METODE STEEPEST DESCENT

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH KONJUGAT. dibuat guna memenuhi tugas UAS Mata Kuliah Metode Numerik Dosen: Rukmono Budi Utomo M.Sc. 4 juni Dadang Supriadi A2

METODE NUMERIK ROSENBERG

METODE NUMERIK STEEPEST DESCENT

METODE NUMERIK ARAH KONJUGASI

SILABUS PERKULIAHAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Metode Numerik Arah Konjugasi

Metode Numerik Roosenberg

Kata Pengantar. Medan, 11 April Penulis

Metode Numerik Newton

OPTIMASI FUNGSI MULTIVARIABLE TANPA KENDALA DENGAN METODE NEWTON

METODE NUMERIK BISEKSI

METODE STEEPEST DESCENT

OPTIMASI FUNGSI MULTI VARIABEL DENGAN METODE UNIVARIATE. Dwi Suraningsih (M ), Marifatun (M ), Nisa Karunia (M )

Metode Numerik Dichotomus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

POKOK BAHASAN. Matematika Lanjut 2 Sistem Informasi

Perhitungan Nilai Golden Ratio dengan Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar

Dr. Ir. Bib Paruhum Silalahi, M.Kom

METODE NUMERIK SOLUSI PERSAMAAN NON LINEAR

Ilustrasi Persoalan Matematika

Persamaan Non Linier

BAB 2 LANDASAN TEORI

MODIFIKASI METODE NEWTON-RAPHSON UNTUK MENCARI SOLUSI PERSAMAAN LINEAR DAN NONLINEAR

METODE NUMERIK SECANT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

TJUKUP MARNOTO. Carl Friedrich Gauss. Leonhard Euler. Isaac Newton. ANALISA NUMERIK dan PEMPROGRAMAN dengan BAHASA SCILAB

PENDAHULUAN METODE NUMERIK

Persamaan yang kompleks, solusinya susah dicari. Contoh :

PENENTUAN NILAI VOLATILITIES MELALUI MODEL BLACK SCHOLES DENGAN METODE NEWTON RAPHSON DAN STEEPEST DESCENT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari dan juga merupakan disiplin ilmu yang berdiri sendiri serta

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1

PENURUNAN PERSAMAAN GELOMBANG SOLITON DENGAN DERET FOURIER ORDE DUA SECARA NUMERIK

III RELAKSASI LAGRANGE

METODE NUMERIK TKM4104. Kuliah ke-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

Oleh : Anna Nur Nazilah Chamim

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

METODE NUMERIK TKM4104. KULIAH KE-3 SOLUSI PERSAMAAN NONLINIER 1

PERBANDINGAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE NEWTON- RAPHSON DAN METODE JACOBIAN

Bab 4 SOLUSI PENGAMBILAN KEPUTUSAN. 4.1 Masalah Pengambilan Keputusan Markov dengan Pendekatan Program Linier

PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI METODE STEEPEST DESCENT DAN METODE BARZILAI-BORWEIN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK MATLAB KIKI SEPTIANI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN. Kode Komputer : 068 Kode Mata Kuliah : MMP Dosen Pengampu : Sisca Octarina, M.Sc Eka Susanti, M.

BAB 1 PENDAHULUAN. hal, persamaan ini timbul langsung dari perumusan mula dari persoalannya, didalam hal

Pertemuan ke-4 Persamaan Non-Linier: Metode Secant

METODE NUMERIK. Akar Persamaan (2) Pertemuan ke - 4. Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah optimasi digunakan untuk memaksimalkan keuntungan yang akan diraih

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4

METODE STEEPEST DESCENT DENGAN UKURAN LANGKAH BARU UNTUK PENGOPTIMUMAN NIRKENDALA DJIHAD WUNGGULI

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan lain untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan karena

oleh : Edhy Suta tanta

Studi Pencarian Akar Solusi Persamaan Nirlanjar Dengan Menggunakan Metode Brent

BAB I PENDAHULUAN. analitik, misalnya persamaan berikut sin x 7. = 0, akan tetapi dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) METODE NUMERIK

Pengantar Metode Numerik

Bab 1. Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

1) Untuk menentukan ketepatan (accuracy) hasil penghitungan numerik. 2) Untuk membuat kriteria stop pada

