METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian No. Responden :

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN. Sedep n = 93. Purbasari n = 90. Talun Santosa n = 69. Malabar n = 102. n = 87. Gambar 3 Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. d 2. dimana n : Jumlah sampel Z 2 1-α/2 : derajat kepercayaan (1.96) D : presisi (0.10) P : proporsi ibu balita pada populasi (0.

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

METODOLOGI. n = 2 (σ 2 ) (Zα + Zβ) δ 2

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

METODE. n = Z 2 P (1- P)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

67,3 54,5 43,6 32,7 1,8 0. Kategori umur orangtua contoh. Gambar 3 Sebaran umur orangtua contoh

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian n = (zα² PQ) / d²

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

Gaya Hidup - aktivitas - minat - opini

4 METODE. Desain, Tempat dan Waktu. Teknik Penarikan Contoh

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan

BAB 3 METODE PENELITIAN. epidemiologi yaitu cross sectional (sekat silang) yaitu penelitian yang mengamati

Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh.

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

Lampiran 1 Kuesioner. Nama sheet : Coverld. 1. Tanggal wawancara : MK1. 2. Nama responden : MK2. 3. Nama balita : MK3. 4.

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat dan Waktu Penelitian

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

4 METODE PENELITIAN. Kecamatan Taman Sari. Desa C (intervensi) Masing-masing 1 Posyandu: - 4 kader - 31 ibu balita - 31 balita

Lampiran 1 Tingkat ketahanan pangan di berbagai wilayah di Provinsi Jawa Tengah

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE Desain, Tempat dan Waktu Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar 1 Hubungan pola asuh makan dan kesehatan dengan status gizi anak balita

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

3 KERANGKA PEMIKIRAN

METODOLOGI. 3. Cakupan Imunisasi Lengkap, Departemen Kesehatan RI Badan Pusat Statistik RI (BPS RI)

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

perkembangan kognitif anak. Kerangka pemikiran penelitian secara skematis di sajikan pada Gambar 1.

METODOLOGI PENELITIAN

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

BAB III METODE PENELITIAN

GRAFIK CAKUPAN TEMPAT BEROBAT BILA ANGGOTA KELUARGA SAKIT

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Transkripsi:

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS serta Status Gizi Anak Balita. Penelitian bagian ini merupakan data dasar (baseline) yang menggunakan desain cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Metode yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini dilaksanakan di lima (5) kecamatan yang terkena program WAS di Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamatan Cisaat, Kecamatan Kadudampit, Kecamatan Warung Kiara, Kecamatan Kebon Pedes, dan Kecamatan Cicurug. Salah satu alasan pemilihan lokasi di Sukabumi adalah masalah pada anak usia bawah lima tahun. Berdasarkan data dari sepuluh posyandu prevalensi anak balita gizi buruk di Kabupaten Sukabumi mencapai 12.8%. Data dari delapan posyandu di Kabupaten Sukabumi menunjukkan prevalensi balita pendek 33.3%, dan balita kurus 7.9%. Survey dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2011. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah anak usia balita (berusia 1-5 tahun), dengan kriteria inklusi anak balita yang berdomosili dekat WAS dan memiliki akses terhadap WAS. Responden dalam penelitian ini adalah ibu balita yang terpilih sebagai contoh dalam penelitian. Jumlah populasi adalah 793 balita, dari 14 Posyandu di 14 Warung Anak Sehat. Jumlah minimal contoh dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus: Keterangan: n = jumlah contoh N = jumlah populasi = galat baku jauhnya dari nilai rata-rata (z dipilih 1.96) P = perkiraan proporsi populasi balita (0.5) d = presisi atau ketelitian yang diinginkan

