26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan umum Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha perorangan home industri yang memproduksi brownies dan sekaligus menjual produknya secara langsung dalam bentuk toko, selain memproduksi brownies dalam berbagai rasa juga memproduksi cookies(aneka kue kering), pastry dan pie. Namun makanan yang paling dominan dibeli oleh pelanggan adalah brownies. Industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk merupakan usaha keluarga yang dimulai pada tahun 2005 oleh Ibu Rahnayati yang pada awalnya usaha ini adalah usaha kecil-kecilan yang dimulai dengan menerima pesanan brownies dari teman dan tetangga dengan sistem pemasaran dari mulut kemulut. Dalam waktu 6 bulan brownies yang di produksinya mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat, sehingga pada tahun 2005 Ibu Rahnayati mendirikan toko dirumahnya di Jalan Mahoni No. 34A, Jakarta Pusat dan telah membuka cabang di Jl. Angkur No.8, Pulo Mas, Jakarta Selatan. Selain dapat membeli brownies untuk dibawa pulang namun konsumen juga dapat menikmatinya ditempat. Perkembangan omset penjualan industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk 3 tahun berturut turut sebagai berikut : Tabel 6 Perkembangan omzet dan laba industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk Tahun 2008 2009 2010 Nominal Rp.793,000,000,- Rp.915,000,000,- Rp.1,080,000,000,- Prosentase 20% 20% 20% 1. Omzet penjualan Omset penjualan industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk mengalami peningakatan setiap tahunnya. Tahun 2008 sebesar Rp.793,000,000,- atau Rp.66.083.333 per bulan, tahun 2009 sebesar Rp.915,000,000,- atau Rp.76,250,000,- per bulan, meningkat sebesar 15,38% dibandingkan tahun 2008 dan tahun 2010 sebesar Rp.1,080,000,000,- atau Rp.90,000,000,- perbulan, meningkat sebesar 18,03 % dibandingkan tahun 2009.
27 2. Laba usaha Perolehan laba merupakan tujuan utama dari keberadaan dan eksistensi dari setiap perusahaan, yang mencerminkan berhasil atau tidaknya bisnis yang dijalankan. Pada industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk perolehan laba setiap tahunnya sebesar 20 %. B. Data Umum Konsumen Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk Jumlah konsumen yang diminta mengisi kuesioner sebanyak 30 responden. Pada Tabel 7 dapat kita lihat data umum konsumen Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk 1. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen adalah perempuan dengan prosentase sebesar 80%. Hal ini berkaitan dengan jenis barang yang diteliti berupa kue/brownies (makanan) dimana yang berbelanja pada umumnya wanita. Tabel 7 Data Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Persentase Laki-laki 6 20.00 Perempuan 24 80.00 Jumlah 30 100.00 2. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Status Pendidikan Pada Tabel 8 terlihat bahwa konsumen yang mempunyai tingkat pendidikan SLTA sebanyak 63%, tingkat pendidikan Sarjana dan Diploma masing-masing sebanyak 20% dan 13%, sisanya berpendidikan SLTP 3%. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen berpendidikan SLTA. Tabel 8 Data Konsumen Berdasarkan Status Pendidikan Status Pendidikan terakhir Jumlah Persentase SD 0 0.00 SLTP 1 3.33 SLTA 19 63.33 Diploma 4 13.33 Sarjana 6 20.00 Jumlah 30 100.0
28 3. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tempat Tinggal Pada Tabel 9 terlihat bahwa konsumen yang tinggal di komplek perumahan sebanyak 93%, pertokoan sebanyak 4% dan sisanya pemukiman sebanyak 3%. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen tinggal di komplek perumahan. Tabel 9 Data Konsumen Berdasarkan Tempat Tinggal Tempat Tinggal Jumlah Persentase Komplek perumahan 28 93.33 Pertokoan 1 3.33 Lainnya (pemukiman) 1 3.33 Jumlah 30 100.0 4. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Produk Yang Dibeli Pada Tabel 10 terlihat bahwa konsumen yang membeli brownies sebanyak 73.33%, pastry sebanyak 23.33% dan sisanya produk lainnya sebanyak 3.33%. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen membeli brownies dan brownies kukus merupakan produk yang paling dominan dibeli oleh konsumen. Tabel 10 Data Konsumen Berdasarkan Jenis Produk Yang Dibeli Produk Yang Dibeli Jumlah Persentase Brownies 22 73.33 Pastry 7 23.33 Lainnya 1 3.33 Jumlah 30 100.00 5. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Cara Pembayaran Pada Tabel 11 terlihat seluruh pembayaran dilakukan secara tunai. Tabel 11 Data Konsumen Berdasarkan Cara Pembayaran Cara Pembayaran Jumlah Persentase Tunai 30 100.00 Kredit 0 0.00 Lainnya 0 0.00 Jumlah 30 100.00 6. Tanggapan Konsumen Terhadap Alasan Membeli Produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Pada Tabel 12 terlihat bahwa alasan konsumen membeli produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk karena rasa yang enak sebanyak
29 86.67%, mutu barang bagus sebanyak 6.67%, sisanya karena harga murah dan pelayanan cepat masing-masing sebanyak 3.33%. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen membeli produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk karena rasanya yang enak. Tabel 12. Data Konsumen Terhadap Alasan Membeli Produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Alasan membeli produk D Wonk Jumlah Persentase Harga murah 1 3.33 Pelayanan cepat 1 3.33 Mutu barang bagus 2 6.67 Rasa yang enak 26 86.67 Jumlah 30 100.00 7. Karakterisitik Konsumen Berdasarkan Frekuensi Pembelian Produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Pada Tabel 13 terlihat bahwa frekuensi pembelian produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk yang dilakukan oleh konsumen sebanyak 1 (satu) kali sebanyak 46,67%, 2 (dua) kali sebanyak 26,67%, lebih dari 2 (dua) kali sebanyak 23,33% dan sisanya lainnya sebanyak 3,33%. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen membeli produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk sebanyak 1 (satu) kali. Tabel 13 Data Konsumen Berdasarkan Frekuensi Pembelian Produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Berapa kali membeli Produk Jumlah Persentase 1 kali 14 46,67 2 kali 8 26,67 Lebih dari 2 kali 7 23,33 Lainnya 1 3,33 Jumlah 30 100.0 8. Tanggapan Konsumen Terhadap Kepuasan atas Produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Pada Tabel 14 terlihat bahwa tanggapan konsumen terhadap kepuasan atas produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk sebesar 100%, dan sisanya tidak puas sebesar 0%. Dari hasil kuesioner diperoleh
30 data bahwa seluruh konsumen merasa puas dengan produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Tabel 14 Data Konsumen Berdasarkan Kepuasan Atas Produk Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Kepuasan atas Produk D Wonk Jumlah Persentase Puas 30 100,00 Tidak Puas 0 0,00 Jumlah 30 100.00 9. Tanggapan Konsumen Terhadap Kemungkinan Beralih ke Produk lain. Pada Tabel 15 terlihat bahwa tanggapan konsumen terhadap kemungkinan beralih ke produk lain sebesar 20%, dan sisanya tidak mungkin sebesar 80%. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa sebagian besar konsumen tidak mungkin beralih ke produk lain. Tabel 15 Data Konsumen Terhadap Kemungkinan Beralih ke Produk lain. Beralih ke Produk lain Jumlah Persentase Ada 6 20 Tidak Mungkin 24 80 Jumlah 30 100.00 C. Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal Perusahaan 1. Faktor Internal Perusahaan a. Kekuatan Perusahaan : 1). Keragaman dan variasi produk. Konsumen akan merasa senang dan puas jika makanan yang diperlukan dapat dipenuhi di satu tempat sehingga tidak perlu pergi ke beberapa tempat untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan yang diinginkan. Jenis brownies yang diproduksi oleh Ibu Rahnayati terbilang cukup lengkap yaitu brownies kukus dan brownies panggang. Untuk brownies kukus ada sembilan rasa : coklat spesial, chese cake, black and white (tiramisu dan mocca), coklat keju, coklat pandan, pandan keju, coklat straberry, coklat
