7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar

dokumen-dokumen yang mirip
13 Segi-Tak-Terhingga dan Fraktal

9 Menghitung Besar Sudut di Titik Sudut

8 Lintasan, Kurva Mulus, dan Titik Singular

10 Grafik Sudut Deviasi Bangun Datar

Gara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan

3 Antiphon dan Eudoxus Turun Tangan 13

5 Archimedes Bergelut dengan Lingkaran

14 Menghitung Volume Bangun Ruang

4 Jasa Besar Euclid. 4 Jasa Besar Euclid 19

12 Bangun Datar Mirip Lingkaran

Gara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan

11 Lebih Jauh tentang Lingkaran

Kuliah Umum: LINGKARAN DAN SEGI TAK TERHINGGA

15 Polihedron Reguler dan Rumus Euler

Hendra Gunawan. 8 November 2013

LINGKARAN; Menguak Misteri Bilangan π, Bangun Datar dan Bangun Ruang Terkait dengan Lingkaran, oleh Hendra Gunawan Hak Cipta 2015 pada penulis

MA3231. Pengantar Analisis Real. Hendra Gunawan, Ph.D. Semester II, Tahun

5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA3231 Analisis Real

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

Sumber-Sumber Medan Magnetik

6 Menguak Misteri Bilangan π

Lampiran 2 LEMBAR KERJA KELOMPOK MAHASISWA 1

TUGAS MATEMATIKA INDUSTRI APLIKASI INTEGRAL DI BIDANG EKONOMI DAN KETEKNIKAN

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

Kalkulus Multivariabel I

Archimedes dan Taksiran Bilangan π

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

matematika PEMINATAN Kelas X SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR DAN KUADRAT K13 A. Pertidaksamaan Linear B. Daerah Pertidaksamaan Linear

Bab III. Integral Fungsi Kompleks

Bab II Konsep Dasar Metode Elemen Batas

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

Kalkulus Multivariabel I

Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik. 1. Pendahuluan

Spesifikasi kereb beton untuk jalan

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

MA1201 MATEMATIKA 2A Hendra Gunawan

2 Pythagoras Membuka Jalan 7

KALKULUS MULTIVARIABEL II

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Muatan Listrik dan Hukum Coulomb

2 Pythagoras Membuka Jalan 7

BAB II LANDASAN TEORI

PAPER FISIKA DASAR MODUL 7 MOMEN INERSIA

22/7: Aproksimasi Nilai Π. Freedom Institute, 22 Juli 2013

Hendra Gunawan. 13 November 2013

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Apabila lintasan itu dinyatakan dengan satuan s, maka persamaan di atas dapat juga ditulis menjadi :

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

Bab IV Analisis dan Diskusi

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

AFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii SOAL - SOAL... 2 PEMBAHASAN... 19

Inisiasi 2 Geometri dan Pengukuran

Bab II Fungsi Kompleks

Lampiran 1. Soal. c) sinar datang menuju pusat kelengkungan. a) sinar datang sejajar sumbu utama. b) sinar datang menuju fokus

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB II LANDASAN TEORI

5. Aplikasi Turunan MA1114 KALKULUS I 1

KISI-KISI UN MATEMATIKA SMK 2015/2016

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Penalaran Imitatif pada Soal-soal Ujian Nasional Matematika

PRAKTIKUM 3 SOLUSI MATEMATIKA DENGAN MAPLE

Rangkuman Listrik Statis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

5.1 Menggambar grafik fungsi

BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

Integral Ganda. a f (x) dx = R f (x) dx: Misalkan D adalah

TEOREMA FUNDAMENTAL PADA KALKULUS VEKTOR

UN SMA IPA 2003 Matematika

APLIKASI INTEGRAL 1. LUAS DAERAH BIDANG

BAB IV ANALISA KECEPATAN

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

PUNTIRAN. A. pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Tabel 2.1 Perbandingan Aplikasi Pembelajaran. Sekolah Dasar Berbasis. (2014) Untuk Taman Kanak-

Bagian 2 Matriks dan Determinan

KALKULUS MULTIVARIABEL II

Bab 3 Medan Listrik. A. Pendahuluan

ANALISIS VEKTOR. Aljabar Vektor. Operasi vektor

BAB 3 FASILITAS PENGGAMBARAN OBJEK GEOMETRI

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

PROGRAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2

BAB III APLIKASI MODEL

Penggunaan Sistem Fungsi Iterasi untuk Membangkitkan Fraktal beserta Aplikasinya

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

Hendra Gunawan. 5 Februari 2014

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

MA3231 Analisis Real

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bil Riil. Bil Irasional. Bil Bulat - Bil Bulat 0 Bil Bulat + maka bentuk umum bilangan kompleks adalah

