GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : SUPRIYADI NIM : I PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit 0 to user

2 digilib.uns.ac.id LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: SUPRIYADI NIM : I Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Ir. BUDI UTOMO, MT. NIP PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0

3 digilib.uns.ac.id LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan Oleh: SUPRIYADI NIM : I Dipertahankan didepan tim penguji:. Ir. BUDI UTOMO, MT. : NIP EDY PURWANTO, ST.,MT. : NIP Ir. SUNARMASTO, MT : NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program D-III Teknik Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir.BAMBANG SANTOSA, MT. NIP ACHMAD BASUKI, ST.,MT. NIP Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS KUSNO A. SAMBOWO, ST, M.sc, Ph.D NIP

4 digilib.uns.ac.id PENGANTAR Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan ini dengan judul PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG ASRAMA LANTAI dengan baik. Dalam penyusunan ini, penyusun banyak menerima bimbingan, bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Pimpinan Program D3 Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Ir. Budi Utomo, MT, selaku Dosen Pembimbing atas arahan dan bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini. 5. Endah Safitri, ST,MT selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingannya. 6. Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmunya beserta karyawan di Fakultas Teknik UNS yang telah banyak membantu dalam proses perkuliahan. 7. Ayahanda, Ibunda dan adikku yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik moril maupun materiil dan selalu mendoakan penyusun. 8. Rekan rekan D3 Teknik Sipil Gedung angkatan 008 yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini. Mudah mudahan kebaikan Bapak, Ibu, Teman-teman memperoleh balasan yang lebih mulia dari Allah SWT.

5 digilib.uns.ac.id Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan yang membawa kearah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun harapkan. Akhirnya, besar harapan penyusun, semoga ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Surakarta, Juli 0 Penyusun

6 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... MOTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR KOMUNIKASI DAN PEMANTAUAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL i ii iii iv v x xi xii xiii BAB PENDAHULUAN.. Latar Belakang.... Isi Laporan.3. Maksud dan Tujuan...4. Metode Perencanaan..5. Kriteria Perencanaan.6. Peraturan - Peraturan Yang Berlaku. BAB DASAR TEORI.. Dasar Perencanaan... Jenis Pembebanan Sistem Kerjanya Beban...3. Provisi Keamanan..... Perencanaan Atap.... Perencanaan Gording Perencanaan Kuda-kuda Perencanaan Beton Perencanaan Tangga Perencanaan Pelat Lantai Perencanaan Balok

7 digilib.uns.ac.id.3.4. Perencanaan Kolom Perencanaan Pondasi Model Perencanaan Struktur Struktur Atap Struktur Tangga Struktur Pelat Struktur Balok Struktur Footplat... BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.. Rencana Atap (Sistem Kuda-kuda) Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol Terhadap Lendutan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol Terhadap Lendutan 3.4. Perencanaan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Rangka Setengah Kuda-kuda (K-) Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda (K-) Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda (K-) Perhitungan Alat Sambung Perhitungan Panjang Batang Rangka Setengah Kuda-kuda (K-) Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda (K-) Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda (K-) Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Rangka Jurai (KJ-) Perhitungan Luasan Jurai (KJ-)

8 digilib.uns.ac.id Perhitungan Pembebanan Jurai (KJ-) Perencanaan Profil Jurai (K-) Perhitungan Alat Sambung Perhitungan Panjang Batang Rangka Jurai (KJ-) Perhitungan Luasan Jurai (KJ-) Perhitungan Pembebanan Jurai (KJ-) Perencanaan Profil Jurai (K-) Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama A (K-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Kuda-kuda Utama (K-) Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama A (K-) Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A (K-) Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A (K-) Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama B (K-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Kuda-kuda Utama (K-) Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama B (K-) Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B (K-) Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B (K-) Perhitungan Alat Sambung.. BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.. Uraian Umum Rencana Bentuk Tangga Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tebal Plat Equivalen Perhitungan Beban Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes ( L ) Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes ( U ) Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan commit... to user

9 digilib.uns.ac.id 4.6. Perencanaan Balok Bordes (L) Pembebanan Balok Bordes Perhitungan tulangan lentur Perhitungan Tulangan Geser 4.7. Perencanaan Balok Bordes (U) Pembebanan Balok Bordes Perhitungan tulangan lentur Perhitungan Tulangan Geser 4.8. Perhitungan Pondasi Tangga Perencanaan kapasitas dukung pondasi Perencanaan kapasitas dukung pondasi... BAB 5 PERENCANAAN PLAT LANTAI 5.. Perencanaan Pelat Lantai Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai Perhitungan Momen (Berdasarkan PBI 97) Penulangan Pelat Lantai Rekapitulasi Tulangan... BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK 6.. Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalen 6... Lebar Equivalen Balok Anak 6.. Pembebanan Balok Anak As 03 (A - B) 6... Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak As A (03-09) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak As A (0-0) = As 0 (A - B) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak As A (0-0) Pembebanan

10 digilib.uns.ac.id Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak As 0 (A - G) Pembebanan Perhitungan Tulangan Pembebanan Balok Anak Kantilever atap As 0 (A - A ) Pembebanan Perhitungan Tulangan Rekapitulasi Tulangan.. BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7.. Perencanaan Balok Portal Dasar perencanaan Perencanaan Pembebanan Perhitungan luas equivalen untuk plat lantai Perhitungan Pembebanan Balok Portal As A (0-09) Pembebanan Balok Portal As A (0-09) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As B (0-0) Pembebanan Balok Portal As B (0-0) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As C (0-0) Pembebanan Balok Portal As C (0-0) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As D (0-03) Pembebanan Balok Portal As D (0-03) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As E (0-03) Pembebanan Balok Portal As E (0-03) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As G (0-03) Pembebanan Balok Portal As G (0-03) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 0 (A - G) Pembebanan Balok Portal As 0 (A - G) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 0 (A - H) Pembebanan Balok Portal As 0 (A - H) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 03 (A - H) Pembebanan Balok Portal As 03 (A - H) Perhitungan Pembebanan Balok commit Portal to user As A (0-0)

11 digilib.uns.ac.id 7... Pembebanan Balok Portal As A (0-0) Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 0 (B - H) Pembebanan Balok Portal As 0 (B - H) Penulangan Balok Portal Perhitungan Tulangan Balok Sloof Perhitungan Tulangan Balok Induk Perhitungan Tulangan Ring Balk Perhitungan Tulangan Kolom... BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8.. Data Perencanaan Perencanaan kapasitas dukung pondasi Perencanaan Tulangan Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser Perhitungan Tegangan Geser Pons... BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 9.. Rencana Anggaran Biaya (RAB). 9.. Cara Perhitungan Perhitungan Volume. BAB 0 REKAPITULASI... BAB KESIMPULAN PENUTUP... DAFTAR PUSTAKA.. LAMPIRAN 79 80

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel. Koefisien reduksi beban hidup... Tabel.. Faktor pembebanan U... Tabel.3. Faktor Reduksi Kekuatan.. Tabel 3. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Atap jenis... Tabel 3.. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Atap Jenis... Tabel 3.3. Perhitungan panjang batang rangka setengah kuda-kuda (K-)... Tabel 3.4. Rekapitulasi beban mati... Tabel 3.5. Perhitungan Beban Angin... Tabel 3.6. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda (K-)... Tabel 3.7. Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda (K-)... Tabel 3.8. Perhitungan panjang batang rangka setengah kuda-kuda (K-) Tabel 3.9. Rekapitulasi beban mati... Tabel 3.0. Perhitungan Beban Angin... Tabel 3.. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda (K-)... Tabel 3.. Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda (K-)... Tabel 3.3. Perhitungan panjang batang rangka jurai (KJ-). Tabel 3.4. Rekapitulasi Pembebanan Jurai (K-)... Tabel 3.5. Rekapitulasi pembebanan jurai (K-) akibat beban angin... Tabel 3.6. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai (K-)... Tabel 3.7. Rekapitulasi perencanaan profil jurai (K-)... Tabel 3.8. Perhitungan panjang batang rangka jurai (KJ-). Tabel 3.9. Rekapitulasi Pembebanan Jurai (K-) akibat Beban Mati... Tabel 3.0. Rekapitulasi pembebanan jurai (K-) akibat beban angin... Tabel 3.. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai (K-)... Tabel 3.. Rekapitulasi perencanaan profil jurai (K-)... Tabel 3.3. Perhitungan panjang batang rangka kuda-kuda utama (K-).. Tabel 3.4. Rekapitulasi Beban Mati... Tabel 3.5. Perhitungan Beban Angin... Tabel 3.6. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama A (K-)... Tabel 3.7. Rekapitulasi perencanaan commit profil to Kuda-kuda user Utama A (K-)

13 digilib.uns.ac.id Tabel 3.8. Perhitungan panjang batang rangka kuda-kuda utama (K-).. Tabel 3.9. Rekapitulasi Beban Mati... Tabel Perhitungan Beban Angin... Tabel 3.3. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama B (K-)... Tabel 3.3. Rekapitulasi perencanaan profil Kuda-kuda Utama B (K-)... Tabel 5.. Rekapitulasi Perhitungan Pelat Lantai... Tabel 5.. Penulangan pelat lantai... Tabel 6.. Hitungan Lebar Equivalen. Tabel 6.. Penulangan balok anak.. Tabel 7.. Hitungan Lebar Equivalen

14 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar.. Pondasi Footplat... Gambar.. Rangka kuda-kuda Gambar.3. Tangga U... Gambar.4. Pelat dua arah Gambar.5. Elemen balok dan kolom portal Gambar.6. Pondasi Footplat... Gambar 3.. Rencana Atap. Gambar 3.. Rangka kuda-kuda tipe K-... Gambar 3.3. Kuda-kuda tipe K-... Gambar 3.4. Beban mati. Gambar 3.5. Beban hidup... Gambar 3.6. Beban angin... Gambar 3.7. Beban mati. Gambar 3.8. Beban hidup... Gambar 3.9. Beban angin... Gambar 3.0. Rangka setengah kuda-kuda (K-).. Gambar 3.. Luasan atap setengah kuda-kuda (K-).. Gambar 3.. Luasan plafon setengah kuda-kuda (K-) Gambar 3.3. Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) akibat beban mati... Gambar 3.4. Pembebanan setengah kuda-kuda (K-) akibat beban angin... Gambar 3.5. Rangka setengah kuda-kuda (K-).. Gambar 3.6. Luasan atap setengah kuda-kuda (K-).. Gambar 3.7. Luasan plafon setengah kuda-kuda (K-) Gambar 3.8. Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) akibat beban mati... Gambar 3.9. Pembebanan setengah kuda-kuda (K-) akibat beban angin... Gambar 3.0. Rangka jurai (KJ-). Gambar 3.. Luasan atap jurai (KJ-). Gambar 3.. Luasan plafon jurai (KJ-)... Gambar 3.3. Pembebanan jurai (KJ-) akibat beban mati... Gambar 3.4. Pembebanan Jurai (K-) commit Akibat to user Beban Angin

15 digilib.uns.ac.id Gambar 3.5. Rangka Jurai (KJ-)... Gambar 3.6. Luasan atap jurai (KJ-). Gambar 3.7. Luasan plafon jurai (KJ-)... Gambar 3.8. Pembebanan jurai (KJ-) akibat beban mati... Gambar 3.9. Pembebanan Jurai (K-) Akibat Beban Angin... Gambar Rangka kuda-kuda utama (K-)... Gambar 3.3. Luasan atap kuda-kuda utama A (K-)... Gambar 3.3. Luasan plafon setengah kuda-kuda Utama A (K-) Gambar Pembebanan Kuda-kuda Utama A (K-) akibat beban mati... Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama A (K-) Akibat Beban Angin... Gambar Rangka kuda-kuda utama (K-)... Gambar Luasan atap kuda-kuda utama B (K-)... Gambar Luasan plafon setengah kuda-kuda Utama B (K-) Gambar Pembebanan Kuda-kuda Utama B (K-) akibat beban mati... Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama B (K-) Akibat Beban Angin... Gambar 4.. Rencana bentuk tangga L dan U. Gambar 4.. Detail potongan tangga.. Gambar 4.3. Tebal equivalen.. Gambar 4.4. Rencana tumpuan tangga ( L )... Gambar 4.5. Rencana tumpuan tangga ( U )... Gambar 4.6. Rencana Balok Bordes... Gambar 4.7. Rencana Balok Bordes... Gambar 4.8. Pondasi Tangga... Gambar 4.9. Pondasi Tangga... Gambar 5.. Denah pelat lantai.. Gambar 5.. Pelat tipe A Gambar 5.3. Perencanaan tinggi efektif... Gambar 6.. Area pembebanan balok anak Gambar 6.. Lebar Equivalen Balok Anak As 03 (A - B)... Gambar 6.3. Lebar Equivalen Balok Anak As A (03-09)... Gambar 6.4. Lebar Equivalen Balok Anak As A (0-0) = As 0 (A - B). Gambar 6.5. Lebar Equivalen Balok commit Anak As to user A (0-0)

16 digilib.uns.ac.id Gambar 6.6. Lebar Equivalen Balok Anak As 0 (A - G).. Gambar 6.7. Lebar Equivalen Balok Anak As 0 (A - A ).. Gambar 7.. Area pembebanan balok portal.. Gambar 7.. Lebar Equivalen Balok Portal As A (0-09). Gambar 7.3. Pembebanan Portal As A (0-09). Gambar 7.4. Lebar Equivalen Balok Portal As B (0-0). Gambar 7.5. Pembebanan Portal As B (0-0).. Gambar 7.6. Lebar Equivalen Balok Portal As C (0-0) Gambar 7.7. Pembebanan Portal As C (0-0) Gambar 7.8. Lebar Equivalen Balok Portal As D (0-03)... Gambar 7.9. Pembebanan Portal As D (0-03) Gambar 7.0. Lebar Equivalen Balok Portal As E (0-03).. Gambar 7.. Pembebanan Portal As D (0-03).. Gambar 7.. Lebar Equivalen Balok Portal As G (0-03). Gambar 7.3. Pembebanan Portal As G (0-03).. Gambar 7.4. Lebar Equivalen Balok Portal As 0 (A - G).. Gambar 7.5. Pembebanan Portal As 0 (A - G)... Gambar 7.6. Lebar Equivalen Balok Portal As 0 (A - H).. Gambar 7.7. Pembebanan Portal As 0 (A - H)... Gambar 7.8. Lebar Equivalen Balok Portal As 03 (A - H).. Gambar 7.9. Pembebanan Portal As 03 (A - H)... Gambar 7.0. Lebar Equivalen Balok Portal As A (0-0). Gambar 7.. Pembebanan Portal As A (0-0).. Gambar 7.. Lebar Equivalen Balok Portal As 0 (B - H)... Gambar 7.3. Pembebanan Portal As 0 (B - H)... Gambar 7.4. Bidang Momen Portal As 04 (A - C)... Gambar 7.5. Bidang Momen Portal As 0 (A - H)... Gambar 7.6. Bidang Geser Portal As A (0-09). Gambar 7.7. Bidang Momen Portal As 04 (A - C)... Gambar 7.8. Bidang Momen Portal As F (0-03).. Gambar 7.9. Bidang Geser Portal As 08 (A - C).. Gambar Bidang Momen Portal commit As C (0 to user - 0)

17 digilib.uns.ac.id Gambar 7.3. Bidang Momen Portal As A (0-09). Gambar 7.3. Bidang Axial Kolom As B (0-0) Gambar Bidang Momen Kolom As D (0-03) Gambar Bidang Geser Kolom As D (0-03)... Gambar 8.. Perencanaan Pondasi

18 digilib.uns.ac.id DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm ) B = Luas penampang (m ) AS = Luas tulangan tekan (mm ) AS = Luas tulangan tarik (mm ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) = Diameter tulangan baja (mm) = Faktor reduksi untuk beton

19 digilib.uns.ac.id = Ratio tulangan tarik (As/bd) = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) = Faktor penampang

20 BAB PENDAHULUAN digilib.uns.ac.id.. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, Karena pendidikan merupakan sarana utama bagi kita untuk semakin siap menghadapi perkembangan ini. Dalam hal ini bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan dalam merealisasikan hal tersebut memberikan sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja... Isi Laporan Isi laporan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah perencanaan struktur. Adapun secara rinci perencanaan ini meliputi:. Perencanaan Atap Baja. Atap adalah elemen struktur yang berfungsi melindungi bangunan beserta apa yang ada di dalamnya dari pengaruh panas dan hujan. Bentuk atap tergantung dari beberapa faktor, misalnya : iklim, arsitektur, modelitas bangunan dan sebagainya dan menyerasikannya dengan rangka bangunan atau bentuk daerah agar dapat menambah indah dan anggun serta menambah nilai dari harga bangunan itu.. Perencanaan Beton. a. Tangga Tangga merupakan suatu komponen struktur yang terdiri dari plat, bordes dan anak tangga yang menghubungkan commit satu to lantai user dengan lantai di atasnya. Tangga BAB Pendahuluan

21 digilib.uns.ac.id mempunyai bermacam-macam tipe, yaitu tangga dengan bentangan arah horizontal, tangga dengan bentangan ke arah memanjang, tangga terjepit sebelah (Cantilever Stairs) atau ditumpu oleh balok tengah., tangga spiral (Helical Stairs), dan tangga melayang (Free Standing Stairs). Sedangkan tipe tangga yang digunakan pada gedung kampus ini adalah tangga melayang (Free Standing Stairs). Pemilihan tipe tangga seperti ini pada gedung kampus ini dikarenakan tidak membutuhkan ruangan yang besar. b. Pelat lantai Pelat merupakan panel-panel beton bertulang yang mungkin tulangannya dua arah atau satu arah saja, tergantung sistem strukturnya. Kontinuitas penulangan pelat diteruskan ke dalam balok-balok dan diteruskan ke dalam kolom. Dengan demikian sistem pelat secara keseluruhan menjadi satu-kesatuan membentuk rangka struktur bangunan kaku statis tak tentu yang sangat kompleks. Perilaku masing-masing komponen struktur dipengaruhi oleh hubungan kaku dengan komponen lainnya. Beban tidak hanya mengakibatkan timbulnya momen, gaya geser, dan lendutan langsung pada komponen struktur yang menahannya, tetapi komponen-komponen struktur lain yang berhubungan juga ikut berinteraksi karena hubungan kaku antar komponen. (Dipohusodo, 994:07) Berdasarkan perbandingan antara bentang panjang dan bentang pendek pelat dibedakan menjadi dua, yaitu pelat satu arah dan pelat dua arah. Pelat satu arah Pelat satu arah adalah pelat yang didukung pada dua tepi yang berhadapan saja sehingga lendutan yang timbul hanya satu arah saja yaitu pada arah yang tegak lurus terhadap arah dukungan tepi. Dengan kata lain pelat satu arah adalah pelat yang mempunyai perbandingan antara sisi panjang terhadap sisi pendek yang saling tegak lurus lebih besar dari dua dengan lendutan utama pada sisi yang lebih pendek (Dipohusodo, 994:45). Pelat dua arah Pelat dua arah adalah pelat yang didukung sepanjang keempat sisinya dengan lendutan yang akan timbul pada commit dua to arah user yang saling tegak lurus atau BAB Penahuluan

22 digilib.uns.ac.id 3 perbandingan antara sisi panjang dan sisi pendek yang saling tegak lurus yang tidal lebih dari dua (Dipohusodo, 994:45). c. Balok. Balok adalah bagian struktur yang berfungsi sebagai pendukung beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal berupa beban mati dan beban hidup yang diterima plat lantai, berat sendiri balok dan berat dinding penyekat yang di atasnya. Sedangkan beban horizontal berupa beban angin dan gempa. Balok merupakan bagian struktur bangunan yang penting dan bertujuan untuk memikul beban tranversal yang dapat berupa beban lentur, geser maupun torsi. Oleh karena itu perencanaan balok yang efisien, ekonomis dan aman sangat penting untuk suatu struktur bangunan terutama struktur bertingkat tinggi atau struktur berskala besar (Sudarmoko, 996) d. Kolom. Definisi kolom menurut SNI-T adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial desak vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktur yang memikul beban dari balok induk maupun balok anak. Kolom meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui pondasi. Keruntuhan pada suatu kolom merupakan kondisi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur. Kolom adalah struktur yang mendukung beban dari atap, balok dan berat sendiri yang diteruskan ke pondasi. Secara struktur kolom menerima beban vertical yang besar, selain itu harus mampu menahan beban-beban horizontal bahkan momen atau puntir/torsi akibat pengaruh terjadinya eksentrisitas pembebanan. hal yang perlu diperhatikan adalah tinggi kolom perencanaan, mutu beton dan baja yang digunakan dan eksentrisitas pembebanan yang terjadi. BAB Penahuluan

23 3. Perencanaan Pondasi. digilib.uns.ac.id 4 Pondasi adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan beban-beban bangunan atas ke tanah yang mampu mendukungnya. (Sidharta dkk,999 : 347) Pondasi umumnya berlaku sebagai komponen struktur pendukung bangunan yang terbawah dan telapak pondasi berfungsi sebagai elemen terakhir yang meneruskan beban ke tanah, sehingga telapak pondasi harus memenuhi persyaratan untuk mampu dengan aman menyebarkan beban-beban yang diteruskan sedemikian rupa sehingga kapasitas atau daya dukung tanah tidak terlampaui. Perlu diperhatikan bahwa dalam merencanakan pondasi harus memperhitungkan keadaan yang berhubungan dengan sifat-sifat mekanika tanah. Dasar pondasi harus diletakkan di atas tanah kuat pada keadaan cukup tertentu (Dipohusodo, 994 : 34).3. Maksud dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam bidang teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D3 Jurusan Teknik Sipil memberikan tugas akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan, pengertian dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa dapat mengembangkan daya pikirnya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan struktur gedung. BAB Penahuluan

24 .4. Metode Perencanaan digilib.uns.ac.id 5 Metode perencanaan yang digunakan untuk pembahasan tugas akhir ini meliputi: a. Sistem struktur. b. Sistem pembebanan. c. Perencanaan analisa struktur. d. Perencanaan analisa tampang. e. Penyajian gambar arsitektur dan gambar struktur. f. Perencanaan anggaran biaya..5. Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan ) Fungsi Bangunan : Asrama Mahasiswa ) Luas Bangunan : 060 m 3) Jumlah Lantai : lantai. 4) Elevasi Lantai : 3,4 m. 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja. 6) Penutup Atap : Genteng. 7) Pondasi : Foot Plat. b. Spesifikasi Bahan ) Mutu Baja Profil : BJ 37. ) Mutu Beton (f c) : 5 MPa. 3) Mutu Baja Tulangan (fy) : Polos : 40 MPa. Ulir : 380 MPa..6. Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI ). b. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI ). BAB Penahuluan

25 c. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung (983) digilib.uns.ac.id 6 d. Daftar Analisa Pekerjaan Gedung Swakelola Tahun 0 Kota Surakarta (SNI ) BAB Penahuluan

26 BAB DASAR TEORI digilib.uns.ac.id. Dasar Perencanaan.. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung (983), beban-beban tersebut adalah : a. Beban Mati (qd) Beban mati adalah berat dari semua bagian suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung adalah :. Beban Mati pada Atap - Baja.. - Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), Terdiri dari : - Semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal maksimum 4 mm.. - penggantung langit-langit (dari kayu) dengan bentang - maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,8 m... - Penutup atap genteng dengan reng dan usuk kg/m 3 kg/m 7 kg/m 50 kg/m 7 BAB Dasar teori

27 digilib.uns.ac.id 8. Beban Mati pada Beton - Beton bertulang - Pasir (jenuh air) - Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan beton (tanpa adukan) per cm tebal... - Adukan semen per cm tebal kg/m kg/m 3 4 kg/m kg/m b. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan. Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari :. Beban atap kg/m. Beban tangga dan bordes kg/m 3. Beban lantai kg/m Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada tabel. : BAB Dasar teori

