PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Aljabar Dalam Teknik Menghitung Perkalian Dua Bilangan

Bab 4. Koefisien Binomial

matematika Wajib Kelas X PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL K-13 A. DEFINISI PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

OLIMPIADE SAINS TERAPAN SMK PROPINSI JAWA TENGAH 2009

Pecahan. mendapatkan setengah sehingga = 1. 2

BAB II PENERAPAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PERKALIAN DASAR SISWA TUNANETRA

Perhatikan skema sistem bilangan berikut. Bilangan. Bilangan Rasional. Bilangan pecahan adalah bilangan yang berbentuk a b

ARTIKEL. Bagaimana menentukan rumus pasangan Triple Phytagoras. Markaban Januari 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1 : MIS Al Khairiyah Pengampelan

Pola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bilangan Berpangkat. Pangkat Bulat Negatif. a bilangan real. bilangan bulat positif

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa dapat mengidentifikasi dan memahami konsep dari Semigrup dan Monoid

Bab 1. Faktorisasi Suku Aljabar. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Materi Olimpiade Tingkat Sekolah Dasar BIDANG ALJABAR

PEMBINAAN MENGHADAPI OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

MATRIKS. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai baris dan kolom yang sama.

Operasi Hitung Bilangan 1

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan, berbagai upaya dilakukan pemerintah diantaranya

2013 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK JARIMATIKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN ANAK TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN. Khotna Sofiyah

SISTEM BILANGAN. Sistem bilangan,bilangan nyata dan khayal,hubungan perbandingan antar bilangan. Triwahyono SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI

BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR

II. M A T R I K S ... A... Contoh II.1 : Macam-macam ukuran matriks 2 A. 1 3 Matrik A berukuran 3 x 1. Matriks B berukuran 1 x 3

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

BAHAN AJAR ANALISIS REAL 1 Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

SOAL BRILLIANT COMPETITION 2013

BAB I PENDAHULUAN. memahami setiap materi pelajaran yang diberikan, (3) selalu bersikap aktif

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

SOAL MATEMATIKA - SMP

Pembahasan OSN SMP Tingkat Nasional Tahun 2012 Bidang Matematika

1.Tentukan solusi dari : Rubrik Penskoran :

Bab 3. Persamaan Garis Lurus. Standar Kompetensi. Memahami bentuk aljabar,persamaan dan pertidaksamaan linier satu variabel.

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

MATRIKS. 2. Matriks Kolom Matriks kolom adalah matriks yang hanya mempunyai satu kolom. 2 3 Contoh: A 4 x 1 =

Pembahasan OSN Tingkat Provinsi Tahun 2012 Jenjang SMP Bidang Matematika

GASING GASING (Sragen GAmpang asyik MenyenaNGkan)

PEMBINAAN TAHAP I CALON SISWA INVITATIONAL WORLD YOUTH MATHEMATICS INTERCITY COMPETITION (IWYMIC) 2010 MODUL ALJABAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati ABSTRAK

SISTEM BILANGAN BULAT

D) 1 A) 3 C) 5 B) 4 D) 6

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66


Beberapa Uji Keterbagian Bilangan Bulat

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

Kontes Terbuka Olimpiade Matematika

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

Bangun Ruang dan Bangun Datar

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan cara berfikir logis, sistematis, dan kritis. Matematika banyak berhubungan dengan ide-ide abstrak yang diberi

BAB 1. PENDAHULUAN KALKULUS

Pembahasan Olimpiade Matematika SMA Tingkat Kabupaten Tahun Oleh Tutur Widodo. (n 1)(n 3)(n 5)(n 2013) = n(n + 2)(n + 4)(n )

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam. pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

Bab. Bilangan Bulat. SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

Saat menemui penjumlahan langsung pikirkan hasilnya dengan cepat lalu lakukan penjumlahan untuk setiap jawaban yang diperoleh.

