BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

VII. FORMULASI STRATEGI

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

VII. FORMULASI STRATEGI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

IX. FORMULASI STRATEGI. pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

III. METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER

RINGKASAN EKSEKUTIF TESIS

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

IV. METODOLOGI PENELITIAN

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

Transkripsi:

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha Tyas Orchid di Kota Bogor. Adapun faktor-faktor strategi internal yang menjadi kekuatan bagi Tyas Orchid adalah sebagai berikut : Tabel 17. Hasil Analisis Lingkungan Internal Tyas Orchid, Bogor, Jawa Barat Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Manajemen Pemasaran 1. Komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan 2. Memiliki beberapa diversifikasi produk sehingga dapat memperkecil resiko usaha 3. Pelayanan yang baik 1. Kurangnya tenaga kerja khususnya dibidang pemasaran 2. Promosi yang dilakukan masih terbatas kepada konsumen Keuangan 3. Modal yang digunakan merupakan modal sendiri 4. Belum memiliki legalitas badan hukum Produksi/Operasi 4. Produk yang dihasilkan merupakan produk berkualitas Sumberdaya Manusia Litbang 5. Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman di bidang tanaman hias 5. Tidak memiliki laboratorium sehingga perusahaan tidak dapat melakukan perbanyakan tanaman hias memalui teknik kultur jaringan Kekuatan Kekuatan yang dapat diidentifikasi dari Tyas Orchid adalah sebagai berikut : 1) Komunikasi antara pemilik dan karyawan terjalin baik Suasana kerja dalam Tyas Orchid lebih cenderung ke arah kekeluargaan sehingga komunikasi yang terjadi antara pemilik dan karyawan tidak bersifat

kaku. Kondisi ini dapat membuat para tenaga kerja merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya yang pada nantinya dapat menciptakan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. 2) Memiliki beberapa unit bisnis sehingga dapat memperkecil resiko usaha Tyas Orchid memiliki beberapa unit bisnis yaitu penjualan tanaman hias dan rangkaian bunga, jasa penyewaan tanaman hias dalam pot dan penyewaan rangkaian bunga, dan saat ini Tyas Orchid sedang mencoba memasuki bisnis wedding decoration. Hal ini dilakukan oleh Tyas Orchid untuk memperkecil resiko usaha. 3) Pelayanan yang baik kepada konsumen Perusahaan selalu memaksimalkan pelayanannya kepada konsumen. Sebagai contoh jika Tyas Orchid melakukan pengiriman rangkaian bunga kepada pelanggan untuk kepentingan meeting maka Tyas Orchid selalu menyediakan bunga potong cadangan untuk berjaga-jaga jika ada rangkaian bunga yang rusak. Selain itu Tyas Orchid juga menerima pesanan baik dalam skala kecil maupun skala besar kecuali untuk pesanan luar daerah Bogor Tyas Orchid menetapkan jumlah minimal pemesanan. 4) Produk yang dihasilkan merupakan produk berkualitas Perusahaan sangat menjaga kualitas produknya karena dengan produk yang berkualitas, Tyas Orchid dapat memberikan yang terbaik kepada seluruh konsumennya. Keuntungan bukan satu-satunya tujuan utama perusahaan melainkan kepuasan konsumen dengan mendapatkan produk-produk berkualitas yang dihasilkan Tyas Orchid. 5) Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman di bidang tanaman hias Tenaga kerja tetap yang dimiliki Tyas Orchid merupakan tenaga kerja yang memiliki banyak pengalaman di bidang tanaman hias. Bapak Warmat yang bertanggungjawab dengan kegiatan yang ada dikebun pernah bekerja disalah satu perusahaan budidaya anggrek terkenal yang ada di Parung selama kurang lebih dari 10 tahun. 77

