IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH)

RATIH VOL.1 Edisi 1 ISSN

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

Key Performance Indicators Perusahaan

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan :

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PADA PT JAYA CELCON PRIMA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OMAX (OBJECTIVES MATRIX)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODA PERFORMANCE PRISM

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus pada Hotel X)

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN JASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM. (Studi Kasus di Hotel UMM INN) SKRIPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BALANCED SCORECARD DALAM TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, ini disebabkan karena penurunan kinerja ekspor-impor. Menurut

MODEL INTEGRASI BALANCED SCORECARD DENGAN SIX SIGMA MOTOROLA

BAB III PERUMUSAN MASALAH

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Malang)

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar gambar...

Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT RAMAH LINGKUNGAN (GREENHOSPITAL) DENGAN METODEPERFORMANCE PRISM

PERANCANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY BERDASARKAN INTEGRASI MODEL PENGUKURAN KINERJA PRISM DAN INDIKATOR KINERJA GRI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISA PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengevaluasi kinerjanya sebagai bagian dari aktifitas perencanaan dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Utama dari Penelitian

PERENCANAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERFORMANCE PRISM

Penerapan Internal Eksternal Matrix dan Performance Prism Dalam Upaya Pengukuran Kinerja Rumah Sakit X Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KORPORASI MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS DI PT INTI LUHUR FUJA ABADI, PASURUAN)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV DATA DAN ANALISIS

Bandung adalah salah satu kota wisata yang dikunjungi para wisatawan baik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR REFERENSI. viii

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mempertahankan eksistensi di dunia bisnis diperlukannya strategi yang

PERBANDINGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

STUDI PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARA PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA STRATEGI MENINGKATKAN MINAT CALON DIDIK

PERENCANAAN STRATEGIS E-GOVERNMENT BERDASARKAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 PADA KANTOR PUSAT DATA, ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN FLORES TIMUR

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PROGAM e- KTP SEBAGAI MEDIA ANALISIS INVESTASI IT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

BAB 1 PENDAHULUAN. ditunjukkan banyak sekolah swasta yang terakreditasi A. Para pelanggan (orang

TUGAS KELOMPOK TECHNOLOGY MANAGEMENT AND VALUATION REVIEW: PERFORMANCE MEASUREMENT OF HIGHER EDUCATION INFORMATION SYSTEM USING IT BALANCED SCORECARD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2.1. Visi dan Misi...11

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (BSC) DENGAN PEMBOBOTAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI PT.

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PERANCANGAAN TOOLS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DAN KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN OBJECTIVE MATRIX

