PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PEMBIBITAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN PADANG HALABAN PT SMART Tbk, SUMATERA UTARA

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

PEMBAHASAN Penetapan Target

Teknis Penanaman Baru dan Replanting. PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. ANUGERAH UREA SAKTI KECAMATAN MUARA KAMAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

III. BAHAN DAN METODE

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

MAGANG PROGRAM UNGGULAN INSTIPER

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

PELAKSANAAN TEKNIS MAGANG

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

PERKIRAAN BIAYA PEMBUKAAN LAHAN PER HEKTAR

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

II. TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

I. PENDAHULUAN. dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Kelapa sawit

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BW.PLANTATION DESA SENYIUR KEC.MUARA ANCALONG KAB. KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

Oleh : Kardiansyah Nim

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

m. BAHAN DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan Fakuteis Pertanian

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. SOCIATE FINANCIARE DES CHACILUS MEDANSA oleh bangsa belgia. Pada tahun 1996-

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

Teknik Penyediaan Bibit Kelapa

KEADAAN UMUM. Letak Geografi

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

KEADAAN UMUM KEBUN. Sejarah Kebun. Letak Geografis dan Administratif Kebun

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

KATA PENGANTAR. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Lembar Isian Kerja ini baik langsung maupun tidak langsung.

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PKPM - 2. Program Studi Manajemen Perkebunan I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG DI PT. WIRA INOVA NUSANTARA DAN PT

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

Transkripsi:

12 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kebun Padang Halaban dipimpin oleh senior estate manager (SEM) yang merupakan pemegang puncak keputusan atas pengelolaan kebun secara efektif dan profesional sesuai ketentuan PT SMART Tbk. SEM bertanggung jawab atas segala kegiatan kebun seperti keadaan kebun, proses produksi, administrasi kebun, pengusahaan material, finansial, personalia, dan keamanan kebun. Seorang SEM dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh dua senior asisten (asisten kepala) yang membawahi sembilan orang asisten. Bagian administrasi, SEM dibantu oleh kepala tata usaha (KTU) dan seorang kepala administrasi serta beberapa karyawan. Setiap asisten mengelola satu divisi dan bertanggung jawab mengelola seluruh aset perusahaan tingkat divisi. Saat kegiatan pengawasan terhadap tenaga kerja, asisten dibantu oleh dua orang mandor yaitu mandor panen dan mandor perawatan, sedangkan untuk bagian administrasi asisten dibantu oleh seorang krani divisi. Sistem upah karyawan di Kebun Padang Halaban tergantung status dan golongannya. Karyawan tetap (SKU) mendapatkan gaji selama satu bulan sebanyak dua kali, yaitu gajian kecil pada pertengahan bulan dan pembagian gaji besar pada akhir bulan. Bagi buruh harian lepas (BHL) hanya sekali mendapat gaji pada akhir bulan sesuai dengan hasil yang didapatkan. Struktur organisasi Kebun Padang Halaban disajikan pada Lampiran 8. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Kegiatan teknis lapangan dilakukan dengan mengikuti seluruh kegiatan teknis budidaya kelapa sawit di lapangan produksi pada berbagai tingkatan pekerjaan mulai dari buruh harian lepas (BHL), pendamping mandor sampai dengan pendamping asisten divisi. Kegiatan teknis yang dilakukan di divisi meliputi kegiatan replanting, pemeliharaan seperti: pemupukan, dongkel anak kayu (DAK), dan pemanenan. Kegiatan teknis yang dilakukan di pembibitan meliputi kegiatan persiapan lahan dan media tanam di pre nursery, penanaman kecambah, penyiraman, pemupukan, seleksi bibit, pemangkasan, dan pengendalian gulma. Perencanaan Pembibitan Susunan rencana kerja pembibitan di Kebun Padang Halaban sebelum dilakukan penanaman kecambah meliputi penentuan kebutuhan kecambah dan luas areal, serta persiapan pembibitan. Tahapan pekerjaan yang dilakukan dalam persiapan pembibitan antara lain: persiapan lahan dan media tanam (pembuatan bedengan dan pengisian polibag), pemesanan kecambah, persiapan bahan (polibag, tanah, rock phosphate, Mikorhriza, Trichoderma) dan kebutuhan tenaga kerja. Rencana penanaman kecambah di pembibitan awal Kebun Padang Halaban sebanyak 56 385 kecambah. Kebutuhan kecambah tersebut ditentukan berdasarkan perhitungan kerapatan tanam di lapangan, perkiraan bibit abnormal

