BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Siklus I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. < 65 Tidak Tuntas 6 23, Tuntas 20 76,92 Jumlah

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktik pembelajaran di kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, dengan jumlah 20 siswa. Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan metode pembelajaran Group Investigation, yang akan dilaksanakan melalui dua siklus pada mata pelajaran IPA kelas 5 dengan materi pokok proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan, dan jenis-jenis tanah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan, dua pertemuan untuk pembelajaran dan satu pertemuan untuk evaluasi pembelajaran. Berikut tabel 4.1 merupakan tabel pelaksanaan penelitian di kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto, Kabupaten Wonosobo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian No. Tanggal Pelaksanaan Uraian Kegiatan 1. 09 Maret 2013 Uji validitas soal di SD Negeri 1 Wonoroto 2. 18 Maret 2013 Uji validitas angket motivasi di SD Negeri 2 Wonoroto 3. 18 Maret 2013 Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama di SD Negeri 2 Wonoroto menggunakan metode Group Investigation dengan materi jenis-jenis batuan. 4. 22 Maret 2013 Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua di SD Negeri 2 Wonoroto menggunakan metode Group Investigation dengan materi jenis-jenis pelapukan batuan. 5. 23 Maret 2013 Pelaksanaan evaluasi pembelajaran siklus I 6. 25 Maret 2013 Pelaksanaan siklus II pertemuan pertama di SD Negeri 2 Wonoroto menggunakan metode Group Investigation dengan materi jenis-jenis lapisan tanah dan jenis-jenis tanah. 7. 29Maret 2013 Pelaksanaan siklus II pertemuan kedua di SD Negeri 2 Wonoroto menggunakan metode Group Investigation dengan materi penyerapan air oleh tanah dan manfaat jenis-jenis tanah. 8. 30 Maret 2013 Pelaksanaan evaluasi pembelajaran siklus II 51

52 4.2 Diskripsi Kondisi Awal Pengunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi dan hanya terpusat pada guru menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Hal ini dapat di lihat pada hasil belajar siswa yang masih jauh dari harapan yaitu 55% siswa mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal. Hasil belajar siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Evaluasi Hasil Belajar Kondisi Awal No. Rentang Nilai Frekuensi 1. 39 1 2. 40 49 1 3. 50 59 4 4. 60 69 5 5. 70 79 6 6. 80 89 2 7. 90 1 Tabel 4.2 di atas menunjukkan frekuensi pada rentang nilai di bawah 70 berjumlah 11 siswa, sedangkan pada rentang nilai di atas atau sama dengan 70 hanya 9 siswa. Apabila evaluasi pembelajaran kondisi awal disajikan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut. Pra Siklus Jumlah Siswa 6 5 4 3 2 1 0 39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90 Interval Nilai Gambar 4.1 Diagram Evaluasi Hasil Belajar Kondisi Awal

53 Gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa masih lebih banyak siswa yang belum mencapai kiteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 70. Sehingga pembelajaran perlu diperbaiki agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi dan siswa yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal lebih banyak lagi. Dan untuk meningkatkan hasil belajar tersebut maka pembelajaran akan dilakukan dengan metode pembelajaran Group Investigation, agar pembelajran menjadi menarik dan menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat. Untuk mengetahui perbandingan persentase tingkat ketuntasan evaluasi hasil belajar siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Perbandingan Persentase Ketuntasan Evaluasi Belajar Kondisi Awal No. Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) 1. 70 Tuntas 9 45 2. < 70 Tidak Tuntas 11 55 Jumlah 20 100 Rata-rata 66,9 - Nilai Tertinggi 95 - Nilai Terendah 36 - Dari tabel 4.3 di atas perbandingan persentase ketuntasan evaluasi hasil belajar kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 11 siswa. Sedangkan yang sudah mencapai ketuntasan minimal (KKM) ada 9 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa 55% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal hanya 45% siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa hanya 66,9. Adapun nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 36 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95. Pada kondisi awal juga terlihat ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 36. Apabila perbandingan persentase hasil belajar kondisi awal disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut.

54 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tuntas 45% 55% Tidak Tuntas Gambar 4.2 Diagram Perbandingan Persentase Hasil Belajar Kondisi Awal Gambar 4.2 di atas menunjukkan persentase evaluasi hasil belajar kondisi awal ada 55% siswa belum tuntas atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan 45% sudah tuntas atau sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hasil ini masih jauh dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Maka dari itu dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation dengan tujuan untuk meningkatkat hasil belajar siswa. 4.3 Hasil Penelitian Hasil penelitian pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan hasil belajar kondisi awal. Berikut pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. 4.3.1 Siklus I Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan dan sub pokok bahasan jenis-jenis batuan dan pelapukan batuan. Dalam siklus I ini dilakukan melalui tiga kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut.

55 4.3.1.1 Perencanaan Siklus I Dalam tahap perencanaan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian. Perencanaan pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siklus I antara lain menelaah materi pembelajaran IPA kelas 5 dan mengkaji indikator-indikatornya. Mencari sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Setelah itu peneliti menyususn rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan indikator yang telah dikaji. Setelah itu peneliti menyiapkan alat evaluasi berupa soal pilihan ganda untuk mengukur tingkat keberhasilan dalam pembelajaran siklus I. Sesudah itu peneliti menyiapkan alat peraga yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung. Alat peraga yang digunakan berupa jenis-jenis batuan. Setelah semua selesai disiapkan langkah selanjutnya adalah menyiapkan angket motivasi yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi. Kemudian langkah selanjutnya adalah menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan untuk menilai pelaksanaan pembelajaran dengan metode Group Investigation. Kemudiaan langkah selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran siklus I. 4.3.1.2 Pelaksanaan Siklus I a. Pertemuan Pertama Pelaksanaan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013. Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan awal yaitu guru mengucapkan salam dan salah satu siswa memimpin doa. Kemudian guru mengabsen siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa anak-anak coba sebutkan bahan untuk membangun rumah? Batu, pasir, semen, kapur dan lain-lain. Kemudian guru menghubungkan jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari yaitu jenis-jenis batuan. Setelah itu guru memberi motivasi kepada siswa dengan cara memberikan pujian kepada siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation yang akan digunakan untuk mempelajari materi jenis batuan. Pada kegiatan inti guru menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation langkah pertama yaitu tahap mengidentifikasi

