15 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional study yaitu suatu teknik pengambilan data yang dilakukan melalui survey lapang pada suatu titik waktu tertentu. Lokasi penelitian adalah Desa Kuning Gading, Kecamatan Pelepat Ilir dan Desa Rantau Ikil, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Lokasi penelitian dipilih secara purposive berdasarkan jumlah petani karet dan petani sawit terbanyak. Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan yang mulai dilakukan pada bulan Maret sampai September 2011. Teknik dan Cara Pemilihan Sampel Populasi penelitian ini adalah keluarga petani karet dan petani sawit di Desa Rantau Ikil dan di Desa Pelepat Ilir yang memiliki anak usia sekolah (kelas IV dan V Sekolah Dasar). Contoh dalam penelitian ini dipilih secara acak sederhana (simple random sampling). Data anak usia sekolah yang terdapat di setiap desa tidak tersedia sehingga perlu dilakukan pendataan anak usia sekolah khususnya anak kelas IV dan V dan memiliki orang tua yang bekerja sebagai petani karet dan petani sawit di SD masing-masing desa. Desa kuning gading hanya memiliki satu sekolah dasar yaitu SD 187 sedangkan desa rantau ikil dipilih dua SD yaitu SD 66 dan SD 163. Sekolah dasar negeri 187 terdiri dari sembilan kelas masing-masing satu kelas untuk siswa kelas satu sampai kelas tiga dan dua kelas untuk siswa empat sampai kelas enam sedangkan SD 66 dan SD 163 hanya memiliki satu kelas setiap tingkatannya. Hasil pendataan awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa 44 keluarga di Desa Kuning Gading dan 49 keluarga di Desa Rantau Ikil yang memenuhi syarat untuk menjadi kerangka contoh. Pada penelitian ini siswa kelas empat dan lima di pilih secara acak dari SDN 187, SDN 66, dan SD 163. Total contoh yang diambil sebanyak 80 keluarga yaitu masing 40 siswa SDN 187 dan 40 siswa dari SDN 66 dan SDN 163 yang berasal dari keluarga petani karet dan petani sawit. Alur penentuan lokasi dan contoh penelitian disajikan pada Gambar 2.
16 Kabupaten Bungo Kecamatan Pelepat Ilir Kecamatan Jujuhan Desa Kuning Gading Desa Rantau Ikil purposive SDN 168 SDN 66 SDN 163 IVA IVB VA VB IV sco sc - V Z- V Z- 10 8 17 9 20 20 9 acak sederhana 13 KK petani karet 27 KK petani sawit 40 KK petani 13 KK petani sawit 27 KK petani karet 40 KK petani Gambar 2 Alur penentuan lokasi dan contoh penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang meliputi karakteristik keluarga (kesejahteraan keluarga, tipe keluarga, suku keluarga, pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, umur orang tua, dan pekerjaan orang tua), karakteristik anak (umur anak, urutan kelahiran, jenis kelamin, dan tingkatan kelas di sekolah), persepsi orang tua tentang nilai anak (nilai psikologi, nilai sosial, dan nilai ekonomi), dan kualitas pengasuhan (HOME Inventory) diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan dengan menggunakan kuesioner terhadap ibu. Perkembangan anak usia sekolah (perkembangan sosial dan emosional) diperoleh dari hasil pengukuran dan wawancara dengan menggunakan kuesioner pada anak. Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah terkait untuk mendukung data primer seperti Bungo dalam Angka 2010 dan nilai rapor anak.