Soal Semifinal Perorangan OMV2011 SMP/MTs

MA2111 PENGANTAR MATEMATIKA Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

kkkk EKSPONEN 1. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 A. 4 2 B. 3 2 C. 2 D. 1 E. 0 Solusi: [B] 2. SIMAK UI Matematika Dasar 911, 2009 Jika x1

Bagian 2 Matriks dan Determinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIKTAT MATEMATIKA II

II. SISTEM BILANGAN RIIL. Handout Analisis Riil I (PAM 351)

Bagian 1 Sistem Bilangan

OLIMPIADE MATEMATIKA SLTP TINGKAT KABUPATEN KOTA 2006

METODE PENGAKARAN Metode Berhitung Cepat Tanpa Kalkulator

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MGMP MATEMATIKA SMP PROVINSI DKI JAKARTA SMPN... JAKARTA

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2006/2007

G (x,y,z) F(x,y,z) + (x,y,z)

Representasi Boolean

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2003 TINGKAT PROVINSI

SOAL. Pada himpunan bilangan real, selidiki apakah merupakan grup terhadap operasi yang didefinisikan sebagai berikut: PEMBAHASAN

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 1993

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1980

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

ADAKAH ALAT PERAGA UNTUK MEMPERMUDAH PEMAHAMAN SISWA DALAM MEMPELAJARI OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN BULAT? Oleh: Pujiati*)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Symbol Sense Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam Memecahkan Masalah Aljabar

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA MATRIKS

KEGIATAN BELAJAR SISWA

Kuadrat Umum. Modul Kuadrat Bilangan 2 Angka. 1.1 Pangkat Dua atau Kuadrat

OLIMPIADE SAINS TERAPAN SMK PROPINSI JAWA TENGAH 2009

BAB I PENDAHULUAN. bermutu perlu mendapatkan penanganan yang lebih baik. wujud dari pangakuan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam pengembangan

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG MATEMATIKA KELAS III SDN 2 TAMANSARI

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2008 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2009

Transkripsi:

PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa mtofa99@yahoo.co.id Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Teknik menghitung perkalian dua bilangan yang terkenal dan diajarkan hampir disetiap sekolah adalah cara bersusun. Cara ini bukanlah cara satu-satunya karena sekarang sudah dikembangkan beberapa teknik yang lain untuk menghitung perkalian dua bilangan, seperti jarimatika dan menggunakan bilangan rujukan. Teknik teknik tersebut sebenarnya mempunyai kesamaan, yaitu penggunaan aljabar ( a + b ) ( a + c ) = a 2 + ab + ac + bc. Menghitung perkalian dua bilangan mengunakan teknik - teknik tersebut merupakan cara alternatif dan kadangkadang lebit cepat dari cara yang biasa. Dengan mempelajari teknik-teknik tersebut secara aljabar diharapkan muncul teknik-teknik baru yang lebih cepat dan menyenangkan. Kata kunci : Sifat aljabar, jarimatika, bilangan rujukan. A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kadang kadang kita dihadapkan pada masalah perhitungan-perhitungan sederhana yang membutuhkan perhitungan di luar kepala ( tanpa alat hitung ), seperti ketika berbelanja. Misalnya kita membeli 4 ballpoint @ Rp 1.250,00, 2 buku tulis @Rp. 4.750,00 dan 3 bungkus makanan ringan @ Rp. 3.900,00. Tentu kita ingin memperkirakan berapa banyak uang yang akan kita bayarkan. Sehingga kita memerlukan teknik menghitung yang lebih mudah dan cepat. Teknik menghitung perkalian dua bilangan yang sudah lama dikenal adalah cara bersusun. Misalnya akan dicari hasil dari 12 13. Langkah yang dilakukan adalah 1. Mengalikan 12 dengan 3 2. Mengalikan 12 dengan 10 3. Menjumlahkan hasil pada langkah 1 dan langkah 2. Langkah langkah di atas dapat dituliskan sebagai :

