Phasor dan Impedans. Slide-09. Ir. Agus Arif, MT. Semester Gasal 2016/2017

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Ajeg dari Sinusoidal

Daya Rangkaian AC [2]

Daya Rangkaian AC [1]

Rangkaian RL dan RC Dengan Sumber

Rangkaian AC Tiga-Fase [1]

Rangkaian Listrik Arus dan Tegangan AC Sinusoidal dan Phasor

Teknik-teknik Analisis Rangkaian

Kapasitor dan Induktor

Hukum Tegangan dan Arus Listrik

Analisis Sinusoida. Dibuat Oleh : Danny Kurnianto Diedit oleh : Risa Farrid Christianti Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng.

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

Pengantar Rangkaian Listrik

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Analisis Simpul dan Jala

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

Fungsi dan Sinyal. Slide : Tri Harsono PENS - ITS. 1 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

Tujuan Mempelajari pengertian impedansi Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri RC dan RL Mempelajari hub

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

Analisis Rangkaian Listrik

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa mampu dan kompeten, mengenai : Bilangan kompleks Operasi bilangan kompleks Aplikasi bilangan kompleks dalam

Arus & Tegangan bolak balik(ac)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

By. Risa Farrid Christianti, S.T.,M.T.

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

The Forced Oscillator

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

ANALISIS RANGKAIAN RLC

Bab I. Bilangan Kompleks

Kestabilan. Kuliah 6 Kontrol Digital Bab 13 buku-ajar. Agus Arif 1

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

PENGUKURAN RESISTANSI

PEMBENTUKAN MODEL RANGKAIAN LISTRIK

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

RANGKAIAN AC SERI DAN PARALEL

Sifat-sifat Fungsi Keanggotaan, Fuzzifikasi, Defuzzifikasi. Logika Fuzzy

Antiremed Kelas 12 Fisika

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t)

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Peserta mampu menganalisis rangkaian listrik arus bolak balik I fasa dan 3 fasa.

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

KAPASITOR DAN INDUKTOR

PENGUAT DAYA KELAS A

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o )

Applikasi Bil. Komplek pada Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

Relasi Tolerans & Relasi Ekivalen. Logika Fuzzy

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia

V L V R V C. mth 2011

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

PERTEMUAN III RANGKAIAN DC RESISTIF. Dirumuskan oleh Gustav Robert Kirchoff

Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System

BAB 1 RESONATOR Oleh : M. Ramdhani

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET RANGKAIAN LISTRIK. Pengaruh Frekuensi Terhadap Beban Semester I

MODUL I RANGKAIAN SERI-PARALEL RESISTOR

KARAKTERISTIK TRANSISTOR. Risa Farrid Christianti

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK BALIK SK 2

Materi 3: Teori Dioda


Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

MODUL 1 PENDAHULUAN, FENOMENA TRANSIEN & FUNGSI PEMAKSA TANGGA SATUAN

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

Nama : Taufik Ramuli NIM :

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC.

MODUL 2 RANGKAIAN RESONANSI

RANGKAIAN SETARA (EKIVALEN), RESISTOR

Untai 1. I. Setyawan. Materi. Referensi. Evaluasi Untai Elektrik I. Pendahuluan. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

BAB II : PEMBIASAN CAHAYA

PERENCANAAN DAN ANALISIS PENENTUAN LETAK FILTER HARMONIK PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

SENYAWA HIDROKARBON SIKLIK

drimbajoe.wordpress.com 1

RANGKAIAN AC. 5.1 Isyarat AC Isyarat AC merupakan bentuk gelombang yang sangat penting dalam bidang elektronika. Isyarat AC biasa ditulis sebagai

Analisis Rangkaian Listrik

c). I 1 = I 2 = I 3 =

Fisika Study Center. Never Ending Learning. Menu. Cari Artikel Fisika Study Center. Most Read. Latest. English

METODE ANALISIS JARINGAN

INSTRUMEN ELEKTROMEKANIS

Transkripsi:

Phasor dan Slide-09 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 23

Materi Kuliah 1 Phasor Frekuensi Komplex Definisi Phasor Transformasi Phasor Hubungan Tegangan-Arus Hukum Ohm dan Kirchhoff Rangkaian RL dan RLC 2 Definisi Seri dan Paralel Reaktans Admitans 2 / 23

Frekuensi Komplex Berdasarkan pengalaman menerapkan sumber sinusoidal komplex pd suatu rangkaian linear utk mendapatkan tanggapan ajeg yg komplex: Faktor e jωt sempat dilenyapkan dr kedua sisi persamaan utk menyederhanakan persamaan aljabar yg dihasilkan Faktor e jωt kemudian disertakan kembali sebelum menentukan bagian real dr tanggapan yg komplex Stp tegangan dan arus dlm suatu rangkaian pasif mengandung faktor e jωt yg sama dgn frekuensi yg tidak berubah selama proses analisis Oleh krn itu, frekuensi sudut ω dpt diperlakukan sbg suatu besaran yg implisit (tersembunyi) 3 / 23

Definisi Phasor Demi memperoleh bentuk yg ringkas, besaran komplex dpt dinyatakan dlm bentuk polar drpd dlm bentuk exponensial Suatu sumber tegangan sinusoidal v(t) = V m cos ωt = V m cos (ωt + 0 ) dpt dinyatakan dlm bentuk komplex: V m 0 Dan arus tanggapannya: i(t) = I m cos (ωt + φ) dpt juga dinyatakan dlm bentuk komplex: I m φ Bentuk komplex yg ringkas ini disebut phasor 4 / 23

Transformasi Phasor [1] Suatu arus sinusoidal yg real i(t) = I m cos (ωt + φ) dinyatakan sbg bagian real dr besaran komplex i(t) = Re{I m e j(ωt+φ) } Dgn melenyapkan operator Re{} dan melenyapkan faktor e j(ωt) : I = I m e j φ serta menuliskannya dlm bentuk polar: I = I m φ 5 / 23

Transformasi Phasor [2] Bentuk ringkas I = I m φ adalah representasi phasor phasor = besaran komplex yg tidak gayut waktu phasor hanya mengandung info amplitudo dan sudut fase i(t) = representasi lingkup-waktu I = representasi lingkup-frekuensi (walau frekuensi dinyatakan scr implisit) Contoh: Tegangan phasor V = 115 45 dan frekuensi ω = 500 rad/s adalah setara dgn tegangan lingkup-waktu: v(t) = 115 cos(500t 45 ) atau v(t) = 115 sin(500t + 45 ) Berikutnya, penyederhanaan hubungan v-i dr resistor, induktor dan kapasitor 6 / 23

Resistor [1] Pd rangkaian sebelah kiri dan dlm lingkup waktu berlaku v(t) = R i(t) Jk pd resistor diterapkan sumber tegangan komplex: v(t) = V m cos(ωt + θ) + j V m sin(ωt + θ) = V m e j(ωt+θ) maka dihasilkan tanggapan arus komplex: i(t) = I m cos(ωt + φ) + j I m sin(ωt + φ) = I m e j(ωt+φ) 7 / 23

Resistor [2] dgn hubungan v-i di antara keduanya: V m e j(ωt+θ) = R I m e j(ωt+φ) Pembagian faktor e jωt pd kedua sisi persamaan menghasilkan: V m e jθ = R I m e jφ atau V m θ = R I m φ yg tidak lain adalah bentuk phasor pd rangkaian sebelah kanan V = R I Sudut fase θ = φ shg tegangan & arus selalu sefase pd resistor 8 / 23

Induktor [1] Pd rangkaian sebelah kiri dan dlm lingkup waktu berlaku v(t) = L d i(t) dt Setelah penyulihan tegangan komplex dan arus komplex diperoleh: V m e j(ωt+θ) = L d [I m e j(ωt+φ)] dt Penjabaran derivatif menghasilkan: V m e j(ωt+θ) = j ω L I m e j(ωt+φ) 9 / 23

