PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI
|
|
- Sri Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dikerjakan oleh : MUHAMMAD EKO SUSANTO NIM : I PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 i
2 LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : MUHAMMAD EKO SUSANTO NIM : I Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 0 ii
3 PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA LANTAI TUGAS AKHIR Dikerjakan oleh : MUHAMMAD EKO SUSANTO NIM : I Diperiksa dan disetujui Oleh : Dosen Pembimbing Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP Dipertahankan didepan tim penguji:. FAJAR SRI HANDAYANI, ST, MT :... NIP Ir. BUDI LAKSITO :... NIP Ir. DELAN SOEHARTO, MT :... NIP Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS Disahkan, Ketua Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil FT UNS Ir. BAMBANG SANTOSA, MT NIP ACHMAD BASUKI, ST, MT NIP Mengetahui, a.n. Dekan Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNS KUSNO ADI SAMBOWO, ST, Ph.D NIP commit to user 00 iii
4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR KOMUNIKASI DAN PEMANTAUAN... KATA PENGANTAR.... DAFTAR ISI.... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... Hal i ii iv vi ix x xvii xx xxii BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang.... Maksud dan Tujuan Kriteria Perencanaan....4 Peraturan Peraturan Yang Berlaku... 3 BAB DASAR TEORI. Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan 4.. Sistem Bekerjanya Beban 7..3 Provisi Keamanan Perencanaan Atap Perencanaan Tangga....4 Perencanaan Plat Lantai....5 Perencanaan Balok Anak Perencanaan Portal (Balok, Kolom) Perencanaan Pondasi... 5 x
5 BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3. Rencana Atap Dasar Perencanaan Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Perhitungan Pembebanan Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol Terhadap Lendutan Perencanaan Setengah Kuda-kuda Perhitungan Panjang Batang Perhitungan Luasan Perhitungan Pembebanan Perencanaan Profil Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Jurai Perhitungan Panjang Batang Perhitungan Luasan Jurai Perhitungan Pembebanan Jurai Perencanaan Profil Jurai Perhitungtan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Perhitungan Luasan Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Alat Sambung Perencanaan Kuda-kuda Utama A Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama A Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama A Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Perhitungan Alat Sambung commit... to user 84 xi
6 3.8 Perencanaan Kuda-kuda Utama B Perhitungan Panjang Kuda-kuda Utama B Perhitungan Luasan Kuda-kuda Utama B Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama B Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Perhitungan Alat Sambung BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4. Uraian Umum Data Perencanaan Tangga Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalent Perhitungan Beban Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Perhitungan Tulangan Lapangan Perencanaan Balok Bordes Pembebanan Balok Bordes Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser. 4.6 Perhitungan Pondasi Tangga Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi... 4 BAB 5 PLAT LANTAI & PLAT ATAP 5. Perencanaan Plat Lantai Perhitungan Pembebanan Plat Lantai Perhitungan Momen Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Tulangan. 7 xii
7 5.9 Perencanaan Plat Atap Perhitungan Pembebanan Plat Atap Perhitungan Momen Penulangan Plat Atap Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Penulangan Tumpuan Arah x Penulangan Tumpuan Arah y Rekapitulasi Tulangan Plat Atap Perencanaan Plat Atap Water tank Perhitungan Pembebanan Plat Atap Water tank Perhitungan Momen Penulangan Plat Atap Water tank Penulangan Lapangan Arah x Penulangan Lapangan Arah y Rekapitulasi Tulangan Atap Watertank BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK 6. Perencanaan Balok Anak Perhitungan Lebar Equivalen Lebar Equivalen Balok Anak Perencanaan Balok Anak As (B-B ) Perhitungan Pembebanan Perhitungan Tulangan Perencanaan Balok Anak As 3 (B-E) Perhitungan Pembebanan Perhitungan Tulangan Perencanaan Balok Anak As B (-) Perhitungan Pembebanan Perhitungan Tulangan xiii
8 BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7. Perencanaan Portal Dasar Perencanaan Perencanaan Pembebanan Perhitungan Luas Equivalen Plat Perhitungan Pembebanan Balok Portal Perhitungan Pembebanan Balok Portal Melintang Perhitungan Pembebanan Balok Portal Memanjang Penulangan Ring Balk Perhitungan Tulangan Lentur Ring Balk Perhitungan Tulangan Geser Ring Balk Penulangan Balok Portal Melintang Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Penulangan Balok Portal Memanjang Perhitungan Tulangan Lentur Balok Portal Perhitungan Tulangan Geser Balok Portal Penulangan Kolom Perhitungan Tulangan Lentur Kolom Perhitungan Tulangan Geser Kolom Penulangan Sloof Perhitungan Tulangan Lentur Sloof Perhitungan Tulangan Geser Sloof BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8. Data Perencanaan Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi Perhitungan Tulangan Lentur Perhitungan Tulangan Geser..... xiv
9 BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9. Rencana Anggaran Biaya Cara Perhitungan Perhitungan Volume Pekerjaan Spesifikasi Proyek Perhitungan RAB Rekapitulasi... 4 BAB 0 REKAPITULASI 0. Perencanaan Atap Setengah Kuda - Kuda Jurai Kuda Kuda Trapesium Kuda Kuda Utama (A) Kuda Kuda B Perencanaan Tangga Data Perencanaan Penulangan Tangga Pondasi Tangga Perencanaan Plat Perencanaan Balok Anak Perencanaan Portal Perencanaan Pondasi Perencanaan Anggaran Biaya BAB KESIMPULAN. Perencanaan Atap Perencanaan Tangga Perencanaan Plat Lantai Perencanaan Balok Anak xv
10 .5 Perencanaan Portal Perencanaan Pondasi PENUTUP.. xxiii DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xxiv xxv xvi
11 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 3. Rencana Atap... 7 Gambar 3. Rencana Kuda Kuda... 8 Gambar 3.3 Diagram Gaya Beban Mati... 0 Gambar 3.4 Diagram Gaya Beban Hidup... 0 Gambar 3.5 Diagram Gaya Beban Angin... Gambar 3.6 Rangka Batang Setengah Kuda Kuda... 4 Gambar 3.7 Luasan Atap Setengah Kuda Kuda... 5 Gambar 3.8 Luasan Plafon Setengah Kuda Kuda... 6 Gambar 3.9 Pembebanan Setengah Kuda Kuda Akibat Beban Mati... 8 Gambar 3.0 Pembebanan Setengah Kuda Kuda Akibat Beban Angin. 33 Gambar 3. Rangka Batang Jurai Gambar 3. Luasan Atap Jurai... 4 Gambar 3.3 Luasan Plafon Jurai... 4 Gambar 3.4 Pembebanan Jurai Akibat Beban Mati Gambar 3.5 Pembebanan Jurai Akibat Beban Angin Gambar 3.6 Rangka Batang Kuda Kuda Trapesium Gambar 3.7 Luasan Atap Kuda Kuda Trapesium Gambar 3.8 Luasan Plafon Kuda Kuda Trapesium Gambar 3.9 Pembebanan Kuda - Kuda Trapesium Akibat Beban Mati.. 59 Gambar 3.0 Pembebanan Kuda - Kuda Trapesium Akibat Beban Angin 63 Gambar 3. Rangka Batang Kuda Kuda Utama A... 7 Gambar 3. Luasan Atap Kuda Kuda Utama A... 7 Gambar 3.3 Luasan Plafon Kuda Kuda Utama A Gambar 3.4 Pembebanan Kuda Kuda Utama Akibat Beban Mati Gambar 3.5 Pembebanan Kuda Kuda Utama Akibat Beban Angin Gambar 3.6 Rangka Batang Kuda Kuda Utama B Gambar 3.7 Luasan Atap Kuda Kuda B xvii
12 Gambar 3.8 Luasan Plafon Kuda Kuda B Gambar 3.9 Pembebanan Kuda Kuda B Akibat Beban Mati Gambar 3.30 Pembebanan Kuda Kuda B Akibat Beban Angin Gambar 4. Perencanaan Tangga... 0 Gambar 4. Detail Tangga Gambar 4.3 Tebal Equivalen Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga Gambar 4.5 Rencana Balok Bordes Gambar 4.6 Pondasi Tangga... 3 Gambar 5. Denah Plat Lantai... 7 Gambar 5. Plat Tipe A... 8 Gambar 5.3 Plat Tipe B... 9 Gambar 5.4 Plat Tipe C... 9 Gambar 5.5 Plat Tipe D... 0 Gambar 5.6 Plat Tipe E... 0 Gambar 5.7 Plat Tipe F... Gambar 5.8 Perencanaan Tinggi Efektif... Gambar 5.9 Denah Plat Atap... 8 Gambar 5.0 Plat Tipe A... 9 Gambar 5. Plat Tipe B Gambar 5. Plat Tipe C Gambar 5.3 Perencanaan Tinggi Efektif... 3 Gambar 5.4 Denah Plat Atap Water tank Gambar 5.5 Tipe Plat Atap Water tank Gambar 5.6 Perencanaan Tinggi Efektif Gambar 6. Denah Rencana Balok Anak... 4 Gambar 6. Lebar Equivalen Trapesium (Tipe )... 4 Gambar 6.3 Lebar Equivalen Segitiga (Tipe )... 4 Gambar 6.4 Lebar Equivalen Balok Anak As (B B ) Gambar 6.5 Lebar Equivalen Balok Anak As 3 (B E) Gambar 6.6 Lebar Equivalen Balok Anak As B ( )... 5 Gambar 7. Gambar Denah Portal commit... to user 58 xviii
13 Gambar 7. Portal Tiga Dimensi Gambar 7.3 Lebar Equivalen Balok Portal As ( A F )... 6 Gambar 7.4 Lebar Equivalen Balok Portal As C ( )... 6 Gambar 7.5 Pembebanan balok Portal As ( A F)... 6 Gambar 7.6 Pembebanan Balok Portal As ( A F ) Gambar 7.7 Pembebanan Balok Portal As 3 ( A B ) Gambar 7.8 Pembebanan Balok Portal As 4 ( A F ) Gambar 7.9 Pembebanan Balok Portal As 0 ( A E ) Gambar 7.0 Pembebanan Balok Portal As A( 0 ) Gambar 7. Pembebanan Balok Portal As B( 0 ) Gambar 7. Pembebanan Balok Portal As C( ) Gambar 7.3 Pembebanan Balok Portal As D( )... 7 Gambar 7.4 Pembebanan Balok Portal As E( 0 ) Gambar 7.5 Pembebanan Balok Portal As F( 9 ) Gambar 7.6 Bidang momen Ring Balok Lapangan Gambar 7.7 Bidang momen Ring Balok Tumpuan Gambar 7.8 Bidang geser Ring Balok Lapangan Gambar 7.9 Bidang Geser Ring Balok Tumpuan Gambar 7.0 Bidang momen Balok Melintang Tumpuan dan Lapangan. 84 Gambar 7. Bidang Geser Balok Melintang Tumpuan dan Lapangan Gambar 7. Bidang momen Balok Memanjang Tumpuan dan Lapangan 90 Gambar 7.3 Bidang Geser Balok Memanjang Lapangan... 9 Gambar 7.4 Bidang Geser Balok Memanjang Tumpuan... 9 Gambar 7.5 Bidang Aksial Kolom Gambar 7.6 Bidang Momen Kolom Gambar 7.7 Bidang Geser Kolom Gambar 7.8 Bidang Momen Sloof... 0 Gambar 7.9 Bidang Geser Sloof... 0 Gambar 8. Perencanaan Pondasi xix
14 DAFTAR TABEL Hal Tabel. Koefisien Reduksi Beban Hidup... 6 Tabel. Faktor Pembebanan U... 8 Tabel.3 Faktor Reduksi Kekuatan... 8 Tabel 3. Kombinasi Gaya Dalam Pada Gording... Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Pada Setengah Kuda Kuda... 4 Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda Kuda... 3 Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda Kuda Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda Kuda Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda Kuda Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Jurai Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Jurai Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Jurai Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang Jurai Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda Kuda Trapesium Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Kuda Kuda Trapesium Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin Kuda Kuda Trapesium Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda Kuda Trapesium Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda Kuda Trapesium Tabel 3.7 Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda Kuda Utama A... 7 Tabel 3.8 Rekapitulasi Pembebanan Kuda Kuda Utama A Tabel 3.9 Perhitungan Beban Angin Kuda Kuda Utama A Tabel 3.0 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda Kuda Utama A... 8 Tabel 3. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda Kuda Utama A Tabel 3. Perhitungan Panjang Batang Pada Kuda Kuda B Tabel 3.3 Rekapitulasi Pembebanan Kuda Kuda B Tabel 3.4 Perhitungan Beban Angin commit Kuda to user Kuda B xx
15 Tabel 3.5 Rekapitulasi Gaya Batang Kuda Kuda B Tabel 3.6 Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda Kuda B... 0 Tabel 5. Perhitungan Plat Lantai... Tabel 5. Penulangan Plat Lantai... 7 Tabel 5.3 Perhitungan Plat Atap... 3 Tabel 6. Perhitungan Lebar Equivalen... 4 Tabel 7. Perhitungan Lebar Equivalen... 6 Tabel 0. Setengah Kuda - Kuda... 6 Tabel 0. Jurai... 7 Tabel 0.3 Kuda Kuda Trapesium... 8 Tabel 0.4 Kuda Kuda Utama A... 9 Tabel 0.5 Kuda Kuda Utama B xxi
16 DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL A = Luas penampang batang baja (cm ) B = Luas penampang (m ) AS = Luas tulangan tekan (mm ) AS = Luas tulangan tarik (mm ) B = Lebar penampang balok (mm) C = Baja Profil Canal D = Diameter tulangan (mm) Def = Tinggi efektif (mm) E = Modulus elastisitas(m) e = Eksentrisitas (m) F c = Kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa) Fy = Kuat leleh yang disyaratkan (Mpa) g = Percepatan grafitasi (m/dt) h = Tinggi total komponen struktur (cm) H = Tebal lapisan tanah (m) I = Momen Inersia (mm ) L = Panjang batang kuda-kuda (m) M = Harga momen (kgm) Mu = Momen berfaktor (kgm) N = Gaya tekan normal (kg) Nu = Beban aksial berfaktor P = Gaya batang pada baja (kg) q = Beban merata (kg/m) q = Tekanan pada pondasi ( kg/m) S = Spasi dari tulangan (mm) Vu = Gaya geser berfaktor (kg) W = Beban Angin (kg) Z = Lendutan yang terjadi pada baja (cm) = Diameter tulangan baja (mm) xxii
17 = Faktor reduksi untuk beton = Ratio tulangan tarik (As/bd) xxi = Tegangan yang terjadi (kg/cm 3 ) = Faktor penampang xxiii
18 Tugas Akhir BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Menghadapi masa depan yang semakin modern, kehadiran seorang Ahli Madya Teknik Sipil siap pakai yang menguasai di bidangnya sangat diperlukan. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan, bertujuan untuk menghasilkan Ahli Madya Teknik Sipil yang berkualitas, bertanggung jawab, dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan dan ikut serta mensukseskan pembangunan nasional. Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya. Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan struktur gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya dan mampu bersaing dalam dunia kerja.. Maksud Dan Tujuan Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Dalam hal ini khususnya teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, BAB Pendahuluan
