Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh November Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER PT. PETROWIDADA GRESIK

VII AKSI DASAR PENGENDALIAN

Perbaikan Unjuk Kerja Sistem Orde Satu PERBAIKAN UNJUK KERJA SISTEM ORDE SATU DENGAN ALAT KENDALI INTEGRAL MENGGUNAKAN JARINGAN SIMULATOR MATLAB

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

PENGENALAN SISTEM PENGENDALIAN LANJUT

Sistem kontrol pemanas ruangan Tanpa carrier fluids

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KINERJA COOLING TOWER INDUCED DRAFT TIPE LBC-W 300 TERHADAP PENGARUH PANAS RADIASI MATAHARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaturan Proses Tekanan pada Sistem Pengaturan Berjaringan Menggunakan Kontroler Fuzzy Neural Network

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Metode Runge-Kutta Orde 4 dalam Analisis Rangkaian RLC

BAB V PENGEMBANGAN MODEL FUZZY PROGRAM LINIER

PENGUKURAN DAYA. Dua rangkaian yg dpt digunakan utk mengukur daya

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

WEIBULL TWO PARAMETER

SEARAH (DC) Rangkaian Arus Searah (DC) 7

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PHOTODETECTOR NOISE. Ref : Keiser. Fakultas Teknik Elektro 1

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

DesainKontrolFuzzy BerbasisPerformansiH dengan Batasan Input-Output untuk Sistem Pendulum-Kereta

METODE KORELASI BARU PADA PENYETELAN PENGENDALI PID DENGAN PENDEKATAN MODEL EMPIRIK FOPDT

Contoh 5.1 Tentukan besar arus i pada rangkaian berikut menggunakan teorema superposisi.

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PHOTODETECTOR NOISE. Ref : Keiser

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

SOLUTION INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

Fisika Dasar I (FI-321) Usaha dan Energi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

Perancangan Sistem Pemanas Bearing Menggunakan Kontrol Pi Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

VLE dari Korelasi nilai K

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

Evaluasi Tingkat Validitas Metode Penggabungan Respon (Indeks Penampilan Tanaman, IPT)

Oleh : Harifa Hanan Yoga Aji Nugraha Gempur Safar Rika Saputri Arya Andika Dumanauw

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

DISTRIBUSI HASIL PENGUKURAN DAN NILAI RATA-RATA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

MODEL MATEMATIKA SISTEM THERMAL

berasal dari pembawa muatan hasil generasi termal, sehingga secara kuat

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

Perancangan Pengendali PI. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 Dan Sistem Akuisisi Data Adc-0804

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

Perhitungan Critical Clearing Time dengan Menggunakan Metode Time Domain Simulation

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

Korelasi Tortuositas dengan Porositas Absolut dalam Pemodelan Aliran Fluida Menggunakan Lattice Gas Automata Model FHP III

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

Kata kunci : daya, bahan bakar, optimasi, ekonomis. pembangkitan yang maksimal dengan biaya pengoperasian unit pembangkit yang minimal.

BAB V TEOREMA RANGKAIAN

Referensi: 1) Smith Van Ness Introduction to Chemical Engineering Thermodynamic, 6th ed. 2) Sandler Chemical, Biochemical adn

FUNGSI ALIH SISTEM ORDE 1 Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Hukum Termodinamika ik ke-2. Hukum Termodinamika ke-1. Prinsip Carnot & Mesin Carnot. FI-1101: Termodinamika, Hal 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Transkripsi:

