BAB II LA DASA TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

Pengaruh variabel makroekonomi..., 24 Serbio Harerio, Universitas FE UI, 2009Indonesia

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

Bab IV Pengembangan Model

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

Bab 5 Penaksiran Fungsi Permintaan. Ekonomi Manajerial Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOINTEGRASI DAN ESTIMASI ECM PADA DATA TIME SERIES. Abstrak

BAB III ARFIMA-FIGARCH. pendek (short memory) karena fungsi autokorelasi antara dan turun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder runtun waktu (time series) bulanan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

Muhammad Firdaus, Ph.D

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM KOSPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INTERVENSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

PENELUSURAN EMPIRIS KETERKAITAN PASAR KEUANGAN DAN KOMPONEN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA,

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan kemajuan kearah yang dicapai. Seperti yang terdapat pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Model dan Contoh Numerik

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

Model Dinamis: Autoregressive Dan Distribusi Lag (Studi Kasus : Pengaruh Kurs Dollar Amerika Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB))

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Metode Winter Eksponensial Smoothing dan Metode Event Based untuk Menentukan Penjualan Produk Terbaik di Perusahaan X

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit di Sumatera

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Hubungan Produk Domestik Bruto dan Ekspor Indonesia dengan Pendekatan Threshold Vector Error Correction Model (TVECM)

BAB III METODE PENELITIAN

*Corresponding Author:

Peramalan Inflasi Menggunakan Model Fungsi Transfer Multi Input. Forcasting Inflation Using Multiple Input Transfer Function Model

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

UJI MULTIKOLINEARITAS DAN PERBAIKAN MULTIKOLINEARITAS

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Pemodelan Indeks Harga Konsumen Kelompok Bahan Makanan menggunakan Metode Intervensi dan Regresi Spline ABSTRAK

Bab 2 Landasan Teori

KAJIAN PEMODELAN DERET WAKTU: METODE VARIASI KALENDER YANG DIPENGARUHI OLEH EFEK VARIASI LIBURAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

IV. METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN

PERAMALAN DENGAN MODEL VARI PADA DATA IHK KELOMPOK PADI-PADIAN DAN BUMBU-BUMBUAN (STUDI KASUS KOTA SALATIGA, BULAN JANUARI 2014 JULI 2016)

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

t I I I I I t I I t I I Benarkah Bantuan Luar Negeri Berdampak Negatif terhadap Pertumbuhan? Oleh : Bambang Prijambodo

Contagions Effect Kurs 5 Negara ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) Menggunakan Vector Autoregressive (VAR)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

Transkripsi:

9 BAB II LA DASA TEORI.7 Daa Mining Yang dimaksud dengan Daa Mining adalah proses menghasilkan informasi yang valid, komprehensif, dan dapa diolah kembali dari daabase yang massive, dan menggunakannya dalam pengambilan kepuusan bisnis yang krusial [Connolly & Begg 2005]. Secara garis besar, Operasi Daa Mining dibagi menjadi empa operasi. Perama, Predicive Modelling, aau pemodelan prediksi, dapa diumpamakan sebagai proses pembelajaran manusia aas pengalamannya yang digunakan unuk mengobservasi dan membenuk model yang erdiri dari karakerisik-karakerisik yang pening dari suau fenomena. Terdapa dua eknik Daa Mining yang erkai dengan Predicive Modelling, yaiu: Classificaion dan Value Predicion. Classificaion digunakan unuk menenukan suau record dapa dimasukkan ke dalam kelas erenu. Value Predicion digunakan unuk menduga nilai yang bersifa koninyu erkai dengan daabase. Kedua, Daabase segmenaion berujuan unuk membua pengelompokan record-record yang erdapa pada daabase sesuai dengan kemiripannya. Keiga, Link analysis digunakan unuk membua hubungan aau kaian anar record aau anar sekumpulan record. Link Analysis dapa dibagi ke dalam iga spesialisasi, yaiu: Associaions Discovery, Sequenial Paern Discovery, dan Similar Time Sequence Discovery. Keempa, Deviaion deecion menggunakan eknik saisik dan visualisasi dalam menemukan ouliers yang mencerminkan deviasi suau Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

