jcii Wei mi S wwei uwei SAMUEL SEKURITAS INDONESIA RISET SAHAM HARIAN Market Activity Thursday, 07 Jan 2016 Market Index Index Movement Market Volume Market Value Close : 4,609.0 : +51.2 (+1.1%) : 3,033 Mn shares : 4,665 Bn rupiah +/- % Leading Movers UNVR 37,425 1,750 4.9 HMSP 94,450 1,425 1.5 TLKM 3,250 55 1.7 ICBP 13,875 875 6.7 Lagging Movers BBCA 13,200-175 -1.3 ASII 6,075-50 -0.8 BBRI 11,525-100 -0.4 SRTG 3,580-320 -8.2 Foreign Net Buy / Sell Net Buy (Rpbn) Net Sell (Rpbn) TLKM 124 BBCA 120 JSMR 93 ASII 81 BBRI 58 GGRM 13 KLBF 52 AISA 10 BBNI 49 ACES 8 Money Market USD/IDR 13,892-51.0-0.4 JIBOR O/N 5.8 0.0 - Infl (MoM) 1.0 - - Bursa global masih terkoreksi Pasar saham AS malam tadi mencapai level terendah selama 3 bulan, mengalami penurunan seiring dengan pasar saham global setelah China melemahkan mata uangnya. Hal tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa perlambatan pada ekonomi terbesar kedua dunia tersebut akan berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global. Akan tetapi kemarin IHSG bergerak menguat akibat sentimen positif dari dalam negeri dengan ditandatanganinya kontrak-kontrak proyek Kementerian PUPR senilai sekitar Rp8.8 triliun secara serentak. Nilai tersebut mencapai sekitar 10% dari anggaran Kemenpupr, lebih tinggi dari realisasi anggaran Jan-Mei yang biasanya mencapai hanya sekitar 6%. Hal tersebut mengindikasikan upaya serius pemerintah untuk meningkatkan realisasi anggaran pada tahun 2016. Selain itu beberapa emiten di sektor properti memberikan indikasi bahwa kinerja penjualan pada tahun 2015 sesuai dengan espektasi pasar. Rupiah kembali melemah kemarin dan mendekati level psikologis Rp14,000 per Dollar AS. Sementara harga komoditas bergerak bervariasi, nickel menguat, timah melemah, minyak membentuk level terendah baru, batubara mengalami rebound tipis sementara CPO melanjutkan penguatan. Kami perkirakan hari ini IHSG akan mengalami tekanan seiring pelemahan bursa global dan regional. Dual Listing Securities TLKM 45.9-0.3-0.6 ISAT 35.2-1.0-2.7 EIDO 21.0-0.1-0.4 World Indices DJIA 16,907-252 -1.5 S&P 500 1,990-26 -1.3 Euro Stoxx 3,139-39 -1.2 MSCI World 1,610-20 -1.3 Nikkei 18,191-183 -1.0 Hang Seng 20,981-208 -1.0 Commodities WTI Oil 34 0.3 0.8 CPO Malay 2,448-6.0-0.2 Coal Newc 52 1.3 2.5 Nickel 8,579 86.0 1.0 Tin 13,822-366.0-2.6 Highlights SMRA ELSA EXCL KAEF RIMO BBRI BKSL Perbankan : Catat marketing sales FY15 Rp4.5tn : Siapkan investasi Rp500miliar : 3 perusahaan minati menara XL : Targetkan laba bersih Rp268miliar : Siap Lepas Kembali Saham Ke Publik : Targetkan penyaluran KUR bersubsidi Rp 67,5 triliun : Mentargetkan marketing sales FY16F Rp1.5triliun : Menaikkan subsidi bunga KUR www.samuel.co.id 1
SMRA: Catat marketing sales FY15 Rp4.5tn PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) hanya berhasil mengantongi marketing sales sebesar Rp 4,3 triliun. Itu artinya, emiten properti ini hanya mampu merealisasikan 95,5% dari target yang ditetapkan sepanjang tahun lalu yakni Rp 4,5 triliun. Comment: Sesuai dengan ekspektasi kami PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatat marketing sales sebesar Rp4.3triliun atau sekitar 4.7% mendekati angka proyeksi kami sebesar Rp4.5triliun (lihat report SSI 12 Oktober 2015), atau sekitar 95.5% dari target SMRA sebesar Rp4.5tn. Kami melihat pencapaian tersebut terhitung baik dan patut diberikan applause ditengah tantangan berat yang dihadapi oleh industri properti tahun lalu. Peluncuran proyek terbarunya (SBD-Summarecon Bandung) telah memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp800miliar, atau