A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pada bab ini penulis melaporkan asuhan perawatan yang telah diberikan pada Tn. M

BAB III ANALISA KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB III TINJAUAN KASUS

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada hari Senin, tanggal 22 Februari di ruang Baitul Athfal RSI Sultan Agung, Semarang.

BAB III TINJAUAN KASUS

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

CATATANPERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) WIB (skala nyeri : 8)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis mengambil kasus pada keluarga An. E dengan salah satu

BAB III RESUME KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

BAB III TINJAUAN KASUS

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

BAB Ш TINJAUAN KASUS

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: DIARE DI RUANG MINA RS PKU HUHAMMADIYAH SURAKARTA

CATATAN PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III LAPORAN KASUS di ruang Lukman RS. Roemani Semarang.

BAB III LAPORAN KASUS

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III LAPORAN KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN. vital. posisi semi fowler. tenang.

TUGAS SISTEM INTEGUMEN

BAB III TINJAUAN KASUS. : 5,5 tahun. Tanggal Masuk : 17 Mei 2010 ( Jam ) Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2010 (Jam )

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG KHOTIJAH RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam tinjauan kasus ini penulis menerapkan Asuhan Keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Berikut ini adalah laporan asuhan keperawatan pada penderita Gastroenteritis

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN NY. S DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI IRNA C3 LT. 1 RSDK SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan tanggal 5 7 Juni 2007 pukul WIB.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

BAB III TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT. Tanggal Masuk RS : 09 Desember 2014

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Dilakukan pada tanggal 7 Mei 2007 di ruang ginekologi RS Dr. Kariadi Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan NO. DX Hari/Tanggal Pukul (wib) Tindakan Keperawatan 1 Senin/17 Juni

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. kecemasan di ruang Parikesit di RSUD Kota Semarang.

Tindakan keperawatan (Implementasi)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIK DISPEPSIA DIRUANG KENANGA WANITA RSU CIAMIS

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB III TINJAUAN KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

Universitas Sumatera Utara

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

BAB III RESUME KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

BAB III TINJAUAN KASUS

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

BAB III TINJUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

nonfarmakologi misalnya, teknik

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan

Transkripsi:

A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama 2 hari (sejak 16 April DO: 2011) a. tubuh klien teraba hangat, b. hasil pengukuran suhu : 38,2 0 C, hasil laboratorium test Widal O : 1/200, Widal H : 1/200. DS: a. muntah 2x 200 cc cair b. tidak nafsu makan, lidah terasa pahit c. mual saat makan dan nyeri pada ulu hati d. ingin muntah jika perut ditekan DO: a. klien tampak lemah dan pucat, b. hasil laboratorium Albumin : 3,9 g/dl, Globulin : 3,9 g/dl c. klien makan hanya habis ½ porsi, d. konjungtiva tampak anemis, e. lidah klien tampak kotor. BB klien sebelum sakit :78 kg dan setelah sakit : 78 kg. Peningkatan suhu tubuh Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Proses Salmonella Typhi infeksi Intake makanan tidak adekuat, sekunder adanya mual muntah, anoreksia 40

No. Data Fokus Problem Etiologi DS : a. sejak pagi sudah muntah 2x200 cc cair b. sejak pagi sudah BAB 5 x cair Resiko defisit volume cairan Output berlebih (muntah dan diare) c. malas minum karena tiap minum rasanya mau muntah DO : a. Klien muntah 2 x 200 cc (± 1 gelas belimbing tiap muntah) b. Klien BAK 7 x 200 cc c. BAB 5 x 100 cc sejak pagi konsistensi cair d. Turgor kulit baik e. Capillary refill time < 3 detik Tekanan darah : 120/80 mmhg, nadi : 86 x per menit (kuat dan teratur) DS : a. Klien sejak pagi sudah BAB 5 x cair b. Klien tadi pagi perutnya mulas DO : c. Klien tampak bolak-balik ke kamar mandi d. Klien tampak tegang sambil memegangi perutnya Bising usus = 25 x per menit Perubahan pola eliminasi ; diare Peningkatan peristaltik usus sekunder terhadap inflamasi pada usus halus 41

