TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK"

Transkripsi

1 TEKNIK BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN JARIMATIKA GUNA MENDUKUNG KECERDASARAN ANAK Indarti Bina Sarana Informatika Jl. Dewi Sartika No.77 Jakarta Timur Abstract Jarimatika (short fingers and arithmetic) is a method of counting by using your fingers. use your fingers, but the method we are able to perform surgery jarimatika number KaBaTaKu (Kali For Add Less) up to thousands or maybe more. This method is very easy to receive the child. How to learn it very exciting, because jarimatika not overload the brain and memory "means" it is always available. Even when the test we need not worry "means" it will be confiscated or miss because the appliance is our own fingers. With proper jarimatika method can provide visualization counting process, while encouraging children to use, does not incriminate the brain memory and free appliance, always carried away and can not be confiscated. With so expected jarimatika method to improve learning achievement in mathematics. Keywords : Intelligence, Mathematics, Jarimatika I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang masalah pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Aktifitas guru dalam mengajar serta aktifitas dalam belajar sangat bergantung pula pada pemahaman guru terhadap metode mengajar. Mengajar bukan sekedar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melainkan mengandung makna yang lebih luas dan interaksi antara siswa dengan guru. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapat hasil belajar yang lebih baik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan yaitu menggunakan metode tertentu dalam pembelajaran tersebut. Metode dalam pembelajaran merupakan cara yang teratur untuk mencapai tujuan pengajaran dan untuk memperoleh kemampuan dalam mengembangkan aktivitas belajar yang dilakukan pendidik dan peserta didik. Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disekolah baru baru ini menuntut siswa untuk bersikap aktif, kratif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Setiap orang tua menginginkan anaknya cerdas dan cekatan. Kecerdasan anak sering di asosiasikan dengan kemampuan matematika. Sayangnya masih banyak anak bahkan orang tua beranggapan bahwa matematika adalah ilmu yang sangat rumit, susah, membingungkan, membosankan dan sangat menakutkan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Pelajaran matematika dalam melaksanakan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT). Keberhasilan pembelajaran matematika dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti pelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Namun dalam kenyataannya, prestasi belajar matematika yang dicapai siswa dalam pembelajaran matematika antara lain: 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2. Siswa jarang mengajukan pertanyaan, meskipun guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum paham, 3. Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran yang masih kurang,

2 4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal didepan kelas. Sehingga pelajaran matematika selalu dihindari oleh anak-anak. Padahal pelajaran matematika mulai dari sekolah tingkat dasar sampai tingkat atas sudah dimasukkan dalam Ujian Nasional. Dengan demikian pelajaran matematika merupakan salah satu syarat untuk kelulusan sekolah bagi anak-anak dan harus diikuti walaupun sangat tidak diminati anakanak. Untuk dapat mengurangi rasa ketakutan dan ketidakmampuan anak-anak dalam mempelajari matematika terutama pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, maka ada beberapa metode pada saat ini sudah ditemukan salah satunya adalah metode jarimatika. Dengan metode jarimatika yang tepat dapat memberikan visualisasi proses berhitung, menggembirakan anak saat digunakan, tidak memberatkan memori otak dan alatnya gratis, selalu terbawa dan tidak dapat disita. Dengan bgitu diharapkan metode jarimatika dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Matematika. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kursus-kursus tambahan bagi mata pelajaran matematika ini. Kursus-kursus itu disebabkan oleh dua hal, yaitu anak-anak memiliki kemampuan pada mata pelajaran matematika yang kurang dan orangtua menginginkan anak-anaknya memiliki kemampuan melebihi standar yang ada di sekolah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas masih banyak masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika. Masalah yang timbul antara lain: sulitnya bagi anak seusia dini yang berkisar 3-12 tahun dalam berhitung. C. Pembatasan Masalah Agar pembatasan masalah dari penelitian ini lebih terarah dan tidak jauh menyimpang, maka masalah yang akan dibahas perlu dibatasi terlebih dahulu sehingga masalah sebenarnya menjadi jelas. Dari latar belakang dan identifikasi masalah sebagai mana yang telah diuraikan diatas, maka pembatasan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Metode berhitung yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode jarimatika dengan penggunaan alat bantu jari tangan. 2. Materi akan yang dibahas dalam penelitian ini adalah pokok bahasan operasi hitung pembagian bilangan bulat positif. 3. Ketrampilan berhitung pembagian siswa dalam pembelajaran dibatasi pada ketepatan, kecepatan, ketelitian dan kebenaran dalam proses pengerjaan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada peningkatan ketrampilan berhitung pembagian bilangan bulat positif setelah dilakukan pembelajaran dengan metode berhitung jarimatika. Untuk mengetahui peningkatan keterampilan berhitung digunakan indikator sebagai berikut: a. Kecepatan dalam melakukan perhitungan b. Ketepatan dalam melakukan perhitungan c. Kebenaran dalam proses pengerjaan d. Ketelitian dalam melakukan perhitungan 2. Adakah peningkatan prestasi belajar matematika setelah pembelajaran matematika melalui motode jarimatika? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk meningkatkan ketrampilan berhitung pembagian bilangan bulat positif anak melalui penggunaan metode berhitung jarimatika. 2. Meningkatkan prestasi belajar matematika anak dalam pembelajaran matematika melalui penggunaan metode berhitung jarimatika. F. Manfaat Penelitian Secara teori penelitian ini dapat bermanfaat sebagai prinsip-prinsip dalam mengembangkan model pembelajaran di kelas atau rumah yang berhubungan dengan peningkatan ketrampilan berhitung penambahan atau pengurangan anak yang diterapkan melalui penggunaan metode berhitung dan penggunaan alat bantu yang tepat dalam pembelajaran.