Kelemahan Faktor-faktor strategi internal yang menjadi kelemahan Tyas Orchid adalah sebagai berikut : 1) Kurangnya tenaga kerja dibidang pemasaran Saat ini Tyas Orchid hanya memiliki tiga orang karyawan tetap dan satu karyawan lepas. Untuk bidang pemasaran pemilik Tyas Orchid yang langsung melakukannya, oleh karena itu kegiatan pemasaran yang dilakukan masih terbatas. Mengingat pemilik memiliki kegiatan lain seperti melakukan kegiatan sebagai ibu rumah tangga. 2) Tidak memiliki legalitas badan hukum Menurut hasil wawancara, pemilik mengalami kesulitan untuk membuat badan hukum bagi perusahaannya. Selain itu untuk membuat badan hukum tersebut dibutuhkan waktu yang sedikit lama sehingga pemilik hingga saat ini belum mengajukan untuk membuat badan hukum. Hal ini nantinya dapat mengakibatkankan perusahaan menghadapi hambatan-hambatan usaha seperti pengajuan peminjaman dana ke lembaga keuangan. 3) Promosi yang dilakukan masih terbatas Saat ini Tyas Orchid melakukan kegiatan promosi melalui brosur, proposal bisnis dan mengikuti pameran-pameran tanaman hias baik yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta namun untuk promosi yang dilakukan kebanyakan masih mempromosikan unit bisnis tanaman hias. Sedangkan untuk bisnis lain belum dilakukan promosi melalui brosur dan media cetak lainnya. 4) Modal yang digunakan merupakan modal sendiri Keterbatasa modal merupakan masalah yang sering dihadapi oleh suatu usaha yang bergerak pada skala kecil maupun menengah. Kondisi ini juga terjadi pada Tyas Orchid dimana keterbatasan modal ini menghambat pihak Tyas Orchid untuk memperluas tempat produksi dan memperbaiki sarana produksi. 5) Tidak memiliki laboratorium sehingga perusahaan tidak dapat melakukan perbanyakan tanaman hias memalui teknik kultur jaringan Tyas Orchid memiliki tenaga kerja yang dapat memperbanyak tanaman hias terutama anggrek dengan menggunkan teknik kultur jaringan, kegiatan tersebut harus dilakukan di dalam ruangan yang khusus dan streril seperti laboratorium. Namun hingga saat ini Tyas Orchid belum memiliki laboratorium. 78

7.2. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi eksternal yang berupa kekuatan dan kelemahan usaha Tyas Orchid di Kota Bogor. Adapun faktor-faktor strategi eksternal yang menjadi kekuatan bagi Tyas Orchid adalah sebagai berikut : Tabel 18. Hasil Analisis Lingkungan Eksternal Tyas Orchid, Bogor, Jawa Barat Faktor Eksternal Peluang Ancaman Lingkungan Makro Politik Ekonomi 1. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 mengenai penerbitan SIUP dengan PTSP 2. Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang semakin membaik 3. Dukungan pemerintah terhadap pembiayaan usaha kecil menengah melalui lembaga keuangan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Teknologi Lingkungan Mikro Ancaman pendatang baru Produk Pengganti (subsitusi) Kekuatan Tawar- Menawar Pembeli Persaingan antar perusahaan sejenis 4. Adanya perkembangan teknologi dalam memperbanyakan tanaman hias 5. Pemanfaatan perkembangan teknologi komunikasi yang telah ada misalnya website 6. Fungsi produk tanaman hias tidak dapat digantikan 1. Peraturan pemerintah yang menyebabkan harga bibit dan benih tanaman hias impor menjadi murah 2. Perubahan cuaca yang sangat cepat 3. Tren pasar tanaman hias yang cepat berubah dan sulit untuk diperkirakan 4. Hambatan masuk ke dalam bisnis tanaman hias kecil 5. Pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan diantara perusahaan tanaman hias yang ada 6. Terdapat 11 perusahaan yang merupakan pesaing dari Tyas Orchid 79