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan dan Revitalisasi Gedung Sekolah di Surabaya) Annas Wibowo 1, Retno Indriyani 2 dan Supani 2 1 Mahasiswa Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi, Teknik Sipil, FTSP, ITS Surabaya, emai:: annaswibowo@yahoo.com 2 Dosen Program Magister Manajemen Proyek Konstruksi, Teknik Sipil FTSP, ITS, Kampus ITS Surabaya, Telp 031-5946094 ABSTRAK Pemerintah pusat telah mengamanatkan anggaran pendidikan sebesar minimal 20% dari anggaran belanja negara dan anggaran belanja daerah. Sehingga pemerintah kota Surabaya pada RAPBD 2009 telah mengusulkan anggaran sebesar Rp.680,1 milyar di luar gaji pegawai. Dari nilai tersebut Dinas Pendidikan hanya akan langsung mengelola dana Rp.244,2 miliar, sementara belanja-belanja perangkat dan perbaikan fasilitas sekolah diserahkan ke instansi lain. Peningkatan anggaran pendidikan tersebut berarti juga peningkatan proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah di Kota Surabaya. Sebagai pendukung evaluasi dari kinerja proyek-proyek tersebut diperlukan sebuah sistem pengukuran kinerja yang memiliki indikator-indikator yang lebih baik, terintegrasi dan mengakomodir kepuasan dan kontribusi semua pihak yang terlibat didalamnya. Pada penelitian ini digunakan metode Performance Prism (prisma kinerja) yaitu suatu metode yang mengakomodasi keinginan dan kontribusi pihak-pihak inti pada proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah yaitu Dinas Tata Kota dan Permukiman, Dinas Pendidikan, Sekolah, Kontraktor, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas kedalam bentuk objective/tujuan bersama. Kemudian dilakukan analisa strategi, proses dan kapabilitas dari Dinas Tata Kota dan Permukiman sebagai pelaksana teknis dan pelaksana anggaran proyek-proyek tersebut sehingga didapatkan indikator-indikator kinerja proyek. Pada penelitian ini dihasilkan 10 objective utama yang fokus pada penggunaan anggaran, perencanaan pekerjaan, hubungan komunikasi, pelaksanaan pekerjaan, kualitas dan kuantitas pekerjaan, dampak buruk dan konflik, pengawasan pekerjaan, hasil konstruksi, proses pembayaran pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan. Dari 10 objective tersebut dihasilkan 92 indikator kinerja proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah. Kata kunci : Performance Prism, stakeholder, objective, Indikator Kinerja Proyek. 1. PENDAHULUAN Surabaya sebagai kota metropolitan, masalah penyediaan infrastruktur, prasarana fasilitas umum adalah masalah yang harus mendapat perhatian serius, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas yang harus dipenuhi, dan dalam hal ini menjadi tanggung jawab pemerintah kota Surabaya. Penyediaan infrastruktur, prasarana dan fasilitas umum merupakan cerminan kondisi pemerintahan setempat. Salah satu bentuk

Annas Wibowo, Retno Indriyani dan Supani penyediaan infrastruktur, prasarana fasilitas umum yang sangat penting adalah penyediaan fasilitas di bidang pendidikan yaitu pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah. Terlebih lagi saat ini Pemerintah Kota Surabaya sudah mengusulkan anggaran pendidikan pada RAPBD 2009 sebesar Rp.680,1 miliar, menyesuaikan dengan amanat 20 persen anggaran belanja untuk anggaran pendidikan. Peningkatan anggaran pendidikan tersebut berarti juga peningkatan proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah di Kota Surabaya. Sehingga diperlukan sebuah evaluasi yang lebih baik untuk mengukur kinerja proyek-proyek tersebut. Evaluasi kinerja proyek dapat terlaksana melalui sistem pengukuran kinerja. Sistem pengukuran kinerja yang tepat dan terkini adalah sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi antar stakeholder yaitu performance prism. Sistem/metode ini dapat mengakomodasi keseluruhan aspek pada organisasi sebuah proyek di kota Surabaya ke dalam suatu framework pengukuran yang strategis. Sehingga kepuasan stakeholder secara keseluruhan dapat terakomodasi secara seimbang melalui indikator-indikator yang berbasis framework stakeholder satisfaction, stakeholder contribution, strategies, processes dan capabilities. 2. KINERJA 2.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Waldman (1994); kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat syarat tugas yang ada pada masing masing individu dalam suatu organisasi. Mangkunegara (2001); kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Cambridge Research Group mendefinisikan Ukuran Kinerja, Pengukuran Kinerja dan Sistem Pengukuran Kinerja (Patdono, 1998) : Ukuran Kinerja (performance measure) Ukuran kinerja adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan atau efektifitas dari sebuah kegiatan. Pengukuran Kinerja (performance measurement) Pengukuran kinerja adalah proses menghitung efisiensi atau efektifitas suatu kegiatan Sistem pengukuran Kinerja (performance measurement system) Sistem pengukuran Kinerja adalah pengaturan/desain ukuran yang digunakan menghitung efisiensi dan atau efektifitas dari sebuah kegiatan Pengukuran kinerja adalah adalah menentukan kriteria, mengidentifikasi metode pengolahan data dan proses pengumpulan data terkait. Evaluasi kinerja mempunyai tujuan menilai organisasi agar mencapai performance expectation sehingga dapat menjelaskan bagaimana hubungan sebab akibat antara kegiatan pengukuran kinerja yang dilakukan hasil akhir yang dicapai. Pengukuran dan evaluasi kinerja merupakan komponen-komponen dalam performance based manajemen yaitu suatu aplikasi informasi sistematik yang dibangun berdasarkan perencanaan, pengukuran dan evaluasi kinerja atau disebut perencanaan strategis. Adapun keuntungan yang diharapkan bagi suatu organisasi untuk melakukan pengukuran kinerja adalah untuk

