METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi, Contoh, dan Teknik Penarikan Contoh

Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Tehnik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rumus dan margin error 0,1 diperoleh jumlah contoh sebagai berikut:

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPATUHAN DAN KEMANDIRIAN SANTRI REMAJA DI PONDOK PESANTREN ASSHIDDIQIYAH NURLAILI RAHMAH DINI

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Disain, Tempat dan Waktu Cara Pemilihan dan Jumlah Contoh

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

pengetahuan, dan sikap akan berhubungan dengan perilaku pembelian buku bajakan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

METODE PENELITIAN Desain, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan yaitu cross sectional, yaitu mempelajari dinamika

Bab III METODE PENELITIAN. pada satu waktu tertentu (Sastroasmoro, 2002).

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian akan dilakukan di pondok pesantren Darut Taqwa

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN. n =

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

METODOLOGI PENELITIAN

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGETAHUAN Pangan Rekayasa Genetika HARAPAN. PENERIMAAN Pangan Rekayasa Genetika

METODE PENELITIAN 4257 = 97, (0.1 )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

Transkripsi:

27 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu. Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan lokasi penelitian adalah salah satu lembaga pendidikan Islam modern yang sudah cukup lama dan terkenal serta memiliki santri yang berasal dari daerah dengan latar belakang keluarga dan budaya yang beraneka ragam. Dalam proses belajar mengajarnya, pondok pesantren mengkombinasikan sistem pendidikan umum Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) dengan sistem pendidikan pesantren. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta Barat. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2009. Cara Pemilihan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah santri yang telah belajar di pondok pesantren, minimal 1 tahun, sehingga dirasa cukup memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang kehidupan di pondok pesantren. Pemilihan contoh diawali dengan memberikan kuesioner kepada seluruh santri kelas VII-VIII sejumlah 178 santri. Dari kuesioner yang dibagikan, kuesioner yang diisi dan dikembalikan sejumlah 116 buah. Kemudian dipilih lagi berdasarkan kelengkapan dan ketepatan pengisian, sehingga akhirnya diperoleh 63 kuesioner dengan 32 contoh laki-laki dan 31 perempuan (Gambar 2). Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren Laki-laki Perempuan n = 32 n = 31 Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh

28 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer (Tabel 2) yang dikumpulkan meliputi (1) kecerdasan emosional santri (2) kepatuhan santri, (3) kemandirian santri, (4) persepsi santri terhadap pola asuh emosi, (5) karakteristik santri, dan (6) karakteristik keluarga, adapun data sekunder meliputi karakteristik pondok pesantren seperti sistem pendidikan, jumlah santri, peraturan dan sanksi yang berlaku. Data dikumpulkan dari penyebaran kuesioner yang diisi oleh masing-masing santri kelas VII dan VIII dengan penjelasan yang diberikan langsung selama proses pengisian kuesioner tersebut. Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data Jenis Sumber Variabel Data Instrumen Primer Kecerdasan emosional santri Ginting (2005) dan Kesadaran akan emosi diri Arisandi (2007) Kemampuan mengelola emosi diri Motivasi dalam memperkuat emosi Kemampuan dalam berempati Keterampilan dalam membina hubungan Kepatuhan santri Kepatuhan santri terhadap peraturan yang ada di pondok pesantren Kemandirian santri Ruhidawati (2005) Kemandirian emosi Kemandirian perilaku Kemandirian nilai Persepsi pola asuh emosi Hastuti (2008) Pola mengabaikan Pola tidak menyetujui Pola Laissez Faire Pola pelatih emosi Karakteristik santri Usia contoh Jenis kelamin Urutan lahir Karakteristik keluarga Usia orangtua Besar keluarga Sekunder Karakteristik keluarga Pendidikan orangtua Pekerjaan orangtua Pendapatan keluarga Karakteristik pondok pesantren Peraturan, sanksi, jumlah santri Alat Ukur Data pondok pesantren

