diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

Strategi Koping Fungsi Ekonomi: Strategi penghematan Strategi penambahan pendapatan. Dukungan Sosial: Keluarga Besar Tetangga. Input Throughput Output

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Contoh dan Metode Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN FUNGSI AGIL (ADAPTASI, PENCAPAIAN TUJUAN, INTEGRASI, DAN PEMELIHARAAN SISTEM) DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DAERAH RAWAN BENCANA

Karakteristik TKW Umur Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Lama menjadi TKW. Kualitas Perkawinan Kebahagiaan perkawinan Kepuasan Perkawinan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

METODE PENELITIAN. Sekolah di Kota Bogor SMAN 1. Kelas Bertaraf Internasional. 12 Laki-laki 24 Perempuan 12 Laki-laki 25 Perempuan

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Lokasi Penelitian

konsumsi merupakan salahsatu indikator pengukuran tingkat ketahanan pangan. Dengan demikian, bila tingkat konsumsi rumahtangga sudah terpenuhi maka

HUBUNGAN FUNGSI AGIL DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN YANG RAWAN TERKENA BENCANA ALAM

METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Dramaga. Siswa kelas 8 (9 kelas) Siswa kelas 8.4 dan 8.6 n= siswa laki-laki 30 siswa perempuan

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

mengenai pemenuhan pangan dan perumahan sebagai indikator kesejahteraan keluarga dapat dijelaskan melalui gambar di bawah ini. Daerah Rawan Bencana

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh penelitian. Purposive. Proporsional random sampling. Mahasiswa TPB-IPB 2011/2012 (N=3494)

Konsumsi Pangan. Preferensi Pangan. Karakteristik Makanan:

METODE PENELITIAN. Kota (n=20) Kabupaten (n=27) Purposive. Gambar 2 Cara Penarikan Contoh Penelitian. SDN Akreditasi A Penjaja (n=11)

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik dan Cara Pemilihan Sampel

METODE PENELITIAN. Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Keluarga petani yang merupakan anggota Kelompok Tani Padajaya. RW 4 = 7 orang. RW 5 = 23 orang. Gambar 2 Teknik Pengambilan Contoh

Disain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN 1 N

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN 4257 = 97, (0.1 )

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian Preferensi Pangan Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor

METODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)

METODE PENELITIAN. Tabel 1 Disain eksperimental penelitian Motivasi Pesan Faktor. positif dan dengan cara penyajian tanpa penjelasan.

Karakteristik Anak Umur Jenis Kelamin Urutan anak Kepribadian Cita-cita dan tujuan. Tingkat Stres Menghadapi UN SMA Negeri SMA Swasta

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. N 1+ Ne 2. n =

tingkat kepentingan dan kepuasan sasaran serta keluaran atribut yang harus ditingkatkan pemerintah dan instansi terkait dalam pelaksanaan program

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3 Hubungan ketahanan pangan rumahtangga, kondisi lingkungan, morbidity, konsumsi pangan dan status gizi Balita

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Keterangan : n = jumlah mahasiswa yang diambil N = jumlah populasi mahasiswa program sarjana e = batas kesalahan pengambilan contoh

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. = = 95,34 ~ 96 orang

METODE PENELITIAN. Pemilihan Pondok Pesantren Modern Purposive. Santri telah tinggal 1 tahun di pondok pesantren. Laki-laki. Perempuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian

METODE Desain, Lokasi dan Waktu Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Kabupaten Sukabumi. Puskesmas Kadudampit Puskesmas Cikidang Puskesmas Citarik. Peserta program pemberian makanan biskuit fungsional

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu dan Tempat. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional study dan

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Cara Pemilihan Contoh

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

Lampiran 1 Uji korelasi Pearson hubungan antar variabel penelitian Hubungan antar variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

Gambar 2. Kerangka berpikir mengenai perilaku penggunaan pembalut pada mahasiswi

Kertasari. Dengan mewajibkan peserta program untuk menggunakan. persalinan) dan pendidikan (menyekolahkan anak minimal setara SMP),

Motivasi. Persepsi. Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi. Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi

Jumlah dan Teknik Pemilihan Sampel

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Ketegangan Suami Isteri dengan Konflik pada Keluarga Bercerai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Lokasi Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan waktu Jumlah dan Cara penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III PENDEKATAN LAPANG