sebanyak 30% dan kebutuhan bibit untuk penyisipan sebanyak 10% dari total kebutuhan kecambah. Berdasarkan data kebutuhan kecambah tersebut, maka dibutuhkan 56 385 polibag kecil, 44 bedengan, 56.4 m 3 tanah, 1.41 ton rock phosphate, 563.5 kg Mikorhiza, dan 563.5 kg Trichoderma. Kebutuhan pekerja untuk kegiatan persiapan lahan dan media tanam sebanyak 15 orang pekerja dengan pembagian kerja sebagai berikut: 9 orang mengisi polibag, 2 orang mengayak tanah, 4 orang mengangkut dan menyusun polibag. Kebutuhan pekerja untuk kegiatan penanaman kecambah sebanyak 15 orang pekerja dengan pembagian kerja sebagai berikut: 3 orang menghitung dan menyeleksi kecambah, 8 orang menanam kecambah, 1 orang membuat lubang tanam, 1 orang memberi naungan, dan 2 orang memberi Mikorhiza dan Trichoderma. Lokasi Pembibitan Kebun pembibitan Padang Halaban berada di atas tanah mineral dengan kelas kesesuaian lahan S2. Lahan bibitan tersebut tepatnya berada dalam areal Divisi VII. Kebun pembibitan terletak di dua lokasi yang berbeda. Luas areal pembibitan I seluas 16 ha, sedangkan luas areal pembibitan II dan cadangan seluas 20 ha, maka total luas areal kebun pembibitan Padang Halaban seluas 36 ha. Areal pembibitan tersebut terdiri dari pembibitan awal dan pembibitan utama. Lokasi pembibitan berada di lahan datar dan terbuka, berdrainase baik dan tidak terkena banjir. Selain itu, lokasi pembibitan dekat dengan sumber air untuk penyiraman dan aman dari gangguan binatang liar. Kebun pembibitan Padang Halaban disajikan pada Gambar 1. 13 Gambar 1 Kebun pembibitan Padang Halaban, PT SMART Tbk Sistem Pembibitan Pembibitan di Kebun Padang Halaban menerapkan sistem pembibitan dua tahap (double stage) yang terdiri dari pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Pre nursery merupakan tahapan awal dari kegiatan pembibitan yang bertujuan memberi waktu yang cukup untuk persiapan areal bibitan, memudahkan pemeliharaan, serta memudahkan pengamatan dan seleksi. Bibit yang ada di pembibitan awal sebanyak 66 385 bibit yang terdiri dari bibit asal kecambah sebanyak 56 385 bibit dan bibit asal ramet 10 000 bibit. Bibit yang telah berumur 3-4 bulan di pre nursery harus dipindahkan ke main nursery. Bibit tersebut dipelihara secara intensif di main nursery sampai berumur 11-13 bulan. Bibit yang ada di pembibitan utama sebanyak 150 906 bibit, dengan jumlah populasi bibit siap tanam sebanyak 129 667 bibit.

14 Persiapan Lahan Sebelum dilakukan penanaman kecambah maupun bibit, lahan untuk pembibitan harus dalam keadaan bersih. Adapun kegiatan persiapan lahan yang harus dilakukan seperti pembersihan lahan, meratakan areal pembibitan, pemancangan bedengan pre nursery, pembuatan bedengan pre nursery, dan pemancangan baris tanam main nursery. Pada pembibitan awal, kegiatan pemancangan bedengan dilakukan terlebih dahulu sebelum membuat bedengan. Tujuan pemancangan bedengan untuk mengatur jarak antar satu bedengan dengan bedengan yang lain. Setelah dilakukan pemancangan, maka kegiatan selanjutnya pembuatan bedengan. Jumlah dan ukuran bedengan yang akan dibuat harus disesuaikan dengan jumlah kecambah yang akan ditanam. Satu bedeng dapat menampung 1 200-1 800 polibag kecil. Lebar bedeng 80 cm dan panjang disesuaikan dengan luasan lahan yang ada, sedangkan jarak antar bedeng 70 cm. Penyusunan polibag disesuaikan dengan ukuran bedengan. Susunan polibag berdasarkan lebar bedengan berjumlah 8 polibag. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan bibit seperti kegiatan pemupukan, penyiangan gulma, penambahan tanah pada polibag. Pada pembibitan utama, pemancangan dilakukan untuk menentukan jarak tanam dan jarak antar baris bibit sehingga diperoleh pertanaman yang teratur. Jarak tanam 90 cm 90 cm 90 cm, sedangkan jarak antar baris 78 cm. Tata letak polibag pada bedengan di pembibitan awal disajikan pada Gambar 2. polibag 70 cm 80 cm Gambar 2 Tata letak polibag pada bedengan di pembibitan awal Kebun Padang Halaban PT SMART Tbk Persiapan Media Tanam Pengisian polibag harus sudah selesai 4 minggu sebelum dilakukan penanaman. Tahapan-tahapan kerja pengisian tanah ke polibag, yaitu tanah terlebih dahulu dihancurkan agar tidak ada gumpalan dan dibersihkan dari sampah dan kotoran. Kemudian dicampur dengan rock phosphate sebanyak 50 kg untuk 2 m 3 tanah, lalu diaduk hingga merata. Seharusnya tanah yang akan diisi ke dalam polibag harus diayak terlebih dahulu. Namun kenyataan di lapangan, proses pengayakan tanah hanya dilakukan untuk kegiatan penambahan tanah pada polibag saja.

