Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

REPRESENTASI FUNGSIONAL-2 DI l p. Yosafat Eka Prasetya Pangalela Institut Teknologi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T

BAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :

JURNAL FOURIER April 2017, Vol. 6, No. 1, ISSN X; E-ISSN

PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada Bab III dan Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

PERTEMUAN Logika Matematika

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

EVALUASI INTEGRAL ELIPTIK LENGKAP PERTAMA PADA MODULI SINGULAR

PENDAHULUAN Drs. C. Jacob, M.Pd

JMP : Volume 1 Nomor 1, April 2009 KETAKSAMAAN CAUCHY SCHWARZ PADA RUANG HASIL KALI DALAM-2

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield

PENGANTAR ANALISIS REAL

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN SIFAT-SIFAT RUANG HASIL KALI DALAM-n KOMPLEKS

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

PERSAMAAN KUADRAT. Untuk suatu kuadrat sempurna x bx c, nilai c diperoleh dengan membagi koefisien x dengan 2, kemudian mengkuadratkan hasilnya.

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

INGKARAN DARI PERNYATAAN

Menentukan Rumus Umum Suku ke-n dari Barisan Bilangan dalam BentukPenjumlahan Polinom Melalui Sistim Persamaan Linier. OLEH WARMAN, S.Pd.

Ekuivalensi Norm-n dalam Ruang R d

ORTOGONALITAS-P DI RUANG NORM-n

Ruang Norm-2 dan Ruang Hasil Kali Dalam-2

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MA3231 Analisis Real

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG NORM-n STANDAR. Shelvi Ekariani KK Analisis dan Geometri FMIPA ITB

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

Integral dan Persamaan Diferensial

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

FUNGSIONAL LINEAR-2 DALAM RUANG NORM-2 2-LINEAR FUNCTIONALS IN 2-NORMED SPACE

MAKALAH SEMINAR PENDIDIKAN MATEMATIKA PENARIKAN AKAR PANGKAT TIGA DARI BILANGAN BULAT DENGAN HASIL HAMPIRAN

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

KEKUATAN KONVERGENSI DALAM PROBABILITAS DAN KONVERGENSI ALMOST SURELY

Dika Dwi Muharahman*, Nurul Gusriani, Elis Hertini. Departemen Matematika, Universitas Padjadjaran *E mail:

III. PEMBAHASAN. dimana, adalah proses Wiener. Kemudian, juga mengikuti proses Ito, dengan drift rate sebagai berikut: dan variance rate yaitu,

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

BAB 3 RUANG BERNORM-2

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Pengaruh Riwayat Pemberian ASI Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah di TK Kristen Imanuel Surakarta

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

SYARAT SYARAT FUNGSI DI RUANG METRIK AGAR RUANG METRIKNYA MEMILIKI ATSUJI COMPLETION

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

SIFAT-SIFAT SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS DALAM BENTUK HIMPUNAN WORD

BEBERAPA KONSEP ORTOGONALITAS DI RUANG NORM

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

KAJIAN TEORETIS RELASI DISPERSI BAHAN BERINDEKS BIAS NEGATIF

9. Teori Aproksimasi

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Antiremed Kelas 10 Matematika