17 Pengolahan dan Analisis data Data yang telah dikumpulkan diolah melalui proses editing, coding, scoring, entrying, cleaning, dan analyzing. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan statistik inferensia yaitu uji beda T, korelasi Spearman, korelasi Pearson dan regresi linear berganda dengan menggunakan program komputer. Proses pengkodean dan skoring serta pengkategorian variabel secara ringkas disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Variabel, skala data, dan kategori pengelompokan No Variabel Skala Pengelompokan data 1 Karakteristik keluarga a. Jenis kelamin Nominal 1. Laki-laki, 2. Perempuan b. Usia Rasio Orang tua 1. Dewasa awal (18-40 tahun), 2. Madya (41-65 tahun), 3. Akhir (>65 tahun) Anak 2. 9-10 tahun,10-11 tahun, 12-13 tahun c. Lama pendidikan Rasio 1. 9 tahun, 2. >9tahun d. Pekerjaan Nominal Ayah: 1. Petani karet, 2. Petani sawit Ibu : 1. Tidak bekerja, 2. Bekerja e. Pendapatan Rasio 0. 1-2 juta, 2. 2,1-3 juta, 3. 3,1-4 juta, 4. 4,1-5 juta, 5. 5 juta rupiah f. Kesejahteraan keluarga Interval BKKBN (2005) 1. Pra KS, 2. KS1, 3. KS2, 4. KS3, dan 5. KS3+ g. Tipe keluarga Nominal 1. keluarga inti, 2, keluarga luas a. Urutan dalam keluarga Nominal 1. Sulung, 2. Tengah, 3. Bungsu, 4. Tunggal b. Tingkat kelas di sekolah Nominal 4 = untuk kelas 4, 5 = kelas 5 2 Kualitas pengasuhan (HOME Inventory =59 item) Rasio Rendah (0-29), sedang (30-46), tinggi (47-59) 3 Nilai anak (psikologi, sosial, dan ekonomi) Ordinal 4 Perkembangan anak Perkembangan kognitif (nilai rapor) Skor maksimal nilai anak umum: Nilai psikologi = 35, nilai sosial = 15, nilai ekonomi = 10 Rasio Rendah = < 63,3, Sedang = 63,34 66,67, tinggi = 66,68-100 Perkembangan sosial Rasio Rendah = 0 33, 33, Sedang = 33,34 66,67, Tinggi = 66,68 100 Perkembangan emosional Rasio Rendah (0-33,33), sedang (33,34-66,67), tinggi (66,68-100) Untuk memperoleh kategori rendah, sedang, dan tinggi digunakan teknik skoring dengan menggunakan rumus berikut (Slamet 1993): Interval kelas (IK) = Skor Maksimum (Sma) Skor Minimum (Smi) Jumlah Kategori
18 Kategori : Kurang = Smi (Smi+IK) Sedang = (Smi+IK) + 1 sampai (Smi+2IK) Baik = (Smi+2IK)+ 1 sampai Sma Nilai anak diukur dengan instrumen yang telah dimodifikasi oleh Kartino (2005) dengan nilai reliabilitas 0.771. Nilai anak terdiri atas tiga aspek, yaitu nilai psikologi anak (10 item pernyataan), nilai ekonomi anak (10 item pernyataan), dan nilai sosial anak (10 item pernyataan). Jawaban pernyataan menggunakan skala Likert, yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) ragu-ragu, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Instrumen nilai anak meliputi pertanyaan yang bersifat umum dan gender (membedakan anak laki-laki dan anak perempuan). Ada tujuh pernyataan nilai psikologi yaitu keberadaan anak apakah dapat memperkuat kasih sayang suami istri, memberikan kebahagian, rasa aman di hari tua, dapat dijadikan teman, memperhatikan orang tua di masa depan atau malah menyita waktu dan uang serta dapat menimbulkan stres bagi orang tua. Nilai sosial anak ada tiga pertanyaan, meliputi apakah anak yang terdidik dapat menimbulkan penghargaan dan meneruskan nilai-nilai yang dijunjung dalam keluarga. Nilai ekonomi anak ada dua pertanyaan yaitu apakah mempunyai banyak anak akan mengguntungkan bagi orang tua atau malah menjadikan bertambahnya beban keluarga. Masing-masing item pertanyaan tersebut mempunyai skor maksimal lima. Kualitas pengasuhan