Peluang Kekuatan yang menjadi peluang bagi Tyas Orchid adalah sebagai berikut : 1) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 mengenai penerbitan SIUP dengan PTSP Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2007 Pasal 8 ayat 3 yang menyatakan bahwa penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan dilakukan dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). PTSP dibentuk oleh pemerintah guna menghindari pungutan-pungutan liar yang tidak resmi. Dengan adanya PTSP ini diharapkan pengurusan SIUP dapat lebih mudah. 2) Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang semakin membaik Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang semakin membaik maka diharapkan mampu mendukung kelancaran dan perkembangan berbagai kelompok usaha yang beroperasi di Kota Bogor. oleh karena itu, kondisi ini merupakan peluang yang sangat besar abgi Tyas Orchid untuk mengembangkan usahanya. 3) Dukungan pemerintah terhadap pembiayaan usaha kecil menengah melalui lembaga keuangan Untuk mengatasi masalah permodalan bagi pelaku usaha telah dilakukan beberapa upaya oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang berkerjasama dengan lembaga keuangan, diantaranya skim kredit yang ditawarkan oleh BRI (Bank Rakyat Indonesia) melalui program KUR (Kredit Usaha Rakyat). 4) Adanya perkembangan teknologi dalam memperbanyakan tanaman hias Perkembangan teknologi perbanyakan dan peningkatan kualitas tanaman hias. Salah satu contaoh perkembangan teknologi perbanyakan dan peningkatan kualitas tanaman hias adalah perbanyakan tanaman hias dengan teknik kultur jaringan yaitu bibit dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar dan cepat, bibit unggul, cepat berbunga serta tahan lama dan penyakit, seragam atau sama dengan induknya, efisiensi tempat dan waktu, tidak tergantung musim, dapat diperbanyak secara kontinyu untuk skala besar biaya lebih murah. 5) Pemanfaatan perkembangan teknologi komunikasi yang telah ada misalnya website 80

Perkembangan teknologi komunikasi seperti internet akan memberikan kemudahan bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan promosi serta dapat menghemat biaya. Pemasaran pada masa sekarang tidak hanya dengan pengembangan produk, peningkatan kualitas, penetapan harga terjangkau atau penyaluran produk yang tepat, tetapi produsen harus dapat menyebarkan informasi produk kepada konsumen. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan promosi dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang tersedia. 6) Fungsi produk tanaman hias tidak dapat digantikan Tanaman hias memiliki fungsi sebagai estetika dan dapat membersihkan udara lingkungan dari polusi secara alami. Fungsi tanaman hias tersebut saat ini lebih berkembang lagi seperti sebagai media untuk menyampaikan rasa belasungkawa, ucapan selamat, penghargaan dan juga digunakan di banyak acara keagamaan dan acara adat lainnya. Fungsi tanaman hias yang telah berkembang tersebut tidak dapat digantikan dengan barang apapun Ancaman Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi Tyas Orchid adalah sebagai berikut : 1) Peraturan pemerintah yang menyebabkan harga bibit dan benih tanaman hias impor menjadi murah Adanya penghapusan PPN atas impor tanaman hias mengakibatkan membanjirnya produk-produk impor di pasar Indonesia sehingga harga pasar menjadi jatuh. 2) Perubahan cuaca yang sangat cepat Perubahan faktor lingkungan yang kurang stabil akibat perubahan cuaca yang berlangsung cepat seperti perubahan suhu, kelembapan dan intensitas cahaya mempengaruhi kualitas tanaman. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. 3) Tren pasar tanaman hias yang cepat berubah dan sulit untuk diperkirakan Ancaman lain yang harus diantisipasi pihak perusahaan adalah tren pasar yang mengalami perubahan pasar sangat cepat. Tren tanaman hias adalah sesuatu yang sangat sulit untuk diperkirakan. Tren tanaman pada tahun 2004 yaitu aglonema tergeser oleh tren tanaman anthurium pada tahun 2006. Keberadaan jenis tanaman baru yang mulai menjadi tren akan berdampak pada penjualan 81