Induktor [2] Pembagian faktor e jωt pd kedua sisi persamaan menghasilkan: V m e jθ = jωl I m e jφ atau V m θ = jωl I m φ yg tidak lain adalah bentuk phasor pd rangkaian sebelah kanan V = jωl I Sudut fase dr faktor jωl adalah tepat +90 shg I selalu tertinggal dr V sebesar 90 pd induktor 10 / 23

Kapasitor Pd rangkaian sebelah kiri dan dlm lingkup waktu berlaku i(t) = C d v(t) dt Stlh penyulihan tegangan dan arus komplex, penjabaran derivatif, pembagian faktor e jωt, dan pemakaian bentuk phasor diperoleh: I = jωc V atau V = 1 jωc I Dgn demikian, I selalu memimpin V sebesar 90 pd kapasitor 11 / 23

Lingkup-Waktu vs Lingkup-Frekuensi Hubungan v-i dlm lingkup-frekuensi disebut jg sbg Hukum Ohm: Hukum Tegangan Kirchhoff (KVL) dlm lingkup-waktu: v 1 (t) + v 2 (t) + + v N (t) = 0 dpt diolah spt sebelumnya pd komponen pasif shg menghasilkan: V 1 + V 2 + + V N = 0 Hal serupa juga dpt dijabarkan bagi Hukum Arus Kirchhoff (KCL) 12 / 23

Rangkaian RL [1] Rangkaian RL yg telah dibahas pd kuliah sebelumnya dpt digambarkan dgn menggunakan besaran 2 phasor: Penerapan KVL menghasilkan: V R + V L = V s Pemanfaatan hubungan v-i komponen 2 pasif membuat: R I + jωl I = V s 13 / 23

Rangkaian RL [2] Dgn demikian, arus phasor dijabarkan trhdp tegangan sumber: I = V s R + jωl Dianggap amplitudo sumber tegangan adl V m dgn sudut fase 0 : I = V m 0 R + jωl Berikutnya, arus phasor dpt dinyatakan dlm bentuk polar: I = V ] m [ R 2 + ω 2 L tan 1 (ωl/r) 2 dan ditransformasikan mjd bentuk real: ( V m i(t) = R 2 + ω 2 L cos ωt tan 2 ) 1 ωl R 14 / 23

Contoh #1: Rangkaian RLC [1] Utk rangkaian RLC berikut, tentukan I s dan i s (t) jk kedua sumber bekerja pd ω = 2 rad/s dan diketahui I C = 2 28 Jawab: Krn I C diketahui mk KCL dpt diterapkan pd simpul yg menghubungkan sumber arus sinudoidal I s, resistor 2 Ω dan kapasitor 1 F shg tegangan kapasitor: V C = 1 jωc I C = j ωc I C = j 2 (2 28 ) = (0.5 90 )(2 28 ) = 1 62 V 15 / 23

Contoh #1: Rangkaian RLC [2] Tegangan ini juga yg berada di ujung-ujung resistor 2 Ω shg arus resistor tsb: I R2 = 1 2 V C = 0.5 62 A Berdasarkan KCL, sumber arus dlm bentuk phasor: I s = I R2 + I C = 0.5 62 + 2 28 = (0.25 j 0.44) + (1.77 + j 0.94) = 2.02 + j 0.5 = 2.08 13.09 A Alhasil, dgn diketahui frekuensi ω, dpt ditentukan kuat sumber arus sinusoidal yg real: i s (t) = 2.08 cos(2 t + 13.09 ) A 16 / 23

Definisi Hubungan v-i dr ketiga komponen pasif pd lingkup-frekuensi: V = R I V = jωl I V = I jωc yg dpt ditulis sbg rasio antara phasor tegangan dan phasor arus: V I = R V I = jωl V I = 1 jωc = rasio antara phasor tegangan dan phasor arus: Z R = R Z L = jωl Z C = 1 jωc besaran komplex dgn dimensi ohm (Ω) bukan fasor shg tidak dpt ditransformasikan dgn faktor e jωt besaran lingkup-frekuensi dan bukan lingkup-waktu 17 / 23