jauh diatas angka proyeksi kami. Selain dari proyek Summarecon Bandung, angka marketing sales SMRA juga dikontribusikan oleh proyek proyek dari SSP, SKG dan SBK (SSP masih mendominasi angka marketing sales tahun lalu dan kami perkirakan akan dibantu oleh SBK kedepannya). Tahun ini, SMRA mengalokasikan belanja modal sebesar Rp2.7triliun. Adapun dana tersebut akan digunakan untuk persiapan proyek baru, melanjutkan existing project termasuk pembangunan infrastruktur penunjang lainnya. Hingga saat ini, SMRA memiliki cash Rp1.05 triliun untuk capex (Rp500miliar adalah dana hasil penerbitan obligasi (Nov15) dan Rp550miliar dari pinjaman BCA). Update terkini dan lebih detail akan disampaikan dalam bentuk SMRA Company Update. Hari ini saham SMRA ditransaksikan pada Rp1.625 atau 98.5% dari target SSI sebesar Rp1.650. Tahun ini perusahaan mentargetkan marketing sales bertumbuh menjadi Rp4.5triliun, atau, atau sekitar 3.45% diatas asumsi SSI sebesar Rp4.352triliun Update terkini dan lebih detail akan disampaikan dalam bentuk SMRA Company Update. Potensi maintain BUY dengan TP Rp2.150/saham. (Bisnis Indonesia. SMRA: Buy, 16E PE: 14.3x, PBV: 2.7x). 2
ELSA: Siapkan investasi Rp500miliar PT PT Elnusa Tbk (ELSA) menyiapkan investasi sebesar Rp 400-500 miliar tahun ini. Besaran tersebut relative stagnan dengan estimasi realisasi belanja modal tahun lalu. Adapun dana tersebut akan digunakan untuk pembelian alat baru maupun revitalisisasi alat untuk semua lini yakni seismik, DOS dan untuk anak usaha. Sebesar 60 70% belanja modal atau setara dengan Rp 300-350 miliar akan berasal dari pinjaman perbankan, sedangkan sisanya akan menggunakan kas internal. Perusahaan juga tengah mengincar beberapa proyek di Iran, Uni Emirat Arab (UEA), Myanmar dan Nigeria. Perseroan saat ini masih mengikuti tender proyek di negara-negara tersebut. Potensi pasar minyak di Iran sangat besar, dimana saat ini Iran memproduksi minyak 1-2 juta barel per hari. (Investor Daily. ELSA: Non Coverage, 16E PE: 7.9x, PBV: 0.6x). EXCL: Akan lepas 2,000 2,500 tower di 1Q16 PT XL Axiata Tbk (EXCL) menyatakan telah memulai proses lelang terbuka untuk melepas 2,000 2,500 tower sites dimana dana hasil penjualan menara akan digunakan untuk melunasi sebagian utang perseroan. Manajemen menyatakan proses penjualan menara ini diperkirakan selesai di 1Q16 dengan total nilai transaksi yang masih mengacu ke transaksi sebelumnya di 2014 dimana EXCL menjual 3,500 tower sites ke Solusi Tunas (SUPR) dengan nilai Rp5.6 triliun. Comment: Penurunan profil leverage dengan penjualan menara ini akan menjadi katalis positif berikutnya bagi EXCL di 2016 selain ekspektasi perbaikan kinerja keuangan yang signifikan pasca perubahan strategi bisnis di 2015. Dengan menggunakan nilai transaksi sebelumnya, penjualan 2,500 tower sites akan menghasilkan nilai transaksi sekitar Rp4 triliun dan mampu menurunkan rasio net-debt/ebitda perseroan dari 2.6x menjadi hanya 2.2x di 2016. (Bisnis Indonesia. EXCL: Buy; 16E PE 41.8x & EV/EBITDA 5.9x) 3
