 N Ø Vs = Vu Ø Vc = 54481, ,37 = 16021,03 N φvs 16021,03 Vs perlu = = 0,6 0,6 ` = 26701,72 N Bab 7 Perencanaan Portal

271 Av = 2.¼. π. (8) 2 = 2 ¼ 3,14 64 = 100,48 mm 2 Av. fy. d 100, S = = = 310, 67 mm Vsperlu 26701,72 S max = d/2 = 344/2 = 172 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Dipakai tulangan Ø mm: Av. fy. d 100, Vs ada = = = 55304,19 N > 26701,72 N...(Aman) S 150 Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø mm Penulangan Ring Balk Gambar Bidang Momen Tumpuan Ring Balk As 1 (A - H) Gambar Bidang Momen Lapangan Ring Balk As 5 (A - H) Bab 7 Perencanaan Portal

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai

Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai 3 PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG KULIAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)

LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai Tinjauan Umum Perencanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Sekolah 2 Lantai Tinjauan Umum Perencanaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Perencanaan Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa Peraturan dan Standar Perencanaan 1. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa untuk Gedung SNI - PPTGIUG 2000 2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SKSNI 02-2847-2002 3. Tata Cara Perencanaan Struktur

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI Oleh: Agus Catur kurniawan I.850608 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO

PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO PERANCANGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG BANK MODERN SOLO Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Heroni Wibowo Prasetyo NPM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH, SEMARANG (Design of Perum Perhutani Unit I Central Java Building, Semarang ) Disusun Oleh : ADE IBNU MALIK L2A3 02 095 SHINTA WENING

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN LAB. TERPADU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (Planning Laboratory

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( ) TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : DANY HERDIANA NPM : 02 02 11149 UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Fakultas

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu sarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : Yusup Ruli Setiawan NPM :

Lebih terperinci

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m

1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19) dan Geser (Ø =8 mm) balok dengan pembebanan sbb : A B C 6 m 6 m Ujian REMIDI Semester Ganjil 013/014 Mata Kuliah : Struktur Beton Bertulang Hari/Tgl/ Tahun : Jumat, 7 Pebruari 014 Waktu : 10 menit Sifat Ujian : Tutup Buku KODE : A 1. Rencanakan Tulangan Lentur (D19)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 16 STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERDASARKAN SNI 3 847 DAN SNI 847 : 13 DENGAN SNI 3 176 1 (Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung (SNI ) dan tata cara perencanaan gempa BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pembebanan Beban yang ditinjau dan dihitung dalam perancangan gedung ini adalah beban hidup, beban mati dan beban gempa. 3.1.1. Kuat Perlu Beban yang digunakan sesuai dalam

Lebih terperinci