19 Tugas Akhir bertanggungjawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Program D3 Jurusan Teknik Sipil memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan : a. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat. b. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung. c. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung..3 Kriteria Perencanaan a. Spesifikasi Bangunan ) Fungsi Bangunan : Asrama Mahasiswa ) Luas Bangunan : 936 m 3) Jumlah Lantai : lantai 4) Tinggi Tiap Lantai : 4,00 m 5) Konstruksi Atap : Rangka kuda-kuda baja 6) Penutup Atap : Genteng tanah liat 7) Pondasi : Foot Plat b. Spesifikasi Bahan ) Mutu Baja Profil : BJ 37 ) Mutu Beton (f c) : 30 MPa 3) Mutu Baja Tulangan : Polos (fys) : 40 MPa Ulir (fy) : 360 MPa BAB Pendahuluan
20 Tugas Akhir 3.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku a. SNI Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung. b. SNI Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung. c. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 983). d. SNI Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung. BAB Pendahuluan
21 Tugas Akhir BAB DASAR TEORI.. Dasar Perencanaan... Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, beban angin, beban hidup maupun beban khusus yang bekerja pada struktur bangunan tersebut. Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 983. Beban-beban tersebut adalah :. Beban Mati (q d ) Beban mati adalah berat semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung. Untuk merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung antara lain adalah : a. Bahan Bangunan: ) Beton Bertulang kg/m 3 ) Pasir (jenuh air) kg/m 3 3) Beton biasa...00 kg/m 3 4) Baja kg/m 3 5) Pasangan bata merah kg/m 3 b. Komponen Gedung: ) Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa penggantung langit-langit atau pengaku), terdiri dari : - semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4mm kg/m - kaca dengan tebal 3-4 mm kg/m ) Penutup atap genteng dengan commit reng to dan user usuk kg/m Bab Dasar Teori 4
22 Tugas Akhir 5 3) Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan) per cm tebal kg/m 4) Adukan semen per cm tebal kg/m. Beban Hidup (ql) Beban hidup adalah semua bahan yang terjadi akibat penghuni atau pengguna suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan (PPIUG 983). Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan ini terdiri dari: a. Beban atap kg/m b. Beban tangga dan bordes kg/m c. Beban lantai kg/m Peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan dengan suatu koefisien reduksi yang nilainya tergantung pada penggunaan gedung yang ditinjau, seperti diperlihatkan pada Tabel. : Bab Dasar Teori
23 Tugas Akhir 6 Tabel.. Koefisien Reduksi Beban Hidup Penggunaan Gedung PENDIDIKAN: Sekolahan, Ruang kuliah PERTEMUAN UMUM : Masjid, Gereja, Bioskop, Restoran PENYIMPANAN : Perpustakaan, Ruang Arsip TANGGA : Pendidikan, Kantor Sumber : PPIUG 983 Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk 0,90 0,90 0,80 0,75 3. Beban Angin (W) Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara(ppiug 983). Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m ini ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dengan koefisien-koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 5 kg/m, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum 40 kg/m. Sedangkan koefisien angin untuk gedung tertutup: a. Dinding Vertikal ) Di pihak angin ,9 ) Di belakang angin ,4 b. Atap segitiga dengan sudut kemiringan ) Di pihak angin : < ,0-0,4 65 < < ,9 ) Di belakang angin, untuk semua ,4 Bab Dasar Teori
24 Tugas Akhir 7... Sistem Kerja Beban Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih kecil. Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen-elemen struktur gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : Beban pelat lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar melalui pondasi...3. Provisi Keamanan Dalam pedoman beton SNI , struktur harus direncanakan untuk memiliki cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang kekurangan kekuatan dapat diakibatkan oleh variasi yang merugikan dari kekuatan bahan, pengerjaan, dimensi, pengendalian dan tingkat pengawasan, faktor - faktor pembebanan dan reduksi diperlihatkan pada Tabel. dan Tabel.3 seperti berikut : Bab Dasar Teori
25 Tugas Akhir 8 Tabel.. Faktor Pembebanan U No. Kombinasi Beban Faktor U D D, L D, L, W D, W,4 D, D +,6 L, D +,6 L ± 0,8 W 0,9 D +,3 W 5. D, Lr, E,05 ( D + Lr E ) 6. D, E, D ±,0 E Sumber : SNI Keterangan : D = Beban mati L = Beban hidup Lr = Beban hidup tereduksi E = Beban gempa W = Beban angin Tabel.3. Faktor Reduksi Kekuatan No GAYA. Lentur tanpa beban aksial. Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur 3. Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur Komponen dengan tulangan spiral Komponen lain 4. Geser dan torsi 5. Tumpuan Beton Sumber : SNI ,80 0,80 0,70 0,65 0,75 0,65 Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Untuk melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka diperlukan adanya tebal selimut beton minimum. Bab Dasar Teori
26 Tugas Akhir 9 Beberapa persyaratan utama pada Pedoman Beton SNI adalah sebagai berikut: a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari d b atau 5 mm, dimana d b adalah diameter tulangan. b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan jarak bersih tidak boleh kurang dari 5 mm. Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah: a. Untuk pelat dan dinding = 0 mm b. Untuk balok dan kolom = 40 mm c. Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm.. Perencanaan Atap a. Pembebanan Pada perencanaan atap, beban yang bekerja adalah : Beban mati Beban hidup Beban air b. Asumsi Perletakan Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol.. c. Analisa struktur pada perencanaan ini menggunakan program SAP 000. d. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI e. Perhitungan profil kuda-kuda ) Batang tarik Ag perlu = P mak Fy An perlu = 0,85.Ag An = Ag-dt L = Panjang sambungan dalam arah gaya tarik Bab Dasar Teori
27 Tugas Akhir 0 x Y Yp U x L Ae = U.An Cek kekuatan nominal : Kondisi leleh Pn 0,9. Ag. Fy Kondisi fraktur Pn 0,75. Ag. Fu Pn P. ( aman ) ) Batang tekan Periksa kelangsingan penampang : b tw c 300 Fy K. l r Fy E Apabila = λc 0,5 ω = 0,5 < λs <, ω,43,6-0,67 λc λs, ω,5. s Pn. Ag. Fcr Ag f y Pu P n. ( aman ) 3) Sambungan Tebal plat sambung ( )= 0,65 d Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6 ijin Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. Tumpuan =,5 ijin Bab Dasar Teori
28 Tugas Akhir Kekuatan baut P geser =. ¼.. d. geser P desak Jumlah mur-baut n Jarak antar baut =. d. tumpuan P P maks geser Jika,5 d S 3 d S =,5 d Jika,5 d S 7 d S = 5 d.3. Perencanaan Tangga Untuk perhitungan penulangan tangga dipakai kombinasi pembebanan akibat beban mati dan beban hidup yang disesuaikan dengan Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 983) dan SNI dan analisa struktur mengunakan perhitungan SAP 000. Sedangkan untuk tumpuan diasumsikan sebagai berikut :. Tumpuan bawah adalah Jepit.. Tumpuan tengah adalah Jepit. 3. Tumpuan atas adalah Jepit. Perhitungan untuk penulangan tangga M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Mn Rn = b.d = m.m.rn fy 0,85. fc b =.. fy max = 0,75. b fy Bab Dasar Teori
29 Tugas Akhir min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As =. b.d.4. Perencanaan Plat Lantai. Pembebanan : a. Beban mati b. Beban hidup : 50 kg/m. Asumsi Perletakan : jepit penuh 3. Analisa struktur menggunakan tabel 3.3. PPIUG Analisa tampang menggunakan SNI Pemasangan tulangan lentur disyaratkan sebagai berikut :. Jarak minimum tulangan sengkang 5 mm.. Jarak maksimum tulangan sengkang 40 atau h. Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut : M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Rn = Mn b. d = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy fy Bab Dasar Teori
30 Tugas Akhir 3 max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = 0,005 As = ada. b. d Luas tampang tulangan As =. b.d.5. Perencanaan Balok Anak. Pembebanan. Asumsi Perletakan : jepit jepit 3. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Mn Rn = b.d = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min =,4 f ' y Perhitungan tulangan geser : 0,60 Bab Dasar Teori
31 Tugas Akhir 4 V c = f ' c. b. d 6 Vc = 0,6. Vc.6. Perencanaan Portal. Pembebanan. Asumsi Perletakan a. Jepit pada kaki portal. b. Bebas pada titik yang lain 3. Analisa struktur pada perencanaan atap ini menggunakan program SAP Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan tulangan lentur : M n M u dimana, m = 0,80 fy 0,85. fc Rn = Mn b. d = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy fy max = 0,75. b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min = Perhitungan tulangan geser : 0,60,4 f ' y f ' c V c =. b. d 6 Bab Dasar Teori
32 Tugas Akhir 5 Vc = 0,6. Vc Vc Vu 3 Vc ( perlu tulangan geser ) Vu < Vc < 3 Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc ( pilih tulangan terpasang ) ( Av. fyd. ) Vs ada = s ( pakai Vs perlu ).7. Perencanaan Pondasi. Pembebanan Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat beban mati dan beban hidup.. Analisa tampang menggunakan peraturan SNI Perhitungan kapasitas dukung pondasi (Terzaghi): q ada = A P q u q ijin q ada =,3 c N c + q N q + 0,4 γ B Nγ = q u / SF q ijin (aman) Eksentrisitas e M N Agar pondasi tidak mengguling, N BL 6M BL = e L 6 Sedangkan pada perhitungan tulangan lentur Mu = ½. qu. t Bab Dasar Teori
33 m = 0,85 Tugas Akhir 6 f y M n Rn = b d f' c = m.m.rn fy b = 0,85. fc. fy fy max = 0,75. min =,4 f y b min < < maks tulangan tunggal < min dipakai min As = ada. b. d Luas tampang tulangan As = Jumlah tulangan Luas Perhitungan tulangan geser : Vu = V c = 0,60 6 A efektif x Vc=0,6 x Vc f ' cxbxd Φ.Vc Vu 3 Φ Vc (perlu tulangan geser) Vu < Vc < 3 Ø Vc (tidak perlu tulangan geser) Vs perlu = Vu Vc Vs ada = ( Av. fyd. ) s (pilih tulangan terpasang) (pakai Vs perlu) Bab Dasar Teori
34 Tugas Akhir BAB 3 PERENCANAAN ATAP 3.. Rencana Atap J SK J KT KT KU KU KU KU KU KU N KU KU KU KU KU KU KT KT J SK J Gambar 3.. Denah Rencana Atap Keterangan : KU = Kuda-kuda utama G = Gording KT = Kuda-kuda trapesium N = Nok SK = Setengah kuda-kuda utama JR = Jurai Bab 3 Perencanaan Atap 7
35 Tugas Akhir Dasar Perencanaan Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai berikut : a. Bentuk rangka kuda-kuda : seperti tergambar b. Jarak antar kuda-kuda : 3 m c. Kemiringan atap ( ) : 30 o d. Bahan gording : baja profil lip channels ( ) e. Bahan rangka kuda-kuda : baja profil double siku sama kaki ( ) f. Bahan penutup atap : genteng g. Alat sambung : baut-mur h. Jarak antar gording :,73 m i. Bentuk atap : limasan j. Mutu baja profil : BJ-37 ijin = 600 kg/cm leleh = 400 kg/cm (SNI ) Gambar 3.. Rencana kuda-kuda Bab 3 Perencanaan Atap
36 Tugas Akhir Perencanaan Gording Perencanaan Pembebanan Pembebanan berdasarkan PPIUG 983, sebagai berikut : a. Berat penutup atap = 50 kg/m b. Beban angin = 5 kg/m c. Berat hidup (pekerja) = 00 kg d. Berat penggantung dan plafon = 8 kg/m Perhitungan Pembebanan Kemiringan atap ( ) = 30 Jarak antar gording (s) =,73 m Jarak antar kuda-kuda utama (L) = 3,00 m Dicoba menggunakan gording dengan dimensi baja profil tipe lip channels / kanal kait ( ) ,5 pada perencanaan kuda- kuda dengan data sebagai berikut : a. Berat gording =,0 kg/m b. Ix = 489 cm 4 c. Iy = 99, cm 4 d. h = 50 mm f. ts = 4,5 mm g. tb = 4,5 mm h. Zx = 65, cm 3 i. Zy =9,8cm 3 e. b = 75 mm Bab 3 Perencanaan Atap
37 Tugas Akhir 0 ) Beban Mati y x q x q q y Gambar 3.3. Diagram Gaya Beban Mati Berat gording =,0 kg/m Berat penutup atap = (,73 50 ) = 86,5 kg/m q = 97,5 kg/m + q x = q sin = 97,5 sin 30 = 48,75 kg/m q y = q cos = 97,5 cos 30 = 84,44 kg/m M x = / 8. q y. L = / 8 84,44 (3,0) = 94,995 kgm M y = / 8. q x. L = / 8 48,75 (3,0) = 54,844 kgm ) Beban Hidup y x P x P P y Gambar 3.4. Diagram Gaya Beban Hidup P diambil sebesar 00 kg. P x = P sin = 00 sin 30 = 50 kg P y = P cos = 00 cos 30 = 86,60 kg M x = / 4. P y. L = / 4 86,60 3 = 64,95 kgm M y = / 4. P x. L = / = 37,5 kgm Bab 3 Perencanaan Atap
38 Tugas Akhir 3) Beban Angin TEKAN HISAP Gambar 3.5. Diagram Gaya Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m (PPIUG 983) Koefisien kemiringan atap ( ) = 30 ) Koefisien angin tekan = (0,0 0,4) = 0, ) Koefisien angin hisap = 0,4 Beban angin : ) Angin tekan (W ) = koef. Angin tekan beban angin ½ (s +s ) = 0, 5 ½ (,73+,73) = 8,65 kg/m ) Angin hisap (W ) = koef. Angin hisap beban angin ½ (s +s ) = 0,4 5 ½ (,73 +,73) = -7,3 kg/m Beban yang bekerja pada sumbu x, maka hanya ada harga M x : ) M x (tekan) = / 8. W. L = / 8 8,65 (3,0) = 9,73 kgm ) M x (hisap) = / 8. W. L = / 8-7,3 (3,0) = -9,465 kgm Tabel 3.. Kombinasi Gaya Dalam pada Gording Beban Beban Beban Angin Kombinasi Momen Mati Hidup Tekan Hisap Minimum Maksimum 94,995 64,95 9,73-9,465 0,9 5,699 M x M y 54,844 37, ,83 5,83 Bab 3 Perencanaan Atap
39 Tugas Akhir Kontrol Terhadap Tegangan Kontrol terhadap Tegangan Maksimum M x = 5,699 kgm = 569,9 kgcm M y = 5,83 kgm = 58,3 kgcm σ = M X Zy M Y Zx = 569,9 9,8 58,3 65, = 56, kg/cm < ijin = 600 kg/cm Kontrol terhadap Tegangan Minimum M x = 0,9 kgm = 0,9 kgcm M y = 5,83 kgm = 58,3 kgcm σ = M X Zy M Y Zx = 0,9 9,8 58,3 65, = 078,658 kg/cm < ijin = 600 kg/cm Bab 3 Perencanaan Atap
