HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DALAM MEMBIAYAI PENGELUARAN DI PEMERINTAH KOTA DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB 2 LANDASAN TEORI

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Hubungan Model Kurva Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Sulawesi Selatan dengan Elastisitasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Prosedur Penyelesaian Masalah Program Linier Parametrik Prosedur Penyelesaian untuk perubahan kontinu parameter c

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERMINTAAN PANGAN HEWANI INDONESIA DENGAN GENERALIZED METHOD OF MOMENTS PADA MODEL QUADRATIC ALMOST IDEAL DEMAND SYSTEM

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

I. PENGANTAR STATISTIKA

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

ZULIA HANUM Jurnal Ilmiah Ekonomikawan ISSN: Edisi 11 Des 2012 ABSTRAK

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB II LANDASAN TEORI

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

Transkripsi:

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ABSTRAK STEVANY HANALYNA DETHAN Fakultas Ekonom Unv. Mahasaraswat Mataram e-mal : stevany.hanalyna.dethan@gmal.com Tujuan dar peneltan n adalah untuk mengetahu hubungan kemampuan keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonom d Provns Nusa Tenggara Barat. Peneltan n merupakan peneltan deskrptf. metode pengumpulan data menggunakan metode kasus. Alat analss yang dgunakan untuk mengetahu hubungan kemampuan keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonom d Provns Nusa Tenggara Barat adalah dengan menggunakan metode ndeks (kemampuan keuangan daerah) dan koefsen korelas. Berdasarkan hasl peneltan dapat dsmpulkan bahwa hubungan kemampuan keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonom Provns NTB memlk hubungan yang postf namun lemah dan rendah. Lemah dan rendahnya hubungan kemampuan keuangan daerah dengan pertumbuhan ekonom dtentukan oleh besarnya nvestas langsung pada belanja daerah. Kata Kunc : Kemampuan keuangan daerah, pertumbuhan ekonom. PENDAHULUAN Pelaksanaan otonom daerah harus mampu memberdayakan potens yang dmlk daerah dan masyarakatnya untuk mewujudkan kesejahteraan dalam kemampuan daerah. Pemberan otonom luas pada daerah darahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, juga daerah dharapkan mampu menngkatkan daya sang dengan memperhatakan prnsp demokras, serta potens dan keanekaragaman daerah dalam sstem Negara Kesatuan Republk Indonesa. Otonom daerah sendr secara konseptual bertujuan menjalankan penyelenggaraan pemerntah lebh efsen dan transparan. Daerah memlk kekuasaan untuk menjalankan kewenangan sesua konds, kebutuhan dan kemampuan daerah. Untuk menjalankan semua tu, tentu saja pemerntah daerah tdak dapat berjalan sendr tetap harus ada keterlbatan dar masyarakat, karena masyarakat merupakan phak yang terkena dampak atas kebjakan-kebjakan pemerntah daerah yang selayaknya kut menentukan apa yang menjad kebutuhannya. Implkas langsung dar kewenangan atau fungs yang dserahkan kepada daerah sesua dengan Undangundang No. 3 Tahun 004 adalah menngkatnya kebutuhan akan pembayaan untuk pengeluaran daerah. Untuk tu, perlu adanya peraturan poss keuangan pemerntah pusat dan pemerntah daerah. Kendala umum yang menjad landasan adalah masalah kemampuan keuangan suatu daerah (fscal capacty). Dar seg n, banyak daerah otonom belum mampu memenuh kebutuhan akan pembayaan pembangunan d daerah.sedangkan, Undang-undang No. 33 Tahun 004 merupakan upaya penegasan langsung kepada pemerntah daerah dalam mengelola keuangan daerah. Hal n dmaksudkan untuk mengefsenkan fungsnya sebaga pengambl kebjakan pembangunan daerah. Maka dar tu, Undang-undang harus ddukung oleh sumber-sumber keuangan yang memada, bak yang berasal dar PAD termasuk bag hasl pajak, pnjaman maupun dana permbangan dar pemerntah pusat. Krtera pentng untuk mengetahu secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan daerah dalam bdang keuangan. Dengan kata lan, faktor keuangan merupakan faktor yang palng pentng dalam mengatur tngkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonom daerah. Salah satu faktor yang dapat mendorong semakn tnggnya kemampuan keuangan daerah adalah pertumbuhan ekonom. Saragh (003) mengemukakan bahwa kenakan PAD merupakan ekses dar pertumbuhan ekonom. Pertumbuhan ekonom ddefnskan sebaga penjelasan mengena faktor-faktor apa saja yang menentukan kenakan output per kapta dalam jangka panjang dan penjelasan mengena bagamana faktor-faktor tersebut bernteraks satu sama lan, sehngga terjad proses pertumbuhan. Dalam kegatan Hubungan Kemampuan Keuangan Daerah terhadap.stevany Hanalyna Dethan 138