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan dan Revitalisasi Gedung Sekolah di Surabaya) mengetahui seberapa besar tindakan-tindakan yang mereka lakukan selama ini telah dapat merefleksikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai. 2.2 Pengertian Indikator Kinerja Secara sederhana, indikator kinerja adalah uraian ringkas yang menggambarkan tentang suatu kinerja yang akan diukur dalam pelaksanaan suatu program terhadap tujuannya. Mengingat pernyataan suatu hasil menyatakan apa yang ingin dicapai, indikator menyampaikan secara spesifik apa yang diukur untuk menentukan apakah tujuannya telah tercapai. Indikator biasanya merupakan ukuran kuantitatif, tetapi bisa juga berupa pengamatan kualitatif. Indikator tersebut menentukan bagaimana kinerja akan diukur menurut suatu skala atau dimensi, tanpa menjelaskan secara spesifik suatu tingkat pencapaian tertentu. 2.3 Performance Prism 2.3.1 Pengertian Performance Prism (Prisma Kinerja) Pada tahun 2000, Neely dan Adams melihat ada kelemahan yang ada dalam pengukuran kinerja bisnis perusahaan dengan metode-metode sebelumnya dimana pengukuran diawali dari strategi dan tidak berasal dari keinginan stakeholder secara keseluruhan. Seperti halnya dalam metode balanced scorecard (BSc) yang hanya fokus pada dua stakeholder yaitu financial (shareholder) dan customer saja, sementara stakeholder yang lain seperti supplier, tenaga kerja dan masyarakat tidak dikaji. Sebenarnya, tujuan perusahaan menetapkan strategi karena ingin memberikan nilai (value) kepada seluruh stakeholder. Oleh karena itu, starting point haruslah terletak pada keinginan dan kebutuhan seluruh stakeholder. Untuk mengatasi hal itu Chris Adam dan Andy Neely memperkenalkan suatu pengukuran kinerja yang mengedepankan pentingnya menyelaraskan aspek perusahaan (stakeholder) secara keseluruhan dalam suatu framework pengukuran yang strategis. Stakeholder ini meliputi investor, customer, tenaga kerja, supplier dan masyarakat. Konsep pengukuran kinerja ini dikenal dengan istilah performance prism. (Neely & Adams, 2000a) 2.3.2 Kerangka Kerja Performance Prism (Neely & Adams, 2000a) Performance Prism atau prisma kinerja mempunyai lima sisi (facets) yang membentuk framework tiga dimensi berupa prisma segitiga. Sisi atas dan bawah merupakan stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution sedangkan tiga sisi lain adalah strategies, processes dan capabilities seperti terlihat pada gambar 2.2. Menurut Neely & Adams (2000a) lima penjelasan yang saling berhubungan dari perspektif yang ada pada Performance Prism, dapat diidentifikasikan dengan lima kunci pertanyaan untuk mengukur desain, yaitu : 1. Stakeholder Satisfaction Siapakah kunci stakeholder dan apa yang mereka inginkan dan butuhkan? 2. Strategy strategi apa yang diambil untuk memuaskan dari keinginan dan kebutuhan stakeholder? 3. Process proses kritis apa yang dibutuhkan untuk mengoperasikan dan mempertinggi kemampuan proses? 4. Capability kapasitas apa yang dibutuhkan untuk mengoperasikan dan mempertinggi kemampuan proses?