0 daabase. Teknik Daa Mining yang sau ini merupakan eknik yang relaif baru dibandingkan dengan eknik-eknik yang lain [Connolly & Begg 2005]. Salah sau operasi dalam Daa Mining adalah Predicive Modelling. Predicive Modelling merupakan pemodelan yang dipakai unuk memprediksi daa berdasarkan daa yang dikeahui. Salah sau pemodelannya adalah regresi. Regresi akan menghasilkan persamaan yang menunjukkan hubungan suau variabel dengan variabel lainnya [Han & Kamber 200]. Ada berbagai macam regresi, mulai dari regresi sederhana yang hanya melibakan dua variabel sampai regresi berganda, auo-regresi, Vecor Auo Regression (VAR), dan General-o- Specific (GeS) Modelling..8 Pemodelan Ekonomi Dalam membanu menjelaskan fenomena ekonomi, para ekonom menggunakan persamaan maemais. Persamaan maemais inilah yang disebu sebagai model ekonomi. Model ekonomi dengan berbagai eknik penghiungannya mengalami perkembangan. Terkai dengan peneliian ini, maka beriku ini akan disajikan empa model ekonomi yang anara lain: Regresi, Auo-Regresi, Vecor Auo Regression, dan General-o-Specific Modelling. Sub bab yang membahas enang pemodelan ekonomi ini akan diuup dengan eknik pemilihan model ekonomi. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

2.2. Regresi Model ekonomi yang ergolong paling dasar adalah model regresi sederhana. Model ini dapa menjelaskan hubungan dua variabel melalui persamaan maemais sebagai beriku: Y = b + b X + u dimana: Y = variabel endogen / explained variable X = variabel eksogen / explanaory variable b 0 & b = parameer u = error =, 2,..., N N = banyaknya observasi 0 Persamaan maemais di aas dapa menjelaskan hubungan variabel X dengan variabel Y. Jika X=0, maka nilai Y sebesar parameer b 0. Sedangkan parameer b bermakna besarnya perubahan yang akan erjadi pada Y jika X berambah sebesar sau sauan [Gujarai 2004]. Variabel Y, selain dikenal sebagai variabel endogen aau explained variable, juga dikenal sebagai response variable. Sedangkan variabel X, selain dikenal sebagai variabel eksogen aau explanaory variable, juga dikenal dengan isilah predicor variable [Han & Kamber 200]. Regresi sederhana merupakan dasar VAR dan GeS Modelling yang digunakan sebagai pemodelan yang digunakan dalam peneliian ini. Namun, peneliian ini idak menggunakan regresi sederhana sebagai salah sau pemodelan pembanding karena regresi sederhana idak dapa menangkap dampak akumulaif variabel erkai di masa lalu. Conohnya unuk variabel PDB Riil saa ini idak Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

2 akan erlepas dari PDB Riil periode-periode sebelumnya aau PDB Riil saa ini sebagiannya diinvesasikan yang enu akan mempengaruhi nilai PDB Riil di periode-periode yang akan daang. 2.2.2 Auo-Regresi Yang dimaksud dengan auo-regresi adalah regresi suau variabel dengan variabel iu sendiri dengan menggunakan selang waku (lag). Secara maemais, hubungan ini dapa dijelaskan dalam persamaan beriku: Y = b + b Y + u 0 - dimana: Y = variabel endogen / explained variable Y - = variabel eksogen / explanaory variable b 0 & b = parameer u = error =, 2,..., N N = banyaknya observasi Persamaan di aas digunakan unuk menjelaskan pengaruh nilai variabel Y di masa lalu (sau periode sebelum periode ke-) dengan lag erenu erhadap nilai variabel Y di masa sekarang. Nilai parameer b 0 dan b secara prinsip sama dengan parameer pada regresi sederhana [Gujarai 2004]. Auo-regresi merupakan dasar VAR dan GeS Modelling yang digunakan sebagai pemodelan dalam peneliian ini. Namun, auo-regresi juga idak digunakan sebagai pemodelan dalam peneliian ini karena idak dapa menjelaskan pengaruh suau variabel erhadap variabel lainnya. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