JEMBATAN KÖNIGSBERG. Puji Nugraheni. Abstrak

TUGAS KAPITA SELEKTA KELOMPOK ALJABAR FIELD BERHINGGA DOSEN PEMBINA: DR. AGUNG LUKITO, M.S. OLEH: MOH

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

PEMBUKTIAN PERNYATAAN LOGIKA PROPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN RULES OF INFERENCE

VARIABEL KOMPLEKS SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Hasil Kali Dalam Berbobot ada Ruang L () Muhammad Jakfar, Hendra Gunawan, Mochammad Idris 3 Universitas Negeri Surabaya, muhammadjakfar@unesa.ac.id Institut Teknologi Bandung, hgunawan@math.itb.ac.id 3 Universitas Lambung Mangkurat, mochidris@students.itb.ac.id Abstrak. Telah diketahui bahwa ruang L () untuk dengan norm baku L bukan meruakan ruang hasil kali dalam. Di sini, akan ditunjukkan bahwa terdaat hasil kali dalam berbobot yang terdefinisi ada L () untuk >. Akibatnya, daat dikatakan bahwa ruang L () untuk > dengan hasil kali dalam berbobot tersebut meruakan ruang hasil kali dalam. Kemudian diselidiki asek toologi dari ruang L () untuk > dengan hasil kali dalam berbobot, terutama mengenai kelengkaannya. Selanjutnya, dieroleh hasil berua enjelasan bagaimana hasil kali dalam berbobot diasosiasikan terhada suatu bobot. Kata Kunci: Bobot, hasil kali dalam, ruang L (), ruang bernorma. Pendahuluan Pada tahun 9, Hilbert memerkenalkan suatu ruang yang dinamakan ruang hasil kali dalam. Ruang tersebut telah menjadi ruang yang memiliki banyak alikasi, khususnya dalam ranah analisis fungsional. Hal ini dikarenakan dalam ruang tersebut kita daat berbicara beberaa konse seerti anjang suatu vektor, sudut antara dua vektor, ortogonalitas dua vektor, dan lainnya. Setia ruang hasil kali dalam asti meruakan ruang bernorma []. Tetai tidak semua ruang bernorma meruakan ruang hasil kali dalam, Contohnya adalah Ruang Lebesgue yang dinotasikan L () []. Ruang L () untuk dengan norm baku yang didefinisikan sebagai f = ( f dμ) bukan meruakan ruang hasil kali dalam, dikarenakan normnya tidak memenuhi aturan jajar genjang []. Sebagai ruang berdimensi tak hingga, L () daat dilengkai norm lain yang tidak ekuivalen dengan norm []. Muncul ertanyaan aakah daat didefinisikan norm yang memenuhi aturan jajar genjang ada ruang L ()? Tujuannya adalah jika daat memenuhi aturan jajar genjang maka daat didefinisikan hasil kali dalam ada ruang L (), sehingga daat ula didefinisikan ortogonalitas dan konse-konse lain ada ruang ini. Dalam makalah ini, kita akan mengkonstruksi dan memerkenalkan hasil kali dalam berbobot ada ruang L () untuk >. Kita juga akan mendiskusikan sifat-sifat norm tersebut dan hubungannya terhada norm baku ada L P ().

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 05 5 Aril 05, Universitas Negeri Surabaya Seanjang makalah ini, diasumsikan bahwa L () adalah ruang vektor real. Norm ada L () adalah emetaan : L () R sehingga untuk setia f, g L () dan skalar α R berlaku () f 0 dan f = 0 jika dan hanya jika f = 0 hamir dimana-mana, () αf = α f, (3) f + g f + g. Hasil kali dalam ada L () adalah emetaan, : L () L () R sehingga untuk setia f, g, h L () dan skalar α R berlaku () f, f 0 dan f, f = 0 jika dan hanya jika f = 0 hamir dimana-mana, () f, g = g,f, (3) αf,g = α f, g, (4) f + h, g = f, g + h,g. Hasil Kali Dalam ada Ruang L () Pada bagian ini, kita akan mengkontruksi hasil kali dalam ada ruang L () untuk >. Proses engkontruksiannya, dimulai dari mengamati kasus yang berukuran hingga sehingga dieroleh hasil kali dalam yang terdefinisi ada L () untuk >. Selanjutnya hasil dari kasus tersebut akan dierumum untuk yang berukuran sebarang mungkin berukuran tak hingga) sehingga dieroleh hasil kali dalam berbobot ada ruang L () untuk >. Diakhir bab ini akan dijelaskan juga kaitan hasil kali dalam berbobot terhada suatu bobot.. Hasil Kali Dalam ada Ruang L () untuk berukuran Hingga Pada subbagian ini, kita ingin mendefininisikan hasil kali dalam ada L () untuk > dalam kasus berukuran hingga. Pertama-tama selidiki hubungan inklusi L () L ()(sebagai himunan). Misalkan f L () untuk < <. Karena > maka dengan menggunakan Ketaksamaan Holder [], dieroleh bahwa f = f dμ ( dμ) ( f dμ) f. Begitu juga untuk =, misalkanf L (). Karena f f, maka berlaku = μ() f = f dμ f dμ = ( dμ) f = μ() f. Jadi, jika berukuran hingga, maka untuk setia f L () dengan > asti f L (). Kedua ernyataan inklusi di atas daat dierumum dalam roosisi berikut: Proosisi... Jika berukuran hingga dan q maka L () L q () L () dengan f μ() q q f q, f L q (), dan