Annas Wibowo, Retno Indriyani dan Supani 5. Stakeholder Contribution kontribusi apa yang dibutuhakn dari stakeholder jika kita ingin mengurus dan mengembangkan kapabilitas? Gambar 1. Lima Sisi Kerangka Kerja Performance Prism ((Neely & Adams, 2000a) Performance Prism memfasilitasi identifikasi dari isu kritis dimana tergantung pada realisasi strateginya dan bagaimana kemajuan dapat diukur. Ujian kedua adalah kegunaan dalam mencapai kesuksesan dengan mengaplikasikan pengukuran kinerja yang sesuai. Berikut ini akan kita jelaskan dari setiap sisi yang ada pada Performance Prism, meliputi: 1. Sisi Pertama : Stakeholder Satisfaction Dalam perusahaan terdapat beberapa stakeholder yang mesti dipertimbangkan antara lain : investor, tenaga kerja, konsumen dan terkadang perantara bisnis, supplier, peraturan pemerintah dan masyarakat. 2. Sisi kedua : Strategi Strategi Performance Prism mengatur dan memonitor tujuan perusahaan dengan memberikan data untuk memberikan informasi bagi pihak manajemen untuk mengambil keputusan. 3. Sisi ketiga : Proses Proses bisnis memainkan peranan penting secara fungsional. Proses binis sebagai mesin yang meningkatkan value mendukung perolehan pendapatan perusahaan karena didapat dari pemenuhan permintaan, usaha mereduksi biaya produksi dan fasilitas dengan mengoptimalkan usaha logistik. 4. Sisi keempat : Kapabilitas Kapabilitas adalah campuran dari skill karyawan, training, teknologi dan infrasruktur fisik yang secara khusus memberikan nilai pada stakeholder. Kapabilitas merupakan fundamental dari kemampuan untuk bersaing pada dunia bisnis. 5. Sisi kelima : Stakeholder Contribution Performance Prism tidak hanya berbicara mengenai yang dibutuhkan dan diinginkan oeh stakeholder, tetapi juga timbal balik atas apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh persoalan dari stakeholder. Hal-hal yang diperlukan untuk merealisasikan dan mengetahui kontribusi stakeholder dilakukan dengan melakukan komunikasi yang sering dengan pihak stakeholder. Seperti kita lihat, lima perpektif pada Performance Prism yang dapat dipertahankan pada sebuah prisma. Sebuah prisma mengilustrasikan kompleksitas pengukuran performansi dan manajemen.

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan dan Revitalisasi Gedung Sekolah di Surabaya) 2.3.3 Tahapan Performance Prism (Neely & Adams, 2000a) Performance prism mempunyai tahapan didalam desain pengukuran kinerja sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution dari masing-masing stakeholder yang dimiliki perusahaan. 2. Menetapkan tujuan (objective). 3. Menyesuaikan strategi, proses dan kapabilitas yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi tujuan. 4. Mendefinisikan pengukuran (measures) yang digunakan untuk pencapaian tujuan tersebut. 5. Mengecek (validasi) apakah ada measures yang konflik. 6. Menjabarkan spesifikasi masing-masing measures. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, bertujuan mendeskripsikan/memodelkan secara sistematis, faktual, dan akurat terhadap keinginan (satisfaction) dan kontribusi masing-masing stakeholder/pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah oleh Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya sehingga didapatkan beberapa tujuan (objective) bersama. Dari tujuan bersama diharapkan muncul suatu strategi, proses dan kapabilitas yang dimiliki oleh organisasi proyek Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya, sehingga diharapkan muncul suatu indikator performansi yang diharapkan oleh semua pihak. 3.2 Tahapan Penelitian Adapun tahapan dalam penyelesaian permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Perumusan masalah : pada tahapan ini dilakukan pengkajian terhadap kondisi obyek atau tempat permasalahan. Dari pengkajian ini dengan pertimbangan kondisi-kondisi yang ada dan harapan kedepan maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dipecahkan pada tesis ini. 2. Penetapan tujuan penelitian : dari permasalahan yang telah dirumuskan maka ditetapkan tujuan dari penelitian ini untuk lebih mengarahkan pembahasan dan pemilihan teori-teori pendukung dalam pemecahannya. Dengan tujuan yang jelas maka jelas pula lingkup dari permasalahan dan manfaat yang didapat dari penelitian ini. 3. Studi literatur : pada tahap ini dilakukan pengkajian terhadap peraturan-peraturan, undang-undang, standar-standar dan prosedur-prosedur untuk memberikan gambaran yang lebih tepat tentang aturan-aturan pelaksanaan proyek. Studi ini selalu dilengkapi dengan kajian teoritis dari teks book terkait. 4. Sejalan dengan studi literatur, survei pendahuluan kepada pihak terkait dilakukan sebagai penyempurnaan studi literatur sehingga diperoleh gambaran yang lebih tepat tentang aturan-aturan pelaksanaan proyek-proyek dan organisasi proyek di lingkungan pemerintah kota Surabaya. 5. Perancangan kuisioner stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution. 6. Identifikasi Stakeholder satisfaction dan Stakeholder contribution. 7. Identifikasi tujuan (objective) berdasarkan pemenuhan masing-masing stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution yang telah diperoleh. Pengolahan data ini