STUDI PERFORMANSI SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATURE, RELIABILITY DAN SAFETY PADA HEAT EXCHANGER DI PT. PETROWIDADA GRESIK Oleh (Novan Yudha A, Ir.Ronny Dw Noryat, M.Kes, Imam Abad, ST.MT) Jurusan Teknk Fska Fakultas Teknolog Industr Insttut Teknolog Seuluh November Kamus ITS Keuth Sukollo Surabaya 60111 ABSTRAK Heat Exchanger HT-310 meruakan lant yang berfungs untuk menakkan temeratur Ortho- Xylene. Agar roses bsa berjalan dengan aman, sstem engendalan harus daat bekerja dengan bak dan sstem roteks harus memlk tngkat keamanan yang mencuku. Pada roses erndahan anas tersebut dharakan temeratur dar Ortho-Xylene sesua dengan yang dharakan yakn sebesar 140 o C dmana temeratur awal Ortho-Xylene sebesar 40 o C. Maka dar tu, derlukan suatu engendalan yang handal agar daat menjaga temeratur dar Ortho-Xylene dengan memanulas laju alran dar steam. Maka dalam tugas akhr n, dlakukan suatu smulas yang terntegras antara roses, sstem engendalan dan sstem roteks dar model yang telah ddaatkan. Dar hasl smulas ddaatkan bahwa untuk sstem engendalan temeratur memlk M 31,01%, ts 1165 detk dan Ess 0,1%. Ketga arameter tersebut mewakl erformans dar sstem kontrol temeratur. Perhtungan PFD total dar sstem ada saat T=8760 jam atau 1 tahun yakn 0,81373 sedangkan ada saat T=8371 jam yakn 6,3349, sstem yang saat n terseda d heat exchanger HT-310 dkategorkan sebaga sstem yang memunya SIL 1. Kata Kunc: Heat exchanger, Ortho-Xylene, temerature, Probablty Falure of Demand (PFD), Safety Integrty Level (SIL). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perstwa erndahan anas banyak djuma dalam ndustr-ndustr kma, msalnya, ada roses endngnan atau emanasan uman yang akan masuk ke reaktor, vulkansas karet, embuangan anas dar suatu embangkt tenaga, dan lan-lan. Seert ada PT.Petrowdada Gresk yang meruakan erusahaan yang memroduks Phthalc Anhydrde yang dgunakan sebaga bahan baku bag ndustr lastk, cat, dan lem d Indonesa. Salah satu tahaan ada roses engolahannya adalah roses ertukaran anas yang terjad ada heat exchanger HT-310 dmana temeratur dar Ortho Xylene harus djaga sektar 140 o C dengan memanulas laju fluda emanas yakn berua steam. Pada saat n alat enukar anas yang daka adalah heat exchanger jens shell and tube. Tugas Akhr n mengacu ada Tugas Akhr sebelumnya yang dlakukan oleh Galh Candrawat yakn hanya melakukan suatu engendalan terhada suatu Unt Thermal Ventlaton dan menganalsa tngkat safety namun tdak melakukan analsa terhada keandalan dar masng-masng komonen ada Unt Thermal Ventlaton. Sementara tu ada Tugas Akhr sebelumnya yang dlakukan Andhka Bagus yatu hanya melakukan analsa sebuah lant d PT.Petrokma Gresk dar seg kehandalan dan tngkat keamanannya saja, namun tdak melakukan analsa tentang sstem engendalan ada lant tersebut. Berdasarkan ada enjelasan datas, untuk tulah ada Tugas Akhr n akan dlakukan sstem engendalan terhada suatu roses dan analsa dalam seg kehandalan dalam ta komonen dalam roses ertukaran anas serta tngkat keamanannya. Sehngga dharakan dar analsa sstem engendalan, kehandalan, dan tngkat keamanan akan berguna bag erusahaan dalam menngkatkan roses roduks d PT. Petrowdada Gresk. 1. Tujuan Adaun tujuan dar Tugas Akhr n adalah untuk melakukan stud erformans melalu smulas yang terntegras antara roses, sstem engendalan dan sstem roteks ada Heat Exchanger HT-310.

