PERAN ORANG TUA DALAM PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG CACAT FISIK DI NAGARI AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Rafiqal Sadli * Fitria Kasih** Zulkifli** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen Pembimbing ABSTRACK This research was motivated by parents roles in receiving of physically disabled adolescent. This research focuses on: (1) Parents role in the social adjustment of adolescents with physical disabilities, (2 ) Parents role in selfconcept development of adolescents with physical disabilities. This research was a descriptive qualitative research. The sample was taken by using snowball sampling technique. This research took the parents of teenagers with physical disabilities as key informants. Additional informants were physically disabled adolescents and adolescents with physical disabilities neighbors. Based on the results of research on parents role in adolescent social adjustment with physical disabilities, in which the parents have a role in giving attention, motivation, attention of sadness feelings, complain, and bring teens to seek the treatment, meanwhile motivational support in the form of a spirit not to be shy and accept who she/he is. Parents role in the development of self-concept look of a parenting parents teach children gratitude, freedom does not prohibit children to play, giving their needs, while support in the form of the spirit do not despair, acceptance is shown by giving attention to youth, the intimacy of the relationship and communication is established with good. Keyword: parents, receiving of physically, adolescent PENDAHULUAN Kesempurnaan yang dimiliki sebelumnya bisa saja berubah karena disebabkan oleh peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup. Peristiwa tersebut membuat seseorang harus mampu menerima dirinya dengan keadaannya sekarang setelah mereka mengalami cacat bila menginginkan hidup remaja tetap berjalan sebagaimana sebelum terjadi peristiwa yang menyebabkan kekurangan itu. Menurut A Supratiknya (1995:84) menerima diri adalah
memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri atau tidak bersikap merendahkan terhadap diri sendiri. Orang tua sebagai orang yang paling dekat dengan individu yang mengalami cacat mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu individu untuk mampu menerima dirinya baik kelebihan maupun kekurangan yang dialami oleh remaja penyandang cacat. Apabila orang tua mampu untuk memberikan peran tersebut maka orang tua akan merasa bahagia dalam mengasuh dan mendidik remaja yang mengalami cacat serta remaja juga akan berkembang secara optimal dan tidak berbeda dengan remaja normal lainnya. Menurut Moh. Shocib (2000:8) peran orang tua terhadap anak adalah: Orang tua yang mempunyai harga diri yang tinggi banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat keputusan secara bebas, berkomunikasi secara baik, mendukung anak untuk memiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan dan orang tua menggunakan sedikit hukuman untuk mengembangkan kedisplinan anak. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 5 Juli 2013 peneliti mendapatkan informasi bahwa: remaja yang mengalami cacat fisik belum mampu dalam mengatasi rasa tertekan akibat cacat yang dideritanya. Remaja yang mengalami cacat fisik merasa tidak berguna bagi lingkungan sekitarnya. Penyesuaian sosial remaja cacat fisik dengan lingkungan kurang baik. Hilangnya semangat hidup remaja karena cacat fisik yang dideritanya. Remaja cacat fisik membatasi diri dengan lingkungan sekitar. Remaja yang mengalami cacat fisik memandang dirinya tidak berguna atau mempunyai konsep diri negatif terhadap dirinya. Kurang mempunyai rasa percaya diri dengan cacat fisik yang dialaminya dibandingkan anak normal lainnya. Remaja merasa malu dengan keadaan dirinya yang sekarang. Remaja yang mengalami cacat fisik merasa malu dengan teman-temannya. Adapun fokus penelitian ini adalah: Peran orang tua dalam penyesuaian sosial dan mengembangkan konsep diri remaja penyandang cacat fisik
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: mendeskripsikan Peran orang tua dalam penyesuaian sosial dan mengembangkan konsep diri remaja penyandang cacat fisik. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif merupakan penelitian yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terjadi sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan penyesuaian sosial dan konsep diri remaja penyandang cacat fisik serta mengumpulkan informasi mengenai fakta tentang peran orang tua terhadap remaja yang mengalami cacat fisik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik snowball sampling agar peneliti mendapatkan informasi yang benar-benar dibutuhkan dalam penelitian ini. Teknik snowball sampling ini awalnya adalah orang tua remaja penyandang cacat fisik kemudian berlanjut kepada remaja penyandang cacat fisik dan apabila data dianggap belum cukup dilanjutkan kepada tetangga remaja penyandang cacat fisik yang mengetahui peran yang diberikan orang tua kepada remaja penyandang cacat Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Dalam penelitian ini peneliti ingin mengobservasi bagaimana peranan orang tua terhadap remaja yang mengalami cacat fisik dalam penyesuaian sosial remaja dan dalam perkembangan konsep diri b. Wawancara Dalam penelitian ini orang yang akan diwawancarai untuk memperoleh data yang dibutuhkan adalah orang tua remaja penyandang cacat fisik, dan apabila datanya dianggap belum cukup untuk penelitian maka dilakukan lagi wawancara tambahan fisik itu sendiri serta tetangga remaja yang mengalami cacat fisik untuk memperkuat keterangan terhadap peran yang didiberikan orang tua fisik
