Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

dokumen-dokumen yang mirip
METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

BAB IV. METODE SIMPLEKS

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan

Model umum metode simpleks

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

Pemrograman Linier (2)

METODE dan TABEL SIMPLEX

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

BAB II METODE SIMPLEKS

BAB III. METODE SIMPLEKS

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Analisis Sensitivitas (2)

Pemrograman Linier (3)

1) Formulasikan dan standarisasikan modelnya 2) Bentuk tabel awal simpleks berdasarkan informasi model di atas 3) Tentukan kolom kunci di antara

Minimumkan: Z = 4X 1 + X 2 Batasan: 3X 1 + X 2 = 3 4X 1 + 3X 2 6 X 1 + 2X 2 4

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5

Pemrograman Linier (2)

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

Pemrograman Linier (4)

Taufiqurrahman 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

mempunyai tak berhingga banyak solusi.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

BAB 3 METODE PENELITIAN

contoh soal metode simplex dengan minimum

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

Metode Simplex. Toha Ardi Nugraha

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI DUALITAS. Pertemuan Ke-9. Riani Lubis JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

Bentuk Standar. max. min

Konsep Primal - Dual

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS)

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 3 PEMROGRAMAN LINIER METODE SIMPLEKS

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

PEMROGRAMAN LINEAR I KOMANG SUGIARTHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

BEBERAPA FORMULA PENTING DALAM solusi PROGRAM LINEAR FITRIANI AGUSTINA, MATH, UPI

Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2. Persoalan Primal (asli) Persoalan Dual (kebalikan dari primal)

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

ANALISIS POSTOPTIMAL/SENSITIVITAS

Ir. Tito Adi Dewanto

Metode Simpleks Dengan Tabel. Tabel metode simpleks Tabel metode simpleks bentuk standar

METODE SIMPLEKS 06/10/2014. Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) ~ ~

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

Operations Management

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

LINEAR PROGRAMMING. Lecture 5 PENELITIAN OPERASIONAL I. Lecture 5 23/10/2013. Simplex Method: Two-Phase Method Membagi penyelesaian LP dalam 2 fase:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

DIKTAT MATEMATIKA II

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENGANTAR PROGRAM LINIER

Bab 2 LANDASAN TEORI

Modul 8. PENELITIAN OPERASIONAL INTEGER PROGRAMMING. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

TEKNIK RISET OPERASIONAL

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. Simpleks

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

Bab 2 LANDASAN TEORI

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

BAB 2 LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

SOFTWARE LINDO I KOMANG SUGIARTHA

Manajemen Sains. Analisis Sensitivitas. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

Transkripsi:

Muhlis Tahir

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat kelayakan tidak pernah dapat terpenuhi. Adakalanya juga solusi yang dihasilkan antara satu iterasi dengan iterasi berikutnya tidak berbeda. Kasus khusus ini terdiri dari solusi optimal lebih dari satu, degeneracy, solusi tidak terbatas dan solusi tidak layak. Dua yang terakhir dapat terjadi karena kesalahan baik dalam perhitungan iteratif ataupun dalam pembentukan model atau formulasi permasalahan.

Ketika fungsi objektif paralel terhadap pembatas yang dipenuhi dalam arti persamaan oleh solusi optimal, fungsi objektif akan mengasumsikan nilai optimal sama pada lebih dari satu titik solusi. Kondisi seperti ini kita kenal dengan solusi optimal lebih dari satu (alternative optimal). Perhatikan kasus berikut :

Perhatikan nilai baris z untuk variabel x 1 juga menjadi nol saat x 2 berubah menjadi variabel masuk. Jika iterasi tersebut kita lanjutkan dengan memilih x 1 sebagai variabel masuk, maka akan didapatkan tabel hasil iterasi kedua berikut :

Dalam praktek, pengetahuan akan solusi optimum yang lebih dari satu akan sangat bermanfaat karena manajemen mempunyai kesempatan untuk memilih salah satu sesuai dengan situasi yang mereka miliki tanpa harus merusak nilai tujuan.