3 2.2.3 Vecor Auo Regression Vecor Auo Regression (VAR) merupakan pengembangan dari regresi sederhana dan auo-regresi. Pemodelan ini diulis perama kali oleh Sims pada ahun 980 di Universias Princeon. Secara sederhana, VAR dapa dijelaskan sebagai penggabungan anara regresi sederhana dan auo regresi. VAR merupakan sisem persamaan yang erdiri dari persamaan-persamaan dengan variabel-variabel yang erliba sau per sau menjadi explained variable. Peneliian ini menggunakan VAR sebagai salah sau pemodelan prediksi yang dipakai karena VAR mampu merangkum kedinamisan (flukuasi) yang erdapa dalam daa ime series dengan kerangka kerja yang sederhana dan sisemais [Sock & Wason 200]. Enders [995] menggunakan sisem persamaan dengan dua variabel, Y dan Z, unuk memudahkan dalam memahami meode VAR sebagai beriku: y = b - b z + γ y + γ z + ε 0 2-2 - z = b - b y + γ y + γ z + ε 20 2 2-22 - y z dengan asumsi bahwa y dan z sasioner, ε y dan ε z adalah whie noise (residual yang memiliki reraa=0, varians yang konsan, dan non-ookorelasi serial) dengan sandar deviasi σ y dan σ, dan { } z ε dan { } y ε adalah whie noise yang idak berkorelasi. Sisem persamaan ini sering disebu sebagai VAR srukural aau sisem primiif. Variabel Y dan Z dalam sisem persamaan ersebu secara langsung saling mempengaruhi dan secara idak langsung dipengaruhi oleh nilai variabel periode sebelumnya. z Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

4 Sisem persamaan di aas dengan menggunakan aljabar mariks, dapa diulis sebagai beriku: aau b2 y b0 γ γ2 y- ε = + + b2 z b20 γ2 γ22 z- ε 4243 { 23 4243 23 32 B x Γ 0 Γ x ε y z Bx = Γ + Γ x + ε 0 - dengan asumsi bahwa B selalu memiliki invers, maka dengan mengalikan - B pada persamaan di aas sehingga diperoleh: aau - - - - B { B x { = B Γ + B Γ x { - + B ε { 32 0 32 x A x- e A 0 x = A + A x + e 0 dengan mendefinisikan noasi a i0 merupakan elemen i dari vekor A 0, - a ij merupakan elemen yang mewakili baris i dan kolom j mariks A, dan merupakan elemen i vekor e, maka persamaan ersebu dapa diulis kembali sebagai beriku: e i y = a + a y + a z + e 0 20 2 - - 2 22 - z = a + a y + a z + e - y z model inilah yang disebu sebagai Model VAR dalam benuk sandar. VAR dapa dianggap sebagai gebrakan erhadap pola pikir ekonom yang memaksakan suau eori ekonomi ke dalam persamaan maemais. Pemaksaan ini Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

5 akan menimbulkan masalah keika eori ekonomi yang ada idak cukup unuk melakukan spesifikasi yang epa dalam mendeskripsikan hubungan anar variabel. Bahkan, idak sediki eori ekonomi yang berbeda pandangan dalam menjelaskan suau fenomena ekonomi sehingga membua para penelii bersikap subyekif dengan mengikui salah sau eori dan mengabaikan eori lainnya. Kelemahan yang lain adalah subyekifias dalam melakukan proses idenifikasi persamaan dalam sisem yang mengasumsikan bahwa predeermined variables hanya erdapa dalam beberapa persamaan. Terkadang proses esimasi dan inferensi akan menjadi lebih rumi keika variabel endogen erdapa di sisi dependen dan independen sekaligus. Model VAR yang dikembangkan oleh Sims mampu mengaasi kelemahan ersebu. Model VAR idak erlalu berganung pada eori ekonomi [Sims 980]. Variabel-variabel yang berineraksi dalam Model VAR dapa dipilih selama hubungan anar variabel ersebu masih relevan dengan eori ekonomi aau dapa dijelaskan dengan logika. Model VAR idak membedakan variabel endogen maupun eksogen, karena jika erdapa hubungan yang simulan anar variabel yang diamai, maka perlakuan erhadap variabel-variabel ersebu harus disamakan. Jadi, model VAR menguamakan pemilihan variabel yang dielii dan lag opimum yang dapa menangkap keerkaian anar variabel sebagai fokus dalam proses pembenukan sisem persamaannya. Lag opimum dapa dierjemahkan sebagai explanaory variable dengan selang waku yang masih dapa menjelaskan hubungan yang erdapa dalam daa. VAR merupakan pemodelan yang dapa menjelaskan sisem persamaan dengan baik. Namun, penulis menduga bahwa penyeragaman lag masing-masing Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