56 topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Disini siswa dan guru bertanya jawab tentang jenis-jenis batuan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang jenis batuan. Dengan bimbingan guru siswa memilih subtopik tentang jenis batuan misalnya pengolongan batuan berdasarkan permukaannya (halus/kasar), jenis batuan beku, jenis batuan endapan, atau jenis batuan malian. Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. Guru membatasi jumlah siswa pada setiap kelompok secara heterogen, satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Langkah kedua adalah tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari. Siswa bersama kelompok merencanakan tugas yang akan dipelajari tentang topik yang tetah dipilih yaitu tentang pengolongan batuan berdasarkan permukaannya (halus/kasar), jenis batuan beku, jenis batuan endapan, atau jenis batuan malian, yang menyangkut apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa yang akan melakukan dan apa tujuan menginvestigasi topik yang mereka pilih. Langkah ketiga adalah tahap melaksanakan investigasi. Dalam tahap ini siswa dibimbing guru, mengumpulkan informasi, menganalisis data hasil investigasi (hasil temuan) yang mereka lakukan, tentang ciri-ciri, manfaat dan proses terbentuknya jenis batuan dengan mengamati berbagai jenis batuan yang ada disekitar. Guru menumbuhkan parsitipasi aktif siswa agar terlibat dalam berbagai aktivitas kelompok. Guru mengikuti kemajuan setiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Langkah keempat adalah tahap analisis hasil investigasi. Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi untuk menganalisis dan menggabungkan berbagai informasi yang mereka peroleh. Siswa dibimbing guru merencanakan presentasi hasil investigasi yang telah dianalisis. Anggota kelompok membagi tugas dalam presentasi. Langkah kelima adalah tahap mempresentasikan hasil investigasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan topik yang telah diinvestigasi di depan kelas. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi presentasi yang dilakukan temannya (berpartisipasi). Siswa dibimbing guru untuk mengevaluasi kejelasan presentasi yang telah dilakukan. Guru mengatur jalannya presentasi semua kelompok.

57 Pada kegiatan akhir kegiatan yang dilakukan adalah tahap evaluasi. Dalam tahap ini siswa saling memberi umpan balik mengenai ciri-ciri, manfaat dan proses pembetukan batuan. Siswa dibimbing guru melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengerjakan soal latihan. Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup. b. Pertemuan kedua Pelaksanaan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2013 melalui beberapa kegiatan. Pada kegiatan awal kegiatan yang dilakukan antara lain guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. Guru mengabsen siswa. Kemudian menyampaikan apersepsi dengan menanyakan pelajaran yang lalu. Guru memberikan motivasi dengan memberikan pujian kepada siswa yang bisa menjawab dan memberikan penguatan bagi siswa yang belum bisa menjawab. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah metode Group Investigation yang akan digunakan untuk mempelajari materi pelapukan batuan. Pada kegiatan inti ada beberapa tahap pembelajaran yang dilakukan antara lain. Tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Dalam tahap ini siswa dan guru bertanya jawab tentang jenis-jenis pelapukan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang jenis-jenis pelapukan. Dengan bimbingan guru siswa memilih subtopik tentang jenis-jenis pelapukan batuan misalnya penyebab pelapukan fisika, contoh batuan yang mengalami pelapukan fisika, penyebab pelapukan biologi dan contoh batuan yang mengalami pelapukan biologi. Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. Guru membatasi jumlah siswa pada setiap kelompok secara heterogen, satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Tahap selanjutnya adalah tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari. Siswa bersama kelompok merencanakan tugas yang akan dipelajari misalnya penyebab pelapukan fisika, contoh batuan yang mengalami pelapukan fisika, penyebab pelapukan biologi dan contoh batuan yang mengalami pelapukan biologi yang menyangkut apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa akan melakukan dan apa tujuan menginvestigasi topik yang mereka pilih.

58 Pada tahap melaksanakan investigasi siswa dibimbing guru, mengumpulkan informasi, menganalisis data hasil investigasi yang mereka lakukan, tentang jenis dan contoh pelapukan fisika dan kimia dengan mengamati berbgai jenis pelapukan batuan yang ada disekitar. Guru menumbuhkan parsitipasi aktif siswa agar terlibat dalam aktivitas kelompok. Guru mengikuti kemajuan kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Tahap menyiapkan analisis hasil investigasi, siswa saling bertukar pikiran, menganalisis dan mengabungkan berbagai informasi yang mereka peroleh. Siswa dibimbing guru merencanakan presentasi. Anggota kelompok membagi tugas dalam presentasi. Tahap mempresentasikan hasil investigasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan topik yang telah diinvestigasi. Kelompok berpartisipasi aktif. Siswa dibimbing guru mengevaluasi kejelasan presentasi yang telah dilakukan. Guru mengatur jalannya presentasi semua kelompok. Kegiatan Akhir adalah tahap evaluasi. Siswa saling memberi umpan balik mengenai ciri-ciri, manfaat dan proses pembentukan batuan. Sebagai evaluasi siswa dibimbing guru mengerjakan soal latihan. Guru mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam penutup. c. Pertemuan ketiga Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2013. Pertemuan ketiga ini digunakan untuk evaluasi pembelajaran. Pada kegiatan awal guru memberikan salam dan mengajak siswa berdoa, kemudian mengabsen siswa. Pada kegiatan inti guru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan soal evaluasi. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tata tertib dalam mengerjakan soal evaluasi. Guru membagi lembar soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertib dan jujur. Guru mengawasi evaluasi pembelajaran. Siswa mengumpulkan pekerjaan mereka dengan tertib. Guru mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam penutup. 4.3.1.3 Observasi Siklus I a. Pertemuan Pertama Pada siklus I pertemuan pertama siswa masih terlihat sedikit binggung, Selain itu siswa terlihat kesulitan ketika mengisi lembar kerja siswa dalam

59 melakukan investigasi suatu topik pembelajaran. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Group Investigation Siklus I Pertemuan Pertama Aspek Indikator Skor Rata-rata 1. Kesiapan guru dalam menyiapkan ruang, I. Pra 3 alat, dan media pembelajaran pembelajaran 2. Mengatur tempat duduk siswa 3 3 3. Membuka pelajaran 4 4. Menyampaikan apersepsi serta motivasi 4 II. Kegiatan kepada siswa awal 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 pembelajaran 3 6. Menyampaikan langkah-langkah metode 2 Group Investigation III. Kegiatan inti pembelajaran A. Tahap 7. Siswa memilih subtopik 1 mengidentifika 8. Siswa bergabung dalam kelompok 2 si topik dan 9. Membatasi jumlah siswa pada setiap 3 mengatur kelompok 2,6 murid dalam 10. Guru membantu siswa mengumpulkan 3 beberapa kelompok informasi B. Tahap merencanakan tugas yang 11. Merencanakan tugas yang akan dipelajari 3 3 akan dipelajari C. Tahap 12. Mengumpulkan informasi dan 2 melaksanakan menganalisisnya investigasi 13. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 1 2,3 14. Memantau dan memberi bantuan 4 D. Tahap analisis 15. Bediskusi untuk menganalisis dan 1 hasil mengabungkan informasi investigasi 16. Merencanakan presentasi 2 2 17. Membagi tugas dalam presentasi 3 18. Mempresentasikan topik yang telah 4 diinvestigasi E. Tahap 19. Siswa lain menanggapi presentasi 1 mempresentasi 20. Mengevaluasi kejelasan presentasi 3 3 kan hasil investigasi 21. Mengatur presentasi 4 IV. Kegiatan akhir pembelajaran F. Tahap evaluasi 22. Memberikan umpan balik 1 23. Mengevaluasi pembelajaran yang telah 3 dilakukan 2,6 24. Guru mengakhiri pembelajaran 4 Jumlah Skor 63 Kategori Baik