40 Tugas Akhir 3 Kontrol Terhadap Lendutan Di coba profil : ,5 q x = 0,487 kg/cm E =, 0 6 kg/cm q y = 0,844 kg/cm I x = 489 cm 4 P x = 50 kg I y = 99, cm 4 P y = 86,60 kg Zijin 40 L Zijin ,5 cm 4 5.qx.L Z x = 384.E.I y 3 Px.L 48.E.I y 4 5 0,487 (300) = 6 384,.0 99, = 0,38 cm (300) 6.,.0 99, Z y = 5.q y.l E.I x 3 P.L y 48.E.I x 4 5 0,844 (300 ) = 6 384, = 0,34 cm 3 86,60 (300 ) 6 48, Z = Z x Z y Z = Z ijin ( 0,38) (0,34) 0,4048 cm 0,4048 cm,5 cm aman!!! Jadi, baja profil lip channels ( ) dengan dimensi ,5 aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording. Bab 3 Perencanaan Atap
41 Tugas Akhir Perencanaan Setengah Kuda-Kuda Gambar 3.6. Panjang Batang Setengah Kuda- kuda Perhitungan Panjang Batang Setengah Kuda-Kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Panjang Batang pada Setengah Kuda-kuda Nomor Batang Panjang Batang (m),500,500 3,500 4,500 5,73 6,73 7,73 8,73 9 0,866 0,73,73,73 3,9 4, ,000 6 commit 3,464 to user Bab 3 Perencanaan Atap
42 Tugas Akhir Perhitungan luasan setengah kuda-kuda f e p g d o h c' n' i' c n i b m j a l k a Gambar 3.7. Luasan Atap Setengah Kuda-kuda Panjang ab = jk = lm =,0 m Panjang bc = ij = mn = no = op =,73 m Panjang ak = bj = ci = 3,000 m Panjang dh Panjang eg Panjang pf =,50 m = 0,750 m = 0,866 m Panjang cc = n o =,46 m Luas abjk = ab ak =,0 3,00 = 6,063 m Luas bcij = bc bj =,73 3,000 = 5,96 m Luas cc i i = ci cc = 3,00,46 Bab 3 Perencanaan Atap
43 Tugas Akhir 6 = 3,438 m Luas c dhi = ½ n o (c i + dh) = ½,46 ( 3,00 +,50 ) = 3,008 m Luas degh = ½ op ( eg + dh ) = ½,73 (0,750 +,50) =,598 m Luas efg = ½ pf eg = ½ 0,866 0,750 = 0,35 m f e p g d o h c' n' i' c n i b m j a l k a Gambar 3.8. Luasan Plafon Setengah Kuda-Kuda Panjang ab = jk = lm =,750 m Panjang bc = ij = mn = no = op =,500 m Panjang ak = bj = ci = c i = 3,000 m Panjang dh Panjang eg =,50 m = 0,750 m Panjang pf = cc = 0,750 m Bab 3 Perencanaan Atap
44 Tugas Akhir 7 Luas abjk = ab ak =,750 x 3,00 = 5,5 m Luas bcij = bc bj =,500 3,000 = 4,500 m Luas cc i i = ci cc = 3,00 0,75 =,5 m Luas c dhi = ½ n o (c i + dh) = ½ 0,75 (3,00 +,5) =,969 m Luas degh = ½ op ( eg + dh ) = ½,500 (0,750 +,50) =,5 m Luas efg = ½ pf eg = ½ 0,750 0,750 =0,8 m Perhitungan Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Data pembebanan : Berat gording = kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Bab 3 Perencanaan Atap
45 Tugas Akhir Gambar 3.9. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan abjk berat atap = 6, = 303,5 kg c) Beban Plafon = luasan abjk berat plafon = 5,5 8 = 94,50 kg d) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 5 ) = ½ (,500+,73 ) =,66 kg e) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,66 = 0,4848 kg f) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,66 = 0,66 kg ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan bcij berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg Bab 3 Perencanaan Atap
46 Tugas Akhir 9 c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,73 + 0,866 +,73 +,73 ) = 3,03 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,03 = 0,9093 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,03 = 0,303 kg 3) Beban P3 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,000 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan cc i i berat atap = 3, = 7,9 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (6 + ) = ½ (,73 +,73) =,73 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,73 = 0,50 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,73 = 0,73 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan c dhi berat atap = 3, = 50,4 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,73 +,9 +,73) =,8775 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,8775 = 0,863 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,8775 = 0,88 kg Bab 3 Perencanaan Atap
47 Tugas Akhir 30 5) Beban P5 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00,500 = 6,50 kg b) Beban Atap = luasan degh berat atap =, = 9,9 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,73 +, ,00 +,73) = 4,53 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 4,53 =,359 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 4,53 = 0,453 kg 6) Beban P6 a) Beban Atap = luasan efg berat atap = 0,35 50 = 6,5 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (8 + 5) = ½ (,73 + 3,464) =,598 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,598 = 0,7794 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,598 = 0,598 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon = luasan bcij berat plafon = 4,500 8 = 8,00 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,50 + 0,866 +,50) =,933 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,933 = 0,5799 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 commit %,933 to user = 0,933 kg Bab 3 Perencanaan Atap
48 Tugas Akhir 3 8) Beban P8 a) Beban Plafon = luasan cc i i berat plafon =,5 8 = 40,5 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,50 +,73 +,73) =,48 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,48 = 0,7446 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,48 = 0,48 kg 9) Beban P9 a) Beban Plafon = luasan c dhi berat plafon =,969 8 = 35,44 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 3) = ½ (,73 +,500) =,66 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,66 = 0,4848 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,66 = 0,66 kg 0) Beban P0 a) Beban Plafon = luasan degh berat plafon =,5 8 = 40,50 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,50 +,9 +,598 +,50) = 3,9445 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,9445 =,83 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,9445 = 0,395 kg Bab 3 Perencanaan Atap
49 Tugas Akhir 3 ) Beban P a) Beban Plafon = luasan efg berat plafon = 0,8 8 = 5,058 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (3, ,00 +,50) = 3,98 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,98 =,95 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,98 = 0,398 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Setengah Kuda-Kuda Beban Input Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah Kudakuda 000 SAP Beban Atap gording Bracing Penyambung Plafon Beban (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 303,5 33,00,66 0,66 0, ,50 43,9 433 P 59,8 33,00 3,03 0,303 0, , P3 7,9 33,00,73 0,73 0,50-07,35 08 P4 50,4 33,00,8775 0,88 0,863-87,49 88 P5 9,9 6,50 4,53 0,453,359-5, P6 6,5 -,598 0,598 0,7794-9,887 0 P7 - -,933 0,933 0,5799 8,00 83, P8 - -,48 0,48 0, ,5 43, P9 - -,66 0,66 0, ,44 37, P ,9445 0,395,83 40,50 46,0 47 P - - 3,98 0,398,95 5,058 0,633 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P = P = P3 = P4 = P5 = P6 = 00 kg Bab 3 Perencanaan Atap
50 Tugas Akhir 33 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar 3.0. Pembebanan Setengah Kuda-kuda akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a. W = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 6,063 0, 5 = 30,35 kg b. W = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg c. W3 = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 3,438 0, 5 = 7,9 kg d. W4 = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 3,008 0, 5 = 5,04 kg e. W5 = luasan atap koef. angin tekan beban angin =,598 0, 5 =,99 kg f. W6 = luasan atap koef. angin tekan beban angin = 0,35 0, 5 =,65 kg Bab 3 Perencanaan Atap
51 Tugas Akhir 34 Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Setengah Kuda-Kuda Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 30,35 6,54 7 5,58 6 W 5,98,499 3,99 3 W3 7,9 4, ,595 9 W4 5,04 3,05 4 7,5 8 W5,99,49 6,495 7 W6,65,407 0,83 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang setengah kuda-kuda sebagai berikut : Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Setengah Kuda-Kuda Batang Kombinasi Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) Bab 3 Perencanaan Atap
52 Tugas Akhir Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 488,6 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 488,6 0, ,6 cm Kondisi fraktur P maks. = P maks. = An.f u.ae.f u.an.u Pmaks..f. U u 488,6 0, ,75 0,95 cm L 73, imin 0,7cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 6,3 cm i =,66 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,6/ = 0,3 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,95/) +.,47.0,6 = 0,980 cm Digunakan maka, luas profil 6,3 > 0,980 ( aman ) inersia,66 > 0,7 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap
53 Tugas Akhir 36 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 704,49 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =.6,3 =,6 cm r b t =,66 cm = 6,6 mm = 55 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b = t 6 40 kl r f y f y λc E = 9,67,90 (73) 6,6 40 3,4 x x0 5 =,5 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.,5 =,7 P n = Ag.f cr = Ag f y =,6 400 = 7609,30 kg,7 Pu P n 704,49 0,85 x7609,30 0,047 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap
54 Tugas Akhir Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diamater lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 704, ,56 0,04 ~ buah baut Digunakan : buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : Perhitungan jarak antar baut : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap
55 Tugas Akhir 38 b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diamater lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 cm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. tumpu 488,6 6766,56 0,07 ~ buah baut Digunakan : buah baut Bab 3 Perencanaan Atap
56 Tugas Akhir 39 Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Setengah Kuda-kuda Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , ,7 Bab 3 Perencanaan Atap
57 Tugas Akhir Perencanaan Jurai Gambar 3.. Rangka Batang Jurai Perhitungan Panjang Batang Jurai Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Jurai Nomor Batang Panjang Batang,, 3, 4, 5,9 6,9 7,9 8,9 9 0,866 0,9,73,73 3,739 4, ,354 6 commit 3,464 to user Bab 3 Perencanaan Atap
58 Tugas Akhir Perhitungan Luasan Jurai a a Gambar 3.. Luasan Atap Jurai Panjang a b =,6 m Panjang b c = e f =,9 m Panjang c d = d e = f r =,46 m Panjang eh =,000 m Panjang fi =,5 m Panjang gj = 0,375 m Panjang dk =,500 m Panjang ol =,5 m Panjang qn = 0,375 m Luas abfihe Luas bcgjif Luas cdjg = (½ a b (fi+eh)) = (½.,6 (,5 +,00)) = 6,956 m = (½ b c (fi+gj)) = (½.,9 (,5+0,375)) = 3,437 m = (½ gj c d) = (½ 0,375,46) = 0,43 m Bab 3 Perencanaan Atap
59 Tugas Akhir 4 Luas dklots = (½ d e (dk + ol)) = (½.,46 (,500+,5)) = 3,0 m Luas lnqvto = (½ e f (ol+qn)) = (½,9 (,5+0,375)) = 3,437 m Luas nvqr = (½ qn f r) = (½ 0,375,46) = 0,43 m a a Gambar 3.3. Luasan plafon Jurai Panjang a b =,06 m Panjang b c = e f =, m Panjang c d = d e = f r =,06 m Panjang eh Panjang fi Panjang gj Panjang dk Panjang ol Panjang qn =,00 m =,5 m = 0,375 m =,500 m =,5 m = 0,375 m Bab 3 Perencanaan Atap
60 Tugas Akhir 43 Luas abfihe = (½ a b (fi+eh)) = (½.,06 (,5 +,00)) = 6,44 m Luas bcgjif = (½ b c (fi+gj)) = (½., (,5+0,375)) = 3,8 m Luas cdjg = (½ gj c d) = (½ 0,375,06) = 0,398 m Luas dklots = (½ d e (dk + ol)) = (½.,06 (,500+,5)) =,785 m Luas lnqvto = (½ e f (ol+qn)) = (½, (,5+0,375)) = 3,8 m Luas nvqr = (½ qn f r) = (½ 0,375,06) = 0,398 m Perhitungan Pembebanan Jurai Data pembebanan : Berat gording = kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon dan penggantung = 8 kg/m Bab 3 Perencanaan Atap
61 Tugas Akhir Gambar 3.4. Pembebanan Jurai akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan abfihe berat atap = 6, = 347,8 kg c) Beban Plafon = luasan abfihe berat plafon = 6,44 8 = 5,9 kg d) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 5) = ½ (, +,9) =,06 kg e) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,06 = 0,668 kg f) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,06 = 0,06 kg ) Beban P a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00,500 = 6,50 kg b) Beban Atap = luasan bcgjif berat atap = 3,437 commit 50 to = user 7,85 kg Bab 3 Perencanaan Atap
62 Tugas Akhir 45 c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,9 + 0,866 +,9 +,9) = 3,87 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,87 =,6 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,87 = 0,387 kg 3) Beban P3 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan cdjg berat atap = 0,43 50 =,5 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg (6 + ) = ½ (,9 +,73) =,0 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,0 = 0,6036 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,0 = 0,0 kg 4) Beban P4 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00 3,00 = 33,00 kg b) Beban Atap = luasan dklots berat atap = 3,0 50 = 50,5 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,9 +,739 +,73) = 3,38 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,38 =,04 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0% 3,38 = 0,338 kg Bab 3 Perencanaan Atap