Perbandingan Kecepatan Komputasi Beberapa Algoritma Solusi Persamaan Nirlanjar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 PROGRAM LINIER DAN TAK LINIER. Program linier (Linear programming) adalah suatu masalah matematika

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

Modifikasi Kontrol untuk Sistem Tak Linier Input Tunggal-Output Tunggal

IMPLEMENTASI MODEL NUMERIK DALAM PEMODELAN

Pertemuan I Mencari Akar dari Fungsi Transendental

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. beban maka struktur secara keseluruhan akan runtuh. yang menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan

OPTIMISASI NONLINEAR MULTIVARIABEL TANPA KENDALA DENGAN METODE DAVIDON FLETCHER POWELL

Staff Pengajar Jurusan Teknik Mesin, FT-Universitas Sebelas Maret Surakarta

Metode Numerik. Persamaan Non Linier

Program Studi Pendidikan Matematika UNTIRTA. 17 Maret 2010

Modul Praktikum Analisis Numerik

OPTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY SUSU KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENGALI LAGRANGE DAN PEMROGRAMAN KUADRATIK TUGAS AKHIR SKRIPSI

Prasyarat : - Status Matakuliah. Deskripsi Singkat Matakuliah :

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

BAB IV MENGHITUNG AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. linear (intrisnsically linear) dan nonlinear secara intrinsik nonliear (intrinsically

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. ini sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berpikir dan akan mempermudah. dalam hal pembahasan hasil utama berikutnya.

Alur/flowchart perhitungan kimia komputasi

METODE STEEPEST DESCENT DALAM PENGOPTIMUMAN FUNGSI DAN PENERAPANNYA MENGGUNAKAN APLIKASI ANDROID ALFI AINI

9 10. MODEL DETERMINISTIK.

Studi Kasus Penyelesaian Pers.Non Linier. Studi Kasus Non Linier 1

III. LANDASAN TEORI A. PERENCANAAN PROYEK INVESTASI

Mata Kuliah :: Matematika Rekayasa Lanjut Kode MK : TKS 8105 Pengampu : Achfas Zacoeb

Penyelesaian Persa. amaan Non Linier. Metode Iterasi Sederhana Metode Newton Raphson. Metode Secant. Metode Numerik. Iterasi/NewtonRaphson/Secant

METODE NUMERIK SEMESTER 3 2 JAM / 2 SKS. Metode Numerik 1

PAM 252 Metode Numerik Bab 2 Persamaan Nonlinier

Transkripsi:

METODE STEEPEST DESCENT Dosen Pengampu: Rukmono Budi Utomo M.Sc. Disusun Oleh : Linna Tri Lestari 6A1 1384202140 Diajukan sebagai tugas Ujian Akhir Semester UAS Metode Numerik UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA June 5, 2016 1

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas rahmat dan karunia yang telah diberikan-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam penulisan makalah ini dibuat dalam format latex document untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah metode numerik semester 6 di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Selain itu saya juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi, memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan mempelajari materi yang akan dibahas. Saya menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan di masa yang akan datang. Tangerang, 05 Juni 2016 Linna Tri Lestari 2

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode numerik adalah teknik untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diformulasikan secara metematik dengan cara operasi hitungan arithmetic. Penggunaan metode numerik dilakukan karena tidak semua permasalahan matematis atau perhitungan matematis dapat diselesaikan dengan mudah. Bahkan dalam prinsip matematik suatu persoalan matematik yang paling pertama dilihat adalah apakah persoalan itu memiliki penyelesaian atau tidak. Jadi, jika suatu persoalan sudah sangat sulit atau tidak mungkin diselesaikan dengan metode matematis analitik maka kita dapat menggunakan metode nmerik sebagai alternative penyelesaian persoalan tersebut. Dalam perkuliahan metode numerik di semester 6 lalu kita telah membahas berbagai macam metode numerik mulai dari metode golden ratio, metode bisection,metode fibonacci, metode newton, metode aksial, dichotomus, secant, hooke and jeeves, arah konjugasi, roosenberg. Dalam makalah ini yang akan dibahas adalah metode steepest descent, yang erat kaitannya dengan metode aksial, hooke and jeeves, arah konjugasi serta roosenberg. 1.2 Rumusan Masalah Menjelaskan pengertian dari metode numerik steepest descent Menjelaskan algoritma metode steepest descent Menjelaskan contoh penyelesaian metode steepest descent 1.3 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah metode numerik di semester 6, serta berbagi pengetahuan kepada para pembaca mengenai materi yang akan dibahas yaitu metode steepest descent. Manfaat yang dapat petik dari tujuan tersebut yaitu diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca dan khususnya untuk mahasiswa-mahasiswi Universitas Muhammadiyah Tangerang. 3