3 II. TINJAUAN PUSTAKA Terdapat beberapa definisi mengenai Jarimatika menurut (Prasetyono, 2008:28) adalah gabungan dari kata jari dan aritmatika yang diartikan sebagai cara proses hitung dengan mengunakan fungsi jari sebagai alat bantu mengoperasikan operasi hitung. Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Metode ini ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani. III. METODE PENELITIAN Penulis menggunakan metode kepustakaan. Metode pengumpulan data dengan jalan mengutip buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan objek yang sedang diteliti oleh penulis. Mulai dari rujukan konseptual dan teoritis bagi keseluruhan proses studi diperoleh melalui studi kepustakaan, agar memperoleh informasi dan sumber yang tepat dalam waktu yang singkat. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, catatan lapangan, test dan dokumen dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jarimatika adalah gabungan dari kata jari dan aritmatika yang diartikan sebagai cara proses hitung dengan mengunakan fungsi jari sebagai alat bantu mengoperasikan operasi hitung (Prasetyono, 2008:28). Dibandingkan dengan metode lain jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu kemudian cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang. Selain itu metode ini disampaikan secara menyenangkan sehingga anak-anak akan merasa senang dan mudah menerimanya. Metode jarimatika ini tidak menghilangkan konsep operasi matematis, tetapi proses berhitung dapat diupayakan lebih mudah dan cepat. Metode ini mungkin bersifat primitif, akan tetapi metode ini mudah diterima dan dipahami oleh siswa selain itu metode ini juga cukup menarik, praktis, sederhana, dan ekonomis, karena hanya mengunakan sepuluh jari tangan kita. Karena itu, metode ini dapat diberikan kepada siswa yang daya tangkapnya lemah atau daya kecerdasanya lemah. Jarimatika (singkatan dari jari dan aritmatika) adalah metode berhitung dengan menggunakan jari tangan. Metode ini ditemukan oleh Ibu Septi Peni Wulandani. Meski hanya menggunakan jari tangan, tapi dengan metode jarimatika kita mampu melakukan operasi bilangan KaBaTaKu (Kali Bagi Tambah Kurang) sampai dengan ribuan atau mungkin lebih. Metode ini sangat mudah diterima anak. Cara mempelajarinya sangat mengasyikkan, karena jarimatika tidak membebani memori otak dan alat nya selalu tersedia. Bahkan saat ujian kita tidak perlu khawatir alat nya akan disita atau ketinggalan karena alatnya adalah jari tangan kita sendiri. Ada 2 rahasia anak yang ingin penulis bagikan kepada Anda: a. Anak kita sulit menolak ajakan untuk BERMAIN b. Anak akan mendengarkan dengan baik setiap DONGENG yang kita sampaikan dan tidak akan menolak isinya, bahkan seandainyapun isinya itu tidak masuk akal. Dan bukankah dongeng memang biasanya kita lebih-lebihkan dan dibuat menakjubkan. Maka bila Penulis bermaksud menyampaikan sesuatu, apakah itu sebuah nasihat, pendidikan budi pekerti, atau bahkan juga materi pelajaran yang sulit dan tidak menarik bagi anak, Penulis bisa mempertimbangkan untuk menggunakan salah satu diantaranya atau bahkan paduan dari keduanya. Berangkat dari hal itu, Jarimatika juga didesain agar anak tidak merasa sedang belajar Matematika (ini hal yang paling sering mereka tolak bukan? Ntar Ma, Tunggu kalau filmnya sudah selesai ya, Bu dan berbagai komentar seperti itu sering kita terima manakala kita mengajak mereka untuk belajar Matematika, bukan?). Jurnal yang membahas mengenai Teknik Berhitung Dengan Menggunakan Jarimatika Guna Mendukung Kecerdasan Anak banyak diselingi dengan gambar, kegiatannya penuh dengan permainan, gerak, lagu, dan juga kisah-kisah menarik. Target pertamanya adalah: Anak tidak takut Matematika. Tujuan Belajar 1. Hal pertama yang akan ditumbuhkan adalah Intellectual Curiosity atau rasa ingin tahu yang luar biasa yang ada pada diri anak sejak mereka lahir. Bukankah sejak mereka bisa bicara ada saja yang selalu mereka tanyakan kepada kita? Itu apa, Bu? Mengapa sih Ma kalau malam kok tidak ada matahari? Bahkan rasanya kita sampai pusing mendengarkan beribu pertanyaan mereka. 2. Yang kedua adalah Creative Imagination, kemampuan untuk memunculkan berbagai