6 variabel pada iap persamaan dalam sisem persamaan VAR merupakan kelemahan VAR. Oleh karena iu, penulis menawarkan solusi pemodelan berupa GeS Modelling. Ide dasar GeS Modelling adalah mencari model yang dapa dengan epa menjelaskan daa. Dengan dasar ersebu, GeS Modelling bebas dari penyeragaman lag yang merupakan kelemahan VAR yang mendasar. 2.2.4 General-o-Specific Modelling Pada ahun 980an sampai ahun 990an di Universias Oxford, David F. Hendry juga melakukan peneliian enang pemodelan prediksi yang berdasarkan daa. Pemodelan prediksi ini idak memaksakan eori ekonomi pada persamaan maemais. Peneliian Hendry inilah yang akhirnya dikenal sebagai General-o- Specific (GeS) Modelling aau biasa disebu juga dengan nama Hendry s Approach [Hendry 997]. Ide dasar model ini adalah mencoba-coba sau per sau explanaory variable sampai didapakan model erbaik. Krieria model erbaik akan dijelaskan pada sub sub bab beriku ini. GeS Modelling digunakan sebagai salah sau pemodelan dalam peneliian ini karena pemodelan ini memperlakukan suau persamaan (model) secara khusus sehingga diperoleh model erbaik yang dapa digunakan unuk prediksi [Affandi, komunikasi pribadi 2008]. GeS Modelling cocok unuk pemodelan ekonomeri karena menggunakan kerangka kerja yang sisemais unuk uji hipoesis saisik, pemodelan dan evaluasi model, sera relaif populer di kalangan para pemodel ekonomeri [Bauwens 2006]. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

7 2.2.5 Pemilihan Model Dalam pemilihan model erbaik, erdapa iga krieria yang dapa dijadikan sebagai dasarnya. Krieria ersebu adalah adalah adjused R 2, Akaike Informaion Crierion (AIC), dan Schwarz Informaion Crierion (SIC). Adjused R 2 merupakan pengembangan dari R 2. R 2 sanga berguna unuk mengukur kedekaan anara nilai prediksi dengan nilai sesungguhnya [Nachrowi 2005]. Suau model dianggap paling baik menjelaskan daa observasi jika memiliki nilai adjused R 2 yang inggi, nilai AIC yang rendah, dan nilai SIC yang rendah. Semakin besar R 2, maka semakin besar pula hubungan anara variabel erika dengan variabel bebasnya [Nachrowi 2005]. R 2 SSR = SST = - SSE SST i 2 i u = - (Y - Y) 2 dimana: SSR : Sum of Square Regression SSE : Sum of Square Error / Residual SST : Sum of Square Toal Berdasarkan rumus di aas, berapapun jumlah variabel bebas yang digunakan idak akan mempengaruhi SST. Selain iu, semakin banyak variabel bebas akan membua nilai SSE semakin kecil, aau seidaknya eap, dan nilai SSR semakin besar. Kedua hal ersebu berdampak pada semakin besarnya nilai R 2 seiring dengan berambahnya variabel bebas yang digunakan [Nachrowi 2005]. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

8 Masalah di aas dapa diaasi menggunakan adjused R 2. Adjused R 2 memberikan penali seiring berambahnya variabel bebas yang digunakan sehingga dapa lebih merepresenasikan kedekaan anara daa prediksi dengan daa sesungguhnya. Rumus adjused R 2 sebagai beriku: R 2 ui /( n k) = ( Y Y ) /( n ) i 2 dimana: k : jumlah parameer model regresi ermasuk inercep Pemilihan model juga dapa dilakukan berdasarkan nilai AIC. AIC merupakan krieria informasi yang dapa digunakan unuk meliha kesesuaian model dimana semakin kecil nilai AIC, maka semakin baik model ersebu menjelaskan daa prediksi dengan daa sesungguhnya [Nachrowi 2005]. Rumus AIC sebagai beriku: AIC = e aau dapa juga diulis sebagai beriku: 2 2k / n i 2k / n u n = e SSE n dimana: 2k ln AIC = n + k : jumlah parameer dalam model ermasuk inercep n : jumlah observasi (sampel) RSS ln n Pemilihan model lainnya dapa menggunakan nilai SIC sebagai dasarnya. Seperi halnya AIC, SIC merupakan krieria informasi yang dapa digunakan Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