II. TEORI PENUNJANG.1 Heat Exchanger Pengertan enukar anas atau dalam ndustr kma ouler dengan stlah bahasa Inggrsnya, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungknkan erndahan anas dan bsa berfungs sebaga emanas mauun sebaga endngn. Basanya, medum emanas daka ua lewat anas (suer heated steam) dan ar basa sebaga ar endngn (coolng water). Penukar anas drancang sebsa mungkn agar erndahan anas antar fluda daat berlangsung secara efsen. Pertukaran anas terjad karena adanya kontak, bak antara fluda terdaat dndng yang memsahkannya mauun keduanya bercamur langsung begtu saja. Penukar anas sangat luas daka dalam ndustr seert klang mnyak, abrk kma mauun etrokma, ndustr gas alam, refrgeras, embangkt lstrk. Heat Exchanger yang daka adalah te Shell and Tube Heat Exchanger. Dmana terdr atas suatu bundel a yang dhubungkan secara arallel dan dtematkan dalam sebuah a mantel (cangkang). Fluda yang satu mengalr d dalam bundel a, sedangkan fluda yang lan mengalr d luar a ada arah yang sama, berlawanan, atau berslangan. Kedua ujung a tersebut dlas ada enunjang a yang menemel ada mantel. Penurunan model matemats: Kesetmbangan Massa : = d( Ah) F F (.1) dh A F F (.) = Keraatan caran F = Laju alr caran masuk F = Laju alr caran keluar Kesetmbangan Energ : Q d[ Ahc ( T T ref = + )] Fc ( T T ref ) Fc ( T T (.3) ref ) Dmana: c = Kalor sesfk (kkal/kg) T = Suhu caran masuk ( o C) T = Suhu caran keluar ( o C) T = Suhu caran yang dngnkan ( o C) ref Q = Energ anas steam (kkal/jam) Penyederhanaan ersamaan (.3) dengan asums T = 0 dan = konstan ref d( ht ) Q A FT FT c (.4) Substtus ersamaan (.) ke ersamaan (.4) menjad : d( ht) dt dh dt A Ah AT Ah T ( F F) (.5) dt Q Ah T( F F) FT FT c Atau dt Ah Q F ( T T ) (.6) c Persamaan (.6) jka dsederhanakan lag menjad : dt Q Ah FT FT c Atau Ah F dt Q T T (.7) F c Persamaan Lalacenya adalah : Q( s) T( s) ( S 1) T (.8) ( s) F c dengan Ah V F F Sehngga fungs transfernya adalah : T ( s) 1 1 T ( s) Q( s) (.9) ( S 1) ( S 1) F c. Pengendal PID..1 Pengendal Proorsonal (P) Kontroler roorsonal memlk arameter, ta roorsonal (roortonal band) dan konstanta roorsonal. Daerah kerja kontroler efektf dcermnkan oleh ta roorsonal, sedangkan konstanta roorsonal menunjukkan nla faktor enguatan terhada snyal kesalahan, K [1]. Hubungan antara ta roorsonal (PB)