tanaman hias yang menjadi trend sebelumnya juga akan menurunkan penjualan tanaman hias lainnya 4) Hambatan masuk ke dalam bisnis tanaman hias kecil Hambatan masuk ke dalam bisnis tanaman hias yang kecil mengakibatkan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendirikan bisnis tanaman hias. Kondisi ini tentunya dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang telah ada termasuk Tyas Orchid karena adanya perebutan pangsa pasar atau sumber daya produksi. 5) Pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan diantara perusahaan tanaman hias yang ada Secara umum, pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan dalam membeli produk tanaman hias sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatkannya jumlah perusahaan tanaman hias menawarkan produk yang semakin bervariasi dan semakin banyak jenisnya termasuk dari segi mutu produk dan harga jual produk. Oleh karena itu, kondisi ini dapat menjadi ancaman bagi Tyas Orchid. 6) Terdapat 11 perusahaan yang merupakan pesaing dari Tyas Orchid Di daerah kota Bogor terdapat 11 perusahaan yang bergerak dibidang tanaman hias yang merupakan pesaing dari Tyas Orchid dengan skala usaha yang berbeda-beda yaitu mulai dari para hobies hingga perusahaan yang berskala besar. 7.3. Analisis Matriks IFE Setelah diperoleh faktor-faktor strategi internal usaha tanaman hias Tyas Orchid yang meliputi kekuatan dan kelemahan, dilakukan juga pemberian kuisioner kepada empat responden yaitu direktur sekaligus pemilik perusahaan yaitu Bapak Ir. Cecep Badrudin beserta istri Ir. Dasmilia Virgarini yang menangani bagian pemasaran, keuangan dan operasional, kepala bagian holtikultura dari dinas pertanian kota Bogor dan staff yang menangani bidang tanaman hias dari Dinas Pertanian Kota Bogor. Pengisian kuisioner ini tidak hanya melibatkan pihak internal perusahaan tetapi juga melibatkan pihak eksternal diluar perusahaan, sehingga hasil pengisian kuisoner lebih bersifat objektif. 82

Kuisioner diisi oleh mesing-masing responden untuk pembobotan dengan menggunakan paired comparsion matrix. Selanjutnya dilakukan peringkatan untuk masing-masing variabel kekuatan dan kelemahan. Adapun pembobotan dan peringkatan pada variabel kekuatan dan kelemahan untuk masing-masing responden dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkatan untuk masing-masing responden, dilanjutkan dengan pencarian nilai rata-rata hasil pembobotan dan peringkatan dari seluruh responden, dengan cara membagi hasil penjumlahan seluruh nilai pembobotan atau peringkat dari seluruh responden untuk masing-masing variabel kekuatan dan kelemahan dengan jumlah responden. Adapun nilai rata-rata hasil pembobotan dan peringkat untuk untuk variabel kekuatan dan kelemahan pada usaha tanaman hias Tyas Orchid dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5. Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat rata-rata dari tiap variabel, dapat diketahui bobot skor ratarata dari tiap variabel. Nilai ini merupakan perkalian antara bobot rata-rata dengan peringkat rata-rata. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks IFE pada Tyas Orchid (Tabel 19). Tabel 19. Analisis Matriks IFE pada Tyas Orchid Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot Skor Rata-rata Rata-rata Rata-rata KEKUATAN Komunikasi antara pemilik dan karyawan terjalin baik 0,115 4,00 0,461 Memiliki beberapa diversifikasi produk sehingga dapat memperkecil resiko usaha 0,096 4,00 0,386 Pelayanan yang baik kepada semua konsumen 0,088 3,50 0,309 Perusahaan selalu mengutamakan dan menjaga kualitas produk 0,094 3,50 0,329 Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman di bidang tanaman hias 0,096 3,00 0,289 1,774 KELEMAHAN Tidak memiliki legalitas badan hukum 0,096 1,50 0,145 Kurangnya tenaga kerja di bidang pemasaran 0,107 1,00 0,107 Promosi yang dilakukan masih terbatas 0,099 1,50 0,149 Modal yang digunakan merupakan modal sendiri 0,115 2,00 0,231 Tidak memiliki laboratorium (Litbang) 0,091 2,00 0,182 0,814 Total 1,000 2,588 Pada Tabel 19 berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE terlihat bahwa komunikasi antara pemilik dan karyawan terjalin baik merupakan kekuatan utama perusahaan dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,461. Tingginya bobot skor rata- 83