perekonoman yang sebenarnya pertumbuhan ekonom berart perkembangan fskal produks barang dan jasa yang berlaku dsuatu negara, sepert pertambahan dan jumlah produks barang ndustr, perkembangan nfrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produks sektor jasa dan pertambahan produks barang modal. Dalamkegatanperekonoman yang sebenarnya pertumbuhan ekonom berart perkembangan fskal produks barang dan jasa yang berlaku dsuatu negara, sepert pertambahan dan jumlah produks barang ndustr, perkembangan nfra struktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produks sektorjasa dan pertambahan produks barang modal. Pertumbuhan ekonom yang tngg dan stabl merupakan salah satu ndkator keberhaslan pembangunan d bdang ekonom. Pertumbuhan ekonom suatu daerah dcermnkan oleh laju Produk Domestk Regonal Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan (PDRB, 009 : 41). PDRB merupakan salah satu ndkator pertumbuhan ekonom suatu negara/ wlayah/daerah. PDRB adalah jumlah nla tambah bruto yang dhaslkan seluruh unt usaha dalam wlayah tertentu, atau merupakan jumlah nla barang dan jasa akhr yang dhaslkan oleh seluruh unt ekonom. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nla tambah barang dan jasa yang dhtung dengan menggunakan harga pada setap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nla tambah barang dan jasa yang dhtung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebaga tahun dasar penghtungannya. PDRB atas dasar harga berlaku dapat dgunakan untuk melhat pergeseran struktur ekonom, sedangkan harga konstan dapat dgunakan untuk mengetahu pertumbuhan ekonom dar tahun ke tahun. Dengan demkan, PDRB merupakan ndkator untuk mengatur sampa sejauhmana keberhaslan pemerntah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, dan dapat dgunakan sebaga perencanaan dan pengamblan keputusan. Berdasarkan uaraan d atas maka dapat drumuskan tujuan dar peneltan n adalah untuk mengetahu hubungan kemampuan keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonom d Provns Nusa Tenggara Barat. METODE PENELITIAN Jens peneltan n a dalah peneltan deskrptf. Peneltan deskrptf dartkans ebaga metode dalam menelt suatu objek atau perstwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara sstemats mengena sfat-sfat hubungan antar fenomena serta dapat dtark kesmpulan (Nazr, 005). Metode pengumpulan data yang dgunakan dalam peneltan adalah metode kasus.adapun pengumpulan data dalam peneltan n adalah dengan mengumpulkan nformas yang berhubungan dengan kemampuan keuangan daerah dan pertumbuhan ekonom. Provns Nusa Tenggara Barat selama kurun waktu lma tahun yatu dar tahun 004 sampa dengan tahun 008. Ala analss yang dgunakan untuk mengtetahu hubungan kemampuan keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonom d Provns Nusa Tenggara Barat adalah dengan menggunakan metode ndeks (kemampuan keuangan daerah) dan koefsen korelas. Untuk mengetahu kemampuan keuangan daerah maka alat analss yang dgunakan adalah metode ndeks dukur melalu Indeks Kemampuan Keuangan Daerah (IKK) (Bappenas, 003). Untuk mengetahu IKK dlakukan langkah-langkah sebaga berkut: 1) Perhtungan dan analss knerja PAD melalu ukuran share, growth dan elaststas : PADt SharePAD 100% TotalBelanja 1) PADt PADt GrowthPAD 1 100% PADt 1 ) GrowthPAD Elaststas PertumbuhanEkonom 3) PDRBt PDRBt Pertumbuha nekonom 1 100% PDRBt 1 4) Keterangan : PAD t : PendaptanAsl Daerah tahun t, PAD t-1 : PendapatanAsl Daerah tahun t-1 PDRB t : ProdukDomestk Regonal Bruto t, PDRB t-1 : ProdukDomestk Regonal Bruto t-1 Hubungan Kemampuan Keuangan Daerah terhadap.stevany Hanalyna Dethan 139