HUBUNGAN FUNGSI AGIL (ADAPTASI, PENCAPAIAN TUJUAN, INTEGRASI, DAN PEMELIHARAAN SISTEM) DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN DI DAERAH RAWAN BENCANA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE. PAUD Cikal Mandiri. PAUD Dukuh. Gambar 2 Kerangka pemilihan contoh. Kls B 1 :25. Kls A:20. Kls B 2 :30. Kls B:25. Kls A:11

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

Transkripsi:

KERANGKA PEMIKIRAN Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda tentang faktorfaktor yang menentukan tingkat kesejahteraan. Pengertian keluarga sejahtera menurut UU No 1992 merupakan keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya (BKKBN 1992, diacu oleh Nuryani 2007). Kesejahteraan keluarga akan tercapai apabila keluarga memiliki ketahanan yang kuat. Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga dalam mengelola sumberdaya keluarga untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan keluarga. Kondisi ini sesuai dengan pengertian yang diberikan UU No. 10 tahun 1992 (pasal 1 ayat 15) yaitu kondisi dinamik suatu keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin. Peningkatan ketahanan keluarga menjadi penting sehubungan dengan fakta adanya variasi kemampuan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan, pelaksanaan fungsi, melalui pengelolaan sumberdaya yang dimiliki, serta kemampuan keluarga dalam pengelolaan masalah dan stress (Krysan, Moore, & Zill 1990, diacu oleh Sunarti 2001). Tingkat kesejahteraan mencerminkan kualitas hidup dari sebuah keluarga. Keluarga dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi berarti memiliki kualitas hidup yang lebih baik, sehingga pada akhirnya keluarga tersebut mampu untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk bisa meningkatkan kesejahteraan mereka (Ibrahim 2007). Tingkat kesejahteraan keluarga nelayan berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek, diantaranya dari input berupa dukungan sosial dan karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, umur, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, dan akses informasi, sumber informasi, jenis informasi. Input tersebut dipengaruhi oleh keadaan alam di lingkungan sekitar keluarga karena kehidupan keluarga nelayan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya sebagai mata pencaharian. Berdasarkan input dan faktor lingkungan yang mempengaruhi maka dapat

diketahui masalah fungsional utama yang merupakan proses yang terjadi dalam keluarga nelayan. Pada gilirannya, maka dapat diukur output keluarga nelayan berupa kesejahteraan keluarga, baik dari kesejahteraan objektif maupun kesejahteraan subjektif. Masalah fungsi keberlangsungan keluarga menurut Parsons (1953) diacu oleh Hamilton (1983) ada empat variabel yaitu adaptacy, goal attainment, integration, dan latency (AGIL). Variabel tersebut masing-masing saling terkait yaitu bagaimana keluarga memperoleh sumberdaya dari lingkungan luar, bagaimana keluarga mencapai tujuan hidup, bagaimana tindakan integrasi keluarga dalam pemeliharaan ikatan dan solidaritas, bagaimana proses pendistribusian energi dalam sistem, yang melibatkan dua masalah saling berikatan yaitu pola pemeliharaan dan pengelolaan masalah atau ketegangan. Penerapan fungsi AGIL yang baik dalam keluarga dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup suatu keluarga yang akhirnya dapat menciptakan kesejahteraan keluarga (Sunarti, 2001).

