BAB IV PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM BENTUK KEDUA

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN PERSAMAAN INTEGRAL PADA ALIRAN FLUIDA

02-Pemecahan Persamaan Linier (1)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER JURUSAN : TEKNIK KOMPUTER JUMLAH SKS : Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 2.

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN INTEGRAL VOLTERRA-FREDHOLM NONLINEAR MENGGUNAKAN FUNGSI BASIS BARU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

MATEMATIKA SMK TEKNIK LIMIT FUNGSI : Limit Fungsi Limit Fungsi Aljabar Limit Fungsi Trigonometri

Eigen value & Eigen vektor

1.1. Definisi, Notasi, dan Operasi Vektor 1.2. Susunan Koordinat Ruang R n 1.3. Vektor di dalam R n 1.4. Persamaan garis lurus dan bidang rata

Aljabar Linear Elementer

SUMMARY ALJABAR LINEAR

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

BAB II SISTEM PERSAMAAN LINEAR. Sistem persamaan linear ditemukan hampir di semua cabang ilmu

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : ALJABAR LINIER KODE / SKS : IT / 2 SKS

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KALKULUS LANJUT A (S1 / TEKNIK INFORMATIKA ) KODE / SKS KD

Pertemuan 13 persamaan linier NON HOMOGEN

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

METODE ELEMEN BATAS UNTUK MASALAH TRANSPORT

Matematika Teknik DETERMINAN

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

Bab 2 LANDASAN TEORI

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM BENTUK KEDUA UNTUK ALIRAN FLUIDA PADA CELAH PINTU AIR TUGAS AKHIR PANDU AGUNG LAKSONO NIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Matriks Jawab:

PRAKTIKUM 3 PAM 253 PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB 4 : SISTEM PERSAMAAN LINIER

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

MODUL V EIGENVALUE DAN EIGENVEKTOR

Pertemuan 2 & 3 DEKOMPOSISI SPEKTRAL DAN DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

LANDASAN TEORI. Model ini memiliki nilai kesetimbangan positif pada saat koordinat berada di titik

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

Trihastuti Agustinah

SILABUS MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS XII - IA SEMESTER 1 (SATU) Oleh TIM MATEMATIKA SMA NEGERI 3 MEDAN

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Pertemuan 14. persamaan linier NON HOMOGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part II

APLIKASI MATRIKS DAN RUANG VEKTOR, oleh Dr. Adiwijaya Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Telp: ;

6 Sistem Persamaan Linear

Contoh. C. Determinan dan Invers Matriks. C. 1. Determinan

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Persamaan Diferensial Parsial Umum Orde Pertama

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

S I L A B U S. Kode Mata Kuliah : SKS : 3. Dosen Pembimbing : M. Soenarto

PENYELESAIAN MASALAH NILAI EIGEN UNTUK PERSAMAAN DIFERENSIAL STURM-LIOUVILLE DENGAN METODE NUMEROV

ALJABAR LINEAR SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

3 Langkah Determinan Matriks 3x3 Metode OBE

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

Limit Fungsi. semua x bilangan real, kecuali x = 2

PDP linear orde 2 Agus Yodi Gunawan

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN

MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINIER MENGGUNAKAN ANALISIS SVD SKRIPSI. Oleh : Irdam Haidir Ahmad J2A

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

Sebelum pembahasan tentang invers matriks lebih lanjut, kita bahas dahulu beberapa pengertian-pengertian berikut ini.

MATRIKS P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I. Institut Teknologi Sumatera

S I L A B U S. : Memecahkan Masalah Berkaitan dengan Konsep Matrik. Alokasi Waktu. Kompetensi Dasar. Materi Pembelajaran. Sumber Belajar.

SYARAT DIRICHLET. 1, 1 < t < 0

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

Part II SPL Homogen Matriks

II LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lampiran 1 Pembuktian Teorema 2.3

Aljabar Matriks. Aljabar Matriks

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

Fisika Matematika II 2011/2012

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

SILABUS. tentu. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-sifat integral. Menyelesaikan masalah

9. Teori Aproksimasi

DIAGONALISASI MATRIKS KOMPLEKS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

Metode Koefisien Tak Tentu untuk Penyelesaian PD Linier Homogen Tak Homogen orde-2 Matematika Teknik I_SIGIT KUSMARYANTO