ENERGI POTENSIAL. dapat dimunculkan dan diubah sepenuhnya menjadi tenaga kinetik. Tenaga

BAB III TURUNAN DALAM RUANG DIMENSI-n

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

MODUL PEMBELAJARAN ANALISIS VARIABEL KOMPLEKS 2/22/2012 IKIP BUDI UTOMO MALANG ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

Implementasi Metode Jumlah Riemann untuk Mendekati Luas Daerah di Bawah Kurva Suatu Fungsi Polinom dengan Divide and Conquer

SOAL DAN PEMBAHASAN OSN MATEMATIKA SMA/MA 2013 AHMAD THOHIR

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1. Integral Lipat Dua Atas Daerah Persegipanjang

Transkripsi:

7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar Bila segi n mempunyai n sisi dan n titik sudut, berapakah banyak sisi dan titik sudut pada lingkaran? Pertanyaan ini ternyata masih merupakan bahan diskusi yang menarik hingga sekarang. Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa lingkaran mempunyai tak terhingga banyak sisi dan tak terhingga banyak pula titik sudut. Alasannya, karena lingkaran dapat dihampiri oleh segi n beraturan, yang mempunyai n sisi dan n titik sudut. Semakin besar n, semakin mirip segi n tersebut dengan lingkaran. Kita ingat bahwa Antiphon beranggapan demikian 2400 tahun yang lalu, dan ia telah menggunakan anggapan ini untuk menyimpulkan bahwa luas lingkaran sebanding dengan kuadrat dari diameternya. Fakta tentang luas lingkaran itu memang kemudian dibuktikan oleh Eudoxus dengan menggunakan kemiripan lingkaran dengan segi banyak. Namun, itu tidak berarti bahwa lingkaran mempunyai tak terhingga banyak sisi. Sebagai gambaran, kita dapat menghampiri segitiga dengan segi banyak, katakanlah ketika kita ingin menghampiri luas segitiga tersebut dengan jumlah luas n buah persegi panjang kecil (yang dikenal sebagai jumlah Riemann, biasanya dibahas dalam Kalkulus sebagai pendahuluan menuju konsep integral). 7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar 39

Dalam Kalkulus, konsep integral diperkenalkan melalui konsep luas daerah di bawah suatu kurva. Mirip dengan metode penghampiran luas a la Eudoxus, luas daerah tersebut dihampiri oleh jumlah luas n buah persegi panjang yang termuat dalam dan yang memuat kurva. Persisnya, segitiga tersebut kita hampiri dengan segi (2n+2), seperti tampak pada gambar di bawah ini. Hampirannya akan semakin baik bila n semakin besar. Namun, kita tidak akan menyimpulkan bahwa segitiga adalah segi tak terhingga, dengan tak terhingga banyak titik sudut, kan? Penghampiran luas suatu bangun datar dengan segi n tidak ada urusannya dengan banyak sisi dan titik sudut bangun datar tersebut. Ini merupakan alasan pertama mengapa kita harus menolak pernyataan bahwa lingkaran mempunyai tak terhingga banyak sisi dan tak terhingga banyak titik sudut. 40 Hendra Gunawan Gara-Gara Hantu Lingkaran

Alasan kedua: bila lingkaran mempunyai tak terhingga banyak sisi, dengan tak terhingga banyak pula titik sudut, berapakah besar sudut di tiap titiknya? Tentu 180 o, ya kan? Bila demikian halnya, kita bisa menyatakan bahwa setiap titik pada segi banyak, selain titik-titik pertemuan dua sisi yang berdekatan, juga merupakan titik sudut. Mengapa tidak, mereka toh membentuk sudut pula, dengan besar sudut 180 o? Setujukah anda? Tentunya tidak, kan? Titik yang membentuk sudut 180 o bukanlah titik sudut! Selain kedua alasan di atas, terdapat alasan ketiga mengapa kita harus menolak pernyataan Antiphon bahwa lingkaran mempunyai tak terhingga banyak sisi dan tak terhingga banyak titik sudut. Dengan argumentasi yang sama, semua bangun datar yang tepinya memuat kurva lengkung akan merupakan segi tak terhingga (dengan tak terhingga banyak titik sudut). Bila demikian halnya, betapa membosankannya Geometri Bidang itu! Jadi, kembali ke pertanyaan semula: berapa banyak sisi dan titik sudut pada lingkaran, dalam buku ini akan diperkenalkan suatu pendekatan (baru) yang lebih kokoh. Sebelum itu, perhatikan rangkaian bangun datar pada gambar di bawah ini. 7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar 41