No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. perut bagian tengah atas (ulu hatinya) terasa sakit b. Nyeri meningkat jika bergerak dan ditekan, nyeri berkurang jika istirahat dan dikompres hangat, nyeri terasa Gangguan rasa nyaman; Nyeri epigastrik Peningkatan asam lambung sekunder terhadap stress fisik dan stress psikologis perih seperti ditusuk, lokasi nyeri di perut tengah atas (ulu hati), skala nyeri 5 atau nyeri sedang, nyeri timbul sering, biasanya sebelum makan DO : a. Klien tampak meringis memegangi perutnya jika ditekan Tekanan darah : 120/80 mmhg, nadi : 86 x per menit (kuat dan teratur) DS : a. Klien mengatakan cemas karena masuk rumah sakit b. Klien mengatakan takut tidak segera sembuh dan tidak bisa bekerja c. Klien takut menghabiskan banyak uang di rumah sakit DO : a. Klien tampak tegang, tidak tenang RR : 24 x per menit Kecemasan meningkat Krisis situasi akibat hospitalisasi 42

C. Pathways kasus ` Salmonella typhosa Masuk ke mulut bersama makanan dan minuman Sampai ke usus halus Bakteri mengadakan Multiplikasi di usus halus Iritasi mukosa usus halus Pelepasan zat Perogen pada jaringan yang meradang Melalui Peredaran darah, samapi ke Hepatomolus Peningkatan peristaltik usus Gangguan eliminasi: diare Diare Stress fisik dan mental Rangsangan sel parietal lambung Krisis situasi Cemas Gangguan fungsi Termoregulasi Peningkatan suhu tubuh Metabolisme meningkat Menginvasi hati dan limpa Out put >> Resiko Defisit Volume Cairan Peningkatan asam lambung Lambung terisi udara (Flatulence) Kembung Mual, Muntah, Anoreksia Nyeri ulu hati Pembesaran organ tubuh (Hati dan limpa) empedu) Mendesak lambung Penurunan nafsu makan Resiko perubahan nutrisi; kurang dari kebutuhan 43

D. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian, masalah keperawatan yang muncul pada Tn. H adalah: 1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Typhi ditandai dengan badan terasa panas, klien demam sudah 2 hari, hasil pengukuran suhu 38,2 0 C diserati hasil test Widal O: 1/200 dan Widal H: 1/200. 2. Resiko perubahan pola nutrisi; kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat sekunder adanya mual, muntah, anoreksia ditandai dengan muntah 2x 200 cc cair, tidak nafsu makan, lidah terasa pahit, mual, nyeri epigastrum, klien pucat, ingin muntah jika perut ditekan, hasil laboratorium Albumin : 3,9 g/dl, Globulin : 3,9 g/dl, klien makan hanya habis ½ porsi, konjungtiva tampak anemis, lidah klien tampak kotor. 3. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan Output berlebih (muntah dan diare) ditandai klien sejak pagi sudah muntah 2x200 cc cair, BAB 5 x cair, malas minum karena tiap minum rasanya mau muntah, turgor kulit baik, Capillary refill time < 3 detik. 4. Perubahan pola eliminasi ; diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus sekunder adanya inflamasi pada usus halus ditandai dengan klien sejak pagi sudah BAB 5 x cair, perutnya mulas, klie sering ke kamar mandi, klien tampak tegang sambil memegangi perutnya, bising usus = 25 x per menit. 5. Gangguan rasa nyaman; Nyeri epigastrik berhubungan dengan peningkatan asam lambung sekunder terhadap stress fisik dan stress psikologis ditandai dengan perut bagian tengah atas (ulu hatinya) terasa sakit, nyeri meningkat jika bergerak 44

dan ditekan, nyeri berkurang jika istirahat dan dikompres hangat, nyeri terasa perih seperti ditusuk, lokasi nyeri di perut tengah atas (ulu hati), skala nyeri 5 atau nyeri sedang, nyeri timbul sering, biasanya sebelum makan, klien tampak meringis memegangi perutnya jika ditekan, tekanan darah : 120/80 mmhg, nadi : 86 x per menit (kuat dan teratur). 6. Kecemasan meningkat berhubungan dengan krisis situasi akibat hospitalisasi ditandai dengan klien tampak tegang, cemas, dan takut ditandai dengan klien mengatakan cemas karena masuk rumah sakit, klien tampak tegang, tidak tenang, RR : 24 x per menit. E. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi 1. Diagnosa keperawatan: Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Typhi ditandai dengan badan terasa panas, klien demam sudah 2 hari, hasil pengukuran suhu 38,2 0 C disertai hasil test Widal O: 1/200 dan Widal H: 1/200. a. Intervensi 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan pemberian asuhan keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam suhu tubuh klien mengalami penurunan, dengan kriteria hasil klien: tidak mengeluh badannya panas lagi, pengukuran suhu tubuh dengan termometer, suhu klien turun menjadi 37 0 C, klien tidak merasa pusing, hasil pengukuran TTV normal. 45