Annas Wibowo, Retno Indriyani dan Supani dilakukan dengan membuat tabel klasifikasi yang mengelompokkan stakeholder satisfaction yang sama kedalam suatu tujuan bisnis yang hendak dicapai. 8. Identifikasi dan pengumpulan data mengenai strategi, proses dan kapabilitas yang dimiliki oleh organisasi proyek, hal ini diperoleh dengan wawancara secara bebas, pribadi dan tidak terstruktur. Materi wawancara mengandung pertanyaanpertanyaan sebagai berikut : Strategi apa yang harus diterapkan organisasi proyek/instansi agar dapat memenuhi stakeholder satisfaction. Proses apakah yang harus dilakukan untuk mencapai strategi tersebut. Kapabilitas apa yang dimiliki oleh organisasi proyek/instansi untuk menjalankan proyek tersebut. 9. Identifikasi Key Performance Indikator (KPI) : dari hasil wawancara dan proses identifikasi sebelumnya, dihasilkan KPI, proses tersebut dapat digambarkan seperti gambar 3. 10. Validasi Key Performance Indikator (KPI) : untuk mengetahui apakah indikatorindikator sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh manajemen/instansi. 11. Spesifikasi KPI : tahap ini dilakukan untuk mengetahui deskripsi yang jelas tentang masing-masing KPI, keterkaitan dengan objective, formula/cara mengukur KPI, sumber data dan siapa yang mengukur. 12. Kesimpulan dan Saran : akhirnya didapatkan kesimpulan tentang pengukuran kinerja proyek di lingkungan pemerintah kota Surabaya, dengan beberapa kritik dan saran untuk perbaikan sistem selanjutnya. Untuk mengetahui jalannya tahapan penelitian ini maka dapat dilihat Gambar 3 tahapan penelitian hingga didapatkan kesimpulan. Gambar 2. Diagram Alur Identifikasi KPI