Total jumlah contoh berdasarkan hasil perhitungan adalah 80 orang, dengan ± 10%. Penarikan contoh dilakukan dengan cara stratified random sampling dari data balita seluruh Posyandu. Populasi dibagi berdasarkan posyandu, kemudian ditarik secara random dari masing-masing Posyandu. Besarnya contoh untuk masing-masing Posyandu proporsional dengan besar kecilnya jumlah balita pada tiap Posyandu yang berada disekitar WAS. Untuk menentukan jumlah balita yang akan diambil dari setiap Posyandu digunakan rumus : Keterangan : mi Ni N n = Ukuran contoh pada posyandu ke- i = Banyaknya balita di posyandu ke- i = Ukuran populasi = Ukuran contoh Jumlah contoh yang akan diambil dari setiap Posyandu berdasarkan perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Penarikan contoh penelitian Kecamatan IWAS Jumlah Balita Mi Cisaat Yuyu 31 3 Wiwi 37 4 Ade 63 6 Nani 58 6 Kadudampit Aidah 53 5 Cicurug Ipah 124 13 Warung kiara Enah 44 4 Eni 33 3 Yeni 35 4 Kebon Pedes Aisyah 85 9 Heni 43 4 A'i Mamlukah 59 6 Yayat 63 6 Enung 65 7 Total Balita 793 80 Berdasarkan jumlah contoh yang telah ditentukan, terdapat satu contoh yang memiliki data tidak lengkap, sehingga contoh yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini menjadi 79 anak balita.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilaksanakan melalui wawancara menggunakan kuesioner dan observasi langsung. Pengambilan data dilakukan oleh tim yang terdiri dari empat orang mahasiswa tingkat akhir, Mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Data primer yang dikumpulkan meliputi karakteristik anak balita dan keluarganya, pengetahuan gizi dan kesehatan dari ibu yang memiliki anak balita, perilaku hidup bersih dan sehat, ketersediaan sarana fisik, pola asuh makan dan kesehatan, status gizi, dan status kesehatan anak balita. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu yang diukur terkait pemberian makanan yang tepat untuk anak, bahan makanan yang bergizi, cara penyimpanan bahan makanan, fungsi makanan, dan kebiasaan hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat yang diukur adalah higiene perorangan, persalinan dibantu tenaga kesehatan, gizi keluarga, imunisasi, kebiasaan merokok, penimbangan anak balita, olahraga, makan makanan beragam, serta kebersihan lingkungan yang meliputi ketersediaan jamban, tempat sampah, air bersih, Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL), ventilasi, dan lantai rumah. Untuk pola asuh yang diteliti adalah pola asuh makan dan pola asuh kesehatan yang diberikan oleh ibu anak balita. Pola asuh makan meliputi riwayat pemberian ASI, cara memperkenalkan makanan kepada anak balita, dan cara ibu dalam membentuk situasi makan anak. Selanjutnya pola asuh kesehatan meliputi kebiasaan ibu dalam mengajarkan hidup sehat kepada anak balita. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data anak balita dari Posyandu, Kartu Menuju Sehat (KMS), dan profil lokasi penelitian. Data berat badan dan tinggi badan diperoleh dari hasil penimbangan yang dilakukan oleh kader posyandu yang telah ditulis dalam KMS anak balita. Namun, bagi anak balita yang tidak memiliki data tinggi badan, maka dilakukan pengukuran tinggi badan oleh tim yang melakukan pengambilan data di lapang. Data berat badan, tinggi badan, dan umur diolah menggunakan baku WHO dan dihitung berdasarkan Z-skor sehingga diperoleh data status gizi anak balita. Selengkapnya jenis dan cara pengumpulan data primer dan sekunder disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data No Variable Data yang dikumpulkan Cara pengumpulan 1 Karakteristik keluarga anak balita - Umur orang tua - Besar keluarga - Pendidikan - Pekerjaan menggunakan kuesioner - Penghasilan 2 Karakteristik - Jenis kelamin anak balita - Umur - BB dan TB 3 Pengetahuan - makanan yang tepat untuk gizi dan anak kesehatan dari - bahan makanan yang bergizi ibu yang - cara penyimpanan bahan memiliki anak makanan balita - fungsi makanan - kebiasaan hidup sehat. 4 Perilaku hidup - persalinan dibantu tenaga bersih dan sehat kesehatan - kebiasaan merokok - imunisasi - penimbangan rutin anak balita - gizi keluarga (sarapan) - menjadi anggota dana sehat - cuci tangan pakai sabun - kebiasaan gosok gigi - olahraga rutin - makan sayur dan buah setiap hari - ketersediaan sarana fisik yang menunjang PHBS 5 Pola asuh - pemberian ASI makan dan - cara memperkenalkan kesehatan yang makanan kepada anak balita diberikan ibu - cara ibu dalam membentuk anak balita situasi makan anak balita - kebiasaan makan yang diajarkan ibu kepada anak 6 Status - kejadian sakit kesehatan anak - lama dan frekuensi sakit balita - jenis penyakit yang dialami 7 Status gizi anak - berat badan menurut umur balita - tinggi badan menurut umur - berat badan menurut tinggi badan 8 Profil lokasi Sekunder Data BPS Wawancara dan pengukuran menggunakan kuesioner menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung kuesioner dan pengamatan langsung kuesioner Pengukuran berdasarkan BB, TB, U, KMS, data Posyandu

Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan diolah dengan bantuan program software Microsoft Excell 2007 dan SPSS 17.0 for Windows. Pengolahan data meliputi beberapa tahap diantaranya pengeditan, pengkodean, pengentrian, dan analisis. Analisis data yang digunakan adlah analissi deskriptif dan inferensia (Pearson Correlation dan Regresi Linear Berganda). Umur orang tua. Data umur orang tua yang diperoleh dikelompokkan menjadi remaja <20 tahun, dewasa awal 20-40 tahun, dewasa tengah 41-65 tahun, dan dewasa akhir >65 tahun (Papalia & Olds 2001). Besar keluarga. Berdasarkan jumlah anggota rumah tangga, besar rumah tangga dikelompokkan menjadi tiga yaitu keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-7 orang), dan keluarga besar ( 8 orang) (BKKBN 2005). Pendidikan orang tua. Data pendidikan orang tua dibagi menjadi tujuh kategori yakni tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana. Pekerjaan orang tua. Pekerjaan orang tua dikelompokkan menjadi tujuh, yakni tidak bekerja, petani, PNS, pegawai swasta, buruh pabrik, wiraswasta dan sopir atau ojeg. Pendapatan perkapita. Total Pendapatan keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Berdasarkan rata-rata pendapatan (Walpole 1990), maka pendapatan per kapita dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah (<Rp.151.440,0), sedang (Rp.151.440,0 Rp.447.857,7), dan tinggi (>Rp.447.857,7). Berdasarkan Garis Kemiskinan Propinsi Jawa Barat (2010) penghasilan perkapita keluarga balita dibagi menjadi dua kategori yaitu miskin jika pendapatan perkapita per bulannya <Rp.201.138,0 dan tidak miskin jika pendapatan perkapita per bulannya Rp.201.138,0. Karakteristik anak balita. Data karakteristik anak balita meliputi data umur dan jenis kelamin. Umur diklasifikasikan menjadi empat kategori yaitu 12-23 bulan, 24-35 bulan, 36-47 bulan, dan 48-60 bulan (Depkes 2008). Data jenis kelamin balita terdiri jadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu yang memiliki anak balita diukur dengan 16 pertanyaan tertutup yang terdiri dari aspek pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan; makanan untuk bayi; higiene dan sanitasi makanan; sumber, jenis dan fungsi zat gizi serta akibat kekurangan zat