60 Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada kegiatan pra pembelajaran sudah berjalan dengan baik, skor rata-ratanya 3 dengan kategori baik. Pada kegiatan awal pembelajaran sudah berjalan baik dengan skor rata-rata 3. Tetapi masih terdapat 2 indikator yang dilaksanakan dengan kategori cukup dengan skor 2. Indikator tersebut yaitu penyampaian tujuan pembelajaran dan penyampaian langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation. Sedangkan pada kegiatan inti, tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok sudah dilaksanakan dengan cukup baik akan tetapi masih ada indikator yang belum dilaksanakan dengan baik antara lain siswa memilih subtopik baru mendapat skor 1 dengan kategori kurang baik. Selain itu dalam bergabung dengan kelompok siswa baru melaksanakannya dengan cukup baik dengan skor 2. Pada tahap perencanaan tugas yang akan dipelajari sudah dilaksanakan dengan baik dengan skor 3. Sedangkan pada pelaksanaan tahap melakukan investigasi mendapatkan rata-rata 2,3 dengan kategori cukup. Adapun indikator yang belum dilaksanakan dengan baik yaitu mengumpulkan informasi yang mendapatkan skor 2 dengan kategori cukup. Indikator berpartisipasi aktif dalam kelompok mendapat skor 1 dengan kategori sangat kurang. Tetapi memantau dan memberikan informasi sudah sangat baik dengan skor yang diperoleh 4. Pelaksanaan tahap analisis hasil investigasi skor rata-rata yang diperoleh adalah 2 dengan kategori cukup. Pelaksanaan indikator yang masih kurang yaitu berdiskusi untuk menganalisis dan mengabungkan informasi. Sedangkan mempresentasikan hasil investigasi rata-rata skor yang diperoleh baik (3), hanya ada satu indikator yang pelaksanaannya kurang baik yaitu menangapi presentasi. Pelaksanaan kegiatan akhir yaitu tahap evaluasi sudah berjalan cukup baik dengan skor rata-rata 2,6 hanya ada satu indikator yang mendapat skor 1 dengan kategori kurang baik yaitu pemberian umpan balik. Jadi secara keseluruhan skor hasil observasi pelaksanaan siklus I pertemuan pertama adalah 63 dengan kategori baik. b. Pertemuan Kedua Pada siklus I pertemuan kedua pembelajaran sudah berjalan dengan baik hal ini terlihat bahwa siswa sudah mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran

61 IPA. Adapun hasil observasi pelaksanaan siklus I pertemuan kedua ada pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Group Investigation Siklus I Pertemuan Kedua Aspek Indikator Skor Rata-rata 1. Kesiapan guru dalam menyiapkan 4 I. Pra pembelajaran ruang, alat, dan media pembelajaran 4 2. Mengatur tempat duduk siswa 4 3. Membuka pelajaran 4 4. Menyampaikan apersepsi serta 4 II. Kegiatan awal motivasi kepada siswa pembelajaran 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 3,75 6. Menyampaikan langkah-langkah 3 metode Group Investigation III. Kegiatan Inti pembelajaran A. Tahap 7. Siswa memilih subtopik 2 mengidentifikasi 8. Siswa bergabung dalam kelompok 3 topik dan 9. Membatasi jumlah siswa pada setiap 4 mengatur murid kelompok 3,25 dalam beberapa 10. Guru membantu siswa mengumpulkan 4 kelompok informasi B. Tahap 11. Merencanakan tugas yang akan 4 4 merencanakan tugas yang akan dipelajari dipelajari C. Tahap 12. Mengumpulkan informasi dan 3 melaksanakan menganalisisnya investigasi 13. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 2 3 D. Tahap analisis hasil investigasi E. Tahap mempresentasikan hasil investigasi 14. Memantau dan memberi bantuan 4 15. Bediskusi untuk menganalisis dan 2 mengabungkan informasi 16. Merencanakan presentasi 2 17. Membagi tugas dalam presentasi 3 18. Mempresentasikan topik yang telah 4 diinvestigasi 19. Siswa lain menanggapi presentasi 2 20. Mengevaluasi kejelasan presentasi 3 21. Mengatur presentasi 4 IV. Kegiatan akhir pembelajaran F. Tahap evaluasi 22. Memberikan umpan balik 2 23. Mengevaluasi pembelajaran yang telah 4 dilakukan 24. Guru mengakhiri pembelajaran 4 Jumlah Skor 79 Kategori Baik 2,3 3,25 3,3

62 Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat pelaksanaan siklus I pertemuan kedua menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang baik. Pelaksanaan pra pembelajaran sudah berjalan sangat baik dengan skor rata-rata 4. Begitu pula kegiatan awal pembelajaran sudah berjalan dengan baik dengan skor rata-rata 3,75. Sedangkan pada kegiatan inti, tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok sudah dilaksanakan dengan baik dengan skor rata-rata 3,25. Tetapi masih ada indikator yang baru dilaksanakan dengan cukup baik yaitu pemilihan subtopik baru mendapat skor 2 dengan kategori cukup baik. Pada tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari sudah dilaksanakan sangat baik dengan skor 4. Sedangkan pada pelaksanaan tahap melakukan investigasi mendapatkan rata-rata 3 dengan kategori baik. Adapun indikator yang belum dilaksanakan dengan baik yaitu berpartisipasi aktif dalam kelompok mendapat skor 2 dengan kategori cukup. Pelaksanaan tahap analisis hasil investigasi skor rata-rata yang diperoleh adalah 2,3. Pelaksanaan indikator yang masih kurang yaitu berdiskusi untuk menganalisis dan mengabungkan informasi dan merencanakan presentasi. Sedangkan pelaksanaan mempresentasikan hasil investigasi rata-rata skor yaitu 3,25, indikator yang pelaksanaannya kurang baik yaitu menangapi presentasi. Pelaksanaan kegiatan akhir yaitu tahap evaluasi sudah berjalan baik dengan skor rata-rata 3,3. Jadi secara keseluruhan pembelajaran siklus I pertemuan kedua, skor yang diperoleh yaitu 79 dengan kategori baik. Hal ini perlu ditingkatkan agar proses belajar mengajar selanjutnya menjadi lebih baik lagi. 4.3.1.4 Hasil Motivasi Belajar Siklus I Data motivasi digunakan untuk memperkuat data hasil evaluasi pembelajaran dengan penggunaan metode Group Investigation. Selain itu data angket motivasi diambil untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa dalam mengikuti proses belajar khususnya mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Group Investigation. Data angket motivasi diambil setiap siklus. Adapun data angket motivasi belajar siswa yang disajikan dalam bentuk tabel 4.6.