4. HASIL DAN DISKUSI IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan dan Revitalisasi Gedung Sekolah di Surabaya) Pengumpulan data analisa awal didapatkan data-data stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution persepsi masing-masing yang mewakili stakeholder kunci dari Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya, pihak sekolah, kontraktor pelaksana, konsultan perencana dan konsultan pengawas. Analisa ini menghasilkan menjadi stakeholder satisfaction dan stakeholder contribution terkoreksi yang berada pada skala sangat penting (5) dan penting (4). Sehingga masuk ke dalam proses identifikasi objective/tujuan adalah mencerminkan tujuan bersama yang benar-benar diharapkan oleh stakeholder kunci. Pada tahapan identifikasi objective dilakukan klasifikasi/pengelompokan stakeholder satisfaction berdasarkan kesamaan tujuan/fungsinya dan aktivitas yang melatar belakanginya pada tiap-tiap perspektif stakeholder. Sehingga didapatkan 10 objective/tujuan bersama yaitu : 1. Penggunaan anggaran pembangunan sekolah tepat sasaran dan tepat prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Perencanaan pekerjaan dilakukan dengan baik sesuai standard yang berlaku dan sesuai dengan tata ruang sekolah. 3. Hubungan komunikasi dengan semua pihak berjalan dengan baik. 4. Pelaksanaan pekerjaan lancar dan tepat waktu. 5. Kualitas dan kuantitas pekerjaan terpenuhi sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat, ketentuan dan perundangan yang berlaku. 6. Minimalisasi dampak buruk dan konflik selama dan sesudah pelaksanaan pekerjaan. 7. Pengawasan setiap tahapan pekerjaan dengan objective dan transparan. 8. Hasil konstruksi nyaman dan bisa langsung dimanfaatkan. 9. Proses pembayaran pekerjaan berjalan dengan baik. 10. Pemeliharaan pekerjaan dilakukan dengan baik. Tahapan identifikasi selanjutnya dilakukan dengan mengidentifikasi strategi, proses dan kapabilitas organisasi dalam memenuhi kesepuluh objective diatas. Organisasi yang dimasud adalah organisasi proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah pada Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya. Identifikasi ini dilakukan dengan mempelajari prosedur, peraturan perundangan, tugas pokok dan fungsi masing-masing personil Dinas Tata Kota dan berbagai peraturan pelaksanaan teknis dan pelaksanaan anggaran belanja daerah yang berkenaan dengan proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah di Surabaya. Hasil analisa strategi, proses dan kapabilitas Dinas Tata Kota dan Permukiman Kota Surabaya diterjemahkan ke dalam suatu indikator/pengukuran yang mempunyai batasan dan kriteria yang ada. Indikator performansi yang didapatkan dari analisa ini diukelompokkan berdasarkan waktu pengukuran indikator, yaitu indikator-indikator tahap perencanaan dan pelelangan proyek, indikator pelaksanaan proyek, dan indikator pemeliharaan proyek. Berikut komposisi Key Performance Indicator untuk memenuhi masing masing objective :

Annas Wibowo, Retno Indriyani dan Supani Dinas Tata Kota dan Permukiman Pemenuhan Strategi Proses kapabilitas Objecive (Tujuan) Obj Kota Surabaya Satisfaction Organisasi Proyek Satisfaction Contribution 1 Penggunaan Anggaran pembangunan DT1, DP2, S1, 1 1 1 sekolah tepat sasaran dan tepat KR2, KR5 prosedur sesuai ketentuan yang 2 2 berlaku 3. 3. Dinas Pendidikan Kota Surabaya 2 2 Perencanaan pekerjaan dilakukan dengan baik sesuai standard dan tata ruang sekolah Satisfaction Contribution 1 1 Tahap Pelaksanaan Proyek 2 2 3 Hubungan komunikasi dengan semua DT6, S4, KR4, 3 - Indikator Kinerja Adm dan 3. 3. pihak berjalan dengan baik KP4, Prosedur Pelaksanaan Proyek Sekolah - Indikator Kinerja Proyek Satisfaction Contribution 4 Pelaksanaan pekerjaan lancar dan DT4, DP3, S2, 4 Aspek Biaya 1 1 tepat waktu K2 Aspek Kualitas dan Kuantitas 2 2 Apek Waktu 3. 3. 5 5 Aspek Kepuasan hasil Kualitas dan Kuantitas pekerjaan terpenuhi sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat DT3, KR3, KR5, KP1 Kontraktor Pelaksana Satisfaction Contribution 1 1 6 6 Minimalisasi dampak buruk dan konflik selama dan sesudah pelaksanaan pekerjaan 2 2 3. 3. Aspek Komunikasi Konsultan Perencana 7 Pengawasan setiap tahapan K4, KP3 7 pekerjaan dengan objective dan Satisfaction Contribution transparan Tahap Pemeliharaan Proyek 1 1 - Indikator Kinerja Adm dan 2 2 DP3, DP4, S5 8 Prosedur Pemeliharaan Proyek 8 Hasil konstruksi nyaman dan bisa langsung dimanfaatkan DT2, DP1, DP3, KR1 DP5, S3, K3, KP2 3. 3. Konsultan Pengawas Satisfaction Contribution 9 Proses pembayaran berjalan dengan K5 9 baik 1 1 2 2 10 Pemeliharaan Pekerjaan dilakukan DP3, S6, K6 10 dengan baik 3. 3. Key Performance Indicator (KPI) Tahap Perencanaan dan Pelelangan Pekerjaan - Indikator Kinerja Adm dan Prosedur Pelelangan Proyek - Indikator Kinerja Hasil Perencanaan Proyek Aspek Dampak dan Keselamatan Kerja Aspek Pengalokasian Sumber daya - Indikator Kinerja Pemeliharaan Proyek Aspek Kualitas dan Kuantitas hasil Pemeliharaan Gambar 3 Proses identifikasi KPI