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

PAM 252 Metode Numerik Bab 3 Sistem Persamaan Linier

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

Transkripsi:

BAB IV PERSAMAAN INTEGRAL FREDHOLM BENTUK KEDUA Pada bab III, kita telah memandang permasalahan aliran fluida pada celah pintu air dan memodelkan persamaan integralnya. Dari situ kita memperoleh sebuah persamaan integral dengan satu buah variabel yang tidak diketahui. Persamaan integral yang kita peroleh merupakan representasi dari aliran fluida pada batas bebas atau dengan kata lain pada aliran fluida setelah melewati celah pintu air. Pada bab ini, kita akan mengenali bentuk dari persamaan integral tersebut dengan melihat pada pengklasifikasian integral berdasarkan variabel limit integrasinya. Setelah diketahui bentuk integralnya, kita akan melihat beberapa kasus khusus pada bentuk persamaan integral tersebut terutama menyangkut kepada kernel integralnya. 4.1 Klasifikasi Persamaan Integral Persamaan integral pada umumnya dapat dituliskan sebagai atau dalam notasi operasional, sama dengan kita menuliskannya sebagai dimana mendefinisikan operasi integrasi di atas pada fungsi dalam (4.1). Persamaan integral (4.1) dinamakan persamaan integral Volterra saat. Sehingga persamaan integral (4.1) menjadi Saat, persamaan integral Volterra tersebut dinamakan persamaan integral Volterra bentuk pertama. 29

Sedangkan dinamakan persamaan integral Volterra bentuk kedua yaitu pada saat nilai dari. Selain mengenal persamaan integral Volterra, berdasarkan limit variabel integrasinya, kita juga mengenal persamaan integral Fredholm. Pada persamaan integral Fredholm, nilai. Atau dengan kata lain nilainya adalah sebuah konstanta dan tidak bergantung pada sebuah variabel. Hal itu lah yang membedakan antara persamaan integral Volterra dengan persamaan integral Fredholm. Sehingga untuk persamaan integral Fredholm, persamaan (4.1) kita tuliskan menjadi Sama halnya seperti persamaan integral Volterra, persamaan integral Fredholm dinamakan bentuk pertama saat, serta dinamakan persamaan integral Fredholm bentuk kedua saat. Pada kasus tertentu, persamaan integral Volterra (4.3) dan persamaan integral Fredholm (4.6) mempunyai bentuk persamaan homogen yaitu pada saat seperti yang terlihat pada persamaan (4.9) dan (4.10) 30

Pada bab sebelumnya kita telah memodelkan dan memperoleh sebuah persamaan integral yaitu dengan dan Bila kita masukkan (3.51) dan (3.52) pada (3.50) maka kita dapat tuliskan (3.50) menjadi dengan ditentukan dan diambil dari selang. Nilai dipilih mendekati ke tapi nilainya tidak. Persamaan integral di atas merupakan persamaan integral Fredholm bentuk kedua karena selang integrasinya merupakan konstanta yaitu yang tidak dipengaruhi oleh variabel. 4.2 Kernel Persamaan Integral Pada integral di kalkulus, kita mengenal istilah kernel yaitu sebuah fungsi dengan dua buah variabel yang mendefinisikan sebuah transformasi integral. 31

Fungsi merupakan kernel dari persamaan integral (4.11) yang mentransformasikan fungsi ke dalam fungsi. Beberapa kernel memiliki invers yang disebut sebagai invers kernel yang mana menghasilkan sebuah transformasi invers Suatu persamaan integral dikatakan singular jika rentang dari integrasinya tak terhingga atau kernelnya menjadi tak terhingga di dalam selang integrasinya. Untuk persamaan integral dengan kernel,, dan terbatas, maka persamaan integral tersebut dikatakan sebagai weakly singular equation dan kernel mempunyai singularitas lemah. Sementara untuk persamaan integral dengan kernel, dan terbatas, maka kernel mempunyai singularitas kuat dan persamaan integral tersebut dikatakan sebagai strong singular equation. Kernel memegang peranan penting dalam sebuah persamaan integral dan kernel ada yang dikenal sebagai symmetric kernel, maupun nonsymmetric kernel. Kernel yang simetris berarti. Degenerate Kernel Dalam beberapa kasus, ada kernel yang mempunyai bentuk khusus. Kernel tersebut adalah penjumlahan berhingga dari perkalian, sebuah fungsi dalam x, dengan, sebuah fungsi dalam t. Kernel tersebut dapat dituliskan sebagai Kernel dalam bentuk tersebut dinamakan dengan degenerate kernel. Sekarang kita akan melihat persamaan integral Fredholm bentuk kedua dengan degenerate kernel sehingga persamaan (4.8) dapat kita tuliskan menjadi 32