Tanah hasil campuran tersebut dapat mengisi kurang lebih 1 000 polibag kecil. Kantong polibag yang digunakan berwarna hitam berukuran 23 cm 15 cm 0.075 mm untuk polibag kecil, dan ukuran 50 cm 40 cm 0.15 mm untuk polibag besar. Pengisian tanah dilakukan sampai mencapai ketinggian 1 cm dari bibir polibag, pada waktu pengisian polibag harus diguncang dan ditambah tanah bila diperlukan. Pekerjaan pengisian tanah ke polibag biasanya dilakukan secara borongan. Setiap pekerja mendapat borongan mengisi 750 polibag kecil atau 250 polibag besar. Kegiatan pengisian polibag disajikan pada Gambar 3. 15 a b Gambar 3 Kegiatan pengisian polibag di pembibitan awal: (a) proses pengisian tanah, (b) polibag hasil pengisian tanah Sumber Bibit Sumber bibit yang digunakan di kebun pembibitan Padang Halaban berasal dari kecambah (germinated seed) dan ramet. Kecambah tersebut diproduksi oleh PT Dami Mas Sejahtera, sedangkan ramet diproduksi oleh Plant Production Division milik PT SMART Tbk. Kecambah Dami Mas yang diproduksi merupakan hasil persilangan Deli Dura Dami Mas dan Pisifera Dami Mas terpilih. Pemilihan Deli Dura Dami Mas sebagai tanaman induk betina berdasarkan hasil pemuliaan dan seleksi. Pemuliaan dan seleksi lebih lanjut untuk Deli Dura Dami Mas sedang dilakukan di SMART Research Institute. Pemilihan Pisifera Dami Mas sebagai tanaman induk jantan berdasarkan hasil percobaan pemuliaan kelapa sawit yang telah terbukti sebagai penghasil serbuk sari terbaik untuk produksi bibit Dura Pisifera. Kecambah Dami Mas yang digunakan di pembibitan Kebun Padang Halaban disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Kecambah kelapa sawit Dami Mas produksi PT Dami Mas Sejahtera

16 Penananam Kecambah. Pekerja dibagi kedalam beberapa regu, seperti regu penghitung dan seleksi kecambah, regu pembuat lubang tanam, regu penanaman kecambah, dan regu pembuat naungan. Regu penghitung dan seleksi kecambah bertugas mendata jumlah kecambah yang ada di dalam kemasan dan memisahkan kecambah normal dengan kecambah abnormal. Penghitungan dan seleksi kecambah disajikan pada Gambar 5a. Sebelum dilakukan penanaman, polibag yang telah berisi tanah disiram terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengerjaan pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanam disajikan pada Gambar 5b. Lubang tanam kemudian diberi Mikorhiza 10 gram per polibag dan Trichoderma 10 gram per polibag untuk mencegah penyakit Ganoderma. Selanjutnya kecambah ditanam dengan kedalaman sekitar 2 cm di bawah permukaan tanah polibag. Penanaman kecambah disajikan pada Gambar 5c. Setelah kecambah ditanam, lalu diberi naungan berupa alang-alang yang diletakkan di atas permukaan polibag. Pemberian naungan disajikan pada Gambar 5d. Kegiatan penanaman kecambah di pembibitan awal disajikan pada Gambar 5. a b c Gambar 5 Proses penanaman kecambah di pembibitan awal: (a) penghitungan dan seleksi kecambah, (b) pembuatan lubang tanam, (c) penanaman kecambah, (d) pemberian naungan d Penyiraman Penyiraman bibit dimulai pada pukul 07.00 WIB hinggal pukul 12.00 WIB. Penyiraman dilakukan kembali pada pukul 14.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB, selama 30 menit setiap kali penyiraman yang setara dengan 6 mm curah hujan untuk setiap kali penyiraman. Kegiatan penyiraman bibit di pre nursery dilakukan secara manual menggunakan selang dengan kepala gembor, sedangkan penyiraman bibit di main nursery menggunakan sprinkler. Kebutuhan air untuk bibit di pre nursery 0.25 liter per bibit, sedangkan kebutuhan air untuk bibit di main nursery 2 liter per bibit.