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 05 5 Aril 05, Universitas Negeri Surabaya f q μ() q f, f L (). Bukti. Misalkan f L q () untuk q <. Karena q > maka dengan menggunakan Ketaksamaan Hӧlder [], dieroleh bahwa q f = f q dμ ( dμ) ( f q q q dμ) = μ() q f q. Dengan mengambil akar angkat dari ketaksamaan diatas maka q dieroleh f μ() q f q. Akibatnya, f < dan f L (). Begitu juga untuk =, misalkanf L (). Karena f f, maka berlaku f q q = f q dμ f q dμ = ( dμ) f q = μ() f q. Dengan mengambil akar angkat q dari ketaksamaan diatas maka dieroleh f q μ() q f. Akibatnya, f q < dan f L q (). Dari ernyataan hubungan inklusi di atas, dieroleh bahwa L () untuk > termuat dalam L (). Akibatnya, kita juga daat mendefinisikan norm ada L (), yang didefinisikan sebagai f = ( f dμ) dengan f L (). Telah diketahui bahwa norm tersebut memenuhi aturan jajar genjang. Artinya, norm tersebut meruakan norm yang dibangun dari hasil kali dalam, yaitu f, g = fg dμ. Oleh karena itu, sekarang L () untuk > daat diandang sebagai ruang hasil kali dalam. Catatan... Proosisi sebelumnya telah dijelaskan bahwa daat didefinisikan hasil kali dalam ada L () untuk >, yaitu hasil kali dalam,. Akan tetai hasil kali dalam tersebut hanya terdefinisi jika memiliki ukuran hingga. Jika memiliki ukuran tak hingga, contohnya = R, maka kita tidak daat mendefinisikan hasil kali dalam tersebut di L (R). Hal ini dikarenakan hasil kali dalam tersebut tidak terdefinisi ada L (R). Sebagai contoh, misalkan f() = g() = χ [, ) (). Jelas f, g L (R) karena > dan f dμ = g dμ = dμ() <, [, ) tai hasil kali dalam fungsi f dan g bernilai tak hingga, karena fg dμ = dμ() =. [, ) Oleh karena itu, untuk mendefinisikan hasil kali dalam di sini, kita erlu mengkonstruksi hasil kali dalam baru yang akan dijelaskan ada subbagian selanjutnya

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 05 5 Aril 05, Universitas Negeri Surabaya. Hasil Kali Dalam Berbobot ada L () untuk Berukuran Sebarang Pada subbagian ini, akan dikonstruksikan suatu hasil kali dalam dan norm baru ada L () untuk > yang memenuhi Aturan Jajar Genjang. Pada bab sebelumnya kita sudah memiliki hasil kali dalam yang terdefinisi ada L () jika memiliki ukuran berhingga. Karena akan dierluas menjadi ukuran sebarang, maka kita harus memberikan bobot ada hasil kali dalam tersebut. Secara geometri, fungsi dari emberian bobot tersebut adalah membuat seakan-akan berukuran hingga. Dalam hal ini, untuk mendefinisikan hasil kali dalam ada L (), diilih bobot w L s () dengan s = untuk < < sedemikian hingga w() 0;. Khususnya, jika =, maka s = sehingga bobot yang digunakan terdaat di L (). Sekarang, definisikan emetaan,,w yang memetakan f, g L () ke f, g,w = w fg dμ, dan emetaan,w yang memetakan f L () ke f,w = ( w) Untuk selanjutnya, suaya memermudah enulisan notasi s yang didefinisikan sebagai s = {, jika < <, jika =. cuku ditulis sebagai s = dengan >. Daat diselidiki bahwa emetaan tersebut terdefinisi ada L () untuk >. Untuk f, g L (), menggunakan Ketaksamaan Hӧlder dieroleh bahwa f, g,w = w fg dμ ( ( w f ) = ( w f = ( w dμ dμ ) ) dμ ) ( g dμ) ( g dμ) ( f dμ ) ( g dμ) Begitu juga untuk =, misalkan f, g L (). Karena f f dan g g, maka berlaku f, g,w = w fg dμ w f g dμ = ( w dμ) f g. Akibatnya, dua emetaan tersebut terdefinisi ada L () untuk >. Daat diselidiki juga bahwa dua emetaan di atas berturut-turut meruakan hasil kali dalam dan norm yang dibangun dari hasil kali dalam tersebut ada L () dengan >. Pernyatan ini disajikan dalam roosisi berikut. Proosisi... Pemetaan,,w dan,w meruakan hasil kali dalam dan norm ada L () untuk >..