Kita definisikan, maka persamaan (4.15) dapat kita tuliskan menjadi Jika kita mengalikan kedua sisi pada (4.16) dengan a ke b, maka kita menghasilkan pada sisi kiri dan mengintegralkan dari Jika kita definisikan dan Maka persamaan (4.17) menjadi Jika kita gunakan notasi matriks, maka persamaan tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut. atau dapat juga ditulis sebagai 33

Bila kita pandang persamaan (4.22), kita dapat melihat bahwa persamaan (4.22) akan memiliki sebuah solusi yang unik jika determinan dari. Dan persamaan (4.22) akan memiliki solusi tak berhingga atau tak mempunyai solusi jika determinan. Contoh kasus persamaan integral Fredholm bentuk kedua dengan degenerate kernel adalah. Persamaan integral Fredholm tersebut memiliki degenerate kernel, dimana,,,, dan. Sehingga kita peroleh matriks kolom F yaitu f f 1 2 = 1 3 1 3 Untuk memperoleh matriks A, kita hitung elemen dengan dan sesuai dengan yang sudah didapatkan sebelumnya. Kita dapatkan bentuk 34

1 1 1 c1 3 3 4 c1 c 2 1 1 1 c 2 3 3 4 Atau dalam bentuk, dapat kita tuliskan menjadi 1 1 1 1 - - 3 4 c1 3 1 1 c 2 1-1- 3 4 3 Jadi kita dapatkan. Kernel Simetris Pada persamaan integral Fredholm bentuk kedua dengan kernel yang simetris, persamaan (4.8) kita tuliskan sebagai Kita tuliskan dengan dimana adalah koefisien fourier dari fungsi yang tak diketahui u(x), dan adalah koefisien fourier dari fungsi yang diberikan f(x). Kita substitusikan (4.23) pada (4.26) 35

Kita tahu bahwa. Maka (4.28) menjadi Kita substitusikan (4.29) pada (4.25), sehingga kita peroleh Setelah itu kita substitusikan (4.30) pada (4.24). Kita dapatkan dengan maka persamaan (4.8) menjadi Contoh kasus persamaan integral fredholm bentuk kedua dengan kernel simetris adalah 36

dengan x(1 -t),0 x t K( x, t) t(1 - x), t x 1 nilai eigen dari persamaan (4.36) adalah dari kernel K(x,t) adalah (4.36) menjadi serta fungsi eigen ortonormal. Maka berdasarkan (4.33), persamaan dan resolvent kernel dari persamaan (4.36) berdasarkan (4.34) adalah Pengkonstruksian solusi persamaan (4.35) di atas berdasar kepada fakta bahwa nilai pada (4.36) tidak sama dengan nilai pada persamaan homogen yang merupakan nilai eigen dari kernel simetris K(x,t). Seperti yang dapat kita lihat pada kasus persamaan (4.36) dengan yaitu Persamaan tersebut tidak dapat dipecahkan karena nilai yang merupakan nilai eigen dari kernel simetris K(x,t) dan sama dengan nilai tidak orthogonal pada fungsi eigen. 4.3 Metode Resolvent Kernel Salah satu metode untuk menyelesaikan persamaan integral Fredholm bentuk kedua adalah dengan metode evaluasi resolvent kernel. Persamaan integral fredholm bentuk kedua seperti pada (4.8) dapat kita tuliskan menjadi 37

dengan dimana dan adalah fredholm resolvent kernel, fredholm minor, dan fredholm determinant. dimana dan dengan dan Contohnya dapat kita lihat pada persamaan integral fredholm bentuk kedua Sesuai dengan (4.41), solusi dari persamaan (4.47) tersebut adalah Untuk mengevaluasi resolvent kernel, kita harus mencari dan. 38

. Sehingga kita dapat hitung Sesuai dengan, maka dan Untuk itu kita peroleh Kita peroleh resolvent kernel Sehingga solusi dari (4.47) dapat kita tuliskan sebagai 39