2) Intervensi/rencana keperawatan a) Ukur suhu tubuh klien dan catat perubahannya untuk memonitor perubahan suhu pada klien b) Berikan kompres hangat pada leher, ketiak, dan lipatan paha untuk membantu perpindahan panas dan meningkatkan evaporasi. c) Anjurkan klien banyak minum air putih (± 2 liter), untuk meningkatkan intake cairan sehingga menurunkan viskositas cairan dalam pembuluh. d) Anjurkan klien banyak istirahat untuk meningkatkan kenyamanan klien. e) Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat f) Berikan terapi antipiretik; Paracetamol 3 x 500 mg (per oral) untuk menurunkan suhu tubuh klien (kolaborasi). b. Implementasi dan Evaluasi Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa peningkatan suhu tubuh pada hari Senin tanggal 18 dan 19 April 2011 adalah mengukur tanda-tanda vital hasilnya TD: 120/80 mmhg, N : 86 x/mnt, S : 38,2 0 C, RR: 24 x per menit. Kemudian memberikan kompres hangat, respon subyektif klien mengatakan lebih nyaman setelah dikompres, dan ekspresi klien lebih rileks. Melakukan pengukuran suhu didapatkan hasil suhu 37,6 0 C. memotivasi pasien untuk banyak minum, respon pasien kooperatif, pasien mau banyak minum. Menyarankan pasien untuk memakai pakaian yang dapat menyerap keringat. 46

Evaluasi yang didapatkan pada hari Selasa tanggal 19 April 2011 pukul 21.15 adalah secara subyektif klien mengatakan panasnya sudah turun dan tidak pusing lagi, data obyektif dari pengukuran suhu tubuh klien 37,2 0 C. Berdasarkan data tersebut, dapat dianalisa bahwa masalah hipertermi teratasi, rencana selanjutnya adalah mepertahankan intervensi berupa pemantauan suhu tubuh serta motivasi banyak minum air putih, hentikan pemberian antipiretik jika tidak diperlukan. 2. Diagnosa keperawatan : Resiko perubahan pola nutrisi; kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake makanan tidak adekuat sekunder adanya mual, muntah, anoreksia ditandai dengan muntah 2x 200 cc cair, tidak nafsu makan, lidah terasa pahit, mual, nyeri epigastrum, klien pucat, ingin muntah jika perut ditekan, hasil laboratorium Albumin : 3,9 g/dl, Globulin : 3,9 g/dl, klien makan hanya habis ½ porsi, konjungtiva tampak anemis, lidah klien tampak kotor. a. Intervensi 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan pemberian asuhan keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam perubahan kebutuhan nutrisi tidak terjadi, dengan kriteria hasil : nafsu makan klien membaik, klien tidak mual saat makan, tidak ada tanda-tanda anemia (konjungtiva tidak anemis, klien tidak lemah), nilai laboratorium dalam batas normal, HB : 12-16 gr/dl, Albumin : 3,6-5 g/dl. 47

2) Intervensi/Rencana keperawatan a) Timbang berat badan klien setiap hari dan catat perubahannya. b) Lalu anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering. c) Sajikan makanan dalam keadaan hangat d) Bantu klien untuk mempertahankan kebersihan mulutnya dengan oral hygiene (gosok gigi) e) Jelaskan manfaat nutrisi pada klien dan keluarga agar klien mengerti pentingnya nutrisi untuk tubuh dan keluarga. f) Kolaborasi pemberian anti emetik Vometron 2 x 1 mg Intra Vena b. Implementasi dan Evaluasi Implementasi keperawatan yang dilakukan pada tanggal 18 dan 19 April 2001 adalah menimbang berat badan klien didapatkan hasil BB = 78 kg, dan klien mengatakan berat badannya masih tetap. Memotivasi klien agar mau makan sedikit tapi sering agar tidak terasa mual dan kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi. Mengkaji pola makan klien, klien sudah tidak mual lagi, tadi siang sudah makan habis ¾ porsi dan masih mengkonsumsi roti sebagai makanan tambahan atau selingan. Evaluasi yang didapatkan pada hari Selasa tanggal 19 April 2011 pukul 21.15 adalah secara subyektif klien mengatakan sudah tidak mual dan tidak muntah, dari data obyektif tidak ada penurunan berat badan, klien mau makan 1 porsi, tidak muntah. Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa masalah resiko perubahan pola nutrisi; kurang dari kebutuhan tidak terjadi, rencana selanjutnya adalah pertahankan intervensi berupa motivasi klien 48