dengan konstanta roorsonal (K ) dtunjukkan secara resentas oleh ersamaan : 1 PB x100% (.10) K Dengan : PB = Proortonal Band K = Gan Proses.. Pengendal Integral (I) Kontroler ntegral memlk karakterstk seert halnya sebuah ntegral. Keluaran kontroler sangat dengaruh oleh erubahan yang sebandng dengan nla snyal kesalahan. Keluaran kontroler n meruakan jumlahan yang terus menerus dar erubahan masukannya. Kalau snyal kesalahan tdak mengalam erubahan, keluaran akan menjaga keadaan seert sebelum terjadnya erubahan masukan. Transfer functon dar unt kontrol ntegral adalah sebaga berkut : 1 U Kc e. (.11) T dmana, I T I = ntegral tme e = error (nut dar unt control) K c = gan dar controller..3 Pengendal Dferensal (D) Keluaran kontroler dferensal memlk sfat seert halnya suatu oeras dervatf. Perubahan yang mendadak ada masukan kontroler, akan mengakbatkan erubahan yang sangat besar dan ceat. Transfer functon dar kontrol dervatve adalah sebaga berkut: de U Kc. TD (.1) dmana, K C = gan e = error T D = dervatve tme.3 Relablty Dalam art luas keandalan atau relablty dhubungkan dengan sstem yang daat dandalkan, berjalan dengan bak dan dengan tdak adanya sstem yang mengalam kerusakan. Keandalan atau relablty ddefnskan sebaga robabltas dar suatu sstem untuk daat melaksanakan oeras atau fungsnya dengan bak selama selang waktu tertentu. Fungs Keandalan terhada waktu daat dnyatakan dalam ersamaan berkut: R(t)= t 1 F ( t) f ( t) (.13).4 Laju Kegagalan Laju kegagalan () adalah banyaknya kegagalan er satuan waktu. Laju kegagalan daat dnyatakan sebaga erbandngan antara banyaknya kegagalan yang terjad selama selang waktu tertentu dengan total waktu oeras komonen atau sstem. Laju kegagalan daat dnyatakan sebaga berkut: = T f (.14) f ( t) (t) = (.15) R( t) dmana : f = banyaknya kegagalan selama jangka waktu oeras T = total waktu oeras.5 Safety Integrty Level (SIL) SIL adalah nla ukur dar erformans Safety Instrumented System (SIS) yang hanya dhubungkan dengan devce yang mengkonfguras SIS. Tnjauan dar Safety Integrty Level (SIL) berhubungan dengan standarad ANSI/ISA 84.01-1996 dan IEC 61508. Tabel.1 Range nla PFD yang mereresentaskan tngkatan SIL SIL 1 menunjukkan level keamanan rendah (Hgh rsk) atau kemungknan terjadnya falure semakn besar. sedangkan SIL 4 menunjukkan level keamanan tngg (Low rsk) atau kemungknan terjadnya falure semakn kecl. III. Metodolog Peneltan Pada bab n akan djabarkan mengena taha-taha yang dlakukan dalam engerjaan Tugas Akhr n mula dar emodelan roses ada Heat Exchanger HT-310, nstrumen endukung, controller dan sstem roteks hngga smulas dar model yang telah ddaatkan tersebut dengan menggunakan software matlab-smulnk untuk kemudan dlakukan analsa.

Pemodelan Sensor Sensor temeratur yang dgunakan berua Thermocoule meruakan robe atau sensor yang dgunakan untuk mengukur suhu. Sehngga fungs transfer dar temerature transmtter adalah sebaga berkut T(s) 0,14545 ma/ = I(s),53 s + 1 Gambar 3.1 Bagan metodolog eneltan Perancangan Smulas Perancangan smulas n ddasarkan ada model matemats yang djabarkan dalam rogram smulnk Matlab. Pemodelan Proses Heat Exchanger HT- 310 Berdasarkan hukum kesetmbangan energ dan hukum kesetmbangan massa yang dgunakan ada heat exchanger, deroleh fungs transfer seert yang deroleh ada ersamaan.9 adalah sebaga berkut: T ( s) 1 1 T ( s) Q( s) ( S 1) ( S 1) F c Gambar 3. Model Smulnk Heat Exchanger Dmana: T = temeratur awal O-Xylene = 30 o C F = flow nut O-Xylene = 0,009 m 3 /s ρ = massa jens O-Xylene = 866,1 kg/ m 3 C = kalor sesfk O-Xylene = 0.6 kkal/kg. o C h = enthaly steam = 15,4047 kkal/kg Gambar 3.3 Pemodelan Smulnk temeratur transmtter Pemodelan Control Valve TV-116 n meruakan temerature control valve yang dalr oleh steam. Control valve n berfungs mengatur banyak sedktnya suly steam yang masuk ke dalam heat exchanger dengan alran maksmal 1,111 kg/s. Sehngga ddaatkan fungs alh dar control valve adalah sebaga berkut: M(s) I(s) = K τ s + 1 = 0,06945 4,43 s + 1 Gambar 3.4 Pemodelan Smulnk control valve Pemodelan Logc Solver Temeratur Sstem roteks temeratur n memanfaatkan bacaan dar sensor thermocoule. Temeratur O-Xylene dalam HT-310 dkatakan normal jka besaran yang terukur dalam range 10 o C > dan <145 0 C. Sedangkan temeratur yang terbaca 10 o C maka sstem akan otomats menyalakan alarm low member tanda ada oerator bahwa terjad temerature low. Namun jka temeratur yang tebaca 145 0 C, maka sstem akan otomats menyalakan alarm hgh member tanda ada oerator bahwa terjad temerature hgh.