9 unuk meliha kesesuaian model dimana semakin kecil nilai SIC, maka semakin baik model ersebu menjelaskan daa prediksi dengan daa sesungguhnya [Nachrowi 2005]. Rumus SIC sebagai beriku: SIC = n 2 k / n i k / n u n = n SSE n aau dapa diulis sebagai beriku: k RSS ln SIC = ln n+ ln n n Keiga krieria pemilihan model erbaik (adjused R 2, AIC, dan SIC) idak memiliki skala erenu. Hal ini disebabkan keiga krieria ini merupakan nilai yang digunakan unuk membandingkan suau model dengan model lainnya. Jadi, model erbaik yang dapa menjelaskan kesesuaian daa prediksi dengan daa sesungguhnya adalah model yang memiliki nilai adjused R 2 yang lebih inggi dan nilai AIC dan SIC yang lebih rendah [Nachrowi 2005]..9 Tinjauan Lieraur Daa Mining pada umumnya erkai dengan daa dalam jumlah besar. Daa perekonomian dalam jumlah besar dan bersifa ime series dapa diemui di bursa saham. Peneliian Nachrowi enang dampak perekonomian negara-negara maju erhadap negara sedang berkembang menggunakan menggunakan VAR dan daa peneliian bersumber dari indeks harga saham iga negara, yaiu: Dow Jones Amerika Serika dan Nikkei Jepang mewakili negara maju, dan Bursa Efek Indonesia mewakili negara sedang berkembang. Hasil peneliian ersebu menunjukkan bahwa indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

20 oleh Dow Jones Amerika Serika dan Nikkei Jepang. Sedangkan indeks harga saham di Dow Jones Amerika Serika dan Nikkei Jepang idak erpengaruh oleh indeks harga saham Bursa Efek Indonesia [Nachrowi 2005]. Daa indeks harga saham dibandingkan dengan daa makroekonomi seperi PDB Riil memang persamaan dan perbedaan. Persamaannya erleak pada sifa ime series sehingga dapa diolah menggunakan VAR. Perbedaannya erleak pada besarnya keersediaan jumlah daa unuk peneliian. Daa indeks harga saham erdapa dalam jumlah besar karena sifa sekor keuangan yang dapa menyesuaikan dalam hiungan deik sehingga dapa menghasilkan daa dalam jumlah besar. Sedangkan, daa makroekonomi seperi jumlah daa PDB Riil idak sebesar iu karena sifa sekor riil yang buuh penyesuaian lebih lama (sau sampai iga bulan) unuk berflukuasi. Oleh karena iu, peneliian yang menggunakan Model Broda ini merupakan daa mining dengan jumlah daa yang idak erlalu besar. Pada ahun 2003, Broda dan Tille melakukan peneliian enang peranan sisem nilai ukar dalam merespon dampak penurunan harga komodii ekspor sebesar 0% erhadap PDB riil di 75 negara sedang berkembang. Mereka mengklasifikasikan negara-negara sedang berkembang berdasarkan sisem nilai ukar yang dierapkan di masing-masing negara. Peneliian mereka menyimpulkan bahwa PDB riil negara-negara sedang berkembang yang menggunakan sisem nilai ukar mengambang idak erpengaruh secara signifikan (hanya sebesar 0,2%) erhadap penurunan harga komodii ekspor. Namun, hal sebaliknya erjadi pada negara-negara sedang berkembang yang menggunakan sisem nilai ukar eap di Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

2 mana PDB riil negara-negara ersebu mengalami penurunan sebesar 2% seelah erjadinya penurunan harga komodii ekspor [Broda & Tille 2003]. Hasil yang diperoleh dari peneliian ersebu memperkua eori yang menyaakan bahwa sisem nilai ukar yang digunakan oleh suau negara mempengaruhi efekifias negara ersebu dalam mengaasi masalah yang diimbulkan oleh memburuknya TOT. Dalam sisem nilai ukar eap, nilai maa uang domesik dipaok erhadap nilai maa uang asing erenu. Sebaliknya, dalam sisem nilai ukar mengambang, nilai maa uang domesik dibiarkan bergerak bebas dalam merespon perminaan dan penawaran di pasar valua asing. Teori menegaskan bahwa negara-negara dengan sisem nilai ukar mengambang akan lebih dapa menyesuaikan diri dalam mengaasi masalah yang diimbulkan oleh memburuknya TOT. Unuk memahami eori ersebu, bayangkan sebuah negara yang mengalami penurunan harga komodii ekspor. Perama, menurunnya perminaan erhadap komodii ekspor, yang salah saunya dapa disebabkan oleh menurunnya pendapaan negara ujuan ekspor, akan berakiba pada memburuknya TOT dan akan mengurangi pendapaan eksporir sehingga akan menurunkan akivias dalam sekor indusri komodii ekspor. Semenara para eksporir menerima maa uang asing dalam jumlah yang relaif sediki sehingga mereka akan membawa maa uang asing dalam jumlah yang relaif lebih sediki juga ke pasar valua asing. Begiu maa uang asing ersebu menjadi langka, semakin sediki pemain pasar yang mau menjual maa uang asingnya unuk dibelikan maa uang domesik, sehingga maa uang domesik akan erdepresiasi. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