4 macam hal, alternatif-alternatif yang bahkan tidak pernah kita bayangkan. Creative Imagination ini sangat diperlukan untuk berhasil dalam kehidupan. Saat ini kemampuan tersebut banyak mengalami pemasungan, disadari maupun tidak. Coba Anda, jika seandainya ada perintah seperti ini Gambarlah sebuah pemandangan apa yang kira-kira akan kita saksikan sebagai hasilnya? Yup, dua buah segitiga berderet, di tengahnya ada lengkung, lalu ada dua garis bertemu pada pertemuan alas kedua segitiga itu... Ah ya, sepertinya kita familiar dengan itu. Benar, karena kitapun akan menggambar hal yang sama. Lalu ada kotak-kotak sawah, centang-centang padi, orang-orangan sawah, mungkin ada tambahan gubuk disana, dst. Bagaimana hal seperti ini dapat terjadi dari Sabang sampai Merauke? Tidak aneh bukan bila bangsa kita ini termasuk yang paling sedikit menghasilkan penemuan (dewasa ini)? Maka penting untuk menumbuhkan creative imagination. 3. Yang ketiga adalah Art of Discovery, seni untuk menghasilkan aneka penemuan. Penulis menggunakan istilah ini untuk mewadahi aktivitas discovery itu sendiri, juga invention, dan innovation. Lalu yang keempat yang perlu kita tumbuhkan yang tidak kalah penting adalah Nobble Attitudes (akhlak yang mulia). 4. Keempat hal itu jauh lebih berarti daripada angka-angka dalam rapor. Keempat hal itu akan menjamin hidup anak kita lebih sukses (success) dan bermakna (significant). Keempat hal itulah yang selayaknya menjadi tujuan dari setiap proses pendidikan dan pembelajaran anakanak. Jarimatika Learning Model Sumber: Jarimatika, 2011 Nilai Lebih Jarimatika a. Alatnya tidak perlu dibeli, selalu tersedia setiap saat dan tidak dapat disita saat ujian b. Mengasah otak tanpa memberatkan memori dengan bayangan, dll. c. Melatih motorik anak melalui gerakan jari d. Prosesnya menarik bagi anak; gerak tangan memiliki daya tarik tersendiri di mata anak e. Aktivitasnya menyenangkan, sehingga membuat anak pintar dan juga gembira Sebagai gambaran: dalam Jarimatika tangan kanan digunakan untuk satuan dan tangan kiri digunakan puluhan dan ratusan. Angka 1 diwakili oleh jari telunjuk, 2 diwakili jari telunjuk dan jari tengah demikian seterusnya sampai 4 ditunjukkan ketika jari telunjuk sampai kelingking terbuka. Angka 5 diwakili oleh jempol saja. Lalu 6 ditunjukkan dengan jempol dan telunjuk, demikian seterusnya hingga angka 9 ditunjukkan jika semua jari tangan kanan terbuka. Contoh : = 7 1 (buka jari telunjuk) +5 (buka jempol) +3 (buka jari tengah, jari manis, kelingking) -2 (tutup jari kelingking dan jari manis) Sampai di sini kita akan mendapati jempol, jari telunjuk dan jari tengah terbuka dan ini menunjukkan angka 7. Telunjuk n jari

5 tengah (angka 8) sama dengan 4. Dalam 10 jari tangan kanan dan kiri khan ada jempol, telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking. Jika sudah terbiasa, maka dengan sendirinya jari-jari akan bergerak dengan lincah. Belajar matematika tak lagi membosankan dengan jarimatika. Teknik jarimatika adalah salah satu cara berhitung dengan menggunakan alat bantu jari tangan. Ini tak seperti metode pengajaran matematika yang terkesan rumit. Metode berhitung cepat tersebut sangat digemari kaum ibu maupun anak-anak. Agar dapat berhitung dengan lancar, peserta harus menghafal istilah-istilah untuk setiap angka, serta membedakan penggunaan jari tangan kanan maupun jari tangan kiri. Teknik ini juga diminati ibu rumah tangga. Dengan menguasai jarimatika diharapkan pula dapat menjadi jembatan untuk dapat mengenali matematika sedini mungkin pada anak-anak. Memang, adanya jarimatika membuat pelajaran matematika tak lagi menjadi momok menakutkan. Proses belajar-mengajar yang berlangsung dalam suasana menyenangkan, jelas membuat anak-anak usia dini dapat menguasai metode jarimatika dengan cepat. Tahapan-tahapan metode pelatihan jarimatika adalah sebagai berikut: I Peserta diberikan 15 soal kemudian dijawab secara konvensional dan direcord Pre-test II Pelatihan Peserta pelatihan diberikan teori dan formula jarimatika dalam operasi penjumlahan dan pengurangan, setelah itu diberikan latihanlatihan III Post Test Peserta pelatihan diberikan soal yang mempunyai level kesulitan sama dengan pre-test dan dijawab dengan jarimatika kemudian di record IV Uji Beda Hasil pre-test dan post-test pelatihan jarimatika dilakukan dengan praktek langsung Mengapa Anak Perlu Menguasai Ketrampilan Berhitung? Di samping kemampuan membaca, ketrampilah berhitung adalah salah satu ketrampilan dasar yang perlu dikuasai oleh anak-anak. Bila ketrampilan membaca dapat memperluas cakrawala anak-anak, maka berhitung juga mempunyai banyak manfaat, diantaranya: 1. Agar anak dapat lebih memahami alam semesta dan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya 2. Agar anak dapat melakukan perencanaan dan evaluasi dengan baik saat dewasa nanti 3. Agar anak-anak dapat membuat rancangan dan konstruksi dengan benar 4. Yang juga tidak kalah penting adalah agar anak-anak dapat berlaku adil 5. Kemudian agar mereka bisa berbelanja dengan benar 6. Lalu juga agar mereka tidak mudah ditipu 7. Dan tentu masih banyak lagi pentingnya bagi kehidupan anak Begitu pentingnya keterampilan berhitung ini, sehingga orang tua secara sadar maupun tidak seringkali memaksa anak untuk segera menguasai berhitung dengan baik. 1. Begitu semangatnya orang tua dalam mendorong anak agar pandai berhitung,