28 digilib.uns.ac.id 9 Tabel. Koefisien reduksi beban hidup Penggunaan Gedung PERUMAHAN/PENGHUNIAN : Rumah tinggal, hotel, rumah sakit PERDAGANGAN : Toko,toserba,pasar GANG DAN TANGGA : Perumahan / penghunian Pendidikan, kantor Pertemuan umum, perdagangan dan penyimpanan, industri, tempat kendaraan Sumber : SNI Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,75 0,80 0,75 0,75 0,90 c. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup : ) Dinding Vertikal i. Di pihak angin ,9 ii. Di belakang angin...- 0,4 ) Atap segitiga dengan sudut kemiringan i. Di pihak angin : < ,0-0,4 65 < < ,9 ii. Di belakang angin, untuk semua...- 0,4 BAB Dasar teori

29 d. Beban Gempa (E) digilib.uns.ac.id 0 Beban gempa adalah semua beban statik equivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam perencanaan ini beban gempa tidak diperhitungkan... Sistem Kerjanya Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi...3 Provisi Keamanan Dalam pedoman beton SNI , struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan. BAB Dasar teori

30 digilib.uns.ac.id Seperti diperlihatkan faktor pembebanan (U) pada tabel.. dan faktor reduksi kekuatan ( ) pada tabel.3. : Tabel.. Faktor pembebanan U No. KOMBINASI BEBAN FAKTOR U.. 3. D D, L D, L, W, D, D +,6 L, D +,6 L ± 0,8 W Keterangan : D = Beban mati L = Beban hidup W = Beban angin Tabel.3. Faktor Reduksi Kekuatan No GAYA Lentur tanpa beban aksial Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur Komponen dengan tulangan spiral Komponen lain Geser dan torsi Tumpuan Beton Komponen struktur yang memikul gaya tarik ) Terhadap kuat tarik leleh ) Terhadap kuat tarik fraktur Komponen struktur yang memikul gaya tekan 0,80 0,80 0,70 0,65 0,60 0,65 0,9 0,75 0,85 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural sering kali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah commit dapat to user melewati tulangan baja tanpa terjadi BAB Dasar teori

31 digilib.uns.ac.id pemisahan material sehingga timbul rongga - rongga pada beton. Sedang untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Beberapa persyaratan utama pada pedoman beton SNI adalah sebagai berikut : a. Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari d b ataupun 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding = 0 mm b. Untuk balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm.. Perencanaan Atap... Perencanaan gording a. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja pada gording adalah: ) Beban mati. ) Beban hidup. 3) Beban angin. b. Kontrol terhadap tegangan: L Mx Wx My Wy Dimana: Mx = Momen terhadap arah x Wx = Beban angin terhadap arah x My = Momen terhadap arah y Wy = Beban angin terhadap arah y c. Kontrol terhadap lendutan: BAB Dasar teori

32 digilib.uns.ac.id 3 Secara umum, lendutan maksimum akibat beban mati dan beban hidup harus lebih kecil dari pada balok yang terletak bebas atas dua tumpuan, L adalah bentang dari balok tersebut, pada balok menerus atau banyak perletakkan, L adalah jarak antar titik beloknya akibat beban mati,sedangkan pada balok kantilever L adalah dua kali panjang kantilevernya. (PPBBI pasal 5. butir ) sedangkan untuk lendutan yang terjadi dapat diketahui dengan rumus: Zx Zy 4 5. qx. L 384. E. Iy 4 5. qy. L 384. E. Ix 3 Px. L 48. E. Iy 3 Py. L 48. E. Ix Z Zx Zy Dimana: Z = lendutan pada baja qy = beban merata arah y Zx = lendutan pada baja arah x Ix = momen inersia arah x Zy = lendutan pada baja arah y Iy = momen inersia arah y qx = beban merata arah x Syarat gording itu dinyatakan aman jika: Z Z ijin... Perencanaan Kuda-kuda a. Pembebanan Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah : ) Beban mati ) Beban hidup 3) Beban angin b. Asumsi Perletakan ) Tumpuan sebelah kiri adalah sendi. ) Tumpuan sebelah kanan adalah rol. c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI e. Perhitungan dimensi profil kuda-kuda. BAB Dasar teori

33 . Batang tarik Fn ijin mak ijin 3 l 400kg / cm Fbruto =,5 x Fn ( < F Profil ) Dengan syarat σ terjadi 0,75 σ ijin σ terjadi = mak Fprofil 600kg / cm digilib.uns.ac.id 4. Batang tekan λ lk i x λ g π E 0,7.σ leleh... dimana, σ leleh 400kg/cm λ s λ λ g Apabila = λs 0,5 ω = 0,5 < λs <, ω,6,43 0,67. s λs, kontrol tegangan : P.ω Fp σ maks. ijin ω,5. s 3. Sambungan. Tebal plat sambung ( )= 0,65 d. Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6 ijin 3. Tegangan tumpuan yang diijinkan BAB Dasar teori

34 Teg. Tumpuan =,5 ijin digilib.uns.ac.id 5 4. Kekuatan baut P geser =. ¼.. d. geser P desak 5. Jumlah mur-baut n 6. Jarak antar baut =. d. tumpuan P P maks geser Jika,5 d S 3 d S =,5 d Jika,5 d S 7 d S = 5 d.3. Perencanaan Beton.3.. Perencanaan Tangga a. Pembebanan : ) Beban mati ) Beban hidup : 300 kg/m b. Asumsi Perletakan )Tumpuan bawah adalah jepit. )Tumpuan tengah adalah sendi. 3)Tumpuan atas adalah jepit. c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI e. Perhitungan untuk penulangan tangga Mn = Mu Dimana = 0,8 m fy f 0,85. Mn Rn b.d ' c BAB Dasar teori

35 digilib.uns.ac.id 6 = m.m.rn fy b = 0,85.fc. fy fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d.3.. Perencanaan Pelat Lantai a. Pembebanan : ) Beban mati ) Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan : jepit elastis dan jepit penuh c. Analisa struktur menggunakan tabel 3.3. SNI d. Analisa tampang menggunakan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut : ) Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm ) Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M n M u dimana, 0,80 f y m = 0,85xf ' c Rn = M n bxd = m.m.rn fy BAB Dasar teori

36 digilib.uns.ac.id 7 b = 0,85.fc. fy fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan x Luas.3.3. Perencanaan Balok a. Pembebanan : ) Beban mati ) Beban hidup : 50 kg/m b. Asumsi Perletakan : jepit jepit c. Analisa struktur menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, 0,80 f y m = 0,85xf ' c Rn = M n bxd = m.m.rn fy b = 0,85.fc. fy fy BAB Dasar teori

37 max = 0,75. min =,4/fy b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min digilib.uns.ac.id 8 Perhitungan tulangan geser : V c = 6 x Vc=0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc ( perlu tulangan geser ) Vu < 0,60 Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) Vs ada = ( Av. fy. d) s ( pakai Vs perlu ).3.4. Perencanaan Kolom Didalam merencanakan kolom terdapat 3 macam keruntuhan kolom, yaitu :. Keruntuhan seimbang, bila Pn = Pnb.. Keruntuhan tarik, bila Pn < Pnb. 3. Keruntuhan tekan, bila Pn > Pnb. Adapun langkah-langkah perhitungannya :. Menghitung Mu, Pu, e =. Tentukan f c dan fy 3. Tentukan b, h dan d 4. Hitung Pnb secara pendekatan As commit = As to user BAB Dasar teori

38 Maka Pnb = Cc = 0,85.f c.ab.b Dimana: ab = Hitung Pn perlu = 600 d 600 fy Bila Pn < Pnb maka terjadi keruntuhan tarik digilib.uns.ac.id 9 As = Pn.( e h d i fy.( d d ) ) a Pn perlu 0,85. f ' c. b Bila Pn perlu > Pnb maka terjadi keruntuhan tekan. k e 0,5 d d' k 3. he d,8 k As' k. Pn perlu. Kc fy k Kc b. h. f ' c Untuk meyakinkan hasil perencanaan itu harus dicek dengan analisis dan memenuhi : Pn Keterangan : As = Luas tampang baja e = Eksentrisitas b = Lebar tampang kolom Pn = Kapasitas minimal kolom d = Tinggi efektif kolom k = faktor jenis struktur d = Jarak tulangan kesisi He = Tebal kolom luar beton (tekan) f c = Kuat tekan beton BAB Dasar teori

39 .4. Perencanaan Pondasi digilib.uns.ac.id 0 Dalam perencanaan struktur ini, pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak (footplat) yang termasuk pondasi dangkal. Agar pondasi tidak mengalami penurunan yang signifikan, maka diperlukan daya dukung tanah yang memadai yaitu kemampuan tanah untuk menahan beban diatasnya tanpa mengakibatkan tanah tersebut runtuh. Adapun langkah-langkah perhitungan pondasi yaitu : a. Menghitung daya dukung tanah A tan ah Pu Pu A tan ah B L A yang terjadi = P A total tanah yang terjadi < M total ( ). b. L 6 ijin tanah...(aman). Dimana : ijin tanah,5 kg/m A = Luas penampang pondasi B = Lebar pondasi Pu = Momen terfaktor L = Panjang pondasi b. Menghitung berat pondasi Vt = (Vu + berat pondasi). c. Menghitung tegangan kontak pondasi (qu). Mu Mn. qu. L Mu m fy 0,85. f ' c BAB Dasar teori

40 digilib.uns.ac.id Rn Mn b.d. m. m. Rn fy Jika < tulangan tunggal Jika > tulangan rangkap Jika > dipakai = 0,005 As = ada. b. d Dimana : Mn = Momen nominal b = Lebar penampang Mu = Momen terfaktor d = Jarak ke pusat tulangan tarik = Faktor reduksi fy = Tegangan leleh f c = Ratio tulangan Rn = Kuat nominal = Kuat tekan beton d. Perhitungan tulangan geser. Pondasi footplat, seperti terlihat pada gambar.. : Gambar.. Pondasi Footplat Perhitungan : Mencari P dan ht pada pondasi. L = (4ht + b + a) BAB Dasar teori

41 digilib.uns.ac.id, maka (tebal footplat cukup, sehingga tidak memerlukan tulangan geser pons). Dimana : ht = Tebal pondasi. P = Beban yang ditumpu pondasi. = Tulangan geser pons..5. Model Perencanaan Struktur.5.. Struktur Atap Dalam perencanaan struktur atap, sebaiknya disesuaikan dengan bentang dan panjang bangunannya. Seperti terlihat pada gambar.. : Gambar.. Rangka kuda-kuda BAB Dasar teori

42 .5.. Struktur Tangga digilib.uns.ac.id 3 Dalam perencanaan bentuk tangga, sebaiknya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia pada bangunan, misalnya tangga U. Seperti terlihat pada gambar.3. : Gambar.3. Tangga U.5.3. Struktur Pelat Dalam perencanaan struktur pelat asrama mahasiswa ini menggunakan metode perhitungan Arah. Dengan ketentuan (Pelat Dua Arah). Seperti terlihat pada gambar.4. : Gambar.4. Pelat dua arah BAB Dasar teori

43 .5.4. Struktur Balok digilib.uns.ac.id 4 Dalam perencanaan sturktur portal digambarkan dalam bentuk garis-garis horizontal yang disebut balok dan vertikal disebut kolom yang saling bertemu/berpotongan pada titik buhul (joint). Seperti terlihat pada gambar 3.5. : Gambar.5. Elemen balok dan kolom portal.5.5. Struktur Footplat Dalam perencanaan struktur footplat. Untuk menentukan ukuran pondasinya harus disesuaikan kondisi tanah dan beban yang ditumpu pondasi. Seperti terlihat pada gambar.6. : Gambar commit.6. Pondasi to user Footplat BAB Dasar teori

44 BAB 3 PERENCANAAN ATAP digilib.uns.ac.id 3.. Rencana Atap (Sistem Kuda-kuda) Atap direncanakan dari struktur baja yang dirakit di tempat atau di proyek. Perhitungan struktur rangka atap didasarkan pada panjang bentangan jarak kuda kuda satu dengan yang lainnya. Selain itu juga diperhitungkan terhadap beban yang bekerja, yaitu meliputi beban mati, beban hidup, dan beban angin. Setelah diperoleh pembebanan, kemudian dilakukan perhitungan dan perencanaan dimensi serta batang dari kuda kuda tersebut. Seperti terlihat pada gambar 3.. : Gambar 3.. Rencana Atap Keterangan : K- : Kuda-kuda tipe K- TS : Track Stang K- : Kuda-kuda tipe K- Silang Angin KJ- : Kuda-kuda jurai tipe KJ- KJ- : Kuda-kuda jurai tipe KJ- 5 BAB 3 Perencanaan Atap

45 3.. Dasar Perencanaan digilib.uns.ac.id 6 Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar. b. Jarak antar kuda-kuda : 4 m c. Kemiringan atap ( ) : 35 o d. Bahan gording : baja profil lip channels in front to front arrangement ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil angels siku sama kaki ( ). f. Bahan penutup atap : genteng. g. Alat sambung : baut-mur. h. Jarak antar gording : ). Atap jenis =. m ). Atap jenis =.83 m i. Bentuk atap : limasan dan piramida j. Mutu baja profil : Bj-37 σ ijin = 600 kg/cm σ leleh = 400 kg/cm (SNI ) ).Rencana rangka kuda-kuda, seperti terlihat pada gambar 3..dan gambar 3.3. : Gambar 3.. Rangka kuda-kuda tipe K- BAB 3 Perencanaan Atap

46 digilib.uns.ac.id 7 Gambar 3.3. Kuda-kuda tipe K Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Pembebanan berdasarkan SNI , sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m. b. Beban angin = 5 kg/m. c. Berat hidup (pekerja) = 00 kg. d. Berat penggantung dan plafond = 8 kg/m Perhitungan Pembebanan a. Atap tipe K- Kemiringan atap ( ) = 35. Jarak antar gording (s) =. m. Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( ) 00 x 00 x 0 x,3 pada perencanaan kudakuda dengan data sebagai berikut : BAB 3 Perencanaan Atap

47 digilib.uns.ac.id 8 a. Berat gording = 8, kg/m. b. I x = 6 cm 4. c. I y = 40 cm 4. d. h = 00 mm e. b = 00 mm f. t s =,3 mm g. t b =,3 mm h. Z x = 3, cm 3. i. Z y = 8 cm 3. ). Beban Mati ( titik ) Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 3.4. : y x q x P q y Gambar 3.4. Beban mati Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = (, x 50 ) = 6 kg/m Berat plafon = ( x 8 ) = 8 kg/m q = 87, kg/m + BAB 3 Perencanaan Atap

48 q x = q sin = 87, x sin 35 = 49,97 kg/m. q y = q cos = 87, x cos 35 = 7,36 kg/m. M x = / 8. q y. L = / 8 x 7,36 x ( 4 ) = 4,7 kgm. M y = / 8. q x. L = / 8 x 49,97 x ( 4 ) = 99,94 kgm. digilib.uns.ac.id 9 ). Beban Hidup Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 3.5. : y x P x P P y Gambar 3.5. Beban hidup P diambil sebesar 00 kg. P x = P sin = 00 x sin 35 = 57,36 kg. P y = P cos = 00 x cos 35 = 8,9 kg. M x = / 4. P y. L = / 4 x 8,9 x 4 = 8,9 kgm. M y = / 4. P x. L = / 4 x 57,36 x 4 = 57,36 kgm. BAB 3 Perencanaan Atap

49 3). Beban Angin Beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.6. : digilib.uns.ac.id 30 TEKAN HISAP Gambar 3.6. Beban angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 989) Koefisien kemiringan atap ( ) = 35 ) Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = (0,0.35 0,4) = 0,3 ) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : ) Angin tekan (W ) = koef. Angin tekan x beban angin x / x (s +s ) = 0,3 x 5 x ½ x (,+,) = 9,5 kg/m. ) Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap x beban angin x / x (s +s ) = 0,4 x 5 x ½ x (,+,) = -, kg/m. Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : ) M x (tekan) = / 8. W. L = / 8 x 9,5 x (4) = 8,3 kgm. ) M x (hisap) = / 8. W. L = / 8 x -, x (4) = -4,4 kgm. Kombinasi =,D +,6L ± 0,8w ) M x M x (max) =,D +,6L + 0,8W =,(4,7) +,6(8,9) + 0,8(8,3) = 36,976 kgm M x (min) =,D +,6L - 0,8W =,(4,7) +,6(8,9) - 0,8(4,4) = 8,86 kgm BAB 3 Perencanaan Atap

50 ) M y digilib.uns.ac.id 3 M y (max) = M y(min) =,(99,94) +,6(57,36) =,704 kgm Rekapitulasi hasil perhitungan kombinasi gaya dalam pada gording atap jenis, seperti terlihat pada tabel 3.. : Tabel 3. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Atap jenis Momen Mx (kgm) My (kgm) Beban Mati 4,7 99,94 Beban Hidup 8,9 57,36 Beban Angin Kombinasi Tekan Hisap Maksimum Minimum 8,3 - -4,4-36,976,704 8,86, Kontrol Terhadap Tegangan a. Kontrol terhadap tegangan maksimum Mx = 36,976 kgm = 3697,6 kgcm My =,704 kgm = 70,4 kgcm σ = Mx Zx My Zy = 3697,6 3, 70,4 8 = 4,5 kg/cm < σ ijin = 600 kg/cm b. Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx = 8,86 kgm = 88,6 kgcm. My =,704 kgm = 70,4 kgcm. σ = Mx Zx My Zy BAB 3 Perencanaan Atap

51 digilib.uns.ac.id 3 = 88,6 3, 70,4 8 = 58,9 kg/cm < σ ijin = 600 kg/cm Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 00 x 00 x 0 x,3 E =, x 0 6 kg/cm qy = 0,736 kg/cm Ix = 6 cm 4 Px = 57,36 kg Iy = 40 cm 4 Py = 8,9 kg qx = 0,4997 kg/cm Zijin Z x = q x.l 384.E.I y,6 cm 3 Px.L 48.E.I y 4 5x0,4997x(400) = 6 384x,.0 x40 = 0,87 cm q y.l Py.L Z y = 384.E.I x 48.E.I x 4 5x0,736 x(400) = 6 384x,.0 x6 =,07 cm 3 57,36x x,.0 x40 3 8,9 x x,.0 x6 Z = Z x Z y = ( 0,87) (,07),39 cm Z Z ijin,39 cm,6 cm aman! BAB 3 Perencanaan Atap

52 Jadi, profil tipe lip channels in front to front arrangement ( digilib.uns.ac.id 33 ) dengan dimensi 00 x 00 x 0 x,3 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording. b. Atap tipe K- Kemiringan atap ( ) = 35. Jarak antar gording (s) =.83 m. Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels in front to front arrangement ( ) 00 x 00 x 0 x,3 pada perencanaan kudakuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording = 8, kg/m. b. I x = 6 cm 4. c. I y = 40 cm 4. d. h = 00 mm e. b = 00 mm f. t s =,3 mm g. t b =,3 mm h. Z x = 3, cm 3. i. Z y = 8 cm 3. ). Beban Mati ( titik ) Beban mati (titik), seperti terlihat pada gambar 3.7. : y x q x P q y Gambar 3.7. Beban mati BAB 3 Perencanaan Atap

53 digilib.uns.ac.id 34 Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = (.83 x 50 ) = 9,50 kg/m Berat plafon = (,5 x 8 ) = 7 kg/m q = 6,6 kg/m + q x = q sin = 6,6 x sin 35 = 7,63 kg/m. q y = q cos = 6,6 x cos 35 = 03,7 kg/m. M x = / 8. q y. L = / 8 x 03,7 x ( 3 ) = 6,69 kgm. M y = / 8. q x. L = / 8 x 7,63 x ( 3 ) = 8,7 kgm. ). Beban Hidup Beban hidup, seperti terlihat pada gambar 3.8. : y x P x P Gambar 3.8. Beban hidup P y P diambil sebesar 00 kg. P x = P sin = 00 x sin 35 = 57,36 kg. P y = P cos = 00 x cos 35 = 8,9 kg. M x = / 4. P y. L = / 4 x 8,9 x 3 = 6,44 kgm. M y = / 4. P x. L = / 4 x 57,36 x commit 3 = to 43,0 user kgm. BAB 3 Perencanaan Atap

54 3). Beban Angin Beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.9. : digilib.uns.ac.id 35 TEKAN HISAP Gambar 3.9. Beban angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 989) Koefisien kemiringan atap ( ) = 35 ). Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = (0,0.35 0,4) = 0,3 ). Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : ). Angin tekan (W ) = koef. Angin tekan x beban angin x / x (s +s ) = 0,3 x 5 x ½ x ( ) = 3,73 kg/m. ). Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap x beban angin x / x (s +s ) = 0,4 x 5 x ½ x ( ) = -8,3 kg/m. Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : ). M x (tekan) = / 8. W. L = / 8 x 3,73 x (3) = 5,45 kgm. ). M x (hisap) = / 8. W. L = / 8 x -8,3 x (3) = -0,59 kgm. Kombinasi =,D +,6L ± 0,8W ). M x M x (max) =,D +,6L + 0,8W =,(6,69) +,6(6,44) + 0,8(5,45) = 50,69 kgm M x (min) =,D +,6L - 0,8W BAB 3 Perencanaan Atap

55 ). M y =,(6,69) +,6(6,44) - 0,8(0,59) =,86 kgm digilib.uns.ac.id 36 M y (max) = M y (min) =,(8,7) +,6(43,0) = 66,88 kgm Rekapitulasi hasil perhitungan kombinasi gaya dalam pada gording atap jenis, seperti terlihat pada tabel 3.. : Tabel 3.. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording Atap Jenis Momen Mx (kgm) My (kgm) Beban Mati 6,69 8,7 Beban Hidup 6,44 43,0 Beban Angin Kombinasi Tekan Hisap Maksimum Minimum 5, ,59-50,69 66,88,86 66, Kontrol Terhadap Tegangan b. Kontrol terhadap tegangan maksimum Mx = 50,69 kgm = 5069 kgcm My = 66,88 kgm = 6688 kgcm σ = Mx Zx My Zy = , = 969, kg/cm < σ ijin = 600 kg/cm b. Kontrol terhadap tegangan Minimum Mx =,86 kgm = 86 kgcm. My = 66,88 kgm = 6688 kgcm. σ = Mx Zx My Zy BAB 3 Perencanaan Atap

56 digilib.uns.ac.id 37 = 86 3, = 90,5 kg/cm < σ ijin = 600 kg/cm Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : 00 x 00 x 0 x,3 E =, x 0 6 kg/cm qy =,037 kg/cm Ix = 6 cm 4 Px = 57,36 kg Iy = 40 cm 4 Py = 8,9 kg qx = 0,763 kg/cm Zijin , cm Z x = 4 5.q x.l 384.E.I y 3 Px.L 48.E.I y = Z y = 5x0,763x(300) 384x,.0 = 0,370 cm 5.q y.l E.I x 6 4 x40 P.L y 3 48.E.I x 57,36x300 48x, x40 = 4 5x,037 x(300) 6 384x,.0 x6 3 8,9x x,.0 x6 = 0,460 cm Z = Z x Z y = ( 0,370) (0,460) 0,590 cm Z Z ijin 0,590 cm, cm aman! BAB 3 Perencanaan Atap

57 Jadi, profil tipe lip channels in front to front arrangement ( digilib.uns.ac.id 38 ) dengan dimensi 00 x 00 x 0 x,3 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording Perencanaan Setengah Kuda-kuda a. Setengah kuda-kuda (K-) Rangka setengah kuda-kuda (K-), seperti terlihat pada gambar 3.0. : Gambar 3.0. Rangka setengah kuda-kuda (K-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Setengah Kuda-kuda (K-) Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel, seperti terlihat pada tabel 3.3. : Tabel 3.3. Perhitungan panjang batang rangka setengah kuda-kuda (K-) Nomor batang Panjang batang (m),, 3,00 4,00 5 0,70 6, 7,40 BAB 3 Perencanaan Atap