untuk menghabiskan porsi makannya, motivasi klien untuk makan sedikit tapi sering, hentikan pemberian anti emetik jika klien sudah tidak mual. 3. Diagnosa keperawatan : Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan Output berlebih (muntah dan diare) ditandai klien sejak pagi sudah muntah 2x200 cc cair, BAB 5 x cair, malas minum karena tiap minum rasanya mau muntah, turgor kulit baik, Capillary refill time < 3 detik. a. Intervensi 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan pemberian asuhan keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam defisit volume cairan tidak terjadi, yang ditandai dengan kriteria hasil berupa Suhu 36,5-37,5oC, turgor baik, kulit lembab, TD 110/70 mmhg - 130/90 mmhg, nadi 60-100 x/menit nadi periver teraba, urine output 1500 cc/hr, akral hangat, CRT < dari 3 detik, dan balance cairan positif. 2) Intervensi/Rencana Keperawatan a) Kaji tanda-tanda vital. b) Monitor intake dan output cairan serta hitung balance cairan. c) Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa dan penurunan turgor kulit. d) Motivasi klien untuk banyak minum 1500-2000 cc dalam sehari. e) Kolaborasi pemberian cairan parenteral (RL 20 tetes per menit). 49

b. Implementai dan Evaluasi Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada hari Senin tanggal 18 April 2011 antara lain mengkaji TTV klien didapatkan hasil TD: 120/80 mmhg, N : 86 x/mnt, S : 38,2 0 C, RR: 24 x per menit, menganjurkan klien banyak minum. Mengganti cairan infus klien, mengobservasi tanda-tanda dehidrasi, hasilnya tidak ditemukan tanda-tanda dehidrasi. Tindakan yang sama juga dilakukan pada tanggal 19 April 2011. Evaluasi yang didapatkan pada hari Selasa tanggal 18 April 2011 pukul 21.15 adalah secara subyektif klien mengatakan sudah tidak muntah dan tidak diare lagi, dari data obyektif tidak ada tanda-tanda dehidrasi (mukosa bibir lembab, akral hangat, nadi perifer teraba kuat, turgor baik). Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa bahwa masalah resiko defisit volume cairan tidak terjadi, sehingga rencana selanjutnya nya pertahankan intervensi berupa motivasi klien untuk motivasi klien banyak minum, pertahankan pemberian cairan infuse sesuai advis dokter. 4. Diagnosa keperawatan : Perubahan pola eliminasi ; diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus sekunder adanya inflamasi pada usus halus ditandai dengan klien sejak pagi sudah BAB 5 x cair, perutnya mulas, klien sering ke kamar mandi, klien tampak tegang sambil memegangi perutnya, bising usus = 25 x per menit. 50

a. Intervensi 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan pemberian asuhan keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien tidak mengalami diare, BAB normal, dengan kriteria hasil BAB normal 1-2x/ hari, konsistensi berbentuk, perut tidak mulas, peristaltik normal (10-35 x per menit) 2) Intervensi/Rencana Keperawatan a) Kaji frekuensi, bau, warna feses b) Observasi tanda dehidrasi c) Observasi bising usus untuk mengetahui kondisi peristaltik usus d) Observasi atau monitor intake output cairan e) Anjurkan klien untuk banyak minum untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar melalui diare. Kolaborasi pemberian anti diare untuk menghentikan diare. b. Implementasi dan Evaluasi Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari tanggal 18-19 Maret 2011 untuk mengatasi masalah ini adalah mengkaji pola BAB klien, menganjurkan klien untuk banyak minum air putih terutama setelah BAB (kurang lebih 2 liter per hari). Evaluasi yang didapatkan pada hari Selasa tanggal 18 April 2011 pukul 21.15 adalah secara subyektif klien mengatakan sudah tidak diare lagi, BAB sehari 2x lembek, data obyektif klien BAB 2 x dalam sehari, 51

lembek. Berdasarkan data tersebut makan dapat dianalisa bahwa masalah perubahan pola eliminasi (diare) teratasi, rencananya pertahankan intervensi berupa evaluasi frekuensi, bentuk, dan konsistensi BAB. 5. Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman; Nyeri epigastrik berhubungan dengan peningkatan asam lambung sekunder terhadap stress fisik dan stress psikologis ditandai dengan perut bagian tengah atas (ulu hatinya) terasa sakit, nyeri meningkat jika bergerak dan ditekan, nyeri berkurang jika istirahat dan dikompres hangat, nyeri terasa perih seperti ditusuk, lokasi nyeri di perut tengah atas (ulu hati), skala nyeri 5 atau nyeri sedang, nyeri timbul sering, biasanya sebelum makan, klien tampak meringis memegangi perutnya jika ditekan, tekanan darah : 120/80 mmhg, nadi : 86 x per menit (kuat dan teratur). a. Intervensi 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuannya adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri klien dapat hilang atau berkurang, dengan kriteria hasil klien tampak rileks, klien tampak tenang, ekspresi wajah tidak cemas, TD 110/70 130/90 mmhg, nadi 60-100x/menit, RR 18-24x/menit, skala nyeri 0-3. 2) Intervensi/Rencana Keperawatan a) Dorong klien untuk mengenali rasa nyerinya agar klien mampu mentoleransi nyeri yang dirasakannya. b) Kaji laporan kram abdomen atau nyeri, catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10). 52