6 acap kali kemudian menjadi kurang proposional. Orang tua mulai panik kalau anaknya dinilainya terlambat menguasai ketrampilan berhitung. Apalagi bila orang tua melihat anak-anaknya yang sebaya sudah banyak yang menguasai ketrampilan berhitung dengan baik, kepanikan bisa berkembang menjadi kejengkelan dan kemarahan. 2. Padahal seperti halnya ketrampilan yang lain, untuk dapat berhitung dengan baik diperlukan suatu proses. 3. Anak perlu untuk memahami bilangan dan proses membilang 4. Kemudian mulai dikenalkan dengan lambang bilangan 5. Setelah itu diajarkan konsep operasi hitung 6. Baru kemudian dikenalkan aneka cara dan metode melakukan perhitungan. Mengapa disebut jarimatika? Karena kita akan memanfaatkan jari-jari tangan untuk alat bantu menyelesaikan Aritmatika (dalam hal ini proses berhitung): Kali, Bagi, Tambah, dan Kurang atau biar keren disingkat dengan KaBaTKu. Apa nilai lebihnya? 1. Jarimatika memberikan visualisasi proses berhitung, hal ini akan membuat anak mudah melakukannya. 2. Gerakan jari-jari tangan akan menarik minat anak. Mungkin mereka menanggapinya lucu, yang jelas mereka akan melakukannya dengan gembira. 3. Jarimatika relatif tidak memberatkan memori otak saat digunakan. Operasi Perkalian dengan Metode Jarimatika Kalau dalam operasi penjumlahan dan pengurangan, penyebut bilangan dengan jari dimulai jari telunjuk kanan sebagai bilangan awal (satuan) dan jari kanan sebagai bilangan puluhan, maka dalam perkalian dan pembagian ini, penyebut bilangangan dimulai dari jari kelingking sebagai bilangan terkecil dan ibu jari sebagai bilangan terbesar. Ini untuk membedakan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan operasi perkalian dan pembagian. Bilangan-bilangan pada operasi perkalian ini terbagi dalam kelas atau kelompok besar, yaitu: kelas 6 s/d 10, 11 s/d 15, 16 s/d 20, 21 s/d 25, 26 s/d 30, 31 s/d 35, 36 s/d 40, 41 s/d 45, 46 s/d 50, 51 s/d 60 dan seterusnya. bilangan pada pada masingmasing jari tidak selalu sama, tetapi disesuaikan dengan kelas-kelas, misalnya pada kelas 6 s/d 10 jari kelingking mempunyai nilai 6, jari manis mempunyai nilai 7, dan seterusnya. Demikian pula dengan metode penghitung dan rumus penerapan bergantung pada kelas dimana operasi itu berlangsung. Karena dalam penerapan metode jarimatika terdapat beberapa kelompok atau kelas bilangan maka dalam penelitian ini peneliti hanya membahas kelompok bilangan 6 s/d 10, 11 s/d 15, dan 16 s/d 20 yaitu pada perkalian bilangan 1 angka dikali 1 angka, 1 angka dikali 2 angka, dan 2 angka dikali 2 angka. 1. Perkalian bilangan 1 angka dengan bilangan 1 angka Formasi jarimatika perkalian (bilangan 6-10) 1. Jari kelilingking ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 6 2. Kelingking dan jari manis ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 7 3. Kelingking, jari manis dan jari tengah ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 8 4. Kelingking, jari manis, jari tengah, dan telunjuk ditutup, ibu jari dibuka nilainya = 9 5. Semua jari ditutup nilainya = 10 Rumus dasar: (T 1 + T 2 ) + (B 1 B 2 ) Ketarangan: T 1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) T 2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) B 1 = jari tangan kanan yang dibuka (satuan) B 2 = jari tangan kiri yang dibuka (satuan)

7 Contoh 1: 7 8 = = (T 1 + T 2 ) + (B 1 B 2 ) = ( ) + (2 2) = = Kelingking,jarimanis,jaritengah,dan telunjuk ditutup ibujari dibuka nilainya = 14,19 semua jari ditutup nilainya = 15, Perkalian bilangan 1 angka dikali 2 angka dengan metode jarimatika dapat mengunakan kombinasi perkalian antara kelompok bilangan, dalam kombinasi ini digunakan rumus dasar mencakup faktor perkalian bilangan 6 dikali bilangan mengunakan rumus sebagai berikut: Tangan kanan (7) : kelingking dan jari manis ditutup (dilipat) Tangan kiri (8) : kelingking, jari manis, dan jari tengah ditutup 7 8 dapat diselesaikan sebagai berikut. Jari yang ditutup bernilai puluhan dijumlahkan. Jari yang terbuka bernilai satuan, dikalikan. Contoh 2: 6 7 = (T 1 + T 2 ) + (B 1 B 2 ) = ( ) + (4 3) = = 42 Catatan: Dalam perkalian satuan, hendaknya perkalian dasar 1 s/d 5 dihafal betul agar memudahkan dalam proses berhitung perkalian 2 digit. 2. Perkalian bilangan 1 angka dikali 2 angka Formasi jarimatika perkalian (bilangan 11 15) Formasi jarimatika perkalian (bilangan 16-20) 1. Jari kelilingking ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 11, Kelingking dan jari manis ditutup, jari yang lain dibuka nilainya = 12, Kelingking,jari manis dan jari tengah ditutup,jari yang lain dibuka nilainya = 13, 18 5P + (S 1 S 2 ) Rumus dasar kombinasi: 10P + (S 1 S 2 ) Dan perkalian bilangan 1 angka dikali 2 angka dengan metode jarimatika mencakup faktor perkalian bilangan 6-9 dikali bilangan mengunakan rumus dasar sebagai berikut Rumus dasar kombinasi: Keterangan: 5&10 = faktor perkalian tetap P = jari tangan kanan yang ditutup (satuan) S 1 = jari tangan kanan yang ditutup (satuan) S 2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan) Catatan: Jika faktor bilangan yang dikali terdapat satuan kurang dari 5, maka angka satuan tersebut terlebih dahulu harus disamakan sesuai bilangan indeksnya (ditambah 5). Contoh: 7 memiliki satuan kurang dari 5, maka angka satuan tersebut terlebih dahulu diindeks, sehingga menjadi nilai 8 yang berasal dari (3+5) = = 10P + (S 1 S 2 )