sstem agar stabl sesua dengan set ont jka sewaktu-waktu terjad gangguan dalam sstem. Gambar 3.5 Pemodelan Stateflow Proteks Temeratur IV. ANALISA SISTEM PENGENDALIAN TEMPERATUR PADA HEAT EXCHANGER 4.1 Pengujan Oen Loo Pengujan oen loo n dtujukan untuk mengetahu knerja dar blok roses yang telah dbuat. Pada smulas oen loo n kta menggunakan masukkan sgnal uj ste sebesar 140 o C dmana dkonverskan menjad 0 ma, dalam artan control valve membuka enuh sehngga terjad alran steam maksmal. 4. Pengujan sstem engendalan arameter PID abrk Untuk mendaatkan knerja sstem control yang memlk erformans yang handal dan kualtas engendalan yang otmal, maka arameter dalam controller juga harus memlk nla yang otmal. Tunng PID dlakukan untuk mendaatkan arameter PID Controller yang terbak yatu K, T, dan Td. Gambar 4.3 Model Tunng Controller PID d Pabrk Gambar 4.1 Pemodelan Oen Loo HT-310 Dan dar hasl smulas oen loo yang telah drancang maka ddaatlah grafk reson sstem engendalan temeratur secara oen loo seert gambar d bawah n : Gambar 4. Reson Oen Loo HT-310 Dar grafk datas namak bahwa dengan laju alran maksmal steam sebesar 1,111 kg/s dengan tana kontroller sstem sudah mamu mencaa temeratur sebesar 140 o C meskun demkan nantnya derlukan suatu sstem control yang daat menjaga Gambar 4.4 Reson Sstem Parameter Tunng Pabrk Dalam grafk reson dketahu bahwa untuk mencaa setont ada temeratur 140 o C, deroleh tme settlng 1165 s dengan memlk nla maxmum overshoot (M) sebesar 31,01 % dan memlk error steady state sebesar 0,1%. 4.3 Pengujan Dengan Trackng Set Pont Pada bagan n akan dlakukan engujan, dengan cara menakkan dan menurunkan setont dalam hal n yatu temeratur sebesar harga yang sudah dtentukan. Tujuan dar dlakukannya engujan n adalah untuk mengetahu reson control ketka set ont dnakkan/dturunkan aakah controller mash mamu mengejar setont sesua dengan yang dngnkan. Resonnya daat dlhat ada gambar berkut :