) Menyususun Indeks untuk setap komponen Indeks Kemampuan Keuangan. Indeksndperolehdenganmenggunakanpersamaanberkut : Indeks Nlahaslpengukuran Nlakonds mn mum 5) Nlakondsmaksmum Nlakonds mn mum 3) Dar persamaan 5), kemudan dhtung Indeks KemampuanKeuangan (IKK) yang dperoleh dar persamaan berkut (Bappenas, 003) : S G E IKK 6) 3 Keterangan : S : IndeksShare PAD terhadapbelanja G : IndeksGrowth (Pertumbuhan PAD) : Indeks Elaststas Pertumbuhan PAD terhadap Pertumbuhan Ekonom E 4) Menyusun peta kemampuan keuangan daerah berdasarkan IKK yang dperoleh dar persamaan 6). Berdasarkan range IKK tertngg dan IKK terendah, kemudan dsusun peta kemampuan keuangan yang dbag dalam tga kategor, yatu tngg, sedang dan rendah. Sedangkan untuk menegtahu hubungan kemampuan keuangan daerah dengan pertumbuhan ekonom pada kabupaten/kota d NTB maka alat analss yang dgunakan yatu koefsen korelas Korelas mengukur derajat hubungan antara dua atau lebh varabel, koefsen korelas dhtung dengan formulas : r atau r x y x y Y Y Y Y Dmana : r : Korelas antara pertumbuhan ekonom dengan kemampuan keuangan : Kemampuan Keuangan Daerah Y : Pertumbuhan Ekonom daerah. Nla r berksar antara -1 dan 1 (-1 r 1). Nla r postf, menunjukkan hubungan antara varabel dan varabel Y searah. Nla r negatf, menunjukkan hubungan antara varabel dan varabel Y berlawanan dan jka r = 0 menunjukkan antara varabel dan varabel Y tdak ada hubungan (Chadr dan Satarudn, 010: 148). Lebh rnc lag kuat lemahnya tngkat atau derajat hubungan antara varabel dan varabel Y, secara sederhana dapat dpaka pedoman dbawah n : Tabel 1. Derajat Hubungan antara Varabel dan Varabel Y KoefsenKorelas ( r ) 0,00 - < 0,0 0,0 - < 0,40 0,40 - < 0,70 0,70 - < 0,90 0,90 - < 1,00 Sumber :Chadr dan Satarudn, 010 Hubungan varabel dan Y Sangat Lemah (Danggap Tdak ada Korelas) Lemah dan Rendah Sedang atau Cukupan Kuat atau Tngg Sangat Kuat atau Sangat Tngg Hubungan Kemampuan Keuangan Daerah terhadap.stevany Hanalyna Dethan 140

HASIL DAN PEMBAHASAN KemampuanKeuangan Daerah GaneÇ Swara Vol. 11 No.1 Maret 017 Kemampuan keuangan daerah, artnya daerah harus memlk kewenangan dan kemampuan untuk menggal sumber-sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendr yang cukup memada untuk membaya penyelenggaraan pemerntahannya. Tabel. Indeks Kemampuan Keuangan Pada Sepuluh Kabupaten/Kota d Provns NTB Tahun Anggaran 004-008 (dalam persen) No. Kabupaten/Kota S G E IKK IKK (%) 1. Lombok Barat 0,4600 0,519 0,570 0,5000 50,00. Lombok Tengah 0,6597 0,3876 0,3051 0,4508 45,08 3. Lombok Tmur 0,4840 0,619 0,6057 0,5705 57,05 4. Sumbawa 0,561 0,569 0,4953 0,5161 51,61 5. Dompu 0,3600 0,7197 0,619 0,564 56,4 6. Bma 0,4399 0,3483 0,58 0,4370 43,70 7. Kota Mataram 0,4707 0,688 0,604 0,5733 57,33 8. Kota Bma 0,397 0,537 0,4593 0,4616 46,16 Jumlah 3,7931 4,788 4,1485 4,0735 407,35 Rata-rata 0,4741 0,5349 0,5186 0,509 50,9 Sumber : Data Dolah Tabel dapat menjelaskan bahwa, kemampuan keuangan yang dlhat dengan menggunakan metode ndeks, nla Indeks Kemampuan Keuangan (IKK) daerah yang palng tngg adalah Kota Mataram yatu sebesar 57,33 persen. Hal n dkarenakan bahwa Kota Mataram sudah dapat menngkatkan PAD, yatu dengan menggal dan mengoptmalkan potens-potens yang dmlk. Sedangkan IKK yang palng rendah adalah Kabupaten Bma yatu 43,70 persen, yang menunjukkan bahwa Kabupaten Bma belum dapat mengoptmalkan potens daerah yang dmlknya. Rata-rata IKK pada delapan Kabupaten/Kota d Provns NTB sebesar 50,9 persen. Untuk mengetahu hubungan antara kemampuan keuangan daerah dengan pertumbuhan ekonom, maka dgunakan koefsen korelas. Berkut merupakan tabel antara rata-rata kemampuan keuangan daerah dan rata-rata pertumbuhan ekonom pada Kabupaten/Kota d Provns NTB tahun anggaran 004-008 : Tabel 3. Kemampuan Keuangan Daerah dan Rata-rata Pertumbuhan Ekonom Pada Kabupaten/Kota d Provns NTB Tahun Anggaran 004-008 (dalam persen). No. Kabupaten/Kota KemampuanKeuangan Pertumbuhan Ekonom Daerah 1. Lombok Barat 50,00 5,8. Lombok Tengah 45,08 5,1 3. Lombok Tmur 57,05 4,93 4. Sumbawa 51,61 4,50 5. Dompu 56,4 3,47 6. Bma 43,70 4,1 7. Kota Mataram 57,33 8,16 8. Kota Bma 46,16 4,50 Sumber : Data Dolah Tabel d atas dapat menjelaskan bahwa persentase laju pertumbuhan ekonom palng tngg adalah Kota Mataram yatu sebesar 8,16 persen dan sebandng dengan kemampuan keuangan daerah yang palng tngg juga yat sebesar 57,33 persen. Sedangkan persentase laju pertumbuhan ekonom palng rendah adalah Kabupaten Dompu yatu sebesar 3,47 persen, tetap tdak sebandng dengan kemampuan keuangan daerah sebesar 56,4 persen, yang justru berada pada kategor tngg (dlhat pada pola peta kemampuan keuangan bedasarkan metode ndeks). Dmana kemampuan keuangan daerah yang palng rendah terdapat pada Kabupaten Bma yatu sebesar 43,70 persen. Hubungan Kemampuan Keuangan Daerah terhadap.stevany Hanalyna Dethan 141