8 = 10(6) + (6 10) = = = = 5P + (S 1 S 2 ) = 5(7) + (7 9) = = 98 Contoh: Ingat! Jika dalam faktor bilangan yang dikali terdapat bilangan 0 (nol), maka bilangan tersebut harus diganti dengan bilangan 10. dengan demikian, perkalian tetap memberikan nilai. Pada perkalian 2 angka dikali 2 angka mencakup faktor perkalian bilangan dikali bilangan dapat mengunakan rumus yaitu: (T 1 + T 2 ) + (S 1 S 2 ) Rumus: Keterangan: T 1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) T 2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) S 1 = jari tangan kanan yag ditutup (satuan) S 2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan) (T 1 + T 2 ) + (S 1 S 2 ) Dan faktor perkalian bilangan 16 dikali bilangan dapat mengunakan rumus yaitu: Rumus: Keterangan: T 1 = jari tangan kanan yang ditutup (puluhan) T 2 = jari tangan kiri yang ditutup (puluhan) S 1 = jari tangan kanan yag ditutup (satuan) S 2 = jari tangan kiri yang ditutup (satuan) Tangan Kanan -> Satuan dan

9 Tangan Kiri -> Puluhan Dalam perkalian bilangan 2 angka dikali 2 angka dengan metode jarimatika dapat mengunakan kombinasi perkalian antara kelompok bilangan, mencakup faktor perkalian bilangan dikali bilangan mengunakan. ( 10T 1 + 5T 2 ) + (S 1 S 2 ) Rumus dasar kombinasi: Keterangan: T 1 = nilai puluhan pada bilangan pengali S 1 & S 2 = nilai satuan pada jari kanan dan kiri T 2 = nilai satuan pada bilangan yang dikali Adapun rumus pembagian dalam jarimatika sebagai berikut: Rumus dasar: (NS + 10):S 1 = S 2 Keterangan NS = nilai satuan dari bilangan yang dibagi S 1 = satuan pembagi (jari yang dibuka) S 2 = hasil bilangan (jari yang tertutup) Cara Perhitungan Sederhana

10

11 Formula Gabungan Setelah sampai di TEMAN KECIL dan TEMAN BESAR, berarti perjalanan jarimatika kita tinggal seperempat langkah lagi. Formula gabungan yaitu rumus yang menggabungkan antara formula 1 (Teman Kecil) dengan formula 2 (teman besar), sepakat kita namakan dengan formula 3. Sedangkan dalam operasi pengurangan, kita gunakan rumus ini apabila faktor yang dikurang adalah 10 atau lebih, sedangkan faktor pengurangnya 5 atau lebih. Pada kondisi apa kita menggunakan rumus ini? Ketika melakukan penjumlahan dan kita bertemu dengan satuan bilangan yang ditambah antara 5-8 dan faktor penambahannya 6 ke atas.

12 VI. SARAN Hasil pengabdian masyarakat ini perlu dipelihara bahkan dikembangkan karena dapat membantu mereka dalam memahami matematika terutama menjawab soal-soal matematika dengan cepat, tepat dan akurat. Dengan adanya pengabdian ini diharapkan mampu membekali anak, sehingga mereka mampu mengatasi pelajaran matematika di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Acses. Pebruari Cara Cepat Menghitung V. KESIMPULAN Pelatihan jarimatika untuk anak membuat anak semakin antusias dengan matematika. Dalam menyelesaikan soal-soal berhitung khususnya dalam operasi penjumlahan dan pengurangan semakin akurat. Anak-anak semakin cepat dan tepat dapat menyelesaikan soal-soal berhitung. Ini dapat dibuktikan dengan cara-cara diatas. Selain kemampuan mengerjakan soal-soal dengan cepat, tepat dan akurat, merekapun tidak lagi merasa takut dan terbeban dalam mempelajari matematika. Dan dapat membantu mereka nantinya dalam menjawab soal-soal Ujian Nasional yang merupakan syarat untuk kelulusan sekolah. Acses. Februari Pelatihan Metode Berhitung 10 Jari Acses 14 Februari Jarimatika Belajar Matematika. Prasetyono, Dwi Sunar, Memahami Jarimatika Untuk Pemula, Diva Press: Yogyakarta Septi Peni Wulandari Jarimatika Penjumlahan dan Pengurangan. Yogyakarta: Kawan Pustaka. Septi Peni Wulandari Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Kawan Pustaka : Yogyakarta

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : ANITA PRANOWO PUTRI A

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Oleh : ANITA PRANOWO PUTRI A PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA PERKALIAN BILANGAN BULAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas III SDN O3 Puntukrejo, Ngargoyoso, Karangayar)

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK SISWA-SISWI SD DI TPA MASJID BAITUL QORIB

MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK SISWA-SISWI SD DI TPA MASJID BAITUL QORIB MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK DENGAN METODE JARIMATIKA UNTUK SISWA-SISWI SD DI TPA MASJID BAITUL QORIB Ahmad Mardalis, Wuryaningsih, Sutan Syahrir Zabda, Zaenal Abidin, dan Minhayati Saleh Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 PEMBELAJARAN MATEMATIKA 2.1.1 Belajar Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN. Khotna Sofiyah

PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN. Khotna Sofiyah PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN Khotna Sofiyah Mahasiswa Program Pascasarjana Prodi Pendidikan Dasar UNIMED Email: khotna.sofia@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai pelajaran favorit, bukan hal yang sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai pelajaran favorit, bukan hal yang sulit untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sepertinya sulit untuk dilepaskan dari permasalahan operasi hitungan, penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya. Bagi siswa tertentu yang menganggapnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masykur dan Fathani (2007:43) menjelaskan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Masykur dan Fathani (2007:43) menjelaskan ilmu pengetahuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masykur dan Fathani (2007:43) menjelaskan ilmu pengetahuan matematika merupakan ilmu dasar atau ilmu alat. Hal ini dikarenakan dengan matematika, orang dapat mengatur

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD Novi Lailatul Hikmah 158620600192/Semester 6/Kelas A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF SKRIPSI

OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF SKRIPSI OPTIMALISASI PENGGUNAAN JARIMATIKA UNTUK PENINGKATAN KETRAMPILAN BERHITUNG PEMBAGIAN BILANGAN BULAT POSITIF (PTK Pembelajaran Matematika Kelas III Semester I di SDN Sambiroto 1 Pati) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai mata pelajaran berisikan konsep pelajaran berhitung amat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab menguasai matematika berarti memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas pengetahuan dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami setiap materi pelajaran yang diberikan, (3) selalu bersikap aktif

BAB I PENDAHULUAN. memahami setiap materi pelajaran yang diberikan, (3) selalu bersikap aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsentrasi adalah pemusatan pikiran pada suatu hal dengan cara menyampingkan hal-hal lain yang tidak berhubungan. Siswa yang berkonsentrasi belajar dapat diamati

Lebih terperinci

Septi Peni Wulandani

Septi Peni Wulandani Seri Bacaan Berhitung mudah dan menyenangkan dengan menggunakan jari Buku panduan untuk putra-putri Anda usia 3 10 tahun Septi Peni Wulandani www.jarimatika.com telepon 0888 656 1773 dan 0298 326 217 1/46

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan, berbagai upaya dilakukan pemerintah diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan, berbagai upaya dilakukan pemerintah diantaranya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas kehidupan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah terus meningkatkan pembangunan di bidang pendidikan baik

Lebih terperinci

kehidupan. Di Indonesia semua orang tanpa terkecuali berhak untuk yang menegaskan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat

kehidupan. Di Indonesia semua orang tanpa terkecuali berhak untuk yang menegaskan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan. Di Indonesia semua orang tanpa terkecuali berhak untuk mendapat pendidikan. Hal tersebut

Lebih terperinci

PELATIHAN JARIMATIKA PERKALIAN BAGI GURU-GURU DI SDN 02 LUBUK BUAYA

PELATIHAN JARIMATIKA PERKALIAN BAGI GURU-GURU DI SDN 02 LUBUK BUAYA PELATIHAN JARIMATIKA PERKALIAN BAGI GURU-GURU DI SDN 02 LUBUK BUAYA Hamdunah 1, Dewi Yuliana Fitri 2, Anna Cesaria 3 1,2,3) Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat 1) hamdunah_nst@yahoo.com;

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE K JART UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH

PENGGUNAAN METODE K JART UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH PENGGUNAAN METODE K JART UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN CACAH Ida Widaningsih; Epon Nur aeni; Oyon Haki Pranata Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY PENERAPAN ALJABAR DALAM TEKNIK MENGHITUNG PERKALIAN DUA BILANGAN Oleh : Musthofa mtofa99@yahoo.co.id Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Teknik menghitung perkalian dua bilangan yang terkenal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Menghitung. 1. Pengertian Kemampuan Menghitung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Menghitung. 1. Pengertian Kemampuan Menghitung. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Menghitung 1. Pengertian Kemampuan Menghitung Menurut kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata dasar yaitu mampu yang mempunyai arti kuasa, bisa, sanggup

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA Oleh: Siti Rachmawati seandinda@g.mail.com ABSTRAK Hambatan peningkatan kemampuan berhitung pada siswa tunanetra terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional.

BAB I PENDAHULUAN. konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia. membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. besar siswa sehingga, sebagian siswa menghindari pelajaran ini. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena banyak persoalan dalam kehidupan yang memerlukan pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana pembelajaran anak usia belajar. Pembelajaran merupakan proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan

Lebih terperinci

Penerapan Aljabar Dalam Teknik Menghitung Perkalian Dua Bilangan

Penerapan Aljabar Dalam Teknik Menghitung Perkalian Dua Bilangan Penerapan Aljabar Dalam Teknik Menghitung Perkalian Dua Bilangan Oleh : Musthofa mtofa99@yahoo.co.id Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Teknik menghitung perkalian dua bilangan yang terkenal

Lebih terperinci

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PENERAPAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BANGUN RUANG SISI DATAR (Penelitian

Lebih terperinci

METODA JARIMATIKAMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERHITUNG PERKALIAN DI KELAS II SDN SALEP. EEN ROHAENI,S.Pd.SD