58 3.4.. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda (K-) digilib.uns.ac.id 39 a. Detail luasan atap setengah kuda-kuda (K-),seperti terlihat pada gambar 3.. : Gambar 3.. Luasan atap setengah kuda-kuda (K-) Panjang atap ac Panjang atap gi Panjang atap mo Panjang atap hb Panjang atap nh Panjang atap pn = 3 m =,5 m = 0,5 m =, + (0,5x,) =,83 m =, m = 0,6 m Luas acgi = ½ (ac + gi) hb = ½ (3 +,5),83 = 4,75 m Luas gimo = ½ (gi + mo) nh = ½ (,5 + 0,5), =, m BAB 3 Perencanaan Atap

59 Luas mop = ½ mo pn = ½ 0,5 0,6 = 0,55 m digilib.uns.ac.id 40 b. Detail luasan plafon setengah kuda-kuda (K-),seperti terlihat pada gambar 3.. : Gambar 3.. Luasan plafon setengah kuda-kuda (K-) Panjang plafon ac Panjang plafon df Panjang plafon jl Panjang plafon eb Panjang plafon ke Panjang plafon mk = m =,5 m = 0,5 m = 0,5 m = m = 0,5 m Luas acdf Luas dfjl = ½ (ac + df) eb = ½ ( +,5) 0,5 = 0,875 m = ½ (df + jl) ke BAB 3 Perencanaan Atap

60 digilib.uns.ac.id 4 Luas jlm = ½ (,5 + 0,5) = m = ½ jl mk = ½ 0,5 0,5 = 0,5 m Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) Data-data pembebanan : Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Berat profil kuda-kuda = 5 kg/m Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) akibat beban mati, seperti terlihat pada gambar 3.3. : Gambar 3.3. Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) akibat beban mati BAB 3 Perencanaan Atap

61 a). Perhitungan Beban. Beban Mati Beban P Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording ac = 8, x = 6,4 kg = Luas atap acgi x Berat atap = 4,75 x 50 = 05,88 kg = ½ x Btg ( + 3 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (, + ) x 5 = 7,75 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 7,75 = 8,35 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 7,75 =,775 kg = Luas plafon acdf x berat plafon = 0,875 x 8 = 5,75 kg digilib.uns.ac.id 4 Beban P Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording gi = 8, x = 8, kg = Luas atap atap gimo x berat atap =, x 50 = 6 kg = ½ x Btg ( commit + + to 5+6) user x berat profil kuda kuda BAB 3 Perencanaan Atap

62 = ½ x (, +, + 0,70 +,) x 5 = 54,5 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 54,5 = 6,35 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 54,5 = 5,45 kg digilib.uns.ac.id 43 Beban P 3 Beban atap = Luas atap mop x berat atap = 0,55 x 50 = 7,65 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( + 7) x berat profil kuda kuda = ½ x (, +,40 ) x 5 = 3,75 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 3,75 = 9,85 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 3,75 = 3,75 kg Beban P 4 Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x ( + +0,70) x 5 = 33,75 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 33,75 = 3,375 kg BAB 3 Perencanaan Atap

63 Beban plafon = Luas plafon dfjl x berat plafon = x 8 = 8 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 33,75 = 0,5 kg digilib.uns.ac.id 44 Beban P 5 Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x ( +, +,40) x 5 = 45,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 45,5 = 4,55 kg Beban plafon = Luas plafon jlm x berat plafon = 0,5 x 8 =,5 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 45,5 = 3,575 kg BAB 3 Perencanaan Atap

64 Beban Rekapitulasi perhitungan beban mati, seperti terlihat pada tabel 3.4. : Tabel 3.4. Rekapitulasi beban mati Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kudakuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyamb ung (kg) Beban Plafon (kg) digilib.uns.ac.id 45 Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 ( kg ) P P P P ,5 65 P , Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3 = 00 kg. 3. Beban Angin Pembebanan setengah kuda-kuda (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.4. : Gambar 3.4. Pembebanan setengah kuda-kuda (K-) akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 983) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 commit x 35) to user 0,40 = 0,3 BAB 3 Perencanaan Atap

65 digilib.uns.ac.id 46 W W W 3 = luas atap acgi x koef. angin tekan x beban angin = 4,75 x 0,3 x 5 = 30,88 kg = luas atap gimo x koef. angin tekan x beban angin =, x 0,3 x 5 = 9,5 kg = luas atap mop x koef. angin tekan x beban angin = 0,55 x 0,3 x 5 =,4 kg Rekapitulasi perhitungan beban angin, seperti terlihat pada tabel 3.5. : Tabel 3.5. Perhitungan Beban Angin Beban Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Angin (kg) W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 30,88 5,95 5 7,7 8 W 9,5 7, ,48 5 W 3,4 0,934 0,654 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setengah kuda-kuda (K-), seperti terlihat pada tabel 3.6. : Tabel 3.6. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda (K-) Batang Panjang batang Tarik (+) ( kg ) Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Tekan (-) Pmaks. σ ( kg ) 0,85. F P σ maks., , , ,63-4, , , ,78 7, ω F BAB 3 Perencanaan Atap

66 Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda (K-) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 7.85 kg F ijin = 600 kg/cm netto P σ maks. ijin cm F bruto =,5. F netto =,5. 0,7 cm = 0, cm Dicoba, menggunakan baja profil F =. 4,80 cm = 4,80 cm. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. σ 0,85. F 7,85 0,85. 4, kg/cm digilib.uns.ac.id 47 0,75 ijin 66,63 kg/cm 00 kg/cm. aman!! b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = kg lk =, m = cm Dicoba, menggunakan baja profil i x =,5 cm F =. 4,80 = 4.80 cm λ lk i x,5 80,795 λ g π E 0,7.σ,0cm leleh... dimana, σ leleh 400kg/cm BAB 3 Perencanaan Atap

67 digilib.uns.ac.id 48 λ s λ λ g 0, ,0 Karena s maka : = Kontrol tegangan yang terjadi : σ Pmaks..ω F kg/cm ijin 75, kg/cm.. aman!!! Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : a) P geser =. ¼.. d. geser BAB 3 Perencanaan Atap

68 =. ¼.. (,7). 960 = 430,96 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 743,0 kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 363,7 430,96 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 b),5 d S 7 d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S = 5 d = 5.,7 b. Batang tarik = 6,35 cm = 6 cm 0,5 ~ buah baut Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65 x,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : a) P geser =. ¼.. d. geser digilib.uns.ac.id 49 BAB 3 Perencanaan Atap

69 =. ¼.. (7). 960 = 430,96 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 473, kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 7,85 430,96 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm 0,~ buah baut ,7 digilib.uns.ac.id 50 Rekapitulasi perhitungan profil setengah kuda-kuda (K-), seperti terlihat pada tabel 3.7. : Tabel 3.7. Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda (K-) Nomor Dimensi Profil Baut (mm) Batang , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

70 b. Setengah kuda-kuda (K-) Rangka setengah kuda-kuda (K-), seperti terlihat pada gambar 3.5. : digilib.uns.ac.id 5 Gambar 3.5. Rangka setengah kuda-kuda (K-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Setengah Kuda-kuda (K-) Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel, seperti terlihat pada tabel 3.8. : Tabel 3.8. Perhitungan panjang batang rangka setengah kuda-kuda (K-) Nomor batang Panjang batang (m),83,83 3,50 4,50 5,04 6,83 7,0 BAB 3 Perencanaan Atap

71 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda (K-) digilib.uns.ac.id 5 a. Detail luasan atap setengah kuda-kuda (K-),seperti terlihat pada gambar 3.6. : Gambar 3.6. Luasan atap setengah kuda-kuda (K-) Panjang atap ac Panjang atap gi Panjang atap mo Panjang atap hb Panjang atap nh Panjang atap pn = 4 m =,5 m = 0,75 m =, + (0,5x,83) =,35 m =,83 m = 0,95 m Luas acgi = ½ (ac + gi) hb = ½ (4 +,5),35 = 6,67 m BAB 3 Perencanaan Atap

72 Luas gimo = ½ (gi + mo) nh = ½ (,5 + 0,75),83 =,745 m Luas mop = ½ mo pn = ½ 0,75 0,95 = 0,343 m digilib.uns.ac.id 53 b. Detail luasan plafon setengah kuda-kuda (K-), seperti terlihat pada gambar 3.7. : Gambar 3.7. Luasan plafon setengah kuda-kuda (K-) Panjang plafon ac Panjang plafon df Panjang plafon jl Panjang plafon eb Panjang plafon ke Panjang plafon mk = 3 m =,5 m = 0,75 m = 0,95 m =,83 m = 0,95 m BAB 3 Perencanaan Atap

73 digilib.uns.ac.id 54 Luas acdf Luas dfjl Luas jlm = ½ (ac + df) eb = ½ (3 +,5) 0,95 =,40 m = ½ (df + jl) ke = ½ (,5 + 0,75),83 =,745 m = ½ jl mk = ½ 0,75 0,95 = 0,343 m Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) Data-data pembebanan : Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Berat profil kuda-kuda = 5 kg/m Pembebanan Setengah Kuda-kuda (K-) akibat beban mati, seperti terlihat pada gambar 3.8. : Gambar 3.8. Pembebanan Setengah commit to Kuda-kuda user (K-) akibat beban mati BAB 3 Perencanaan Atap

74 a). Perhitungan Beban. Beban Mati Beban P Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording ac = 8, x 3 = 4.36 kg = Luas atap acgi x Berat atap = 6,67 x 50 = 333,6 kg = ½ x Btg ( + 3 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,83 +,50) x 5 = 4,65 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 4,65 =,488 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 4,65 = 4,65 kg = Luas plafon acdf x berat plafon =,40 x 8 = 43,36 kg digilib.uns.ac.id 55 Beban P Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording gi = 8. x,50 =.8 kg = Luas atap atap gimo x berat atap =,745 x 50 = 37,5 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,83 commit +,83 to +,04 user +,83) x 5 BAB 3 Perencanaan Atap

75 = 8,65 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 8,65 = 4,488 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban P 3 Beban atap Beban kuda-kuda = 0, x 8,65 = 8,65 kg = Luas atap mop x berat atap = 0,343 x 50 = 7,5 kg = ½ x Btg ( + 7) x berat profil kuda kuda = ½ x (,83 +,0) x 5 = 49,5 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 49,5 = 4,738 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban P 4 Beban kuda-kuda = 0, x 49,5 = 4,95 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,50 +,50 +,04) x 5 = 50,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 50,5 = 5,05 kg = Luas plafon dfjl x berat plafon =,745 x 8 = 49,4 kg digilib.uns.ac.id 56 BAB 3 Perencanaan Atap

76 Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda Beban P 5 Beban kuda-kuda = 0,3 x 50,5 = 5,5 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,50 +,83 +,0) x 5 = 67,875 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 67,875 = 6,7875 kg = Luas plafon jlm x berat plafon = 0,343 x 8 = 6,74 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 67,875 = 0,363 kg digilib.uns.ac.id 57 Beban Rekapitulasi perhitungan beban mati, seperti terlihat pada tabel 3.9. : Tabel 3.9. Rekapitulasi beban mati Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kudakuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyamb ung (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP 000 ( kg ) P P P P P BAB 3 Perencanaan Atap

77 . Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3 = 00 kg. digilib.uns.ac.id Beban Angin Pembebanan setengah kuda-kuda (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.9. : Gambar 3.9. Pembebanan setengah kuda-kuda (K-) akibat beban angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 983) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 35) 0,40 = 0,3 = luas atap acgi x koef. angin tekan x beban angin W W W 3 = 6,67 x 0,3 x 5 = 50,04 kg = luas atap gimo x koef. angin tekan x beban angin =,745 x 0,3 x 5 = 0,588 kg = luas atap mop x koef. angin tekan x beban angin = 0,343 x 0,3 x 5 =,573 kg BAB 3 Perencanaan Atap

78 Rekapitulasi perhitungan beban angin, seperti terlihat pada tabel 3.0. : Tabel 3.0. Perhitungan Beban Angin Beban Beban Wx (Untuk Input Angin (kg) W.Cos (kg) SAP000) W.Sin Wy digilib.uns.ac.id 59 (kg) (Untuk Input SAP000) W 50,04 40, ,70 9 W 0,588 6,865 7,809 W 3,573,08,479 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setengah kuda-kuda (K-), seperti terlihat pada tabel 3.. : Tabel 3.. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-kuda (K-) Batang Panjang batang Tarik (+) ( kg ) Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Tekan (-) Pmaks. σ ( kg ) 0,85. F P σ maks., , , , , , , ω F Perencanaan Profil Setengah Kuda- kuda (K-) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 407,64 kg F ijin = 600 kg/cm netto P σ maks. ijin 407, ,5 commit cm to user BAB 3 Perencanaan Atap

79 F bruto =,5. F netto =,5. 0,5 cm = 0,9 cm Dicoba, menggunakan baja profil F =. 4,80 cm = 4,80 cm. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. σ 0,85. F 407,64 0,85. 4,80 99,9kg/cm digilib.uns.ac.id 60 0,75 ijin 99,9kg/cm 00 kg/cm. aman!! b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 555, kg lk =,83 m = 83 cm Dicoba, menggunakan baja profil i x =,5 cm F =. 4,80 = 4,80 cm λ lk i x 83,5,9 λ g π E 0,7.σ,0cm leleh... dimana, σ leleh 400kg/cm λ s λ λ g,09,9,0 s x Karena s maka :,38.,38,09, 839 Kontrol tegangan yang terjadi : BAB 3 Perencanaan Atap

80 digilib.uns.ac.id 6 σ Pmaks..ω F 555,.,839 4,80 38,9kg/cm ijin 38,9 600 kg/cm.. aman!!! Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (,7). 960 = 430,96 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 743,0 kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, BAB 3 Perencanaan Atap

81 digilib.uns.ac.id 6 n P P maks. geser ,96 0,3 ~ buah baut Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : c),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm d),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65 x,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : c) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (7). 960 = 430,96 kg d) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 473, kg BAB 3 Perencanaan Atap

82 P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 407,64 430,96 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm 0.7 ~ buah baut digilib.uns.ac.id 63 Rekapitulasi perhitungan profil setengah kuda-kuda (K-), seperti terlihat pada tabel 3.. : Tabel 3.. Rekapitulasi perencanaan profil setengah kuda-kuda (K-) Nomor Dimensi Profil Baut (mm) Batang , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

83 3.5. Perencanaan Jurai a. Jurai (K-) Rangka jurai (KJ-), seperti terlihat pada gambar 3.0. : digilib.uns.ac.id 64 Gambar 3.0. Rangka jurai (KJ-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Jurai (KJ-) Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel, seperti terlihat pada tabel 3.3. : Tabel 3.3. Perhitungan panjang batang rangka jurai (KJ-) Nomor batang Panjang batang (m),58,58 3,4 4,4 5 0,70 6,58 7,40 BAB 3 Perencanaan Atap

84 3.5.. Perhitungan Luasan Jurai (KJ-) a. Detail luasan atap jurai (KJ-),seperti terlihat pada gambar 3.. : digilib.uns.ac.id 65 Gambar 3.. Luasan atap jurai (KJ-) Panjang atap po = 0,5 x, = 0,6m Panjang atap po = o l = l i = i f Panjang atap bc =,50 m Panjang atap pf = 4 x 0,6 =,44 m Panjang atap ef =,00 m Panjang atap hi = 0,75 m Panjang atap kl = 0,50 m Panjang atap no = 0,5 m a. Luas atap abcghi = ( x ( bc hi x c i ) = ( x (,5 0,75 x,83) commit to user BAB 3 Perencanaan Atap

85 = 4,75 m digilib.uns.ac.id 66 b. Luas atap ghimno = ( x ( hi no x i o ) 0,75 0,5 = ( x ( x,) =, m c. Luas atap mnop = x ( ½ x no x po ) = x ( ½ x 0,5 x 0,6) = 0,55 m Panjang Gording def = de+ ef = + = m Panjang Gording jkl = jk+ kl = 0,5 + 0,5 = m b. Detail luasan plafon jurai (KJ-),seperti terlihat pada gambar 3.. : Gambar 3.. commit Luasan to plafon user jurai (KJ-) BAB 3 Perencanaan Atap

86 digilib.uns.ac.id 67 Panjang plafon bc Panjang plafon ef Panjang plafon hi Panjang plafon kl Panjang plafon c f Panjang plafon f l Panjang plafon ml = m =,5 m = 0,5 m = 0,5 m = 0,5 m = m = 0,5 m Luas plafon abcdef = ( x ( bc ef xc f ) = ( x (,5 x 0,5) =,75 m Luas plafon defjkl = ( x ( ef kl x l f ) Luas plafon jklm = ( x (,5 0,5 = x ( ½ x kl x ml ) x ) =,75 m = x ( ½ x 0,5 x 0,5) = 0,5 m Perhitungan Pembebanan Jurai (KJ-) Data-data pembebanan : Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Berat profil kuda-kuda = 5 kg/m BAB 3 Perencanaan Atap

87 digilib.uns.ac.id 68 Pembebanan jurai (KJ-) akibat beban mati, seperti terlihat pada gambar 3.3. : Gambar 3.3. Pembebanan jurai (KJ-) akibat beban mati a. Perhitungan Beban. Beban Mati Beban P Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording def = 8, x = 6,4 kg Beban atap = Luas atap abcghi x Berat atap = 4,75 x 50 = 05,875 kg Beban plafon = Luas plafon abcdef x berat plafon =,75 x 8 = 3,5 kg Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( + 3 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,58+,4) x 5 = 37,5 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 37,5 =,5 kg Beban bracing = 0 x beban commit kuda-kuda to user BAB 3 Perencanaan Atap

88 Beban P Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = 0, x 37,5 = 3,75 kg = Berat profil gording x Panjang Gording jkl = 8, x = 8, kg = Luas atap ghimno x berat atap =, x 50 = 6 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,58 +,58 + 0,70 +,58) x 5 = 68 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 68 = 0,4 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban P 3 Beban atap Beban kuda-kuda = 0, x 68 = 6,8 kg = Luas atap mnop x berat atap = 0,55 x 50 = 7,65 kg = ½ x Btg ( + 7) x berat profil kuda kuda = ½ x (,58 +,40) x 5 = 37,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 37,5 = 3,75 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 37,5 digilib.uns.ac.id 69 BAB 3 Perencanaan Atap

89 Beban P 4 Beban kuda-kuda =,75 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,4 +,4 + 0,70) x 5 = 44,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 44,5 = 4,45 kg = Luas plafon defjkl x berat plafon =,75 x 8 = 3,5 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda Beban P 5 Beban kuda-kuda = 0,3 x 44,5 = 3,75 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,4 +,58 +,40) x 5 = 55 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 55 = 5,5 kg = Luas plafon jklmx berat plafon = 0,5 x 8 = 9 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 55 = 6,5 kg digilib.uns.ac.id 70 BAB 3 Perencanaan Atap

90 Rekapitulasi Pembebanan Jurai (K-), seperti terlihat pada tabel 3.4. : Tabel 3.4. Rekapitulasi Pembebanan Jurai (K-) Beban Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambung (kg) digilib.uns.ac.id 7 Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP P P P P P (kg). Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3 = 00 kg 3. Beban Angin Pembebanan jurai (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.4. : Gambar 3.4. Pembebanan Jurai (K-) Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m. Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 6) 0,40 = 0, W = luas atap abcghi x koef. angin tekan x beban angin = 4,75 x 0, x 5 BAB 3 Perencanaan Atap

91 digilib.uns.ac.id 7 W W 3 =,35 kg = luas atap ghimno x koef. angin tekan x beban angin =, x 0, x 5 = 3,66 kg = luas atap mnop x koef. angin tekan x beban angin = 0,55 x 0, x 5 = 0,46 kg Rekapitulasi pembebanan jurai (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada tabel 3.5. : Tabel 3.5. Rekapitulasi pembebanan jurai (K-) akibat beban angin Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W,35,0 5,4 5 W 3,66 3,9 3,60 W 3 0,46 0,4 0,0 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai, seperti terlihat pada tabel 3.6. : Tabel 3.6. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai (K-) Batang Panjang batang Tarik (+) ( kg ) Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Tekan (-) Pmaks. σ ( kg ) 0,85. F 7,40 - commit 33.8 to user P σ maks., , , , , , ω F BAB 3 Perencanaan Atap

92 Perencanaan Profil Jurai (K-) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = kg F ijin = 600 kg/cm netto P σ maks. ijin cm F bruto =,5. F netto =,5. 0,9 cm = 0,3335 cm Dicoba, menggunakan baja profil F =. 4,80 cm = 4,80 cm. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. σ 0,85. F ,85. 4,80 3,70kg/cm digilib.uns.ac.id 73 0,75 ijin 3,70 kg/cm 00 kg/cm. aman!! b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 58.6 kg lk =,58 m = 58 cm Dicoba, menggunakan baja profil i x =,5 cm F =. 4,80 = 4,80 cm λ lk i x 58,5 04,636 λ g π E 0,7.σ,0cm leleh... dimana, σ leleh 400kg/cm BAB 3 Perencanaan Atap

93 digilib.uns.ac.id 74 λ s λ λ g 0,94 04,636,0 Karena s maka : = Kontrol tegangan yang terjadi : σ Pmaks..ω F 58,6. 4,80 0,05kg/cm ijin 0, kg/cm.. aman!!! Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (,7). 960 = 430,96 kg BAB 3 Perencanaan Atap

94 b) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 743,0 kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser ,96 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : e),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 f),5 d S 7 d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S = 5 d = 5.,7 b. Batang tarik = 6,35 cm = 6 cm 0,8 ~ buah baut Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65 x,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, Kekuatan baut : = 400 kg/cm e) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (7). 960 digilib.uns.ac.id 75 BAB 3 Perencanaan Atap

95 = 430,96 kg f) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 473, kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser ,96 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm 0,9~ buah baut digilib.uns.ac.id 76 Rekapitulasi perhitungan profil Jurai (K-), seperti terlihat pada tabel 3.7. : Tabel 3.7. Rekapitulasi perencanaan profil jurai (K-) Nomor Dimensi Profil Baut (mm) Batang , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

96 b. Jurai (K-) Rangka jurai (KJ-), seperti terlihat pada gambar 3.5. : digilib.uns.ac.id 77 Gambar 3.5. Rangka jurai (KJ-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Jurai (KJ-) Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel, seperti terlihat pada tabel 3.8. : Tabel 3.8. Perhitungan panjang batang rangka jurai (KJ-) Nomor batang Panjang batang (m),37,37 3, 4, 5,05 6,37 7,0 BAB 3 Perencanaan Atap

97 Perhitungan Luasan Jurai (KJ-) a. Detail luasan atap jurai (KJ-),seperti terlihat pada gambar 3.6. : digilib.uns.ac.id 78 Gambar 3.6. Luasan atap jurai (KJ-) Panjang atap po Panjang atap po Panjang atap bc Panjang atap pf Panjang atap ef Panjang atap hi Panjang atap kl Panjang atap no = 0,5 x,83 = 0,95 m = o l = l i = i f =,00 m = 4 x 0,95 = 3,66 m =,50 m =,3 m = 0,75 m = 0,38 m a. Luas atap abcghi = ( x ( bc hi x c i ) = ( x ( = 6,68 m,3 x,35) BAB 3 Perencanaan Atap

98 digilib.uns.ac.id 79 b. Luas atap ghimno = ( x ( hi no x i o ) = ( x ( =,76 m,3 0,38 c. Luas atap mnop = x ( ½ x no x po ) = x ( ½ x 0,38 x 0,95) = 0,35 m x,83) Panjang Gording def = de+ ef =,50 +,50 = 3 m Panjang Gording jkl = jk+ kl = 0,75 + 0,75 =,5 m BAB 3 Perencanaan Atap

