PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia
|
|
- Surya Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 57 PEMBAHASAN Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia Hasil pertemuan yang dilakukan pengusaha sumber benih kelapa sawit yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Perkebunan pada tanggal 12 Februari 2010, menyepakati rencana produksi kecambah kelapa sawit sebesar 150 juta kecambah dari potensi produksi sebesar 215 juta kecambah (Ditjenbun 2010). PPKS memiliki proporsi terbesar dalam menyediakan kecambah kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Rencana dan potensi detiap perusahaan sumber benih kelapa sawit di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 18. PT. Bakti Tani Nusantara PT. Bina Sawit Makmur PT. Tunggal Yunus Estate PT. Dami Mas Sejahtera PT. London Sumatera PT. Socfin Indonesia PPKS Rencana Produksi Potensi Produksi Produksi kecambah (juta butir) Gambar 18. Rencana dan Potensi Produksi Kecambah Kelapa Sawit 2010 (Ditjenbun, 2010) Seperti ditunjukkan pada Gambar 18, bahwa PPKS memiliki potensi yang lebih tinggi dalam memproduksi kecambah kelapa sawit dibandingkan dengan sumber benih lain. Dengan potensi yang dimilikinya, PPKS merencanakan produksi kecambah yang lebih besar dibandingkan sumber benih lain. Pada tahun 2009 saja PPKS mampu memproduksi kecambah sebanyak butir melampaui rencana produksi tahun Kecambahnya banyak diserap oleh perkebunan besar dan perkebunan rakyat dengan harga terjangkau yaitu Rp 6000 Rp 7000/butir. Hal ini menjadi keunggulan bagi PPKS yang merupakan sumber benih pertama dan terbesar di Indonesia dengan pengelolaan yang baik mampu menghasilkan bahan tanaman secara optimal, dimana pada tahun 2009 PPKS Unit
2 58 Marihat saja dapat memproduksi benih sebanyak butir dari target sebesar butir. Pengelolaan yang baik terbukti dengan mendapatkannya sertifikasi mutu terhadap bahan tanaman produksi PPKS yaitu ISO 9001:2008 dari TUV Internasional. Penyiapan Tandan Benih Menjadi Benih Produksi benih memegang peranan penting dalam pengadaan bahan tanaman kelapa sawit. Dalam upaya menyediakan benih yang baik diperlukan rangkaian proses produksi benih yang cermat dan teliti seperti proses penyiapan benih. Penyiapan benih adalah kegiatan mempersiapkan benih yang baik untuk diproses lebih lanjut yaitu dipatahkan dormansinya dan dikecambahkan. Tahapan dalam kegiatan penyiapan benih yang dilakukan di Divisi Produksi PPKS yaitu: penerimaan tandan benih, pencincangan tandan benih, fermentasi, pemipilan, pengupasan, seleksi benih, penyimpanan stock dan barecode. Secara rinci deskripsi dari setiap tahapan penyiapan benih telah disampaikan di bagian pelaksanaan magang. Capaian produksi benih Secara umum tidak terdapat masalah di dalam peroses produksi penyiapan benih di PPKS Marihat. Semua kegiatan produksi berjalan sesuai instruksi kerja yang berlaku. Selain itu dengan adanya sasaran mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan maka proses produksi senantiasa berupaya meningkatkan kinerja dan mutunya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pencapaian proses produksi Seksi Persiapan Benih terhadap sasaran mutu tahun 2010 yaitu menekan tingkat kerusakan biji selama proses menjadi benih maksimal 1.0% dari jumlah biji yang dipasok dari Divisi Pohon Induk. Sampai saat ini tingkat kerusakan biji pada persipan benih masih dibawah 1.0% yaitu 0.40%. Namun demikian, perlu langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan produksi dan kinerja karyawan. Jumlah produksi yang fluktuatif setiap tahunnya dikarenakan jumlah pasokan tandan dari pohon induk tidak sama setiap tahun Semakin tingginya jumlah tandan yang dipasok Divisi Pohon Induk maka tidak menutup kemungkinan semakin meningkatnya tingkat kerusakan biji pada proses