sejak gangguan dberkan terlhat ada gambar 4.6 d atas. Gambar 4.5 Reson Uj Sstem Dengan Trackng Set Pont Untuk kontrol temeratur, ada saat setont ertama saya member nla 80 o C terlhat bahwa sstem kontrol PID mash handal dalam mengejar setont dengan tme settlng 1158 s, maxmum overshoot (M) sebesar 30,15% dan memlk nla error steady state 0,45%. Pada detk ke 1600, setont saya nakkan 30 o C sehngga menjad 110 o C terlhat bahwa sstem kontrol PID mash handal dalam mengejar setont dengan tme settlng 786 s, memlk nla error steady state sebesar 0,091%, dan memlk nla maxmum overshoot (M) yakn sektar 8,8%. Dan ada detk ke 300, setont saya turunkan 60 o C sehngga menjad 50 o C terlhat bahwa sstem kontrol PID juga mash handal dalam mengejar setont dengan tme settlng 1033 s dan memlk nla error steady state 0,54. 4.4 Pengujan Load/Beban Pengujan load/beban n dlakukan dengan memberkan gangguan secara nternal, yatu dengan memberkan erubahan laju alran steam dengan menakkan / menurunkannya. Gambar 4.6 Reson Uj Sstem Dengan Penambahan Laju Alran Steam Pada reson grafk datas, engujan dlakukan dengan enambahan sebesar 5% dar laju alran maksmal steam yakn sebesar 0,75 kg/s ada detk ke-1600. Sstem kembal ke keadaan steady state setelah 46 detk Gambar 4.7 Reson Uj Sstem Dengan Pengurangan Laju Alran Steam Pada reson grafk datas, engujan dlakukan dengan engurangan sebesar 5% dar laju alran maksmal steam yakn sebesar 0,75 kg/s ada detk ke-1600. Sstem kembal ke keadaan steady state setelah 400 detk sejak gangguan dberkan terlhat ada gambar 4.7 d atas. 4.5 Dstrbus data Instrumen Pada subbab n akan djelaskan hasl olah software untuk mengetahu dstrbus data kegagalan ta nstrumen ada heat exchanger HT-310. TE-116 Tabel 4.1 Data Tme To Falure TE-116 Tag Name Falure /01/004 14/0/004 55 TE-116 1/0/005 895 1/08/001 3/10/007 3376 01/01/010 194 3/09/010 6360 MTTF 1380 Dar data Tme To Falure (TTF) ada tabel 4.1 tersebut, ddaatkan dstrbus eksonental dengan 1 arameter yakn λ =0,000075638. Hal n dbuktkan dengan menghtung nla dar MTTF dengan menggunakan ersamaan seert berkut: MTTF = γ + 1 λ 1 = 0,000075638 = 130,867817 Plan Start TTF (hours) 116

TV-116 Tabel 4. Data Tme To Falure TV-116 Tag Name Falure Plan Start TTF (hours) TV- 116 0/01/004 1168 /01/004 48 14/0/004 55 3/10/007 1/08/001 338 04/09/008 7608 01/01/010 11616 3/09/010 6360 MTTF 1138,85 Dar data TTF ada tabel 4. tersebut, ddaatkan dstrbus welbull dengan arameter yakn β = 0,489773 dan η =10718,3595. Hal n dbuktkan dengan menghtung nla dar MTTF dengan menggunakan ersamaan seert berkut: MTTF = γ + ηг 1 + 1 β 1 =10718,35951 0,489773 =10718,3595(,0704) =10718,3595.1,03164 =11057,48839458 TIC-116 Tabel 4.3 Data Tme To Falure TIC-116 Tag Name Falure Plan Start TTF (hours) TIC- 116 /01/004 116 14/0/004 55 3/10/007 1/08/001 338 01/01/010 194 3/09/010 6360 MTTF 15936 Dar data TTF ada tabel 4.3 tersebut, ddaatkan dstrbus eksonental dengan 1 arameter yakn λ=0,000057894. Hal n dbuktkan dengan menghtung nla dar MTTF dengan menggunakan ersamaan seert berkut: MTTF = γ + 1 λ 1 = 0,000057894 = 177,947 4.6 Hasl Perhtungan Relablty Instrumen Heat Exchanger HT-310 n telah beroeras sejak 1 Agustus 001 sedangkan waktu engamblan data ada tanggal 9 Maret 011, maka aabla dhtung masa oerasnya sama dengan waktu engamblan data dlakukan adalah sektar 3488 har oeras atau 83.71 jam oeras. Nla tersebut kemudan dgunakan sebaga nut ada fungs relablty R(t) untuk seta nstrumen HT- 310 sehngga ddaatkan nla relablty nstrumen ada saat sekarang. TE-116 Gambar 4.8 Grafk relablty fungs waktu untuk TE-116. Dengan memasukkan nla t kedalam fungs relablty R(t), namak ada grafk d atas komonen sensor thermocoule TE-116 memlk nla keandalan awal sebesar 1, dmana serng berjalannya waktu dan enggunaannya nla keandalan tersebut akan terus menurun namak ada saat t=83.71 nla keandalan komonen nstrumen TE-116 mendekat nla 0,018. TV-116 Gambar 4.9 Grafk relablty fungs waktu untuk TV-116 Dengan memasukkan nla t kedalam fungs relablty R(t), namak ada grafk d atas komonen sensor thermocoule TV-116 memlk nla keandalan awal sebesar 1, dmana serng berjalannya waktu dan enggunaannya nla keandalan tersebut akan terus menurun namak ada saat t=83.71 nla