gizi tertentu; perilaku hidup bersih dan sehat. Setiap pertanyaan akan dinilai 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Sehingga nilai maksimum yang diperoleh adalah 16, sedangkan nilai minimum adalah 0. Nilai minimum hasil pengukuran pengetahuan gizi adalah 7 dan nilai maksimum 16. Penilaian pengetahuan gizi ibu balita dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan interval kelas. Pengetahuan gizi ibu dikatakan rendah jika skor 7-10, sedang jika skor 11-14, dan baik jika skor 15. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). PHBS didapatkan dengan penilaian hasil kuesioner dan pengamatan terhadap sarana fisik. Pertanyaan kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan yang ditujukan kepada responden. Kuesioner perilaku PHBS menggunakan jenis pertanyaan tertutup, dengan nilai 1 untuk jawaban ya, dan 0 untuk jawaban tidak. Untuk sarana fisik, diberi nilai 1 jika sarananya tersedia dan nilai 0 jika tidak tersedia. Nilai minimum pengukuran PHBS adalah 4 dan maksimum 15. Kategori PHBS ditentukan dengan interval kelas. Total nilai berkisar antara 0-16, dikategorikan menjadi kategori rendah jika skor yang diperoleh berkisar antara 4-8, kategori sedang jika skor yang diperoleh berkisar antara 9-13, dan kategori baik jika skor yang diperoleh berkisar antara 14. Sarana fisik. Sarana fisik yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah sarana fisik yang terkait dengan PHBS yaitu, ada atau tidaknya ventilasi di rumah balita, jamban sehat (WC), sarana pembuangan air limbah (SPAL), ketersediaan tempat sampah di rumah balita, sumber air bersih yang digunakan untuk seharihari, dan bahan dari lantai rumah balita. Jika sarana fisik tersedia maka diberi nilai 1, jika tidak tersedia diberi nilai 0. Kemudian total nilai dibandingkan dengan dengan total sarana fisik yaitu 6. Nilai yang paling bagus adalah 1.0 dan paling rendah 0.0 (Effendi et al. Nilai yang sudah diketahui dibagi menjadi tiga kategori dengan interval kelas, sarana fisik baik jika nilainya 0.8-1.0, sedang jika nilainya 0.4-0.7, dan kurang jika nilainya 0-0.3. Pola asuh makan. Data pola asuh disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan modifikasi dari Pramuditya (2010). Pola asuh makan yang diberikan ibu kepada anak balita diukur dengan menggunakan 11 pertanyaan tertutup yang meliputi aspek kebiasaan ibu dalam mengajarkan hidup sehat kepada anak. Setiap pertanyaan akan dinilai 2 untuk jawaban ya/ sering, dinilai 1 untuk jawaban kadang dan nilai 0 untuk jawaban tidak/ hampir tidak pernah. Total nilai minimum adalah 0 dan total nilai maksimum 22. Nilai minimum

pengukuran pola asuh makan adalah 8 dan maksimum 22. Penilaian terhadap pola asuh makan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan interval kelas. Pola asuh makan dikatakan baik jika skor 20, sedang jika skor 14-19, dan rendah jika skor 8-13. Pola asuh kesehatan. Data pola asuh disajikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan modifikasi dari Pramuditya (2010). Pola asuh kesehatan yang diberikan ibu kepada anak balita diukur dengan 15 pertanyaan mengenai riwayat pemberian ASI, cara memperkenalkan makanan kepada anak balita dan cara ibu dalam membentuk situasi makan anak. Setiap pertanyaan akan dinilai 2 untuk jawaban ya/ sering, dinilai 1 untuk jawaban kadang dan nilai 0 untuk jawaban tidak/ hampir tidak pernah. Total nilai minimum adalah 0 dan total nilai maksimum 30. Nilai minimum pengukuran pola asuh kesehatan adalah 14 dan maksimum 30. Penilaian terhadap pola asuh kesehatan dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan interval kelas. Pola asuh kesehatan dikatakan baik jika skor 26, sedang jika skor 20-25, dan rendah jika skor 14-19. Status kesehatan. Status kesehatan yang diteliti meliputi kejadian pernah atau tidak pernah sakit, jenis penyakit, dan skor status kesehatan. Skor status kesehatan diperoleh dengan mengalikan lama hari sakit dengan frekuensi sakit untuk setiap jenis penyakit. Skor kesehatan dikatakan tinggi apabila 0-4, sedang 5-9, dan rendah 10-14. Status gizi. Status gizi dilihat berdasarkan data BB, TB dan umur dari anak balita. Penilaian status gizi anak balita menggunakan baku WHO dan dihitung berdasarkan skor simpangan baku (Z-skor). Berikut ini disajikan Tabel pengkategorian variabel penelitian meliputi kategori pengukuran, kriteria dari variabel, dan sumber acuan yang digunakan.

Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian No. Variabel Kategori pengukuran Kriteria Sumber acuan 1. Umur orang 1. Remaja <20 Papalia & Olds tua (tahun) 2. Dewasa muda 20-40 (2001) 3. Dewasa tengah 42-65 4. Dewasa akhir >65 2. Pendidikan 1. Tidak sekolah 0 orang tua 2. Tidak tamat SD 1-<6 (tahun) 3. Tamat SD 6 4. SMP 9 5. SMA 12 6. Diploma 15 7. Sarjana 16 3. Pendapatan 1. Miskin <Rp.201.138,0 BPS (2011) perkapita 2. Tidak miskin Rp.201.138,0 4. Besar 1. Keluarga kecil 4 BKKBN (2005) keluarga 2. Keluarga sedang 5-7 (orang) 3. Keluarga besar 8 5. Pengetahuan 1. Baik (15-18) 15 Interval kelas gizi dan 2. Sedang 11-14 kesehatan 3. Rendah 7-10 6. Perilaku 1. Baik 14 Interval kelas hidup bersih 2. Sedang 9-13 dan sehat 3. Rendah 4-8 7. Sarana fisik 1. Baik 0.8-1.0 Interval kelas 2. Sedang 0.4-0.7 3. Rendah 0.0-0.3 8. Pola asuh 1. Baik 20 Interval kelas makan 2. Sedang 14-19 3. Rendah 8-13 9. Pola asuh 1. Baik 26 Interval kelas kesehatan 2. Sedang 20-25 3. Rendah 14-19 10. Skor status 1. Tinggi 0-4 Interval kelas kesehatan 2. Sedang 5-9 3. Rendah 10-14 11. Status gizi 1. Kurang <-2 SD BB/U (z-skor) 2. Normal -2 SD Z-skor +2 SD 3. Lebih >+2 SD 12. Status gizi 1. Pendek <-2 SD TB/U (z-skor) 2. Normal -2 SD Z-skor +2 SD Depkes (2008) 13. Status gizi BB/TB (zskor) 3. Tinggi >+2 SD 1. Kurus <-2 SD 2. Normal -2 SD Z-skor +2 SD 3. Lebih >+2 SD

Definisi Operasional Contoh adalah anak balita berusia 1 tahun sampai 5 tahun yang berdomisili di sekitar Warung Anak Sehat dan memiliki akses ke Warung Anak Sehat. IWAS adalah ibu yang mengelola Warung Anak Sehat. Pengetahuan gizi dan kesehatan ibu adalah pengetahuan ibu yang memiliki anak balita mengenai makanan yang tepat untuk anak, bahan makanan yang bergizi, cara penyimpanan bahan makanan, fungsi makanan, dan kebiasaan hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah praktik perilaku hidup bersih yang diterapkan ibu kepada anak yang meliputi higiene perorangan, persalinan, gizi keluarga, imunisasi, kebiasaan merokok, penimbangan balita, olahraga, makan makanan beragam, serta kebersihan lingkungan yang meliputi ketersediaan jamban, tempat sampah, air bersih, SPAL, ventilasi, dan lantai rumah. Pola asuh makan adalah praktik-praktik pengasuhan makan yang diterapkan ibu kepada anaknya yang meliputi riwayat pemberian ASI, cara memperkenalkan makanan kepada anak balita, dan cara ibu dalam membentuk situasi makan anak. Pola asuh kesehatan adalah praktik-praktik pengasuhan kesehatan yang diterapkan oleh ibu kepada anak meliputi kebiasaan ibu dalam mengajarkan hidup sehat kepada anak balita. Status gizi anak balita adalah keadaan tubuh anak balita yang ditentukan berdasarkan berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dengan menggunakan baku WHO. Status kesehatan adalah keadaan kesehatan anak balita yang dilihat dari tingkat kesakitan yang dialami anak selama dua minggu terakhir, jenis penyakitnya, frekuensi dan ulangan penyakit yang terjadi dua minggu terakhir sebelum pengambilan data. Warung Anak Sehat adalah warung yang menyediakan jajanan sehat dan memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi gratis kepada masyarakat.