63 Tabel 4.6 Skor Motivasi Belajar Siklus I No. Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 1. 33 Sangat Rendah - - 2. 34 48 Rendah - - 3. 49 63 Tinggi 15 75 4. 64 80 Sangat Tinggi 5 25 Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat siswa yang mempunyai skor 48 tidak ada. Sedangkan interval 49-63 yang berkategori tinggi sebanyak 15 siswa atau 75% siswa. Dan siswa yang mendapat nilai pada rentang 64-80 dengan kategori sangat tinggi sebanyak 5 siswa atau 25%. Apabila dibuat dalam bentuk diagram dapat dilihat seperti di bawah ini. J u m l a h S i s w a 16 14 12 10 8 6 4 2 0 15 5 0 0 Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi 33 34-48 49-63 64-80 Motivasi Belajar Siswa Gambar 4.3 Diagram Motivasi Belajar Siswa Siklus I Dari gambar 4.3 di atas, menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mempunyai motivasi rendah, semua siswa mempunyai motivasi yang tinggi (49-63) yaitu 15 siswa, bahkan ada 5 siswa yang mempunyai motivasi sangat tinggi (64-80). Hal tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

64 4.3.1.5 Evaluasi Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan proses belajar mengajar siklus I didapatkan data nilai evaluasi hasil belajar seperti pada tabel 4.7. Tabel 4.7 Nilai Evaluasi Hasil Belajar Siklus I No. Rentang Nilai Frekuensi 1. 39 0 2. 40 49 0 3. 50 59 0 4. 60 69 6 5. 70 79 5 6. 80 89 7 7. 90 2 Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa frekuensi pada rentang nilai 60-69 berjumlah 6 siswa, sedangkan pada rentang nilai 70-79 berjumlah 7 siswa dan rentang 80-89 ada 2 siswa. Dari data tersebut menunjukkan bahwa evaluasi hasil belajar sudah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil belajar kondisi awal. Jika data evaluasi hasil belajar siklus I disajikan dalam bentuk diagram batang maka dapat dilihat sebagai berikut. J u m l a h S i s w a 7 6 5 4 3 2 1 0 7 6 5 2 0 0 0 39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90 Interval Nilai Gambar 4.4 Diagram Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

65 Dari gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar siswa meskipun masih ada 6 siswa yang belum mencapai kiteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 70. Sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan lagi dengan metode yang sama yaitu metode pembelajaran Group Investigation agar hasil evaluasi hasil belajar siswa menjadi lebih baik lagi dan siswa yang dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal lebih banyak lagi. Untuk mengetahui perbandingan persentase tingkat ketuntasan evaluasi hasil belajar siswa pada Siklus I maka dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Perbandingan Persentase Evaluasi Hasil Belajar Siklus I No. Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) 1. 70 Tuntas 14 70 2. < 70 Tidak Tuntas 6 30 Jumlah 20 100 Rata-rata 77,4 - Nilai Tertinggi 96 - Nilai Terendah 60 - Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa perbandingan persentase evaluasi hasil belajar siklus I, siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (< 70) sebanyak 6 siswa. Sedangkan yang sudah mencapai KKM ( 70) ada 14 siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa 30% siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal hanya 70% siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh dari kondisi awal ke siklus I mengalami peningkatan yang cukup baik yaitu dari 66,9 menjadi 77,4. Adapun nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 96. Apabila data evaluasi hasil belajar siklus I disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

66 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 70% Tuntas 30% Tidak Tuntas Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Persentase Evaluasi Hasil Belajar Siklus I Gambar 4.5 di atas menunjukkan hasil persentase evaluasi hasil belajar siklus I menunjukkan bahwa 30% siswa belum tuntas atau belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan 70% siswa sudah tuntas atau sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Secara keseluruhan evaluasi hasil belajar pada siklus I, sudah lebih baik jika dibandingkan dengan hasil belajar kondisi awal. Akan tetapi hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator kebehasilan yang ditentukan (90% dari jumlah seluruh (20) siswa mendapatkan nilai 70). Maka dari itu untuk mencapai indikator keberhasilan 90% perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. 4.3.1.6 Refleksi Siklus I Berdasarkan observasi dan analisis evaluasi hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi masih ada langkah-langkah yang belum dilaksanakan dengan baik antara lain siswa belum bisa memilih subtopik yang akan dipelajari secara mandiri, partisipasi aktif dan diskusi untuk menganalisis data serta mengabungkan informasi dalam kelompok masih kurang baik. Siswa belum berani menanggapi serta memberikan umpan balik presentasi kelompok lain.

67 Jika dilihat dari hasil evaluasi hasil belajar menunjukkan hasil yang baik. Hal tersebut dapat dilihat ada 70% siswa yang mendapat nilai 70 atau 14 siswa tuntas dan 30% mendapat niali <70 atau 6 siswa belum tuntas. Hal tersebut disebabkan karena interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses belajar mengajar di kelas. Selain itu masih terdapat beberapa anak yang tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru. Akan tetapi telah terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari nilai kondisi awal 66,9 menjadi 77,4 pada evaluasi hasil belajar siklus I. Selain hasil belajar kelebihan pada siklus I antara lain motivasi siswa sudah meningkat dengan baik. Dalam proses belajar mengajar guru juga telah membatasi jumlah kelompok secara heterogen dan telah menerapkan langkahlangkah metode pembelajaran Group Investigation dengan baik. Guru telah menyiapkan ruang dan media pembelajaran dengan baik. Dalam pembelajaran alat peraga berupa jenis-jenis batuan sudah dimanfaatkan dengan sangat baik. Proses belajar mengajar sudah melibatkan siswa meskipun siswanya masih belum begitu aktif dan belum percaya diri. Berdasarkan kekurangan dan kelebihan yang ada pada siklus I, maka kekurangan-kekurangannya akan diperbaiki pada proses pembelajaran siklus II. Begitu juga hal-hal yang sudah baik akan dipertahankan bahkan ditingkatkan pada pelaksanaan pembelajaran siklus II. 4.3.2 Siklus II Pelaksanaan siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Praktek pembelajaran siklus II dilaksanakan dengan pokok bahasan jenis-jenis tanah. Sub pokok bahasan pada siklus II pertemuan pertama adalah lapisan tanah dan jenis-jenis tanah. Sedangkan siklus II pada pertemuan kedua dengan sub pokok bahasan penyerapan air oleh tanah dan manfaat jenis-jenis tanah. Siklus II dilakukan melalui tiga kali pertemuan. Dua pertemuan untuk pembelajaran dengan metode pembelajaran Group Investigation dan satu pertemuan untuk evaluasi pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan.