29 Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan diolah melalui proses editing, koding, scoring, entry data ke komputer, cleaning dan analisis data. Selanjutnya data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan Program Microsoft Excel 2007 dan Program SPSS 13 for Windows. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis deskriptif, dengan menggunakan Uji Korelasi Spearman dan Uji Sebaran Hubungan Chi-Square untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti, Uji Cronbach Alpha untuk melihat reliabilitas dari kuesioner yang digunakan (Lampiran 1), dan Uji beda t-test untuk melihat perbedaan beberapa variabel berdasarkan jenis kelamin. Tabel 3 Variabel dan cara pengkategorian Data Primer Variabel Dasar Pengukuran Kategori Jenis Data karakteristik santri Usia santri Sebaran contoh 12-15 tahun (remaja awal) Rasio Jenis kelamin Sebaran contoh 1. Laki-laki Nominal 2. Perempuan Urutan kelahiran Sebaran contoh karakteristik keluarga Usia orang tua Sebaran contoh 1. 18-40 tahun (dewasa muda) Rasio 2. 40-60 tahun (dewasa madya) Besar keluarga Sebaran contoh 1. Keluarga kecil ( 4 orang) Rasio 2. Keluarga sedang (5-6 orang) 3. Keluarga besar ( 7 orang) Pendidikan orangtua Sebaran contoh 1. SD/sederajat 2. SMP/sederajat 3. SMA/sederajat 4. Akademi/Diploma 5. Sarjana Pekerjaan orangtua Sebaran contoh 1. PNS Nominal 2. Karyawan swasta 3. Wiraswasta 4. ABRI/Polisi 5. Ibu rumah tangga Kepatuhan Standar deviasi Rendah (0-4) Sedang (5-8) Tinggi (9-12) Kemandirian Kemandirian emosi Kemandirian perilaku Kemandirian nilai Standar deviasi Kurang (0-5) Sedang (6-10) Baik (11-15)

30 Tabel 3 (lanjutan) Variabel Dasar Pengukuran Kategori Kecerdasan emosional Kesadaran akan emosi diri Standar deviasi Kurang (0-9) Sedang (10-18) Baik (19-27) Jenis Data Mengelola emosi diri Standar deviasi Kurang (0-10) Sedang (11-20) Baik (21-30) Motivasi Standar deviasi Kurang (0-10) Sedang (11-20) Baik (21-30) Empati Standar deviasi Kurang (0-7) Sedang (8-14) Baik (15-21) Membina hubungan Standar deviasi Kurang (0-7) Sedang (8-14) Baik (15-21) Persepsi terhadap pola asuh emosi Pelatih emosi Standar Deviasi Kurang (1-26) Pengabai emosi Sedang (27-53) Tidak menyetujui Tinggi (54-80) Laissez Faire Data Sekunder Pendapatan keluarga Sebaran contoh 1. < 500 ribu 2. 500.001 1.000.000 3. 1.000.001 3.000.000 4. 3.000.001 5.000.000 5. > 5.000.001 Ket : dilakukan invers nilai Kecerdasan emosi Kecerdasan emosi contoh terdiri dari 43 pernyataan yang dikombinasi dari Ginting (2005) dan Arisandi (2007), yaitu 9 pernyataan mengenai kesadaran akan emosi diri, 10 pernyataan mengenai kemampuan dalam mengelola emosi diri, 10 pernyataan mengenai motivasi dalam memperkuat emosi, 7 pernyataan mengenai kemampuan dalam berempati dan 7 pernyataan mengenai keterampilan dalam membina hubungan sosial. Skor jawaban tiap-tiap pernyataan yaitu 3 (selalu), 2 (kadang-kadang), dan 1 (tidak pernah) untuk pernyataan positif maupun negatif.