3 59 produksi benih. Kerusakan biji dalam penyiapan benih ditimbulkan oleh proses pencincangan dan pengupasan. Selama ini tingkat kerusakan dihitung di akhir kedua proses tersebut, sehingga tidak dapat ditentukan proses mana yang lebih besar menimbulkan kerusakan, apakah tingkat kerusakan pada pencincangan lebih besar dibandingkan pengupasan atau sebaliknya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya análisis terhadap timbulnya tingkat kerusakan pada proses pencincangan dan pengupasan. Adanya pemisahan perhitungan tingkat kerusakan biji di masing-masing proses persiapan benih (pencincangan dan pengupasan) maka evaluasi terhadap kerusakan biji dan proses kerja dapat dilakukan dengan mudah, serta tingkat efektifitas dan efisiensi produksi benih pun akan lebih baik. Kegiatan penyiapan benih sangat memperhatikan mutu benih. Mutu benih merupakan input yang paling penting dalam pertanian, karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan tumbuh benih di lapang. Mutu benih yang semakin tinggi maka kemampuan benih untuk tumbuh di lapang juga tinggi. Mutu benih mencakup mutu genetik, fisik, dan fisiologis. Sadjad (1997) menyatakan bahwa mutu genetik adalah benih yang mempunyai identitas genetik yang murni dan mantap, dan apabila ditanam mewujudkan kinerja pertanaman yang homogen sesuai yang dideskripsikan oleh pemulianya. Mutu fisiologik adalah mutu benih yang ditentukan oleh viabilitas dan kadar air benih sehingga mampu menghasilkan tanaman yang normal. Sedangkan mutu fisik ditentukan oleh keseragaman benih. Kemurnian varietas sangat diperhatikan oleh PPKS dalam memproduksi benih, karena kemurnian varietas akan mempengaruhi mutu genetik dari benih tersebut. Hal ini dapat terlihat pada setiap tahap kegiatan penyiapan benih, benih dari setiap persilangan/tandan tidak boleh tercampur. Label identitas setiap persilangan benih yang diterima persiapan benih harus dalam kondisi melekat pada tandan tersebut dan akan dibawa terus di setiap tahapan penyiapan benih. Efisiensi dan Efektifitas Sistem Kerja Secara garis besar kegiatan penyiapan benih adalah mengolah tandan benih menjadi benih. Dengan demikian tahapan-tahapan dalam persiapan benih sangat berkaitan dengan perlakuan fisik. Kerusakan biji pada proses pengolahan
4 60 tandan benih menjadi benih ditimbulkan dari kegiatan pencincangan dan pengupasan, sehingga kegiatan ini sangat mempengaruhi mutu fisik benih. Kegiatan penyiapan benih di PPKS sudah cukup baik seperti telah dijelaskan sebelumnya, walaupun dalam teknis kegiatan penyiapan benih di Divisi Produksi PPKS masih dilakukan secara manual kecuali pengupasan buah menggunakan mesin. 1. Pencincangan dan pemipilan Kegiatan pencincangan dan pemipilan masih dikerjakan manual yang memerlukan tenaga yang cukup besar, membutuhkan energi lebih dan keahlian dari pekerja yang melakukannya. Dengan demikian hasil pekerjaan dapat dipengaruhi oleh kondisi pekerja, terutama untuk pencincangan yang berpengaruh terhadap tingkat kerusakan benih. Pekerja memegang peranan penting dalam melakukan setiap kegiatan penyiapan benih. Pembagian kerja di Persiapan Benih Divisi Produksi PPKS untuk pencincangan, pemipilan dan pengupasan dilakukan oleh 12 orang dan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok pencincang, pemipil dan pengupas. Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap tugasnya masing-masing. Setiap pekerja dari setiap kelompok masing-masing mengerjakan ± 30 tandan/hari. Dengan demikian pekerjaan yang dilakukan dalam setiap minggu (Senin Jumat) oleh setiap kelompok adalah 600 tandan. Pencincangan dan pemipilan masing-masing dilakukan oleh empat orang pekerja. Apabila ada satu atau lebih pekerja yang tidak masuk kerja karena sakit atau alasan lainnya maka pekerjaan setiap kelompok akan berat. Setiap kelompok harus tetap menyelesaikan tugasnya untuk memproses 600 tandan setiap minggunya, karena tandan yang diterima pada minggu itu harus selesai diproses dalam waktu satu minggu. Oleh karena itu, perlu diadakannya mesin cincang dan pemipil tandan benih (secara mekanis) untuk melakukan proses pencincangan dan pemipilan. Dengan adanya mesin pencincang dan pemipil diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam penyiapan benih, serta dapat meningkatkan mutu fisik benih. Pekerjaan tidak lagi tergantung terhadap tenaga/energi pekerja dan dapat mempersingkat waktu proses persiapan benih yang sebelumnya satu minggu bisa menjadi 2 3 hari.