68 4.3.2.1 Perencanaan Siklus II Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan siklus II ini agar efektifitas pembelajaran dapat meningkat dibanding pada siklus I adalah melihat dan menelaah hasil refleksi siklus I. Mencari alternatif untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dan mempertahankan bahkan meningkatkan kelebihan pada siklus I. Antara lain guru selalu memberikan semangat dan dorongan serta motivasi agar motivasi belajar siswa meningkat sehingga hasil belajar siswapun meningkat. Guru lebih memberikan arahan tentang cara membacakan presentasi yang baik dan percaya diri ketika berbicara dihadapan siswa yang lain. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum diketahui. Guru juga lebih mempertegas tegurannya kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru. Hal itu dilakukan untuk melatih keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat. Guru juga hendaknya lebih memperhatikan siswa yang ramai dan menegurnya secara tegas agar tidak menganggu siswa yang lain. Dengan demikian pembelajaran siklus II diharapkan akan lebih baik lagi jika dibandingkan siklus I. Persiapan selanjutnya adalah menelah materi pembelajaran IPA kelas 5 yaitu dengan mengkaji indikator-indikatornya. Mencari sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menyususn rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan indikator yang telah dikaji. Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan saat pembelajaran berlangsung. Menyiapkan angket motivasi untuk mengukur motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus II. Menyiapkan lembar observasi untuk menilai pelaksanaan pembelajaran. Menyiapkan alat evaluasi. 4.3.2.2 Pelaksanaan Siklus II a. Pertemuan Pertama Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2013 melalui beberapa kegiatan. Kegiatan awal, guru mengucapkan salam. Salah satu siswa di minta memimpin doa. Guru mengabsen siswa. Dan melakukan apersepsi pada saat bermain dilapangan apa yang kalian injak?. Kemudian guru menghubungkan

69 jawaban siswa dengan materi yang akan dipelajari yaitu susunan tanah dan jenisjenis tanah. Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan pujian kepada siswa yang bisa menjawab dan memberikan penguatan kepada siswa yang belum bisa menjawab. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation yang akan digunakan untuk mempelajari materi susunan tanah dan jenis-jenis batuan. Pada kegiatan inti guru menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation melalui beberapa tahap yaitu tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Siswa dan guru bertanya jawab tentang jenis lapisan tanah yaitu lapisan atas, bawah, tengah dan lapisan bahan induk batuan. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang jenis lapisan tanah. Dengan bimbingan guru siswa memilih subtopik tentang jenis tanah misalnya ciri-ciri tanah berhumus, ciri-ciri tanah berpasir, ciri-ciri tanah liat dan ciri-ciri tanah berkapur. Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. Guru membatasi jumlah siswa pada setiap kelompok secara heterogen, satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Tahap selanjutnya adalah tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari. Siswa bersama kelompok merencanakan tugas yang akan dipelajari tentang topik yang tetah dipilih yaitu tentang ciri-ciri tanah berhumus, berpasir, liat dan berkapur, yang menyangkut apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa yang akan melakukan dan apa tujuan menginvestigasi topik yang mereka pilih. Tahap melaksanakan investigasi. Siswa dibimbing guru, mengumpulkan informasi, menganalisis data hasil investigasi (hasil temuan) yang mereka lakukan, tentang ciri-ciri tanah berhumus, berpasir, liat, dan berkapur dengan mengamati berbagai jenis tanah yang telah disiapkan guru dan yang ada disekitar lingkungan sekolah. Guru menumbuhkan parsitipasi aktif siswa agar terlibat dalam berbagai aktivitas kelompok. Guru mengikuti kemajuan setiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

70 Tahap analisis hasil investigasi. Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi untuk menganalisis dan mengabungkan berbagai informasi yang mereka peroleh tentang ciri-ciri jenis-jenis tanah. Siswa dibimbing guru merencanakan presentasi. Anggota kelompok membagi tugas dalam presentasi. Tahap mempresentasikan hasil investigasi. Masing-masing kelompok mempresentasikan topik yang telah diinvestigasi di depan kelas. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi presentasi yang dilakukan temannya (berpartisipasi). Siswa dibimbing guru untuk mengevaluasi kejelasan presentasi yang telah dilakukan. Guru mengatur jalannya presentasi semu kelompok. Pada kegiatan akhir terdapat tahap evaluasi. Siswa saling memberi umpan balik mengenai susunan tanah dan jenis-jenis tanah. Siswa dibimbing guru melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengerjakan soal latihan. Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup. b. Pertemuan Kedua Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2013. Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam dan mengajak berdoa. Guru mengabsen siswa. Kemudian guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya Mengapa setelah turun hujan, air tidak menggenang dipermukaan tanah? kemudian guru menghubungkan dengan materi yang akan dipelajari yaitu penyerapan air oleh tanah. Setelah itu guru memberikan motivasi dengan memberikan pujian kepada siswa yang bisa menjawab dan memberikan penguatan bagi siswa yang belum bisa menjawab. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation yang akan digunakan untuk mempelajari materi penyerapan air oleh tanah dan manfaat jenis-jenis tanah. Pada kegiatan inti ada beberapa tahap pembelajaran yang dilakukan yaitu tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok. Siswa dan guru bertanya jawab tentang macam-macam jenis tanah. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang macam-macam jenis tanah. Dengan bimbingan guru siswa memilih subtopik tentang penyerapan air oleh tanah dan manfaatnya misalnya penyerapan air oleh tanah berhumus, berpasir, liat dan tanah berkapur