31 mocca, keju spesial. Selain Brownies, Ibu Rahnayati juga memproduksi aneka cookies dan pastry. 2). Kualitas atau mutu produk Produk yang dihasilkan mempunyai kualitas atau mutu yang baik. brownies D Wonk diproduksi tidak menggunakan bahan pengawet namun daya tahan produk dapat bertahan sampai dengan 6 hari jika disimpan dalam lemari es dan cita rasanya tidak berubah. Hasil tersebut sangat erat kaitannya dengan proses produksi yang dilakukan dengan higienis dan bahan baku yang digunakan oleh Ibu Rahnayati mempunyai kualitas yang baik. 3). Kapasitas produksi yang besar Dengan tenaga kerja yang siap pakai maka kapasitas produksi diharapkan dapat memenuhi setiap pesanan yang diterima. Saat ini industri kecil Brownie, Chocolate dan Pastry D Wonk mempunyai kapasitas produksi sebanyak 100 hingga 200 loyang brownies per hari yang dikerjakan bersama dengan 6 orang pegawinya. Hal tersebut masih memungkinkan untuk dilakukan penambahan volume produksi dengan menggunakan pegawai borongan. Hal tersebut terjadi pada saat memenuhi pesanan untuk acara-acara tertentu atau Hari Raya Lebaran dan Natal di mana Ibu Rahnayati dapat memproduski hingga 400 loyang. 4). Pengalaman usaha. Pemilik usaha yaitu Ibu Rahnayati telah berpengalaman selama ± 6 tahun dalam menggeluti usaha kue brownies. Beliau juga memiliki wawasan pengetahuan tentang kue brownies yang diperoleh dengan mengikuti kursus dan telah beberapa kali diliput dalam media/tabloid. 5). Halal Produk yang dihasilkan telah memiliki setifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kehalalan suatu produk menandakan bahwa produk tersebut aman untuk dikonsumsi terutama oleh
32 kaum muslim sehingga konsumen tidak perlu khawatir ketika akan mengkonsumsi produk D Wonk. b. Kelemahan Perusahaan : 1). Promosi belum efektif Promosi yang dilakukan oleh Ibu Rahnayati lebih kepada promosi dari mulut ke mulut dan mengikuti pameran atau bazaar yang diadakan oleh kalangan terbatas seperti instansi seperti Departemen Perdagangan dan Perindustrian. 2). Jaringan distribusi terbatas Promosi yang belum efektif mengakibatkan jaringan distribusi produk D Wonk menjadi terbatas. Saat ini Ibu Rahnayati baru mempunyai 2 toko di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur sehingga produk D Wonk belum dapat menjangkau seluruh masyarakat Jabodetabek khususnya Jakarta. 3). Pencatatan keuangan masih sederhana. Pencatatan keuangan hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran dan belum menerapkan sistem akuntansi sehingga tidak dapat dilakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan yang tepat. 4). Tenaga pemasaran belum optimal. Kegiatan pemasaran lebih banyak pada kegiatan penjualan dan promosi belum dioptimalkan untuk meraih pangsa pasar yang masih luas. Hal ini karena tidak adanya tenaga pemasaran di mana selama ini promosi lebih banyak dari mulut ke mulut dan mengikuti pameran atau bazaar yang dilakukan sendiri oleh Ibu Rahnyati selaku pemilik D Wonk. 2. Faktor Eksternal Perusahaan a. Peluang Perusahaan : 1). Pangsa pasar yang masih luas Saat ini Ibu Rahnayati baru memiliki 2 toko yang berada di Jakarta Pusat dan Jakarta Timur, secara geografis, pangsa pasar yang baru dilayani lebih banyak terkonsentrasi di Jakarta Pusat dan Jakarta
33 Timur sedangkan daerah-daerah lain yaitu Jabodetabek masih belum dijajaki. Hal ni dapat dilakukan dengan penambahan toko sehingga diharapkan tidak hanya dapat melayani masyarakat Jakarta Pusat dan Jakarta Timur saja namun dapat menjangkau Jabodetabek. 2). Kemajuan teknologi dan informasi Perkembangan teknologi dan informasi berpengaruh dan berdampak positif untuk perkembangan bisnis. Faktor teknologi turut membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari sehingga kegiatan operasional menjadi lebih efisien. Perkembangan informasi seperti internet akan memudahkan konsumen untuk mengakses perusahaan untuk mendapatkan kebutuhan yang diinginkannya. b. Ancaman Perusahaan : 1) Adanya pendatang baru dalam industri sejenis. Untuk masuk kedalam industri ini cukup mudah, karena tidak memerlukan modal yang besar dan Pemerintah tidak membatasi atau menghambat kemungkinan masuknya perusahaan kedalam industri dengan peraturan-peraturan tertentu. 2) Kekuatan tawar menawar pembeli. Dengan semakin banyaknya industri yang memproduksi kue sejenis dalam berbagai macam variasi produk dan rasa akan menjadikan konsumen bebas menentukan kue dari industri mana yang akan mereka konsumsi. D. Analisa Matriks IFE dan EFE 1. Matriks IFE Faktor yang dianalis dengan matriks IFE adalah faktor internal perusahaan dan faktor ini merupakan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan dimasukkan sebagai faktor-faktor internal kemudian diberi bobot dan rating sehingga diperoleh