c) Selidiki dan laporkan perubahan karateristik nyeri. d) Pantau tanda-tanda vital yang mengindikasikan peningkatan nyeri (Nadi, RR). e) Tentukan stress luar, misal keluarga, teman, lingkungan kerja atau sosial. f) Anjurkan klien istirahat atau tidur yang cukup. g) Ajarkan tekhnik relaksasi untuk mengurangi nyeri. h) Berikan kompres hangat di perut yang nyeri. b. Implementasi dan Evaluasi Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 18 dan 19 April 2011 adalah mengkaji karakteristik nyeri yang dialami pasien, didapatkan hasil perut bagian tengah atas (ulu hatinya). Melakukan kompres hangat pada area yang nyeri, mengukur tanda-tanda vital, hasilnya TD: 120/80 mmhg, N : 86 x/mnt, S : 38,2 0 C, RR: 24 x per menit. Evaluasi yang didapatkan pada hari Selasa tanggal 18 April 2011 pukul 21.15 adalah secara subyektif klien mengatakan masih nyeri tetapi kadang-kadang saja, data obyektif klien tampak tidak meringis lagi. Analisa masalah gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi, rencananya pertahankan intervensi berupa motivasi klien untuk motivasi klien istirahat, lakukan kompres hangat di area nyeri (perut), tetap berikan analgetik jika diresepkan. 6. Diagnosa keperawatan: Kecemasan meningkat berhubungan dengan krisis situasi akibat hospitalisasi ditandai dengan klien tampak tegang, cemas, dan 53

takut ditandai dengan klien mengatakan cemas karena masuk rumah sakit, tidak tenang, RR : 24 x per menit. a. Intervensi 1) Tujuan dan Kriteria Hasil Tujuan yang ingin dicapai adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 kecemasan klien berkurang, dengan kriteria hasil klien menunjukkan penurunan ketegangan, mampu mengontrol kecemasan, menunjukkan kemampuan interaksi sosial yang baik dengan lingkungan. 2) Intervensi/Rencana Keperawatan a) Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan klien b) Berikan informasi tentang masalah kesehatan dan penyakit yang dialaminya untuk membantu mengurangi ketegangan klien c) Bantu pasien memfokuskan perhatian pada situasi saat ini d) Lakukan distraksi (pengalihan) dengan alat bantu seperti televisi, radio, majalah, atau surat kabar e) Kurangi rangsangan yang berlebihan dan sediakan lingkungan yang tenang f) Ciptakan ketenangan, batasi pengunjung g) Berikan pendidikan kesehatan tentang cara sederhana mengatasi kecemasan dengan napas dalam, melemaskan otot, tersenyum, dan melakukan aktivitas ibadah sesuai kepercayannya h) Kolaborasi konsul ke psikiater jika diperlukan 54

b. Implementasi dan Evaluasi Tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari Senin tanggal 18 April 2011adalah mengkaji tingkat kecemasan klien, klien mengatakan hanya cemas sedang masih bisa di atasi. Klien mengatakan cemas karena masuk rumah sakit, klien mengatakan takut tidak segera sembuh dan tidak bisa bekerja, klien takut menghabiskan banyak uang di rumah sakit. Tindakan lainnya adalah menciptakan lingkungan yang tenang dengan membatasi pengunjung agar klien dapat beristirahat. Memotivasi klien untuk relaksasi, istirahat dan tidak banyak berpikir yang aneh-aneh agar tidak cemas. Tindakan lain yang dilakukan tanggal 19 april adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang cara sederhana mengatasi kecemasan. Evaluasi yang didapatkan pada hari Selasa tanggal 18 April 2011 pukul 21.15 adalah secara subyektif klien mengatakan masih cemas, ingin cepat-cepat pulang dan bekerja lagi seperi dulu, data obyektif klien tampak tenang, tapi kadang-kadang agak gelisah tidak sabar menunggu jadwal pulang. Dari data tersebut dapat dianalisa bahwa masalah kecemasan belum teratasi, rencananya pertahankan intervensi berupa motivasi klien untuk relaksasi istirahat, lakukan pendidikan kesehatan tentang cara mengatasi kecemasan. 55