Berdasarkan hasl korelas antara kemampuan keuangan daerah dengan pertumbuhan ekonom pada Kabupaten/Kota d Provns NTB sebesar 0,33. Dmana dar hasl tersebut dapat djelaskan bahwa antara kemampuan keuangan daerah dan pertumbuhan ekonom pada Kabupaten/Kota d Provns NTB mempunya hubungan yang postf, yatu menunjukkan bahwa hubungan antara kemampuan keuangan dengan pertumbuhan ekonom searah. Akan tetap dar nla korelas yang dperoleh dapat djelaskan bahwa kemampuan keuangan daerah dengan pertumbuhan memlk hubungan yang lemah dan rendah. SIMPULAN DAN SARAN Smpulan Berdasarkan hasl peneltan dapat dsmpulkan bahwa hubungan kemampuan keuangan daerah terhadap pertumbuhan ekonom provns NTB memlk hubungan yang postf namun lemah dan rendah. Lemah dan rendahnya hubungan kemampuan keuangan daerah dengan pertumbuhan ekonom dtentukan oleh besarnya nvestas langsung pada belanja daerah. Saran-saran 1. Kabupaten/Kota d Provns dapat melakukan efsens pada sumber daya yang dgunakan, yatu dengan menggal potens-potens daerah yang dmlk.. Pemerntah daerah dharapkan dapat mendorong nvestas-nvestas langsung pada belanja daerah, sehngga dapat mennggkatkan pertumbuhan ekonom daerah. DAFTAR PUSTAKA Bappenas, 003. Peta Kemampuan Keuangan Provns Dalam Era Otonom Daerah : Tnjauan atas Knerja PAD, dan Upaya yang Dlakukan Daerah. Drektorat Pengembangan Otonom Daerah. BPS, 009. PDRB (Produk Domestk Regonal Bruto Provns Nusa Tenggara Barat). BPS Provns Nusa Tenggara Barat. Chadr, TaufqdanSatarudn, 010.Statstk untuk Ekonom dan Bsns.EdsPertama. Belum Dpublkaskan. Nazr, Moh. 005. MetodePeneltaan. GhalaIndonesa.Bogor. Saragh, Jul Panglma, 003. Desentralsas Fskal dan Keuangan Daerah dalam Otonom. Ghala Indonesa.Bogor. Undang-Undang No. 3 Tahun 004 tentang Pemerntah Daerah. Undang-Undang No. 33 Tahun 004 tentang Permbangan Keuangan antara Pemerntah Pusat dan Pemerntah Daerah. Hubungan Kemampuan Keuangan Daerah terhadap.stevany Hanalyna Dethan 14