99 b. Detail luasan plafon jurai (KJ-),seperti terlihat pada gambar 3.7. : digilib.uns.ac.id 80 Gambar 3.7. Luasan plafon jurai (KJ-) Panjang plafon bc Panjang plafon ef Panjang plafon hi Panjang plafon kl Panjang plafon c f Panjang plafon f l Panjang plafon ml =,5 m =,3 m = 0,75 m = 0,38 m = 0,75 m =,50 m = 0,75 m Luas plafon abcdef = ( x ( bc ef xc f ) = ( x (,5,3 x 0,75) =,97 m Luas plafon defjkl = ( x ( ef kl x l f ) BAB 3 Perencanaan Atap

100 digilib.uns.ac.id 8 Luas plafon jklm = ( x (,3 0,38 = x ( ½ x kl x ml ) x,50) =,7 m = x ( ½ x 0,38 x 0,75) = 0,9 m Perhitungan Pembebanan Jurai (KJ-) Data-data pembebanan : Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Berat profil kuda-kuda = 5 kg/m Pembebanan jurai (KJ-) akibat beban mati, seperti terlihat pada gambar 3.8. : a. Perhitungan Beban. Beban Mati Gambar 3.8. Pembebanan jurai (KJ-) akibat beban mati Beban P Beban gording Beban atap = Berat profil gording x Panjang Gording def = 8, x 3 = 4,36 kg = Luas atap commit abcghi to x Berat user atap BAB 3 Perencanaan Atap

101 Beban plafon Beban kuda-kuda = 6,68 x 50 = 334 kg = Luas plafon abcdef x berat plafon =,97 x 8 = 35,46 kg = ½ x Btg ( + 3 ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,37+,) x 5 = 56,3 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 56,3 = 6,84 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban P Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = 0, x 56,3 = 5,63 kg = Berat profil gording x Panjang Gording jkl = 8, x,5 =,8 kg = Luas atap ghimno x berat atap =,76 x 50 = 38 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (,37 +,37 +,05 +,37) x 5 = 0 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 0 = 30,6 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 0 = 0, kg digilib.uns.ac.id 8 BAB 3 Perencanaan Atap

102 Beban P 3 Beban atap Beban kuda-kuda = Luas atap mnop x berat atap = 0,35 x 50 = 7,5 kg = ½ x Btg ( + 7) x berat profil kuda kuda = ½ x (,37 +,0) x 5 = 55,88 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 55,88 = 5,588 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda Beban P 4 Beban kuda-kuda = 0,3 x 55,88 = 6,76 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (, +, +,05) x 5 = 66,3 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 66,3 = 6,63 kg = Luas plafon defjkl x berat plafon =,7 x 8 = 40,86 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 66,3 = 9,84 kg digilib.uns.ac.id 83 Beban P 5 Beban kuda-kuda = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (, +,37 +,0) x 5 = 8,38 kg BAB 3 Perencanaan Atap

103 Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 8,38 = 8,38 kg = Luas plafon jklm x berat plafon = 0,9 x 8 = 5, kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 8,38 = 4,7 kg digilib.uns.ac.id 84 Rekapitulasi Pembebanan Jurai (K-), seperti terlihat pada tabel 3.9. : Tabel 3.9. Rekapitulasi Pembebanan Jurai (K-) akibat Beban Mati Beb an Beban Atap (kg) Beban gording (kg) Beban Kuda - kuda (kg) Beban Bracing (kg) Beban Plat Penyambung (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP P P P P P (kg). Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3 = 00 kg BAB 3 Perencanaan Atap

104 3. Beban Angin digilib.uns.ac.id 85 Pembebanan jurai (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada gambar 3.9. : Gambar 3.9. Pembebanan Jurai (K-) Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m. Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 6) 0,40 = 0, W W W 3 = luas atap abcghi x koef. angin tekan x beban angin = 6,68 x 0, x 5 = 0,04 kg = luas atap ghimno x koef. angin tekan x beban angin =,76 x 0, x 5 = 8,8 kg = luas atap mnop x koef. angin tekan x beban angin = 0,35 x 0, x 5 =,05 kg BAB 3 Perencanaan Atap

105 digilib.uns.ac.id 86 Rekapitulasi pembebanan jurai (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada tabel 3.0. : Tabel 3.0. Rekapitulasi pembebanan jurai (K-) akibat beban angin Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 0,04 8,0 8 8,79 9 W 8,8 7,44 7 3,63 4 W 3,05 0,94 0,46 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai, seperti terlihat pada tabel 3.. : Tabel 3.. Rekapitulasi Gaya Batang Jurai (K-) Batang Panjang batang Tarik (+) ( kg ) Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Tekan (-) Pmaks. σ ( kg ) 0,85. F P σ maks., , , , , , , ω F Perencanaan Profil Jurai (K-) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = kg F ijin = 600 kg/cm netto P σ maks. ijin commit cm to user BAB 3 Perencanaan Atap

106 F bruto =,5. F netto =,5. 0,43 cm = 0,475 cm Dicoba, menggunakan baja profil F =. 4,80 cm = 4,80 cm. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. σ 0,85. F 660,79 0,85. 4,80 6,96kg/cm digilib.uns.ac.id 87 0,75 ijin 6,96 kg/cm 00 kg/cm. aman!! b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = kg lk =,37 m = 37 cm Dicoba, menggunakan baja profil i x =,5 cm F =. 4,80 = 4,80 cm λ lk i x 37,5 56,954 λ g π E 0,7.σ,0cm leleh... dimana, σ leleh 400kg/cm λ s λ λ g,44 56,954,0 s x Karena s maka : =,38.,38,44 4, 76 BAB 3 Perencanaan Atap

107 Kontrol tegangan yang terjadi : σ Pmaks..ω F 759,0.4,76 4,8 75,59kg/cm digilib.uns.ac.id 88 ijin 75, kg/cm.. aman!!! Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (,7). 960 = 430,96 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 743,0 kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, BAB 3 Perencanaan Atap

108 digilib.uns.ac.id 89 n P P maks. geser 759,0 430,96 0,3 ~ buah baut Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : g),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm h),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm b. Batang tarik Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65 x,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : g) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (7). 960 = 430,96 kg h) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 473, kg BAB 3 Perencanaan Atap

109 P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 660,79 430,96 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm 0,7~ buah baut digilib.uns.ac.id 90 Rekapitulasi perhitungan profil Jurai (K-), seperti terlihat pada tabel 3.. : Tabel 3.. Rekapitulasi perencanaan profil jurai (K-) Nomor Dimensi Profil Baut (mm) Batang , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

110 3.6. Perencanaan Kuda-kuda Utama A (K-) a. Kuda-kuda utama A (K-) Rangka kuda-kuda utama (K-), seperti terlihat pada gambar : digilib.uns.ac.id 9 Gambar Rangka kuda-kuda utama (K-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Kuda-kuda Utama (K-) Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel, seperti terlihat pada tabel 3.3. : Tabel 3.3. Perhitungan panjang batang rangka kuda-kuda utama (K-) Nomor batang Panjang batang (m),00,00 3,00 4,00 5, 6, 7, 8, 9 0,70 0,,40, 3 0,70 BAB 3 Perencanaan Atap

111 3.6.. Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama A (K-) digilib.uns.ac.id 9 a. Detail luasan atap setengah kuda-kuda utama A (K-), seperti terlihat pada gambar 3.3. : Gambar 3.3. Luasan atap kuda-kuda utama A (K-) Panjang atap gl = 3 x, = 3,66 m Panjang atap fl = m Panjang atap lq =,5 m Panjang atap kp = m Panjang atap jo = 0,75 m Panjang atap in = 0,50 m Panjang atap hm = 0,5 m Luas atap dfoq = ( df x fl ) + ( jo lq x df ) = (,83 x ) + ( = 3,43 m 0,75 x,83) BAB 3 Perencanaan Atap

112 digilib.uns.ac.id 93 Luas atap bdmo = ( bd x dj ) + ( hm jo x bd ) = (, x ) + ( 0,5 0,75 x,) =,83 m Luas atap abgm = ( ab x bh ) + (0,5 x gh x hm ) = (0,6 x ) + (0,5 x 0,6 x 0,5) = 0,69 m Panjang Gording ep = m Panjang Gording cn =,5 m Panjang Gording ag = m b. Detail luasan plafon setengah kuda-kuda utama A (K-),seperti terlihat pada gambar 3.3. : Gambar 3.3. Luasan plafon setengah kuda-kuda Utama A (K-) Panjang plafon fj Panjang plafon ab Panjang plafon en = m = bc = cd = de = 0,5 m = m BAB 3 Perencanaan Atap

113 digilib.uns.ac.id 94 Panjang plafon dm Panjang plafon bk Panjang plafon af =,75 m =,5 m = m Luas plafon demn = ½ (dm + en) de = ½ (,75 +,5) 0,5 = 0,8 m Luas plafon bdkm = ½ (bk + dm) bd = ½ (,5 +,75) =,5 m Luas plafon abfk = ½ (af + bk) ab = ½ ( +,5) 0,5 = 0,56 m Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A (K-) Data-data pembebanan : Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Berat profil kuda-kuda = 5 kg/m Pembebanan Kuda-kuda Utama A (K-) akibat beban mati, seperti terlihat pada gambar : Gambar Pembebanan Kuda-kuda commit to Utama user A (K-) akibat beban mati BAB 3 Perencanaan Atap

114 a). Perhitungan Beban. Beban Mati Beban P = P 5 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording en = 8, x = 6,4 kg = Luas atap dfoq x Berat atap = 3,43 x 50 = 7,5 kg = ½ x Btg ( + 5) x berat profil kuda kuda = ½ x ( +,) x 5 = 7,75 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 7,75 = 8,35 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 7,75 =,775 kg = Luas plafon demn x berat plafon = 0,8 x 8 = 4,58 kg digilib.uns.ac.id 95 Beban P = P 4 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = Berat profil gording x Panjang Gording gi = 8. x,5 =,8 kg = Luas atap bdmo x berat atap =,83 x 50 = 9,5 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (, commit +, to + 0,70 user +,) x 5 BAB 3 Perencanaan Atap

115 = 54,5 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 54,5 = 6,35 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban P 3 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = 0, x 54,5 = 5,45 kg = Berat profil gording x panjang gording ag = 8, x = 8, kg = ( x Luas atap abgm ) x berat atap = ( x 0,69) x 50 = 69 kg = ½ x Btg (6+7 +) x berat profil kuda kuda = ½ x (, +, +,) x 5 = 45,75 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 45,75 = 3,75 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 45,75 = 4,575 kg digilib.uns.ac.id 96 Beban P 6 = P 8 Beban kuda-kuda Beban plafon = ½ x Btg ( + + 9) x berat profil kuda kuda = ½ x ( + + 0,70) x 5 = 33,75 kg = Luas plafon bdkm x berat plafon =,5 x 8 = 7 kg BAB 3 Perencanaan Atap

116 Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 33,75 = 0,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban P 7 Beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 33,75 = 3,375 kg = ½ x Btg (+3+0++) x berat profil kuda kuda = ½ x (++,+,40+,) x 5 = 73 kg = ( x luas plafon abfk) x berat plafon = ( x 0,56 ) x 8 = 0,6 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 73 =,9 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 73 = 7,3 kg digilib.uns.ac.id 97 Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama A (K-) akibat beban mati, seperti terlihat pada tabel 3.4. : Tabel 3.4. Rekapitulasi Beban Mati Beban Beban Beban Beban Beban Beban Jumlah Input Beban Atap gording Kuda - Bracing Plat Plafon Beban SAP kuda sambung (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P =P 5 7, ,75,775 8,35 4, P =P 4 9,5.8 54,5 5,45 6, P ,75 commit to 4,575 user 3, BAB 3 Perencanaan Atap

117 digilib.uns.ac.id 98 P 6 =P ,75 3,375 0, P ,3,9 0,6.36. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4, P 5 = 00 kg 3. Beban Angin Pembebanan Kuda-kuda Utama A (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada gambar : Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama A (K-) Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m. Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 W W = (0,0 x 35) 0,40 = 0,3 = luas atap dfoq x koef. angin tekan x beban angin = 3,43 x 0,3 x 5 = 5,75 kg = luas atap bdmo x koef. angin tekan x beban angin =,83 x 0,3 x 5 BAB 3 Perencanaan Atap

118 W 3 = 3,75 kg = luas atap abgm x koef. angin tekan x beban angin = 0,69 x 0,3 x 5 = 5,75 kg Koefisien angin hisap = - 0,40 W 4 W 5 W 6 = luas atap abgm x koef. angin tekan x beban angin = 0,69 x (-0,4) x 5 = -6,9 kg = luas atap bdmo x koef. angin tekan x beban angin =,83 x (-0,4) x 5 = -8,3 kg = luas atap dfoq x koef. angin tekan x beban angin = 3,43 x (-0,4) x 5 = -34,3 kg digilib.uns.ac.id 99 Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama A (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada tabel 3.5. : Tabel 3.5. Perhitungan Beban Angin Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 5, W 3, W 3 5, W 4-6, W 5-8, W 6-34, Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang Kuda-kuda utama A (K-), seperti terlihat pada tabel 3.6. : BAB 3 Perencanaan Atap

119 Tabel 3.6. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama A (K-) Batang Panjang batang Tarik (+) ( kg ) digilib.uns.ac.id 00 Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Tekan (-) Pmaks. σ ( kg ) 0,85. F P σ maks., , , , , , , , ,6 9 0, , , , , ω F Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A (K-) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = kg F ijin = 600 kg/cm netto P σ maks. ijin cm F bruto =,5. F netto =,5. 0,65 cm = 0.75 cm Dicoba, menggunakan baja profil F =. 4,80 cm = 4,80 cm. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : BAB 3 Perencanaan Atap

120 digilib.uns.ac.id 0 σ Pmaks. 0,85. F ,85. 4, kg/cm 0,75 ijin 55.6 kg/cm 00 kg/cm. aman!! b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 0.47 kg lk =, m = cm Dicoba, menggunakan baja profil i x =,5 cm F =. 4,80 = 4,80 cm λ lk i x,5 80,795 λ λ g s π E 0,7.σ,0cm λ λ g 0.73 leleh 80,795,0 Karena s maka : =... dimana, σ leleh 400kg/cm Kontrol tegangan yang terjadi : σ Pmaks..ω F 0,47. 4,80 54,6kg/cm ijin 54,6 600 kg/cm.. aman!!! BAB 3 Perencanaan Atap

121 digilib.uns.ac.id Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, = 400 kg/cm Kekuatan baut : a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (,7). 960 = 430,96 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 743,0 kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 0,47 430,96 0,5 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : i),5 d S 3 d ~ buah baut Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm BAB 3 Perencanaan Atap

122 j),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 b. Batang tarik = 6,35 cm = 6 cm Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65 x,7 = 7,94 mm. Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, Kekuatan baut : = 400 kg/cm i) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (7). 960 = 430,96 kg j) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 473, kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser ,96 Digunakan : buah baut 0,43~ buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5 d S 3 d digilib.uns.ac.id 03 BAB 3 Perencanaan Atap

123 Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm digilib.uns.ac.id 04 Rekapitulasi perhitungan profil Kuda-kuda Utama A (K-), seperti terlihat pada tabel 3.7. : Tabel 3.7. Rekapitulasi perencanaan profil Kuda-kuda Utama A (K-) Nomor Dimensi Profil Baut (mm) Batang , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

124 Perencanaan Kuda-kuda Utama B (K-) a. Kuda-kuda utama B (K-) Rangka kuda-kuda utama (K-), seperti terlihat pada gambar : digilib.uns.ac.id 05 Gambar Rangka kuda-kuda utama (K-) Perhitungan Panjang Batang Rangka Kuda-kuda Utama (K-) Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel, seperti terlihat pada tabel 3.8. : Tabel 3.8. Perhitungan panjang batang rangka kuda-kuda utama (K-) Nomor batang Panjang batang (m),00,00 3,00 4,00 5, 6, 7, 8, 9 0,70 0,,40, 3 0,70 BAB 3 Perencanaan Atap

125 Perhitungan Luasan Setengah Kuda-kuda Utama B (K-) digilib.uns.ac.id 06 a. Detail luasan atap setengah kuda-kuda utama B (K-), seperti terlihat pada gambar : Gambar Luasan atap kuda-kuda utama B (K-) Panjang atap am Panjang atap gh Panjang atap hj Panjang atap jl = bn = dp = fr = 4 m = 0,6 m =, m = 0,6 +, =,83 m Luas atap dfjlpr = jl x fr =,83 x 4 = 7,3 m Luas atap bdhjnp = hj x dp =, x 4 = 4,88 m Luas atap abghmn = gh x bn = 0,6 x 4 =,44 m BAB 3 Perencanaan Atap

126 Panjang Gording am = 4 m Panjang Gording co = 4 m Panjang Gording eq = 4 m digilib.uns.ac.id 07 b. Detail luasan plafon setengah kuda-kuda utama B (K-),seperti terlihat pada gambar : Gambar Luasan plafon setengah kuda-kuda Utama B (K-) Panjang plafon ak Panjang plafon fg Panjang plafon gi = bl = dn = eo = 4 m = ij = 0,5 m = m Luas plafon deijno = ij x eo = 0,5 x 4 = m Luas plafon bdgiln = gi x dn = x 4 = 4 m BAB 3 Perencanaan Atap

127 Luas plafon abfgkl = fg x bl = 0,5 x 4 = m digilib.uns.ac.id Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B (K-) Data-data pembebanan : Berat gording = 8, kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Berat profil kuda-kuda = 5 kg/m Pembebanan Kuda-kuda Utama B (K-) akibat beban mati, seperti terlihat pada gambar : Gambar Pembebanan Kuda-kuda Utama B (K-) akibat beban mati a). Perhitungan Beban. Beban Mati Beban P = P 5 Beban gording = Berat profil gording x Panjang Gording eq = 8, x 4 = 3,48 kg BAB 3 Perencanaan Atap

128 Beban atap Beban kuda-kuda = Luas atap dfjlpr x Berat atap = 7,3 x 50 = 366 kg = ½ x Btg ( + 5) x berat profil kuda kuda = ½ x ( +,) x 5 = 7,75 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 7,75 = 8,35 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban plafon Beban P = P 4 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = 0, x 7,75 =,775 kg = Luas plafon deijno x berat plafon = x 8 = 36 kg = Berat profil gording x Panjang Gording co = 8. x 4 = 3,48 kg = Luas atap bdhjnp x berat atap = 4,88 x 50 = 44 kg = ½ x Btg ( ) x berat profil kuda kuda = ½ x (, +, + 0,70 +,) x 5 = 54,5 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 54,5 = 6,35 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 54,5 digilib.uns.ac.id 09 BAB 3 Perencanaan Atap

129 Beban P 3 Beban gording Beban atap Beban kuda-kuda = 5,45 kg = Berat profil gording x panjang gording am = 8, x 4 = 3,48 kg = ( x Luas atap abghmn) x berat atap = ( x,44) x 50 = 44 kg = ½ x Btg (6+7 +) x berat profil kuda kuda = ½ x (, +, +,) x 5 = 45,75 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 45,75 = 3,75 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda Beban P 6 = P 8 Beban kuda-kuda Beban plafon = 0, x 45,75 = 4,575 kg = ½ x Btg ( + + 9) x berat profil kuda kuda = ½ x ( + + 0,70) x 5 = 33,75 kg = Luas plafon bdgiln x berat plafon = 4 x 8 = 7 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 33,75 = 0,5 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 33,75 = 3,375 kg digilib.uns.ac.id 0 BAB 3 Perencanaan Atap

130 Beban P 7 Beban kuda-kuda Beban plafon = ½ x Btg (+3+0++) x berat profil kuda kuda = ½ x (++,+,40+,) x 5 = 73 kg = ( x luas plafon abfgkl) x berat plafon = ( x ) x 8 = 7 kg Beban plat sambung = 30 x beban kuda-kuda = 0,3 x 73 =,9 kg Beban bracing = 0 x beban kuda-kuda = 0, x 73 = 7,3 kg digilib.uns.ac.id Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama B (K-) akibat beban mati, seperti terlihat pada tabel 3.9. : Tabel 3.9. Rekapitulasi Beban Mati Beban Beban Beban Beban Beban Beban Jumlah Input Beban Atap gording Kuda - Bracing Plat Plafon Beban SAP kuda sambung (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) P =P ,48 7,75,775 8, P =P ,48 54,5 5,45 6, P ,48 45,75 4,575 3, P 6 =P ,75 3,375 0, P ,3, Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4, P 5 = 00 kg 3. Beban Angin BAB 3 Perencanaan Atap

131 digilib.uns.ac.id Pembebanan Kuda-kuda Utama B (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada gambar : Gambar Pembebanan Kuda-Kuda Utama B (K-) Akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m. Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 x 35) 0,40 = 0,3 W W W 3 = luas atap dfjlpr x koef. angin tekan x beban angin = 7,3 x 0,3 x 5 = 54,9 kg = luas atap bdhjnp x koef. angin tekan x beban angin = 4,88 x 0,3 x 5 = 36,6 kg = luas atap abghmn x koef. angin tekan x beban angin =,44 x 0,3 x 5 = 8,3 kg Koefisien angin hisap = - 0,40 W 4 = luas atap abghmn x koef. angin tekan x beban angin =,44 x (-0,4) x 5 = -4,4 kg BAB 3 Perencanaan Atap

132 digilib.uns.ac.id 3 W 5 W 6 = luas atap bdhjnp x koef. angin tekan x beban angin = 4,88 x (-0,4) x 5 = -48,8 kg = luas atap dfjlpr x koef. angin tekan x beban angin = 7,3 x (-0,4) x 5 = -73, kg Rekapitulasi pembebanan kuda-kuda utama B (K-) akibat beban angin, seperti terlihat pada tabel : Tabel Perhitungan Beban Angin Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 54,9 44, ,49 3 W 36,6 9, ,99 W 3 8,3 4,99 5 0,50 W 4-4,4-9,99 0-3,99 4 W 5-48,8-39, ,99 8 W 6-73, 59, ,99 4 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang Kuda-kuda utama B (K-), seperti terlihat pada tabel 3.3. : Tabel 3.3. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama B (K-) Batang Panjang batang Tarik (+) ( kg ) Kombinasi Tarik (+) Tekan (-) Tekan (-) Pmaks. σ ( kg ) 0,85. F 3, P σ maks., , ω F BAB 3 Perencanaan Atap

133 4, digilib.uns.ac.id 4 5, , , , , , , , , Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B (K-) a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = kg F ijin = 600 kg/cm netto P σ maks. ijin 694,64 600,06 cm F bruto =,5. F netto =,5.,06 cm =, cm Dicoba, menggunakan baja profil F =. 4,80 cm = 4,80 cm. F = penampang profil dari tabel profil baja Kontrol tegangan yang terjadi : Pmaks. σ 0,85. F 694,64 0,85. 4,80 45,35kg/cm 0,75 ijin 45,35 kg/cm 00 kg/cm. aman!! BAB 3 Perencanaan Atap

134 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = kg lk =, m = cm Dicoba, menggunakan baja profil i x =,5 cm F =. 4,80 = 4,80 cm λ lk i x,5 80,795 digilib.uns.ac.id 5 λ λ g s π E 0,7.σ,0cm λ λ g 0.73 leleh 80,795,0 Karena s maka : = Kontrol tegangan yang terjadi : σ Pmaks..ω F ,80 404,90kg/cm... dimana, σ leleh 400kg/cm ijin 404, kg/cm.. aman!!! Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm. BAB 3 Perencanaan Atap

