BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK

dokumen-dokumen yang mirip
II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

BAB III PEMODELAN PERSAMAAN INTEGRAL PADA ALIRAN FLUIDA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

DASAR SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penurunan Persamaan Air Dangkal

BAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

PROPOSAL TUGAS AKHIR PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN OLEH : IRMA ISLAMIYAH

Xpedia Fisika DP SNMPTN 05

BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

BAB 4 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN. 3.2 Peralatan

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

KISI-KISI DAN RUBRIK PENILAIAN (Tes Sumatif) PERTEMUAN PERTAMA. 1. Apakah yang dimaksud dengan fluida ideal? 2. Perhatikan gambar berikut!

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

EVOLUSI GELOMBANG HARMONIK MELALUI DUA BALOK BERPORI SKRIPSI OLEH ISRAFATUL FURAIDAH NIM

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

FUNGSI DAN PERSAMAAN LINEAR. EvanRamdan

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

FLUIDA BERGERAK. Di dalam geraknya pada dasarnya dibedakan dalam 2 macam, yaitu : Aliran laminar / stasioner / streamline.

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

PENYELESAIAN PERSAMAAN KORTEWEG-DE VRIES ORDE TINGGI DENGAN METODE EKSPANSI RESTY BANGUN PRATIWI

BAB III APLIKASI METODE EULER PADA KAJIAN TENTANG GERAK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1.

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

FIsika FLUIDA DINAMIK

FLUIDA DINAMIS. 1. PERSAMAAN KONTINUITAS Q = A 1.V 1 = A 2.V 2 = konstanta

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

PEMBAHASAN. (29) Dalam (Grosen 1992), kondisi kinematik (19) dan kondisi dinamik (20) dapat dinyatakan dalam sistem Hamiltonian berikut : = (30)

Fisika Dasar I (FI-321)

Bagian 1 Sistem Bilangan

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Linearisasi Persamaan Air Dangkal

Bab 2 Fungsi Analitik

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008

perpindahan, kita peroleh persamaan differensial berikut :

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI

TRANSFORMASI LAPLACE. Matematika Lanjut 2. Achmad Fahrurozi-Universitas Gunadarma

Klasifikasi Aliran Fluida (Fluids Flow Classification)

Solusi Penyelesaian Persamaan Laplace dengan Menggunakan Metode Random Walk Gapar 1), Yudha Arman 1), Apriansyah 2)

Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu

Pertemuan 1 Sistem Persamaan Linier dan Matriks

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

Teori Dasar Gelombang Gravitasi

BAB II KAJIAN TEORI. homogen yang dikenal sebagai persamaan forced Korteweg de Vries (fkdv). Persamaan fkdv yang dikaji dalam makalah ini adalah

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)

1/24 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) FLUIDA. menu. Mirza Satriawan. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

HIDRODINAMIKA BAB I PENDAHULUAN

Powered By Upload By - Vj Afive -

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

FUNGSI. Berdasarkan hubungan antara variabel bebas dan terikat, fungsi dibedakan dua: fungsi eksplisit dan fungsi implisit.

6. Mekanika Lagrange. as 2201 mekanika benda langit

BAB IV OSILATOR HARMONIS

Xpedia Fisika DP SNMPTN 08. Pertanyaan 1-3 berhubungan dengan tumbukan dua balok di atas meja tanpa gesekan. Sebelum tumbukan, balok bermassa m diam.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

FISIKA 2015 TIPE C. gambar. Ukuran setiap skala menyatakan 10 newton. horisontal dan y: arah vertikal) karena pengaruh gravitasi bumi (g = 10 m/s 2 )

SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA

TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. pedoman untuk menyelesaikan permasalahan sehari-hari dan juga untuk

FONON I : GETARAN KRISTAL

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

BAB II TEORI TERKAIT

BAB III : SISTEM PERSAMAAN LINIER

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM

7. RESIDU DAN PENGGUNAAN. Contoh 1 Carilah titik singular dan tentukan jenisnya dari fungsi berikut a. f(z) = 1/z

Antiremed Kelas 12 Fisika

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

1. PENDAHULUAN, PROBLEM HIDRAULIKA SEDERHANA UNTUK APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA

VII. MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

Matematika I: Turunan. Dadang Amir Hamzah. Dadang Amir Hamzah Matematika I Semester I / 61