5 61 Gambar 19. Ilustrasi Mesin Pencincang dan Pemipil (sketsa oleh penulis) 2. Seleksi benih Seleksi benih sama seperti proses-proses sebelumnya masih dilakukan secara manual dan sortasi dilakukan dengan kotak ayakan sederhana. Pekerja seleksi benih adalah perempuan, karena perempuan lebih peka dalam menyeleksi dibandingkan laki-laki. Pekerjaan ini membutuhkan ketelitian dan kepekaan pekerjanya. Kondisi pekerja dapat mempengaruhi seleksi benih, seperti ketidakhadiran pekerja, kondisi kesehatan pekerja (penglihatan dan ingatan dalam penghitungan benih). Oleh karena itu, perlu pengadaan mesin pemilah atau sortasi benih diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas seleksi benih, serta meningkatkan mutu benih. Gambar 20. Ilustrasi Mesin Grading Benih (sketsa oleh penulis)
6 62 Evaluasi Pengaruh Waktu Panen Tandan Benih Kelapa Sawit terhadap Warna Cangkang Biji Biji putih atau coklat muda dalam produksi benih akan diafkir atau dimusnahkan, tidak dilanjutkan pada proses produksi selanjutnya. Selain itu, biji putih tidak diminati konsumen karena warnanya. Menurut Lubis (2008), biji putih memiliki cangkang berwarna putih, lembut, poreus, tipis sangat mudah menghisap air tetapi juga sangat cepat kering, mudah dimasuki organisme, dan biji ini tidak baik untuk bibit. Cangkang biji merupakan organ yang berasal dari tanaman induk, sehingga diduga warna cangkang putih merupakan karakter genetis yang diturunkan oleh induknya. Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap nomor induk lapangan dan nomor buku induk pada data produksi selama tiga tahun ( ) menunjukkan bahwa terdapat pohon induk yang sama pada tahun yang sama menghasilkan tandan berbiji putih dan juga menghasilkan tandan berbiji normal. Dengan demikian, warna cangkang putih bukan merupakan karakter genetis yang selalu diturunkan oleh induknya, karena pohon induk yang pernah menghasilkan tandan biji putih tidak seterusnya akan menghasilkan biji putih, tetapi bisa juga tandan dari pohon induk tersebut berbiji normal. Jumlah tandan berbiji putih pada tahun 2009 lebih banyak dibanding tahun 2008 dan 2007, secara berurutan 95, 87 dan 71 tandan. Tinggi rendahnya jumlah tandan biji putih setiap tahunnya berbeda tergantung jumlah pasokan tandan benih yang diterima Divisi Produksi dari Divisi Pohon Induk. Semakin tinggi jumlah tandan benih varietas tertentu maka diduga semakin tinggi tandan berbiji putih pada varietas tersebut. Hasil evaluasi terhadap umur tandan menunjukkan bahwa hari setelah serbuk berpengaruh nyata terhadap warna cangkang biji. Terdapat perbedaan umur tandan (hari setelah serbuk) antara tandan yang berbiji putih dengan berbiji normal. Tandan biji putih lebih muda dibanding umur tandan biji normal. Umur tandan berbiji putih rata-rata pada hari dan warna normal pada hari. Lubis (2008) menyatakan bahwa warna cangkang biji berubah seiring pertumbuhan dan perkembangan komposisi buah kelapa sawit.