22 Oorias moneer, pada umumnya bank senral, di negara-negara yang menganu sisem nilai ukar eap akan menginervensi pasar valua asing unuk menjaga kesabilan nilai maa uangnya. Kebijakan ini akan mengurangi jumlah maa uang domesik yang ersedia di pasar uang unuk invesasi dan ekspansi bisnis. Karena kebijakan pemerinah sejalan dengan dampak kebijakan uang kea, maka respon erhadap penurunan harga komodii ekspor ini akan mengarah pada erjadinya konraksi oupu sehingga berujung pada menurunnya PDB riil negara ersebu. Sebaliknya, oorias moneer negara-negara yang menganu sisem nilai ukar mengambang idak akan menginervensi pasar valua asing dan akan membiarkan maa uangnya mengalami depresiasi. Depresiasi yang erjadi cukup efekif unuk menyerap real shock yang erjadi sehingga akan membua komodii ekspor semakin kompeiif di pasar inernasional yang kemudian akan diiringi dengan peningkaan perminaan komodii ersebu. Peningkaan perminaan komodii ekspor ini akan merangsang akivias di sekor indusri komodii ekspor dan melindungi oupu (PDB riil) dari dampak buruk yang akan diimbulkan TOT. Jadi, dapa disimpulkan bahwa negara-negara sedang berkembang dengan sisem nilai ukar eap akan melakukan penyesuaian erhadap penurunan TOT melalui konraksi oupu, sedangkan negara-negara sedang berkembang dengan sisem nilai ukar mengambang akan melakukan penyesuaian melalui depresiasi maa uang yang secara signifikan akan mengaasi dampak buruk yang diimbulkan erhadap oupu. Faka empiris erhadap hal ersebu yang diemukan di anaranya adalah adanya peningkaan jumlah negara-negara penganu sisem nilai ukar Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008

23 mengambang dari ujuh negara (dari oal 70 negara) pada ahun 973 menjadi 53 negara (dari oal 75 negara) pada ahun 998. Penulis menemukan pemikiran dan model lain erkai dengan Model Broda. Perama, pemikiran Milon Friedman pada ahun 953 enang penerapan sisem nilai ukar mengambang lebih baik daripada penerapan sisem nilai ukar eap. Hal ini didasarkan pada kenyaaan bahwa nilai ukar nominal dapa digunakan unuk melindungi perekonomian suau negara dari real shock yang dalam peneliian diasumsikan erjadi pada TOT [Broda & Tille 2003]. Kedua, Peneliian Senhadji enang hubungan dinamis anara erms of rade dengan neraca berjalan pada leas developed counries (LDCs). Mereka menggunakan meode Vecor Auo Regression (VAR) dan menemukan bahwa erdapa hubungan dinamis anara kedua variabel yang akan membenuk kurva S. Keunikan Peneliian Senhadji erleak pada konsep TOT yang digunakan dimana TOT yang digunakan merupakan rasio harga impor erhadap harga ekspor. Konsep ini berbanding erbalik dengan konsep yang lazim digunakan dimana TOT didefinisikan sebagai rasio harga ekspor erhadap harga impor. Modifikasi erhadap formula TOT ini dilakukan unuk memenuhi kebuuhan peneliian yang mengharuskan TOT dalam sauan per uni harga ekspor (P x ) sehingga dalam formula TOT berperan sebagai penyebu [Senhadji 998]. Selain karena hal ersebu, penulis memilih Peneliian Broda sebagai model peneliian daripada Pemikiran Friedman aau Peneliian Senhadji karena model yang digunakan lebih dapa menjelaskan fenomena penurunan PDB Riil suau negara akiba resesi yang erjadi di negara mira dagangnya. Predicive modelling dalam..., Siswanoro, FASILKOM UI, 2008