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

Pengertian Fungsi. MA 1114 Kalkulus I 2

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

3/FISIKA DASAR/LFD. Gelombang Berdiri

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Transkripsi:

BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK Dalam bab ini, kita akan mengamati perambatan gelombang pada fluida ideal dengan dasar rata. Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar 3.1 Aliran Fluida pada Dasar Rata Dalam kasus ini, gelombang yang merambat pada domain fluida ideal dituliskan dalampersamaan:,= (3.1) Gelombang ini dinamakan gelombang monokromatik. 3.1 MODEL GELOMBANG DASAR RATA Hukum kekekalan massa dan kekekalam momentum pada fluida ideal yang telah kita bahas pada bagian sebelumnya berturut-turut diberikan oleh persamaan : + =0 (3.2) = + + (3.3) = + + (3.4) Di sini kita berikan asumsi bahwa aliran fluida adalah irrotasional, yang berarti bahwa partikel-partikel dalam gerakannya tidak mengalami perputaran (rotation). Secara matematis,

aliran fluida dengan sifat seperti ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : curl =0 (3.5) di mana adalah komponen kecepatan dalam arah x dan y, atau =,. curl = =0 (3.6) Dengan memasukkan w=0 (karena pembahasan untuk 2 dimensi), maka diperoleh hubungan : = (3.7) Adanya persamaan curl =0 memberikan ekivalensi (hubungan yang berlaku jika dan hanya jika) yang disebut fungsi potensial, yang dinotasikan dengan,,. Jadi dari pada kita harus mencari besaran-besaran seperti u, v,dan tekanan, lebih baik mencari fungsi potensial. Hubungan dan itu sendiri dituliskan dalam persamaan : = (3.8) Sehingga diperoleh : = dan = (3.9) Dan jika kita terapkan pada persamaan kontinuitas untuk dua dimensi, diperoleh persamaan : + =0 (3.10) Persamaan di atas disebut dengan Persamaan Laplace, yang berlaku untuk seluruh domain fluida. Untuk dapat menyelesaikan Persamaan Laplace ini, diperlukan kondisi batas yang akan kita bahas berikut ini. Dasar Fluida Asumsikan bahwa partikel yang ada dibatas akan tetap di batas. Kalau dasar mendatar y = h (konstan), maka partikel bergerak mengikuti dasar, sehingga hanya mengalami kecepatan horizontal saja (kecepatan vertikal = 0), maka = h =0, sehingga :

=0 (3.11) Permukaan Fluida Sama seperti pada dasar, partikel yang berada di suatu permukaan S tetap di permukaan (bergerak mengikuti bentuk permukaan). Persamaan permukaan S untuk suatu partikel yang berada pada koordinat (x,y) dapat kita tuliskan secara implisit S(x,y,t)=0, dan partikel tersebut tetap pada permukaan, dinyatakan sebagai : =0 (3.12) Jika =, merupakan permukaan bebas yang membatasi air dengan udara di atasnya, maka kita dapat menuliskan persamaan permukaan sebagai berikut :,,=, 0 (3.13) Jika persamaan (3.13) diterapkan pada persamaan (3.12), maka diperoleh : + + =0 (3.14) Kedua kondisi batas di atas, yakni persamaan (3.11) dan persamaan (3.14) merupakan kondisi batas kinematik. Selain kondisi batas kinematik, terdapat kondisi batas dinamik, yang berlaku hanya pada permukaan bebas. Kita asumsikan bahwa dengan tidak adanya gerakan pada udara atau diabaikan, maka tekanan pada udara adalah konstan, dan dapat kita ambil nol sebagai tekanan referensi. Sehingga kita dapat menggunakan persamaan Bernoulli sepanjang permukaan bebas, yaitu : + += (3.15) Dengan demikian, perambatan gelombang monokromatik pada kedalaman y = h sudah dapat kita amati dengan terlebih dahulu menyelesaikan persamaan Laplace : + =0 dengan syarat batas : + + + += =0 pada = (3.16) =0 pada = h (3.17)