Sumber air untuk penyiraman berasal dari kolam penampungan air yang berada ditepat di belakang kamar mesin dan pompa air. Mesin air yang digunakan pada areal bibitan I berkapasitas 60 HP dengan pompa berukuran 125 mm 100 mm-250, sedangkan mesin air yang digunakan di areal bibitan II berkapasitas 30 HP dengan kapasitas pompa 100 mm 65 mm-250. Kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan oleh operator mesin dan operator sprinkler. Penyiraman bibit di pre maupun main nursery disajikan pada Gambar 6. 17 a b Gambar 6 Penyiraman bibit kelapa sawit di pembibitan Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk: (a) di pembibitan awal, (b) di pembibitan utama Pengendalian Gulma Pengendalian gulma yang dilakukan di pre nursery sedikit berbeda dengan pengendalian gulma di main nursery. Pengendalian gulma didalam polibag baik pre maupun main nursery dilakukan secara manual (mencabut). Gulma hasil cabutan dikumpulkan dan ditimbun pada satu tempat yang sudah disiapkan. Pengendalian gulma diluar polibag untuk main nursery dilakukan secara kimia (semprot), sedangkan untuk pre nursery tetap dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara kimia (semprot) menggunakan herbisida berbahan aktif paraquat diklorida 276 g/l dengan dosis 250 ml/1 000 bibit. Kegiatan pengendalian gulma di pembibitan disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Kegiatan semprot rumput di pembibitan utama Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk Pemupukan Jenis pupuk yang diaplikasikan pada bibit di main nursery berupa pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal dan pupuk majemuk yang diberikan

18 adalah pupuk Kiserite, pupuk NPKMg 12:12:7:2, dan pupuk NPKMg 15:15:6:4. Pemupukan dilakukan seminggu sekali atau dua minggu sekali tergantung umur bibit yang akan dipupuk. Bibit yang berumur 5-9 MST dipupuk seminggu sekali dengan dosis 0.5-1.5 gram pupuk NPKMg 15:15:6:4, sedangkan bibit umur 11 MST-47 MST dipupuk dua minggu sekali dengan dosis 5-18 gram pupuk NPKMg 12:12:7:2 dan pupuk Kiserite (bibit umur 10 MST, 33 MST, dan 41 MST). Berdasarkan pengamatan di lapangan, pemupukan dilakukan secara manual oleh tenaga pemupuk (BHL) dengan cara taksiran yang disesuaikan dengan dosis yang telah ditentukan. Pupuk yang ditabur oleh pekerja tidak merata melingkari batang bibit, tapi hanya ditabur disatu sisi polibag saja. Seharusnya pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditabur pada permukaan tanah dalam polibag secara merata, 3 cm dari pokok untuk pre nursery dan 5-8 cm untuk main nursery dan tidak boleh mengenai daun. Kendala yang sering dihadapi oleh pekerja pada saat memupuk adalah kesulitan berjalan diantara bibit apalagi jika bibit telah berumur satu tahun. Kegiatan pemupukan di pembibitan utama disajikan pada Gambar 8. Gambar 8 Pemupukan bibit kelapa sawit umur 4 bulan di pembibitan utama Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk Seleksi Bibit Kegiatan seleksi di pembibitan Kebun Padang Halaban kurang terealisasi dengan baik karena masih ditemukan beberapa bibit abnormal. Tujuan utama dilakukannya kegiatan seleksi adalah untuk mengurangi potensi kerugian akibat tanaman yang kurang produktif di lapangan yang dapat mengurangi capaian potensi produksi yang tinggi. Kegiatan seleksi dilakukan pada bibit-bibit yang menunjukkan gejala abnormalitas seperti bibit kerdil, bibit erect, bibit flat top, juvenile, daun berkerut, chimaera, bibit layu/lemah, short internode, wide internode, bibit terserang crown disease, blast, dan bibit terserang hama penyakit. Kegiatan seleksi dilakukan oleh pekerja yang didampingi langsung oleh seorang asisten bibitan dan mandor. Setelah proses seleksi dilakukan, bibit tersebut dikumpulkan. Bibit abnormal hasil seleksi disajikan pada Gambar 9a. Kemudian bibit dicincang untuk dimusnahkan. Pencincangan bibit dapat dilihat pada Gambar 9b. Hasil cincangan kemudian dimasukkan ke dalam lubang tanah berbentuk persegi, kemudian ditimbun dengan tanah. Penimbunan bibit hasil cincangan disajikan pada Gambar 9c. Proses seleksi bibit di pembibitan utama disajikan pada Gambar 9.