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan dan Revitalisasi Gedung Sekolah di Surabaya) Seluruh KPI diatas harus dispesifikkan asal data pengukuran, waktu pengukuran, ukuran dan pembobotan sehingga KPI tersebut dapat mengukur pencapaian objective organisasi proyek dan mampu mengukur tingkat performansi aktivitas organisasi proyek. 5. KESIMPULAN Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan metode performance prism dengan 6 stakeholder kunci yang terlibat langsung dalam sebuah proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah, penelitian ini dihasilkan 10 objective utama yang fokus pada penggunaan anggaran, perencanaan pekerjaan, hubungan komunikasi, pelaksanaan pekerjaan, kualitas dan kuantitas pekerjaan, dampak buruk dan konflik, pengawasan pekerjaan, hasil konstruksi, proses pembayaran pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan. Dari 10 objective tersebut dihasilkan beberapa indikator kinerja proyek yang dikelompokkan berdasarkan waktu pengukuran masing-masing indikator yaitu indikator tahap perencanaan dan pelelangan proyek, indikator tahap pelaksanaan proyek dan indikator pemeliharaan proyek. Indikator-indikator yang dihasilkan diharapkan mampu dikembangkan untuk mengukur kinerja proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah pada setiap tahapan proyek pembangunan dan revitalisasi gedung sekolah. 6. DAFTAR PUSTAKA Neely, A.D., dan Adams, C.A. (2000a), Perspectives on Performances: The Performance Prism, Centre for Business Performance, Cranfield School of Management, United Kingdom. <URL:http://www.som.cranfield.ac.uk/som/research/center/cbp/downloads/pri smarticle.pdf> Neely, A.D., dan Adams, C.A. (2000b), The Performance Prism Can Boost M & A Success, Centre for Business Performance, Cranfield School of Management, United Kingdom. Neely, A.D., Adams, C.A. dan Crowe, P. (2000), The Performance Prism in Practice, Centre for Business Performance, Cranfield School of Management, United Kingdom. <URL:http://www.som.cranfield.ac.uk/som/research/center/cbp/downloads/pri sminpractice.pdf> Neely, A.D., dan Kennerley, M. (2000), Performance Measurement Framework A- review, Journal of Measuring Business Performance at Centre for Business Performance, Cranfield School of Management, United Kingdom. <URL:http://www.som.cranfield.ac.uk/som/cbp/pm2000%20paper%20%20ke nnerly.pdf> Suwignyo, Patdono (2000). Sistem Pengukuran Kinerja : Sejarah Perkembangan dan Agenda Penelitian ke depan, Proceeding Seminar Nasional Performance Management, Jakarta Surat keputusan Kapala Bappenas Nomor Kep.178/Ket/07/2000 tentang Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan. Jakarta 2000. Waldman, David A (1994), The Contribution of Total Anality Management to a Theory of Work performance, Academy of Management Review, Vol 19, No 3,pp 210-536