3.2 PENYELESAIAN MODEL LINEAR GELOMBANG MONOKROMATIK Untuk menyederhanakan permasalahan kita terkait penyelesaian Persamaan Laplace, kita menggunakan model linier dari kondisi batas yang telah kita peroleh di atas, sehingga persamaan (3.16) dan (3.17) menjadi : =0 pada =0 (3.18) +=0 =0 pada = h (3.19) Dengan menggunakan metode separasi variabel, maka,, kita separasi menjadi hasil perkalian dua buah fungsi, dan F sehingga,,=,. Dari syarat batas +=0 pada y =0, maka :, 0+,=0,, = 0 Dengan cara mengintegralkan kedua ruas kita peroleh :,=, 0 = 0 = 0 1 + Sehinnga diperoleh :,=,+... (pers.1) Dengan syarat batas =0 pada y = 0, maka :, 0=0,= 0 Dengan,=, maka :

,= 0 Sehinnga diperoleh :,=... (pers.2) Untuk mempermudah perhitungan, ambil 0=1. Dengan menyelesaikan (pers.1) dan (pers.2) diperoleh : = 0 Koefisien : =, sehinnga diperoleh 0= Koefisien : =0, maka =0, dan diperoleh :,=, dan 0=1, 0= Dari persamaan Laplace + =0, maka : + =0 = = (konstan), dengan mengambil dua ruas kanan maka : = +=0 Solusi tak trivial ada kalau <0, sebut = =0, maka solusi umum adalah : = + Dengan 0=1 dan 0=, maka : 0= + =1 0= = = = + 2 2 Maka diperoleh :, sehingga dan adalah :

= 1 2 + 1 2 + 2 =cosh+ sinh Jadi fungsi potensial adalah :,,= cosh+ sinh (3.20) Dari syarat batas =0 pada = h, maka : = = h + h =0 h+ h=0 = h cosh = hh cosh h,pada = h Tetapi p = k (perhatikan uraian di bawah ini). = tanhh (3.21) = =0, = Di mana S turunan kedua dari persamaan,=.,= = = = =

= + =0 + =0 = =. Maka persamaan (3.21) kita tuliskan menjadi : = tanhh (3.22) Persamaan (3.22) dikenal dengan persamaan dispersi gelombang. Dengan merupakan frekuensi gelombang yang selalu bernilai positif, sehingga persamaan (3.22) dapat dituliskan menjadi = tanhh Ini berarti bahwa gelombang yang merambat dengan frekuensi tertentu pada fluida dengan kedalaman h tertentu, memiliki bilangan gelombang yang tertentu pula. Perhatikan tabel 3.1 di bawah ini. Untuk tertentu, diperoleh bilangan gelombang yang mengecil untuk h yang membesar. Untuk kedalaman tertentu, diperoleh yang membesar untuk yang membesar. Tabel 3.1 Hubungan, h, dan pada gelombang. Hal ini bermanfaat dalam mengamati gelombang monokromatik :,= =

Dengan mengamati bagian riil-nya, maka persamaan gelombang monokromatik menjadi :,= Misalkan amplitudo gelombang (A) adalah 1, maka :,= Jika =0,0=cos +,0=cos +=cos =2 = 2 Jika =0 0,=cos =cos 0,+=cos + =2 = 2 Kita juga dapat menentukan cepat rambat gelombang, yaitu : = = Dengan mengetahui kedalaman dan frekuensi gelombang, maka nilai bilangan gelombang dapat dihitung. Lihat grafik 3.1 dan 3.2 di bawah. Grafik tersebut merupakan plot dari gelombang monokromatik untuk beberapa kondisi tertentu. Grafik 3.1 Gelombang monokromatik dengan kedalaman tetap.

Grafik 3.2 Gelombang monokromatik dengan frekuensi tetap. Dalam hal kedalaman h tetap dan diperbesar (grafik 3.1), maka dengan menggunakan tabel 3.1 diperoleh k yang membesar. Karena k membesar, panjang gelombang yang dihasilkan adalah mengecil (perhatikan grafik 3.1). Dalam hal tetap dan kedalaman h diperbesar (grafik 3.2), maka dengan menggunakan tabel 3.1 diperoleh k mengecil. Karena k mengecil, panjang gelombang yang dihasilkan adalah membesar (perhatikan grafik 3.2).