METODA JARIMATIKAMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERHITUNG PERKALIAN DI KELAS II SDN SALEP. EEN ROHAENI,S.Pd.SD METODA JARIMATIKAMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA BERHITUNG PERKALIAN DI KELAS II SDN SALEP EEN ROHAENI,S.Pd.SD eenrohaen5@gmail.com NIP. 19690104 199803 2 002 ABSTRAK Permasalahan yang terjadi pada kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR KELAS III. Ratna Puspita Indah STMIK Duta Bangsa Surakarta

EFEKTIVITAS METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR KELAS III. Ratna Puspita Indah STMIK Duta Bangsa Surakarta EFEKTIVITAS METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG SISWA SEKOLAH DASAR KELAS III Ratna Puspita Indah STMIK Duta Bangsa Surakarta ABSTRAK Proses pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II PENERAPAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PERKALIAN DASAR SISWA TUNANETRA

BAB II PENERAPAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PERKALIAN DASAR SISWA TUNANETRA BAB II PENERAPAN JARIMATIKA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PERKALIAN DASAR SISWA TUNANETRA A. Jarimatika Ama (2010) dalam http://amapintar.wordpress.com/jarimatika/ mengemukakan bahwa jarimatika merupakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu perbuatan yang dilakukan siswa unuk mencapai kemajuan dalam perkembangannya. Dalam proses pembelajaran, belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam. pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam bidang pendidikan merupakan sarana yang tepat dalam. pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Dalam rangka

Lebih terperinci

2013 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK JARIMATIKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN ANAK TUNANETRA

2013 PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK JARIMATIKA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN ANAK TUNANETRA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunanetra didefinisikan sebagai individu yang indera penglihatannya tidak berfungsi sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan seharihari seperti halnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap invidu dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya zaman

BAB I PENDAHULUAN. setiap invidu dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya zaman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berhitung merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap invidu dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berkembangnya zaman yang modern,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental yang meneliti tentang sebab-akibat dengan menggunakan satu 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Jarimatika terhadap kemampuan berhitung anak TK. Jenis penelitian ini termasuk pada penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan merupakan bidang yang penting untuk diperhatikan. Melalui pendidikan yang baik, seseorang akan menjadi baik pula. Hal ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1

PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1 PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1 Oleh: MAULANA, M.Pd. 2 PEMBUKA Di antara kita, para pembaca yang budiman, mungkin sudah sangat paham, fasih, dan sering menengadahkan tangan seraya

Lebih terperinci

JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana. Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh JOAN PURNAMA MANAPA

JURNAL. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana. Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh JOAN PURNAMA MANAPA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERKALIAN DENGAN PENERAPAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA SDN TAIMANU KABUPATEN SUMBA TIMUR KELAS IV SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JURNAL Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A USAHA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA MENGERJAKAN SOAL-SOAL LATIHAN DI DEPAN KELAS MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION ) (PTK di SMP NEGERI 3 KARTASURA) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK

BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK BAB IV ANALISIS URGENSI PENGENALAN BUKU SEJAK USIA DINI DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK A. Analisis Tentang Pengenalan Buku Pada Anak Membaca bagi sebagian besar anak-anak mungkin menjadi kegiatan yang

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD 762 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD THE DIFFERENT EFFECTS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak lahir setiap manusia pernah mengalami yang namanya belajar. Belajar dilakukan manusia sejak ia lahir hingga dewasa bahkan sampai akhir hayat. Dengan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan bentuk pendidikan untuk rentang usia nol sampai dengan enam tahun, yang memiliki peran yang sangat penting untuk mengembangkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN KELAS 2 SDN SUKOREJO

PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN KELAS 2 SDN SUKOREJO PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN KELAS 2 SDN SUKOREJO Ari Uswatun Khasanah 158620600194/6/B2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Ariuswatun33@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat. 2010:10), mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Kemampuan Mengurang Bilangan Bulat 2.1.1 Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Kegiatan Pra penelitian Tindakan Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan kegiatan pra penelitian tindakan. Kegiatan pra penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING ( PTK Pembelajaran matematika kelas VII SMP Darussalam Surakarta) SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA i PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri)

OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri) OPTIMALISASI PENERAPAN BRAIN GYM UNTUK MEMINIMALKAN PHOBIA SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri Kaliancar Selogiri) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dimyati adalah: proses yang diselenggarakan oleh pendidik untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dimyati adalah: proses yang diselenggarakan oleh pendidik untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hakikat Pembelajaran Matematika a. Pengertian Pembelajaran Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan kata pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Suatu bangsa dikatakan cerdas apabila penduduk dalam suatu bangsa tersebut mampu memajukan negaranya dan ikut berpartisipasi aktif dalam dunia pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE JARIMATIKA DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE JARIMATIKA DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE JARIMATIKA DALAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR Ummi Habibah 1*, Zahra Fona 2, Raudah 2 1,2 Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 77 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data dan Analisis Data 1. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar peserta didik mata pelajaran Matematika pada materi pembagian peserta didik kelas III MI Darussalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang maju adalah negara yang dapat menata sistem pendidikan dengan baik. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan dunia pendidikan, karena melalui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK JARIMATIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN

PENERAPAN TEKNIK JARIMATIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN PENERAPAN TEKNIK JARIMATIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN BILANGAN 1 Tetty Khairani Nasution, 2 Edy Surya 1,2) Program Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Matematika,(UNIMED) 1

