K-13 Kelas X kimia TATA NAMA ENYAWA I Tujuan Pembelajaran etelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara senyawa biner dan poliatomik. 2. Memahami tata nama senyawa biner yang berikatan ionik dan kovalen. 3. Menuliskan rumus senyawa biner yang berikatan ionik dan kovalen. Partikel-partikel materi tersusun atas atom dan molekul. Molekul adalah gabungan dua atom atau lebih yang dapat membentuk molekul unsur atau molekul senyawa. Molekul unsur adalah molekul yang tersusun atas atom-atom sejenis, seperti H 2,, O 2, P 4, dan 8. ementara itu, molekul senyawa adalah molekul yang tersusun atas atom-atom yang berlainan jenis, seperti CO 2,, PCl 5, dan CCl 4. etiap molekul senyawa atau disebut sebagai senyawa saja memiliki nama masing-masing. Pada sesi ini, kita akan mempelajari tata nama senyawanya. enyawa dibedakan menjadi dua, yaitu senyawa biner dan senyawa poliatomik. enyawa biner adalah senyawa yang tersusun atas dua jenis atom yang berbeda, seperti CO 2, CCl 4,, PCl 5, dan F 6. ementara itu, senyawa poliatomik adalah senyawa yang tersusun atas lebih dari dua jenis atom yang berbeda, seperti CaC, BaO 4, dan KMnO 4. Penamaan senyawa kimia yang digunakan sekarang ini didasarkan pada aturan IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry). Berdasarkan aturan IUPAC, sebelum menamai suatu senyawa, kita harus memperhatikan jenis ikatan kimia yang terdapat pada senyawa tersebut, apakah berikatan ionik atau kovalen.
A. Tata Nama enyawa Biner: enyawa Ionik enyawa biner yang berikatan ionik tersusun atas unsur logam dan nonlogam. Aturan tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam dan nonlogam adalah sebagai berikut. 1. Unsur Logam Golongan A dan Unsur Nonlogam Unsur logam golongan A umumnya memiliki satu bilangan oksidasi. Oleh karena itu, pada tata nama senyawanya, bilangan oksidasinya tidak perlu disebutkan. Tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam golongan A dan unsur nonlogam adalah dengan menyebutkan dahulu nama logam, kemudian diikuti nama nonlogam ditambah akhiran ida. Nama logam + Nama nonlogam + ida NaCl = natrium klorida Mg 3 = magnesium nitrida Al 2 3 = aluminium sulfida b. Unsur Logam Golongan B dan Unsur Nonlogam Unsur logam golongan B umumnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu. Oleh karena itu, pada tata nama senyawanya, bilangan oksidasinya perlu disebutkan. Tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur logam golongan B dan unsur nonlogam hampir sama dengan sebelumnya, hanya saja bilangan oksidasinya ditulis di dalam kurung dengan angka romawi setelah nama logam. Nama logam (bahasa Indonesia) + Biloks logam + Nama nonlogam + ida Fe 2 = besi (III) oksida Cu = tembaga (II) sulfida MnF 4 = mangan (IV) fluorida Khusus untuk logam seng (Zn) dan perak (Ag), tidak perlu mencantumkan biloks. Hal ini dikarenakan logam-logam tersebut hanya memiliki satu biloks, yaitu biloks Zn = +2 dan biloks Ag = +1. 2
Zn = seng sulfida AgI = perak iodida elain menggunakan aturan tata nama IUPAC (cara baru), senyawa ionik yang tersusun atas logam golongan B juga memiliki tata nama jenis lain (cara lama). Tata nama ini didasarkan pada biloks tinggi dan biloks rendah. Untuk biloks rendah, menggunakan akhiran o dan untuk biloks tinggi menggunakan akhiran i. Nama-nama unsur pada tata nama ini menggunakan nama latin, bukan nama inggris. Fe 2+ Fe 3+ Cu + Cu 2+ n 2+ n 4+ Hg + Hg 2+ fero feri cupro cupri stanno stanni mercuro mercuri FeCl 2 Fe 2 Cu no 2 = fero klorida = feri oksida = cupri sulfida = stanni oksida B. Rumus enyawa Biner: enyawa Ionik Penulisan rumus senyawa biner yang berikatan ionik dilakukan dengan menuliskan dahulu unsur logam, kemudian diikuti dengan unsur nonlogam. Berilium klorida = BeCl 2 Tembaga (I) sulfida = Cu 2 Kalsium oksida = CaO Mangan (IV) oksida = MnO 2 Aluminium nitrida = AlN Cupro sulfida = Cu 2 Magnesium fluorida = MgF 2 3