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 05 5 Aril 05, Universitas Negeri Surabaya Bukti. Mudah untuk memeriksa bahwa emetaan,,w memenuhi kondisi (), (), (3) dan (4) ada definisi hasil kali dalam. Sekarang, tinggal menunjukkan bahwa emetaan,w meruakan norm ada L () untuk >. Karena f,w = f, f,w, f L () dan telah diselidiki bahwa,,w meruakan hasil kali dalam, maka secara langsung emetaan,w meruakan norm, yaitu norm yang dibangun dari hasil kali dalam tersebut. Selanjutnya, hasil kali dalam dan norm tersebut berturut-turut kita namakan hasil kali dalam berbobot dan norm berbobot..3 Toologi Ruang L (R) terhada Hasil Kali Dalam Berbobot Pada subbagian ini, akan dikaji lebih khusus mengenai asek toologi ruang L (R) untuk > dengan hasil kali dalam berbobot,,w. Sekarang, dengan adanya hasil kali dalam berbobot ada L (R), kita telah memiliki dua norm disini, yang ertama adalah norm baku dari L (R), yaitu norm, dan yang kedua norm yang dibangun dari hasil kali dalam berbobot, yaitu norm,w. Sebelumnya kita telah memunyai ketaksamaan f,w C w f untuk setia f L (R). Kemudian, aakah kedua norm,w dan tersebut ekuivalen? Jawabannya tidak, sebagaimana dijelaskan oleh roosisi berikut. Proosisi.3.. Misal >. Untuk setia konstanta C > 0 terdaat f L (R) sedemikian hingga berlaku C f > f,w. Bukti. Untuk setia < <, definisikan fungsi f n = χ [n,n+]. Daat diselidiki bahwa untuk setia n N berlaku f n,w = w χ R [n,n+] dμ = w dμ [n,n+] ( w dμ) [n,n+] < (bergantung terhada n), karena w L s (R) dengan s =, dan f n = χ [n,n+] dμ = dμ = < (bebas terhada n). R [n,n+] Begitu juga untuk =, dieroleh f n = ess su{χ [n,n+] } = < (bebas terhada n). Akibatnya, jika n, maka f,w 0 [], sehingga f,w 0 f Jadi, untuk setia konstanta C > 0 dan >, terdaat N N sedemikian hingga untuk setia n N berlaku f,w < C f dengan f n L (R). Catatan 3... Pernyataan Proosisi di atas setara dengan tidak terdaat C > 0 sehingga C f f,w untuk setia f L (R) dengan >. Proosisi di atas menunjukkan bahwa norm baku dengan norm berbobot ini tidak ekuivalen. Ini memungkinkan kita menemukan barisan fungsi di L (R) yang divergen terhada norm, tai konvergen terhada norm,w.