71 dan manfaatnya. Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih. Guru membatasi jumlah siswa pada setiap kelompok secara heterogen, satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Selanjutnya tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari. Siswa bersama kelompok merencanakan tugas yang akan dipelajari tentang topik yang tetah dipilih misalnya penyerapan tanah berhumus, berpasir, liat dan berkapur serta menjelaskan manfaatnya yang menyangkut apa yang akan dipelajari, bagaimana mempelajari, siapa yang akan melakukan dan apa tujuan menginvestigasi topik yang mereka pilih. Tahap melaksanakan investigasi. Siswa dibimbing guru, mengumpulkan informasi, menganalisis data hasil investigasi (hasil temuan) yang mereka lakukan, tentang penyerapan air oleh tanah melalui percobaan dan menyebutkan manfaat dari tanah tersebut. Guru menumbuhkan parsitipasi aktif siswa agar terlibat dalam berbagai aktivitas kelompok. Guru mengikuti kemajuan setiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan. Tahap analisis hasil investigasi. Siswa saling bertukar pikiran, berdiskusi untuk menganalisis dan mengabungkan berbagai informasi yang mereka peroleh dari hasil percobaan yang telah mereka lakukan. Siswa dibimbing guru merencanakan presentasi. Anggota kelompok membagi tugas dalam presentasi. Tahap mempresentasikan laporan akhir. Masing-masing kelompok mempresentasikan topik yang telah diinvestigasi di depan kelas. Kelompok yang lain memperhatikan dan menanggapi presentasi yang dilakukan temannya (berpartisipasi). Siswa dibimbing guru untuk mengevaluasi kejelasan presentasi yang telah dilakukan. Guru mengatur jalannya presentasi semua kelompok. Dikegiatan akhir terdapat tahap evaluasi. Siswa saling memberi umpan balik mengenai penyerapan air oleh tanah. Siswa dibimbing guru melakukan evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan dengan mengerjakan soal latihan. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal latihan, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya. Guru mengakhiri pelajaran dan mengucapkan salam penutup.

72 c. Pertemuan Ketiga Pelaksanaan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2013. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi pembelajaran siklus II melalui beberapa kegiatan. Pada kegiatan awal guru memberikan salam dan berdo a bersama kemudian mengabsen siswa. Selanjutnya pada kegiatan inti guru menyampaikan tata tertib dalam mengerjakan soal evaluasi pembelajaran (tes) yang akan dilakukan. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tata tertib dalam mengerjakan evaluasi pembelajaran (tes) yang akan dilakukan. Guru membagi lembar soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan tertip dan jujur. Guru mengawasi lajannya evaluasi pembelajaran (tes). Siswa mengumpulkan pekerjaan mereka dengan tertib. Pada kegiatan penutup guru mengakhiri pembelajaran dan mengucapkan salam penutup. 4.3.2.3 Observasi Siklus II Hasil observasi siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Siklus II sudah berjalan dengan sangat baik jika dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus I. Hal ini dikarenakan pelaksanaan siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Kekurangan yang ada pada siklus I diperbaiki. Kelebihan-kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan bahkan ditingkatkan sehingga membuahkan hasil yang maksimal. Adapun hasil observasi siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua adalah sebagai berikut. a. Pertemuan Pertama Pembelajaran siklus II pertemuan pertama dengan metode pembelajaran Group Investigation sudah berjalan dengan sangat baik. Siswa sudah mulai terbiasa dan sangat tertarik dengan metode pembelajaran Group Investigation yang melibatkan siswa dalam proses pembelajarannya. Adapun hasil observasi pelaksanaan siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel 4.9.

73 Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Group Investigation Siklus II Pertemuan Pertama Aspek Indikator Skor Rata-rata 1. Kesiapan guru dalam menyiapkan ruang, I. Pra 4 alat, dan media pembelajaran pembelajaran 2. Mengatur tempat duduk siswa 4 4 1. Membuka pelajaran 4 2. Menyampaikan apersepsi serta motivasi 4 II. Kegiatan awal kepada siswa pembelajaran 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4. Menyampaikan langkah-langkah metode 4 4 Group Investigation III. Kegiatan inti pembelajaran A. Tahap 5. Siswa memilih subtopik 3 mengidentifika 6. Siswa bergabung dalam kelompok 3 si topik dan 7. Membatasi jumlah siswa pada setiap 4 mengatur kelompok 3,5 murid dalam 8. Guru membantu siswa mengumpulkan 4 beberapa informasi kelompok B. Tahap 9. Merencanakan tugas yang akan 4 4 merencanakan tugas yang akan dipelajari dipelajari C. Tahap 10. Mengumpulkan informasi dan 3 melaksanakan menganalisisnya investigasi 11. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 3 3,3 12. Memantau dan memberi bantuan 4 D. Tahap analisis hasil investigasi 13. Bediskusi untuk menganalisis dan mengabungkan informasi 14. Merencanakan presentasi 3 3 15. Membagi tugas dalam presentasi 3 3 E. Tahap 16. Mempresentasikan topik yang telah 4 mempresentasi kan hasil diinvestigasi 17. Siswa lain menanggapi presentasi 3 investigasi 18. Mengevaluasi kejelasan presentasi 3 3,5 19. Mengatur presentasi 4 IV. Kegiatan akhir pembelajaran F. Tahap evaluasi 20. Memberikan umpan balik 3 21. Mengevaluasi pembelajaran yang telah 4 dilakukan 3,6 22. Guru mengakhiri pembelajaran 4 Jumlah Skor 86 Kategori Sangat Baik

74 Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan pertama sudah berjalan dengan sangat baik. Pada kegiatan pra pembelajaran dan kegiatan awal rata-rata skor yang diperoleh 4 dengan kategori sangat baik. Sedangkan pada kegiatan inti juga sudah dilaksanakan dengan baik yaitu tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid kedalam kelompok ratarata skor yang diperoleh adalah 3,5 dengan kategori baik. Tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari rata-rata skor yang diperoleh adalah 4 dengan kategori sangat baik. Pada tahap selanjutnya adalah tahap melaksanakan investigasi, rata-rata skor yang diperoleh adalah 3,3 dengan kategori baik. Sedangkan pada tahap analisis data, rata-rata skor yang diperoleh adalah 3 dengan kategori baik. Dan pada tahap mempresentasikan hasil investigasi rata-rata skor yang diperoleh yaitu 3,5 dengan kategori baik. Begitu juga pada kegiatan akhir pembelajaran. Pada tahap evaluasi rata-rata skor yang diperoleh yaitu 3,6 dengan kategori baik. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus II pertemuan pertama berjalan dengan sangat baik, dengan skor yang diperoleh yaitu 86 dengan kategori sangat baik. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan agar proses belajar mengajar selanjutnya menjadi lebih baik lagi. b. Pertemuan Kedua Pembelajaran siklus II pertemuan kedua dengan metode pembelajaran Group Investigation sudah berjalan dengan sangat baik. Langkah-langkah pembelajaran dilaksanakan dengan tepat. Semua siswa aktif dalam mengikuti pembelajan, baik dalam diskusi maupun ketika menanggapi siswa yang lain ketika presentasi. Siswa sudah berani mengeluarkan pendapatnya dan berani bertanya kedapa kelompok lain yang sedang presentasi di depan kelas. Siswa juga sudah mampu memberikan upan balik yang diberikan guru. Adapun hasil observasi pelaksanaan siklus II pertemuan kedua secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.10.