C. Tata Nama enyawa Biner: enyawa Kovalen enyawa biner yang berikatan kovalen tersusun atas unsur nonlogam dan unsur nonlogam. Aturan tata nama senyawa biner yang tersusun atas unsur nonlogam dan nonlogam adalah sebagai berikut. 1. Tata nama dilakukan dengan menyebutkan dahulu nama unsur pertama, kemudian diikuti nama unsur kedua ditambah akhiran ida. Nama nonlogam 1 + Nama nonlogam 2 + ida 2. Pada senyawa kovalen, jumlah unsur disebutkan dalam bahasa yunani, yaitu sebagai berikut. 1 = mono 6 = heksa 2 = di 7 = hepta 3 = tri 8 = okta 4 = tetra 9 = nona 5 = penta 10 = deka 3. Unsur pertama tidak perlu ditambahkan mono bila unsurnya hanya satu. 4. Untuk senyawa yang terdapat unsur hidrogen (H), jumlah unsur baik dari unsur pertama dan kedua tidak perlu disebutkan dengan awalan yunani. 5. enyawa-senyawa yang umum dikenal tidak perlu mengikuti aturan tersebut, seperti air, amonia, dan metana. CO 2 CCl 4 PBr 5 = karbon dioksida = belerang trioksida/ sulfur trioksida = karbon tetraklorida = fosforus pentabromida = dinitrogen trioksida Cl 2 O 7 = diklor heptaoksida elain tata nama tersebut, ada tata nama alternatif khusus unsur N dan. Perhatikan formula berikut. Nama nonlogam 1 + biloks nonlogam 1 + nama nonlogam 2 + ida 4
O = nitrogen (I) oksida O 2 = belerang (IV) oksida D. Rumus enyawa Biner: enyawa Kovalen Penulisan rumus senyawa biner yang berikatan kovalen dilakukan dengan aturan berikut. 1. Unsur yang elektronegativitasnya lebih kecil (biloks positif) ditulis di depan, unsur yang elektronegativitasnya lebih besar (biloks negatif) ditulis di belakang. 2. Khusus untuk senyawa yang terdiri atas C dan H, penulisan C di depan, sedangkan H di belakang meskipun elektronegativitas H < C. Untuk senyawa yang terdiri dari N dan H, penulisan N di depan, sedangkan H di belakarng meskipun elektronegativitas H < N. 3. Awalan yang ada pada unsur nonlogam menunjukkan jumlah atomnya. Belerang heksafluorida = F 6 Karbon disulfida = C 2 Karbon monoksida = CO Boron triklorida = BCl 3 Fosforus pentaklorida = PCl 5 Dinitrogen oksida = O Dinitrogen pentaoksida = O 5 Karbon tetrafluorida = CF 4 Contoh oal 1 Tentukan rumus senyawa berikut. a. Berilium klorida f. Cupro sulfida b. Kalsium oksida g. tanni iodida c. Barium nitrida h. Karbon disulfida d. Tembaga (I) sulfida i. Boron triklorida e. Mangan ( IV ) oksida j. Karbon tetrafluorida 5
Pembahasan: a. Berilium klorida Be 2+ + 2Cl BeCl 2 b. Kalsium oksida Ca 2+ + O 2 CaO c. Barium nitrida 3Ba 2+ + 2N 3 Ba 3 d. Tembaga (I) sulfida 2Cu + + 2 Cu 2 e. Mangan (IV) oksida Mn 4+ + 2O 2 MnO 2 f. Cupro sulfida 2Cu + + 2 Cu 2 g. tanni iodida n 4+ + 4I ni 4 h. Karbon disulfida = C 2 i. Boron triklorida = BCl 3 j. Karbon tetrafluorida = CF 4 Contoh oal 2 Tentukan rumus senyawa dari persamaan reaksi berikut. a. Magnesium iodida + aluminium oksida magnesium oksida + aluminium iodida b. Kalium sulfida + kalsium nitrida kalium nitrida + kalsium sulfida c. Timbal (IV) oksida + zink fluorida timbal (IV) fluorida + zink oksida d. Mangan (III) oksida + perak iodida mangan (III) iodida + perak oksida e. Feri klorida + cupro sulfida feri sulfida + cupro klorida Pembahasan: a. Magnesium iodida + aluminium oksida magnesium oksida + aluminium iodida MgI 2 + Al 2 MgO + AlI 3 b. Kalium sulfida + kalsium nitrida kalium nitrida + kalsium sulfida K 2 + Ca 3 K 3 N + Ca 6
c. Timbal (IV) oksida + zink fluorida timbal (IV) fluorida + zink oksida PbO 2 + ZnF 2 PbF 4 + ZnO d. Mangan (III) oksida + perak iodida mangan (III) iodida + perak oksida Mn 2 + AgI MnI 3 + Ag 2 O e. Feri klorida + cupro sulfida feri sulfida + cupro klorida FeCl 3 + Cu 2 Fe 2 3 + CuCl 7