7 63 Cangkang biji berwarna putih merupakan salah satu tahap dari pertumbuhan dan perkembangan komposisi buah dan pada akhir tahap cangkang berwarna coklat tua atau hitam. Dapat dilihat pada Lampiran 5 mengenai hasil penelitian terhadap pertumbuhan dan perkembangan komposisi buah sejak satu bulan penyerbukan sampai matang (160 hari) yang dilakukan di Marihat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa cangkang sudah berwarna coklat tua pada hari ke-139 setelah penyerbukan (Lubis, 2008). Namun perlu diketahui bahwa dalam perkembangannya warna cangkang pada hari ke-139 belum serempak berwarna coklat tua, sebaiknya pemanenan dihindari pada umur tersebut. Selanjutnya Lubis (2008) menyatakan bahwa panen tandan benih biasanya 5 6 bulan ( hari) setelah anthesis ketika tandan sudah matang ditandai jika sudah ada 1 2 buah luar yang terlepas. Oleh karena itu, waktu panen tandan benih sangat berpengaruh terhadap warna biji dari tandan yang dipanen. Panen tidak tepat pada waktunya dapat mengakibatkan pemanenan tandan yang masih berbiji putih. Pengujian Daya Tumbuh Kecambah Kelapa Sawit Siap Salur Berdasarkan Lama Penyimpanan Kecambah kelapa sawit adalah calon bibit kelapa sawit yang berasal dari benih yang telah melalui masa pematahan dormansi dan telah tumbuh plumula dan radikula ± 2 cm. Kecambah yang baik memiliki plumula dan radikula yang sehat dan tegap, tumbuh lurus, tidak cacat dan tidak luka. Radikula berukuran diameter lebih kecil dan berwarna lebih kekuningan dibandingkan dengan plumula. Hasil percobaan menunjukkan bahwa sampai penyimpanan empat minggu kondisi kecambah semakin memanjang, radikula dan plumula berwarna kuningkecoklatan, kesegaran menurun, dan mengering. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lubis (2008) yaitu kecambah dapat bertahan 3 5 hari, jika lebih maka bakal akar dan bakal daun akan kepanjangan, kering dan busuk Serangan jamur biasa terlihat pada bagian sekitar plumula dan radikula kecambah. Gejala serangan jamurnya yaitu sebagai berikut:
8 64 Terlihat koloni-koloni jamur berwarna putih kekuningan atau biru-kehijauan dengan struktur pembawa spora yang jelas. Infeksi ringan pada radikula dan plumula yang sedang berkembang berupa bintik-bintik coklat kehitaman Purba (2009) menyatakan bahwa gejala serangan jamur seperti ini disebut Penyakit Tunas (Brown-Germ disease). Faktor-faktor penyebab penyakit tunas yaitu : (1) kadar air biji > 17%, (2) permukaan kulit biji kurang bersih, banyak serabut, dan (3) ruang pengecambahan kurang bersih dan terlalu lembab. Semakin lama penyimpanan tidak berarti semakin tinggi serangan jamur. Seperti pada periode penyimpanan minggu ke-3, varietas Simalungun tidak terserang jamur sedangkan varietas Langkat terserang. Selain itu, persentase kecambah yang terserang jamur pada minggu ke-2, 3 dan 4 berbeda-beda, tidak menunjukkan peningkatan. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi pada saat pengemasan kurang bersih atau terlalu lembab sehingga tingkat serangan berbedabeda pada setiap kantong kemasan. Melalui percobaan ini diketahui bahwa penyimpanan, varietas dan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap persentase hidup kecambah di Pre Nursery. Rata-rata persentase hidup kecambah untuk setiap perlakuan > 95%. Semakin lama penyimpanan dapat menyebabkan kecenderungan persentase hidup bibit semakin menurun. Hal ini terjadi karena proses penyimpanan menurunkan kesegaran kecambah, timbul dan meningkatnya serangan jamur, plumula dan radikula memanjang sehingga sukar ditanam, dan hal ini dapat menyebabkan kecambah mati di pembibitan. Penyimpanan yang tidak berpengaruh terhadap persentase hidup kecambah bukan berarti kecambah yang hidup tersebut normal semua, karena penyimpanan akan meningkatkan resiko bibit abnormal. Penyimpanan kecambah berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit. Peubah pertumbuhan bibit seperti jumlah daun, tinggi bibit, dan diameter batang semakin menurun seiring lamanya penyimpanan kecambah. Penyimpanan yang terbaik untuk pertumbuhan tinggi bibit pada varietas Simalungun yaitu penyimpanan 0 1 minggu dan untuk varietas Langkat yaitu penyimpanan 0 2 minggu. Penyimpanan terbaik untuk jumlah daun bibit pada varietas Simalungun dan