Karakteristik keluarga nelayan Umur Besar keluarga Tingkat pendidikan Pendapatan per kapita Kepemilikan aset Akses informasi, sumber informasi, jenis informasi A (Adaptasi) G (Pencapaian Tujuan) I (Integrasi) Kesejahteraan Keluarga Kesejateraan objektif Kesejahteraan subjektif Dukungan Sosial L (Latency) Keterangan: : Hubungan yang diteliti : Variabel yang diteliti Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan topik Kajian Ketahanan Keluarga Nelayan di Daerah Rawan Bencana. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, yaitu data dikumpulkan dalam waktu tertentu dan tidak berkelanjutan (Singarimbun & Effendi 1991). Penelitian dilaksanakan di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis pada bulan Maret selama dua minggu. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja, dengan pertimbangan bahwa pantai Pangandaran merupakan daerah pesisir yang pernah terkena tsunami pada tahun 2006. Oleh karena itu, dilakukan juga metode retrospektif untuk mendapatkan data sebelum terjadi bencana alam. Contoh, Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Contoh pada penelitian ini adalah keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam seperti badai, air pasang, angin puting beliung, ataupun tsunami. Responden dalam penelitian ini adalah isteri keluarga nelayan di daerah rawan bencana. Desa yang dipilih untuk penelitian yaitu Desa Pangandaran karena mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Proses pengambilan contoh yang dilakukan di tiga RW menggunakan metode simple random sampling, yaitu di RW 03, RW 07, RW 09 dengan ketiga RW tersebut memiliki jumlah KK yang bekerja sebagai nelayan paling banyak. Jumlah contoh yang akan diambil di masing-masing RW ditentukan dengan cara proporsi sehingga jumlah keluarga contoh yang diambil di RW 03 sebanyak 22 responden, RW 07 sebanyak 28 responden, dan di RW 09 sebanyak 30 responden. Jadi jumlah seluruh responden sebanyak 80 orang. Teknik pengambilan contoh tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Desa Pangandaran Purposive sampling RW 03 N = 118 RW 03 n = 22 RW 07 N = 153 RW 07 n = 28 RW 09 N = 167 RW 09 n = 30 Proporsional random sampling N = 80 53 Nelayan juragan 27 Nelayan buruh Gambar 3. Kerangka pengambilan sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari pemerintah daerah setempat berupa gambaran umum lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan pengamatan dan wawancara langsung dengan menggunakan alat bantu kuesioner yang terdiri dari data : 1. Karakteristik keluarga nelayan (besar keluarga, umur, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, kepemilikan aset, dan akses informasi, sumber informasi, jenis informasi). 2. Dukungan sosial keluarga luas, tetangga, dan lembaga masyarakat/pemerintah (masalah ekonomi, pengasuhan, kesehatan, dan konflik) 3. Fungsi AGIL yang terdiri dari adaptasi, goal attainment (pencapaian tujuan), integrasi dan latency (pemeliharaan sistem). 4. Kesejahteraan dilihat dari dua dimensi yaitu kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif diukur dari dua indikator yaitu

indikator utama dilihat dari pendapatan dan indikator tambahan dilihat dari pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan anak, dan kesehatan keluarga. Kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan kepuasan seseorang terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, perumahan, pendidikan anak, kesehatan keluarga dan pendapatan per kapita. Secara rinci peubah, skala, responden, alat dan cara pengukuran penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis dan cara pengumpulan data No. Peubah Skala Responden 1. Karakteristik Keluarga 1. Umur 2. Besar keluarga 3. Lama pendidikan 4. Pendapatan perkapita 5. Kepemilikan asset 6. Akses Informasi, sumber informasi, jenis informasi Rasio Rasio Rasio Rasio Rasio Ordinal Istri 2. Dukungan sosial Ordinal Istri 3. Fungsi AGIL 1. Fungsi Pencapaian Tujuan 2. Fungsi Adapatasi 3. Fungsi Integrasi 4. Fungsi Latency 4. Kesejahteraan Keluarga: 1. Kesejahteraan objektif 2. Kesejahteraan subjektif Ordinal Ordinal Istri Istri Alat Pengukuran Kuesioner Kuesioner yang dikembangkan dari Tati 2004 Diacu Nuryani 2007 dan dimodifikasi Kuesioner Suandi 2007 Cara Pengukuran Wawancara dan observasi Wawancara Wawancara Wawancara dan observasi Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning dan analisis data. Program yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data adalah Microsoft Exceel 2003, SPSS versi 13.0 for Windows, dan Minitab versi 14 for Windows. Sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian, dilakukan analisis: 1. Uji deskriptif untuk menggambarkan karakteristik keluarga nelayan, dukungan sosial yang diterima, fungsi AGIL, dan kesejahteraan keluarga nelayan 2. Uji hubungan antar peubah penelitian Data karakteristik keluarga meliputi umur, besar keluarga, lama pendidikan, pendapatan per kapita, kepemilikan aset, akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi. Besar keluarga dikelompokkan menjadi 3 kategori