75 Tabel 4.10 Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Pembelajaran Group Investigation Siklus II Pertemuan Kedua Aspek Indikator Skor Rata-rata 1. Kesiapan guru dalam menyiapkan I. Pra 4 ruang, alat, dan media pembelajaran pembelajaran 2. Mengatur tempat duduk siswa 4 4 3. Membuka pelajaran 4 4. Menyampaikan apersepsi serta 4 II. Kegiatan awal motivasi kepada siswa pembelajaran 5. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 6. Menyampaikan langkah-langkah 4 metode Group Investigation III. Kegiatan inti pembelajaran A. Tahap 7. Siswa memilih subtopik 3 mengidentifikasi 8. Siswa bergabung dalam kelompok 4 topik dan 9. Membatasi jumlah siswa pada setiap 4 mengatur murid kelompok 3,75 dalam beberapa 10. Guru membantu siswa 4 kelompok mengumpulkan informasi B. Tahap 11. Merencanakan tugas yang akan 4 4 merencanakan tugas yang akan dipelajari dipelajari C. Tahap 12. Mengumpulkan informasi dan 4 melaksanakan menganalisisnya investigasi 13. Berpartisipasi aktif dalam kelompok 4 4 D. Tahap analisis hasil investigasi E. Tahap mempresentasikan hasil investigasi 14. Memantau dan memberi bantuan 4 15. Bediskusi untuk menganalisis dan 4 mengabungkan informasi 16. Merencanakan presentasi 4 17. Membagi tugas dalam presentasi 4 18. Mempresentasikan topik yang telah 4 diinvestigasi 19. Siswa lain menanggapi presentasi 4 20. Mengevaluasi kejelasan presentasi 4 21. Mengatur presentasi 4 IV. Kegiatan akhir pembelajaran F. Tahap evaluasi 22. Memberikan umpan balik 3 23. Mengevaluasi pembelajaran yang 4 telah dilakukan 24. Guru mengakhiri pembelajaran 4 Jumlah Skor 94 Kategori Sangat Baik 4 4 3,6

76 Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa pelaksanaan siklus II pertemuan kedua menunjukkan bahwa pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah metode pembelajaran Group Investigation dengan sangat baik. Rata-rata skor yang diperoleh pada siklus II pertemuan kedua semua tahap sudah menunjukkan kategori yang sangat baik. Jadi secara keseluruhan pembelajaran siklus II pertemuan kedua berjalan dengan sangat baik, dan skor yang diperoleh yaitu 94 dengan kategori sangat baik. Selain itu siswa termotivasi dan aktif selama pembelajaran berlangsung. 4.3.2.4 Hasil Motivasi Belajar Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II memberikan angket motivasi kepada siswa. Pengukuran motivasi pada siklus II dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPA dengan metode pembelajaran Group Investigation. Apabila motivasi belajar siklus II disajikan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut. Tabel 4.11 Skor Motivasi Belajar Siklus II No. Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase(%) 1. 33 Sangat Rendah - - 2. 34-48 Rendah - - 3. 49-63 Tinggi 3 15 4. 64-80 Sangat Tinggi 17 85 Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mempunyai skor pada interval 49-63 yang berkategori tinggi sebanyak 3 siswa atau 15% dari jumlah semua siswa. Sedangkan siswa yang mendapat nilai pada rentang 64-80 yang berkategori sangat tinggi sebanyak 17 siswa atau 85%. Hal ini membuktikan bahwa pada siklus II dengan menerapkan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada siswa yang mempunyai motivasi rendah, atau semua siswa mempunyai moivasi belajar yang tinggi.

77 Apabila hasil motivasi belajar siklus II dibuat dalam bentuk diagram maka dapat dilihat seperti di bawah ini. Jumlah Siswa 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 17 3 0 0 Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi 33 34-48 49-63 64-80 Motivasi Belajar Siswa Gambar 4.6 Diagram Motivasi Belajar Siklus II Gambar 4.6 di atas menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mempunyai motivasi rendah, hampir semua siswa mempunyai motivasi tinggi yaitu 3 bahkan 17 siswa mempunyai motivasi sangat tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa metode pembelajaran Group Investigation mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dengan sangat baik. 4.3.2.5 Hasil Evaluasi Siklus II Berdasarkan hasil evaluasi hasil belajar siklus II yang telah dilaksanakan maka diperoleh data seperti pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Evaluasi Hasil Belajar Siklus II No. Rentang Nilai Frekuensi 1. 39 0 2. 40 49 0 3. 50 59 0 4. 60 69 0 5. 70 79 5 6. 80 89 8 7. 90 7

78 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa semua siswa mendapat nilai di atas atau sama dengan 70. Data tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah mengalami ketuntasan hasil belajar yang maksimal, di mana ke-20 siswa sudah mendapatkan nilai di atas kriteria ketuntasa minimal. Hasil ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Group Investigation mampu mengatasi permasalahan yang ada di Kelas 5 SD Negeri 2 Wonoroto. Apabila data evaluasi hasil belajar siklus II disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut. J u m l a h 8 6 4 5 8 7 S i s w a 2 0 0 0 0 0 39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90 Interval Nilai Gambar 4.7 Diagram Evaluasi Hasil Belajar Siklus II Gambar 4.7 di atas menunjukkan bahwa rentang nilai di bawah dengan 70 berjumlah 0, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 70-79 ada 5 siswa, sedangkan pada rentang 80-89 ada 8 siswa dan yang mendapat nilai pada rentang 90 ada 7 siswa. Jadi semua siswa sudah mencapai kriteria krtuntasan minimal yaitu 70. Untuk mengetahui perbandingan persentase tingkat ketuntasan evaluasi hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13.

79 Tabel 4.13 Perbandingan Persentase Evaluasi Hasil Belajar Siklus II No. Nilai Kategori Jumlah Siswa Jumlah Persentase (%) 1. 70 Tuntas 20 100 2. < 70 Tidak Tuntas 0 0 Jumlah 20 100 Rata-rata 84,75 - Nilai Tertinggi 95 - Nilai Terendah 70 - Tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa perbandingan persentase evaluasi hasil belajar pada siklus II tidak ada yang mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Semua siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Adapun nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 95. Sedangkan persentase ketuntasan sudah dicapai 100%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil evaluasi pembelajaran siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan (90% dari jumlah keseluruhan siswa). Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pun sudah cukup tinggi jika dibandingkan siklus sebelumnya yaitu 84,7. Maka dari itu penelitian sudah cukup karena sudah melebihi indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Apabila data evaluasi hasil belajar siklus II disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: 100% 80% 60% 40% 20% 0% 100% Tuntas 0% Tidak Tuntas Gambar 4.8 Diagram Perbandingan Persentase Evaluasi Hasil Siklus II