135 Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. Kekuatan baut : ijin =, = 400 kg/cm a) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (,7). 960 = 430,96 kg b) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 743,0 kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser ,96 Digunakan : buah baut 0,8 Perhitungan jarak antar baut : k),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 l),5 d S 7 d = 3,75 cm = 3 cm Diambil, S = 5 d = 5.,7 b. Batang tarik = 6,35 cm = 6 cm ~ buah baut Digunakan alat sambung baut-mur. Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 3,7 mm. Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65 x,7 = 7,94 mm. digilib.uns.ac.id 6 BAB 3 Perencanaan Atap

136 Menggunakan tebal plat 8 mm Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, Kekuatan baut : = 400 kg/cm k) P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (7). 960 = 430,96 kg l) P desak =. d. tumpuan = 0,9., = 473, kg P yang menentukan adalah P geser = 430,96 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser ,96 Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut : a),5 d S 3 d Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 cm = 3 cm b),5 d S 7 d Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 6,35 cm = 6 cm 0,7 ~ buah baut digilib.uns.ac.id 7 BAB 3 Perencanaan Atap

137 digilib.uns.ac.id 8 Rekapitulasi perhitungan profil Kuda-kuda Utama B (K-), seperti terlihat pada tabel 3.3. : Tabel 3.3. Rekapitulasi perencanaan profil Kuda-kuda Utama B (K-) Nomor Dimensi Profil Baut (mm) Batang , , , , , , , , , , , , ,7 BAB 3 Perencanaan Atap

138 BAB 4 PERENCANAAN TANGGA digilib.uns.ac.id 4.. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang penting sebagai penunjang antara struktur bangunan lantai dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan tangga harus mudah diketahui dan strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.. Rencana Bentuk Tangga Rencana bentuk tangga, seperti terlihat pada gambar 4.. : Gambar 4.. Rencana bentuk tangga L dan U 9 BAB 4 Perencanaan Tangga

139 Detail potongan tangga, seperti terlihat pada gambar 4.. : digilib.uns.ac.id 0 Gambar 4.. Detail potongan tangga 4.3. Data Perencanaan Tangga Data - data tangga ( L ) : Tebal plat tangga = cm Tebal bordes tangga = cm Lebar datar = 34 cm Lebar tangga rencana = 44 cm Dimensi bordes = 44 x 44 cm Menentukan lebar antread dan tinggi optred lebar antrade = 30 cm Jumlah antrede = 80/30 = 6 buah Jumlah optrade = 6 + = 7 buah Tinggi optrede = 6 / 7 = 8 cm Menentukan kemiringan tangga = Arc.tg ( 6/80 ) = 34,99 o = 34,99 0 < 35 o (OK) BAB 4 Perencanaan Tangga

140 digilib.uns.ac.id Data - data tangga ( U ) : Tebal plat tangga Tebal bordes tangga Lebar datar Lebar tangga rencana Dimensi bordes = cm = cm = 40 cm = 07,5 cm = 40 x 5 cm Menentukan lebar antread dan tinggi optred lebar antrade = 30 cm Jumlah antrede = 70/30 = 9 buah Jumlah optrade = 9 + = 0 buah Tinggi optrede = 80 / 0 = 8 cm Menentukan kemiringan tangga = Arc.tg ( 80/70 ) = 33,69 o = 33,69 0 < 35 o (OK) Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalen y 30 C t D B A 8 T eq Ht = cm Gambar 4.3. Tebal equivalen BAB 4 Perencanaan Tangga

141 digilib.uns.ac.id BD BC = AB AC BD = = AB BC AC 8 8 = 5,43 cm T eq = /3 x BD 30 = /3 x 5,43 = 0,9 cm 30, AC = (8) (30) = 34,99 cm Jadi total equivalent plat tangga Y = t eq + ht = 0,9 + =,9 cm = 0,3 m Perhitungan Beban. Pembebanan tangga (L) a. Pembebanan tangga ( tabel. PPIUG 983 ). Akibat beban mati (q D ) Berat tegel keramik (cm) = 0,0 x,44 x 400 = 34,56 kg/m Berat spesi (cm) = 0,0 x,44 x 00 = 60,48 kg/m Berat plat tangga = 0,3 x,44 x 400 = 770,69 kg/m + q D = 865,73 kg/m. Akibat beban hidup (q L ) q L =,44 x 300 = 43 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = (, x qd) + (.6 x ql) = (, x 865,73) + (,6 x 43) = 730,08 kg/m BAB 4 Perencanaan Tangga

142 b. Pembebanan pada bordes ( tabel. PPIUG 983 ). Akibat beban mati (q D ) digilib.uns.ac.id 3 Berat tegel keramik ( cm) = 0,0 x,44 x 400 = 34,56 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x,44 x 00 = 60,48 kg/m Berat plat bordes = 0, x,44 x 400 = 44,7 kg/m +. Akibat beban hidup (q L ) q L =,44 x 300 = 43 kg/m q D = 509,76 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql = (, x 509,76) + (,6 x 43) = 30,9 kg/m. Pembebanan tangga (U) a. Pembebanan tangga ( tabel. PPIUG 983 ). Akibat beban mati (q D ) Berat tegel keramik (cm) = 0,0 x,075 x 400 = 5,80 kg/m Berat spesi (cm) = 0,0 x,075 x 00 = 45,5 kg/m Berat plat tangga = 0,3 x,075 x 400 = 575,34 kg/m + q D = 646,9 kg/m. Akibat beban hidup (q L ) q L =,075 x 300 = 3,50 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu = (, x qd) + (.6 x ql) = (, x 646,9) + (,6 x 3,50) = 9,55 kg/m BAB 4 Perencanaan Tangga

143 b. Pembebanan pada bordes ( tabel. PPIUG 983 ). Akibat beban mati (q D ) digilib.uns.ac.id 4 Berat tegel keramik ( cm) = 0,0 x,5 x 400 = 5,60 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x,5 x 00 = 90,30 kg/m Berat plat bordes = 0, x,5 x 400 = 69,0 kg/m +. Akibat beban hidup (q L ) q L =,5 x 300 = 645 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql = (, x 76,0) + (,6 x 645) = 945,3 kg/m q D = 76,0 kg/m Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP 000 tumpuan di asumsikan jepit, sendi, jepit seperti terlihat pada gambar 4.4. gambar 4.5. : Gambar 4.4. Rencana tumpuan tangga ( L ) BAB 4 Perencanaan Tangga

144 digilib.uns.ac.id 5 Gambar 4.5. Rencana tumpuan tangga ( U ) 4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes ( L ) Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan 3 mm h = 0 mm d = p + / tul = 0 + 6,5 = 6,5 mm d = h d = 0 6,5 = 93,5 mm b = 440 mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 4: M u = 97,47 kgm =, Nmm Mn = Mu, ,8 7, Nmm fy 40 m =, 9 0,85. fc 0,85.5 BAB 4 Perencanaan Tangga

145 digilib.uns.ac.id 6 b = 0,85.fc. fy fy = 0, , = 0,0538 max = 0,75. = 0,04035 min = 0,005 Mn Rn = b.d b, ,5,96 N/mm ada = m.m.rn fy =.,9 = 0,00858.,9.,96 40 ada < ada > max min di pakai ada = 0,00858 As = ada. b. d = 0,00858 x 440 x 93,5 = 55, mm Dipakai tulangan 3 mm = ¼. x 3 = 3,665 mm 55, Jumlah tulangan = 3,665 8,7 9 buah Jarak tulangan m = 000 =, 0 mm Dipakai tulangan 3 mm 0 mm As yang timbul = 9. commit ¼.π. d to user 9 BAB 4 Perencanaan Tangga

146 = 9 x 0,5 x 3,4 x (3) digilib.uns.ac.id 7 = 93,99 mm > 55, mm... Aman! Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 4 : M u = 9,3 kgm =,9.0 7 Nmm Mn = 7,9.0 0,8,4.0 7 Nmm fy 40 m =, 9 0,85. fc 0,85.5 b = 0,85.fc. fy fy = 0, , = 0,0538 max = 0,75. = 0,04035 min = 0,005 Mn Rn = b.d b, ,5, N/mm ada = m.m.rn fy =.,9 = 0,0048.,9., 40 ada max ada > min di pakai ada = 0,0048 As = ada. b. d BAB 4 Perencanaan Tangga

147 = 0,0048 x 440 x 93,5 = 646,7 mm Dipakai tulangan 3 mm = ¼. x 3 = 3,665 mm digilib.uns.ac.id 8 Jumlah tulangan dalam m = 646,7 = 4,87 5 tulangan 3, Jarak tulangan m = = 00 mm 5 Dipakai tulangan 3 mm 00 mm As yang timbul = 5. ¼ x x d = 663,33 mm > 646,7 mm...aman! 4.5. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes ( U ) Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan 3 mm h = 0 mm d = p + / tul = 0 + 6,5 = 6,5 mm d = h d = 0 6,5 = 93,5 mm b = 075 mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u = kgm =, Nmm Mn = Mu,7. 0 0,8 7 3, Nmm m fy 40 = 0,85. fc 0,85.5, 9 BAB 4 Perencanaan Tangga

148 digilib.uns.ac.id 9 b = 0,85.fc. fy fy = 0, , = 0,0538 max = 0,75. = 0,04035 min = 0,005 Mn Rn = b.d b 3, ,5 3,6 N/mm ada = m.m.rn fy =.,9 = 0,066.,9.3,6 40 ada < ada > max min di pakai ada = 0,066 As = ada. b. d = 0,066 x 075 x 93,5 = 668,5 mm Dipakai tulangan 3 mm = ¼. x 3 = 3,665 mm 668,5 Jumlah tulangan = 3,665,8 3 buah Jarak tulangan m = 000 = 76,9 80 mm 3 Dipakai tulangan 3 mm 80 mm As yang timbul = 3. commit ¼.π. dto user BAB 4 Perencanaan Tangga

149 = 9 x 0,5 x 3,4 x (3) digilib.uns.ac.id 30 = 74,65 mm > 668,5 mm... Aman! Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u = 34,77 kgm =, Nmm Mn = 7,34.0 0,8, Nmm fy 40 m =, 9 0,85. fc 0,85.5 b = 0,85.fc. fy fy = 0, , = 0,0538 max = 0,75. = 0,04035 min = 0,005 Mn Rn = b.d b, ,5,78 N/mm ada = m.m.rn fy =.,9 = 0,00776.,9.,78 40 ada max ada > min di pakai ada = 0,00776 As = ada. b. d BAB 4 Perencanaan Tangga

150 = 0,00776 x 075 x 93,5 = 779,98 mm Dipakai tulangan 3 mm = ¼. x 3 = 3,665 mm digilib.uns.ac.id 3 Jumlah tulangan dalam m = 779,98 = 5,8 6 tulangan 3, Jarak tulangan m = = 66,7 70 mm 6 Dipakai tulangan 3 mm 70 mm As yang timbul = 6. ¼ x x d = 795,99 mm > 779,98 mm...aman! 4.6. Perencanaan Balok Bordes (L) Rencana balok bordes, seperti terlihat pada gambar 4.6. : Gambar 4.6. Rencana Balok Bordes Data data perencanaan balok bordes: h = 300 mm b = 50 mm d = 40 mm d = h d` = = 60 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

151 4.6.. Pembebanan Balok Bordes ) Beban mati (qd) digilib.uns.ac.id 3 Berat sendiri = 0,5 x 0,30 x 400 = 08 kg/m Berat dinding = 0,5 x x 700 = 50 kg/m Berat pelat bordes = 0, x 400 = 88 kg/m + ) Akibat beban hidup (ql) ql = 300 kg/m 3) Beban ultimate (qu) qu =,. qd +,6. ql =, ,6.300 = 567, kg/m qd = 906 kg/m 4) Beban reaksi bordes qu = = Re aksibordes lebarbordes 567,,44 = 088,33 kg/m 5) qu Total = 567, + 088,33 = 655,53 kg/m Perhitungan tulangan lentur M u = 439,8 kgm = 0, Nmm (Perhitungan SAP) M n = Mu φ 0, ,8 7 = 0, Nmm m = fy 0,85.fc 40 0,85.5,9 b = 0,85.fc fy fy BAB 4 Perencanaan Tangga

152 digilib.uns.ac.id 33 0,85.5 = 0,85 40 = 0,054 max = 0,75. b = 0,75. 0,054 = 0, min =,4,4 = = 0,0058 fy 40 7 Mn 0,55.0 R n = b.d 50. (60) 0,54 N/mm = m.m.rn fy =,9,9 40 0,54 = 0,003 < max < min di pakai min = 0,0058 As =. b. d = 0, = 6, mm Dipakai tulangan D 3 mm = ¼. 3 = 3,665 mm Jumlah tulangan = 6, 3,665 As yang timbul =. ¼.π. d Dipakai tulangan D 3 mm =,7 buah = 65,33 mm > As(6, mm )... Aman! BAB 4 Perencanaan Tangga

153 Perhitungan Tulangan Geser Vu =,7 kg = 7 N Vc = / 6. b.d. f'c. = / = 3500 N Vc = 0,75. Vc = 4375 N 3 Vc = 3. Vc Vu < = 735 N Vc, maka tidak diperlukan tulangan geser digilib.uns.ac.id 34 S max = 60 = 30 mm Tulangan geser minimum 8 00 mm 4.7. Perencanaan Balok Bordes (U) Rencana Balok Bordes, seperti terlihat pada gambar 4.7. : Gambar 4.7. Rencana Balok Bordes Data data perencanaan balok bordes: h = 300 mm b = 50 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

154 d = 30 mm d = h d` = = 60 mm digilib.uns.ac.id Pembebanan Balok Bordes ) Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,5 x 0,30 x 400 = 08 kg/m Berat dinding = 0,5 x x 700 = 50 kg/m Berat pelat bordes = 0, x 400 = 88 kg/m + qd = 906 kg/m ) Akibat beban hidup (ql) ql = 300 kg/m 3) Beban ultimate (qu) qu =,. qd +,6. ql =, ,6.300 = 567, kg/m 4) Beban reaksi bordes qu = = Re aksibordes lebarbordes 567,,40 = 9,43 kg/m 5) qu Total = 567, + 9,43 = 686,63 kg/m Perhitungan tulangan lentur M u = 980,43 kgm = 0, Nmm (Perhitungan SAP) M n = Mu φ 0, ,8 7 =,3.0 7 Nmm BAB 4 Perencanaan Tangga

155 digilib.uns.ac.id 36 m = fy 0,85.fc 40 0,85.5,9 b = 0,85.fc fy fy 0,85.5 = 0,85 40 = 0,054 max = 0,75. b = 0,75. 0,054 = 0, min =,4,4 = = 0,0058 fy 40 7 Mn,3.0 R n = b.d 50. (60), N/mm = m.m.rn fy =,9,9 40, = 0,0059 < max < min di pakai min = 0,0058 As =. b. d = 0, = 6, mm Dipakai tulangan D 3 mm = ¼. 3 = 3,665 mm Jumlah tulangan = 6, 3,665 As yang timbul commit =. ¼ to.π. user d =,7 buah BAB 4 Perencanaan Tangga

156 digilib.uns.ac.id 37 Dipakai tulangan D 3 mm = 65,33 mm > As(6, mm )... Aman! Perhitungan Tulangan Geser Vu = 84,06 kg = 840,6 N Vc = / 6. b.d. f'c. = / = 3500 N Vc = 0,75. Vc = 4375 N 3 Vc = 3. Vc = 735 N Vu < Vc, maka tidak diperlukan tulangan geser S max = 60 = 30 mm Tulangan geser minimum 8 00 mm 4.8. Perhitungan Pondasi Tangga. Rencana Pondasi Tangga (L), seperti terlihat pada gambar 4.8. : Gambar commit 4.8. Pondasi to user Tangga BAB 4 Perencanaan Tangga

157 digilib.uns.ac.id 38 Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman,00 m dan panjang,5 m dan lebar,0 m. - Tebal (h) = 00 mm - Ukuran alas = 000 x 500 mm - tanah =,7 t/m 3 = 700 kg/m 3 - tanah =,5 kg/cm = 5000 kg/m - Pu = 0679,70 kg - Mu = 370,8 kg - Ø tulangan = 3 mm - d = 00 - p - / Ø t - Ø s = ½.3 0 = 43,5 mm Perencanaan kapasitas dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi = x,5 x 0, x 400 = 70 kg Berat tanah = x (0,4 x,5 x 0,80) x 700 = 63 kg Berat kolom pondasi tangga = (0, x,5 x 0,80) x 400 = 576 kg Pu = 0679,70 kg + e = M P 370,8 0679,7 = 0,8 kg < /6.B = 0,8 < 0,67... ok! tanah yang terjadi = Vtot A 3607,70 σ tanah yang terjadi =.,5 Mtot.b.L 6 370,8 / 6..,5 Vtot. = 75,6 kg/m = 3607,70 kg tanah yang terjadi < ijin tanah.ok! BAB 4 Perencanaan Tangga

158 b. Perhitungan Tulangan Lentur o Untuk Arah Sumbu Pendek Mu = ½.. t = ½. 75,6.(0,40) = 08,05 kg/m Mn = 7, =,7.0 7 Nmm 0,8 fy 40 m =, 9 0,85. fc 0,85.5 digilib.uns.ac.id 39 b = 0,85.f'c fy fy = 0, , = 0,054 Mn Rn = b.d max = 0,75. b = 0,04, ,5,4,4 min = 0, 0058 fy 40 = 0,67 perlu = m m. Rn fy =.,9.,9.0,67 40 = 0,006 perlu < max perlu < min As perlu = min. b. d = 0, ,5 = 83,3 mm BAB 4 Perencanaan Tangga

159 digunakan tul 3 = ¼.. d Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = Sehingga dipakai tulangan = ¼. 3,4. (3) = 3,665 mm 83,3 =6,7 ~ 7 buah 3, = 4,9 mm = 50 mm mm As yang timbul = 7. ¼.. d = 98,655 mm > 83,3 mm..ok! digilib.uns.ac.id 40 o Untuk Arah Sumbu Panjang As perlu =ρ min b. d = 0, ,5 = 48,45 mm Digunakan tulangan 3 = ¼.. d Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = Sehingga dipakai tulangan = ¼. 3,4. (3) = 3,665 mm 48,45 = 9,4 ~ 0 buah 3, = 50 mm mm As yang timbul = 0.¼.. d = 36,65 mm > 48,45 mm.ok! c. Perhitungan Tegangan Geser Pons Data perencanaan : Ht = 0 cm b = 0 cm Pu = 0679,70 kg a = 50 cm BAB 4 Perencanaan Tangga

160 Analisa Perhitungan : L =.a pons = = x 50 = 300 cm = Pu L.Ht 0679,70 =,78 kg/cm ijin = 0,65 x k = 0,65 x 50 = 0,8 kg/cm digilib.uns.ac.id 4 pons < ijin, maka (tebal Footplat cukup, sehingga tidak memerlukan tulangan geser). Rencana Pondasi Tangga (U), seperti terlihat pada gambar 4.9. : Gambar 4.9. Pondasi Tangga Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman,00 m dan panjang,00 m dan lebar,08 m. - Tebal (h) = 00 mm - Ukuran alas = 000 x commit 080 mm to user BAB 4 Perencanaan Tangga

161 - tanah =,7 t/m 3 = 700 kg/m 3 - tanah =,5 kg/cm = 5000 kg/m - Pu = 07,4 kg - Mu = 708,7 kg - Ø tulangan = 3 mm - d = 00 - p - / Ø t - Ø s = ½.3 0 = 43,5 mm digilib.uns.ac.id Perencanaan kapasitas dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi =,0 x,08 x 0, x 400 = 036,8 kg Berat tanah = x (0,9 x,08 x 0,80) x 700 = 643,84 kg Berat kolom pondasi tangga = (0, x,08 x 0,80) x 400 = 44,7 kg Pu = 07,4 kg + e = M P 708,7 07,4 Vtot. = 566,50 kg = 0,8 kg < /6.B = 0,45 < 0,5... ok! tanah yang terjadi = Vtot A 566,5 σ tanah yang terjadi =,0.,08 Mtot.b.L 6 708,7 / 6.,0.,08 = 3988,37 kg/m tanah yang terjadi < ijin tanah.ok! BAB 4 Perencanaan Tangga

162 b. Perhitungan Tulangan Lentur o Untuk Arah Sumbu Panjang Mu = ½.. t = ½. 3988,37. (0,90) = 5665,9 kg/m Mn = 7 5, ,8 = 7, Nmm fy 40 m =, 9 0,85. fc 0,85.5 digilib.uns.ac.id 43 b = 0,85.f'c fy fy = 0, , = 0,054 Mn Rn = b.d max = 0,75. b = 0,04 7, ,5,4,4 min = 0, 0058 fy 40 =,7 perlu = m m. Rn fy =.,9.,9.,7 40 = 0,0075 perlu < max perlu > min As perlu = perlu. b. d = 0, ,5 = 5,5 mm digunakan tul 3 = ¼.. d = ¼. 3,4 commit. (3) to user BAB 4 Perencanaan Tangga

163 Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = Sehingga dipakai tulangan = 3,665 mm 5,5 = 6,3 ~ 7 buah 3, = 7,65 ~ 0 mm mm As yang timbul = 7. ¼.. d = 55,3 mm > 5,5 mm..ok! digilib.uns.ac.id 44 o Untuk Arah Sumbu Pendek As perlu =ρ perlu b. d = 0, ,5 = 6,35 mm Digunakan tulangan 3 = ¼.. d Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = Sehingga dipakai tulangan = ¼. 3,4. (3) = 3,665 mm 6,35 = 8,76 ~ 9 buah 3, = 0 mm mm As yang timbul = 9.¼.. d = 93,99 mm > 6,35 mm.ok! c. Perhitungan Tegangan Geser Pons Data perencanaan : Ht = 0 cm b = 0 cm Pu = 07,4 kg a = 50 cm BAB 4 Perencanaan Tangga

164 Analisa Perhitungan : L =.a pons = = x 50 = 300 cm = Pu L.Ht 07,4 =,85 kg/cm ijin = 0,65 x k = 0,65 x 50 = 0,8 kg/cm digilib.uns.ac.id 45 pons < ijin, maka (tebal Footplat cukup, sehingga tidak memerlukan tulangan geser) BAB 4 Perencanaan Tangga

165 BAB 5 PELAT LANTAI digilib.uns.ac.id 5.. Perencanaan Pelat Lantai Rencana pelat lantai, seperti terlihat pada gambar 5.. : Gambar 5.. Denah pelat lantai 5.. Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai a) Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 983 yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk asrama = 50 kg/m b) Beban Mati ( qd ) Berat plat sendiri = 0, x 400 = 88 kg/m Berat keramik ( cm ) = 0.0 x 400 = 4 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 00 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 8 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 600 = 3 kg/m + qd = 404 kg/m 46 BAB 5 Pelat Lantai

166 c) Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m pelat maka : qu =, qd +,6 ql =,.404 +,6. 50 = 884,8 kg/m digilib.uns.ac.id Perhitungan Momen (Berdasarkan PBI 97) Perhitungan momen untuk pelat dua arah yaitu dengan tabel momen per meter lebar dalam jalur tengah akibat beban terbagi rata. Contoh perhitungan : a. Pelat tipe A Pelat tipe A, seperti terlihat pada gambar 5.. : Gambar 5.. Pelat tipe A Ly Lx 4 3,3 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0, ,8. (3).4 = 334,45 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0, ,8. (3).7 = 5,0 kgm Mtx = - 0,00.qu.Lx.x = - 0, ,8. (3).9 Mty = - 0,00.qu.Lx.x = - 0, ,8. (3).76 = -73,6 kgm = -605,0 kgm Perhitungan selanjutnya disajikan commit dalam tabel to user dibawah ini. BAB 5 Pelat Lantai