keandalan komonen nstrumen TV-116 sebesar 0,0673. TIC-116 Gambar 4.10 Grafk relablty fungs waktu untuk TIC-116 Dengan memasukkan nla t kedalam fungs relablty R(t), namak ada grafk d atas komonen sensor thermocoule TIC-116 memlk nla keandalan awal sebesar 0,87797, dmana serng berjalannya waktu dan enggunaannya nla keandalan tersebut akan terus menurun namak ada saat t=8371 nla keandalan komonen nstrumen TIC-116 mendekat 0. 4.7 Pengujan Sstem Proteks Logc Solver (State Flow) Setelah roses engendalan berjalan sesua dengan konds lant yang dngnkan, maka erlu drancang sebuah sstem roteks yang bekerja saat terjad konds yang tdak dngnkan. Dalam katannya dengan konds yang tdak dngnkan d HT-310 adalah konds hgh temerature and low temerature. Tabel 4.4 Reson Sstem Proteks untuk HT-310 No. Temerature Konds 1 10 o C 4 ma (alarm low) 10 o C > Tem. 10 ma (normal) <145 0 C 3 145 0 C 0 ma (alarm hgh) Gambar 4.11 Gambar reson sstem roteks dalam roses Berdasarkan ada gambar 4.11 terlhat bahwa ada saat roses engendalan alarm low bernla 4 ma ada detk ke-0 sama dengan detk ke-148, alarm hgh bernla 0 ma ada detk ke- 187 sama detk ke-543 sedangkan sstem berjalan normal ada detk ke-149 sama detk ke-186 dan ada detk ke-544 keatas. Hal n menunjukkan bahwa sstem roteks sudah bekerja dengan bak dalam menjaga konds suatu engendalan roses. 4.8 Penentuan Nla Safety Integrty Level (SIL) Nla Safety Integrty Level (SIL) yang akan dhtung ada sub-bab n adalah nla SIL dar sstem roteks yang ada ada heat exchanger HT-310, melut komonen utama transmtter, logc solver dan fnal element untuk menyokong sstem keamanan berdasarkan falure rate /laju kegagalan (λ) masng-masng komonen dan enentuan Probablty Falure on Demand (PFD). Msalnya untuk erhtungan Probablty Falure on Demand (PFD) untuk komonen sensor thermocoule TE-116, control valve TV-116 dan Temerature Indcator Controller (TIC) ada saat waktu oeras (T) selama 8760 jam atau 1 tahun. λ(t). T PFD = = 0,000075638.8760 = 0,34108 λ(t). T PFD = = 0,00005.8760 = 0,1907 λ(t). T PFD = = 0,000057894.8760 = 0,5358 PFD = PFD + PFD + PFD = 0,34108 + 0,1907 + 0,5358 = 0,81373 Berkut n hasl erhtungan Probablty Falure on Demand (PFD), Falure Rate (λ) selama 8371 jam (mula HT-310 beroeras tanggal 1 Agustus 001 sama terkahr engamblan data tanggal 10 Maret 011): λ(t). T PFD = = 0,000075638.8371 = 3,5941 λ(t). T PFD = = 0,0000156.8371 = 0,65167 λ(t). T PFD = = 0,000057894.8371 =,431 PFD = PFD + PFD + PFD = 3,5941 + 0,65167 +,431 = 6,3349 Perhtungan PFD total dar sstem ada saat T=8760 jam atau 1 tahun adalah 0,81373 sedangkan ada saat T=8371 jam adalah 6,3349 sehngga menurut standard IEC