2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Metode Steepest Descent Metode steepest descent juga dikenal dengan nama metode gradient. Metode steepest descent merupakan prosedur paling mendasar yang diperkenalkan oleh Cauchy pada tahun 1847. Metode ini adalah metode gradien sederhana yang menggunakan vektor gradien untuk menentukan arah pencarian pada setiap iterasi. Kemudian, dari arah tersebut akan ditentukan besar ukuran langkahnya. Metode Steepest Descent digunakan untuk mencari minimum suatu fungsi, yakni dengan menggunakan nilai negatif dari gradient fungsi disuatu titik. Digunakan nilai negatif dari gradient karena gradien memberikan nilai kenaikan yang semakin besar. Dengan nilai negatif dari gradient maka akan diperoleh nilai penurunan yang semakin besar. Metode Steepest Descent digunakan untuk mencari minimum suatu fungsi, yakni dngan menggunakan nilai negatif dari gradient fungsi disuatu titik. Digunakan nilai negatif dari gradient karena gradien memberikan nilai kenaikan yang semakin besar. Dengan nilai negatif dari gradient maka akan diperoleh nilai penurunan yang semakin besar. Pada beberapa kasus, metode steepest descent ini memiliki kekonvergenan yang lambat menuju solusi optimum karena langkahnya berbentuk zig-zag. Metode ini dapat digunakan untuk optimasi tanpa kendala maupun dengan kendala. 2.2 Algoritma Metode Steepest Descent 1. Diberikan fungsi Z fx untuk mencari nilai x 1, x 2, XɛR 2 yang meminimumkan fungsi tersebut 2. Tentukan titik awal x k x 1, x 2, ε atau error yang ditentukan dan ambil k 0 3. Dihitung gradient dari fx pada titik x k,yaitu f x k. 4. Kemudian dihitung f x k. Jika f x k < ε, iterasi dihentikan dan pilih x k sebagai titik minimum. Jika sebaliknya, lanjutkan ke langkah selanjutnya. 5. Misalkan arah pencarian pada titik x k adalah d k fx k. 6. Dihitung λ k minz x k + λ k d k 7. Derivatifkan Z x k + λ k d k dan sama dengankan nol untuk menentukan nilai λ k 8. Dihitung x k+1 dimana x k+1 x k + λ k d k 9. Iterasi terhenti ketika f x k < ɛ Kondisi f x k 0 kerapkali tidak dapat dengan tetap dipenuhi karena perhitungan secara numerik dari gradient akan jarang tetap sama dengan nol. Dalam kasus demikian maka sebagai kriteria penghentian adalah dengan mengecek norma gradient, yakni jika norma f x k dari gradient adalah tidak lebih besar dari suatu toleransi yang diberikan maka iterasi dihentikan sebagai alternatif dapat juga dilakukan dengan menghitung perbedaan nilai mutlak f x k+1 x k diantara nilai objektif untuk setiap dua iterasi brturut-turut. Jika perbedaannya tidak lebih besar dari suatu toleransi yang diberikan maka perhitungan diberikan. Agar lebih mudah dalam memahami algoritma metode Stepeest Descent,dibawah ini diberikan diagram alir metode Stepeest Descent. 4