31 Kepatuhan Kepatuhan dalam penelitian ini terbagi menjadi 12 pernyataan dengan pilihan jawaban pertama yaitu pernah (nilai 0) atau tidak (nilai 1), pilihan jawaban kedua yaitu alasan yang disesuaikan dengan pernyataan berkaitan dengan apakah contoh pernah mengalami peristiwa tersebut atau tidak, dan yang terakhir adalah pilihan jawaban terkait apakah contoh merasa bersalah atau tidak setelah melakukan hal tersebut (alasan yang dipilih). Jawaban atas perasaan bersalah karena telah melakukan hal-hal tersebut terdiri dari pilihan jawaban tidak (nilai 0) dan ya (nilai 1). Kemandirian Pernyataan untuk melihat kemandirian contoh dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek yang dimodifikasi dari Ruhidawati (2005) yaitu 5 pernyataan tentang emosi, 5 pernyataan perilaku, dan 5 pernyataan nilai. Pilihan jawaban untuk setiap pernyataan dibagi menjadi dua bagian yaitu pertama, jawaban pernah (nilai 1) atau tidak (nilai 0) dan kedua, pilihan atas hal yang dilakukan contoh ketika mengalami peristiwa tertentu yang telah disesuaikan dengan pernyataan. Pola asuh emosi pola asuh dalam penelitian ini terdiri dari 20 pernyataan dengan 4 pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Instrumen tersebut terdiri dari 5 pernyataan yang diacu dari Hastuti (2008) untuk setiap jenis pola asuh (mengabaikan, tidak menyetujui, Laissez Faire dan pelatih emosi). Untuk mengetahui kecenderungan setiap jenis pola asuh tertentu dilakukan skoring yaitu skor 4 untuk pernyataan sangat setuju, skor 3 untuk setuju, skor 2 untuk kurang setuju dan skor 1 untuk tidak setuju. Selanjutnya skor dijumlahkan sehingga diperoleh skor minimum 0 dan skor maksimum 20. Semakin tinggi skor pola asuh tertentu maka semakin kuat kecenderungan pengasuh terhadap pola asuh tersebut. Melihat baik tidaknya pola asuh yang dilakukan pengasuh terhadap contoh dilakukan skoring sebagai berikut : untuk yang terkait dengan tiga jenis pola asuh (mengabaikan, tidak menyetujui dan Laissez-Faire) diberi skor 4 untuk pernyataan tidak setuju, skor 3 untuk kurang setuju, skor 2 untuk setuju dan skor 1 untuk sangat setuju, sedangkan untuk pola asuh pelatih emosi yaitu skor 4 untuk pernyataan sangat setuju, skor 3 untuk setuju, skor 2 untuk kurang setuju dan skor 1 untuk tidak setuju. Hasil skoring selanjutnya dijumlahkan sehingga

32 diperoleh skor minimum 0 dan maksimum 80. Semakin tinggi skor pola asuh maka semakin baik pula pola asuh yang diterapkan pengasuh terhadap santri. Definisi Operasional Santri adalah seluruh contoh berusia 13-16 tahun yang sedang menuntut ilmu dan minimal sudah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan agama Islam yang diasuh oleh seorang kiai atau yayasan atau organisasi dengan sistem asrama, pengajarannya berlangsung dalam bentuk sekolah atau madrasah dengan masa belajar disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah atau program kitab yang ingin dicapai. Karakteristik contoh adalah identitas contoh yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan urutan kelahiran dalam keluarga. Karakteristik keluarga adalah identitas seluruh anggota keluarga yang terdiri dari usia orangtua, pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga. Pendidikan adalah lama pendidikan formal yang pernah ditempuh, mulai dari SD, SLTP, SLTA sampai Perguruan Tinggi. Pekerjaan adalah jenis kegiatan rutin yang dilakukan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup sekeluarga yang meliputi pekerjaan utama dan sampingan. Pendapatan adalah jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh keluarga dan dinyatakan dalam rupiah per bulan. Jumlah anggota keluarga adalah banyaknya orang yang tinggal dalam satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak atau yang lainnya yang penghidupannya berdasarkan pengelolaan dari sumberdaya yang sama. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang dalam hal kesadaran diri, pengaturan diri, mengelola motivasi, berempati dan keterampilan sosial. Persepsi terhadap pola asuh emosi adalah cara pandang santri terhadap interaksi yang terjadi antara kiai/ustad/ustadzah dengan santri dalam hal pola asuh secara emosi. Kepatuhan adalah sikap mengikuti aturan yang ada di pondok pesantren berdasarkan disiplin dan kesadaran diri sendiri.

33 Kemandirian adalah kemampuan untuk tidak terlalu tergantung dengan orang lain, membuat keputusan sendiri dan melaksanakannya, dan memiliki prinsip tentang benar dan salah serta penting dan tidak penting dalam memandang suatu tugas.