80 Gambar 4.8 di atas menunjukkan bahwa hasil persentase evaluasi hasil belajar siklus II menunjukkan 100% siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan Group Investigation dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. 4.3.2.6 Refleksi Siklus II Berdasarkan observasi dari pelaksanaan siklus II dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah aktif dibandingkan saat pembelajaran siklus I, hal ini terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan metode pembelajaran Group Investigation yang digunakan selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu juga siswa yang pada saat siklus I kurang mendengarkan arahan dari guru pada siklus II ini sudah dapat memperhatikan pelajaran dengan baik. Berdasarkan analisis motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jika dibandingkan siklus I. Ada 3 siswa mempunyai motivasi yang tinggi sedangkan 17 siswa mempunyai motivasi yang sangat tinggi. Sedangkan hasil analisis evaluasi hasil belajar siklus II, menunjukkan ketuntasan siswa sudah mencapai 100%. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 84,75 dengan kata lain bahwa nilai rata-rata tersebut sudah di atas KKM yaitu 70. Dilihat dari hasil tersebut maka indikator keberhasilan sudah tercapai karena ketuntasan siswa sudah mencapai 100% dan tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya. 4.4 Perbandingan Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Pada penelitian ini akan dipaparkan beberapa perbandingan hasil penelitian. Antara lain perbandingan observasi pelaksanaan pembelajaran, motivasi belajar siswa dan evaluasi hasil belajar. Perbandingan hasil penelitian digunakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan metode pembelajaran Group investigation. Adapun perbandingannya seperti di bawah ini. 4.4.1 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Kegiatan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan baik dari pertemuan pertama maupun pertemuan kedua setiap siklusnya. Adapun

81 pengamatan yang difokuskan pada kegiatan guru dan aktifitas siswa ketika pembelajaran sedang berlangsung. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.14 di bawah ini. Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II Pelaksanaan Siklus I Siklus II Skor Kategori Skor Kategori Pertemuan 1 63 Baik 86 Sangat Baik Pertemuan 2 79 Baik 94 Sangat Baik Pada pertemuan pertama siklus I memperoleh skor 63 dengan kategori baik. Pada pertemuan kedua siklus I mendapat skor 79 dengan kategori baik. Sedangkan pertemuan pertama siklus II memperoleh skor 86 dengan kategori sangat baik. Dan pertemuan kedua siklus II mendapat skor 94 dengan kategori sangat baik. Data di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan skor dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada tiap siklusnya. Hasil perbandingan pelaksanaan pembelajaran dengan metode Group Investigation pada siklus I dan siklus II apabila disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut. S k o r 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 63 Siklus I 79 86 Siklus II 94 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pelaksanaan Pembelajaran Gambar 4.9 Diagram Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

82 Pada gambar 4.9 di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua pada tiap siklusnya. Peningkatan yang terjadi sangat baik mulai dari pertemuan pertama siklus I dengan skor 63 dengan kriteria baik, ke pertemuan kedua siklus I meningkat menjadi 70 dengan kriteria baik. Begitu pula dengan pertemuan pertama siklus II mendapat skor 86 dengan kriteria sangat baik sedangkan pertemuan kedua siklus II lebih meningkat lagi menjadi sangat baik dengan skor 96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran sudah dilaksanan dengan sangat baik sesuai dengan langkah-langkah metode Group investigation. 4.4.2 Perbandingan Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II Penggunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Berikut merupakan perbandingan motivasi belajar siswa siklus I dan siklus II. Tabel 4.15 Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Siklus i dan Siklus II No. Interval Skor Kategori Siklus I Siklus II 1 33 Sangat Rendah - - 2 34-48 Rendah - - 3 49-63 Tinggi 15 3 4 64-80 Sangat Tinggi 5 17 Dari tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa motivasi siswa pada siklus I ada 15 siswa yang berada pada interval skor 49 63 dengan kategori tinggi sedangkan 5 siswa berada pada interval skor 64 80 dengan kategori sangat tinggi. Begitu pula motivasi pada siklus II meningkat dengan sangat baik yaitu 3 siswa yang berada pada interval 49 63 dengan kategori tinggi, sedangkan 17 siswa berada pada interval 64 80 dengan kategori sangat tinggi. Apabila perbandingan motivasi belajar siklus I dan siklus II disajiakan dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut.

83 Jumlah Siswa 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 15 Siklus I 5 3 Siklus II 17 Tinggi Sangat Tinggi Motivasi Belajar Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Motivasi Belajar Siklus I dan Siklus II Dari gambar 4.10 di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan motivasi belajar dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I siswa yang bermotivasi tinggi ada 15 siswa dan 5 siswa bermotivasi sangat tinggi. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan yaitu 3 siswa bermotivasi tinggi sedangkan 17 siswa mempunyai motivasi belajar yang sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengunaan metode pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan motivasi belajar dengan sangat baik. 4.4.3 Perbandingan Evaluasi Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa setelah menerapkan metode pembelajaran Group Investigation terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I sampai dengan siklus II jika dibandingkan kondisi awal yang hanya menggunakan metode ceramah dan hanya berpusat pada guru. Berikut akan disajikan tabel perbandingan ketuntasan evaluasi hasil belajar dari kondisi awal, siklus I sampai siklus II pada tabel 4.16.

84 Tabel 4.16 Perbandingan Evaluasi Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Kondisi Awal Siklus I Siklus II No Nilai Kategori Persentase Persentase Persentase Jumlah Jumlah Jumlah (%) (%) (%) 1. 70 Tuntas 9 45 14 70 20 100 2. < 70 Tidak Tuntas 11 55 6 30 0 0 Jumlah 20 100 20 100 20 100 Rata-rata 66,9 77,4 84,75 Nilai Tertinggi 95 96 95 Nilai Terendah 36 60 70 Tabel 4.16 di atas menunjukkan pada kondisi awal, jumlah siswa yang belum mencapai KKM ada 11 siswa dan 9 siswa sudah mencapai KKM dan persentase ketuntasan sebesar 55%. Siklus I persentase ketuntasan meningkat menjadi 70%, 14 siswa sudah mencapai KKM dan 6 siswa belum mencapai KKM. Siklus II semua siswa sudah mencapai KKM dengan indikator keberhasilan 100%. Adapun rata-rata nilai pada setiap siklusnya meningkat yaitu dari kondisi awal 66,4, menjadi 77,4 dan siklus II meningkat menjadi 84,75. Apabila perbandingan hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut. J u m l a h S i s w a 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 20 14 11 9 6 0 Kondisi Awal Siklus I Siklus II 70 Tuntas < 70 Tidak Tuntas Pelaksanaan Pembelajaran Gambar 4.11 Diagram Hasil belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus I