N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

III. METODE PENELITIAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

IV. METODE PENELITIAN

VII. FORMULASI STRATEGI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

(Library Reasearch) dan penelitian lapangan (Field research),yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

Gambar 2 Tahapan Studi

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 5. Kerangka pemikiran kajian

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data primer dan sckunder. Data primer diperoleh melalui suwei lapangan, wawancara dengan pemilik industri sepatu dan pemasok bahan baku. Wawancara dengan pemilik industri sepatu dilakukan secara tershuktur dengan alat bantu kuesioner, yang meliputi: 1) kuesioner untuk data industri kecil (IK) (Lampiran 1); 2) kuesioner untuk penilaian bobot dan rating faktor strategis internal dan ekstemal (Lampiran 2); serta 3) kuesioner untuk penilaian strategi prioritas (Lampiran 3 dan 4). Data sekunder diperoleh melalui penelusuran pustaka, dokumen dan laporan instansi terkait. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan metode cluster sampling yaitu kluster yang tergantung dengan pihak pemasok bahan baku (IK pengrajin) dan kluster yang secara independen atau tidak tergantung kepada pemasok (IK usaha mandiri). Jumlah responden untuk kuesioner data IK ditentukan dengan persamaan Slovin (Umar, 2000). Berdasarkan data Kabupaten Bogor (2008) dalam Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2007 tercatat jumlah unit usaha industri alas kaki di Kabupaten Bogor sampai tahun 2007 sebanyak 103 usaha dan pengrajin sebanyak 5000 anggota, yang terkonsentrasi pada tiga kecamatan, yaitu Ciomas, Tamansari dan Darmaga. Berdasarkan data tersebut, dengan asumsi jumlah industri di masing-masing kecamatan jumlahnya sama maka dengan pendekatan persamaan Slovin jumlah responden industri usaha mandiri yang diambil dengan ukuran populasi di Ciomas sebanyak 34 industri adalah 25 responden. Sedangkan pada pengrajin dengan ukuran populasi di Ciomas sebanyak 1666 pengrajin maka jumlah responden yang diambil94 pengrajin. Persamaan Slovin : n= N 1+~e'

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir (pada penelitian ini 10%) Jumlah responden untuk kuesioner bobot dan rating faktor strategis internal-eksternal serta penilaian strategi prioritas sebanyak 9 responden yang terdiri dari pengumpul, usaha mandiri dan pengrajin masing-masing 3 responden yang dipilih secara purposive sampling dengan pertimbangan IK yang berproduksi secara kontinyu dan cukup berkembang. B. Metode Analisis 1. Pengolahan dan analisis data. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan matriks IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran dan membandingkan dua obyek penelitian, yaitu IK sepatu mandiri dan pengrajin di Ciomas. Aspek yang dianalisis adalah sejarah industri sepatu Ciomas, karakteristik industri sepatu baik IK usaha mandiri maupun K pengrajin, aspek keuangan yang meliputi jumlah produksi, harga jual dan tingkat keuntungan, aspek produksi meliputi ketersediaan bahan baku, teknologi yang dipakai, proses produksi, mutu produk dan tenaga kerja, aspek pemasaran meliputi sistem promosi, pemasaran produk serta persaingan dan peluang pasar, aspek lingkungan eksternal meliputi sosial dan ekonomi, pemerintah dan kemajuan teknologi. b. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi Analisis ini dilakukan untuk mengevaluasi keadaan umum IK sepatu Ciomas (usaha mandiri dan pengrajin) serta mengidentitikasi faktor-faktor internal dan faktor eksternal industri. Hasil analisis tersebut akan dikembangkan