Seri Krn KVL dan KCL berlaku pd lingkup-frekuensi mk impedans dpt dikombinasikan scr seri dan paralel menurut aturan yg sama spt pd resistor: Contoh: Pd ω = 10 10 3 rad/s, suatu induktor 5 mh terhubung seri dgn suatu kapasitor 100µF Z L = jωl = j 50 Ω Z C = 1 jωc = j ωc = j 1 Ω Keduanya dpt diganti dgn impedans ekivalen: Z eq = Z L + Z C = j 50 j 1 = j 49 Ω Nilai ini hanya berlaku pd frekuensi tunggal, yakni ω = 10000 rad/s 18 / 23

Paralel Contoh: Pd ω = 10 10 3 rad/s, suatu induktor 5 mh terhubung paralel dgn suatu kapasitor 100µF Z L = jωl = j 50 Ω Z C = 1 jωc = j ωc = j 1 Ω Keduanya dpt diganti dgn impedans ekivalen: Z eq = Z L Z C (j 50)( j 1) = Z L + Z C j 50 j 1 = 50 = j 1.020 Ω j 49 Nilai ini hanya berlaku pd frekuensi tunggal, yakni ω = 10000 rad/s Pd frekuensi yg berbeda, misalnya: ω = 5000 rad/s, impedans paralel ekivalen adl j 2.17 Ω 19 / 23

Reaktans Kombinasi impedans dpt dinyatakan dlm bentuk rectangular dan polar: Z = R + j X Z = Z Θ Dlm bentuk rectangular, bagian real impedans terbentuk hanya dr resistans murni R bagian imajiner impedans, disebut reaktans X, terbentuk dr komponen 2 penyimpan tenaga resistans dan reaktans memiliki satuan ohm (Ω), tp hanya reaktans yg gayut pd frekuensi ω resistor ideal memiliki reaktans nol dan induktor/kapasitor ideal sepenuhnya bersifat reaktif (dicirikan oleh resistans nol) Pertanyaan: Mungkinkah suatu kombinasi paralel atau seri dr kapasitor dan induktor menghasilkan reaktans nol? 20 / 23

Definisi Admitans Admitans Y dr komponen pasif = rasio antar phasor arus dan phasor tegangan atau kebalikan dr impedans: Y R = 1 R Y L = 1 jωl Y C = jωc Bagian real dr admitans = konduktans (G) dan bagian imajiner dr admitans = suseptans (B), ketiga 2 nya bersatuan siemens (S) Y = G + j B = 1 Z = 1 R + j X Perhatian: persamaan tsb menyatakan bhw konduktans bukan kebalikan dr resistans suseptans bukan kebalikan dr reaktans 21 / 23

Contoh #2: Ekivalen [1] Tentukan impedans ekivalen yg setara dgn rangkaian berikut, jk diketahui frekuensi kerjanya adl 5 rad/s Jawab: Mula 2 stp komponen pasif diubah mjd impedans-nya masing 2 shg rangkaian berubah mjd: 22 / 23

Contoh #2: Ekivalen [2] 6 Ω terhubung paralel dgn j 0.4 Ω shg (6)( j 0.4) 6 j 0.4 = 0.02655 j 0.3982 Ω yg kemudian terhubung seri dgn kedua 2 impedans j Ω dan j 10 Ω shg 0.02655 j 0.3982 j + j 10 = 0.02655 + j 8.602 Ω baru ini lalu terhubung paralel dgn resistor 10 Ω shg impedans ekivalen adl 10 (0.02655+j 8.602) = (10)(0.02655 + j 8.602) 10 + 0.02655 + j 8.602 = 4.255+j 4.929 Ω Atau impedans ekivalen dpt jg dinyatakan dlm bentuk polar: 6.511 49.20 23 / 23