34 hasil identifikasi. Pemberian bobot dan rating untuk matriks IFE dapat dilihat pada lampiran 4 Tabel 7 Hasil Matriks IFE Matriks IFE FAKTOR INTERNAL Bobot Rating Skor KEKUATAN A. Keragaman dan variasi produk 0.109 4.000 0.435 B. Kualitas atau mutu produk 0.123 4.000 0.491 C. Kapasitas produksi yang cukup besar 0.123 3.667 0.450 D. Pengalaman usaha 0.083 3.000 0.250 E. Halal 0.130 3.000 0.389 KELEMAHAN F. Promosi belum efektif 0.125 2.000 0.250 G. Jaringan distribusi terbatas 0.123 2.000 0.245 H. Pencatatan keuangan masih sederhana 0.072 1.000 0.072 I. Tenaga pemasaran belum optimal 0.113 1.333 0.151 TOTAL 1.000 2.733 Hasil matriks IFE pada tabel 7 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama pada industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk adalah kualitas atau mutu produk yang ditunjukkan dengan nilai skor terbobot paling besar yaitu 0.491. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas atau mutu yang baik dimana proses produksi yang dilakukan higienis dan bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik. Faktor internal yang menjadi kelemahan utama pada industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk dari hasil matriks IFE adalah pencatatan keuangan masih sederhana yang memiliki skor terbobot paling kecil, yaitu 0.072. Sehingga industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk harus meningkatkan pengetahuan dan menerapkan sistem akuntansi sehingga dapat melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan yang tepat. 2. Matriks EFE Faktor yang dianalis dengan matriks EFE adalah faktor eksternal perusahaan. Faktor ini merupakan faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman pada industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk.
35 Hasil identifikasi peluang dan ancaman dimasukkan sebagai faktor-faktor eksternal kemudian diberi bobot dan rating sehingga diperoleh hasil identifikasi. Pemberian bobot dan rating untuk matriks IFE dapat dilihat pada lampiran 5 Tabel 8 Hasil Matriks EFE Matriks EFE FAKTOR EKSTERNAL Bobot Rating Skor PELUANG A. Pangsa pasar masih luas 0.264 3.000 0.792 B. Kemajuan teknologi 0.208 2.667 0.556 ANCAMAN C. Adanya pendatang baru 0.264 2.333 0.616 D. Kekuatan tawar menawar pembeli 0.264 3.000 0.792 TOTAL 1.000 2.755 Hasil matriks EFE pada tabel 8 menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang dan ancaman utama yang harus dihadapi oleh industri kecil Brownies dan Pastry D Wonk. Peluang utama yang dimilki adalah pangsa pasar masih luas yang memiliki skor terbobot paling besar yaitu 0.792. Faktor eksternal yang menjadi ancaman utama bagi industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk adalah adanya pendatang baru yang memiliki skor terbobot paling kecil, yaitu 0.616. Oleh karena itu industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk harus memiliki strategi yang tepat agar dapat menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru. D. Analisa Matriks Internal-Eksternal (IE) Hasil Matriks IFE dan EFE kemudian digabung untuk dipetakan pada matriks IE. Berdasarkan pembobotan pada matriks IFE dan EFE diperoleh nilai skor total IFE sebesar 2.733 dan nilai skor total EFE sebesar 2.755 sehingga diketahui posisi industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk saat ini menempati sel V yang diperlihatkan pada gambar 3
36 SKOR TOTAL IFE Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 4,0 Tinggi 2.733 I II III THE 3,0 EXTERNAL FACTOR Sedang IV V VI EVALUATION 2.755 2,0 Rendah VII VIII IX 1,0 Dari hasil matriks IE tersebut terlihat perusahaan berada pada kotak kuadran V, yaitu tumbuh dan stabil. Strategi yang dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. E. ANALISA MATRIKS SWOT Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dan EFE maka dapat disusun analisis SWOT untuk mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi industri kecil Brownies dan Pastry D Wonk yang disusun dengan matriks SWOT pada Tabel 9.
