III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

IV. METODE PENELITIAN

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

IV METODE PENELITIAN

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB III METODE PENELITIAN

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN

Economic Rent Analysis of Timber Estate Log Production in Indonesia

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

IV. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI

JIIA, VOLUME 4 No. 3 AGUSTUS 2016 DAYA SAING USAHATANI KARET RAKYAT DI DESA KEMBANG TANJUNG KECAMATAN ABUNG SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB 2 LANDASAN TEORI

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

BAB 2 LANDASAN TEORI

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Usahaani belimbing karangsari adalah kegiaan menanam dan mengelola anaman belimbing karangsari unuk menghasilkan produksi, sebagai sumber uama penerimaan usaha yang dilakukan oleh peani. Peani adalah individu aau sekelompok orang yang melakukan usaha guna memenuhi kebuuhan sebagian aau secara keseluruhan hidupnya dalam bidang peranian. Peani yang menjadi responden dalam peneliian ini adalah peani yang memiliki belimbing karangsari. Produksi belimbing karangsari adalah buah hasil anaman belimbing karangsari yang dihasilkan oleh peani dalam sau kali musim anam,dihiung dalam sauan kilogram (kg). Penerimaan adalah sejumlah uang yang dierima peani dari suau proses produksi, di mana penerimaan ersebu didapakan dengan mengalikan jumlah produksi (oupu) dengan harga yang dierima peani, diukur dalam sauan rupiah (Rp).

3 Pendapaan usahaani belimbing karangsari adalah penerimaan yang diperoleh peani belimbing karangsari seelah dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, diukur dalam sauan rupiah per ahun (Rp). Harga oupu adalah harga belimbing karangsari yang dierima oleh peani, diukur dalam sauan rupiah/kg (Rp/kg). Biaya (cos) adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan dalam usahaani belimbing karangsari, yaiu biaya invesasi dan biaya produksi yang erdiri dari biaya variabel dan biaya eap diukur dalam sauan rupiah (Rp). Biaya invesasi adalah sejumlah uang yang dikeluarkan unuk membanu produksi dan bersifa jangka panjang sera mengalami penyusuan seiap ahunnya yang diukur dalam sauan rupiah (Rp). Biaya eap adalah biaya yang besar kecilnya idak berganung pada besar kecilnya produksi dan dapa digunakan lebih dari sau kali produksi diukur dalam sauan rupiah (Rp). Biaya operasional adalah biaya yang jumlahnya dapa berubah-ubah sesuai dengan produksi (oupu) yang dihasilkan, diukur dalam sauan rupiah (Rp). Biaya oal adalah oal biaya yang dikeluarkan karena pemakaian fakor produksi dalam proses produksi usahaani belimbing karangsari dalam proses produksi dan biaya invesasis yang dikeluarkan pada ahun perama yang diukur dalam sauan rupiah (Rp).

32 Jumlah enaga kerja adalah banyaknya enaga kerja baik dari dalam maupun luar keluarga yang digunakan dalam proses produksi, yang diukur dalam sauan hari orang kerja (HOK). Umur ekonomis ala adalah jumlah ahun penggunaan ala, erhiung sejak ahun pembelian sampai ala ersebu idak dapa digunakan lagi, diukur dalam sauan ahun. Umur ekonomis usaha adalah umur produkif anaman belimbing. Lahan adalah sebidang anah yang digunakan oleh peani unuk mengusahakan anaman belimbing, diukur dalam sauan hekar (ha) Discoun facor (Df) adalah suau fakor bilangan lebih kecil dari suau yang dapa digunakan unuk menghiung suau nilai masa daang, berapa nilainya saa ini, dengan memperhiungkan ingka bunga yang eap pada akhir ahun. Nilai unai bersih (Ne Presen Value) adalah selisih anara presen value pada benefi dan presen value dari biaya, diukur dalam sauan rupiah (Rp) Inernal rae of reurn (IRR) adalah ingka bunga yang menghasilkan NPV sama dengan nol, diukur dalam persen (%) Ne B/C raio adalah suau ingka perbandingan anara jumlah pendapaan bersih dengan jumlah biaya bersih yang diperhiungkan hilangnya saa ini.