167 digilib.uns.ac.id 48 Rekapitulasi perhitungan pelat lantai, seperti terlihat pada tabel 5.. : Tabel 5.. Rekapitulasi Perhitungan Pelat Lantai TIPE PLAT Ly/Lx (m) Mlx (kgm) Mly (kgm) Mtx (kgm) Mty (kgm) 4/3 =,3 334,45 5,0-73,6-605,0 4/3 =,3 86,68,97-65,98-573,35 4/3 =,3 78,7 43,34-589,8-453,90 4/3 =,3 46,86 5,30-549,46-453,90 3/,4 =,3 44, ,93-3/3 =,97,97-54,50-54,50 3/3 = 07,04 67,3-477, BAB 5 Pelat Lantai

168 digilib.uns.ac.id 49 3/3 = 67,3 67,3-44,09-44, Penulangan Pelat Lantai Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 334,45 kgm Mly =,97 kgm Mtx = -73,6 kgm Mty = -605,0 kgm Data : Tebal plat ( h ) = cm = 0 mm p = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 0 mm Tebal penutup ( d ) = p + ½ = = 5 mm b = 000 mm fy = 40 Mpa f c = 5 Mpa Tinggi Efektif ( d ) = h - d = 0 5 = 95 mm Tinggi efektif h dy dx d' dx Gambar 5.3. Perencanaan tinggi efektif = h p - ½Ø = = 95 mm BAB 5 Pelat Lantai

169 dy = h p Ø - ½ Ø = ½. 0 = 85 mm untuk plat digunakan digilib.uns.ac.id 50 b = 0,85. fc. fy fy 0, =.0, = 0,054 max = 0,75. b = 0,04 min = 0,005 ( berlaku untuk pelat ) a. Tulangan lapangan arah x b = 000 mm, d = 95 mm Mu = 334,45 kgm = 0, Nmm Mn = Mu 0, = 0,8 7 0,4.0 7 Nmm Mn Rn = b.d 0, ,47 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9 = 0,00.,9.0,47 40 perlu < max perlu < min, di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0, BAB 5 Pelat Lantai

170 = 37,5 mm digilib.uns.ac.id 5 Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 37,5 Jumlah tulangan = 3, 03 ~ 5 buah 78,5 000 Jarak tulangan dalam m' = 00 5 Dipakai tulangan 0 mm - 00 mm As yang timbul = 5. ¼.. (0) b. Tulangan lapangan arah y b = 000 mm, d = 85 mm Mu =,97 kgm = 0, Nmm mm = 39,5 mm > As (37,5 mm ). ok! Mn = Mu 0,97.0 = 0,8 7 0,9.0 7 Nmm Mn Rn = b.d 0, ,4 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9 = 0,007.,9.0,4 40 perlu < max perlu < min, di pakai min = 0,005 As = perlu. b. d = 0, =,5 mm BAB 5 Pelat Lantai

171 Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm,5 Jumlah tulangan =, 7 ~ 4 buah 78,5 000 Jarak tulangan dalam m' = 50 mm 4 Dipakai tulangan 0 mm - 50 mm As yang timbul = 4. ¼.. (0) c. Tulangan tumpuan arah x b = 000 mm, d = 95 mm Mu = 73,6 kgm = 0, Nmm = 34 mm > As (,5 mm ). ok! digilib.uns.ac.id 5 Mn = Mu 0,736.0 = 0,8 7 0,9.0 7 Nmm Mn Rn = b.d 0, ,0 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9 = 0,0044.,9.,0 40 perlu < max perlu > min, di pakai perlu = 0,0044 As = perlu. b. d = 0, = 48 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm BAB 5 Pelat Lantai

172 48 Jumlah tulangan = 5, 3 ~ 6 buah 78,5 000 Jarak tulangan dalam m' = 66, 67~ 70 mm 6 Dipakai tulangan 0 mm - 70 mm As yang timbul = 6. ¼.. (0) d. Tulangan tumpuan arah y b = 000 mm, d = 85 mm Mu = 605,0 kgm = 0, Nmm = 47 mm > As (48 mm ). ok! digilib.uns.ac.id 53 Mn = Mu 0,605.0 = 0,8 7 0, Nmm Mn Rn = b.d 0, ,05 N/mm fy 40 m =, 9 0,85. f ' c 0,85.5 perlu =. m m.rn fy =.,9 = 0,0045.,9.,05 40 perlu < max perlu > min, di pakai perlu = 0,0045 As = perlu. b. d = 0, = 38,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 38,5 Jumlah tulangan = 4, 9 ~ 5 buah 78,5 BAB 5 Pelat Lantai

173 TIPE PLAT 000 Jarak tulangan dalam m' = 00 mm 5 Dipakai tulangan 0 mm - 00 mm As yang timbul = 5. ¼.. (0) 5.5. Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Tulangan lapangan arah y Tulangan tumpuan arah x Tulangan tumpuan arah y digilib.uns.ac.id 54 = 39,5 mm > As (38,5 mm ). ok! 0 00 mm 0 50 mm 0 70 mm 0 00 mm Rekapitulasi penulangan pelat lantai, seperti terlihat pada tabel 5.. : Tabel 5.. Penulangan pelat lantai Berdasarkan perhitungan Tulangan Tulangan Lapangan Tumpuan Arah y Arah x (mm) (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) Penerapan di lapangan Tulangan Tulangan Lapangan Tumpuan Arah y Arah x (mm) (mm) Arah x (mm) Arah y (mm) A B C D E F G H BAB 5 Pelat Lantai

174 BAB 6 BALOK ANAK digilib.uns.ac.id 6.. Perencanaan Balok Anak Rencana balok anak, seperti terlihat pada gambar 6.. : Gambar 6.. Area pembebanan balok anak Keterangan : Balok anak : As 03 =As 04 =As 05 =As 06 =As 07 =As 08 =As C =As D =As E =As F Balok anak : As A (0-0) Balok anak : As A (03-09) Balok anak : As 0 (A - G) Balok anak : As A (0-0) = As 0 (A - B) 55 BAB 6 Balok Anak

175 Beban Plat Lantai Beban Mati (qd) Beban plat sendiri = 0,. 400 = 88 kg/m Beban spesi pasangan = 0,0. 00 = 4 kg/m Beban pasir = 0, = 3 kg/m Beban keramik = 0, = 4 kg/m Plafond + penggantung = + 7 = 8 kg/m + qd = 404 kg/m digilib.uns.ac.id Perhitungan Lebar Equivalen Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : a Lebar Equivalen Tipe I Leq ½ Lx Leq = /6 Lx 3 4. Lx.Ly Ly b Lebar Equivalen Tipe II Leq ½Lx Leq = /3 Lx Ly BAB 6 Balok Anak

176 6... Lebar Equivalen Balok Anak Tabel 6.. Hitungan Lebar Equivalen No. Ukuran Plat (m ) Lx (m) Ly (m) Leq (segitiga) digilib.uns.ac.id 57 Leq (trapesium). 3,00 x 4,00 3,00 4,00,00,.,0 x 3,00,0 3,00 0,73 0,90 3.,80 x 3,00,80 3,00 0,60 0, ,00 x 3,00 3,00 3,00,00-5.,80 x,80,80,80 0,60-6,00 x 4,00,00 4,00 0,67 0,9 6.. Pembebanan Balok Anak As 03 (A - B) 6... Pembebanan Gambar 6.. Lebar Equivalen Balok Anak As 03 (A - B) Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 50 mm b = /3. h = /3. 50 = 66,67 mm ~ 00 mm ( h dipakai = 50 mm, b = 00 mm ) BAB 6 Balok Anak

177 ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok as (A - B) digilib.uns.ac.id 58 Berat sendiri = 0,0 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 6,40 kg/m Beban plat = (0,90 + 0,79) x 404 kg/m = 68,76 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 808,35 kg/m + ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (0,90 + 0,79) x 50 kg/m = 4,5 kg/m qd = 553,5 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 553,5 +,6.4,5 = 540, kg/m 6... Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 50 mm Ø t = mm b = 00 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /. - 8 f c = 5 MPa = 96 0,85. fc. b = fy fy max 0,85.5.0,85 =. 380 = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0, BAB 6 Balok Anak

178 = 0,08,4 min = = 0, digilib.uns.ac.id 59 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dipakai tulangan D mm ( Sebagai tulangan pembentuk ) b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 857,74 kgm =, Nmm Mn = Mu, = φ 0, 8 7 = 3, Nmm 7 Mn 3,57.0 Rn = = b.d = 4,65 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88.4, > min = 0,04 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,04 As perlu =. b. d = 0, = 548,8 mm As perlu n = /4.. = 548,8 = 4,85 ~ 5 tulangan 3,04 BAB 6 Balok Anak

179 As ada = 5. ¼.. a = Mn ada Mn ada > Mn = 5. ¼. 3,4. = 565, mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 565, 380 = 50,54 0, = 565,. 380 (96 50,54/) = 3, Nmm Aman..!! 4, Nmm > 3, Nmm Dipakai tulangan 5 D mm digilib.uns.ac.id 60 c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 380,3 kg = 3803, N f c = 5 Mpa fy = 380 Mpa d = 96 mm Vc = / 6. f' c.b.d Ø Vc = / = 3666,67 N = 0, ,67 N = 4500 N 3 Ø Vc = N = N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs = Vu - Ø Vc = 3803, = 3603, N Vs perlu = Vs 3603, = = 67 commit N to user 0,6 0, 6 BAB 6 Balok Anak

180 Av =. ¼ (8) =. ¼. 3,4. 64 = 00,48 m S = Av. fy. d 00,48 40 = Vsperlu 67 S = d/ = 96/ = 98 mm 96 = 08,48 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm Dipakai tulangan Ø 8 00 mm: Av. fy. d 00,48 40 Vs ada = = S 00 Vs ada > Vs perlu 4765,79 N > 67 N...(Aman) Jadi, dipakai sengkang 8 00 mm 96 = 4765,79 N digilib.uns.ac.id Pembebanan Balok Anak As A (03-09) Pembebanan Gambar 6.3. Lebar Equivalen Balok Anak As A (03-09) Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 333,33 ~ 350 mm b = /3. h = / = 33,33 mm ~ 50 mm ( h dipakai = 350 mm, b = 50 mm ) BAB 6 Balok Anak

181 ) Beban Mati (q D ) digilib.uns.ac.id 6 Pembebanan balok As A (03-04) = (04-05) = (05-06) = (06-07) = (07-08) = (08-09) Berat sendiri = 0,5 x (0,35-0,) x 400 kg/m 3 = 38 kg/m Beban plat = (, + 0,73 + 0,60) x 404 kg/m = 030, kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 808,35 kg/m + ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (, + 0,73 + 0,60) x 50 kg/m = 637,5 kg/m qd = 976,55 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 976,55 +,6.637,5 = 339,86 kg/m Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 6 mm b = 50 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /.6-8 f c = 5 MPa = 94 0,85. fc. b = fy fy max 0,85.5.0,85 =. 380 = 0,09 = 0,75. b BAB 6 Balok Anak

182 = 0,75. 0,09 = 0,08,4 min = = 0, digilib.uns.ac.id 63 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 576,64 kgm = 5, Nmm Mn = Mu 5, = φ 0, 8 7 = 7,5.0 7 Nmm 7 Mn 7,5.0 Rn = = b.d = 3,3 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88.3,3 380 > min = 0,0095 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0095 As perlu =. b. d = 0, = 698,5 mm As perlu n = /4..6 = 698,5 = 3,47 ~ 4 tulangan 00,96 As ada = 4. ¼.. 6 BAB 6 Balok Anak

183 a = Mn ada Mn ada > Mn = 4. ¼. 3,4. 6 = 803,84 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 803, = 57,50 0, = 803, (94 57,50/) = 8, Nmm Aman..!! 8, Nmm > 7,5.0 7 Nmm Dipakai tulangan 4 D 6 mm digilib.uns.ac.id 64 b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 395,40 kgm = 3, Nmm Mn = Mu 3,954.0 = φ 0, 8 7 = 4,9.0 7 Nmm 7 Mn 4,9.0 Rn = = b.d =,7 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88.,7 380 > min = 0,0063 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0063 As perlu =. b. d = 0, BAB 6 Balok Anak

184 = 463,05 mm As perlu n = /4..6 = 463,05 =,3 ~ 3 tulangan 00,96 As ada = 3. ¼.. 6 a = Mn ada Mn ada > Mn = 3. ¼. 3,4. 6 = 60,88 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 60, = 43, 0, = 60, (94 43,/) = 6, Nmm Aman..!! 6, Nmm > 4,9.0 7 Nmm Dipakai tulangan 3 D 6 mm digilib.uns.ac.id 65 c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 8,88 kg = 88,8 N f c = 5 Mpa fy = 380 Mpa d = 94 mm Vc = / 6. f' c.b.d Ø Vc = / = 650 N = 0, N = 45937,5 N 3 Ø Vc = ,5 N = 378,5 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc BAB 6 Balok Anak

185 Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc = 88, ,5 = 369,3 N Av =. ¼ (8) Vs 369,3 = = 6038,83 N 0,6 0, 6 =. ¼. 3,4. 64 = 00,48 m S = Av. fy. d 00, = = 7,5 mm Vsperlu 6038,83 S max = d/ = 94/ = 47 ~ 00 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm Dipakai tulangan Ø 8 00 mm: Av. fy. d 00,48 40 Vs ada = = S 00 Vs ada > Vs perlu 70898,69 N > 6038,83 N...(Aman) Jadi, dipakai sengkang 8 00 mm 94 = 70898,69 N digilib.uns.ac.id Pembebanan Balok Anak As A (0-0) = As 0 (A - B) Pembebanan Gambar 6.4. Lebar Equivalen Balok Anak As A (0-0) = As 0 (A - B) Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 50 ~ 300 mm BAB 6 Balok Anak

186 digilib.uns.ac.id 67 b = /3. h = /3. 50 = 66,67 mm ~ 50 mm ( h dipakai = 300 mm, b = 50 mm ) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok As A (0-0 ) = As A (0-0) = As 0 (A - A ) = As 0 (A - B) Berat sendiri = 0,5 x (0,30-0,) x 400 kg/m 3 = 6,80 kg/m Beban plat = 0,79 x 404 kg/m = 39,6 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,30) x 700 kg/m 3 = 795,6 kg/m + qd = 77,56 kg/m Pembebanan balok As A (0-0) = As 0 (A - A) Berat sendiri = 0,5 x (0,30-0,) x 400 kg/m 3 = 6,80 kg/m Beban plat = 0,60 x 404 kg/m = 4,40 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,30) x 700 kg/m 3 = 795,6 kg/m + qd = 00,8 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = 0,79 x 50 kg/m = 97,5 kg/m Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = 0,60 x 50 kg/m = 50 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 77,56 +,6.97,5 = 79,07 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 00,8 +,6.50 = 560,96 kg/m BAB 6 Balok Anak

187 6.4.. Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 300 mm Ø t = mm b = 50 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /. - 8 f c = 5 MPa = 46 digilib.uns.ac.id 68 0,85. fc. b = fy fy max = 0,85.5.0, = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0,09 = 0,08,4 min = = 0, a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 707, kgm =, Nmm Mn = Mu,707.0 = φ 0, 8 7 =,3.0 7 Nmm 7 Mn,3.0 Rn = = b.d =,35 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy BAB 6 Balok Anak

188 digilib.uns.ac.id 69 =. 7,88.7,88., > min = 0,0066 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0066 As perlu =. b. d = 0, = 43,54 mm As perlu n = /4.. = 43,54 =,5 ~ 3 tulangan 3,04 As ada = 3. ¼.. a = Mn ada Mn ada > Mn = 3. ¼. 3,4. = 339, mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 339, 380 = 40,43 0, = 339,. 380 (46 40,43/) =, Nmm Aman..!!, Nmm >,3.0 7 Nmm Dipakai tulangan 3 D mm b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 09,60 kgm =, Nmm Mn = Mu,096.0 = φ 0, 8 7 =, Nmm BAB 6 Balok Anak

189 digilib.uns.ac.id 70 7 Mn,37.0 Rn = = b.d =,5 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88.,5 380 > min = 0,004 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,004 As perlu =. b. d = 0, = 5,9 mm As perlu n = /4.. = 5,9 =,34 ~ tulangan 3,04 As ada =. ¼.. a = Mn ada Mn ada > Mn =. ¼. 3,4. = 6,08 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 6, = 6,95 0, = 6, (46 6,95/) =, Nmm Aman..!!, Nmm >, Nmm Dipakai tulangan D mm BAB 6 Balok Anak

190 c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 36,68 kg = 366,8 N f c = 5 Mpa fy = 380 Mpa d = 46 mm Vc = / 6. f' c.b.d Ø Vc = / = N = 0, N = 306,5 N 3 Ø Vc = ,5 N = 6987,5 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc = 366,8-306,5 = 8564,3 N Av =. ¼ (8) Vs 8564,3 = = 473,83 N 0,6 0, 6 =. ¼. 3,4. 64 = 00,48 m S = Av. fy. d 00, = = 45,6 mm Vsperlu 473,83 S = d/ = 46/ = 3 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm Dipakai tulangan Ø 8 00 mm: Av. fy. d 00,48 40 Vs ada = = S 00 Vs ada > Vs perlu 46 = 5933,39 N 5933,39 N > 473,83 N...(Aman) Jadi, dipakai sengkang 8 00 mm digilib.uns.ac.id 7 BAB 6 Balok Anak

191 6.5. Pembebanan Balok Anak As A (0-0) Pembebanan digilib.uns.ac.id 7 Gambar 6.5. Lebar Equivalen Balok Anak As A (0-0) Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 50 mm b = /3. h = /3. 50 = 66,67 mm ~ 00 mm ( h dipakai = 50 mm, b = 00 mm ) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok As A (0-0 ) = As A (0-0) Berat sendiri = 0,0 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 6,40 kg/m Beban plat = ( + ) x 404 kg/m = 808 kg/m + qd = 870,40 kg/m Pembebanan balok As A (0-0) Berat sendiri = 0,0 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 6,40 kg/m Beban plat = (0,60 + 0,60) x 404 kg/m = 484,8 kg/m + qd = 547,0 kg/m BAB 6 Balok Anak

192 ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( + ) x 50 kg/m = 500 kg/m Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (0,60 + 0,60) x 50 kg/m = 300 kg/m digilib.uns.ac.id 73 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 870,40 +,6.500 = 844,48 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 547,0 +,6.300 = 36,64 kg/m Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 50 mm Ø t = mm b = 00 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /. - 8 f c = 5 MPa = 96 0,85. fc. b = fy fy max 0,85.5.0,85 =. 380 = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0, BAB 6 Balok Anak

193 = 0,08,4 min = = 0, digilib.uns.ac.id 74 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 84,36 kgm =, Nmm Mn = Mu, = φ 0, 8 7 =,3.0 7 Nmm 7 Mn,3.0 Rn = = b.d =,99 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88., > min = 0,0085 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0085 As perlu =. b. d = 0, = 333,0 mm As perlu n = /4.. = 333,0 =,94 ~ 3 tulangan 3,04 As ada = 3. ¼.. = 3. ¼. 3,4. BAB 6 Balok Anak

194 a = Mn ada Mn ada > Mn = 339, mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 339, 380 = 30,3 0, = 339,. 380 (96 30,3/) =, Nmm Aman..!!, Nmm >,3.0 7 Nmm Dipakai tulangan 3 D mm digilib.uns.ac.id 75 b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 69,4 kgm =, Nmm Mn = Mu,694.0 = φ 0, 8 7 =, Nmm 7 Mn,59.0 Rn = = b.d =,07 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88., > min = 0,0057 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0057 As perlu =. b. d = 0, = 3,44 mm BAB 6 Balok Anak

195 As perlu n = /4.. = 3,44 =,98 ~ tulangan 3,04 As ada =. ¼.. a = Mn ada Mn ada > Mn =. ¼. 3,4. = 6,08 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 6, = 0, 0, = 6, (96 0,/) =, Nmm Aman..!!, Nmm >, Nmm Dipakai tulangan D mm digilib.uns.ac.id 76 c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 3303,80 kg = N f c = 5 Mpa fy = 380 Mpa d = 96 mm Vc = / 6. f' c.b.d Ø Vc = / = 3666,67 N = 0, ,67 N = 4500 N 3 Ø Vc = N = N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser BAB 6 Balok Anak

196 digilib.uns.ac.id 77 Ø Vs = Vu - Ø Vc = = 8538 N Vs perlu = Av =. ¼ (8) Vs 8538 = = 430 N 0,6 0, 6 =. ¼. 3,4. 64 = 00,48 m S = Av. fy. d 00,48 40 = Vsperlu S max = d/ = 96/ = 98 mm ~ 00 mm = 33,6 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm Dipakai tulangan Ø 8 00 mm: Av. fy. d 00,48 40 Vs ada = = S 00 Vs ada > Vs perlu 4765,79 N > 430 N...(Aman) Jadi, dipakai sengkang 8 00 mm 96 = 4765,79 N 6.6. Pembebanan Balok Anak As 0 (A - G) Pembebanan Gambar 6.6. Lebar Equivalen Balok Anak As 0 (A - G) Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 333,33 ~ 350 mm b = /3. h = / = 33,33 mm ~ 50 mm ( commit h dipakai to = user 350 mm, b = 50 mm ) BAB 6 Balok Anak

197 ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok As 0 (C - D) = (D - E) = (E - F) = (F - G) digilib.uns.ac.id 78 Berat sendiri = 0,5 x (0,35-0,) x 400 kg/m 3 = 38 kg/m Beban plat = (, + 0,73 + 0,60) x 404 kg/m = 030, kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 808,35 kg/m + Pembebanan balok As 0 (A - A ) = (A - B) = (B - C) qd = 976,55 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,35-0,) x 400 kg/m 3 = 38 kg/m Beban plat = ( x ) x 404 kg/m = 808 kg/m + Pembebanan balok As 0 (A - A) qd = 946 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,35-0,) x 400 kg/m 3 = 38 kg/m Beban plat = ( x 0,60) x 404 kg/m = 484,8 kg/m + qd 3 = 6,8 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (, + 0,73 + 0,60) x 50 kg/m = 637,5 kg/m ql = ( x ) x 50 kg/m = 500 kg/m ql 3 = ( x 0,60) x 50 kg/m = 300 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 976,55 +,6. 637,5 = 339,86 kg/m qu =,. qd +,6. ql =, , = 935, kg/m BAB 6 Balok Anak

198 qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 6,8 +, = 7,36 kg/m digilib.uns.ac.id Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 350 mm Ø t = 6 mm b = 50 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /.6-8 f c = 5 MPa = 94 0,85. fc. b = fy fy max = 0,85.5.0, = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0,09 = 0,08,4 min = = 0, a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 5705,37 kgm = 5, Nmm Mn = Mu 5, = φ 0, 8 7 = 7,3.0 7 Nmm 7 Mn 7,3.0 Rn = = b.d = 3,3 N/mm BAB 6 Balok Anak

199 digilib.uns.ac.id 80 m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88.3,3 380 > min = 0,0095 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,04 As perlu =. b. d = 0, = 698,5 mm As perlu n = /4..6 = 698,5 = 3,47 ~ 4 tulangan 00,96 As ada = 4. ¼.. 6 a = Mn ada Mn ada > Mn = 4. ¼. 3,4. 6 = 803,84 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 803, = 57,50 0, = 803, (94 57,50/) = 8, Nmm Aman..!! 8, Nmm > 7,3.0 7 Nmm Dipakai tulangan 4 D 6 mm BAB 6 Balok Anak

200 b. Penulangan Daerah Lapangan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 393,03 kgm = 3, Nmm digilib.uns.ac.id 8 Mn = Mu 3, = φ 0, 8 7 = 4,9.0 7 Nmm 7 Mn 4,9.0 Rn = = b.d =,7 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88.,7 380 > min = 0,0063 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0063 As perlu =. b. d = 0, = 463,05 mm As perlu n = /4..6 = 463,05 =,30 ~ 3 tulangan 00,96 As ada = 3. ¼.. 6 a = Mn ada = 3. ¼. 3,4. 6 = 60,88 mm > As perlu Aman..!! As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 60, = 43, 0, BAB 6 Balok Anak