63 Tugas Akhir 46 5) Beban P5 a) Beban Gording = berat profil gording panjang gording =,00,5 = 6,5 kg b) Beban Atap = luasan lnqvto berat atap = 3, = 7,85 kg c) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,9 +, ,354 +,9) = 5,67 kg d) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 5,67 =,58 kg e) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 5,67 = 0,567 kg 6) Beban P6 a) Beban Atap = luasan nvqr berat atap = 0,43 50 =,50 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg (8 + 5) = ½ (,9+ 3,464) =,8775 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,8775 = 0,863 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 %,8775 = 0,87 kg 7) Beban P7 a) Beban Plafon = luasan bcgjif berat atap = 3,8 8 = 57,76 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (, + 0,866 +, ) =,554 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,554 = 0,766 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 commit %,554 to user = 0,55 kg Bab 3 Perencanaan Atap
64 Tugas Akhir 47 8) Beban P8 a) Beban Plafon = luasan cdjg berat plafon = 0,398 8 = 7,64 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,+,9 +,73) = 3,07 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 3,07 = 0,9 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 3,07 = 0,307 kg 9) Beban P9 a) BebanPlafon = luasan dklots berat plafon =,785 8 = 50,3 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( + 3) = ½ (,73 +,) =,97 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 %,97 = 0,578 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0%,97 = 0,93 kg 0) Beban P0 a) Beban Plafon = luasan lnqvto berat plafon = 3,8 8 = 57,76 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (,+,739 +,598 +,) = 4,789 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 4,789 =,437 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 commit % 4,789 to user = 0,478 kg Bab 3 Perencanaan Atap
65 Tugas Akhir 48 ) Beban P a) Beban Plafon = luasan nvqr berat plafon = 0,398 8 = 7,64 kg b) Beban Kuda-kuda = ½ btg ( ) = ½ (3, ,354 +,) = 4,47 kg c) Beban Plat Sambung = 30 % beban kuda-kuda = 30 % 4,47 =,34 kg d) Beban Bracing = 0% beban kuda-kuda = 0 % 4,47 = 0,447 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi Pembebanan Jurai Input Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Jumlah SAP Beban Atap gording Kuda-kuda Bracing Penyambung Plafon Beban 000 (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) ( kg ) P 347,8 33,00,06 0,06 0,668 5,9 499, P 7,85 6,50 3,87 0,387,6-93, P3,50 33,00,0 0,0 0, ,37 58 P4 50,5 33,00 3,38 0,338,04-88,33 89 P5 7,85 6,50 5,67 0,567,58-95,74 96 P6,50 -,8775 0,87 0,863-5,58 6 P7 - -,554 0,55 0,766 57,76 60,85 6 P ,07 0,307 0,9 7,64,465 P9 - -,97 0,93 0,578 50,3 5,88 53 P ,789 0,478,437 57,76 63,98 64 P - - 4,47 0,447,34 7,64 3,4 4 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P 3, P 4,P 5, P 6 = 00 kg Bab 3 Perencanaan Atap
66 Tugas Akhir 49 c. Beban Angin Perhitungan beban angin : Gambar 3.5. Pembebanan Jurai akibat Beban Angin Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 ) 0,40 = 0,04 a) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 6,956 0,04 5 = 6,956 kg b) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,437 0,04 5 = 3,437 kg c) W3 = luasan koef. angin tekan beban angin = 0,43 0,04 5 = 0,43 kg d) W4 = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,0 0,04 5 = 3,0 kg e) W5 = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,437 0,04 5 = 3,437 kg f) W6 = luasan koef. angin tekan beban angin = 0,430 0,04 5 = 0,430 kg Bab 3 Perencanaan Atap
67 Tugas Akhir 50 Tabel 3.9. Perhitungan Beban Angin pada Jurai Wx Untuk Beban Beban W.Cos Input Angin (kg) (kg) SAP000 Wy W.Sin (kg) Untuk Input SAP000 W 6,956 6,449 7,606 3 W 3,437 3,87 4,87 W3 0,43 0,398 0,6 W4 3,0,79 3,8 W5 3,437 3,87 4,87 W6 0,430 0,398 0,6 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang jurai sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang pada Jurai Kombinasi Batang Tarik (+) ( kg ) Tekan (-) ( kg ) Bab 3 Perencanaan Atap
68 Tugas Akhir Perencanaan Profil Jurai a. Perhitungan profil batang tarik P maks. = 58,43 kg L =,9 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 58,43 0, ,45 cm Kondisi fraktur P maks. = P maks. = An.f u.ae.f u.an.u Pmaks..f. U u 58,43 0, ,75 0, cm L 9, imin 0,955cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 6,3 cm i =,66 cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 0,45/ = 0,5 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (0,/) +.,47.0,6 = 0,988 cm Digunakan maka, luas profil 6,3 > 0,988 ( aman ) commit inersia to user,66 > 0,955 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap
69 Tugas Akhir 5 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 73,6 kg L =,9 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =.6,3 =,6 cm r b t =,66 cm = 6,6 mm = 55 mm = 6 mm Periksa kelangsingan penampang : b = t 6 40 kl r f y f y λc E = 9,67,90 (9) 6, ,4 x x0 =,5 Karena c >, maka : =,5 c =,5.,5 =,888 f P n = Ag.f cr = Ag y = 6 40 = 04875,346 N = 0487,535 kg,888 P max P n 73,6 0,85 x0487,535 0,08 <... ( aman ) Jadi, baja profil double siku-siku sama kaki ( ) dengan dimensi aman dan mampu menerima beban apabila digunakan untuk Jurai batang tekan. Bab 3 Perencanaan Atap
70 Tugas Akhir Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. geser 73,6 6766,56 Digunakan : buah baut 0,08 ~ buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap
71 Tugas Akhir 54 b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm b. Batang Tarik Digunakan alat sambung baut-mur ( A 490,F u b = 85 Mpa = 850 kg/cm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches ) Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d Bab 3 Perencanaan Atap = 0,65,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An Tahanan tarik penyambung P n =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 58, ,56 Digunakan : buah baut 0,078 ~ buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a) 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm
72 Tugas Akhir 55 b),5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Jurai Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , ,7 Bab 3 Perencanaan Atap
73 Tugas Akhir Perencanaan Kuda-kuda Trapesium Gambar 3.6. Rangka Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Trapesium Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Trapesium Nomor Batang Panjang Batang (m) Nomor Batang Panjang Batang (m),500 6,73, ,866 3,500 8,73 4,500 9,73 5,500 0,9 6,500,73 7,500,9 8,500 3,73 9,73 4,9 0,73 5,73,500 6,9,500 7,73 3,500 8,73 4, ,866 5,73 Bab 3 Perencanaan Atap
74 Tugas Akhir Perhitungan luasan kuda-kuda trapesium D C B A E F G D C E F B A H G H Gambar 3.7. Luasan Atap Kuda-kuda Trapesium Panjang ah Panjang bg Panjang cf Panjang de Panjang ab Panjang bc Panjang cd = 3,75 m =,766 m =,9 m =,5 m =,75 m =,5 m = 0,75 m Luas abgh = ah bg ab = 3,75,766,75 = 5,7 m Luas bcfg = bg cf bc =,766,9,5 = 3,56 m Bab 3 Perencanaan Atap
75 Tugas Akhir 58 Luas cdef = cf de cd =,9,5 0,75 =,83 m D C B A E F G D C E B A H F G H Gambar 3.8. Luasan Plafon Kuda-kuda Trapesium Panjang ah Panjang bg Panjang cf Panjang de Panjang ab Panjang bc Panjang cd = 3,88 m =,766 m =,9 m =,5 m = 0,75 m =,5 m = 0,75 m Luas abgh = ah bg ab = 3,88,766 0,75 =,33 m Luas bcfg = bg cf bc Bab 3 Perencanaan Atap
76 Tugas Akhir 59 = Luas cdef =,766 = 3,56 m cf de,9 cd,5,9,5 = =,83 m 0, Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Data pembebanan : Berat gording = kg/m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon = 8 kg/m P3 P4 P5 P6 P7 P 3 4 P8 P P P0 P P P3 P4 P5 P6 Gambar 3.9. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P = P9 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,88 = 35,068 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,7 50 = 85 kg c) Beban plafon = Luasan berat plafon =,33 8 = 40,94 kg Bab 3 Perencanaan Atap
77 Tugas Akhir 60 d) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 9) = ½ (,500 +,73) =,66 kg e) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,66 = 0,4848 kg f) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,66 = 0,66 kg ) Beban P = P8 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,344 = 5,784 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 3,56 50 = 75,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,73 + 0,866 +,73 +,73) = 3,03 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,03 = 0,909 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,03= 0,303 kg 3) Beban P3 = P7 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,5 = 6,5 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap =,83 50 = 64,5 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,73 +,73 +,9 +,500) = 3,68 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,68 =,088 kg Bab 3 Perencanaan Atap
78 Tugas Akhir 6 e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,68 = 0,363 kg f) Beban reaksi = reaksi jurai = 4,77 kg 4) Beban P4 = P6 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,500 +,73 +,9 +,500) = 3,5 kg b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,5 =,054 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,5 = 0,35 kg 5) Beban P5 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,5 +,73 +,5) =,366 kg b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,366= 0,7 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,366= 0,37 kg d) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda = 505,54 kg 6) Beban P0 = P6 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 3,56 8 = 63,88 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,5 + 0,866 +,5) =,933 commit kg to user Bab 3 Perencanaan Atap
79 Tugas Akhir 6 c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,933 = 0,58 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,933 = 0,93 kg 7) Beban P = P5 a) Beban plafon = Luasan berat plafon =,83 8 = 3,094 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,5 +,73 +,73 +,5) = 3,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,3 = 0,97 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,3 = 0,33 kg e) Beban reaksi = reaksi jurai = 098 kg 8) Beban P = P4 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,5 +,9 +,73 +,5) = 3,5 kg b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,5 =,054 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,5 = 0,35 kg 9) Beban P3 a) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,5 +,9 +,73 +,9 +,5) = 4,657 commit kg to user Bab 3 Perencanaan Atap
80 Beban Tugas Akhir 63 b) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 4,657 =,397 kg c) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,657 = 0,466 kg d) Beban reaksi = reaksi ½ kuda-kuda = 9,5 kg Tabel 3.3. Rekapitulasi Pembebanan Kuda-kuda Trapesium Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Reaksi kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) P=P ,068,66 0,66 0, ,94 36, P=P8 75,8 5,784 3,03 0,303 0, ,87 06 P3=P7 64,5 6,5 3,68 0,363,088 4,77-508, P4=P ,5 0,35, ,97 5 P5 - -,366 0,37 0,7 505,54-508, P0=P6 - -,933 0,93 0,58-63,88 65, Input SAP (kg) P=P ,3 0,33 0, ,094 5,6 6 P=P ,5 0,35, ,97 5 P ,657 0,466,397 9,5-98,0 99 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P7, P8, P9 = 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W3 W4 W 9 W W5 6 W Gambar 3.0. Pembebanan Kuda-kuda Trapesium akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap
81 Tugas Akhir 64 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m ) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 5,7 0, 5 = 8,5 kg b) W = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,56 0, 5 = 7,58 kg c) W3 = luasan koef. angin tekan beban angin =,83 0, 5 = 6,45 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a) W4 = luasan koef. angin tekan beban angin =,83-0,4 5 = -,83 kg b) W5 = luasan koef. angin tekan beban angin = 3,56-0,4 5 = -35,6 kg c) W6 = luasan koef. angin tekan beban angin = 5,7-0,4 5 = -57,00 kg Tabel 3.4. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Trapesium Beban W Beban (kg) x (Untuk Input W y (Untuk Input Angin W.Cos (kg) SAP 000) W.Sin (kg) SAP 000) W 8,5 4,68 5 4,45 5 W 7,58 5,5 6 8,79 9 W 3 6,45 5, ,08 4 W 4 -,83 -, - -6,45-7 W 5-35,6-30, ,58-8 W 6-57,00-49, ,5-9 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda trapesium sebagai berikut : Bab 3 Perencanaan Atap
82 Tugas Akhir 65 Tabel 3.5. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Trapesium Batang Kombinasi Tarik (+) (kg) Tekan (-) (kg) Bab 3 Perencanaan Atap
83 Tugas Akhir Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. L = 849,59 kg =,5 m Fy = 400 kg/cm Fu = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 849,59 0, ,93 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An Pmaks..f. U u 849,59 0, ,85 3,00 cm i min L Digunakan maka, luas profil 9,40 >,59 ( aman ) inersia, > 0,65 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap 0,65cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag = 3,93/ =,9655 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (3,00/) +.,47.0,7 =,59 cm
84 Tugas Akhir 67 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 875,46 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,8 cm r =, cm =, mm b = 70 mm t = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b 00 = t 7 40 f y = 0,90 f y λc kl r E (73), 40 3,4 x x0 5 = 0,90 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.0,90 =,435 P n = Ag.f cr = Ag Pu P n 875,46 0,85 x344,508 f y = = 3445,087 N = 344,508 kg,435 0,37 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap
85 Tugas Akhir Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F u b = 85 N/mm ) Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur : n P P maks. 875, ,56 Digunakan : 3 buah baut,30 ~ 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap
86 Tugas Akhir 69 Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 b. Batang Tarik Bab 3 Perencanaan Atap = 3,75 mm = 30 mm Digunakan alat sambung baut-mur. ( A 490,F u b = 85 N/mm ) Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37,f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P tumpu = 6766,56 kg. Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. 849, ,56,5 Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm ~ 3 buah baut
87 Tugas Akhir 70 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.6. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Trapesium Nomor Dimensi Nomor Dimensi Baut (mm) Baut (mm) Batang Profil Batang Profil , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 Bab 3 Perencanaan Atap
88 Tugas Akhir Perencanaan Kuda-Kuda Utama A Gambar 3.. Rangka Batang Kuda-kuda Utama A Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda A Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.7. Perhitungan Panjang Batang pada Kuda-kuda Utama A No batang Panjang batang No batang Panjang batang,500 9,73,500 0,9 3,500,598 4,500 3,000 5, ,464 6, ,000 7,500 5,598 8,500 6,9 9,73 7,73 0,73 8,73,73 9 0,866,73 3,73 4,73 5,73 6,73 7 0,866 8,73 Bab 3 Perencanaan Atap
89 Tugas Akhir Perhitungan Luasan Kuda-Kuda Utama A F E D C B A G H F G E H D C B A I J K L I J K L Gambar 3.. Luasan Atap Kuda-kuda Utama A Panjang al = Panjang bk = Panjang cj = 3,00 m Panjang di =,65 m Panjang eh =,875 m Panjang fg =,500 m Panjang ab =,0 m, Panjang bc = cd = de =,73 m Panjang ef = ½.,73 = 0,866 m Luas abkl = al ab = 3,00,0 = 6,063 m Luas bcjk = bk bc = 3,00,73 = 5,96 m cj di Luas cdij = (cj ½ cd ) +.cd 3,00,65 = (3,00 ½.,73) +., 73 = 5,034 m Bab 3 Perencanaan Atap
90 Tugas Akhir 73 Luas dehi = di eh de =,65,875,73 = 3,897 m Luas efgh = eh fg ef =,875,500 0,866 =,46 m F E D C B A G H F G E D C B A I J K L H I J K L Gambar 3.3. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama A Panjang al Panjang di Panjang eh Panjang fg = Panjang bk = Panjang cj = 3,00 m =,65 m =,875 m =,500 m Panjang ab =,750 m, Panjang bc = cd = de =,500 m Panjang ef = ½.,500 = 0,750 m Bab 3 Perencanaan Atap
91 Luas abkl Luas bcjk Tugas Akhir 74 = al ab = 3,00,750 = 5,5 m = bk bc = 3,00,50 = 4,5 m cj di Luas cdij = (cj ½ cd ) +.cd Luas dehi = 3,00,65 = (3,00 ½,50) +., 50 = 4,36 m di eh de = Luas efgh =,65,875 = 3,375 m eh fg ef,50,875,5 = =,65 m 0, Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama A Data pembebanan : Berat gording =,00 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 3,00 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafon = 8 kg/m Bab 3 Perencanaan Atap
92 Tugas Akhir 75 P 9 P3 P P5 P4 P P7 4 P P0 P P P3 P4 P5 P6 Gambar 3.4. Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati P9 6 a. Beban Mati ) Beban P = P9 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 6, = 303,5 kg c) Beban plafon = Luasan berat plafon = 5,5 8 = 94,5 kg d) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 9) = ½ (,500 +,73) =,66 kg e) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,66 = 0,485 kg f) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,66 = 0,6 kg ) Beban P = P8 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg Bab 3 Perencanaan Atap
93 Tugas Akhir 76 c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,73+ 0,866 +,73 +,73) = 3,03 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,03 = 0,909 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,03 = 0,303 kg 3) Beban P3 = P7 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5, = 5,7 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (0+9+0+) = ½ (,73 +,73+,9 +,73) = 3,744 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,744 =,3 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,744 = 0,374 kg 4) Beban P4 = P6 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,5 = 4,75 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 3, = 94,85 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (+++) = ½ (,73 +,598 +3,00 +,73) = 4,53 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 commit 4,53 to user =,359 kg Bab 3 Perencanaan Atap
94 Tugas Akhir 77 e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,53 = 0,453 kg 5) Beban P5 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording =,5 = 6,5 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap =,46 50 = 73,05 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,73 + 3,464 +,73) = 3,464 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,464 =,039 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,464 = 0,346 kg f) Beban reaksi = ( reaksi jurai) + reaksi ½ kuda-kuda = ( 77,6) + 57,70 = 8, kg 6) Beban P0 = P6 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (, ,866 +,500) =,933 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,933 = 0,579 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,933 = 0,93 kg Bab 3 Perencanaan Atap
95 Tugas Akhir 78 7) Beban P = P5 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,36 8 = 78,48 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,500 +,73 +,73 +,500) = 3,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,3 = 0,97 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,3 = 0,33 kg 8) Beban P = P4 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 3,375 8 = 60,75 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,500 +,9 +,598 +,500) = 3,95 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,95 =,85 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,95 = 0,395 kg 9) Beban P3 a) Beban plafon = ( Luasan) berat plafon =,65 8 = 45,54 kg b) Beban kuda-kuda =½ Btg ( ) = ½ (,50 + 3,00 + 3, ,00 +,50) = 6,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 6,3 =,869 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 6,3 = 0,63 kg Bab 3 Perencanaan Atap
96 Beban Tugas Akhir 79 e) Beban reaksi = ( reaksi jurai) + reaksi ½ kuda-kuda = ( 38,37) + 30,99 = 085,73 kg Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama A Beban Beban Beban Beban Beban Plat Beban Kuda - Atap gording Bracing Penyambung Plafon kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Reaksi (kg) Jumlah Beban (kg) P=P9 303,5 33,00,66 0,6 0,485 94,5-43, P=P8 59,8 33,00 3,03 0,303 0, , P3=P7 5,7 33,00 3,744 0,374, ,94 90 P4=P6 94,85 4,75 4,53 0,453, ,943 6 P5 73,05 6,5 3,464 0,346,039-8, 906, P0=P6 - -,933 0,93 0,579 8,00-83, P=P ,3 0,33 0,97 78,48-83, P=P ,95 0,395,85 60,75-66,8 67 Input SAP (kg) P ,3 0,63,869 45,54 085,73 39,99 40 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 = 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W 9 W W3 0 W W W6 W W W9 6 W0 Gambar 3.5. Pembebanan commit Kuda-kuda to user Utama akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap
97 Tugas Akhir 80 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m ) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a. W = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063 0, 5 = 30,35 kg b. W = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg c. W3 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,034 0, 5 = 5,7 kg d. W4 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 3,897 0, 5 = 9,485 kg e. W5 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,46 0, 5 = 7,305 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a. W6 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,46-0,4 5 = -4,6 kg b. W7 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 3,897-0,4 5 = -38,97 kg c. W8 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,034-0,4 5 = -50,34 kg d. W9 = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg e. W0 = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063-0,4 5 = -60,63 kg Tabel 3.0. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama A Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 30,35 6,54 7 5,56 6 W 5,98,499 3,99 3 W 3 5,7,798,585 3 W 4 9,485 6, ,743 0 Bab 3 Perencanaan Atap
98 Tugas Akhir 8 W 5 7,305 6,36 7 3,653 4 W 6-4,6 -, ,305-8 W 7-38,97-33, ,485-0 W 8-50,34-43, ,7-6 W 9-5,96-44, ,98-6 W 0-60,63-5, ,35-3 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama A Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) kg Tekan(-) kg Tarik (+) kg Tekan(-) kg Bab 3 Perencanaan Atap
99 Tugas Akhir Perencanaan Profil Kuda- Kuda Utama A a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 606,04 kg L =,50 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 606,04 0,9.400,87 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u An Pmaks..f. U u 606,04 0, ,85,0 cm i min L ,65cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag =,87/ =,435 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (,0/) +.,47.0,7 =,9 cm Digunakan maka, luas profil 9,40 >,9 ( aman ) commit inersia to user, > 0,65 ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap
100 Tugas Akhir 83 b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 6964,6 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,8 cm r b t =, cm =, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = t 7 40 kl r f y f y λc E = 0,90 (73), ,4 x x0 = 0,90 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.0,90 =,435 P n = Ag.f cr = Ag Pu P n 6964,6 0,85 344,508 f y = = 3445,087 N = 344,508 kg,435 0,6 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap
101 Tugas Akhir Perhitungan Alat Sambung a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( ) =,7 mm ( ½ inches) Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut P n = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P geser = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 6964,6 6766,56,030 ~ 3 buah baut Digunakan : 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap
102 Tugas Akhir 85 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 b. Batang Tarik = 3,75 mm = 30 mm Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm Tebal pelat sambung ( ) ) =,7 mm ( ½ inches) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tahanan geser baut P n = n.(0,5.f ub ).An =.(0,5.85).¼..,7 = 0445,54 kg/baut Tahanan tarik penyambung P n = 0,75.f ub.an Tahanan Tumpu baut : P n = (0,75.85).¼..,7 = 7834,4 kg/baut = 0,75 (,4.fu.dt) = 0,75 (,4.370.,7.8) = 6766,56 kg/baut P yang menentukan adalah P geser = 6766,56 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 606,04 380,35 Digunakan : 3 buah baut,68 Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 ~ 3 buah baut = 63,5 mm = 60 Bab 3 Perencanaan Atap
103 Tugas Akhir 86 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama A Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 Bab 3 Perencanaan Atap
104 Tugas Akhir Perencanaan Kuda-kuda Utama B Gambar 3.6. Rangka Batang Kuda-kuda Utama B 3.8. Perhitungan Panjang Batang Kuda-kuda Perhitungan panjang batang selanjutnya disajikan dalam tabel dibawah ini : No batang Panjang batang No batang Panjang batang,500 9,73,500 0,9 3,500,598 4,500 3,000 5, ,464 6, ,000 7,500 5,598 8,500 6,9 9,73 7,73 0,73 8,73,73 9 0,866,73 3,73 4,73 5,73 6,73 7 0,866 8,73 Bab 3 Perencanaan Atap
105 Tugas Akhir Perhitungan Luasan Setengah Kuda-Kuda Utama B F E D C B A F E D C B A G H I J K L G H I J K L Gambar 3.7. Luasan Atap Kuda-kuda Utama B Panjang ab =,0 m Panjang bc = cd = de =,73 m Panjang ef = 0,866 m Panjang al = bk = cj = di = eh = fg = 3,0 m Luas abkl = ab al =,0 3,0 = 6,063 m Luas bcjk = cdij = dehi = bc bk =,73 3,0 = 5,96 m Luas efgh = ef fg = 0,866 3,00 =,598 m Bab 3 Perencanaan Atap
106 Tugas Akhir 89 F E D C B A F E D C B A G H I J K L G H I J K L Gambar 3.8. Luasan Plafon Kuda-kuda Utama B Panjang ab =,75 m Panjang bc = cd = de =,500 m Panjang ef = 0,75 m Panjang al = bk = cj = di = eh = fg = 3,0 m Luas abkl = ab al =,75 3,00 = 5,5 m Luas bcjk = cdij = dehi = efgh = bc bk =,500 3,00 = 4,50 m Luas efgh = ef fg = 0,75 3,00 =,5 m Bab 3 Perencanaan Atap
107 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Kuda-kuda Utama Data pembebanan : Berat gording =,00 kg/m Jarak antar kuda-kuda utama = 3,00 m Berat penutup atap = 50 kg/m Berat plafond = 8 kg/m P5 P 9 P3 P P4 P P7 4 P P0 P P P3 P4 P5 P6 Gambar 3.9. Pembebanan Kuda- kuda Utama akibat Beban Mati a. Beban Mati ) Beban P = P9 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 6, = 303,5 kg c) Beban plafon = Luasan berat plafon = 5,5 8 = 94,5 kg d) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( + 9) = ½ (,500 +,73) =,66 kg e) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,66 = 0,485 kg f) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0,66 = 0,6 kg Bab 3 Perencanaan Atap P9 6
108 Tugas Akhir 9 ) Beban P = P8 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,73+ 0,866 +,73 +,73) = 3,03 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,03 = 0,909 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,03 = 0,303 kg 3) Beban P3 = P7 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (0+9+0+) = ½ (,73 +,73+,9 +,73) = 3,744 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,744 =,3 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,744 = 0,374 kg 4) Beban P4 = P6 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap = 5,96 50 = 59,8 kg Bab 3 Perencanaan Atap
109 Tugas Akhir 9 c) Beban kuda-kuda = ½ Btg (+++) = ½ (,73 +,598 +3,00 +,73) = 4,53 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 4,53 =,359 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 4,53 = 0,453 kg 5) Beban P5 a) Beban gording = Berat profil gording Panjang Gording = 3,00 = 33,00 kg b) Beban atap = Luasan Berat atap =, = 9,9 kg c) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,73 + 3,464 +,73) = 3,464 kg d) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,464 =,039 kg e) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,464 = 0,346 kg 6) Beban P0 = P6 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (, ,866 +,500) =,933 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30,933 = 0,579 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 commit,933 to user = 0,93 kg Bab 3 Perencanaan Atap