9 65 Langkat yaitu penyimpanan 0 2 minggu. Sedangkan penyimpanan terbaik untuk diameter batang pada varietas Simalungun dan Langkat yaitu penyimpanan 0 1 minggu. Selama penyimpanan kecambah melakukan metabolisme dengan menggunakan air dan pasokan metabolit dari cadangan makanan. Semakin lama penyimpanan maka air yang dipakai semakin tinggi dan penggunaan cadangan makanan meningkat. Sehingga mengakibatkan kesegaran kecambah menurun dan kecambah mengering. Kecambah yang belum berfotosintesis harus beradaptasi untuk dapat tumbuh baik dengan sisa cadangan makanan dan selanjutnya akan mempengaruhi pertumbuhan bibit tersebut. Grafik pertumbuhan bibit 4 8 MST dapat dilihat pada Lampiran 6. Menurut Mugnisjah (2007), pertumbuhan kecambah ditandai dengan bobot kering struktur embrio yang semakin berat dengan semakin tuanya umur kecambah. Sebaliknya, bobot organ cadangan makanan (endosperma dan kotiledon) semakin ringan, berakhir dengan habis atau tidak diperlukannya lagi cadangan makanan tersebut (kotiledon digugurkan oleh tanaman muda). Lubis (2008) menambahkan bahwa fotosintesis bibit kelapa sawit dimulai pada umur satu bulan, yaitu ketika daun pertama telah terbentuk dan selanjutnya secara berangsur-angsur peranan endosperm sebagai suplai bahan makanan mulai digantikan. Diduga bibit yang berasal dari kecambah yang telah mengalami penyimpanan, pada umur 0 1 bulan pertumbuhannya menggunakan sisa cadangan makanan yang telah terpakai kecambah selama penyimpanan. Dengan demikian, semakin lama penyimpanan maka akan mempengaruhi pertumbuhan bibit dan menyebabkan penurunan keragaan tumbuh bibit di pembibitan. Selain itu, kecambah yang tumbuh memanjang, kering, dan terserang jamur selama penyimpanan dapat mengakibatkan penurunan keragaan tumbuh bibit seperti jumlah daun, tinggi bibit, dan diameter batang. Penanaman kecambah yang terlambat atau terlalu lama disimpan termasuk sebagai kegiatan kultur teknis. Lubis (2008) menyatakan kultur teknis yang kurang baik dapat menimbulkan abnormalitas bibit. Hasil percobaan ini menduga abnormalitas bibit meningkat seiring lamanya penyimpanan. Hal ini dapat dilihat
10 66 dari persentase abnormalitas pada bibit yang berasal dari kecambah yang disimpan 2 3 minggu lebih tinggi dibandingkan bibit yang berasal dari kecambah yang disimpan 0 1 minggu. Penyimpanan menyebabkan kecambah bertambah panjang sehingga kecambah sulit ditanam dan mudah patah. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan bibit abnormal. Selain itu, jamur pada kecambah dapat mempengaruhi pertumbuhan bibit dan menyebabkan bibit abnormal. Seperti pada penyimpanan dua minggu (P2), tingkat serangan jamur dan persentase abnormalitasnya tertinggi dibanding perlakuan lainnya.
METODE MAGANG. Tempat dan Waktu
10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Unit Usaha Marihat, Provinsi Sumatera Utara selama 4 bulan yang dimulai dari tanggal 1 Maret 2010
Lebih terperinciLampiran 1. Jurnal Mingguan Kegiatan Magang PPKS Marihat
LAMPIRAN 71 72 Lampiran 1. Jurnal Mingguan Kegiatan Magang PPKS Marihat No Tanggal Uraian Kegiatan Divisi/ Lokasi Pembimbing 1 01/03/10-05/03/10 Tiba di PPKS Marihat, Sumatera Utara. Penjelasan mengenai
Lebih terperinciPeluang pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia sangat besar. dikarenakan faktor lingkungan yang sesuai dengan pertanaman sekaligus merupakan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peluang pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia sangat besar dikarenakan faktor lingkungan yang sesuai dengan pertanaman sekaligus merupakan salah satu penentu perkembangan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca C Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 4 bulan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciPENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA
PENGENDALIAN MUTU PRODUKSI BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacquin) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA RANI KURNILA A24052666 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga
Lebih terperinciPEMBAHASA. Proses Pengadaan Bahan Tanaman
51 PEMBAHASA Proses Pengadaan Bahan Tanaman Pengadaan Bahan Tanaman Secara Konvensional. Teknik pengadaan bahan tanaman secara konvensional di PPKS melalui penyerbukan bantuan (assisted pollination) oleh
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
25 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilaksanakan di PPKS Marihat, Pematang Siantar, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan selama 5 bulan, dimulai tanggal 1 Maret hingga 24 Juli 2010.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di
14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Jengkol Klasifikasi tanaman jengkol dalam ilmu tumbuh-tumbuhan dimasukkan dalam klasifikasi sebagai berikut (Pitojo,1992). Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledonae
Lebih terperinciTipe perkecambahan epigeal
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei
Lebih terperinciBenih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)
SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Diantara divisi Angiospermae, family Poaceae paling banyak menghasilkan pangan yang berasal dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan
Lebih terperinciBenih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)
Standar Nasional Indonesia Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia
Lebih terperinciVI.SISTEM PRODUKSI BENIH