Figure 1: Diagram alir algoritma Steepest Descent 2.3 Contoh Soal 1. Diberikan suatu fungsi fx 6x 2 1 + 2x2 2 + 2x 1x 2 12x 1 2x 2 + 6, dengan menggunakan metode steepest descent, tentukan pembuat minimum jika diberikan titik awal 0, 1 dan ε 0.2 Penyelesaian: ITERASI I Dari soal diketahui fungsi awal fx 6x 2 1 + 2x2 2 + 2x 1x 2 12x 1 2x 2 + 6 dengan titik awal x 0 0, 1 dan ε 0.2 Untuk mencari f x 0, terlebih dahulu turunan dari x 1 terhadap fungsi fx dan turunan x 2 terhadap fungsi fx yaitu sebagai berikut: F x 1 12x 1 + 2x 2 12 F x 2 4x 2 + 2x 1 2 maka : f x 0 fx 1, x 2 f0, 1 f x 0 120 + 21 12 41 + 20 2 10 2 Kemudian cek apakah f x 0 < ε atau > ε yaitu dengan cara : 10 fx 0 f0, 1 2 10 2 + 2 2 104 10.2 Karena f x 0 10.2 > ε maka memenuhi syarat bahwa iterasi dilanjutkan. 5

Mencari arah pencarian d 0 10 d 0 f x 0 2 10 2 Mencari nilai λ 0 yaitu dengan cara sebagai berikut : λ 0 min Z x 0 + λ 0 d 0 λ 0 min Z0, 1 + λ 0 10, 2 λ 0 min Z0, 1 + 10λ 0, 2λ 0 λ 0 min Z10λ 0, 2λ 0 + 1 Subtitusikan Z10λ 0, 2λ 0 + 1 ke persamaan awal: Z10λ 0, 2λ 0 +1 610λ 0 2 +2 2λ 0 +1 2 +210λ 0 2λ 0 +1 1210λ 0 2 2λ 0 +1+6 Z10λ 0, 2λ 0 + 1 600λ 2 0 + 8λ2 0 8λ 0 + 2 40λ 2 0 + 20λ 0 120λ 0 + 4λ 0 2 + 6 Z10λ 0, 2λ 0 + 1 568λ 2 0 104λ 0 + 6 Kemudian turunkan fungsi Z diatas dan sama dengankan nol untuk memperoleh λ 0 : dz dλ 0 0 1136λ 0 104 0 1136λ 0 104 λ 0 104 1136 0.091549295 λ 0 0.092 Mencari nilai x 1 x 1 x 0 + λ 0 d 0 x 1 0, 1 + 0.09210, 2 x 1 0, 1 + 0.92, 0.184 x 1 0.92, 0.816 ITERASI II Dari iterasi 1 diperoleh x 1 0.92, 0.816 Mencari f x 1 : f x 1 f0.92, 0.816 120.92 + 20.816 12 f x 1 40.816 + 20.92 2 11.04 + 1.632 12 3.264 + 1.84 2 0.672 3.104 Kemudian cek apakah f x 1 < ε atau > ε yaitu dengan cara : 0.672 f0.92, 0.816 3.104 0.672 2 + 3.104 2 0.451584 + 9.634816 10.0864 3.176 Karena f x 1 3.176 > ε maka memenuhi syarat bahwa iterasi dilanjutkan. Mencari arah pencarian d 1 0.672 d 1 f x 1 3.104 0.672 3.104 Mencari nilai λ 1 yaitu dengan cara sebagai berikut : λ 1 min Z x 1 + λ 1 d 1 λ 1 min Z0.92, 0.816 + λ 1 0.672, 3.104 6