rata yang terdapat pada variabel tersebut karena pemilik memperhatikan karyawannya dan memberikan motivasi kepada karyawannya agar giat bekerja. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama dari perusahaan yaitu kurangnya tenaga kerja dibidang pemasaran dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,117. Dengan kelemahan Tyas Orchid yang tidak memiliki tenaga kerja di bidang pemasaran membuat pemilik kewalahan dalam menjalankan kegiatan pemasaran seperti menawarkan produk-produk ke perusahaan-perusahaan dan membuat kegiatan promosi lainnya. Tyas orchid memiliki beberapa diversifikasi produk tanaman hiasnya. Hal ini dilakukan oleh pemilik untuk mengatasi masa-masa penurunan penjualan untuk produk tanaman hias Anggrek maupun yang lainnya dan agar perusahaan masih dapat terus berjalan. Dari matriks IFE Tyas Orchid dapat dilihat bahwa memiliki beberapa diversifikasi produk sehingga dapat memperkecil resiko usaha merupakan bobot skor rata-rata kedua tertinggi setelah komunikasi antara pemilik dan karyawan terjalin baik yaitu sebesar 0,386. Selain komunikasi antara pemilik dan karyawan terjalin baik, perusahaan juga harus memperhatikan dan menjaga kualitas produk agar para konsumen dapat menjadi loyal terhadap perusahaan karena hal ini merupakan kekuatan ketiga tertinggi perusahaan Tyas Orchid dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,329. 7.4. Analisis Matriks EFE Setelah diperoleh faktor-faktor strategis eksternal pada Tyas Orchid yang meliputi pelaung ancaman, dilanjutkan pengisisan kuisioner kepada ke empat responden seperti halnya pengisian kuisioner untuk lingkungan internal perusahaan. Untuk pemberian bobot pada variabel peluang dan ancaman juga menggunakan paired comparison matrix. Selanjutnya dilakukan peringkatan untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman. Adapun pembobotan dan peringkatan pada variabel peluang dan ancaman untuk masing-masing responden dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7. Setelah diperoleh hasil pembobotan dan peringkatan untuk masing-masing responden, dilanjutkan dengan pencarian nilai rata-rata hasil pembobotan dan peringkatan dari seluruh responden dengan cara membagi hasil penjumlahan seluruh nilai pembobotan atau peringkat dari seluruh 84

responden untuk masing-masing variabel peluang dan ancaman dengan jumlah responden. Adapun nilai rata-rata hasil pembobotan dan peringkat untuk variabel peluang dan ancaman pada Tyas Orchid dapat dilihat di Lampiran 8 dan 9. Setelah diperoleh nilai bobot dan peringkat rata-rata dari tiap variabel dapat diketahui bobot skor rata-rata dari tiap variabel. Nilai ini merupakan perkalian antara bobot rata-rata dengan peringkat rata-rata. Berikut ini merupakan hasil analisis matriks EFE pada Tyas Orchid (Tabel 20). Tabel 20. Analisis Matriks EFE pada Tyas Orchid Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot Skor Rata-rata Rata-rata Rata-rata PELUANG Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 mengenai penerbitan SIUP dengan PTSP 0,083 3,25 0,271 Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang semakin membaik 0,088 3,25 0,287 Dukungan pemerintah terhadap pembiayaan usaha kecil menengah melalui lembaga keuangan 0,081 2,50 0,203 Adanya perkembangan teknologi dalam memperbanyak tanaman hias 0,090 2,75 0,247 Pemanfaatan perkembangan teknologi komunikasi yang telah ada misalnya website 0,089 2,75 0,245 Fungsi produk tanaman hias tidak dapat digantikan 0,084 2,50 0,211 1,465 ANCAMAN Peraturan pemerintah yang menyebabkan harga bibit, benih tanaman hias impor menjadi murah 0,080 3,00 0,239 Perubahan cuaca yang sangat cepat 0,077 2,00 0,154 Tren pasar tanaman hias yang cepat berubah dan sulit untuk diperkirakan 0,086 2,50 0,215 Hambatan masuk ke dalam bisnis tanaman hias kecil 0,077 3,00 0,231 Pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan diantara perusahaan tanaman hias yg ada 0,082 3,50 0,286 Terdapat 11 perusahaan yang merupakan pesaing dari Tyas Orchid 0,082 3,00 0,247 1,371 Total 1,000 2,836 Pada Tabel 20 terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bogor yang semakin membaik merupakan bobot skor rata-rata tertinggi yaitu sebesar 0,247. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan membaiknya perekonomian Kota Bogor merupakan peluang utama yang harus dimanfaatkan oleh perusahaan. Sedangkan ancaman utama yang harus perusahaan waspadai yaitu pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan diantara perusahaan tanaman hias yang ada dengan bobot skor rata-rata sebesar 0,286. 7.5. Analisis Matriks IE Setelah diperoleh total bobot skor rata-rata dari matriks IFE (2,588) maupun EFE (2,836) kemudian hasil tersebut dapat digunakan untuk mengetahui 85