37 Tabel 9 Matriks SWOT Faktor internal Faktor eksternal Opportunities(O) 1. Pangsa pasar masih luas 2. Kemajuan teknologi dan informasi Threaths(T) 1. Adanya pendatang baru 2. Kekuatan tawar menawar pembeli Strengts(S) 1. Keragaman dan variasi produk. 2. Kualitas atau mutu produk. 3. Kapasitas produk yang besar 4. Pengalaman usaha 5. Halal Strategi S-O 1. Meningkatkan kualitas dan variasi produk untuk mempertahankan dan mencari konsumen. 2. Meningkatkan kemampuan produksi dengan menggunakan kemajuan teknologi Strategi S-T 1. Meningkatkan kualitas dan variasi produk untuk menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru. 2. Mempertahankan loyalitas konsumen terhadap perusahaan dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan variasi produk yang ditawarkan dan halal. Weaknesses(W) 1. Promosi belum efektif 2. Jaringan distribusi terbatas 3. Pencatatan keuangan masih sederhana 4. Tenaga pemasaran belum optimal Strategi W-O 1. Meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi dengan membuka cabang baru. 2. Menerapkan sistem akuntasi dalam keuangan perusahaan. Strategi W-T 1. Meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi untuk menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru. 2. Meningkatkan pengetahuan dan mutu SDM untuk menghadapi persaingan. Berdasarkan tabel 9 terdapat 4 (empat) jenis alternatif-alternatif yang dapat dilakukan yaitu : 1. Strategi S-O (Strength Opportunity) a. Meningkatkan kualitas dan variasi produk untuk mempertahankan dan mencari konsumen. b. Meningkatkan kemampuan produksi dengan menggunakan kemajuan teknologi. 2. Strategi W-O (Weakness Opportunity) a. Meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi dengan membuka cabang baru. b. Menerapkan sistem akuntasi dalam keuangan perusahaan
38 3. Strategi S-T (Strength Threats). a. Meningkatkan kualitas dan variasi produk untuk menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru. b. Menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan variasi produk yang ditawarkan dan halal. 4. Strategi W-T (Weakness Threats) a. Meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi untuk menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru. b. Meningkatkan pengetahuan dan mutu SDM untuk menghadapi persaingan. F. ANALISA QUANTITATIVE STRATEGIES PLANNING MATRIKS (QSPM) Untuk membuat matriks QSPM dilakukan tahapan sebagai berikut : 1. Hasil matriks IFE diperoleh kekuatan utama industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk adalah kualitas atau mutu produk yang ditunjukkan dengan nilai skor terbobot paling besar yaitu 0.491. 2. Hasil matriks EFE diperoleh kelemahan utama industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk adalah pencatatan keuangan masih sederhana yang memiliki skor terbobot paling kecil, yaitu 0.072. 3. Hasil mastriks IFE dan EFE kemudian dilakukan pemetaan dan diketahui posisi industri kecil Brownies, Chocolate dan Pastry D Wonk berada di kuadran V dengan strategi hold and maintain dimana untuk sel tersebut disarankan melakukan strategi penetrasi pasar dan strategi pengembangan usaha. 4. Kemudian menyusun matriks SWOT dengan alternatif strategi sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas dan variasi produk untuk mempertahankan dan mencari konsumen. b. Meningkatkan kemampuan produksi dengan menggunakan kemajuan teknologi.
39 c. Meningkatkan kualitas dan variasi produk untuk menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru. d. Menumbuhkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan variasi produk yang ditawarkan dan halal. e. Meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi dengan membuka cabang baru. f. Menerapkan sistem akuntasi dalam keuangan perusahaan. g. Meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi untuk menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru. h. Meningkatkan pengetahuan dan mutu SDM untuk menghadapi persaingan. 5. Menentukan prioritas strategi yang disarankan dengan matriks QSPM dan setelah dilakukan penilaian dengan menggunakan Matriks QSPM maka dipilih 2 strategi yang merupakan peringkat teratas yaitu : meningkatkan promosi dan memperluas jaringan distribusi dengan membuka cabang baru (6.559) serta meningkatkan kualitas dan variasi produk untuk menghadapi persaingan dengan masuknya pendatang baru (6.350). Perhitungan matriks QSPM terlihat pada lampiran 10.