menjadi beberapa alternatif strategi berdasarkan skala prioritas untuk memilih strategi yang terbaik. Tiga tahap fomulasi strategi menurut David (2004) adalah sebagai berikut. 1. Tahap Input a. Analisis Lingkungan Internal dan Ekstemal Perusahaan Analisis lingkungan internal dimaksudkan untuk memahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki industri sepatu dari seluruh aspek fungsional manajemen. Analisis lingkungan ekstemal akan menghasilkan sejumlah daftar peluang dan ancaman bagi industri. Aspek yang dianalisa pada lingkungan internal antara lain keuangan, sumber daya manusia, produksi dan pemasaran. Analisis lingkungan eksternal mengidentifikasi aspek sosial dan ekonomi, pemerintah dan teknologi. b. Teknik Pobobotan Teknik yang digunakan untuk menentukan bobot dari faktor internal dan faktor eksternal adalah teknik Painvise Comparison. Teknik ini membandingkan setiap variabel horizontal dengan variabel pada kolom vertikal. Penentuan bobot pada setiap variabel yang dibandingkan menggunakan skala 1,2, dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan: 1 = Jika faktor strategis eksternal atau internal pada barislhorizontal kurang penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolomlverlikal. 2 = Jika faktor strategis eksternal atau internal pada barislhorizontal sama penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolom/vertikal. 3 = Jika faktor strategis eksternal atau internal pada barislhorizontal lebih penting daripada faktor strategis eksternal dan internal pada kolomlvertikal. Adapun bentuk dari penilaian bobot dengan metode Pairwise Colnpnrison terdapat pada Tabel 1 dan 2 (Kinnear dan Taylor, 1991).

Tabel 1. Penilaian Bobot Strategis Internal Perusahaan [Total I Tabel 2. Penilaian Bobot Strategis Eksternal Perusahaan Bobot setiap faktor strategis diperoleh dengan menentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah keseluruhan faktor strategis dengan menggunakan rumus (Kinnear and Taylor, 1991): Keterangan: Ai = bobot faktor strategis untuk faktor ke-i Xi = nilai faktor strategis untuk faktor ke-i i = l,2,3,... n n = jumlah faktor strategis c. Matriks IFE dan EFE Setelah faktor-faktor internal dan eksternal usaha diketahui, n~aka langkah selanjutnya adalah menyusun matriks IFE dan EFE. Matriks IFE dan EFE yang telah disusun memberikan informasi faktor-faktor yang mempengaruhi atau kurang mempengaruhi industri dalam lingkungan internal maupun eksternal. Pada kolom analisis tiga matriks IFE dan EFE diberikan rating. Penentuan rating oleh manajemen atau pakar dari perusahaan dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis situasi usaha. Pada EFE untuk menunjukkan seberapa efektif strategi usaha saat ini menjawab masing-masing variabel-variabel tersebut digunakan sesuai peringkat dengan menggunakan skala 1,2,3, dan 4.

Pemberian nilai rating pada matriks EFE untuk faktor peluang dan ancaman, yaitu : I = jawaban jelek 2 = jawaban rata-rata 3 = jawaban di atas rata-rata 4 =jawaban superior Penentuan rating pada matriks IFE untuk faktor kelemahan dan kekuatan yaitu : 1 = kelemahan utama 2 = kelemahan kecil 3 = kekuatan kecil 4 = kekuatan utama Selanjutnya nilai dari pembobot dikalikan dengan peringkat pada tiap faktor sehingga menghasilkan skor. Total skor pembobotan diperoleh dari semua hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. FIasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi usaha dalam matriks. Selanjutnya pada kolom 4, kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoieh nilai bobot (skor) masing-masing variabel. Total skor pembobotan diperoleh dari semua hasil kali tersebut dan dijumlahkan secara vertikal. Kemudian nilai yang dibobot untuk setiap variabel dijumlahkan untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk usaha. Bentuk matriks EFE dan IFE menurut David (2004) terdapat pada Tabei 3 dan 4. Tabel 3. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation Matriri) Tabel 4. Matriks EFE (External Factor Evaluation Matrix)