12 13 = 1 2 1 3 Menggunakan teknik di atas untuk menghitung perkalian bilangan yang terdiri atas beberapa angka, misalnya 101 103 memerlukan langkah yang lebih banyak. Sehingga beberapa teknik yang lain dikembangkan untuk menghitung perkalian dua bilangan dengan langkah yang lebih sederhana ataupun untuk memperoleh hasil yang lebih cepat. Menghitung perkalian dua bilangan dengan jari ( jarimatika ) dan menggunakan bilangan rujukan merupakan cara alternatif yang mungkin lebih menarik dibandingkan dengan teknik bersusun yang sudah dikenal selama ini. Pengembangan teknik-teknik tersebut tentu saja tidak lepas dari penggunaan sifat dan bentuk aljabar. Dalam teknik bersusun di atas, sifat/bentuk aljabar yang digunakan adalah a ( b + c ) = ab + ac. 36 12 + 156 2. Rumusan Masalah a. Bagaimana menghitung perkalian dua bilangan dengan teknik jarimatika dan menggunakan bilangan rujukan? b. Bagaimana penjelasan secara aljabar menghitung perkalian dua bilangan dengan teknik-teknik tersebut? 3. Tujuan a. Mempelajari teknik menghitung perkalian dua bilangan dengan teknik jarimatika dan menggunakan bilangan rujukan. b. Mengetahui dan membandingkan secara aljabar penggunaan teknik-teknik tersebut.

4. Manfaat Dengan mempelajari teknik jarimatika dan menggunakan bilangan rujukan untuk menghitung perkalian dua bilangan secara aljabar maka dapat diketahui persamaan dan perbedaaan kedua teknik tersebut, sehingga diharapkan muncul teknik- teknik baru yang lebih cepat ataupun lebih menyenangkan. B. PEMBAHASAN 1. Jarimatika Jarimatika merupakan teknik menghitung dengan memakai jari tangan yang dikembangkan oleh Septi Peni Wulandani. Teknik ini sangat menarik, karena kita bisa menghitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian ( pada bilangan bulat ) sambil bermain-main dengan jari tangan kita. Pada waktu kita duduk di bangku sekolah dasar, mungkin kita sudah mengenal bagaimana cara menghitung perkalian 7 8 dengan jari tangan. Tetapi mungkin beberapa diantara kita ataupun bahkan para guru/pengajar, belum tahu bagaimana menghitung perkalian bilangan yang lebih besar dengan jari tangan. Sebagai langkah awal kita mengingat kembali cara mengalikan bilanganbilangan bulat 6 10. Perhatikan ilustrasi berikut : 6 7 8 9 10 Misalkan kita ingin menghitung 8 7, caranya adalah sebagai berikut : = 10 ( jumlah jari yang di tutup) + Hasil kali jari yang dibuka

Diperoleh : 8 7 = 10 ( 3+2) + 3 2 = 50 + 6 = 56. Untuk mempermudah teknik perhitungan, jumlah jari yang ditutup bernilai puluhan dan hasil kali jari yang dibuka bernilai satuan, sehingga perkalian dengan 10 bisa dihilangkan. Mengapa teknik ini bisa digunakan? Perhatikan sifat perkalian secara aljabar sebagai berikut : (a+b) ( a+c) = a 2 + ab + ac + bc = 2a ( b+c ) + ( a b) ( a c) ( 1 ) Berdasarkan rumus (1) di atas, jika a = 5 dan b,c 5, maka : 2a = 10 b + c menunjukkan jumlah jari yang ditutup ( a b) ( a c) menunjukkan hasil kali jari yang dibuka Selanjutnya bagaimana menentukan rumus untuk menghitung bilanganbilangan yang lebih besar?. Misalnya kita ingin menghitung 12 13. Dengan menggunakan rumus ( 1) di atas, kita akan mendapatkan : (10 + b) ( 10 + c ) = 2 10 ( b + c ) + ( 10 b ) ( 10 c ) = 20 b + 20 c + 100 10 b 10 c + bc = 100 + 10 b + 10 c + bc = 100 + 10 ( b + c ) + bc (2) Sehingga untuk menghitung perkalian bilangan bulat 11 15, kita bisa menggunakan cara yang hampir sama dengan cara untuk mengalikan bilangan bulat 6 10, yaitu : 11 12 13 14 15 jika b,c 5, kita peroleh : ( b + c ) menunjukkan jumlah jari yang ditutup bc menunjukkan hasil kali satuan bilangan yang dihitung Sebagai contoh misalnya kita ingin menghitung 12 13.