Bangun pertama adalah persegi, yang memiliki 4 sisi dan 4 titik sudut. Bangun kedua adalah persegi yang mengembung. Mata kita masih melihat ada 4 sisi dan 4 titik sudut pada bangun tersebut. (Sebentar lagi kita akan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan sisi untuk bangun datar seperti ini.) Apa yang kita lihat pada bangun ketiga? Titik sudutnya hanya ada tiga, ya kan? Bila pada bangun kedua ada titik sudut di kiri atas, maka pada bangun ketiga tidak kita temukan titik sudut di kiri atas. Lalu, ada berapa sisi pada bangun tersebut? Juga ada tiga. Dua sisi pada bangun kedua (yaitu sisi kiri dan sisi atas) telah menjadi satu sisi pada bangun ketiga, sementara dua sisi lainnya tetap. Jadi, bangun ketiga memiliki 3 sisi dan 3 titik sudut. Nah, sekarang kita amati bangun keempat. Bangun ini hanya memiliki 2 sisi dan 2 titik sudut. Kecuali sisi bawah, dua sisi yang semula terdapat pada bangun ketiga telah menyatu pada bangun keempat ini dan --- terkait dengan itu --- titik sudut di kanan atas telah hilang. Dengan deformasi yang serupa, bangun kelima diperoleh dari bangun keempat, sehingga bangun kelima ini hanya memiliki 1 sisi dan 1 titik sudut. Perhatikan bahwa titik sudut pada bangun kelima ini merupakan titik awal sisi yang bertemu secara tidak mulus dengan titik akhir sisi yang sama. Pada bangun keenam, titik awal dan titik akhir tersebut bertemu dengan mulus, sehingga bangun keenam ini memiliki 1 sisi tanpa titik sudut. Sekarang kita akan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan sisi pada bangun datar sembarang, khususnya bangun-bangun datar seperti pada gambar berikut ini. 42 Hendra Gunawan Gara-Gara Hantu Lingkaran

Namun, dalam buku ini, bangun-bangun datar seperti pada gambar berikut kita kecualikan. Yang pertama meliputi dua bangun datar; yang kedua dibatasi oleh dua lintasan yang terpisah; dan yang ketiga meliputi daerah yang tidak terbatas. Dengan pengecualian ini, kita hanya membahas bangun datar yang dibatasi oleh sebuah lintasan tertutup sederhana. Secara umum, lintasan tersebut terdiri dari sejumlah kurva mulus. Sebagai contoh, bangun persegi dibatasi oleh sebuah lintasan yang terdiri dari dari 4 kurva mulus, sementara lingkaran hanya terdiri dari 1 kurva mulus. Nah, kurva-kurva mulus itulah yang kita definisikan sebagai sisi-sisi bangun datar tersebut. Lalu, bagaimana dengan titik sudut? Pada bangun datar yang dibatasi oleh sejumlah terhingga kurva mulus, titik sudut adalah titik singular pada lintasan yang mengelilingi bangun datar tersebut. Dalam Kalkulus, titik singular adalah titik yang tidak mempunyai turunan. Di titik singular, lintasannya tidak mulus tetapi patah alias membentuk sudut (bukan 180 o ). 7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar 43

Sementara itu, di titik lainnya yang bukan titik singular, lintasannya mulus, tidak patah atau membentuk sudut. Di sekitar titik ini, sekalipun kurvanya melengkung, ia sangat mirip dengan garis lurus --- dan karenanya ia tidak membentuk sudut. (Sekali lagi, yang dimaksud membentuk sudut adalah membentuk sudut selain 180 o, bisa lebih kecil atau lebih besar daripada 180 o.) Pada bangun datar yang memiliki dua atau lebih (tetapi terhingga) sisi, titik sudut merupakan pertemuan dua sisi (baca: kurva mulus) yang berdekatan, seperti yang kita jumpai pada segi banyak. Jadi, dalam kasus ini, bangun datar yang memiliki n sisi akan memiliki n titik sudut pula. Namun, pada bangun datar yang hanya memiliki satu sisi, terdapat dua kemungkinan: ia bisa memiliki satu titik sudut atau tidak sama sekali. Sebagai contoh, dengan definisi baru kita, lintasan yang mengelilingi segi n terdiri dari n kurva mulus, dan karenanya segi n mempunyai n sisi. Selanjutnya, lintasan tersebut juga memiliki n titik singular, dan karenanya segi n mempunyai n titik sudut. Ini tentu saja sesuai dengan pengetahuan kita selama ini tentang segi banyak. Dengan definisi baru kita, sekarang kita dapat menentukan banyak sisi dan titik sudut bangun datar selain segi banyak. Sebagai contoh, bangun datar berbentuk hati mempunyai 2 sisi dan 2 titik sudut. Sementara itu, lingkaran hanya mempunyai 1 sisi tanpa titik sudut, karena ia merupakan sebuah kurva yang mulus. 44 Hendra Gunawan Gara-Gara Hantu Lingkaran