110 Tugas Akhir 93 7) Beban P = P5 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,500 +,73 +,73 +,500) = 3,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,3 = 0,97 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,3 = 0,33 kg 8) Beban P = P4 a) Beban plafon = Luasan berat plafon = 4,50 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda = ½ Btg ( ) = ½ (,500 +,9 +,598 +,500) = 3,95 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 3,95 =,85 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 3,95 = 0,395 kg 9) Beban P3 a) Beban plafon = ( Luasan) berat plafon =,5 8 = 8,00 kg b) Beban kuda-kuda =½ Btg ( ) = ½ (,50 + 3,00 + 3, ,00 +,50) = 6,3 kg c) Beban plat sambung = 30 beban kuda-kuda = 30 6,3 =,869 kg d) Beban bracing = 0 beban kuda-kuda = 0 commit 6,3 to user = 0,63 kg Bab 3 Perencanaan Atap
111 Tugas Akhir 94 Tabel 3.8. Rekapitulasi Beban Mati Kuda-kuda Utama B Beban Beban Beban Beban Beban Plat Kuda - Beban Atap gording Bracing Penyambung kuda (kg) (kg) (kg) (kg) (kg) Beban Plafon (kg) Jumlah Beban (kg) Input SAP (kg) P=P9 303,5 33,00,66 0,6 0,485 94,5 43, P=P8 59,8 33,00 3,03 0,303 0,909-97, P3=P7 59,8 33,00 3,744 0,374,3-98,04 99 P4=P6 59,8 33,00 4,53 0,453,359-99, P5 9,9 33,00 3,464 0,346,039-67, P0=P6 - -,933 0,93 0,579 8,00 83, P=P ,3 0,33 0,97 8,00 85,55 86 P=P ,95 0,395,85 8,00 86,53 87 P ,3 0,63,869 8,00 89,74 90 b. Beban Hidup Beban hidup yang bekerja pada P, P, P3, P4, P5, P6, P7, P8, P9 = 00 kg c. Beban Angin Perhitungan beban angin : W 9 W W3 0 W W W6 W W W9 6 W0 Gambar Pembebanan Kuda-kuda Utama B akibat Beban Angin Bab 3 Perencanaan Atap
112 Tugas Akhir 95 Beban angin kondisi normal, minimum = 5 kg/m ) Koefisien angin tekan = 0,0 0,40 = (0,0 30) 0,40 = 0, a. W = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063 0, 5 = 30,35 kg b. W = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg c. W3 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg d. W4 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 5,96 0, 5 = 5,98 kg e. W5 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,598 0, 5 =,99 kg ) Koefisien angin hisap = - 0,40 a. W6 = luasan efgh koef. angin tekan beban angin =,598-0,4 5 = -5,98 kg b. W7 = luasan dehi koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg c. W8 = luasan cdij koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg d. W9 = luasan bcjk koef. angin tekan beban angin = 5,96-0,4 5 = -5,96 kg e. W0 = luasan abkl koef. angin tekan beban angin = 6,063-0,4 5 = -60,63 kg Tabel 3.0. Perhitungan Beban Angin Kuda-kuda Utama B Beban Wx (Untuk Input Wy (Untuk Input Beban (kg) Angin W.Cos (kg) SAP000) W.Sin (kg) SAP000) W 30,35 6,54 7 5,58 6 W 5,98,499 3,99 3 W 3 5,98,499 3,99 3 W 4 5,98,499 3,99 3 Bab 3 Perencanaan Atap
113 Tugas Akhir 96 W 5,99,5 6,495 7 W 6-5,98 -, ,99-3 W 7-5,96-44, ,98-6 W 8-5,96-44, ,98-6 W 9-5,96-44, ,98-6 W 0-60,63-5, ,35-3 Dari perhitungan mekanika dengan menggunakan program SAP 000 diperoleh gaya batang yang bekerja pada batang kuda-kuda utama sebagai berikut : Tabel 3.0. Rekapitulasi Gaya Batang Kuda-kuda Utama B Kombinasi Kombinasi Batang Batang Tarik (+) kg Tekan(-) kg Tarik (+) kg Tekan(-) kg Bab 3 Perencanaan Atap
114 Tugas Akhir Perencanaan Profil Kuda- Kuda Utama B a. Perhitungan Profil Batang Tarik P maks. = 4594,98 kg L =,500 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Kondisi leleh P maks. =.f y.ag Ag P maks..f y 4594,98 0,9.400,3 cm Kondisi fraktur P maks. =.f u.ae P maks. =.f u.an.u U = 0,85 (di dapat dari buku LRFD hal. 37) An i min Pmaks..f. U L 40 Bab 3 Perencanaan Atap u ,98 0, ,85 0,65cm,948 Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat Ag = 9,40 cm i =, cm Berdasarkan Ag kondisi leleh Ag =,3 / =,065 cm Berdasarkan Ag kondisi fraktur Diameter baut = /.,54 =,7 mm cm Diameter lubang =,7 + = 4,7 mm =,47 cm Ag = An + n.d.t = (,948/) +.,47.0,7 =,003 cm
115 Tugas Akhir 98 Digunakan maka, luas profil 9,40 >,003 ( aman ) inersia, > 0,65 ( aman ) b. Perhitungan profil batang tekan P maks. = 5098,0 kg L =,73 m f y = 400 kg/cm f u = 3700 kg/cm Dicoba, menggunakan baja profil Dari tabel didapat nilai nilai : Ag =. 9,40 = 8,8 cm r b t =, cm =, mm = 70 mm = 7 mm Periksa kelangsingan penampang : b = t 7 40 kl r f y f y λc E = 0,90 (73), ,4 x x0 = 0,90 Karena 0,5 < c <, maka :,43,6-0,67 c,43,6-0,67.0,90 =,435 P n = Ag.f cr = Ag f y = = 3445,087 N = 344,508 kg,435 Pu P n 5098,0 0,85 344,508 0,9 <... ( aman ) Bab 3 Perencanaan Atap
116 Tugas Akhir Perhitungan Alat Sambung untuk Batang Utama a. Batang Tekan Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Bab 3 Perencanaan Atap ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, = 960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. Kekuatan baut : ijin =, = 400 kg/cm a. P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (5,9). 960 = 380,35 kg b. P desak =. d. tumpuan = 0,9. 5, = 386 kg P yang menentukan adalah P geser = 380,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. tumpu 5098,0 380,35 Digunakan : 3 buah baut,338 ~ 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut (SNI Pasal 3.4) : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm
117 b. Batang Tarik Tugas Akhir 00 Digunakan alat sambung baut-mur Diameter baut ( Diameter lubang = 4,7 mm ) =,7 mm ( ½ inches) Tebal pelat sambung ( ) = 0,65. d = 0,65.,7 = 7,94 mm Menggunakan tebal plat 8 mm. (BJ 37, f u = 3700 kg/cm ) Tegangan geser yang diijinkan Teg. Geser = 0,6. ijin = 0, =960 kg/cm Tegangan tumpuan yang diijinkan Teg. tumpuan =,5. ijin =, Kekuatan baut : = 400 kg/cm a. P geser =. ¼.. d. geser =. ¼.. (5,9). 960 = 380,35 kg b. P desak =. d. tumpuan = 0,9. 5, = 386 kg P yang menentukan adalah P geser = 380,35 kg Perhitungan jumlah baut-mur, n P P maks. geser 4594,98 380,35 Digunakan : 3 buah baut,06 ~ 3 buah baut Perhitungan jarak antar baut : a. 5d S 5t atau 00 mm Diambil, S = 5 d = 5.,7 = 63,5 mm = 60 mm Bab 3 Perencanaan Atap
118 Tugas Akhir 0 b.,5 d S (4t +00) atau 00 mm Diambil, S =,5 d =,5.,7 = 3,75 mm = 30 mm Tabel 3.. Rekapitulasi Perencanaan Profil Kuda-kuda Utama B Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) Nomor Batang Dimensi Profil Baut (mm) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,7 Bab 3 Perencanaan Atap
119 Bordes perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.. Uraian Umum Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan. Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut. 4.. Data Perencanaan Tangga Gambar 4. Perencanaan tangga Bab 4 Perencanaan Tangga 0
120 ,00,00 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir 03 0,8 0,3 30,96 4 Gambar 4. Detail tangga Data data tangga : Tinggi Tangga = 400 cm Tebal plat tangga = 5 cm Tebal bordes tangga = 5 cm Lebar datar = 400 cm Lebar tangga rencana = 40 cm Dimensi bordes = 300 x 00 cm Lebar antrade = 30 cm Jumlah antrede = 300 / 30 = 0 buah Jumlah optrade = 0 + = buah Tinggi optrede = 00 / = 8 cm = Arc.tg ( 80/300) = 30,96 < 35 (OK) Bab 4 Perencanaan Tangga
121 Ht=5 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan Perhitungan Tebal Plat Equivalen 30 C t' D B A 8 teq Gambar 4.3 Tebal Equivalen BD BC = AB AC BD = = AB BC AC = 5,43 cm t eq = /3 x BD 30 = /3 x 5,43 = 0,9 cm Jadi total equivalent plat tangga : Y = t eq + ht = 0,9 + 5 = 5,9 cm = 0,5 m Bab 4 Perencanaan Tangga
122 Tugas Akhir Perhitungan Beban a. Pembebanan tangga ( SNI ). Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) = 0,0 x x 400 = 4 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x x 00 = 4 kg/m Berat plat tangga = 0,5 x x 400 = 600 kg/m qd = 666 kg/m +. Akibat beban hidup (ql) ql= x 300 kg/m = 300 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql =, , = 79, kg/m b. Pembebanan pada bordes ( SNI ). Akibat beban mati (qd) Berat tegel keramik ( cm) = 0,0 x x 400 = 4 kg/m Berat spesi ( cm) = 0,0 x x 00 = 4 kg/m Berat plat bordes = 0,5 x x 400 = 360 kg/m + qd = 46 kg/m. Akibat beban hidup (ql) ql = x 300 kg/m = 300 kg/m 3. Beban ultimate (qu) qu =,. qd +.6. ql =,. 46 +, = 99, kg/m Bab 4 Perencanaan Tangga
123 Tugas Akhir 06 Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP 000 tumpuan di asumsikan jepit, jepit, jepit seperti pada gambar berikut : 3 Gambar 4.4 Rencana Tumpuan Tangga 4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes Perhitungan Tulangan Tumpuan Dicoba menggunakan tulangan mm h = 50 mm d = p + / tul = = 6 mm d = h d = 50 6 = 4 mm Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor : M u = 969,04 kgm =, Nmm Mn 7 Mu, = 3,7.0 0,8 commit Nmm to user Bab 4 Perencanaan Tangga
124 Tugas Akhir 07 fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 b = 0,85.fc. fy fy 0,85.30 =.0, = 0,065 max = 0,75. b = 0,75. 0,065 = 0,0488 min = 0, Mn Rn = b.d 3, ,73 N/mm ada = m.m.rn fy =. 9,4 = 0,0074.9,4.,73 40 ada < max > min di pakai ada = 0,0074 As = ada. b. d = 0,0074 x 400 x 4 = 84,64 mm Dipakai tulangan mm = ¼. x = 3,04 mm 84,64 Jumlah tulangan = 3,04,364 buah 000 Jarak tulangan m = = 83,33 80 mm As yang timbul = n. ¼.π. d =. ¼.π. d Bab 4 Perencanaan Tangga
125 Tugas Akhir 08 = 356,48 mm > As (84,64)... aman!!! Dipakai tulangan mm 80 mm Perhitungan Tulangan Lapangan Dari perhitungan SAP 000 diperoleh momen terbesar pada batang nomor 3: M u = 44,3 kgm =, Nmm 7 Mu,44.0 Mn =,8.0 7 Nmm 0,8 fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 b = 0,85.fc. fy fy = 0, , = 0,065 max = 0,75. b = 0,75. 0,065 = 0,0488 min = 0,005 Mn Rn = b.d, ,84 N/mm ada = m.m.rn fy =. 9,4 = 0,0036.9,4.0,84 40 ada > min < max di pakai ada = 0,0036 Bab 4 Perencanaan Tangga
126 Tugas Akhir 09 As = ada. b. d = 0,0036 x 400 x 4 = 64,96 mm Dipakai tulangan mm = ¼. x = 3,04 mm Jumlah tulangan = Jarak tulangan m = 64,96 3, As yang timbul = 6. ¼ x x d Dipakai tulangan = 5,59 6 tulangan = 66,67 60 mm = 678,4 mm > As (64,96)...aman!!! mm 60 mm 4.5. Perencanaan Balok Bordes Gambar 4.5 Rencana Balok Bordes Data perencanaan: h = 300 mm tul = mm b = 00 mm sk = 0 mm d = h p ½ Ø t - Ø s d = = 44 Bab 4 Perencanaan Tangga
127 Tugas Akhir Pembebanan Balok Bordes Beban mati (qd) Berat sendiri = 0,0 x 0,30 x 400 = 44 kg/m Berat dinding = 0,5 x x 700 = 50 kg/m Berat plat bordes = 0,5 x 400 x = 360 kg/m qd =04 kg/m Akibat beban hidup (ql) ql = 300 kg/m Beban ultimate (qu) qu =,. qd +,6. ql =,. 04 +,6.300 = 696,8 kg/m Beban reaksi bordes qu = = Re aksibordes lebar bordes 49,48 = 49,48 kg/m qu Total = 696, ,48 = 387,96 kg/m Perhitungan tulangan lentur M u =. qu.l =. 387,96.3 = 608,33 kgm =, Nmm Mn = Mu = 7, ,8 3, Nmm fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 Bab 4 Perencanaan Tangga
128 Tugas Akhir b = 0,85.fc. fy fy = 0, , = 0,065 max = 0,75. b = 0,0488,4,4 min = 0, 0058 fy 40 Mn Rn = b.d 3, ,74 N/mm ada = m.m.rn fy =. 9,4.9,4.,74 40 = 0,0 ada > min < max di pakai ada = 0,0 As = ada. b. d = 0,0 x 00 x 44 = 585,6 mm Dipakai tulangan mm = ¼. x = 3,04 mm 585,6 Jumlah tulangan = 3,04 As yang timbul = 6. ¼.π. d Dipakai tulangan 6 mm = 5,8 6 buah = 678,4 mm > As (585,6)... aman!! Bab 4 Perencanaan Tangga
129 Tugas Akhir Perhitungan Tulangan Geser Vu = ½. (qu. L ) = ½. 387,96.3 = 478,94 kg = 4789,4 N Vc = / 6. b.d. f' c. Vc = / = 44548,0 N = 0,6. Vc = 678,86 N 3 Vc = 3. Vc = 8086,583 N Syarat tulangan geser : Ø Vc < Vu < 3Ø Vc Jadi diperlukan tulangan geser Ø Vs Vs perlu = = Vu Ø Vc : 678,86 N < 4789,4 N < 8086,583 N = 4789,4 678,86 = 090,539 N Vs 090,539 = 0,6 0, 6 Digunakan sengkang 0 Av =. ¼ (0) Av.fy.d s = Vs perlu s max = d/ = =. ¼. 3,4. 00 = 57 mm ,898 = 3550,898 N 6,556 mm ~ 00 mm 44 = mm ~ 0 mm Av.fy.d Vs ada = 7666 N S 0 Vs ada > Vs perlu 7666 > 3550, (aman) Jadi dipakai sengkang dengan tulangan Ø 0 0 mm Bab 4 Perencanaan Tangga
130 perpustakaan.uns.ac.id Tugas Akhir Perhitungan Pondasi Tangga Gambar 4.6 Pondasi Tangga Dari perhitungan SAP 000 pada Frame nomor diperoleh gaya geser terbesar : - Pu = 003,4 kg - Mu = 969,04 kgm Direncanakan pondasi telapak dengan : - B =,5 m - L =,75 m - D =,5 m - Tebal = 50 mm - Ukuran alas = mm - tanah =,7 t/m 3 = 700 kg/m 3 - tanah =,5 kg/cm = 5000 kg/m - Ø tulangan = mm - d = 50 - ( ) = 94 mm Bab 4 Perencanaan Tangga
131 Tugas Akhir Perencanaan kapasitas Dukung pondasi a. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi Berat telapak pondasi =,5 x,75 x 0,5 x 400 = 3,5 kg Berat tanah kiri = 0, x 0,85 x,75 x 700 = 505,75 kg Berat tanah kanan = 0,85 x 0,85 x,75 x 700 = 49,44 kg Berat kolom = 0, x,75 x 0,85 x 400 = 74 kg Pu e = M V 969,04 473, tanah yang terjadi = = 0, kg < /6.B... ok Vtot A Mtot.b.L 6 V tot. = 003,4kg = 473, kg 473, 969,04 σ tanah yang terjadi = = 379,5089 kg/m,5.,75 / 6.,5.,75 = 379,5089 kg/m < 7500 kg/m σ tanah yang terjadi < ijin tanah...ok! b. Perhitungan Tulangan Lentur Mu = ½.. t = ½. 379,5089. (0,85) = 40,848 kg/m = 4,.0 7 Nmm Mn = Mu = 7 4,.0 = 5, Nmm 0,8 fy 40 m = 9, 4 0,85. fc 0,85.30 b = 0,85.f'c fy fy 0,85.30 =.0, Bab 4 Perencanaan Tangga
132 Tugas Akhir 5 = 0,065 Mn Rn = b.d 5, =,09 max = 0,75. b = 0,0488,4,4 min = 0, 0058 fy 40 perlu = m m. Rn fy =. 9,4.9,4.,09 40 = 0,0047 perlu < max perlu < As perlu min = min. b. d = 0, = 406,5 mm digunakan tul = ¼.. d Jumlah tulangan (n) = Jarak tulangan = = ¼. 3,4. () = 3,04 mm As perlu = 6. ¼.. d Sehingga dipakai tulangan 406,5 =,44 ~ 6 buah 3, = 09, mm 6 = 808,64 > As..ok! - 00 mm Bab 4 Perencanaan Tangga