KAEF: targetkan laba bersih Rp268miliar PT Kimia Farma Tbk. tahun ini menargetkan laba bersih hingga Rp268 miliar, atau naik dari proyeksi tahun lalu yang mencapai Rp242 miliar. Tahun ini KAEF menargetkan penambahan 100 unit apotek baru dan 50 unit klinik yang akan di bangun di seluruh penjuru Indonesia. Dari jumlah tersebut sebagian besar akan dibangun di kawasan pulau Jawad dan Indonesia Timur. Tahun ini perusahaan mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1triliun. Adapun realisasi tahun lalu mencapai sekitar Rp350 miliar hingga Rp400 miliar. Adapun tahun ini belanja modal akan digunakan untuk pembangunan pabrik garam tahap kedua di Watu Dakon. Pembangunan pabrik rencananya mulai dilakukan Januari ini sekaligus peresmian pabrik tahap pertama yang baru rampung, sedangkan tahap II diharapkan selesai pada 2017. Perusahaan juga melakukan kerjasama dengan Korea Selatan mengembangkan pabrik bahan baku obat. Saat ini KAEF memiliki lima pabrik yang berlokasi di Bandung, Watu Dakon, Medan, Jakarta, dan Semarang. (Bisnis Indonesia. KAEF: Non Coverage, 16E PE: 15.9x, PBV: N/Ax). RIMO: Siap Lepas Kembali Saham Ke Publik PT Rimo International Tbk. (RIMO) berkomitmen untuk memenuhi ketentuan batas minimal saham publik sebesar 7,5% setelah HMETD atau right issue senilai Rp7,52 triliun. Jika seluruh pemegang saham tidak mengeksekusi hak nya, efek dilusi akan mencapai 98,81%. Dengan demikian, potensi kepemilikan saham publik bisa hanya mencapai 135,09 juta lembar saham atau setara dengan 0,47% (Investor Daily. RIMO: Non Coverage, PE 16E: N/Ax, PBV: N/Ax) BBRI: Menargetkan penyaluran KUR bersubsidi Rp 67,5 triliun. BBRI menargetkan jatah penyaluran KUR bersubsidi Rp 60-70 triliun di tahun ini yang didominasi oleh KUR mikro. Sepanjang 2015 telah disalurkan KUR bersubsidi sebesar Rp 16,2 triliun kepada 950.000 debitor. Rata-rata KUR mikro yang disalurkan adalah Rp 15 juta per debitor sementara KUR ritel Rp 200 juta per debitor. 4
Saat ini BBRI memiliki kemampuan menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 150 triliun dan akan terus menambah pegawai, termasuk mantri untuk penyaluran KUR. BBRI menyatakan berhasil menurunkan NPL dari 2,2% pada 9M15 menjadi 2% pada FY15, sementara penyaluran kredit naik 11% yoy pada FY15. Sekitar 74% dari portofolio kredit merupakan kredit UMKM yang dinilai memiliki kekebalan dalam situasi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Target pertumbuhan kredit tahun ini sebesar 15-16%. (BBRI Investor Relation, Investor Daily. BBRI: Buy, 16E PE: 10.8, PBV: 2.1). BKSL: Mentargetkan marketing sales FY16F Rp1.5triliun PT Sentul City Tbk, mentargetkan perolehan marketing sales sebesar Rp1.5triliun tahun ini, didukung oleh proyek proyek rumah tapak dan hunian. Untuk proyek high rise perusahaan akan memfokuskan di wilayah CBD Sentul dekat AEON Mall, dengan target segmen masyarakat kelas menegah dan atas. Salah satu pengembangan highr rise apartment dilakukan dengan mitra PT PP Properti Tbk (PTPP) untuk membangun hunian vertical dengan estimasi kapasitas mencapai 3.500unit. Tahun ini BKSL mengalokasikan belanja modal sebesar Rp800-Rp900miliar. Anggaran tersebut belum termasuk investasi pemnegmbangan AEON Mall yang nilainya diperkirakan akan mencapai Rp400-Rp500miliar. (Bisnis Indonesia. BKSL: Non Coverage, 16E PE: N/Ax, PBV: N/Ax). Sektor Perbankan: Menaikkan subsidi bunga KUR Pemerintah mengalokasikan subsidi bunga KUR sebesar Rp 10,5 triliun di tahun ini. Subsidi yang dibayarkan untuk KUR mikro sebesar 10% atau naik dari 7% pada tahun lalu. Dengan demikian, secara total bank akan menerima 19% dari nasabah dan subsidi atau sama dengan tahun lalu, sementara untuk KUR ritel akan turun sedikit menjadi 13,5%. Dengan penurunan bunga KUR bersubsidi yang dibayarkan nasabah dari 12% menjadi 9%, diperkirakan program ini akan semakin menarik dan menguntungkan bank penyalurnya. Pemerintah menargetkan penyaluran KUR bersubsidi Rp 100 triliun yang terdiri dari KUR mikro Rp 66 triliun, KUR ritel Rp 30 triliun, dan KUR TKI Rp 4 triliun di tahun ini. (Investor Daily. Sektor Perbankan: Overweight). 5
6