posisi perusahaan melalui matriks IE. Berikut ini merupakan hasil matriks IE pada Tyas Orchid (Gambar 6). SKOR BOBOT TOTAL IFE Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99 SKOR BOBOT TOTAL EFE Tinggi 3,0-4,0 3,0 Menengah 2,0-2,99 2,0 Rendah 1,0-1,99 1,0 (I) (II) (III) (IV) (V) (VI) Tyas Orchid (VII) (VIII) (IX) Gambar 6. Analisis Matriks IE Usaha Tanaman Hias Tyas Orchid Gambar 6 menunjukkan bahwa posisi Tyas Orchid berada pada kuadran V yaitu memiliki kemampuan internal yang sedang dan eksternal yang sedang. Perusahaan seperti ini paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi hold and maintance (pertahankan dan pelihara). Strategi yang biasa digunakan oleh perusahaan yang terletak pada kuadran ini yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk promosi, penawaran produk-produk promosi penjualan secara ekstensif atau melipat gandakan upaya-upaya pemasaran. Sedangkan pengembangan produk (product development) yaitu strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. 86

Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang sangat besar untuk penelitian dan pengembangan. 7.6. Analisis Matriks SWOT Analisis matrks SWOT menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE. Empat startegi utama yang disarankan yaitu SO (Stregth and opportunities), WO (weakness and opportunities), ST (strength and threats) dan WT (weakness and threats). Adapun hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan analisis matriks SWOT maka alternatif atau pilihan startegi yang dapat diberikan untuk pengembangan Tyas Orchid adalah sebagai berikut : 1) Strategi S-O, strategi ini dibuat berdasarkan penggunaan kekuatan perusahaan untuk memanfaatkan peluang. Strategi yang dapat diterapkan dalam memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada yaitu mempertahankan kualitas produk dan meningkatkan pelayanan untuk mempertahankan loyalitas konsumen. Tyas Orchid merupakan perusahaan tanaman hias yang memiliki beberapa unit bisnis yaitu penjualan berbagai jenis tanaman hias, penyewaan tanaman hias dalam pot, penyewaan rangkaian bunga dan saat ini Tyas Orchid memiliki unit bisnis baru yaitu wedding decoration. Dari beberapa unit bisnis tersebut Tyas Orchid memiliki beberapa konsumen tetap untuk produk penyewaan tanaman hias dalam pot dan penyewaan rangkaian tanaman hias yang telah melakukan kontrak kerja selama dua tahun. Untuk tetap mempertahankan konsumen tetapnya Tyas Orchid harus terus menjaga kualitas produknya dari segi packing dan meningkatkan pelayanan kepada konsumennya. Hal ini juga dapat dilakukan oleh Tyas Orchid untuk dapat bersaing dipasaran. 2) Strategi W-O yang dihasilkan yaitu membuat SIUP perusahaan agar dapat mengajukan pinjaman modal sehingga perusahaan dapat lebih mengembangkan usahanya. Saat ini Tyas Orchid hanya menggunakan modal sendiri untuk menjalankan usahanya. Peminjaman modal ke lembaga keuangan memerlukan adanya badan hukum namun hingga saat ini Tyas Orchid belum memiliki badan hukum. Adanya Peraturan Pemerintah 87