= 100 + 10 ( 2 + 3 ) + 2 3 100 + 50 + 6 12 13 156 Dengan cara seperti di atas, dapat dikembangkan teknik untuk menghitung perkalian bilangan-bilangan yang lebih besar, misalnya 16 18, 46 48, ataupun 12 23 yang tentu saja lebih rumit. 2. Menggunakan Bilangan Rujukan Teknik menghitung perkalian dua bilangan menggunakan bilangan rujukan dikembangkan oleh Bill Handley. Teknik ini menggunakan dasar yang hampir sama dengan jarimatika yaitu (a+b) ( a+c) = a 2 + ab + ac + bc, tetapi berbeda dalam membuat pengubahan bentuk secara aljabarnya. Sebagai contoh kita ingin menghitung 8 7. Prosedur untuk menghitungnya adalah sebagai berikut : 1. Bilangan yang dekat dengan 8 dan 7 adalah 10, jadi 10 kita gunakan sebagai bilangan rujukan. 2. 8 10 = -2, tulis -2 di bawah 8 dan 7 10 = -3, tulis -3 dibawah 7. 3. Jumlahkan secara diagonal, yaitu 8 + (-3) = 5 = 7 + (-2) 4. Kalikan hasilnya dengan bilangan rujukan, yaitu 10, diperoleh 50 5. Kalikan (-2) dengan (-3), kemudian tambahkan dengan hasil pada langkah sebelumnya. Diperoleh, 8 7 = 50 + 6 = 56. Langkah langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 10 8 7 = 5-2 -3 56 6 +

Secara aljabar, proses di atas dapat kita tuliskan sebagai berikut : (a+b) ( a+c) = a 2 + ab + ac + bc = a ( a + b + c ) + bc Dalam contoh di atas, a = 10, b = -2, c = -3. Terlihat bahwa : a adalah bilangan rujukan ( a + b + c ) pejumlahan diagonal bc hasil kali bilangan dalam lingkaran Jadi pada dasarnya bilangan rujukan yang digunakan bisa bermacam-macam, sehingga dipilih yang paling mudah. Misalnya akan dihitung 53 48, maka bilangan rujukan yang digunakan adalah karena bilangan tersebut dekat ke 50. 50 54 48 = 2600 4-2 2608 8 + Bilangan rujukan yang digunakan juga boleh berbeda, artinya menggunakan dua bilangan rujukan. Sifat yang digunakan adalah sebagai berikut : ( a + b ) ( ka + c ) = ka 2 + kab + ac + bc = a ( ka + kb + c ) + bc Misalnya kita ingin mencari hasil kali 13 41. Bilangan rujukan yang digunakan adalah 10 dan 40, sehingga 40 = 4 10. Jadi k = 4, a = 10, b = 3, c = 1. Prosesnya dapat dituliskan sebagai berikut : 10 4 13 41 = 53 3 + 3 1 12 533

C. KESIMPULAN 1. Teknik jarimatika dan bilangan rujukan mempunyai landasan sifat aljabar yang sama, yaitu (a+b) ( a+c) = a 2 + ab + ac + bc. 2. Dalam teknik jarimatika bentuk (a+b) ( a+c) = a 2 + ab + ac + bc, diuraikan menjadi 2a ( b+c ) + ( a b) ( a c), sedemikian sehingga b,c 5. 3. Dalam teknik menggunakan bilangan rujukan, bentuk (a+b) ( a+c) = a 2 + ab + ac + bc diuraikan menjadi = a ( a + b + c ) + bc 4. Penggunaan kedua teknik tersebut dapat mempercepat proses perhitungan, terutama untuk perkalian bilangan- bilangan bulat yang berdekatan. D. SARAN Dalam tulisan ini belum dibahas bagaimana jika kedua teknik tersebut digabungkan atau bagaimana jika digabungkan dengan teknik bersusun dan/atau dengan teknik yang lainnya. Sehingga diharapkan dengan penelitian selanjutnya muncul teknik teknik baru ataupun penggabungan beberapa teknik sehingga menghasilkan cara yang lebih menarik dan inovatif. E. DAFTAR PUSTAKA Handley, Bill. 2004. Matematika Cepat. Terjemahan dari Screet Skills for Quick Calculation Speed Mathematics. Bandung : Pakar Raya Wulandani, Septi P. 2007. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta : kawan Pustaka