λ 1 min Z0.92, 0.816 + 0.672λ 1, 3.104λ 1 λ 1 min Z 0.672λ 1 + 0.92, 3.104λ 1 + 0.816 Subtitusikan Z 0.672λ 1 + 0.92, 3.104λ 1 + 0.816 ke persamaan awal: Z 0.672λ 1 + 0.92, 3.104λ 1 + 0.816 6 0.672λ 1 + 0.92 2 + 2 3.104λ 1 + 0.816 2 + 2 0.672λ 1 + 0.92 3.104λ 1 + 0.816 12 0.672λ 1 + 0.92 2 3.104λ 1 + 0.816 + 6 26.150912λ 2 1 10.0864λ 1 + 1.239552 Kemudian turunkan fungsi Z diatas dan sama dengankan nol untuk memperoleh λ 1 : dz dλ 1 0 52.301824λ 1 10.0864 0 52.301824λ 1 10.0864 λ 1 10.0864 52.301824 0.1928498708 λ 1 0.193 Mencari nilai x 2 x 2 x 1 + λ 1 d 1 x 2 0.92, 0.816 + 0.193 0.672, 3.104 x 2 0.92, 0.816 + 0.129696, 0.599072 x 2 0.790304, 0.216928 x 2 0.79, 0.217 ITERASI III Dari iterasi 2 diperoleh x 2 0.79, 0.217 Mencari f x 2 : f x 2 f0.79, 0.217 120.79 + 20.217 12 f x 2 40.217 + 20.79 2 2.48 + 0.434 12 0.868 + 1.58 2 2.086 0.448 Kemudian cek apakah f x 2 < ε atau > ε yaitu dengan cara : 2.086 f0.92, 0.816 0.448 2.086 2 + 0.448 2 4.351396 + 0.200704 4.5521 2.136 Karena f x 2 2.136 > ε maka memenuhi syarat bahwa iterasi dilanjutkan. Mencari arah pencarian d 2 2.086 d 2 f x 2 0.448 2.086 0.448 Mencari nilai λ 2 yaitu dengan cara sebagai berikut : λ 2 min Z x 2 + λ 2 d 2 λ 2 min Z0.79, 0.217 + λ 2 2.086, 0.448 λ 2 min Z0.79, 0.217 + 2.086λ 2, 0.448λ 2 λ 2 min Z2.086λ 2 + 0.79, 0.448λ 2 + 0.217 Subtitusikan Z2.086λ 2 + 0.79, 0.448λ 2 + 0.217 ke persamaan awal : Z2.086λ 2 + 0.79, 0.448λ 2 + 0.217 7

62.086λ 2 + 0.79 2 + 2 0.448λ 2 + 0.217 2 + 22.086λ 2 + 0.79 0.448λ 2 + 0.217 122.086λ 2 + 0.79 2 0.448λ 2 + 0.217 + 6 28.37884λ 2 2 4.5521λ 2 + 0.267638 Kemudian turunkan fungsi Z diatas dan sama dengankan nol untuk memperoleh λ 2 dz dλ 2 0 56.75768λ 2 4.5521 0 56.75768λ 2 4.5521 λ 2 4.5521 56.75768 0.080202362 λ 2 0.08 Mencari nilai x 3 x 3 x 2 + λ 2 d 2 x 3 0.79, 0.217 + 0.082.086, 0.448 x 3 0.79, 0.217 + 0.16688, 0.03584 x 3 0.95688, 0.18116 x 3 0.96, 0.18 ITERASI IV Dari iterasi 3 diperoleh x 3 0.96, 0.18 Mencari f x 3 : f x 3 f0.96, 0.18 120.96 + 20.18 12 f x 3 40.18 + 20.96 2 11.52 + 0.36 12 0.72 + 1.92 2 0.12 0.64 Kemudian cek apakah f x 3 < ε atau > ε yaitu dengan cara : 0.12 f0.96, 0.18 0.64 0.12 2 + 0.64 2 0.0144 + 0.4096 0.424 0.651 Karena f x 3 0.651 > ε maka memenuhi syarat bahwa iterasi dilanjutkan. Mencari arah pencarian d 3 0.12 d 3 f x 2 0.64 0.12 0.64 Mencari nilai λ 3 yaitu dengan cara sebagai berikut : λ 3 min Z x 3 + λ 3 d 3 λ 3 min Z0.96, 0.18 + λ 3 0.12, 0.64 λ 3 min Z0.96, 0.18 + 0.12λ 3, 0.64λ 3 λ 3 min Z0.12λ 3 + 0.96, 0.64λ 3 + 0.18 Subtitusikan Z0.12λ 3 + 0.96, 0.64λ 3 + 0.18 ke persamaan awal : Z0.12λ 3 + 0.96, 0.64λ 3 + 0.18 60.12λ 3 + 0.96 2 + 2 0.64λ 3 + 0.18 2 + 20.12λ 3 + 0.96 0.64λ 3 + 0.18 120.12λ 3 + 0.96 2 0.64λ 3 + 0.18 + 6 0.752λ 2 3 0.424λ 3 + 0.06 Kemudian turunkan fungsi Z diatas dan sama dengankan nol untuk memperoleh λ 3 dz dλ 3 0 8