201 Mn ada > Mn = 60, (94 43,/) = 6, Nmm Aman..!! 6, Nmm > 4,9.0 7 Nmm Dipakai tulangan 3 D 6 mm digilib.uns.ac.id 8 c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 80,06 kg = 800,6 N f c = 5 Mpa fy = 380 Mpa d = 94 mm Vc = / 6. f' c.b.d Ø Vc = / = 650 N = 0, N = 45937,5 N 3 Ø Vc = ,5 N = 378,5 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc = 800, ,5 = 3663,0 N Av =. ¼ (8) Vs 3663,0 = = 607,83 N 0,6 0, 6 =. ¼. 3,4. 64 = 00,48 m S = Av. fy. d 00, = = 7,63 mm Vsperlu 607,83 S max = d/ = 94/ = 47 ~ 00 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm BAB 6 Balok Anak

202 Dipakai tulangan Ø 8 00 mm: Av. fy. d 00,48 40 Vs ada = = S 00 Vs ada > Vs perlu 70898,69 N > 607,83 N...(Aman) Jadi, dipakai sengkang 8 00 mm 94 = 70898,69 N digilib.uns.ac.id Pembebanan Balok Anak Kantilever atap As 0 (A - A ) Pembebanan Gambar 6.7. Lebar Equivalen Balok Anak As 0 (A - A ) Perencanaan Dimensi Balok h = /. Ly = / = 50 mm b = /3. h = /3. 50 = 66,67 mm ~ 50 mm ( h dipakai = 50 mm, b = 50 mm ) Plat atap Berat plat sendiri = 0, x 400 x = 88 kg/m Beban air hujan = 40 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 8 kg/m + qd = 346 kg/m BAB 6 Balok Anak

203 ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok As 0 (A - A ) digilib.uns.ac.id 84 Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 46,8 kg/m Beban plat = (0,60 + 0,60) x 346 kg/m = 45,0 kg/m + ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (0,60 + 0,60) x 50 kg/m = 300 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 46 +, = 034,4 kg/m qd = 46 kg/m Perhitungan Tulangan Data Perencanaan : h = 50 mm Ø t = mm b = 50 mm Ø s = 8 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /. - 8 f c = 5 MPa = 96 0,85. fc. b = fy fy max 0,85.5.0,85 =. 380 = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0,09 = 0, BAB 6 Balok Anak

204 ,4 min = = 0, digilib.uns.ac.id 85 a. Penulangan Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 diperoleh momen sebagai berikut: Mu = 675,73 kgm =, Nmm Mn = Mu, = φ 0, 8 7 =,0.0 7 Nmm 7 Mn,0.0 Rn = = b.d = 3,64 N/mm m = fy 0,85. f = c, 380 = 7,88 0,85.5 = m.m.rn fy =. 7,88.7,88.3, > min = 0,0 < max dipakai tulangan tunggal Digunakan = 0,0 As perlu =. b. d = 0, = 33,40 mm As perlu n = /4.. = 33,40 =,86 ~ 3 tulangan 3,04 As ada = 3. ¼.. = 3. ¼. 3,4. = 339, mm > As perlu commit Aman..!! to user BAB 6 Balok Anak

205 a = Mn ada Mn ada > Mn As ada fy 0,85 f'c b = As ada. fy (d a/) 339, 380 = 40,43 0, = 339,. 380 (96 40,43/) =, Nmm Aman..!!, Nmm >,0.0 7 Nmm Dipakai tulangan 3 D mm digilib.uns.ac.id 86 b. Penulangan Daerah Lapangan Dipakai tulangan D mm ( Sebagai tulangan pembentuk ) c. Tulangan Geser Dari perhitungan SAP 000 diperoleh : Vu = 86,9 kg = 869, N f c = 5 Mpa fy = 380 Mpa d = 96 mm Vc = / 6. f' c.b.d Ø Vc = / = 4500 N = 0, N = 8375 N 3 Ø Vc = N = 555 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3 Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs = Vu - Ø Vc = 869, = 44, N Vs perlu = Vs 44, = = 407 N 0,6 0, 6 BAB 6 Balok Anak

206 Av =. ¼ (8) =. ¼. 3,4. 64 = 00,48 m S = Av. fy. d 00,48 40 = Vsperlu S max = d/ = 96/ = 98 ~ 00 mm = 63, mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 8 00 mm digilib.uns.ac.id Rekapitulasi Tulangan Rekapitulasi penulangan balok anak, seperti terlihat pada tabel 6.. : Tabel 6.. Penulangan balok anak Berdasarkan Perhitungan As Balok Tulangan Tulangan Tulangan Anak Tumpuan Lapangan Geser mm mm mm As 03 (A - B) D 5 D Ø 8 00 As 04 (A - B) D 5 D Ø 8 00 As 05 (A - B) D 5 D Ø 8 00 As 06 (A - B) D 5 D Ø 8 00 As 07 (A - B) D 5 D Ø 8 00 As 08 (A - B) D 5 D Ø 8 00 As C (0-0) D 5 D Ø 8 00 As D (0-0) D 5 D Ø 8 00 As E (0-0) D 5 D Ø 8 00 As F (0-0) D 5 D Ø 8 00 As A (03-09) 4 D 6 3 D 6 Ø 8 00 As A (0-0) 3 D D Ø 8 00 As 0 (A - B) 3 D D Ø 8 00 As A (0-0) 3 D D Ø 8 00 As 0 (A - G) 4 D 6 3 D 6 Ø 8 00 As 0 (A - A ) 3 D D Ø 8 00 BAB 6 Balok Anak

207 BAB 7 PERENCANAAN PORTAL digilib.uns.ac.id 7.. Perencanaan Balok Portal Rencana balok portal, seperti terlihat pada gambar 7.. : Gambar 7.. Area pembebanan balok portal Keterangan : Balok portal : As Balok portal : As Balok portal : As 3 Balok portal : As 4 Balok portal : As 5 Balok portal : As 6 Balok portal : As 7 Balok portal : As 8 Balok portal : As 9 Balok portal : As 0 Balok portal : As A Balok portal : As B Balok portal : As C Balok portal : As D Balok portal : As E Balok portal : As F Balok portal : As G Balok portal : As H 88 BAB 7 Perencanaan Portal

208 7... Dasar perencanaan digilib.uns.ac.id 89 Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana portal adalah sebagai berikut : a. Bentuk denah portal : Seperti tergambar b. Model perhitungan : SAP 000 ( 3 D ) c. Perencanaan dimensi rangka : b (mm) x h (mm) Dimensi kolom Dimensi sloof Dimensi balok Balok induk Balok anak Balok anak Balok anak 3 Balok kantilever Dimensi ring balk d. Kedalaman pondasi :,00 m : 400 mm x 400 mm : 50 mm x 500 mm : 50 mm x 500 mm : 00 mm x 50 mm : 50 mm x 300 mm : 50 mm x 350 mm : 50 mm x 400 mm : 00 mm x 300 mm e. Mutu beton : K50 (fc = 5 Mpa) f. Mutu baja tulangan : U38 (fy = 380 MPa) g. Mutu baja sengkang : U4 (fy = 40 MPa) 7... Perencanaan Pembebanan Secara umum data pembebanan portal adalah sebagai berikut: a. Berat sendiri balok induk = 0,5 x (0,50-0,) x 400 = 8 kg/m balok anak = 0,0 x (0,5-0,) x 400 = 86,40 kg/m balok anak = 0,5 x (0,30-0,) x 400 = 64,80 kg/m balok anak 3 = 0,5 x (0,35-0,) x 400 = 38 kg/m balok kantilever = 0,5 x (0,40-0,) x 400 = 68 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

209 b. Plat Lantai Berat plat sendiri = 0, x 400 x = 88 kg/m Berat keramik ( cm ) = 0,0 x 400 x = 4 kg/m Berat Spesi ( cm ) = 0,0 x 00 x = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 8 kg/m Berat Pasir ( cm ) = 0,0 x 600 x = 3 kg/m + c. Plat atap qd = 404 kg/m Berat plat sendiri = 0, x 400 x = 88 kg/m Beban air hujan = 40 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 8 kg/m + d. Atap qd = 346 kg/m digilib.uns.ac.id 90 Reaksi Kuda kuda Utama A = 59,7 kg ( SAP 000 ) Reaksi Kuda kuda Utama B = 854,83 kg ( SAP 000 ) Reaksi Tumpuan Setengah Kuda-kuda A = 7,0 kg ( SAP 000 ) Reaksi Tumpuan Setengah Kuda-kuda B = 46,56 kg ( SAP 000 ) Reaksi Tumpuan Jurai K - = 765,83 kg ( SAP 000 ) Reaksi Tumpuan Jurai K - = 069,04 kg ( SAP 000 ) e. Beban rink balk Beban Mati (qd) Beban sendiri ring balk = 0,0 x 0,30 x 400 = 44 kg/m Beban sendiri ring balk f. Beban Sloof Beban Mati (qd) = 0,5 x (0,40-0,) x 400 = 68 kg/m Beban sendiri balok = 0,5 x 0,50 x 400 = 300 kg/m Beban dinding = 0,5 x (3,4-0,50) x 700 = 744,6 kg/m + qd = 087,5 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

210 7..3. Perhitungan luas equivalen untuk plat lantai Luas equivalen segitiga :. lx 3 digilib.uns.ac.id 9 Luas equivalen trapezium :. lx lx. ly Tabel 7.. Hitungan Lebar Equivalen No. Ukuran Plat Lx Ly Leq Leq (m ) (m) (m) (segitiga) (trapesium). 3,00 x 4,00 3,00 4,00,00,.,0 x 3,00,0 3,00 0,73 0,90 3.,80 x 3,00,80 3,00 0,60 0, ,00 x 3,00 3,00 3,00,00-5.,80 x,80,80,80 0,60-6,00 x 4,00,00 4,00 0,67 0,9 7 3,00 x 6,00 3,00 6,00,00,38 8,40 x 3,00,40 3,00 0,80 0,94 9,40 x 4,00,40 4,00 0,80,06 0,00 x 3,00,00 3,00 0,67 0, Perhitungan Pembebanan Balok Portal As A (0-09) 7... Pembebanan Balok Portal As A (0-09) Pembebanan As A (0-09) Gambar 7.. Lebar Equivalen commit Balok to user Portal As A (0-09) BAB 7 Perencanaan Portal

211 digilib.uns.ac.id 9 Dimensi kolom Dimensi sloof Dimensi balok induk Dimensi ring balk : 400 mm x 400 mm : 50 mm x 500 mm : 50 mm x 500 mm : 50 mm x 400 mm ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + qd = 044,60 kg/m Pembebanan balok induk As A (03-09) Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat =, x 404 kg/m = 49,88 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 550,98 kg/m Pembebanan balok induk As A (0-03) Berat sendiri = 0,5 x 0,4 x 400 kg/m 3 = 40 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 00,0 kg/m Pembebanan balok induk As A (0-0 ) = (0-0) Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = (+0,79) x 404 kg/m = 73,6 kg/m + qd = 0,6 kg/m Pembebanan balok kantilever As A (0-0) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = (0,60 + 0,60) x 404 kg/m = 484,80 kg/m + qd 3 = 65,80 kg/m Pembebanan balok ring balk As A (03-09) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,9 x 346 kg/m = 38,3 kg/m + qd 4 = 486,3 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

212 Pembebanan balok ring balk As A (0-03) digilib.uns.ac.id 93 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,85 x 346 kg/m = 94, kg/m + Pembebanan balok ring balk As A (0-0 ) = (0-0) qd 5 = 46, kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,79 x 346 kg/m = 73,34 kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,30) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan ring balk kantilever As A (0-0) qd 6 = 69,84 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = (0,60 + 0,60) x 346 kg/m = 45,0 kg/m + qd 7 = 583,0 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql = (,00 + 0,79) x 50 kg/m = 447,50 kg/m ql 3 = (0,60 + 0,60) x 50 kg/m = 300 kg/m ql 4 = 0,9 x 50 kg/m = 30 kg/m ql 5 = 0,85 x 50 kg/m =,5 kg/m ql 6 = 0,79 x 50 kg/m = 97,5 kg/m ql 7 = (0,60 + 0,60) x 50 kg/m = 300 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

213 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd =,. 00,0 =, kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 550,98 +, = 349,8 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 0,6 +,6. 447,50 = 99,39 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 65,80 +, = 63,36 kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 486,3 +,6.30 = 95,58 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =,. 46, +,6.,5 = 894,5 kg/m qu 6 =,. qd 6 +,6. ql 6 =,. 69,84 +,6. 97,5 = 059,8 kg/m qu 7 =,. qd 7 +,6. ql 7 =,. 583,0 +,6.300 = 79,84 kg/m digilib.uns.ac.id 94 BAB 7 Perencanaan Portal

214 digilib.uns.ac.id 95 Gambar 7.3. Pembebanan Portal As A (0-09) 7.3. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As B (0-0) Pembebanan Balok Portal As B (0-0) Pembebanan As B (0-0) Gambar 7.4. Lebar Equivalen Balok Portal As B (0-0) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + qd = 044,60 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

215 Pembebanan balok induk As B (03-09) digilib.uns.ac.id 96 Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = (, + 0,60 + 0,73) x 404 kg/m = 030, kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As B (09-0) qd = 088,30 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = 0,80 x 404 kg/m = 33,0 kg/m + Pembebanan balok induk As B (0-03) qd = 49,0 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = x 404 kg/m = 404 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As B (0-0 ) = (0-0) qd 3 = 34,0 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = (+) x 404 kg/m = 808 kg/m + Pembebanan balok kantilever As B (0-0) qd 4 = 096 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = 0,60 x 404 kg/m = 4,40 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok ring balk As B (03-09) qd 5 = 80,5 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + qd 6 = 768,6 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

216 Pembebanan balok ring balk As B (0-03) digilib.uns.ac.id 97 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + ) x 346 kg/m = 69 kg/m + Pembebanan balok ring balk As B (0-0 ) qd 7 = 860 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,67 x 346 kg/m = 3,8 kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan balok ring balk As B (0-0) qd 8 = 578,3 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan ring balk kantilever As B (0-0) qd 9 = 768,6 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m kg/m Beban plat atap = 0,60 x 346 kg/m = 07,60 kg/m + Pembebanan balok ring balk As B (09-0) qd 0 = 375,60 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = (0,80 + 0,80) x 346 kg/m = 553,60 kg/m + qd = 7,60 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (, + 0,60 + 0,73) x 50 kg/m = 637,5 kg/m ql = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m ql 3 =,00 x 50 kg/m = 50 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

217 ql 4 = ( + ) x 50 kg/m = 500 kg/m ql 5 = 0,60 x 50 kg/m = 50 kg/m ql 6 =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql 7 = ( + ) x 50 kg/m = 500 kg/m ql 8 = 0,67 x 50 kg/m = 67,5 kg/m ql 9 =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql 0 = 0,60 x 50 kg/m = 50 kg/m ql = (0,80 + 0,80) x 50 kg/m = 400 kg/m digilib.uns.ac.id 98 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 088,30 +,6. 637,5 = 355,96 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 49,0 +,6. 00 = 909,44 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 34,0 +,6. 50 = 00,5 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

218 qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =, , = 5, kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =,. 80,5 +,6. 50 = 656,6 kg/m qu 6 =,. qd 6 +,6. ql 6 =,. 768,6 +, = 40,34 kg/m qu 7 =,. qd 7 +,6. ql 7 =, , = 83 kg/m qu 8 =,. qd 8 +,6. ql 8 =,. 578,3 +,6. 76,5 = 976,38 kg/m qu 9 =,. qd 9 +,6. ql 9 =,. 768,6 +, = 40,34 kg/m qu 0 =,. qd 0 +,6. ql 0 =,. 375,60 +,6. 50 = 690,7 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 7,6 +, = 505,9 kg/m digilib.uns.ac.id 99 BAB 7 Perencanaan Portal

219 digilib.uns.ac.id 00 Gambar 7.5. Pembebanan Portal As B (0-0) 7.4. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As C (0-0) Pembebanan Balok Portal As C (0-0) Pembebanan As C (0-0) Gambar 7.6. Lebar Equivalen Balok Portal As C (0-0) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + qd = 044,60 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

220 Pembebanan balok induk As C (03-09) digilib.uns.ac.id 0 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat =, x 404 kg/m = 49,88 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As C (09-0) qd = 430,98 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = 0,80 x 404 kg/m = 33,0 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As C (0-03) qd = 6,3 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = ( + ) x 404 kg/m = 808 kg/m + Pembebanan balok induk As C (0-0 ) qd 3 = 976 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = (+)x 404 kg/m = 808 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As C (0-0) qd 4 = 866, kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = (+0,90) x 404 kg/m = 767,60 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok ring balk As C (03-09) qd 5 = 85,7 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m + qd 6 = 590, kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

221 Pembebanan balok ring balk As C (0-03) digilib.uns.ac.id 0 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + ) x 346 kg/m = 69 kg/m + Pembebanan balok ring balk As C (0-0 ) qd 7 = 860 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = x 0,67 x 346 kg/m = 463,64 kg/m + Pembebanan balok ring balk As C (0-0) qd 8 = 63,64 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan balok ring balk As C (09-0) qd 9 = 768,6 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,80 x 346 kg/m = 76,80 kg/m + ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m ql 3 =,00 x 50 kg/m = 500 kg/m ql 4 =,00 x 50 kg/m = 500 kg/m ql 5 =,90 x 50 kg/m = 475 kg/m ql 6 =, x 50 kg/m = 305 kg/m qd 0 = 444,80 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

222 ql 7 =,00 x 50 kg/m = 500 kg/m ql 8 = x 0,67 x 50 kg/m = 335 kg/m ql 9 =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql 0 = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m digilib.uns.ac.id 03 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 430,98 +, = 05,8 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 6,3 +,6. 00 = 93,56 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =, , = 97, kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 866, +, = 3039,3 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =,. 85,7 +, = 950,84 kg/m qu 6 =,. qd 6 +,6. ql 6 =,. 590, +, = 96,4 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

223 qu 7 =,. qd 7 +,6. ql 7 =, , = 83 kg/m qu 8 =,. qd 8 +,6. ql 8 =,. 63,64 +, = 93,97 kg/m qu 9 =,. qd 9 +,6. ql 9 =,. 768,6 +, = 40,34 kg/m qu 0 =,. qd 9 +,6. ql 9 =,. 444,80 +,6. 00 = 853,76 kg/m digilib.uns.ac.id 04 Gambar 7.7. Pembebanan Portal As C (0-0) BAB 7 Perencanaan Portal

224 7.5. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As D (0-03) Pembebanan Balok Portal As D (0-03) digilib.uns.ac.id 05 Pembebanan As D (0-03) = As F (0-03) = As 04 (A - C) = As 06 (A - C) = As 08 (A - C) Gambar 7.8. Lebar Equivalen Balok Portal As D (0-03) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + qd = 044,60 kg/m Pembebanan balok induk As D (0-0 ) Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 8 kg/m Beban plat = (+) x 404 kg/m = 808 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 806,0 kg/m Pembebanan balok induk As D (0-0) Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 8 kg/m Beban plat = (0,79+0,79) x 404 kg/m = 638,3 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 636,4 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

225 Pembebanan balok induk As D (0-03) digilib.uns.ac.id 06 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = ( + ) x 404 kg/m = 808 kg/m + Pembebanan balok ring balk As D (0-0 ) qd 3 = 976 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( x 0,67) x 346 kg/m = 463,64 kg/m + Pembebanan balok ring balk As D (0-0) qd 4 = 63,64 kg/m Berat sendiri = 0,5 x 0,4 x 400 kg/m 3 qd = 40 kg/m Pembebanan balok ring balk As D (0-03) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + ) x 346 kg/m = 69 kg/m + qd 5 = 860 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m ql = (0,79+0,79) x 50 kg/m = 395 kg/m ql 3 = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m ql 4 = ( x 0,67) x 50 kg/m = 335 kg/m ql 5 = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

226 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 806,0 +, = 967,3 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 636,4 +, = 595,7 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =, , = 97,0 kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 63,64 +, = 93,97 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =, , = 83 kg/m digilib.uns.ac.id 07 BAB 7 Perencanaan Portal

227 digilib.uns.ac.id 08 Gambar 7.9. Pembebanan Portal As D (0-03) 7.6. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As E (0-03) Pembebanan Balok Portal As E (0-03) Pembebanan As E (0-03) = As 05 (A - C) = As 07 (A - C) Gambar 7.0. Lebar Equivalen commit to Balok user Portal As E (0-03) BAB 7 Perencanaan Portal

228 ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Beban hidup digunakan 50 kg/m commit to user digilib.uns.ac.id 09 Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + Pembebanan balok induk As E (0-0 ) qd = 044,60 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 8 kg/m Beban plat = (+) x 404 kg/m = 808 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As E (0-0) qd = 806,0 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 8 kg/m Beban plat = (0,90+0,90) x 404 kg/m = 77,0 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As E (0-03) qd = 75,3 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = ( + ) x 404 kg/m = 808 kg/m + Pembebanan balok ring balk As E (0-0 ) qd 3 = 976 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( x 0,67) x 346 kg/m = 463,64 kg/m + Pembebanan balok ring balk As E (0-0) qd 4 = 63,64 kg/m Berat sendiri = 0,5 x 0,4 x 400 kg/m 3 qd = 40 kg/m Pembebanan balok ring balk As E (0-03) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + ) x 346 kg/m = 69 kg/m + ) Beban hidup (q L ) qd 5 = 860 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

229 ql = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m ql = (0,90+0,90) x 50 kg/m = 450 kg/m ql 3 = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m ql 4 = ( x 0,67) x 50 kg/m = 335 kg/m ql 5 = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m digilib.uns.ac.id 0 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 806,0 +, = 967,3 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 75,3 +, = 790,36 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =, , = 97,0 kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 63,64 +, = 93,97 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =, , = 83 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

230 digilib.uns.ac.id Gambar 7.. Pembebanan Portal As D (0-03) 7.7. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As G (0-03) Pembebanan Balok Portal As G (0-03) Pembebanan As G (0-03) = As 09 (A - C) Gambar 7.. Lebar Equivalen Balok Portal As G (0-03) BAB 7 Perencanaan Portal

231 ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof digilib.uns.ac.id Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + Pembebanan balok induk As G (0-0 ) qd = 044,60 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 8 kg/m Beban plat = x 404 kg/m = 404 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As G (0-0) qd = 40,0 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 8 kg/m Beban plat = 0,90 x 404 kg/m = 363,6 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As G (0-03) qd = 36,7 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = ( + 0,94) x 404 kg/m = 783,76 kg/m + Pembebanan balok ring balk As G (0-0 ) qd 3 = 95,76 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,67 x 346 kg/m = 3,8 kg/m + Pembebanan balok ring balk As G (0-0) qd 4 = 399,8 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =,06 x 346 kg/m = 366,76 kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + qd 5 = 73,6 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

232 Pembebanan balok ring balk As G (0-03) digilib.uns.ac.id 3 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + 0,94) x 346 kg/m = 67,4 kg/m + qd 6 = 839,4 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = x 50 kg/m = 50 kg/m ql = 0,90 x 50 kg/m = 5 kg/m ql 3 = ( + 0,94) x 50 kg/m = 485 kg/m ql 4 = 0,67 x 50 kg/m = 67,5 kg/m ql 5 =,06 x 50 kg/m = 65 kg/m ql 6 = ( + 0,94) x 50 kg/m = 485 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 40,0 +,6. 50 = 08,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 36,7 +,6. 5 = 994,04 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