VI.SISTEM PRODUKSI BENIH UNTUK PRODUKSI BENIH MAKA HARUS TERSEDIA POHON INDUK POPULASI DURA TERPILIH POPULASI PISIFERA TERPILIH SISTEM REPRODUKSI TANAMAN POLINASI BUATAN UNTUK PRODUKSI BENIH PERSIAPAN
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia memerlukan peningkatan produksi padi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Produksi Serbuk Sari. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Produksi Serbuk Sari. Progeni Nigeria Ghana Ekona Avros Dami Yangambi
34 PEMBAHASAN Produksi Serbuk Sari Ketersediaan serbuk sari yang berkualitas merupakan salah satu faktor penting dalam proses produksi benih. Ketersediaan serbuk sari menentukan keberlangsungan produksi
Lebih terperinciPengolahan Tandan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guiinensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat, Sumatera Utara
Pengolahan Tandan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guiinensis Jacq) di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Marihat, Sumatera Utara Processing of Oil Palm (Elaeis guiinensis Jacq.) Seed Bunch in Pusat Penelitian Kelapa
Lebih terperinciDalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon
PERKECAMBAHAN 1. Pengertian Perkecambahan merupakan proses metabolism biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (plumula dan radikal). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat
Lebih terperinciPEMBAHASAN. Produksi Dan Pemasaran Benih Kelapa Sawit. Tabel 13. Produksi Kecambah Kelapa Sawit tahun 2008
PEMBAHASAN Produksi Dan Pemasaran Benih Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sebagai penghasil sekaligus penyalur benih kelapa sawit unggul mampu menghasilkan 40 juta kecambah setiap tahunnya.
Lebih terperinciPEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1
PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kayu Afrika (Maesopsis eminii) Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun tinggi mencapai 45 m dengan batang bebas cabang 2 per 3 dari tinggi total,
Lebih terperinciLampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai
Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai VARIETAS ANJASMORO KABA SINABUNG No. Galur MANSURIAV395-49-4 MSC 9524-IV-C-7 MSC 9526-IV-C-4 Asal Seleksi massa dari populasi Silang ganda 16 tetua Silang ganda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Secara agronomis biji merupakan hasil budidaya yang
Lebih terperinciI. HASIL DAN PEMBAHASAN
digilib.uns.ac.id 21 I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkecambahan Biji 1. Kecepatan Kecambah Viabilitas atau daya hidup biji biasanya dicerminkan oleh dua faktor yaitu daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Hal
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan dengan klasifikasi lengkap tanaman kedelai adalah sebagai berikut, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae,
Lebih terperinciMENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU
MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU 05115011 Rodiyah TUGAS TIK UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2015 http://narotama.ac.id PERCOBAAN PERTUMBUHAN PERKECAMBAHAN Tujuan : Untuk membandingkan pertumbuhan
Lebih terperinciPENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI
PETUNJUK LAPANGAN Oleh : M Mundir BP3K Nglegok PENYIAPAN BENIH TANAMAN PADI 1 PENYIAPAN BENIH UNTUK PERBENIHAN PADI I. LATAR BELAKANG Benih padi bermutu tinggi sangat penting dalam suatu usahatani, karena
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut :
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit adalah sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Monocotyledoneane
Lebih terperinci47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Pengamatan Pengamatan dilakukan dengan mengamati kecambah benih merbau yang hidup yaitu dengan cara memperhatikan kotiledon yang muncul ke permukaan tanah. Pada tiap perlakuan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Produksi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas Benih 2.1.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Dari hasil pengamatan diperoleh data persentase kecambah normal, kecambah abnormal, benih segar tidak tumbuh, benih mati yang disajikan dalam bentuk Tabel 1 berikut
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI
PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 10 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI A. DEFINISI Benih
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai
II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan tegalan Perumahaan Puri Sejahtera, Desa Haji Mena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada Oktober 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cengkeh adalah tumbuhan asli Maluku, Indonesia. Cengkeh dikenal dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman asli Indonesia ini tergolong
Lebih terperinciI. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit keras dengan fisik dan kimiawi.