133 Tugas Akhir 6 c. Perhitungan Tulangan Geser Vu = A efektif = 379,5089 (0,35,75) = 67,954 N Vc = / 6. f' c. b. d Vc = / = 37, N = 0,6. Vc = 38,7 N Vc= 0,5. Vc = 0,5. 38,7 = 664,36 N Syarat tulangan geser : Vu < 0,5 Ø Vc tidak perlu tulangan geser. Dipakai tulangan geser minimum : 67,954 N < 664,36 N 8 00 mm Bab 4 Perencanaan Tangga
134 Tugas Akhir BAB 5 PLAT LANTAI 5.. Perencanaan Plat Lantai Gambar 5.. Denah Plat Lantai Lantai Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap 7
135 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Plat Lantai a. Beban Hidup (ql) Berdasarkan PPIUG 983yaitu : Beban hidup fungsi gedung untuk Asrama mahasiswa tiap m = 50 kg/m b. Beban Mati (qd) tiap m Berat plat sendiri = 0, 400 = 88 kg/m Berat keramik ( cm) = 0,0 700 = 7 kg/m Berat Spesi ( cm) = 0,0 00 = 4 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m Berat Pasir ( cm) = 0,0 800 = 36 kg/m qd = 408 kg/m c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m plat maka : qu =, qd +,6 ql =, ,6. 50 = 889,6 kg/m 5.3. Perhitungan Momen a. Tipe A A Ly Lx 4,0 3,0,33 Gambar 5.. Plat Tipe A Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).45 Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).6 = 360,88 kgm = 08,66 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
136 Tugas Akhir 9 Mtx = -0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).98 = -784,67 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).77 = -66,493 kgm b. Tipe B B Ly Lx 4,0 3,0,33 Gambar 5.3. Plat Tipe B Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3) 40 Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).7 = 30,56 kgm = 6,73 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).89 = -7,570 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).74 = -59,474 kgm c. Tipe C C Ly Lx 4,0 3,0,33 Mtx = -0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).73 = -584,467 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).57 = -456,365 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap Gambar 5.4. Plat Tipe C Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).34 Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (3).8 = 7,8 kgm = 44,5 kgm
137 Tugas Akhir 0 d. Tipe D.755 D Ly Lx 3,0,755,709 Gambar 5.5. Plat Tipe D Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,755).40 = 09,599 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,755). = 3,880 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = ,6. (,755).83 = -7,49 kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,755).57 = -56,79 kgm e. Tipe E.45 E.500 Ly Lx,45,5,497 Gambar 5.6. Plat Tipe E Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,5).43 = 86,069 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,5).6 = 5,04 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = ,6. (,5).94 Mty =- 0,00.qu. Lx. x = commit 889,6. (,5) to user.76 = -88,50 kgm = -5, kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
138 Tugas Akhir f. Tipe F F.500 Ly Lx,45,5,497 Gambar 5.7. Plat Tipe F Mlx = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,5).36 = 7,058 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,5).7 = 34,07 kgm Mtx = -0,00.qu. Lx. x = ,6. (,5).76 = -5, kgm Mty =- 0,00.qu. Lx. x = ,6. (,5).57 = -4,09 kgm Tabel 5.. Perhitungan Plat Lantai TIPE Ly/Lx Mlx Mly Mtx Mty PLAT (m) (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) A 4/3 =,33 360,88 08,66-784,67-66,493 B 4/3 =,33 30,56 6,73-7,570-59,474 C D 4/3 =,33 3/,755=,709 7,8 44,5-584, ,365 09,599 3,880-7,49-56,79 E,45/,5=,497 86,069 5,04-88,50-5, F,45/,5=,497 7,058 34,07-5, -4,09 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
139 Tugas Akhir Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 360,88 kgm Mly = 6,73 kgm Mtx = -784,67 Mty = -66,493 kgm kgm Data : Tebal plat (h) Tebal penutup (d ) = cm = 0 mm = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 0 mm b = 000 fy f c Tinggi Efektif ( d ) = 40 Mpa = 30 Mpa = h - d = 0 0 = 00 mm h dy dx d' Gambar 5.8. Perencanaan Tinggi Efektif dx = h p - ½ Ø = = 95 mm dy = h p Ø - ½ Ø = ½. 0 = 85 mm untuk plat digunakan b = 0,85. fc. fy fy = 0, = 0,065.0, Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
140 Tugas Akhir 3 max = 0,75. b = 0,75. 0,065 =0,049 min = 0,005 (untuk plat) 5.4. Penulangan lapangan arah x Mu = 360,88 kgm = 3, Nmm Mn = Mu 3,603.0 = 0,8 6 4, Nmm Mn Rn = b.d m = fy 0,85.f' 4, c , ,499 N/mm 9,4 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,00.9,4.0, < max < min, di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0, = 37,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 37,5 Jumlah tulangan = 3, 09 78,5 ~ 4 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 50 mm 4 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
141 Tugas Akhir 4 Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 4. ¼.. (0) = 34 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 40 mm 5.5. Penulangan lapangan arah y Mu = 6,73 kgm =,6.0 6 Nmm Mn = Mu,6 0 = 0,8 6, Nmm Mn Rn = b.d m = fy 0,85.f', c , ,374 N/mm 9,4 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,0057.9,4.0, < max < min, di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0, =,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm,5 Jumlah tulangan =, ,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50mm 4 Jarak maksimum As yang timbul = 4. ¼.. (0) = 34 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 40 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap ~ 4 buah. = h = 0 = 40 mm
142 Tugas Akhir Penulangan tumpuan arah x Mu = 784,67 kgm = 7, Nmm Mn = Mu = 6 7, ,8 9, Nmm Mn Rn = b.d 9, ,087 N/mm m = fy 0,85.f' c 40 0, ,4 perlu =. m m. Rn fy =. 9,4 = 0, ,4., < max > min, di pakai perlu = 0,00463 As = perlu. b. d = 0, = 439,85 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 439,85 Jumlah tulangan = 5, ,5 ~ 6 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 6 66, 67 mm = 0 mm Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 6. ¼.. (0) = 47 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 0 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
143 Tugas Akhir Penulangan tumpuan arah y Mu = 66,493 kgm = 6, Nmm Mn = Mu = 0,8 6 7, Nmm Mn Rn = b.d 7, ,067 N/mm m = fy 0,85.f' c 40 0, ,4 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0, ,4., < max > min, di pakai perlu = 0,00454 As = ada. b. d = 0, = 385,9 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm Jumlah tulangan = 385,9 78,5 4,95 ~ 6 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 66, 66 =0 mm 6 Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 6. ¼.. (0) = 47 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 0 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
144 Tugas Akhir Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Tulangan lapangan arah y Tulangan tumpuan arah x Tulangan tumpuan arah y 0 40 mm 0 40 mm 0 0 mm 0 0 mm Tabel 5.. Penulangan Plat Lantai TIPE Momen Tulangan Lapangan Tulangan Tumpuan Mlx Mly Mtx Mty Arah x Arah y Arah x Arah y PLAT (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) (mm) (mm) (mm) (mm) A 360,88 08,66-784,67-66, B 30,56 6,73-7,570-59, C 7,8 44,5-584, , D 09,599 3,880-7,49-56, E 86,069 5,04-88,50-5, F 7,058 34,07-5, -4, Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
145 Tugas Akhir Perencanaan Plat Atap. Gambar 5.9. Denah Plat Atap Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
146 Tugas Akhir Perhitungan Pembebanan Plat Atap a. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG untuk gedung 983 yaitu : Beban hidup atap gedung tiap m = 00 kg/m b. Beban Mati ( qd ) tiap m Berat plat sendiri = 0,x 400 x Berat plafond + instalasi listrik = 88 kg/m = 5 kg/m = 33 kg/m c. Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m plat maka : qu =, qd +,6 ql =,.33 +,6. 00 = 535,6 kg/m 5... Perhitungan Momen a. Tipe plat A Tipe plat A seperti terlihat pada Gambar 5.0. A Gambar 5.0. Plat tipe A Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0,00.535,6. (3).45 Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0, ,6. (3).6 = 6,98 kgm = 5,330 kgm Mtx = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00.535,6 commit to. (3) user.98 = -47,399 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
147 Tugas Akhir 30 Mty = - 0,00.qu.Lx.x = - 0, ,6. (3).77 = -37,7 kgm b. Tipe plat B Tipe plat B seperti terlihat pada Gambar B Gambar 5.. Plat tipe B Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0,00.535,6. (3).36 = 73,534 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0, ,6. (3).7 = 8,947 kgm Mtx = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00.535,6. (3).77 = -37,7 kgm Mty = - 0,00.qu.Lx.x = - 0, ,6. (3).58 = -79,583 kgm c. Tipe plat C Tipe plat C seperti terlihat pada Gambar C Gambar 5.. Plat tipe C Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00.qu. Lx. x = 0,00.535,6. (3).5 = 45,840 kgm Mly = 0,00.qu. Lx. x = 0, ,6. (3).5 = 0,5 kgm Mtx = - 0,00.qu.Lx.x = - 0,00.535,6 commit to. (3) user.08 = -50,603 kgm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
148 Tugas Akhir Penulangan Plat Atap Perhitungan plat atap seperti tersaji dalam Tabel 5.3. Tabel 5.3. Perhitungan Plat Atap Tipe Plat Ly/Lx (m) Mlx Mly Mtx Mty (kgm) (kgm) (kgm) (kgm) A 4/3=,33 6,98 5,330-47,399-37,7 B 4/3=,33 73,534 8,947-37,7-79,583 C 4/3=,33 45,840 0,5-50,603 - Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu: Mlx = 45,840 kgm Mly = 5,330 kgm Mtx = -50,603 kgm Mty = -37,7 kgm Data : Tebal plat ( h ) = 0 cm = 00 mm Tebal penutup ( d ) = 0 mm Diameter tulangan ( ) = 0 mm b = 000 mm fy = 40 Mpa f c = 30 Mpa Tinggi Efektif ( d ) = h - d = 00 0 = 80 mm Rencana tinggi efektif dapat dilihat pada Gambar 5.3. h dy dx d' Gambar 5.3. Perencanaan Tinggi Efektif dx = h d - ½ Ø = = 75 mm dy = h d Ø - ½ Ø = ½. 0 = 65 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
149 Tugas Akhir 3 untuk plat digunakan b = 0,85. fc. fy fy max = 0, = 0,089.0,85. = 0,75. b = 0, min = 0,005 ( untuk plat ) Penulangan lapangan arah x Mu = 45,840 kgm =, Nmm Mn = Mu,458.0 = 0,8 6 3, Nmm Mn Rn = b.d 3, ,563 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85.30 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,0037.9,4.0, < max < min, di pakai min = 0,005 As = min. b. d = 0, = 87,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 87,5 Jumlah tulangan =, 389commit ~ 4 buah. to user 78,5 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
150 Tugas Akhir 33 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 87,5 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm Penulangan lapangan arah y Mu = 5,330 kgm =, Nmm Mn = Mu,53.0 = 0,8 6, Nmm Mn Rn = b.d, ,37 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85.30 perlu =. m m.rn fy =. 9,4 = 0,0056.9,4.0,37 40 < max As < min, di pakai min = 0,005 = min. b. d = 0, = 6,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 6,5 Jumlah tulangan =, ,5 ~ 4 buah. Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 6,5 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
151 Tugas Akhir Penulangan tumpuan arah x Mu = 50,603 kgm = 5, Nmm Mn = Mu = 6 5,06.0 0,8 6, Nmm Mn Rn = b.d 6, fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0, ,96 N/mm perlu =. m m.rn fy =. 9,4.9,4.0,96 40 = 0,0039 < max As > min, di pakai perlu = 0,0039 = perlu. b. d = 0, = 9,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 9,5 Jumlah tulangan = 3, 76 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm. Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 9,5 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
152 Tugas Akhir Penulangan tumpuan arah y Mu = 37,7 kgm = 3,7.0 6 Nmm Mn = Mu = 6 3,7.0 0,8 4, Nmm Mn Rn = b.d 4, ,098 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85.30 perlu =. m m.rn fy =. 9,4.9,4., = 0,00467 < max As > min, di pakai perlu = 0,00467 = perlu. b. d = 0, = 303,55 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 303,55 Jumlah tulangan = 3, 867 ~ 4 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 50 4 mm. Jarak maksimum = x h = x 00 = 00 mm As yang timbul = 4. ¼..(0) = 34 > 303,55 (As) (Aman) Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
153 Tugas Akhir Rekapitulasi Tulangan Plat Atap Dari perhitungan diatas diperoleh : Tulangan lapangan arah x Tulangan lapangan arah y Tulangan tumpuan arah x Tulangan tumpuan arah y 0 00 mm 0 00 mm 0 00 mm 0 00 mm 5.3. Perencanaan Plat Atap water tank Gambar 5.4. Denah Plat Atap water tank Perhitungan Pembebanan Plat Atap Water tank. Beban Mati ( qd ) Tiap m Berat plat sendiri = 0, 400 = 88 kg/m Berat plafond + instalasi listrik = 5 kg/m qd = 33 kg/m +. Beban Hidup ( ql ) Berdasarkan PPIUG 983 yaitu : Beban hidup atap itu sendiri = 00 kg/m Beban hidup water tank = 750 kg/m =850 kg/m + Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
154 Tugas Akhir Beban Ultimate ( qu ) Untuk tinjauan lebar m plat maka : qu =,. qd +,6. ql =, 33 +,6 850 =735,6 kg/m Perhitungan Momen. Tipe Plat Gambar 5.5. Tipe Plat atap watertank Ly Lx 4,0 3,0,33 Mlx = 0,00. qu. Lx. x = 0,00 735,6 (3) 73 = 40,89 kgm Mly = 0,00. qu. Lx. x = 0,00 735,6 (3) 44 = 687,06 kgm Hasil perhitungan momen yaitu: Mlx = 40,89 kgm Mly = 687,06 kgm Penulangan Plat Atap water tank Data plat water tank : Tebal plat ( h ) = cm = 0 mm Tebal penutup ( d ) = 0 mm tulangan = 0 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