33 Gross B/C raio adalah perhiungan yang menunjukkan ingka perbandingan anara jumlah penerimaan koor dengan jumlah biaya koor yang diperhiungkan hilangnya saa ini. Periode kembali modal (pay-back period) adalah jangka waku yang diperlukan unuk mengembalikan modal invesasi, diukur dalam sauan waku (ahun, bulan). Analisis finansial adalah suau perhiungan yang didasarkan pada perbandingan manfaa (benefi) yang akan dierima dengan biaya (cos) yang akan dikeluarkan selama suau usaha dijalankan. Analisis sensivias adalah suau perhiungan yang berujuan unuk meliha kepekaan suau proyek erhadap suau perubahan aau kesalahan dalam perhiungan biaya dan manfaa. B. Baasan Opersional Baasan operasional dalam peneliian ini adalah: a. Suku bunga dalam peneliian ini yang digunakan unuk perhiungan analisis kelayakan finansial usahaani belimbing karangsari yakni suku bunga Kredi Usaha Rakya (KUR) Bank Rakya Indonesia bulan Sepember 204 sebesar,75%. b. Umur ekonomis usaha yang digunakan dalam peneliian ini adalah 0 ahun, berdasarkan umur produkif anaman belimbing. c. Jumlah baang pohon belimbing dalam peneliian ini adalah 500 baang per hekar.

34 d. Perhiungan analisis kelayakan finansial menggunakan discoun facor. Diasumsikan bahwa usahaani belimbing karangsari baru akan berjalan sehingga daa dari ahun sampai 5 yang merupakan daa produksi yang sudah ada dikonversikan pada ahun, maka digunakan discoun facor unuk mengeahui benefi yang diperoleh dari usahaani belimbing karangsari pada masa yang akan daang yakni sampai dengan ahun ke 5. C. Lokasi Peneliian dan Waku Peneliian Peneliian berlokasi di Desa Sukabaki Kecamaan Palas dan Desa Kekiling Kecamaan Penengahan Kabupaen Lampung Selaan. Penenuan lokasi empa peneliian dilakukan dengan sengaja (purposive). Lokasi dipilih karena Desa Sukabaki Kecamaan Palas dan Desa Kekiling Kecamaan Penengahan merupakan sau-saunya daerah yang membudiayakan belimbing karangsari yang sudah berdiri selama 6 ahun. Proses pengambilan daa dari responden menggunakan media kuisioner dengan ujuan agar peranyaan yang diajukan ersrukur dan lengkap. Waku peneliian dilakukan mulai pada bulan Juli sampai bulan Agusus 204. D. Meode Peneliian dan Pengumpulan Daa Meode peneliian yang digunakan adalah meode sudi kasus pada usahaani belimbing karangsari yang erleak di Desa Sukabaki Kecamaan Palas dan Desa Kekiling Kecamaan Penengahan Kabupaen Lampung Selaan. Meode sudi kasus adalah peneliian erhadap suau kasus secara inensif dan mendalam.