61508, sstem yang saat n terseda d heat exchanger HT-310 dkategorkan sebaga sstem yang memunya SIL 1. 4.9 Pengujan Pengaruh Fungs Relablty Dalam hal n akan dcar hubungan fungs relablty dar seta komonen nstrumen terhada reson sstem kontrol. Dmana fungs relablty berbeda-beda dalam hal ersamaannya tergantung ada laju kegagalan ta komonen nstrumen.. Reson enanaman fungs relablty terhada sstem engendalan daat dlhat ada grafk d bawah n : Gambar 4.1 Reson sstem engendalan dengan konds SIL 1. Gambar 4.13 Reson sstem engendalan dengan konds SIL. Pada gambar 4.1 namak terlhat jelas bahwa sstem engendalan sult untuk mencaa set ont. Hal n dkarenakan dengan serng bertambahnya waktu maka tngkat keandalan dalam seta komonen akan semakn menurun. Dan dengan menngkatnya nla falure rate (λ) yang semakn besar, menyebabkan ula keandalan yang semakn menurun dar masng-masng nstrumen. Sedangkan ada gambar 4.13 terlhat reson sstem engendalan dengan memaralel komonen ada transmtter dan control valve, namak sstem lebh bak dalam menjaga roses agar selalu daat mencaa set ont. Dengan rogram mantenance yang berkala juga akan menngkatkan nla relablty dan mengurang laju kegagalan serta akan menngkatkan nla dar SIL tu sendr. V. PENUTUP 5.1. Kesmulan Dar serangkaan metodolog, engujan, analsa serta embahasan yang telah dlakukan ddaatlah beberaa kesmulan dantaranya : Berdasarkan smulas hasl rl lan ddaatkan : K =. T = 66 s Td = 30 s ts 1165 s, M 31,01 %, Ess 0,1 %. Berdasarkan data kegagalan ta komonen deroleh jens dstrbus kegagalannya untuk TE-116 termasuk dstrbus eksonental dengan 1 arameter, TV-116 termasuk dstrbus welbull dengan arameter, dan TIC- 116 termasuk dstrbus ekonental dengan arameter. Perhtungan PFD total dar sstem ada saat T=8760 jam atau 1 tahun yakn 0,81373 sedangkan ada saat T=8371 jam yakn 6,3349, sstem yang saat n terseda d heat exchanger HT-310 dkategorkan sebaga sstem yang memunya SIL 1. Fungs relablty yang semakn menurun menyebabkan sstem control tdak mamu mengejar set ont yang telah dberkan. Dengan meredundant komonen nstrumen akan menngkatkan nla relablty dan menyebabkan sstem control mamu mengejar set ont serng berjalannya waktu. 5.. Saran Saran yang daat dberkan setelah kerja raktek dlaksanakan adalah untuk memerkecl nla falure rate erlu dlakukan reventve mantenance secara berkala sedangkan untuk menngkatkan kehandalan terdaat cara yakn reventve mantenance dan meredundant ada komonen-komonen HT-310. DAFTAR PUSTAKA [1]. Gunterus, Frans. 1994. Falsafah Dasar Sstem Pengendalan Proses. Jakarta : PT Elex Meda Komutndo. []. Ogata, Katsuhko. 1995. Teknk Kontrol Automatk. Jakarta; Erlangga. [3]. Stehanooulos, George. 1984, Chemcal Process Control An

Introducton To Theory And Practce, Prentce Hall Internatonal, London. [4]. htt://che.ft-untrta.ac.d/downloadcenter/category/1-oeras-teknkkma?download=7%3aenukar-anas [5]. Shaw, John A. 001 Process Control Solutons [6]. Ebelng,Charles E. 1997. An Introducton to Relablty and Mantanablty Engneerng, The McGraw-Hll Comanes, Sngaore. [7]. Candrawat, Galh.009, Stud Performans Sstem Pengendalan Dan Safety Pada Unt Thermal Ventlaton Thema Dry Tunnel TH 009 PT. Ecco Tannery Indonesa. Tugas Akhr, jurusan Teknk Fska ITS. [8]. Bagus, Andhka P.010, Study Relablty, Safety and Qualty Pada Instrumen Waste Heat Boler d Petrokma. Tugas Akhr, jurusan Teknk Fska ITS.