mengenai penerbitan SIUP yang lebih mudah dapat membantu Tyas Orchid untuk segera membuat SIUP, dengan begitu Tyas Orchid dapat melakukan peminjaman modal kepada lembaga keuangan yang ada dan mengunakan dana tersebut untuk mengembangkan usahanya. 3) Strategi S-T yang dihasilkan yaitu membuat perencanaan produksi tanaman hias yang akan ditanam. Adanya perubahan cuaca yang sangat cepat dan adanya tren tanaman hias yang sulit untuk diprediksikan merupakan salah satu kendala dalam membudidayakan tanaman hias. Oleh karena itu perusahaan perlu membuat perencanaan produksi tanaman hias yang akan dibudidayakan sehingga perusahaan dapat mengefisienkan sumberdaya yang ada dan memaksimalkan keuntungan. 4) Strategi W-T yang dapat diterapkan oleh perusahaan yaitu membuat perencanaan keuangan pemasaran untuk keperluan promosi. Dengan modal terbatas yang dimiliki perusahaan mengakibatkan promosi yang dilakukan juga tidak maksimal. Sehingga perlu bagi perusahaan membuat perencanaan keuangan untuk kebutuhan promosi agar perusahaan dapat mensiasati biaya untuk keperluan promosi. 7.7. Analisis Matriks QSPM Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi melalui tahap pencocokan yaitu dengan menggunakan matriks IE dan matriks SWOT, maka tahap akhir dari analisis formulasi strategi adalah pemilihan strategi yang terbaik. Adapun alat analisis yang digunakan pada tahap pengembilan keputusan ini adalah Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM). Teknik ini menggunakan input dari analisis tahap masukan dan hasil pencocokan dari analisis tahap pemanduan untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Nilai AS (Attrativeness Score) menunjukkan daya tarik masingmasing strategi terhadap faktor kunci internal dan eksternal perusahaan. Nilai AS diperoleh melalui kuisioner yang ditujukan kepada Ibu Ir. Dasmilia Virgarini 88

dengan pertimbangan bahwa beliau yang paling mengetahui dan mengerti segala sesuatu yang dibutuhkan oleh Tyas Orchid. Selain itu beliau merupakan penyusun strategi-strategi perusahaan yang terbaik untuk dijalankan, walaupun untuk menjalankan strategi-strategi tersebut beliau menanyakan terlebih dahulu kepada Bapak Ir. Cecep Badrudin selaku pemilik sekaligus suami dari Ibu Lia. Nilai TAS (Total Attrativeness Scores) responden diperoleh dari hasil perkalian antara bobot rata-rata dan nilai AS dari setiap faktor kunci strategis. Kemudian dilanjutkan perhitungan nilai STAS (Sum Total Attrativeness Scores) responden dengan cara menjumlahkan seluruh nilai TAS dari masing-masing faktor internal dan eksternal. Adapun perhitungan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 11. Berdasarkan hasil analisis QSPM pada Lampiran 11, bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan untuk mempertahankan loyalitas konsumen agar dapat bersaing dipasaran dengan nilai STAS (Sum Total Attractiveness Scores) tertinggi sebesar 6,736. Seluruh alternatif-alternatif strategi tersebut dapat diperingkatkan sebagai berikut : 1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan untuk mempertahankan loyalitas konsumen dan agar dapat bersaing dipasaran (STAS = 6, 736) 2. Membuat perencanaan produksi tanaman hias yang akan ditanam (STAS = 6, 481) 3. Membuat perencanaan keuangan pemasaran untuk keperluan promosi produk jasa wedding decoration (STAS = 6, 390) 4. Membuat SIUP perusahaan agar dapat mengajukan pinjaman modal sehingga perusahaan dapat membangun laboratorium dan dapat melakukan perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan (STAS = 5,533) 89