35 Daa yang dikumpulkan dalam peneliian ini erdiri dari daa primer dan daa sekunder. Daa primer adalah daa yang didapa secara langsung oleh pengumpul daa dan diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik usahaani belimbing karangsari. Teknik pengumpulan daa primer yang juga dilakukan adalah dengan membua kuisioner (dafar peranyaan) sekaligus melakukan pengamaan (observasi) langsung di lapangan. Daa sekunder adalah daa yang didapa secara idak langsung oleh pengumpul daa yang diperoleh dari lembaga/insansi erkai, laporan-laporan, publikasi, dan pusaka lainnya yang berhubungan dengan peneliian. E. Meode Analisis Daa Analisis yang digunakan adalah analisis kuaniaif dan analisis kualiaif. Meode yang dipakai unuk mengolah daa adalah dengan analisis secara kuaniaif, dengan menggunakan daa keuangan (penerimaan dan pengeluaran usahaani belimbing karangsari). Daa keuangan ersebu digunakan unuk menghiung analisis Ne Presen Value, Inernal Rae of Reurn, Ne B/C Raio, Gross B/C Raio, Payback Period, dan sensiivias yang digunakan pada analisis kelayakan ekonomi. Hasil dari perhiungan ersebu kemudian akan dinyaakan secara deskripif dengan menilai secara objekif beberapa aspek hasil wawancara yang dianggap pening yang dibuuhkan dalam pengembangan usaha. Berbagai meode analisis yang digunakan dalam peneliian dapa diuraikan sebagai beriku :

36. Analisis Kelayakan Finansial a. Analisis Kelayakan Finansial Menuru Kadariah (200), meode-meode analisis yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial adalah : ) Ne Presen Value (NPV) NPV dapa diarikan sebagai selisih anara kas penerimaan dengan arus kas pengeluaran dengan ingka discoun rae erenu. Rumus yang digunakan dalam perhiungan adalah: NPV n B C i n di mana: B = Penerimaan (benefi) pada ahun ke- C = Biaya (cos) pada ahun ke- n = Umur proyek (ahun) i = Discoun rae (%) = ahun Tiga krieria invesasi, yaiu: a) Bila NPV > 0, maka proyek mengunungkan dan dapa dilaksanakan. b) Bila NPV < 0, maka proyek merugikan dan idak layak unuk dilaksanakan. c) Bila NPV = 0, maka proyek idak unung dan idak rugi (break even poin). 2) Inernal Rae of Reurn (IRR) IRR adalah nilai discoun rae yang membua NPV dari suau proyek sama dengan nol.

37 Rumus IRR adalah: IRR i NPV i2 i NPV NPV2 di mana: i = Discoun rae yang menghasilkan NPV posiif i 2 = Discoun rae yang menghasilkan NPV negaif NPV = NPV yang bernilai posiif NPV 2 = NPV yang bernilai negaif Krieria invesasi: a) Bila IRR > ingka suku bunga, maka proyek layak. b) Bila IRR < ingka suku bunga, maka proyek idak layak unuk dilaksanakan. c) Bila IRR = ingka suku bunga, maka proyek dalam posisi break even poin. 3) Ne B/C raio Ne benefi cos raio merupakan perbandingan anara ne benefi yang elah di-discoun posiif (+) dengan ne benefi yang elah didiscoun negaif (-). Rumus yang digunakan adalah: Ne B/C Raio = n n NB ( NB 2 ( ) ) di mana: NB (+) = ne benefi yang elah di-discoun posiif (+) NB 2 (-) = ne benefi yang elah di-discoun negaif (-) = ahun Krieria kelayakan: a) Bila Ne B/C >, maka proyek layak. b) Bila Ne B/C <, maka proyek idak layak unuk dilaksanakan. c) Bila Ne B/C =, maka proyek dalam keadaan break even poin.

38 4) Gross B/C Raio Gross B/C Raio adalah perbandingan anara penerimaan aau manfaa dari suau invesasi dengan biaya yang elah dikeluarkan. Rumus yang digunakan adalah: GrossB / C n 0 n 0 B C i i di mana: Gross B/C= Gross Benefi Cos Raio B = Penerimaan (benefi) pada ahun ke- C = Biaya (cos) pada ahun ke- i = Discoun rae (%) n = Umur proyek (ahun) Krieria kelayakan adalah: a) Bila Gross B/C >, maka proyek layak. b) Bila Gross B/C <, maka proyek idak layak unuk dilaksanakan. c) Bila Gross B/C =, maka proyek dalam posisi break even poin. 5) Payback Period (PP) Menuru Ibrahim (2003) Payback Period (PP) digunakan unuk mengeahui jangka waku pengembalian invesasi proyek. Rumus yang digunakan adalah:

39 PP = K 0 Ab x ahun di mana: Ko = Invesasi awal Ab = Manfaa bersih yang diperoleh dari seiap periode Krieria kelayakan: a) Bila masa pengembalian (PP) lebih pendek dari umur ekonomis proyek, maka proyek mengunungkan dan layak unuk dilaksanakan. b) Bila masa pengembalian (PP) lebih lama dari umur ekonomis proyek, maka proyek idak layak unuk dilaksanakan. 6) Discoun facor (Df). Menuru (Djamin, 993) Discoun facor diujukan unuk menurunkan manfaa yang diperoleh dari usahaani belimbing karangsari pada masa yang akan daang dan arus biaya menjadi nilai pada saa ini. Formulasi aljabar dari discouning facor adalah sebagai beriku : df = ( + i) Proses dalam menghiung presen value dari fuure income dinamakan discouning. Tingka bunga (ineres) yang digunakan unuk discouning ini dinamakan he discoun rae aau discouning facor. 2. Analisis Sensiivias Analisis sensiivias menggunakan meode analisis kuaniaif dan deskripif. Analisis ini menghiung kepekaan analisis ekonomi (NPV, IRR, Ne B/C, Gross B/C Raio dan PP) erhadap perubahan yang erjadi

40 pada harga fakor produksi dan harga hasil produksi sera dampak akhirnya pada kondisi kelayakan ekonomi usahaani belimbing. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis sensiivias pada peneliian usahaani belimbing karangsari di Kabupaen Lampung Selaan ini adalah : a. Tingka suku bunga yang digunakan pada analisa ini berdasarkan raaraa ingka suku bunga pinjaman pada bank umum. Suku bunga yang dijadikan dasar dalam perhiungan analisis kelayakan pada peneliian ini adalah suku bunga Kredi Usaha Rakya (KUR) Bank Rakya Indonesia (BRI) sepember 204 yakni sebesar,75% (Bank Rakya Indonesia, 204). b. Analisis sensiivias apabila erjadi perubahan kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi yang digunakan dalam peneliian ini sebesar 3,99%, didapa dari nilai raa-raa ingka inflasi Bank Indonesia (BI) pada agusus 204 (Bank Indonesia, 204). c. Analisis sensiivias apabila erjadi perubahan penurunan harga jual. Penurunan harga jual yang di gunakan dalam peneliian ini adalah sebesar 0%. d. Analisis sensiivias erjadi bila erjadi perubahan penurunan produksi. Penurunan jumlah produksi sebesar 0%, didapa dari ingka flukuasi produksi belimbing karangsari di daerah peneliian.

4 Analisis sensiivias digunakan unuk meliha pengaruh-pengaruh yang akan erjadi akiba keadaan yang berubah-ubah yang idak sesuai rencana. Perubahan pengaruh ersebu dapa dihiung dengan konsep laju kepekaan. Menuru Giinger (993), rumus yang digunakan unuk mencari laju kepekaan adalah: Laju kepekaan = X Y X Y r r X Y 0 0 x00% x00% di mana: X = NPV/IRR/Ne B/C Raio/PP/Gross B/C Raio seelah erjadi perubahan X 0 = NPV/IRR/Ne B/C Raio/PP/Gross B/C Raio sebelum erjadi perubahan X r = Raa-raa perubahan NPV/IRR/ Ne B/C Raio/PP/Gross B/C Raio Y = Harga jual/biaya produksi/produksi seelah erjadi perubahan Y 0 = Harga jual/biaya produksi/produksi sebelum erjadi perubahan Y r = Raa-raa perubahan harga jual/biaya produksi/produksi Krieria laju kepekaan adalah: (). Jika laju kepekaan >, maka hasil usaha aau proyek peka/sensiif erhadap perubahan. (2). Jika laju kepekaan <, maka hasil usaha aau proyek idak peka/idak sensiif erhadap perubahan.