c. Studi Dokumenter Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan menggunakan alat bantu seperti kamera untuk mengambil foto-foto, rekaman dan buku catatan digunakan untuk mencatat data atau kejadian yang berhubungan dengan remaja penyandang cacat fisik yang akan menunjang penelitian tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Peran orang tua dalam penyesuian sosial Orang tua memberikan peranan fisik berupa perhatian dalam bentuk perasaan yang ditunjukan orang tua terhadap anaknya ketika mengalami musibah dimana orang tua sedih, takut, dan kecewa karena mengetahui anaknya mengalami cacat fisik akibat dari peristiwa yang terjadi pada anak mereka. Tanggapan yang ditunjukan orang tua terhadap remaja penyandang cacat fisik terlihat dari seringnya orang tua mengeluh anaknya kepada orang lain karena keadaan anaknya sekarang. Dengan adanya anak mengalami cacat fisik maka orang tua memberikan tindakan terhadap remaja cacat fisik dimana orang tua membawa anaknya untuk berobat agar anaknya sembuh seperti sediakala, namun harapan yang dinginkan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan yang membuat orang tua merasa pasrah dengan keadaannya sekarang bahkan ada dari orang tua yang tidak mampu menerima anaknya sehingga remaja penyandang cacat fisik kurang diperhatikan oleh orang tuanya. Orang tua memberikan motivasi fisik dalam bentuk dukungan yang diberikan berupa semangat terhadap remaja. Semangat yang ditunjukan orang tua dalam bentuk mengajarkan anak untuk berfikiran positif, sabar dalam menghadapi kenyataan serta jangan malu dengan keadaannya yang sekarang. Peran orang tua dalam penyesuian sosial remaja penyandang cacat fisik terlihat dari perhatian, dan motivasi yang ditunjukan orang tua terhadap remaja penyandang cacat fisik, hal ini sesuai dengan pendapat ahli Ganda Sumekar (2009:198) menyatakan peran orang tua dalam penyesuian
sosial adalah: Anak-anak dan orang dewasa berkelaianan fisik dan motorik memerlukan empati, dukungan, dan semangat. Untuk mempertahankan diri dan kebanggaan, mereka harus diperbolehkan dan didorong untuk melakukan bagi diri mereka sendiri sebanyak mungkin mereka lakukan. Mereka harus mempunyai kesempatan untuk melakukan sesuatu bagi orang lain. 2. Peran Orang Tua dalam Pengembangan Konsep Diri Peran yang dilakukan oleh orang tua dalam pengembangan konsep diri bagi remaja penyandang cacat fisik adalah pola asuh dari orang tua berupa didikan dalam bentuk memberikan semangat dan motivator bahwa di luar sana masih banyak orang yang mengalami cacat yang tidak beruntung seperti dirinya dan jangan putus asa dengan kondisi sekarang berupaya agar tetap maju dan mencapai cita-cita yang dinginkan, kebebasan yang diberikan orang tua terhadap remaja penyandang cacat fisik berupa orang tua tidak pernah melarang anaknya untuk bermain dengan teman yang normal untuk bersosialisasi, tindakan yang ditunjukan oleh orang tua remaja penyandang cacat fisik yaitu membawa remaja penyandang cacat fisik untuk berobat demi kesembuhan yang diharapkan. Peran orang tua dalam penyesuian sosial dalam aspek kehangatan yang diberikan orang tua fisik berupa hubungan remaja penyandang cacat fisik dengan orang tua dimana mempunyai hubungan yang baik-baik saja dan perhatian yang ditunjukannya yaitu memberikan semangat untuk selalu maju dan jangan merasa putus asa dengan kondisi sekarang. Selain dari hubungan penerimaan dan keintiman juga diberikan oleh orang tua penerimaan yang diberikan berupa kepedulian, penghargaan, dan perlakuan,memberikan pujian dan tidak pernah membedakan remaja penyandang cacat fisik dengan saudara yang lainnya. Keintiman yang ditunjukan berupa komunikasi yang terjalin antara orang tua dan remaja penyandang cacat fisik dimana komunikasi baik-baik saja. Peran orang tua dalam mengembangkan konsep diri remaja penyandang cacat
fisik terlihat dari pola asuh orang tua, kehangatan yang diberikan oleh orang tua, penerimaan yang ditunjukan oleh orang tua, dan keintiman dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli Zulfan Saam (2012:97-98) adalah peranan orang tua dalam pembentukan konsep diri yaitu cara orang tua mengasuh, kehangatan dalam keluarga, penerimaan orang tua, dan keintimanan orang tua dengan anaknya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian peran orang tua dalam penerimaan diri remaja penyandang cacat sebagai berikut: 1. Peran Orang Tua dalam Penyesuaian Sosial Dilihat dari aspek perhatian dan motivasi bahwa orang tua telah memberikan peran namun masih terdapat orang tua yang belum memberikan peran dalam bentuk perhatian dan motivasi pada remaja penyandang cacat fisik karena orang tua terlalu sibuk untuk bekerja 2. Peran orang tua dalam pengembangan konsep diri Dilihat dari aspek Pola Asuh, Kehangatan, Penerimaan, Keintiman bahwa 4 dari 5 orang tua penyandang cacat fisik telah memberikan peran terhadap remaja namun ada satu orang tua penyandang cacat fisik belum terlihat memberikan peran karena orang tua jarang bertemu dengan remaja karena sibuk bekerja SARAN 1. Remaja penyandang cacat fisik agar mampu menerima diri atas kecacatan yang dimiliki dan selalu semangat dalam menjalan aktifitas dan jangan pernah malu atas kekurangan yang dimiliki karena dibalik kekurangan tersimpan kelebihan. 2. Orang tua remaja penyandang cacat fisik diharapkan selalu memberikan dukungan dan memotivasi terhadap remaja penyandang cacat fisik untuk selalu bangkit dari keterpurukan yang dialami remaja penyandang cacat fisik. 3. Lingkungan masyarakat sekitar agar mampu membantu remaja penyandang cacat fisik untuk bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan kedaan dirinya yang dialaminya sekarang.
KEPUSTAKAAN A. Supratiknya. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Erlangga. Ganda Sumekar. 2009. Anak Berkebutuhan Khusus. Padang: UNP Press. Moh. Shochib. 2000. Pola Asuh Orang tua. Jakarta: Rineka Cipta Zulfan Saam. 2012. Psikologi Keperawatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.