I. Judul Pematahan Dormansi Biji II. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh cara pematahan dormansi pada biji berkulit III. keras dengan fisik dan kimiawi. Tinjauan Pustaka Biji terdiri dari embrio, endosperma,
Lebih terperinciMATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN
MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik benih yang mencangkup
Lebih terperinciBEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH
BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH SNI 6128:2015 BERAS Ruang lingkup : SNI ini menetapkan ketentuan tentang persyaratan mutu, penandaan dan pengemasan semua jenis beras yang diperdagangkan untuk konsumsi.
Lebih terperincidalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah carica merupakan jenis buah pepaya yang tumbuh di dataran tinggi dan salah satu buah yang tidak mudah ditemukan di daerah lain di Indonesia. Tanaman carica banyak
Lebih terperinciPENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI
TUGAS MATA KULIAH FISIOLOGI BENIH PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI Dewi Ma rufah Oleh : H0106006 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 I. PENDAHULUAN Biji merupakan alat untuk mempertahankan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat hasil. Penggunaan benih bermutu tinggi dalam budidaya akan menghasilkan panen tanaman yang tinggi
Lebih terperinciPANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU
PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU Diah Pratiwi, S.P., M.P PBT Pertama BBPPTP Surabaya PENDAHULUAN Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan salah satu tanaman rempah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung di Indonesia merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri.
Lebih terperinciLampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST
Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1 Golongan : hibrida Bentuk tanaman : tegak Tinggi tanaman : 110-140 cm Umur tanaman : mulai berbunga 65 HST mulai panen 90 HST Bentuk kanopi : bulat Warna batang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Propagul Rhizophora mucronata dikecambahkan selama 90 hari (3 bulan) dan diamati setiap 3 hari sekali. Hasil pengamatan setiap variabel pertumbuhan dari setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang sampai sekarang ini semakin meningkat, baik dari segi pengembangan maupun permintaan pasar.
Lebih terperinciPANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG
PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi Tanaman Jagung Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub
Lebih terperinciLampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar
Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar Tahun pelepasan : 1991 Nomor galur : MI-5/Psj. Asal : iradiasi gamma dosis 0,1 Kgy di varietas Manyar Hasil rata-rata : 1-2 ton/ha biji bersih Warna daun
Lebih terperinciTEKNIK SELEKSI DAN SORTASI BIJI UNTUK BIBIT JARAK PAGAR YANG BERKUAUTAS
Workshop Pendirian Keblln Bibit Sumber. Demplot dan Feasibility Study untuk Perkebunari Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) TEKNIK SELEKSI DAN SORTASI BIJI UNTUK BIBIT JARAK PAGAR YANG BERKUAUTAS Dr. Ir.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Lokasi penelitian mempunyai topografi lahan datar dengan tekstur tanah yang remah dengan jenis tanah inseptisol. Pohon aren yang terseleksi untuk sampel
Lebih terperinciLampiran 1. Anak Daun Normal dan anak Daun Menggulung
LAMPIRA 64 65 Lampiran 1. Anak Daun Normal dan anak Daun Menggulung Anak daun menggulung a. Anak daun menggulung Anak daun normal b. Anak Daun Normal 66 Lampiran 2. Varietas Kelapa Sawit Unggul PPKS 1.
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN
LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN NAMA : AMUL HEKSA BAJAFITRI NIM : 125040201111131 KELOMPOK : JUMAT 11.00 ASISTEN : INTAN RATRI PRASUNDARI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan
Lebih terperinci2013, No
2013, No.1176 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN KELAPA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kacang Tanah Kacang tanah tergolong dalam famili Leguminoceae sub-famili Papilinoideae dan genus Arachis. Tanaman semusim (Arachis hypogaea) ini membentuk polong dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pisang (Musa paradisiaca L.) merupakan salah satu jenis buah tropika yang mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola secara intensif dengan berorientasi agribisnis,
Lebih terperinciPRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013
PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH 1 BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH Budidaya untuk produksi benih sedikit berbeda dengan budidaya untuk produksi non benih, yakni pada prinsip genetisnya, dimana
Lebih terperinciBenih panili (Vanilla planifolia Andrews)
Standar Nasional Indonesia Benih panili (Vanilla planifolia Andrews) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3
Lebih terperinciPEMATAHAN DORMANSI BENIH
PEMATAHAN DORMANSI BENIH A. Pendahuluan 1. Latar Belakang. Dormansi benih berhubungan dengan usaha benih untuk menunda perkecambahannya, hingga waktu dan kondisi lingkungan memungkinkan untuk melangsungkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih, persentase kecambah
Lebih terperinciI. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH
I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH Satriyas Ilyas 1.1. Program Sertifikasi Produksi benih memerrlukan jaminan dari pihak ketiga sehingga lahirlah program sertifikasi benih. Sertifikasi benih adalah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan
Lebih terperinciSumber Pustaka Hilman. Y. A. Hidayat, dan Suwandi Budidaya Bawang Putih Di Dataran Tinggi. Puslitbang Hortikultura. Jakarta.