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Prestasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:787) menyebutkan prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA PADA MATERI PERKALIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA PADA MATERI PERKALIAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA PADA MATERI PERKALIAN Henry Suryo Bintoro Universitas Muria Kudus henrysuryo@yahoo.co.id ABSTRAK. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

OPERASI BILANGAN DENGAN MATHEMAGICS

OPERASI BILANGAN DENGAN MATHEMAGICS OPERASI BILANGAN DENGAN MATHEMAGICS Rozi Fitriza Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol Padang Email: rozifitriza@ymail.com Abstract: Mastery of the basic concepts of number operations which

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam membantu pengembangan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh semua siswa,dari jenjang Sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk menunjang keberhasilan belajarnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan

PENDAHULUAN. peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan di Indonesia. telah ditetapkan oleh dinas pendidikan Indonesia kepada seluruh peserta

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan di Indonesia. telah ditetapkan oleh dinas pendidikan Indonesia kepada seluruh peserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu keharusan untuk disampaikan oleh guru kepada siswa pada semua jenjang pendidikan. Juga keharusan untuk dipelajari siswa baik dari tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

. BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti

. BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti . BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar a.pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. (Sri

Lebih terperinci

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, karena melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK PUSIDE MUSI MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK PUSIDE MUSI MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF PENINGKATAN KEMAMPUAN PRA-MEMBACA KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK PUSIDE MUSI MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF Oleh: Amalia Nur Fitriya cimel549@gmail.com TK Puside Musi Talaud Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK

KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Karakteristik Guru sebagai Pembimbing di Taman Kanak-kanak 127 KARAKTERISTIK GURU SEBAGAI PEMBIMBING DI TAMAN KANAK-KANAK Penata Awal Guru adalah pembimbing bagi anak taman kanak-kanak. Proses tumbuh kembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting. Karena pentingnya, matematika diajarkan mulai dari jenjang SD sampai dengan Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran matematika di adaptasi dalam kurikulum di Indonesia terutama mulai dalam Kurikulum 2004 (KBK) dan Kurikulum 2006 serta pada kurikulum

Lebih terperinci

Transkrip Video Modul 2.4. Kursus Membaca Cepat Online

Transkrip Video Modul 2.4. Kursus Membaca Cepat Online Transkrip Video Modul 2.4. Kursus Membaca Cepat Online http://www.membacacepat.com Modul 2 Bagian 4 Menguasai Membaca Beberapa Kata Sekaligus Terimakasih Anda menyaksikan kembali Kursus Membaca Cepat Online,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di mana pun berada. Pendidikan sangat penting artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tantangan besar bagi kita pada era informasi ini adalah bagaimana mencerna informasi dan mengadaptasi perubahan yang berlangsung sangat cepat.

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI BILANGAN BULAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PAKEM DI MIS MAURA EL-MUMTAZTANAH SERIBU BINJAI SELATAN Athiiyah

Lebih terperinci

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73 L A M P I R A N 72 LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73 Soal pre - test Nama : Kelas : Tanggal : Isilah titik titik di bawah ini! 1. Angka 24 dan 45, angka 24 lebih. dari angka 45 2. angka 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa.

BAB I PENDAHULUAN. belajar diantaranya motivasi belajar dan tingkat kemampuan awal siswa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan dorongan dari proses belajar dengan kata lain tujuan dari belajar adalah mendapat hasil yang baik. Banyak siswa yang mengalami masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya sadar yang bertujuan untuk menyiapkan subyek pendidikan dalam menghadapi lingkungan yang terus mengalami perubahan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan juga mengalami perubahan-perubahan ke arah yang maju. Perubahan ini ditandai dengan gejolak berbagai macam kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembentukan kepribadian manusia. Pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk manusia yang berakal, berilmu, dan bermoral.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNARUNGU KELAS IV DI SLB SARIWIYATA WLINGI - BLITAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNARUNGU KELAS IV DI SLB SARIWIYATA WLINGI - BLITAR 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNARUNGU KELAS IV DI SLB SARIWIYATA WLINGI - BLITAR Dr. Hj Asri Wijiastuti, M.Pd Dosen Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan siswa diharapkan memiliki kecakapan baik intelektual,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 003 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 003 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU 146 PENERAPAN METODE JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 003 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU tiarmina.sitio003@yahoo.com SDN 003 Tagaran Tapah Darussalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. All children are born genius and we spend the first six years of their live

BAB I PENDAHULUAN. All children are born genius and we spend the first six years of their live 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian All children are born genius and we spend the first six years of their live degeniusing them. (Gunawan, 2007: 1). Presuposisi dalam mendefinisikan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan akal fikiran/rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN INQUIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP N

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

2. 7,5 : 2,5 (2/4 x ¾) = : 25 = 3. ½ x ¾ = 3/8. 3 3/8 adalah 3 kurang atau mendekati 3. Jadi jawabannya adalah 2,625. [d]

2. 7,5 : 2,5 (2/4 x ¾) = : 25 = 3. ½ x ¾ = 3/8. 3 3/8 adalah 3 kurang atau mendekati 3. Jadi jawabannya adalah 2,625. [d] TES HITUNGAN BIASA (ARITMATIKA) Bagian I 1. 2,20 x 0,75 + 3/5 : 1/8 =... Pikir yang mudah, jangan yang sulit-sulit! Ingat, anda tidak harus menyelesaikan dengan hasil yang teliti! Cari nilai pendekatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk Tuhan yang lain. Makna kesempurnaan ini tidak menjurus pada sempurnanya tingkah laku,

Lebih terperinci