1.504λ 3 0.424 0 1.504λ 3 0.424 λ 3 0.424 1.504 0.28191489 λ 3 0.282 Mencari nilai x 4 x 4 x 3 + λ 3 d 3 x 4 0.96, 0.18 + 0.2820.12, 0.64 x 4 0.96, 0.18 + 0.033, 0.18048 x 4 0.99384, 0.00048 x 4 0.994, 0.0005 ITERASI V Dari iterasi 4 diperoleh x 4 0.994, 0.0005 Mencari f x 4 : f x 4 f0.79, 0.217 120.994 + 20.0005 12 f x 4 40.0005 + 20.994 2 11.928 + 0.001 12 0.002 + 1.988 2 0.071 0.01 Kemudian cek apakah f x 4 < ε atau > ε yaitu dengan cara : 0.071 f0.994, 0.0005 0.01 0.071 2 + 0.01 2 0.005041 + 0.0001 0.015041 0.123 Karena f x 4 0.123 < ε maka telah memenuhi syarat bahwa iterasi terhenti. TABEL ITERASI Dengan konsep Metode Numerik Steepest Descent maka perhitungan yang diperoleh disajikan dalam tabel dibawah ini: Iterasi x k fx k fx k d k λ k x k I 0,1-10, 2 10.2 > ε 10, -2 0.092 0.92, 0.816 II 0.92, 0.816 0.672, 3.104 3.176 > ε -0.672, -3.104 0.193 0.79, 0.217 III 0.79, 0.217-2.086, 0.448 2.136 > ε 2.086, -0.448 0.08 0.96, 0.18 IV 0.96, 0.18-0.12, 0.64 0.651 > ε 0.12, -0.64 0.282 0.994, 0.0005 V 0.994, 0.0005-0.071, -0.01 0.123 < ε......... 9

Pembuktian dengan Cara Analitik Dalam soal diberikan fungsi fx 6x 2 1 + 2x2 2 + 2x 1x 2 12x 1 2x 2 + 6, kemudian dicari turunan-turunan sebagai berikut: f x 1 12x 1 + 2x 2 12... 1 f x 2 4x 2 + 2x 1 2... 2 12 2 f x 2 1 2 f x 2 2 4 2 f x 1 x 2 2 Dicari nilai δ yaitu : δ 2 f x 2 f 2 1 x 2 2 2 f x 1 x 2 2 124 2 2 48 4 44 > 0 Kemudian untuk mencari nilai x 1, x 2 menggunakan cara sebagai berikut : Eliminasi Persamaan 1 dan 2 12x 1 + 2x 2 12 0 2 24x 1 + 4x 2 24 0 4x 2 + 2x 1 2 0 1 4x 2 + 2x 1 2 0 diperoleh nilai : 22x 1 22 0 x 1 1 Subtitusi nilai x 1 1 ke persamaan 2: 4x 2 + 2x 1 2 0 4x 2 + 21 2 0 4x 2 0 x 2 0 Karena δ > 0 maka terbukti bahwa x 1, x 2 1, 0 meminimumkan fungsi Z fx tersebut. 10

3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Metode steepest descent merupakan metode numerik untuk menyelesaikan persoalan optimasi dalam mencari nilai nilai x 1, x 2 yang meminimumkan fungsi ZfX dengan xɛr 2 dalam perkuliahan ini dibatasi sampai R 2. Penyelesaian optimasinya berkaitan dengan metode aksial, hook and jeeves, arah konjugasi serta roosenberg. Hanya saja metode steepest descent ini dalam mencari arah pencariannya berbeda dari pada yang lainnya. 3.2 Saran Setelah membahas materi mengenai metode steepest descent, penulis mengharapkan agar selanjutnya materi ini dapat dikembangkan lebih jauh terutama mengenai penyelesaian optimasinya. Karena belajar mengenai metode ini tidaklah mudah, dibutuhkan pemahaman yang mendalam untuk dapat menyelesaikannnya. Penulis berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada setiap orang yang membacanya. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis perlukan demi kesempurnaan di masa yang akan datang. 11