PANEN BAWANG PUTIH Tujuan : Setelah berlatih peserta terampil dalam menentukan umur panen untuk benih bawang putih serta ciri-ciri tanaman bawang putih siap untuk dipanen 1. Siapkan tanaman bawang putih
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di negara-negara Bolivia, Peru, dan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada tanggal 27 Maret 2017-23 Mei
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari sebuah akar tunggang yang terbentuk dari calon akar,
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman
Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 44 TAHUN 1995 (44/1995) Tanggal : 30 DESEMBER 1995 (JAKARTA) Sumber : LN 1995/85; TLN NO.
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH. Faktor Genetik/ Faktor Lingkungan/ Eksternal
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU BENIH Faktor Genetik/ Internal Faktor Lingkungan/ Eksternal FAKTOR GENETIK Genetik merupakan faktor bawaan yang berkaitan dengan komposisi genetika benih. Mutu benih berbeda
Lebih terperinciSeleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi
Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Yang dimaksud dengan bahan tanaman karet adalah biji karet (calon
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) adalah anggota sayuran genus Phaseolus yang paling dikenal. Walaupun tidak menghasilkan jumlah protein dan kalori setinggi buncis
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family Caricaceae dan merupakan tanaman herba (Barus dan Syukri, 2008). Sampai saat ini, Caricaceae itu diperkirakan
Lebih terperinciPETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI
PETUNJUK LAPANGAN PENYIAPAN BENIH KEDELAI Oleh : MOH. YUSUF YUNAIDI A. Latar Belakang Dalam bercocok tanam pemilihan benih yang ditanam merupakan langkah pertama yang sangat penting, salah memilih benih
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.
21 PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, pertama pertumbuhan dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau. Tahap I. Pengujian Karakter Pertumbuhan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Klasifikasi dari tanaman kedelai menurut Rukmana dan Yuyun, : Dicotyledoneae/Archichlamydae
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi dari tanaman kedelai menurut Rukmana dan Yuyun, 1996 adalah sebagai berikut : Kingdom/subkingdom Divisio Sub divisio Kelas/subkelas Ordo/subordo Famili/subfamili
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa benih tanaman merupakan salah satu sarana budidaya tanaman yang mempunyai
Lebih terperinciKAJIAN PENENTUAN UMUR MASAK OPTIMAL TANDAN BUAH SAWIT UNTUK BENIH BERVIGOR TINGGI DI SUMATERA UTARA. Dr. Didik Harnowo, MS dkk
KAJIAN PENENTUAN UMUR MASAK OPTIMAL TANDAN BUAH SAWIT UNTUK BENIH BERVIGOR TINGGI DI SUMATERA UTARA Dr. Didik Harnowo, MS dkk Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian BALAI BESAR
Lebih terperinciPokok Bahasan. Tambahan
Kecambah Pokok Bahasan 1. Kecambah 2. Komponen Kecambah 3. Perkecambahan Tambahan 1. Nilai Pembelajaran Kecambah Dalam Kecambah kehidupan adalah tumbuhan sehari-hari (sporofit) istilah kecambah muda sering
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan
Lebih terperinciUkuran Plot: 50 cm x 50 cm
Lampiran 1. Bagan dan Plot Penelitian 1 2 3 a U b L 1 M 0 L 1 M 2 L 2 M 1 L 3 M 0 L 3 M 2 L 3 M 0 a = 40 cm (jarak antar blok) L 2 M 0 L 2 M 2 L 0 M 2 S b = 20 cm (jarak antar plot) L 0 M 1 L 3 M 0 L 3
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman delima diklasifikasikan sebagai berikut kingdom: Plantae, divisio : Spermatophyta, subdivisio : Angiospermae, kelas : Dicotyledonae, ordo : Myrtales, famili : Punicaceae,
Lebih terperinciPENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK
Media Litbang Sulteng 2 (1) : 56 61, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH Oleh : Enny Adelina 1) ABSTRAK Dalam penyediaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua bagian dari pohon yaitu akar, batang, daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan kehidupan
Lebih terperinci