yaitu kecil ( 4 orang), sedang (5-6 orang), dan besar ( 7 orang). Umur mengacu kepada Papalia dan Old (1981) diacu oleh Nuryani (2007) yang dibagi menjadi empat kategori yaitu dewasa awal (20-30), dewasa madya (31-40), dewasa akhir (41-50), dan lansia awal (51-65). Lama pendidikan mengacu kepada Wajib Belajar 9 tahun yaitu, 9 tahun, >9 tahun. Pendapatan perkapita diperoleh dari total pendapatan pendapatan keluarga dalam setahun yang dikonversikan per bulan dibagi jumlah anggota keluarga. Pendapatan keluarga diperoleh dari sebaran contoh dari total pendapatan saat ini ditambah dengan pendapatan anggota keluarga yang lain. Pendapatan per kapita per bulan dibagi menjadi tiga kategori yaitu rendah (Rp 100.000 Rp 1.400.000), sedang (Rp 1.400.001 Rp 2.700.000), dan tinggi (Rp 2.700.001 Rp 4.000.000). Aset yang dimasukkan berupa aset yang telah diuangkan, kemudian dikategorikan menjadi < 3 kali pendapatan per kapita per bulan dan 3 kali pendapatan per kapita per bulan. Akses informasi diperoleh dengan mengisi jenis informasi seperti pekerjaan, pengasuhan, pendidikan, kesehatan, cuaca, harga, lainnya dengan 1= televisi, 2= radio, 3=surat kabar, 4=teman, dan 5= lainnya. Pembuatan interval kelas berdasarkan Slamet (1993) diacu oleh Nuryani (2007), dengan rumus berikut: Interval kelas (I) = Skor maksimum (NT)-skor minimum (NR) Jumlah kategori Dukungan sosial yang terdiri dari dukungan emosi, instrumen, dan informasi dinilai berdasarkan sumber dukungan sosial seperti keluarga besar, tetangga, dan lembaga masyarakat atau pemerintah. Data dukungan sosial diberi skor 0 jika jawabannya tidak, dan skor 1 jika jawabannya ya. Langkah selanjutnya skor dijumlahkan berdasarkan sumber dukungan sosial dan dibuat penggolongan interval, sehingga diperoleh tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Data fungsi AGIL terdiri dari empat variabel yaitu fungsi pencapaian tujuan, fungsi adaptasi, fungsi integrasi, dan fungsi pemeliharaan sistem (latency). Data dukungan sosial diberi skor 0 jika jawabannya tidak dan skor 1 jika jawabannya ya. Langkah selanjutnya skor dijumlahkan dan dibuat penggolongan interval, sehingga diperoleh tiga kategori yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Data kesejahteraan diukur berdasarkan dua dimensi kesejahteraan, yaitu kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif diukur berdasarkan pendapatan, frekuensi makan, kelengkapan menu makan, keragaman pakaian, tipe rumah tempat tinggal, jumlah ruangan, densitas rumah, akses rumah terhadap fasilitas umum, fasilitas rumah, dan akses kesehatan. Pendekatan pendapatan yang digunakan berdasarkan ukuran garis kemiskinan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS 2007) kabupaten Ciamis dan dikelompokkan ke dalam 3 musim yaitu musim panen, musim biasa, dan musim paceklik. Ada tiga kategori yang ditetapkan oleh BPS yaitu sangat miskin apabila pengeluaran untuk pangan kurang dari Rp 120.000, miskin apabila pengeluaran untuk pangan Rp 120.000 Rp 150.000, dan mendekati miskin apabila pengeluatan untuk pangan lebih dari Rp 150.000 tetapi kurang dari Rp 175.000. Garis kemiskinan untuk kabupaten Ciamis menurut BPS 2007 adalah Rp 175.000 per bulan pengeluaran untuk pangan. Kesejahteraan subjektif diukur berdasarkan 12 item pertanyaan tentang kepuasan responden terhadap pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga, kemudahan akses, dan pemenuhan kebutuhan sosial di dalam masyarakat. Masing-masing pertanyaan diberi skor berdasarkan skala likert, yaitu skor 0= tidak puas, 1=kurang puas, 2=puas, 3=sangat puas. Selanjutnya, skor yang diperoleh dari masing-masing pertanyaan dijumlahkan, kemudian ditransformasikan dalam skala ordinal dari skor 0-100 persen dengan rumus sebagai berikut (Tati 2004): Z= Y - Min x 100 Max-Min Jika skor lebih dari 50 persen maka dikategorikan menjadi sejahtera dan tidak sejahtera jika skor lebih kecil atau sama dengan 50 persen. Pengolahan dan analisis data-data di atas secara deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif yang digunakan antara lain sebaran frekuensi dan tabulasi silang, sedangkan analisis inferensia yang digunakan yaitu uji korelasi Rank Spearman. Analisis korelasi Rank Spearman dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel yang diteliti dan pola hubungan antar variabel pada fungsi AGIL.