233 qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 95,76 +, = 98, kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 399,8 +,6. 67,5 = 747,78 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =,. 73,6 +,6. 65 = 79,9 kg/m qu 6 =,. qd 6 +,6. ql 6 =,. 839,4 +, = 783,09 kg/m digilib.uns.ac.id 4 Gambar 7.3. Pembebanan Portal As G (0-03) BAB 7 Perencanaan Portal

234 7.8. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 0 (A - G) Pembebanan Balok Portal As 0 (A - G) Pembebanan As 0 (A - G) digilib.uns.ac.id 5 Gambar 7.4. Lebar Equivalen Balok Portal As 0 (A - G) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + qd = 044,60 kg/m Pembebanan balok induk As 0 (C - G) Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat =, x 404 kg/m = 49,88 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 550,98 kg/m Pembebanan balok induk As 0 (B - C) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = x 404 kg/m = 404 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 34,0 kg/m Pembebanan balok induk As 0 (A - A ) = (A - B) Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = (+0,79) x 404 kg/m = 73,6 kg/m + qd 3 = 0,6 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

235 Pembebanan balok kantilever As 0 (A - A) digilib.uns.ac.id 6 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = (0,60 + 0,60) x 404 kg/m = 484,80 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 0 (C - G) qd 4 = 65,80 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,9 x 346 kg/m = 38,3 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 0 (B - C) qd 5 = 486,3 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,85 x 346 kg/m = 94, kg/m + qd 6 = 46, kg/m Pembebanan balok ring balk As 0 (A - A ) = (A - B) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,79 x 346 kg/m = 73,34 kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,30) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + qd 7 = 69,84 kg/m Pembebanan ring balk kantilever As 0 (A - A) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = (0,60 + 0,60) x 346 kg/m = 45,0 kg/m + qd 8 = 583,0 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql = x 50 kg/m = 50 kg/m ql 3 = (,00 + 0,79) x 50 kg/m = 447,50 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

236 ql 4 = (0,60 + 0,60) x 50 kg/m = 300 kg/m ql 5 = 0,9 x 50 kg/m = 30 kg/m ql 6 = 0,85 x 50 kg/m =,5 kg/m ql 7 = 0,79 x 50 kg/m = 97,5 kg/m ql 8 = (0,60 + 0,60) x 50 kg/m = 300 kg/m digilib.uns.ac.id 7 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 550,98 +, = 349,8 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 34,0 +,6. 50 = 00,5 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 0,6 +,6. 447,50 = 99,39 kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 65,80 +, = 63,36 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =,. 486,3 +,6.30 = 95,58 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

237 qu 6 =,. qd 6 +,6. ql 6 =,. 46, +,6.,5 = 894,5 kg/m qu 7 =,. qd 7 +,6. ql 7 =,. 69,84 +,6. 97,5 = 059,8 kg/m qu 8 =,. qd 8 +,6. ql 8 =,. 583,0 +, = 79,84 kg/m digilib.uns.ac.id 8 Gambar 7.5. Pembebanan Portal As 0 (A - G) BAB 7 Perencanaan Portal

238 7.9. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 0 (A - H) Pembebanan Balok Portal As 0 (A - H) Pembebanan As 0 (A - H) digilib.uns.ac.id 9 Gambar 7.6. Lebar Equivalen Balok Portal As 0 (A - H) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + qd = 044,60 kg/m Pembebanan balok induk As 0 (C - G) Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = (,+0,73+0,60) x 404 kg/m = 030, kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 088,30 kg/m Pembebanan balok induk As 0 (B - C) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = (+) x 404 kg/m = 808 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 746,0 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

239 Pembebanan balok induk As 0 (A - A ) = (A - B) digilib.uns.ac.id 0 Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = x 404 kg/m = 404 kg/m + Pembebanan balok kantilever As 0 (A - A) qd 3 = 69 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = 0,60 x 404 kg/m = 4,40 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As 0 (G - H) qd 4 = 80,5 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = 0,80 x 404 kg/m = 33, kg/m + Pembebanan balok ring balk As 0 (C - G) qd 5 = 49, kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,30) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 0 (B - C) qd 6 = 768,6 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = (+) x 346 kg/m = 69 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 0 (A - A ) qd 7 = 860 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,67 x 346 kg/m = 3,8 kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,30) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + qd 8 = 578,3 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

240 Pembebanan balok ring balk As 0 (A - B) digilib.uns.ac.id Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,30) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan ring balk kantilever As 0 (A - A) qd 9 = 768,6 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,60 x 346 kg/m = 07,60 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 0 (G - H) qd 0 = 375,60 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = (0,80+0,80) x 346 kg/m = 553,60 kg/m + ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = (,+0,73+0,60) x 50 kg/m = 637,50 kg/m ql = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m ql 3 = x 50 kg/m = 50 kg/m ql 4 = 0,60 x 50 kg/m = 50 kg/m ql 5 = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m ql 6 =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql 7 = (+) x 50 kg/m = 500 kg/m ql 8 = 0,67 x 50 kg/m = 67,5 kg/m qd = 7,60 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

241 ql 9 =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql 0 = 0,60 x 50 kg/m = 50 kg/m ql = (0,80+0,80) x 50 kg/m = 400 kg/m digilib.uns.ac.id 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 088,30 +,6. 637,50 = 355,96 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 746,0 +, = 895,3 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 69 +,6. 50 = 30,40 kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 80,5 +,6. 50 = 656,6 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =,. 49, +,6. 00 = 909,44 kg/m qu 6 =,. qd 6 +,6. ql 6 =,. 768,6 +, = 40,34 kg/m qu 7 =,. qd 7 +,6. ql 7 BAB 7 Perencanaan Portal

242 =, , = 83 kg/m qu 8 =,. qd 8 +,6. ql 8 =,. 578,3 +,6. 67,5 = 96,98 kg/m qu 9 =,. qd 9 +,6. ql 9 =,. 768,6 +, = 40,34 kg/m qu 0 =,. qd 0 +,6. ql 0 =,. 375,60 +,6. 50 = 690,7 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 7,60 +, = 505,9 kg/m digilib.uns.ac.id 3 Gambar 7.7. Pembebanan Portal As 0 (A - H) BAB 7 Perencanaan Portal

243 7.0. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 03 (A - H) Pembebanan Balok Portal As 03 (A - H) Pembebanan As 03 (A - H) digilib.uns.ac.id 4 Gambar 7.8. Lebar Equivalen Balok Portal As 03 (A - H) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok sloof Berat sendiri = 0,5 x 0,5 x 400 kg/m 3 = 300 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,5) x 700 kg/m 3 = 744,60 kg/m + qd = 044,60 kg/m Pembebanan balok induk As 03 (C - G) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat =, x 404 kg/m = 49,88 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 430,98 kg/m Pembebanan balok induk As 03 (G - H) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = 0,80 x 404 kg/m = 33,0 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 6,3 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

244 Pembebanan balok induk As 03 (B - C) digilib.uns.ac.id 5 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat = ( + ) x 404 kg/m = 808 kg/m + Pembebanan balok induk As 03 (A - A ) qd 3 = 976 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = x 404 kg/m = 404 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As 03 (A - B) qd 4 = 46,0 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,5-0,) x 400 kg/m 3 = 88 kg/m Beban plat = 0,90 x 404 kg/m = 363,60 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 03 (C - G) qd 5 = 4,7 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m + Pembebanan balok ring balk As 03 (B - C) qd 6 = 590, kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + ) x 346 kg/m = 69 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 03 (A - A ) qd 7 = 860 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = x 0,67 x 346 kg/m = 463,64 kg/m + Pembebanan balok ring balk As 03 (A - B) qd 8 = 63,64 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap =, x 346 kg/m = 4, kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + qd 9 = 768,6 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

245 Pembebanan balok ring balk As 03 (G - H) digilib.uns.ac.id 6 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,80 x 346 kg/m = 76,80 kg/m + ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m ql 3 =,00 x 50 kg/m = 500 kg/m ql 4 = x 50 kg/m = 50 kg/m ql 5 = 0,90 x 50 kg/m = 5 kg/m ql 6 =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql 7 =,00 x 50 kg/m = 500 kg/m ql 8 = x 0,67 x 50 kg/m = 335 kg/m ql 9 =, x 50 kg/m = 305 kg/m ql 0 = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m qd 0 = 444,80 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd =,. 044,60 = 53,5 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

246 qu =,. qd +,6. ql =,. 430,98 +, = 05,8 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 6,3 +,6. 00 = 93,56 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =, , = 97, kg/m qu 4 =,. qd 4 +,6. ql 4 =,. 46,0 +,6. 50 = 54,5 kg/m qu 5 =,. qd 5 +,6. ql 5 =,. 4,7 +,6. 5 = 066,04 kg/m qu 6 =,. qd 6 +,6. ql 6 =,. 590, +, = 96,4 kg/m qu 7 =,. qd 7 +,6. ql 7 =, , = 83 kg/m qu 8 =,. qd 8 +,6. ql 8 =,. 63,64 +, = 93,97 kg/m qu 9 =,. qd 9 +,6. ql 9 =,. 768,6 +, = 40,34 kg/m digilib.uns.ac.id 7 qu 0 =,. qd 9 +,6. ql 9 =,. 444,80 +,6. 00 = 853,76 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

247 digilib.uns.ac.id 8 Gambar 7.9. Pembebanan Portal As 03 (A - H) 7.. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As A (0-0) 7... Pembebanan Balok Portal As A (0-0) Pembebanan As A (0-0) Gambar 7.0. Lebar Equivalen Balok Portal As A (0-0) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok ring balk As A (0-03) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + 0,85) x 346 kg/m = 640,0 kg/m + qd = 808,0 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

248 Pembebanan balok ring balk As A (03-09) digilib.uns.ac.id 9 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,9 x 346 kg/m = 38,3 kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan balok ring balk As A (09-0) qd = 664,8 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,80 x 346 kg/m = 76,80 kg/m + Pembebanan balok sloof As A (09-0) qd 3 = 444,80 kg/m Berat sendiri = 0,5 x 0,4 x 400 kg/m 3 = 40 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + Pembebanan balok induk As A (09-0) qd = 00, kg/m Berat sendiri = 0,5 x 0,4 x 400 kg/m 3 = 40 kg/m Berat dinding = 0,5 x (3,4-0,4) x 700 kg/m 3 = 770,0 kg/m + qd = 00, kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( + 0,85) x 50 kg/m = 46,5 kg/m ql = 0,9 x 50 kg/m = 30 kg/m ql 3 = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 808,0 +,6. 46,5 = 709,7 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

249 qu =,. qd +,6. ql =,. 664,8 +,6. 30 = 65,78 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 444,80 +,6. 00 = 853,76 kg/m digilib.uns.ac.id 30 Gambar 7.. Pembebanan Portal As A (0-0) 7.. Perhitungan Pembebanan Balok Portal As 0 (B - H) 7... Pembebanan Balok Portal As 0 (B - H) Pembebanan As 0 (B - H) Gambar 7.. Lebar Equivalen Balok Portal As 0 (B - H) ) Beban Mati (q D ) Pembebanan balok ring balk As 0 (B - C) Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = ( + 0,85) x 346 kg/m = 640,0 kg/m + qd = 808,0 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

250 Pembebanan balok ring balk As A (C - G) digilib.uns.ac.id 3 Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,9 x 346 kg/m = 38,3 kg/m Berat dinding = 0,5 x (,00-0,3) x 700 kg/m 3 = 78,50 kg/m + Pembebanan balok ring balk As A (G - H) qd = 664,8 kg/m Berat sendiri = 0,5 x (0,4-0,) x 400 kg/m 3 = 68 kg/m Beban plat atap = 0,80 x 346 kg/m = 76,80 kg/m + qd 3 = 444,80 kg/m ) Beban hidup (q L ) Beban hidup digunakan 50 kg/m ql = ( + 0,85) x 50 kg/m = 46,5 kg/m ql = 0,9 x 50 kg/m = 30 kg/m ql 3 = 0,80 x 50 kg/m = 00 kg/m 3) Beban berfaktor (q U ) qu =,. qd +,6. ql =,. 808,0 +,6. 46,5 = 709,7 kg/m qu =,. qd +,6. ql =,. 664,8 +,6. 30 = 65,78 kg/m qu 3 =,. qd 3 +,6. ql 3 =,. 444,80 +,6. 00 = 853,76 kg/m BAB 7 Perencanaan Portal

251 digilib.uns.ac.id 3 Gambar 7.3. Pembebanan Portal As 0 (B - H) 7.3. Penulangan Balok Portal Perhitungan Tulangan Balok Sloof Gambar 7.4. Bidang Momen Portal As 04 (A - C) BAB 7 Perencanaan Portal

252 digilib.uns.ac.id 33 Gambar 7.5. Bidang Momen Portal As 0 (A - H) Gambar 7.6. Bidang Geser Portal As A (0-09) BAB 7 Perencanaan Portal

253 Data Perencanaan : h = 500 mm Ø t = 6 mm b = 50 mm Ø s = 0 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /.6-0 fys = 40 Mpa f c = 5 MPa = 44 mm digilib.uns.ac.id 34 0,85. fc. b = fy fy max = 0,85.5.0, = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0,09 = 0,0,4 min = = 0, a. Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 momen terbesar pada frame no.60 diperoleh : Mu = 434,48 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 4,3448 = φ 0, = 5,7 0 7 Nmm Rn 7 Mn 5,7 0 = b.d 50 44,06 Nmm m fy 380 = 0,85.f'c 0,85 5 7, 88 = m.m.rn fy BAB 7 Perencanaan Portal

254 digilib.uns.ac.id 35 = 7,88 7,88 380,06 = 0,009 < min < max Digunakan min = 0,00368 As perlu = min. b. d = 0, = 406,64 mm As perlu n = / 4 6 = 406,64,0 ~ 3 tulangan 00,96 As = 3 00,96 = 60,88 > 406,64 mm As > As perlu.aman Ok! Jadi, digunakan tulangan 3 D 6 b. Daerah Lapangan: Dari Perhitungan SAP 000 momen terbesar pada frame no.45 diperoleh : Mu = 30,88 kgm =, Nmm,3088 Mn = 0,8 0 7 =, Nmm Rn 7 Mn,79 0 = b. d , 57 m fy 380 = 0,85f ' c 0,85 5 7, 88 = m.m.rn fy = 7,88 7, ,57 = 0,005 < min BAB 7 Perencanaan Portal

255 As < max Digunakan min = 0,00368 n = = min. b. d = 0, = 406,64 mm 406,64.(6 4 Digunakan tulangan D 6 ) =,0 3 tulangan As = 3 00,96 = 60,88 mm As > As maka sloof aman.ok! Jadi dipakai tulangan 3 D 6 mm digilib.uns.ac.id 36 c. Tulangan Geser Dari Perhitungan SAP 000, terbesar pada frame no. diperoleh : Vu = 3903,0 kg = 3903 N Vc = /6. f ' c. b. d = / = 9083,33 N Ø Vc = 0, ,33 N = 6906,5 N 3 Ø Vc = ,5 N = 0787,5 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc Jadi tidak diperlukan tulangan geser s max = d/ = : 6906,5 N > 3903 N < 0787,5 N 440,5 = 0,5 mm ~ 00 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 0 00 mm BAB 7 Perencanaan Portal

256 7.3.. Perhitungan Tulangan Balok Induk digilib.uns.ac.id 37 Gambar 7.7. Bidang Momen Portal As 04 (A - C) Gambar 7.8. Bidang Momen Portal As F (0-03) BAB 7 Perencanaan Portal

257 digilib.uns.ac.id 38 Gambar 7.9. Bidang Geser Portal As 08 (A - C) Data Perencanaan : h = 500 mm Ø t = 9 mm b = 50 mm Ø s = 0 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /.9-0 fys = 40 Mpa = 440,5 mm f c = 5 MPa 0,85. fc. b = fy fy max 0,85.5.0,85 =. 380 = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0,09 = 0, BAB 7 Perencanaan Portal

258 ,4 min = = 0, digilib.uns.ac.id 39 a. Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 momen terbesar diperoleh : Mu = 4683,4 kgm = 4, Nmm Mn = Mu 4,6834 = φ 0, = 30,9 0 7 Nmm 7 Mn 30,9 0 Rn = b. d ,5 6,37 Nmm fy 380 m = 7, 88 0,85.f'c 0,85 5 = m.m.rn fy = 7,88 7, ,37 = 0,005 > min < max Digunakan = 0,005 As perlu =. b. d = 0, ,5 = 57,57 mm As perlu n = / 4 9 = 57,57 7,97 ~ 8 tulangan 83,385 As = 8 83,385 = 67,08 > 57,57 mm As > As perlu.aman Ok! Jadi, digunakan tulangan 8 D 9 BAB 7 Perencanaan Portal

259 b. Daerah Lapangan: Dari Perhitungan SAP 000 momen terbesar pada frame no.08 diperoleh : Mu = 390,76 kgm = 3, Nmm digilib.uns.ac.id 40 3,9076 Mn = 0,8 0 7 = 9, Nmm Rn 7 Mn 9,88 0 = b. d ,5 6, 6 m fy 380 = 0,85f ' c 0,85 5 7, 88 = m.m.rn fy = 7,88 7, ,6 > min = 0,0 < max Digunakan = 0,0 As =. b. d n = = 0, ,5 = 0,5 mm 0,5.(9 4 Digunakan tulangan D 9 ) = 7,8 8 tulangan As = 8 83,385 = 67,08 mm As > As.Ok! Jadi dipakai tulangan 8 D 9 mm c. Tulangan Geser Dari Perhitungan SAP 000, terbesar pada frame no.46 diperoleh : Vu = 734,3 kg = 734,3 N Vc = /6. f ' c. b. d BAB 7 Perencanaan Portal

260 = / = 9083,33 N Ø Vc = 0, ,33 N = 6906,5 N 3 Ø Vc = ,5 N = 0787,5 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc Jadi tidak diperlukan tulangan geser s max = d/ = : 6906,5 N < 0787,5 N > 734,3 N 440,5 = 0,5 mm ~ 00 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 0 00 mm digilib.uns.ac.id Perhitungan Tulangan Ring Balk Gambar Bidang Momen Portal As C (0-0) BAB 7 Perencanaan Portal

261 digilib.uns.ac.id 4 Gambar 7.3. Bidang Momen Portal As A (0-09) Data Perencanaan : h = 400 mm Ø t = 6 mm b = 50 mm Ø s = 0 mm p = 40 mm d = h - p - / Ø t - Ø s fy = 380 Mpa = /.6-0 fys = 40 Mpa = 34 mm f c = 5 MPa 0,85. fc. b = fy fy max = 0,85.5.0, = 0,09 = 0,75. b = 0,75. 0,09 = 0,08,4 min = = 0, BAB 7 Perencanaan Portal

262 a. Daerah Tumpuan Dari Perhitungan SAP 000 momen terbesar pada frame no.8 diperoleh : Mu = 8730,87 kgm = 8, Nmm digilib.uns.ac.id 43 Mn = Mu 8,73087 = φ 0, = 0,9 0 7 Nmm Rn 7 Mn 0,9 0 = b.d ,73 Nmm m fy 380 = 0,85.f'c 0,85 5 7, 88 = m.m.rn fy = 7,88 7, ,73 = 0,009 > min < max Digunakan = 0,009 As perlu =. b. d = 0, = 93,95 mm As perlu n = / 4 6 = 93,95 4,64 ~ 5 tulangan 00,96 As = 5 00,96 = 004,8 > 93,95 mm As > As perlu.aman Ok! Jadi, digunakan tulangan 5 D 6 BAB 7 Perencanaan Portal

263 b. Daerah Lapangan: Dari Perhitungan SAP 000 momen terbesar pada frame no.54 diperoleh : Mu = 3535,5 kgm = 3, Nmm digilib.uns.ac.id 44 3,5355 Mn = 0,8 0 7 = 4,4 0 7 Nmm Rn 7 Mn 4,4 0 = b. d 50 34, 5 m fy 380 = 0,85f ' c 0,85 5 7, 88 = m.m.rn fy = 7,88 7,88 380,5 > min = 0,0043 < max Digunakan = 0,0043 As =. b. d n = = 0, = 353,5 mm 353,5.(6 4 Digunakan tulangan D 6 ) =,76 tulangan As = 00,96 = 40,9 mm As > As.Ok! Jadi dipakai tulangan D 6 mm c. Tulangan Geser Dari Perhitungan SAP 000, terbesar pada frame no.8 diperoleh : Vu = 994,4 kg = 9944, N Vc = /6. f ' c. b. d BAB 7 Perencanaan Portal

264 = / = 750 N Ø Vc = 0, N = 53437,5 N 3 Ø Vc = ,5 N = 603,5 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu - Ø Vc : 53437,5 N < 9944, N < 603,5 N = 9944, ,5 = 38506,7 N Av =. ¼ (0) Vs 38506,7 = = 6477,83 N 0,6 0, 6 =. ¼. 3,4. 00 = 57 mm S = Av. fy. d = = 00,8 mm Vsperlu 6477,83 S max = d/ = 440,5/ = 0,5 ~ 00 mm Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 0 00 mm Dipakai tulangan Ø 0 00 mm: Av. fy. d 57 Vs ada = = S Vs ada > Vs perlu ,6 N > 6477,83 N...(Aman) Jadi, dipakai sengkang 34 = 8865,6 N 0 00 mm digilib.uns.ac.id 45 BAB 7 Perencanaan Portal

265 Perhitungan Tulangan Kolom digilib.uns.ac.id 46 Gambar 7.3. Bidang Axial Kolom As B (0-0) Gambar Bidang Momen Kolom As D (0-03) BAB 7 Perencanaan Portal

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I

Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Serbaguna 2 lantai Latar Belakang. 1.2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Serbaguna 2 lantai Latar Belakang. 1.2. Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf

BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi umum Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan. Proses desain merupakan gabungan antara unsur seni dan sains yang membutuhkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I. Perencanaan Atap

BAB I. Perencanaan Atap BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS

ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik

Lebih terperinci

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap {senol utku, Charles, John Benson, 1977). yaitu : 1. Tahap Perencanaan (Planning phase) Meliputi

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN

PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah

Lebih terperinci

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu pembangunan fisik berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman oleh perencana agar

Lebih terperinci

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG

1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I

DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan

Lebih terperinci

Oleh : Hissyam I

Oleh : Hissyam I PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( ) TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE

PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA

PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA

Lebih terperinci

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR

BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA

PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV ANALISA STRUKTUR BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG HOTEL 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA perpustakaan.uns.ac.id GEDUNG HOTEL 2 LANTAI TUGAS AKHIR DisusunSebagai Salah SatuSyaratMemperolehGelarAhliMadya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur

Lebih terperinci

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM

DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM DESAIN PERMODELAN DINDING BETON RINGAN PRECAST RUMAH TAHAN GEMPA BERBASIS KNOCKDOWN SYSTEM MOH. YUSUF HASBI AVISSENA NRP. 3110100128 DOSEN PEMBIMBING: Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D Prof. Dr. Ir. I Gusti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PANJANG BATANG

PERHITUNGAN PANJANG BATANG PERHITUNGAN PANJANG BATANG E 3 4 D 1 F 2 14 15 5 20 A 1 7 C H 17 13 8 I J 10 K 16 11 L G 21 12 6 B 200 200 200 200 200 200 1200 13&16 0.605 14&15 2.27 Penutup atap : genteng Kemiringan atap : 50 Bahan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3

TAMPAK DEPAN RANGKA ATAP MODEL 3 TUGAS STRUKTUR BAJA 11 Bangunan gedung dengan struktur atap dibuat dengan struktur rangka baja. Bentang struktur bangunan, beban gravitasi, beban angin dan mutu bahan, dijelaskan pada data teknis berikut.

Lebih terperinci