19 Gambar 9 a Proses seleksi bibit kelapa sawit di pembibitan utama Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk: (a) bibit abnormal hasil seleksi, (b) pencincangan bibit, (c) penimbunan bibit b c Pemangkasan Pelepah Populasi bibit lewat umur setengah dari total bibit yang ada di pembibitan Kebun Padang Halaban. Total bibit yang ada di pembibitan 217 291 bibit, sedangkan populasi bibit lewat umur sebanyak 119 781 bibit. Keberadaan bibit lewat umur di pembibitan diduga disebabkan oleh keterlambatan persiapan lahan untuk kegiatan replanting di lapangan. Pemangkasan pelepah merupakan kegiatan pemeliharaan utama untuk bibit-bibit lewat umur tersebut. Pemangkasan bertujuan untuk memudahkan pengangkutan bibit pada saat akan transplanting di lapang, memudahkan penanaman di lapang, dan mengurangi transpirasi. Alat pemangkas yang digunakan adalah arit. Pangkasan berbentuk kerucut pertama kali dilakukan pada bibit umur 18 bulan. Jika bibit tertahan sampai umur 30 bulan, pemangkasan selanjutnya dilakukan 4 bulan sebelum dipindah ke lapang. Tinggi pangkasan pada bibit yaitu 120 cm untuk pelepah daun terluar dan 150 cm pada pelepah daun bagian dalam dari permukaan tanah polibag. Kegiatan pemangkasan pelepah disajikan pada Gambar 10. Gambar 10 Pemangkasan pelepah daun bibit kelapa sawit di pembibtan utama Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk Peremajaan (Replanting) Peremajaan (replanting) merupakan kegiatan penanaman ulang areal yang sebelumnya juga ditanami kelapa sawit. Kegiatan ini dilakukan pada tanaman kelapa sawit sudah berumur lebih dari 25 tahun, tinggi pohon lebih dari 30 m, produksi per tahun kurang dari 14 ton/ha, dan jumlah tegakan pohon kurang dari 100 pohon/ha. Program peremajaan tahun 2014 yang dilakukan di Kebun Padang Halaban meliputi divisi I seluas 587.4 ha dengan kebutuhan bibit sebanyak 86 935

20 bibit, dan divisi V seluas 178.32 ha dengan kebutuhan bibit sebanyak 26 391. Total bibit yang dibutuhkan untuk kegiatan replanting sebanyak 113 326 bibit, sedangkan persediaan bibit siap tanam di pembibitan sebanyak 129 667 bibit. Artinya, persediaan bibit di pembibitan dapat memenuhi kebutuhan bibit untuk kegiatan replanting. Hampir seluruh kegiatan peremajaan seperti ripping (cakar), tumbang pokok, chipping (cacah/cincang), dan pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan menggunakan bulldozer dan excavator. Tumbang dan Cacah Kegiatan tumbang dan cacah pohon menggunakan excavator yang berfungsi untuk menumbang dan mencacah pohon. Excavator yang dilengkapi chipping bucket mencacah batang dan pelepah sawit menjadi bagian-bagian kecil sehingga cepat kering dan lapuk. Tebal chipping 10 cm dan panjang chipping 60 cm. Prestasi kegiatan tumbang dan chipping tergantung pada kondisi lahan. Prestasi satu HM excavator dapat menumbang dan mencacah 10 tanaman kelapa sawit, dalam sehari dibutuhkan 10 HM excavator, maka total pohon yang dapat ditumbang dan dicacah 100 pohon/hari. Hasil chipping dirumpuk dengan lebar rumpukan 3.5 m dan tinggi rumpukan 1.5 m. Kegiatan tumbang dan cacah pohon kelapa sawit disajikan pada Gambar 11. a b Gambar 11 Kegiatan tumbang (a) dan cacah (b) pohon kelapa sawit di Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk Ripping Kegiatan ini bertujuan untuk menggaruk atau membalik tanah agar tanah hasil garukan tersebut terkena sinar matahari sehingga dapat mencegah penyakit tular tanah. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memutus akar kelapa sawit yang telah ditumbang. Alat yang digunakan untuk meripping adalah bulldozer. Berdasarkan pengamatan di lapangan, kegiatan ripping berlangsung lebih awal dari kegiatan tumbang dan cacah pohon akibatnya lahan yang sudah diripping akan memadat kembali karena alat-alat berat (excavator). Penanaman Tahap awal yang dilakukan pra tanam adalah pembuatan lubang tanam. Pembuatan lubang tanaman dilakukan secara mekanis menggunakan holedigger dengan ukuran 60 cm 60 cm 40 cm. Lubang tanam kemudian diberi pupuk TSP dengan dosis 350 gram dan biofungisida Nogan 300 gram. Pemberian biofungisida Nogan diharapkan mampu mencegah penyakit Ganoderma.

Selanjutnya dilakukan penyobekan polibag pada bagian bawah polibag secara melingkar dan samping polibag secara vertikal. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam dengan posisi tegak, polibag harus dilepas kemudian dilakukan penimbunan. Harus dipastikan bahwa pangkal batang tanaman rata dengan permukaan tanah. Polibag bekas ditancapkan pada pelepah daun kelapa sawit yang telah ditanam. Proses penanaman bibit kelapa sawit di lapangan disajikan pada Gambar 12. 21 a b c d Gambar 12 Proses penanaman bibit kelapa sawit umur 2 tahun di Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk: (a) lubang tanam, (b) penanaman bibit, (c) penimbunan lubang tanam, (d) bibit hasil penanaman Pemupukan Pemupukan bertujuan untuk memberikan unsur hara bagi tanaman secara lengkap sesuai kondisi tanah yang dominan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal dan ketahanan terhadap hama dan penyakit. Pupuk yang diaplikasikan harus sesuai dengan dosis rekomendasi pemupukan yang berlaku di PT SMART Tbk. Secara teknis, kegiatan pemupukan di Kebun Padang Halaban terdiri atas penguntilan pupuk (membagi pupuk ke dalam karung berdasarkan dosis rekomendasi yang disesuaikan dengan jumlah pohon yang akan dipupuk), pengangkutan dan pembagian pupuk ke blok target, tabur pupuk di piringan, dan pengumpulan karung bekas pupuk. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pupuk yang diaplikasikan tidak ditabur (disebar) merata dari pangkal tanaman sampai ke proyeksi ujung pelepah. Selain itu, pada saat pemupukan berlangsung, banyak pupuk yang tercecer. Hal ini terjadi akibat para pekerja yang tidak hati-hati saat menuangkan pupuk dari karung kedalam ember. Keterlambatan kedatangan truk pengangkut pupuk mengakibatkan kegiatan pelangsiran pupuk juga mengalami keterlambatan. Kegiatan pemupukan disajikan pada Gambar 13.

22 Gambar 13 a Kegiatan pemupukan di Kebun Padang Halaban, PT SMART Tbk: (a) muat pupuk ke dalam truk, (b) tabur pupuk b Pemanenan Panen merupakan kegiatan pemotongan buah yang sudah matang dan pengutipan brondolan baik di piringan maupun di luar piringan kemudian diangkut dan ditata rapi di TPH. Keberhasilan panen sangat bergantung pada persiapan panen, kriteria matang panen, rotasi panen, sistem panen yang digunakan serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal, dan pemberian insentif panen. Rotasi dan Sistem Panen Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada satu ancak panen. Sistem rotasi panen yang digunakan di kebun PHLE adalah rotasi 6/7 yaitu terdapat 6 seksi panen dan dipanen di seksi yang sama setelah 7 hari (seminggu), sehingga rotasi panen 4 kali per bulan. Sistem panen yang diterapkan di kebun PHLE adalah sistem hanca D6. Hanca panen diatur untuk pusingan panen 6 hari dimana seluruh pemanen dan pemberondol yang diawasi sesuai jumlah mandoran yang ada, bekerja secara serempak dalam satu blok dan seterusnya pindah ke blok berikutnya sampai selesai hanca panen pada hari tersebut. Pembagian hanca panen oleh mandor panen biasanya disesuaikan dengan kemampuan tenaga pemanen. Hanca panen ditetapkan 4-6 baris per pemanen per blok. Peralatan Panen Peralatan panen yang digunakan untuk memotong buah yaitu dodos dan pisau pemotong buah (egrek). Dodos digunakan untuk memotong TBS pada tanaman yang masih berumur lebih sekitar 3-8 tahun, sedangkan untuk tanaman yang berumur lebih dari 8 tahun digunakan egrek. Peralatan lain yang digunakan seperti kapak, angkong, ember, karung utuh dan karung eks-pupuk. Pelaksanaan Panen Sebelum pemanen melaksanakan pemanenan di lapangan, pemanen mengikuti lingkar pagi yang dipimpin oleh mandor panen. Lingkar pagi berisi pengarahan oleh mandor mengenai pelaksanaan panen dan evaluasi kegiatan panen hari sebelumnya serta berisi pembagian hanca panen yang dilakukan oleh mandor panen. Pemotongan TBS diawali dengan pemotongan pelepah yang menopang tandan. Tujuan pemotongan pelepah adalah untuk memudahkan pemanenan dan agar tidak ada brondolan yang tertinggal di sela-sela pelepah.