Uji korelasi Rank Spearman (Daniel, 1990) rs= 1-6 di 2 N(n 2 1) di 2 = (xi yi) Keterangan: rs: koefisien korelasi Rank Spearman di: selisih ranking xi dan yi xi: ranking xi yi: ranking yi N: banyaknya pasangan data Definisi Operasional Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air Keluarga nelayan adalah sekelompok orang yang terdiri dari suami, isteri, dan anak yang salah satu anggota keluarganya bermata pencaharian sebagai nelayan ataupun melakukan pekerjaan sampingan selain menjadi nelayan. Keluarga nelayan juragan adalah keluarga nelayan yang sekurang-kurangnya memiliki perahu Keluarga nelayan buruh adalah keluarga nelayan yang tidak memiliki perahu maupun alat tangkap Daerah rawan bencana adalah tempat yang memiliki kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,klimatologis, serta geografis untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu Keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam adalah sekelompok orang yang terdiri dari suami, isteri, dan anak yang salah satu anggota keluarganya bermata pencaharian sebagai nelayan ataupun melakukan pekerjaan sampingan selain menjadi nelayan yang bertempat tinggal di daerah yang sering terjadi bencana alam sehingga rawan terkena bencana alam.

Karakteristik keluarga nelayan adalah ciri-ciri yang dimiliki atau melekat pada suami-isteri yang meliputi besar keluarga, umur, tingkat pendidikan, pendapatan per kapita, kepemilikan aset, akses informasi, sumber informasi, dan jenis informasi. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang masih tinggal dalam satu rumah atau tidak yang masih menjadi tanggungan orangtua dalam memenuhi kebutuhan hidup. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh suami atau isteri yaitu tidak pernah sekolah, tidak tamat SD, SD, tidak tamat SMP, SMP, tidak tamat SMA, SMA, dan PT atau akademi. Pendapatan per kapita adalah pendapatan total yang diperoleh keluarga dari pendapatan semua anggota keluarga baik dari pekerjaan utama maupun tambahan, ditambah dengan hasil bersih berlayar yang dikonversikan dalam per bulan, dibagi jumlah anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan. Aset keluarga adalah seluruh kekayaan yang dimiliki keluarga berupa perahu untuk berlayar, jaring ikan, barang elektronik, kendaraan,barang berharga (misalnya emas), tabungan, luas dan status kepemilikan tanah atau rumah, dan ternak yang dikonversikan ke dalam nilai uang. Aset dalam penelitian ini belum dibandingkan dengan rasio hutang keluarga. Akses informasi, sumber informasi, jenis informasi adalah kemampuan seseorang untuk memperoleh jenis informasi dari sumber informasi yang tersedia, dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan penjumlahan skor kemudahan keluarga memperoleh informasi, jumlah informasi, dan jumlah jenis informasi yang diterima. Dukungan sosial adalah bantuan yang diperoleh dan diupayakan keluarga dalam mengatasi masalah ekonomi, pengasuhan, kesehatan, dan konflik dalam keluarga. Fungsi AGIL adalah penerapan fungsi keberlangsungan keluarga yang terdiri dari masalah adaptasi, pencapaian tujuan (goal attainment), integrasi, dan pemeliharaan sistem (latency) guna mempertahankan hidup keluarganya dari tempat tinggalnya yang rawan bencana alam.

Fungsi Pencapaian tujuan (goal attainment) adalah tujuan yang ingin dicapai dalam keluarga ataupun masing-masing individu dalam keluarga yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan dilihat berdasarkan kualitas dan performance dari tujuan yang ingin dicapai. Fungsi adaptasi adalah tindakan yang dilakukan oleh keluarga untuk memperoleh sumberdaya dari lingkungan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (makan, pakaian, dan tempat tinggal), dilihat berdasarkan cara yang dilakukan oleh keluarga untuk aware terhadap bencana alam yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka. Fungsi integrasi adalah tindakan atau kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga dalam upaya pemeliharaan ikatan dan solidaritas antar anggota keluarga. Fungsi pemeliharaan sistem (latency) adalah tindakan pemeliharaan yang dilakukan antar anggota keluarga sebagai dorongan atau motivasi yang dapat menimbulkan semangat dalam melakukan berbagai aktivitas, dalam penelitian ini dilihat dari jenis.pemeliharaan yang dilakukan suami, yang dilakukan isteri dan yang dilakukan orangtua terhadap anak dalam mengahadapi kerawanan bencana alam yang terjadi di lingkungan tempat tinggal mereka. Kesejahteraan keluarga adalah kepuasan, kemakmuran, dan kualitas hidup kelompok keluarga nelayan yang rawan terkena bencana alam dalam hal ini diukur berdasarkan dimensi kesejahteraan objektif dan kesejahteraan subjektif. Kesejahteraan objektif adalah kesejahteraan yang diukur dengan indikator utama yaitu indikator yang menggunakan pendekatan pendapatan berdasarkan garis kemiskinan BPS kabupaten Ciamis (2008) sebesar Rp 175 000. Kesejahteraan subjektif adalah kesejahteraan yang diukur berdasarkan kapuasan dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan pendapatan per kapita keluarga.