155 Tugas Akhir 38 b fy = 000 mm = 40 MPa f c = 30 MPa Tingi efektif (d) = h - d = 0 0 = 00 mm dx = h p - ½Ø = = 95 mm dy = h d Ø ½ Ø = (½ 0) = 85 mm h dy dx d' Gambar 5.6. Perencanaan Tinggi Efektif b = 0,85. fc. fy fy = 0, , = 0,065 max = 0,75. b = 0,75 0,065 = 0,0488 min = 0,005 Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
156 Tugas Akhir 39. Penulangan Lapangan Arah X Mu = 40,89 kgm =, Nmm Mn = Mu,40.0 = 0,8 6 4, Nmm Mn Rn = b.dx 4, ,579 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85 30 perlu =. m m.rn fy = 9,4 9,4, = 0,00679 perlu < perlu > As max min, di pakai perlu = min. b. d = 0, = 645,05 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 645,05 Jumlah tulangan = 8, 7 ~ 0 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 00 0 Jarak maksimum mm = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 0. ¼.. (0) = 785 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 00 mm Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
157 Tugas Akhir 40. Penulangan Lapangan Arah Y Mu = 687,06 kgm = 6, Nmm Mn = Mu 6,87.0 = 0,8 6 8, Nmm Mn Rn = b.dx 8, ,89 N/mm fy 40 m = 9, 4 0,85. f ' c 0,85 30 perlu =. m m.rn fy = 9,4 9,4,89 40 = 0,005 perlu < max perlu < As min, di pakai min = min. b. dx = 0, = 433,5 mm Digunakan tulangan 0 = ¼.. (0) = 78,5 mm 433,5 Jumlah tulangan = 5, 5 ~ 6 buah. 78,5 Jarak tulangan dalam m 000 = 66, 67 mm =60 mm 6 Jarak maksimum = h = 0 = 40 mm As yang timbul = 6. ¼.. (0) = 47 mm > As. ok! Dipakai tulangan 0 60 mm Rekapitulasi Tulangan Dari perhitungan di atas diperoleh : Tulangan lapangan arah x 0 00 mm Tulangan lapangan arah y 0 commit 60 to mm user Bab 5 Perencanaan Plat Lantai & Plat Atap
BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan
3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia teknik sipil menuntut bangsa Indonesia untuk dapat menghadapi segala kemajuan dan tantangan. Hal itu dapat terpenuhi apabila sumber daya
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan
BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban
Lebih terperinciTugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa 2 lantai TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I
Tugas Akhir Perencanaan Struktur Salon, fitness & Spa lantai A- TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR SALON FITNES DAN SPA LANTAI Disusun Oleh : Enny Nurul Fitriyati I.85060 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI
digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi saat ini semakin berkembang pesat, meningkatnya berbagai kebutuhan manusia akan pekerjaan konstruksi menuntut untuk terciptanya inovasi dan kreasi
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA DISTRO & CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RSUD LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO ELEKTRONIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR
Perencanaan Struktur Gedung Swalayan dan Toko Buku Lantai PERENCANAAN STRUKTUR DAN ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN DAN TOKO BUKU LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciGEDUNG ASRAMA DUA LANTAI
digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG ASRAMA DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH DUA LANTAI Disusun oleh: ANDI YUNIANTO NIM: I 8507035 PROGRAM D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKRTA
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI
digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA ASRAMA MAHASISWA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SERBAGUNA 2 LANTAI TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM 2 LANTAI TUGAS AKHIR
perpustakaan.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH DAN LABORATORIUM LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TINGGAL 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN LANTAI Oleh: Fredy Fidya Saputra I.8505014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM D III JURUSAN TEKNIK SIPIL SURAKARTA 009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSKESMAS DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RESTORAN DAN KARAOKE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA BANGUNAN GEDUNG TOKO BUKU 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada Program Studi Diploma III Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN CAFE 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciOleh : Hissyam I
PERENCANAANN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLETT DAN RESTO 2 LANTAI Oleh : Hissyam I 8507048 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITASS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE
PERENCANAAN STRUKTUR BOARDING HOUSE TUGAS AKHIR Oleh : Antonius Mahatma P. I.8507007 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 010 BAB 3 Perencanaan
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA 2 LANTAI Dikerjakan Oleh: CINTIA PRATIWI NIM. I 8508002 UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL 2011 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN CAFE DAN RESTO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG SWALAYAN LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG MALL 3 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI. Tugas akhir. Sudarmono I
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM DUA LANTAI Tugas akhir Sudarmono I 85 07 061 Fakultas teknik jurusan teknik sipil Universitas sebelas maret 2010 MOTTO...Sesungguhnya Alloh tidak mengubah keadaan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SEKOLAHAN LANTAI Oleh : Dede Setiawan I8506704 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTOO...Sesungguhnya
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SUPERMARKET DAN FASHION DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan
BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Dalam perancangan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku sehingga diperoleh suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi. Struktur
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI
digilib.uns.ac.id PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG PERPUSTAKAAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III
Lebih terperinciTugas Akhir Perencanaan Struktur dan Rencana Anggaran Biaya Gedung Kuliah 2 Lantai
3 PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG KULIAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I. Perencanaan Atap
BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ
Lebih terperinciBAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf
BAB 1 LATAR BELAKANG.FIX.pdf BAB 2 DASAR TEORI.FIX.pdf BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Islamic Center sebagai pusat kegiatan keislaman, dimana semua kegiatan pembinaan berupa kegiatan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR PUSKESMAS PEMBANTU DUA LANTAI TUGAS AKHIR Telah disetujui untuk dipertahankan di depan tim penguji sebagai persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada jurusan Teknik Sipil Dikerjakan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque)
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA MASJID 2 LANTAI (Structure and Cost Budget of Two Storeys Mosque) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.) pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH LANTAI Agus Supriyanto I.850033 D3 TEKNIK SIPIL GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 011 iv v MOTTO Demi masa, sesungguhnya manusia
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG UKM DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Lebih terperinciDISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I
PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL 2 LANTAI DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH JUNE ADE NINGTIYA I 8507053 DIPLOMA TIGA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR Dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN KANTOR KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH DAN TOKO LANTAI TUAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh elar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RESTAURANT & TOKO 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Teknik Sipil Jurusan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR dan RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI. Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI Diajukan Oleh : DANNY ARIEF M I8506009 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 00 i MOTTO Walaupun hidup
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciPERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI
PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI Wildiyanto NRP : 9921013 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN STRUKTUR PERPUSTAKAAN DUA LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)
1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinci1 HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL SEMARANG
TUGAS AKHIR 1 HALAMAN JUDUL PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TRI TUNGGAL Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR BUTIK 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR BUTIK LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1)
LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir Sarjana Strata Satu (S-1) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG B POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG Oleh: Sonny Sucipto (04.12.0008) Robertus Karistama (04.12.0049) Telah diperiksa dan
Lebih terperinciPERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN
PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL NISSAN TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Program Diploma III Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret adalah menciptakan Ahli madya yang terampil dan profesional serta kompeten
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG FACTORY OUTLET DAN RESTO DUA LANTAI Oleh: Agus Catur kurniawan I.850608 PROGRAM DIII TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 011 MOTTO...Sesungguhnya
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH 2 LANTAI TUGAS AKHIR
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Lebih terperinci1.6 Tujuan Penulisan Tugas Akhir 4
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN i ii in KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI INTISARI v viii xii xiv xvii xxii BAB I PENDAHIJLUAN 1 1.1 Latar
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR PROYEK PEMBANGUNAN BANK DANAMON JL PEMUDA-JEPARA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS
Analisa Dimensi dan Struktur Atap Menggunakan Metode Daktilitas Terbatas 1 - ANALISA DIMENSI DAN STRUKTUR ATAP MENGGUNAKAN METODE DAKTILITAS TERBATAS M. Ikhsan Setiawan ABSTRAK Sttruktur gedung Akademi
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG
PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana
Lebih terperinciPERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA
PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI JEPARA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : ALFANIDA AYU WIDARTI
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)
PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KECAMATAN 2 LANTAI TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya perpustakaan.uns.ac.id pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU
i PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH UMUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Disusun oleh : RICHARD SUTRISNO Mahasiswa : 11973 / TS NPM : 04 02 11973 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI LEMBAR PERYATAAN ORIGINALITAS LAPORAN LEMBAR PERSEMBAHAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL
PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL.. i. LEMBAR PENGESAHAN ii. KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... 1
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANAR.. iii ABSTRAKSI... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR NOTASI. v vi xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...... 1 1.2. Maksud dan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh :
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL LARAS ASRI SALATIGA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : HARDI WIBOWO No. Mahasiswa : 11515 / TS NPM : 03 02 11515 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR
BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH BINA BANGSA JALAN JANGLI BOULEVARD SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG LABORATORIUM 2 LANTAI & RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG
Tugas Akhir PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG JALAN TIRTO AGUNG PEDALANGAN-SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG SMA EMPAT LANTAI DENGAN SISTEM PERENCANAAN DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA
PERENCANAAN GEDUNG SMA EMPAT LANTAI DENGAN SISTEM PERENCANAAN DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : BAYU
Lebih terperinciBAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA
BAB III METODE DESAIN DAN PERENCANAAN RANGKA BALOK BAJA 3.1 Diagram Alir Perencanaan Kuda kuda Mulai KUDA KUDA TYPE 1 KUDA KUDA TYPE 2 KUDA KUDA TYPE 3 PRE/DESIGN GORDING PEMBEBANAN PRE/DESIGN GORDING
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciAndini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Agustus 16 STUDI KOMPARASI PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG BERDASARKAN SNI 3 847 DAN SNI 847 : 13 DENGAN SNI 3 176 1 (Studi Kasus : Apartemen 11 Lantai
Lebih terperinci