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 05 5 Aril 05, Universitas Negeri Surabaya Catatan di atas menunjukkan bahwa untuk > ruang (L (R), ) memiliki struktur toologi yang berbeda dengan ruang (L (R),,w ). Mengingan ruang (L (R), ) lengka (meruakan ruang Hilbert), muncul ertanyaan aakah ruang (L (R),,w ) juga lengka? Jawabannya tidak, dan dijelaskan dalam roosisi berikut. Proosisi.3.. Misal >. Terdaat barisan Cauchy ada ruang (L (R),,w ) yang tidak konvergen. Proosisi diatas menjelaskan bahwa ruang (L (R),,w ) tidak lengka..4 Keterkaitan Hasil Kali Dalam Berbobot terhada Suatu Bobot Untuk mengetahui enjelasan bagaimana hasil kali dalam berbobot diasosiasikan terhada suatu bobot, kita erlu definisi sebagai berikut yang selanjutnya akan menjadi kriteria atau syarat dari dua bobot yang akan diselidiki hubungan norm bobotnya satu sama lain. Definisi.4.. Misal w, w L (). Kita tuliskan w ~w (w sebanding dengan w ) jika dan hanya jika terdaat C 0 > 0 sedemikian hingga C 0 w () w () C 0 w () hamir di setia. Definisi di atas meruakan kriteria yang digunakan untuk mengetahui keterkaitan hasil kali dalam berbobot terhada suatu bobot. Teorema berikut menjelaskan bagaimana hasil kali dalam berbobot diasosiasikan terhada suatu bobotnya dan sekaligus menjadi salah satu hasil utama dalam enelitian ini. Teorema.4.. Jika f L () dan w, w L s () dengan s = > maka w ~w jika dan hanya jika norm,w ekuivalen dengan norm,w. Bukti. ( ) Misal w ~w maka terdaat C 0 > 0 sehingga w C () 0 w () C 0 w () hamir di setia. Dengan mengintegralkan setia ruas dieroleh C 0 w C 0 w w w C 0 w C 0 w C 0 f,w f,w C 0 f,w ( ) Misalkan untuk setia f L () terdaat C 0 > 0 sedemikian hingga berlaku C 0 f,w f,w C 0 f,w. Untuk setia E dengan μ (E) <, χ E L (). Akibatnya C 0 χ E,w χ E,w C 0 χ E,w dan

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 05 5 Aril 05, Universitas Negeri Surabaya ( w C dμ) ( w dμ) C0 ( w dμ) 0 C w dμ w dμ C 0 w dμ. 0 Dengan menggunakan bukti kontradiksi, andai w tidak ekuivalen dengan w. Artinya, μ{ w () > K w () atau w () > K w () } > 0. Definisikan himunan E 0 = { w () > K w () atau w () > K w () }. Pilih E 0 sehingga 0 < μ( ) <. Akibatnya, untuk setia K > 0 berlaku w dμ > w dμ atau w dμ > w dμ Karena K sebarang, maka kontradiksi dengan ernyataan sebelumnya. 3 Kesimulan Dari hasil enelitian ada tesis ini, dieroleh kesimulan bahwa ruang L () untuk > daat dierkenalkan sebagai ruang hasil kali dalam. Hal ini dieroleh karena terdaat suatu hasil kali dalam yang terdefinisi ada L () untuk >, yaitu Bobot w L s () dengan s = f, g,w = w fg dμ, untuk < < sedemikian hingga w() 0;. Khususnya, jika =, maka s = sehingga bobot yang digunakan meruakan anggota L (). Selanjutnya dinamakan hasil kali dalam berbobot. Namun ruang L () yang dilengkai hasil kali dalam tersebut bukan meruakan ruang Hilbert. Hasil utama dari enelitian ini adalah berua enjelasan bagaimana hasil kali dalam berbobot diasosiasikan terhada suatu bobot. Disini, dieroleh kriteria dari dua bobot untuk membandingkan antara dua ruang hasil kali dalam berbobot, yaitu normnya ekuivalen jika dan hanya jika w ~w. 4 Daftar Pustaka [] Kreyszig, E. 978. Introductory Functional Analysis with Alications. New York: John Wiley & Sons. [] Stein, E.M., Shakarchi, R. 005. Real Analisis: Measure Theory, Integration, and Hilbert Saces. New Jerse: Princeton Univ. Press.