Pelepah yang telah dipotong, disusun rapi di gawangan mati. TBS yang telah dipanen harus segera diangkut ke PKS. Krani buah bertanggung jawab mencatat jumlah TBS yang diangkut beserta nomor pemanennya. Sistem Upah dan Denda Panen Sistem pengupahan yang berlaku di kebun PHLE terdiri basis dan premi. Basis panen yang berlaku di PHLE adalah sistem basis borong. Basis borong adalah jumlah tandan buah segar (TBS) yang harus dipanen oleh tenaga pemanen, jumlah basis minimal 60 tandan. Premi merupakan upah tambahan yang diberikan kepada pemanen apabila hasil panen telah melebihi basis. Denda merupakan sanksi yang diberikan kepada pemanen akibat tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan panen yang telah disepakati. Aspek Manajerial Tenaga kerja lapangan di Kebun PHLE merupakan buruh harian lepas (BHL). Hampir sebagian besar tenaga BHL berasal dari perkampungan/desa berada di sekitar lingkungan kebun. Setiap hari kerja dilaksanakan lingkar pagi dimulai pukul 05.45 WIB yang dipimpin oleh asisten divisi dan didampingi oleh mandor I. Asisten divisi maupun mandor I akan memberikan pengarahan terkait rencana kerja hari itu kepada para BHL sekaligus mengevaluasi hasil pekerjaan hari sebelumnya. Pekerjaan dimulai pukul 07.00 WIB dengan waktu istirahat (wolon) antara pukul 09.30-10.00 WIB. Waktu kerja diakhiri pada pukul 13.00 WIB pada hari normal dan pukul 12.00 WIB pada hari jumat. Tenaga BHL tidak terikat oleh perusahaan dan pemakaiannya tergantung kebutuhan perusahaan. Penerimaan BHL langsung dilakukan oleh kantor divisi. Para pekerja mendapatkan upah sesuai dengan jumlah hasil kerja dan prestasi kerja yang diperoleh dan telah ditentukan oleh perusahaan. Pemberian gaji kepada BHL diberikan langsung di kantor divisi pada minggu kedua setiap bulannya. Krani Divisi Krani divisi lebih banyak bertugas dibagian administrasi. Tugas seorang krani divisi antara lain menghitung tenaga, mengecek buku mandor, membuat laporan harian, membuat laporan bulanan. Seluruh kegiatan divisi harus dilaporkan secara jelas dan terperinci ke kantor kebun setiap hari. Krani divisi bertanggung jawab kepada asisten divisi. Pendamping Mandor Mandor merupakan karyawan non staf yang bertugas membantu asisten divisi dalam melaksanakan pekerjaan lapangan baik secara teknis maupun administratif. Tugas mandor secara umum adalah mengabsen BHL, mengarahkan pekerjaan, mengawasi pelaksanaan pekerjaan serta mengisi buku kerja mandor (BKM) setiap harinya. Mandor berhak menegur setiap BHL yang melakukan kesalahan dalam bekerja. Mandor divisi terdiri dari mandor panen dan mandor perawatan (mandor semprot, mandor pupuk, dan mandor infrastruktur). Selama penulis berstatus menjadi pendamping mandor, jenis pekerjaan yang diawasi adalah pemupukan, pemanenan, penyemprotan, dan replanting. 23