Tabel 2 Pengkategorian data penelitian Variabel Penelitian Jenis (Jumlah) Kategori Skor Data Besar Keluarga Besar keluarga (1) Berdasarkan BKKBN (1998) Kecil : 4 orang Sedang : 5 6 orang Besar : 7 orang Umur Umur (1) Berdasarkan Hurlock Dewasa awal : 18 40 tahun Dewasa madya : 41 60 tahun Dewasa akhir : >60 tahun Berdasarkan jenjang pendidikan 1 : Tidak tamat SD Jenjang pendidikan (1) 2 : Tamat SD 3 : Tamat SMP Tingkat Pendidikan 4 : Tamat SMA 5 : PT/Akademi Berdasarkan wajib belajar 9 tahun Lama pendidikan yang telah 9 tahun diselesaikan (1) > 9 tahun Pendapatan per kapita Kepemilikan Aset Akses Informasi, Sumber Informasi, Jenis Informasi Dukungan Sosial Fungsi AGIL Pendapatan hasil melaut per musim (3) Pendapatan keluarga (1) Luas dan status kepemilikan lahan, perahu, jaring ikan, barang elektronik, kendaraan, barang berharga, tabungan, ternak (8) Mudah atau tidak memperoleh informasi, sumber informasi, jenis informasi (3) Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga besar, tetangga dan lembaga masyarakat/pemerintah dalam hal dukungan emosi, instrument, dan informasi (9) Fungsi adaptasi yang mencakup tindakan apa saja untuk dapat survive (3) Fungsi pencapaian tujuan (2) Fungsi Integrasi (3) Fungsi AGIL Fungsi Latency (2) Berdasarkan BPS (2007) Sangat miskin : Rp 120 000 orang per bulan Miskin : Rp 150 000 orang per bulan Mendekati miskin : Rp 175 000 orang per bulan Atau Sejahtera : di atas garis kemiskinan (> Rp 175 000) Tidak sejahtera : di bawah sama dengan garis kemiskinan ( Rp 175 000) Berdasarkan perbandingan dengan kebutuhan bulanan < 3 kali kebutuhan minimum/bulan 3 kali kebutuhan minimum/bulan Berdasarkan sebaran interval Rendah (0 33.31) Sedang (33.32 66.62) Tinggi (66.63 100) Berdasarkan sebaran interval Rendah Sedang Tinggi Berdasarkan banyaknya tindakan yang dilakukan 1 : 0 tindakan; 4 : 3 tindakan; 2 : 1 tindakan; 5 : 4 tindakan; 3 : 2 tindakan; 6 : 5 tindakan Berdasarkan banyaknya tujuan yang ingin dicapai 1 : 1 tindakan; 4 : 4 tindakan; 2 : 2 tindakan; 5 : 5 tindakan; 3 : 3 tindakan; 6 : 6 tindakan Berdasarkan banyaknya tindakan yang dilakukan 1 : 1 tindakan; 4 : 4 tindakan; 2 : 2 tindakan; 5 : 5 tindakan 3 : 3 tindakan; Berdasarkan banyaknya tindakan yang dilakukan 1 : 1 tindakan; 4 : 3 tindakan; 2 : 2 tindakan; 5 : 4 tindakan;

Variabel Penelitian Jenis (Jumlah) Kategori Skor Data Kesejahteraan Objektif Kesejahteraan Subjektif Pendapatan hasil melaut per musim (3) Pendapatan keluarga (1) Pangan, pakaian, kualitas rumah, kualitas pendidikan anak, kesehatan keluarga, pendapatan perkapita Berdasarkan BPS (2007) Sangat miskin : Rp 120 000 orang per bulan Miskin : Rp 150 000 orang per bulan Mendekati miskin : Rp 175 000 orang per bulan Atau Sejahtera : di atas garis kemiskinan (> Rp 175 000) Tidak sejahtera : di bawah sama dengan garis kemiskinan ( Rp 175 000) Berdasarkan total skor Tidak sejahtera : 50% dari total skor Sejahtera : > 50 % dari total skor