2. Tahap Pemaduau Tahap pemaduan yaitu tahapan untuk menghasilkan strategi altematif yang layak dengan memadukan faktor internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap ini digunakan alat analisis matriks IE dan matriks SWOT. a. Matriks IE (internal -Eksternal Matrir) Matriks IE menempatkan berbagai divisi dari organisasi dalam diagram skematis yang disebut matriks portofolio. Matriks ini didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor IFE dibagi tiga kategori, yaitu 1,O - 1,99 menunjukkan posisi ekstemal lemah, 2,O-2,99 menunjukkan kondisi ekstemal rata-rata dan 3,O-4,O kondisi eksternal yang kuat. Matriks 1E dibagi menjadi tiga daerah utama yaitu : 1. Daerah 1 meliputi sel I, 11, atau IV termasuk dalam daerah grow and build. Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan strategi integratif misalnya integrasi horizontal dan vertikal. 2. Daerah I1 meliputi sel 111, V, atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam strategi ini misalnya adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Daerah 111, meliputi sel VI, VIII, atau IX adalah daerah harvest dun divest. Tinggi W a 3,O L. 0 3 Rata-rata - 3 2,o G Rendah 1,o Total Skor IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,O 28 1,O Gambar I. Matriks IE

h. Mahiks SWOT (Strenght - Weakness - Opportunies - Threat Matrix) Matriks SWOT merupakan alat untuk menganalisa data yang telah disusun untuk informasi prospek heserta pengembangan usaha. Pengembangan strategi pada matriks SWOT dilakukan berdasarkan hasil dari matriks IE. 1. Strategi SO (Strength-Opportuniry), yaitu menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar pe~sduian. 2. Strategi WO (Weakness-Oppor~unity), hertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. 3. Shategi ST (Strength-Threat), hertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. 4. Shategi WT (Weakness-Threat), merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Tahel 5. Mahiks SWOT Daftar 5-10 faktorfaktor kekuatan Daftar 5-10 faktorfaktor kelemahan \ OPPORTUNITIES' -0 Daftar 5-10 faktor STRATEGI s - o Strategi menggunakan kekuatan untuk peluang eksternal I menianfutken peluung I memnnfaarknn peluang THREATS - T I STRATEGI S - T I STRATEGI W - T Daftar 5-10 kktor ancaman eksternal umber: Rangkuti,2006 Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI w - o Strategi meminimalkan kelemahan untuk Strategi meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman 3. Tahap Keputusan Tahap terakhir dari perumusan strategi adalah tahap keputusan, dimana alat analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah matriks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix). Matriks ini menggunakan masukan

dari tahap input dan tahap pemaduan untuk memutuskan strategi mana yang terbaik (David, 2004). Mahiks QSP merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi shategi altematif secara obyektif, berdasarkan faktor- faktor sukses intemal dan eksternal yang telah dikenali sebelumnya. Mahiks QSP terdiri atas empat komponen, antara lain (1) bobot, yang diberikan sama dengan yang ada pada matriks EFE dan matriks IFE, (2) nilai daya tarik, (3) total nilai daya tarik, dan (4) jumlah total nilai daya tarik. Menurut David (2004) enam langkah yang diperlukan untuk mengembangkan mahiks QSP adalah sebagai berikut. 1. Mendaftarkan peluang atau ancaman kunci eksternal dan kekuatan atau kelemahan internal perusahaan dalam kolom kiri mahiks QSP. 2. Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan intemal. Bobot yang sama dengan yang dipakai dalam mahiks IFE dan EFE 3. Memeriksa tahap kedua (pemaduan) matriks dan mengidentifikasi shategi alternatif yang dapat dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan. 4. Menetapkan nilai daya tarik (AS) yang menunjukkan daya tarik relatif setiap shategi dalam altematif set tertentu. Nilai daya tarik tersebut adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = amat menarik. 5. Menghitung total nilai daya tarik dengan mengalikan bobot dengan nilai daya tarik. 6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Jumlah ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan shategi tersebut semakin menarik dan sebaliknya. Tabel 6. Mahiks QSP (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor-faktor Kunci Bobot Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Jumlah Total Nilai Daya Tarik Keterangan : AS = Nilai daya tarik, TAS = Total nilai daya tarik Nilai daya tarik: 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = amat menarik. Altematif Strategi Strategi 1 AS I TAS Strategi 2 AS I TAS