24 Pemupukan Selama menjadi pendamping mandor pemupukan kegiatan yang dilakukan penulis diantaranya melakukan pengawasan setiap kegiatan pengambilan pupuk di gudang, pelangsiran pupuk sampai selesainya kegiatan tabur pupuk di piringan. Pelaksanaan pemupukan dilakukan dengan sistem untilan (pupuk dibagi ke dalam karung). Hal ini ditujukan untuk memudahkan pekerjaan, sekaligus untuk mengurangi resiko kehilangan pupuk di lapangan. Setelah pupuk untilan diangkut dari gudang, maka pupuk tersebut dilangsir ke blok target, satu rintis ditempatkan sebanyak tiga untilan pupuk. Pupuk diberikan pada piringan dengan cara ditabur di piringan. Permasalahan yang sering terjadi pada saat dilakukan pemupukan yakni keterlambatan dump truck pengangkut pupuk dalam mendistribusikan pupuk ke blok-blok target. Akibatnya, tenaga pemupuk menjadi tergesa-gesa dan kurang berhati-hati pada saat menuangkan pupuk dari karung ke dalam ember maupun pada saat menabur pupuk di piringan. Pupuk-pupuk tersebut banyak yang tercecer di jalan dan tidak dilakukan pengerukan. Pemanenan Pelaksanaan panen dilaksanakan dengan sistem basis, artinya setiap pemanen buah harus dapat memanen TBS sebanyak basis panen yang ditentukan Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapat premi. Kegiatan potong buah sepenuhnya dikerjakan oleh tenaga pemanen, sedangkan pengutip brondolan dikerjakan oleh pemberondol. Permasalahan yang terjadi saat pelaksanaan panen adalah masih terdapat TBS yang tidak dipanen, pelepah yang patah akibat kesalahan pada memotong buah, dan banyak brondolan yang tertinggal di TPH pada saat pengangkutan buah. Penyemprotan Gulma Penyemprotan gulma merupakan salah satu cara pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Hal yang menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah untuk menghemat penggunaan tenaga kerja yang ada. Namun, disisi lain kelemahan dari pelaksanaan pekerjaan semacam ini akan menyebabkan beban biaya pembelian bahan yang tinggi. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pekerja tidak memakai alat pelindung diri yang memadai pada saat melakukan penyemprotan. Pendamping Asisten Tugas dan tanggung jawab seorang asisten divisi berhubungan dengan fungsi manajerial antara lain fungsi perencanaan (membuat rencana kerja harian maupun bulanan sekaligus permintaan dana operasional), fungsi pengorganisasian (penentuan jenis pekerjaan, pemilihan dan penempatan pekerja), fungsi koordinasi (mengawasi agar pekerjaan dilaksanakan sesuai kualifikasi, koordinasi dengan pimpinan, dan koordinasi antar divisi), fungsi pengawasan (mengoreksi kesalahan pekerja, evaluasi hasil yang dicapai dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan). Selain bertugas di lapangan, seorang asisten divisi juga bertugas untuk mengelola administrasi divisi, pengendalian biaya divisi serta melakukan pembinaan terhadap pekerja. Asisten bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan

operasional kebun selama 24 jam yang meliputi kegiatan di kebun maupun lingkungan masyarakat. Selama menjadi pendamping asisten, penulis berkesempatan membantu asisten pembibitan dalam melakukan perhitungan kebutuhan biaya (alat dan bahan) untuk persiapan penanaman kecambah dan beberapa kegiatan administrasi lain seperti memeriksa buku kerja mandor, dan laporan lembur pekerja. 25 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pembibitan Kebun Padang Halaban Kebun pembibitan Padang Halaban terletak pada lahan seluas 36 ha yang berada dalam wilayah kerja Divisi VII. Lokasi kebun pembibitan yang dibangun telah terpusat dan permanen. Pemilihan lokasi pembibitan yang terpusat dan permanen dilakukan atas dasar pertimbangan efisiensi pengelolaan pembibitan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari pemusatan pembibitan yang permanen yaitu penghematan biaya pembibitan (biaya operasional) serta kualitas bibit yang dihasilkan lebih baik. Bevan dan Gray (1977) menyatakan penghematan biaya pada pembibitan yang terpusat dan permanen sebesar $ 6.39 sen per bibit. Menurut Pahan (2012), untuk membangun pembibitan permanen, perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding membangun pembibitan semipermanen. Sistem pembibitan yang digunakan adalah sistem pembibitan dua tahap (double stage nursery). Sistem pembibitan dua tahap terdiri atas pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Bibit di pembibitan awal dipelihara 3-4 bulan (mulai dari penanaman kecambah hingga menjadi bibit), kemudian bibit dipindah tanam ke pembibitan utama dan dipelihara 11-13 bulan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penggunaan sistem pembibitan dua tahap yaitu hemat penggunaan lahan, kegiatan pemeliharaan lebih optimal, dan proses seleksi lebih ketat sehingga kualitas bibit yang dihasilkan lebih baik. Menurut Fauzi et al. (2012), sistem pembibitan dua tahap memiliki kelemahan yaitu penambahan biaya pembelian bahan seperti pembelian polibag kecil, bibit sering mengalami transplanting shock pada saat dilakukan pindah tanam dari pembibitan awal ke pembibitan utama. Sumber bibit yang digunakan di pembibitan Kebun Padang Halaban berasal dari kecambah (germinated seed) dan ramet. Kecambah tersebut diproduksi oleh PT Dami Mas Sejahtera, sedangkan ramet diproduksi oleh Plant Production Division milik PT SMART Tbk. Kecambah yang diproduksi merupakan hasil persilangan Deli Dura terpilih dengan turunan kedua dari Pisifera BM 119 Avros yang diberi nama dagang Dami Mas. Kecambah Dami Mas memiliki keunggulan seperti produksi buah lebih cepat pada umur 24 bulan, produksi 36 ton TBS/ha, total produksi minyak 9 ton/ha, adaptif pada berbagai kondisi lingkungan.