Ada kemungkinan saat akan menentukan sel keluar, rasio pembagian terkecil lebih dari satu, dan kita akan memilih salah satu secara sembarang. Jika hal ini terjadi, satu atau lebih variabel akan sama dengan nol (0) pada iterasi selanjutnya. Solusi pada iterasi dimana satu atau lebih variabel mempunyai nilai nol (0) kita sebut sebagai degeneracy. Degeneracy terjadi secara praktek karena ada minimum satu fungsi kendala yang redundan. Dalam iterasi, kita dapat mengenalinya dengan cara berikut :

Kalau anda perhatikan tabel di atas, ada dua kandidat baris pivot, sehingga ada dua kandidat variabel keluar. Kita dapat memilih salah satu. Jika kita pilih baris s 1 maka solusi pada iterasi pertama adalah sebagai berikut ;

Melihat pembatas yang redundan sangat mudah menggunakan solusi grafik. Grafik dari fungsi pembatas yang redundan melewati hanya salah satu titik pada daerah penyelesaian yaitu solusi optimal, dan hal ini sebenarnya tidak berarti dalam penentuan solusi optimal. Karena tanpa garis fungsi pembatas itupun, solusi optimal sudah dapat diidentifikasikan menggunakan fungsi pembatas yang lain.

Dari sudut pandang teoritis, degeneracy mempunyai implikasi dua. Pertama, berhubungan dengan fenomena pengulangan. Iterasi 1 dan 2 hanya merupakan pengulangan yang memberikan nilai tujuan yang sama, yaitu 18. Secara umum dapat diterima, pada kasus ini prosedur simpleks akan terus berulang tanpa ada akhir tapi tidak memperbaiki solusi. Kedua, meskipun variabel basis dan non basis berbeda pada setiap iterasi, tetapi nilai semua variabel dalam iterasi adalah sama, yaitu x1 = 0, x2 = 2, s1 = 0, s2 = 0, dan z = 18.

Adakalanya kita menemukan nilai variabel meningkat tak terbatss tanpa melanggar pembatas, yaitu ruang solusi tidak terbatas paling tidak untuk satu arah. Sebagai akibatnya, nilai tujuan akan meningkat (untuk kasus maksimasi) atau menurun (untuk kasus minimasi) tanpa ada batas. Dalam kasus ini, kita sebut ruang solusi dan nilai tujuan optimum tidak terbatas. Solusi tidak terbata hanya mengindikasikan satu hal, yaitu model yang dibangun salah. Mendapatkan keuntungan yang tidak terbatas misalnya tentu tidak masuk akal

Salah satu yang paling umum yang menyebabkan solusi tidak terbatas adalah tidak memasukkan pembatas yang bukan redundan pada model atau parameter (konstata) beberapa pembatas tidak dihitung dengan benar. Perhatikan kasus berikut :

Jika iterasi itu diteruskan, tidak akan pernah berhenti. Nilai z akan meningkat terus. Pada tabel awal sebenarnya kita sudah dapat mengidentifikasikan bahwa nilai tujuan akan meningkat terus tanpa ada batas dengan memperhatikan koefisien pembatas kolom x 2 yang bernilai -1 dan 0. Nilai koefisien pembatas ini menunjukkan bahwa x 2 dapat dinaikkan tanpa ada batas, sehingga nilai z juga akan meningkat tanpa ada batas.

Jika pembatas tidak dapat terpenuhi secara bersamaan, maka kita berhadapan dengan solusi tidak layak. Solusi tidak layak tidak akan pernah terjadi jika semua fungsi kendala menggunakan pertidaksamaan ( asumsikan nilai kanan adalah positif), karena variabel slack selalu memberikan solusi layak. Solusi optimal dapat terjadi jika fungsi pembatas ada yang menggunakan pertidaksamaan, kita menggunakan variabel buatan sebagai variabel basis awal, dimana variabel buatan berdasarkan desainnya tidak memberikan solusi layak bagi model awal.

Meskipun dalam prosedur iterasinya, kita memaksa variabel buatan bernilai 0 pada solusi optimum, hal ini hanya akan terjadi jika model mempunyai ruang solusi layak. Sering juga terjadi, minimum satu variabel buatan bernilai positif pada solusi optimum. Hal ini mengindikasikan bahwa permasalahan tidak mempunyai solusi layak. Dari sudut pandang praktikal, solusi tidak layak terjadi karena model tidak diformulasikan dengan benar, dimana beberapa pembatas saling bertentangan. Hal lain yang menyebabkan solusi tidak layak adalah bahwa pembatas tidak dimaksudkan untuk dipenuhi secara bersamaan.

Perhatikan kasus berikut ini :

Pada iterasi optimal, variabel buatan A 1 masih bernilai positif dan dari 0. Hal ini mengindikasikan bahwa ruang solusi tidak layak.

10 Q