diukur dengan HOME Inventory (Cadwell & Bradley 1984) dengan nilai reliabilitas 0.816. Instrumen HOME terbagi menjadi delapan aspek yaitu emosi dan tanggung jawab verbal, dorongan untuk kematangan, suasana emosi, mendorong pengalaman anak dan penyediaan material, ketersediaan stimulasi aktif, partisipasi keluarga dalam pengalaman yang penuh stimulasi, keterlibatan ayah, dan aspek lingkungan fisik. HOME Inventory digolongkan berdasarkan nilai skor dengan menggunakan interval kelas yang meliputi: rendah (0-29), sedang (30-45), tinggi (46-59) dengan skor satu untuk jawaban ya dan 0 untuk yang menjawab tidak. Instrumen pengukuran kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh Latifah (2009) dan memiliki nilai reliabilitas 0.694. Perkembangan emosional terdiri atas lima dimensi yaitu kesadaran emosi
19 diri, pengelolaan emosi diri, motivasi diri, empati, dan hubungan sosial. Instrumen kecerdasan emosi ini terdiri atas dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Pertanyaan positif diberi skor satu jika menjawab setuju, dua jika menjawab sangat setuju dan 0 jika menjawab tidak setuju, sedangkan pemberian skor dilakukan sebaliknya untuk pertanyaan negatif. Skor yang diperoleh distandarisasi sehingga diperoleh skor minimum adalah nol dan skor maksimum adalah 100. Pengkategorian yang digunakan adalah interval kelas dengan kategori rendah (0-33,33), sedang (33,34-66,67), tinggi (66,68-100). Sementara itu, perkembangan sosial diukur dengan Vineland Social Maturity Scale (Doll 1953). Aspek yang diukur pada instrumen sosial ini mencakup kemandirian umum, kemandirian dalam makan, minum, berpakaian, kemandirian dalam mengatur diri, pekerjaan, komunikasi, kemandirian bergerak serta kemandirian dalam bergaul. Item pertanyaan yang digunakan hanya untuk anak usia sembilan sampai 12 tahun dengan total 10 pertanyaan. Skor dua diberikan jika anak dapat melakukan tanpa bantuan orang lain, skor satu jika anak dapat melakukan dengan bantuan orang lain, dan nol jika anak tidak dapat melakukan meskipun dibantu. Skor yang diperoleh distandarisasi sehingga diperoleh skor minimum adalah nol dan skor maksimum adalah 100. Pengkategorian yang digunakan adalah interval kelas dengan kategori rendah (0-33,33), sedang (33,34-66,67), tinggi (66,68-100). Data yang telah diskoring kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Selain itu dilakukan uji statistik untuk melihat hubungan antara variabel pada keluarga petani karet dan petani sawit, uji statistik yang digunakan adalah: 1. Uji Beda t Uji ini digunakan untuk membandingkan adanya perbedaan atau tidak pada nilai rata-rata variabel karakteristik keluarga, nilai anak, kualitas pengasuhan, dan perkembangan anak antara kelompok petani karet dan petani sawit. 2. Uji Korelasi Spearman Uji ini digunakan karena variabel-variabel yang akan diketahui hubungannya dianggap sebagai nominal dan ordinal. Hubungan antar variabelvariabel yang akan diuji adalah sebagai berikut:
20 a. Karakteristik keluarga (kesejahteraan keluarga, tipe keluarga, pendapatan keluarga, pendidikan, pekerjaan orang tua, dan umur orang tua) dan karakteristik anak (umur, urutan kelahiran, jenis kelamin anak, dan tingkatan kelas di sekolah) dengan nilai psikologi, nilai sosial, dan nilai ekonomi anak. b. Karakteristik keluarga (kesejahteraan keluarga, tipe keluarga, pendapatan keluarga, pendidikan, pekerjaan orang tua, dan umur orang tua) dan karakteristik anak (umur, urutan kelahiran, jenis kelamin anak, dan tingkatan kelas di sekolah) dengan dengan kualitas pengasuhan anak dan perkembangan anak. 3. Uji korelasi Pearson Uji ini digunakan karena variabel-variabel yang akan diketahui hubungannya dianggap sebagai rasio yaitu untuk menguji hubungan nilai psikologi, nilai sosial dan nilai ekonomi anak dengan kualitas pengasuhan, perkembangan kognitif, perkembangan sosial dan perkembangan emosi anak. 4. Uji Regresi a. Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan nilai anak terhadap kualitas pengasuhan. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + β 8 X 8 + β 9 X 9 + γ 1 D 1 + ε Keterangan : Y = Indeks kualitas pengasuhan α = Konstanta β (1-10) = Koefisien regresi X 1 = Pendidikan ibu (tahun) X 2 = Pendidikan ayah (tahun) X 3 = Kesejahteraan keluarga menurut BKKBN (1=pra KS, 2=KS1, 3=KS2, 4=KS3, 5=KS3+) X 4 = Umur ibu (tahun) X 5 = Umur ayah (tahun) X 6 = Umur anak (tahun) X 7 = Nilai psikologi anak (skor) X 8 = Nilai sosial anak (skor) X 9 = Nilai ekonomi anak (skor) γ 1 = Koefisien dummy D 1 = Suku keluarga D 1 =0 bukan jawa D 1 =1 jawa ε = Error
21 b. Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan kualitas pengasuhan terhadap perkembangan kognitif anak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : Y = Indeks perkembangan kognitif α = Konstanta β (1-5) = Koefisien regresi X 1 = Kualitas Pengasuhan (skor) X 2 = Pendidikan ibu (tahun) X 3 = Pendidikan ayah (tahun) X 4 = Kesejahteraan keluarga menurut BKKBN (1=pra KS, 2=KS1, 3=KS2, 4=KS3, 5=KS3+) X 5 = Tingkatan kelas(tahun) γ 1 = Koefisien dummy D 1 = Pekerjaan ibu D 1 =0 untuk tidak bekerja D 1 =1 untuk bekerja D 2 D 3 ε = Pekerjaan ayah D 2 =0 untuk petani karet D 2 =1 untuk petani sawit = Jenis kelamin anak D 3 =0 untuk anak laki-laki D 3 =1 untuk anak perempuan = Error c. Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan kualitas pengasuhan terhadap perkembangan emosional anak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : Y = Indeks perkembangan emosi α = Konstanta β (1-7) = Koefisien regresi X 1 = Kualitas pengasuhan (skor) X 2 = Pendidikan ibu (tahun) X 3 = Pendidikan ayah (tahun) X 4 = Kesejahteraan keluarga menurut BKKBN (1=pra KS, 2=KS1, 3=KS2, 4=KS3, 5=KS3+) X 5 = Tingkatan kelas(tahun) γ 1 = Koefisien dummy D 1 = Pekerjaan ibu D 1 =0 untuk tidak bekerja D 1 =1 untuk bekerja D 2 D 3 = Pekerjaan ayah D 2 =0 untuk petani karet D 2 =1 untuk petani sawit = Jenis kelamin anak Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + γ 1 D 1 + γ 2 D 2 + γ 3 D 3 + ε Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + γ 1 D 1 + γ 2 D 2 + γ 3 D 3 + ε
22 ε D 3 =0 untuk anak laki-laki D 3 =1 untuk anak perempuan = Error d. Pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan kualitas pengasuhan terhadap perkembangan sosial anak. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan : Y = Indeks perkembangan sosial α = Konstanta β (1-7) = Koefisien regresi X 1 = Kualitas pengasuhan (skor) X 2 = Pendidikan ibu (tahun) X 3 = Pendidikan ayah (tahun) X 4 = Kesejahteraan keluarga menurut BKKBN (1=pra KS, 2=KS1, 3=KS2, 4=KS3, 5=KS3+) X 5 = Tingkatan kelas(tahun) γ 1 = Koefisien dummy D 1 = Pekerjaan ibu D 1 =0 untuk tidak bekerja D 1 =1 untuk bekerja D 2 D 3 ε = Pekerjaan ayah D 2 =0 untuk petani karet D 2 =1 untuk petani sawit = Jenis kelamin anak D 3 =0 untuk anak laki-laki D 3 =1 untuk anak perempuan = Error Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + γ 1 D 1 + γ 2 D 2 + γ 3 D 3 + ε Definisi Operasional Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terhubung karena adanya ikatan perkawinan, ikatan darah, dan adopsi yang saling berinteraksi dan melakukan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing yang terdiri dari keluarga petani karet dan petani sawit Keluarga petani karet adalah keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai petani karet Keluarga petani sawit adalah keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai petani sawit Karakteristik keluarga adalah variabel yang terdiri atas ciri-ciri keluarga contoh yang diduga berpengaruh terhadap segala perubahan yang terjadi pada
23 diri anak dalam rangka perkembangan anak yang meliputi kesejahteraan keluarga, suku keluarga, tipe keluarga, pendapatan keluarga, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan umur orang tua Suku Keluarga adalah garis keturunan keluarga berdasarkan latar belakang suku bangsa, yang terdiri atas Suku Jawa dan Suku Melayu. Tipe keluarga adalah bentuk keluarga yang dilihat dari anggota keluarga sedarah yang tinggal dalam satu rumah terdiri atas keluarga inti (ayah, ibu, dan anak-anak) dan keluarga luas (beberapa keluarga inti yang memiliki hubungan darah) Kesejahteraan keluarga adalah pengelompokkan keluarga yang didasarkan pada kriteria pengukuran tingkat kesejahteraan menurut BKKBN meliputi keluarga pra sejahtera (Pra KS), sejahtera I (KS-I), sejahtera II (KS II), sejahtera III (KS III), dan sejahtera III plus (KS III plus) Pendapatan keluarga adalah jumlah semua pemasukan yang didapatkan oleh tiap-tiap anggota keluarga sebagai usaha utama dan tambahan dalam satu bulan yang dinyatakan dalam rupiah yang digolongkan menjadi tiga kategori yaitu 1-2 juta rupiah, 2,001-3 juta rupiah, dan 3,001-4 juta rupiah, 4,001-5 juta rupiah, dan >5 juta rupiah per bulan Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh orang tua berdasarkan lama pendidikan yang dikategorikan menjadi 9 tahun, dan >9 tahun Umur orang tua adalah jumlah tahun lengkap sejak orang tua (kepala keluarga/ibu) lahir hingga saat ulang tahun terakhir. Umur orang tua digolongkan menjadi tiga kategori yaitu 18-40 tahun, 41-65 tahun, dan >65 tahun Umur anak adalah jumlah tahun lengkap sejak anak lahir sampai pada saat ulang tahun terakhir. Umur anak dikategorikan menjadi kelompok umur, <10 tahun, 10-11 tahun, 12 tahun Nilai anak adalah presepsi dan harapan orang tua terhadap anak dimasa yang akan datang berdasarkan kemampuan yang dimiliki anak, meliputi nilai psikologi (anak sebagai sumber kepuasan), nilai ekonomi (anak merupakan investasi untuk meningkatkan ekonomi keluarga), dan nilai sosial (anak sebagai meningkatkan status sosial keluarga) Kualitas pengasuhan adalah ukuran tingkat baik buruknya kegiatan pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua yang diukur dengan metode HOME
24 Inventory untuk anak usia lebih dari enam tahun (Home Observation for Measurement of the Environment Inventory) Perkembangan Anak adalah proses perubahan anak secara fisologis dan psikologis yang terdiri dari perkembangan kognitif, perkembangan sosial, dan perkembangan emosional. Perkembangan kognitif anak dilihat dari rata-rata nilai rapor, perkembangan sosial diukur dengan Vineland Sosial Maturity Scale, dan perkembangan emosi diukur dengan menggunakan kuesioner perkembangan emosi yang dikembangkan oleh Latifah (2009).