BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR

dokumen-dokumen yang mirip
RESPON DINAMIK STRUKTUR TERAPUNG

RENCANA PEMBELAJARAN 9. POKOK BAHASAN: GETARAN SELARAS (Lanjutan)

ANALISIS LINIER DAN NON-LINIER DARI PENGARUH GAYA SERET TERHADAP RESPONS SEBUAH STRUKTUR JALUR PIPA DI PERMUKAAN LAUT

iii Banda Aceh, Nopember 2008 Sabri, ST., MT

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

PROFIL GETARAN PEGAS DENGAN PENGARUH GAYA LUAR DAN VARIASI FAKTOR REDAMAN SKRIPSI

REKAYASA GEMPA GETARAN BEBAS SDOF. Oleh Resmi Bestari Muin

INTRODUKSI Dr. Soeharsono FTI Universitas Trisakti F

Getaran Mekanik. Getaran Bebas Tak Teredam. Muchammad Chusnan Aprianto

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

R = matriks pembobot pada fungsi kriteria. dalam perancangan kontrol LQR

ANALISA PERILAKU DINAMIS STRUKTUR FLOATING WIND TURBINE (FWT) DENGAN KONDISI LINGKUNGAN DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU

RESPONS DINAMIK JACKET STEEL PLATFORM AKIBAT GELOMBANG LAUT DENGAN RIWAYAT WAKTU

PEMBENTUKAN MODEL : AYUNAN (OSILASI) BEBAS. Husna Arifah,M.Sc

C.1 OSILASI GANDENG PEGAS

MAKALAH GETARAN BEBAS TAK TEREDAM DAN GETARAN BEBAS TEREDAM

Pemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan.

Getaran sistem pegas berbeban dengan massa yang berubah terhadap waktu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PROBABILITAS RESPON STRUKTUR DENGAN DUA DERAJAT KEBEBASAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB 2 TEORI DASAR 2-1. Gambar 2.1 Sistem dinamik satu derajat kebebasan tanpa redaman

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

ANALISA STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH (RETAINING WALL) AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN SIMULASI NUMERIK ABSTRAK

PEMODELAN NUMERIK RESPON DINAMIK STRUKTUR TURBIN ANGIN AKIBAT PEMBEBANAN GELOMBANG AIR DAN ANGIN

Redesign Sistem Peredam Sekunder dan Analisis Pengaruh Variasi Nilai Koefisien Redam Terhadap Respon Dinamis Kereta Api Penumpang Ekonomi (K3)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB III PEMODELAN SISTEM POROS-ROTOR

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR GETARAN MEKANIS. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Getaran Mekanis. Fakultas Teknik Universitas Indonesia Februari 2016

menganalisis suatu gerak periodik tertentu

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Matematik Sistem Mekanik

Pengaruh Perubahan Posisi Sumber Eksitasi dan Massa DVA dari Titik Berat Massa Beam Terhadap Karakteristik Getaran Translasi dan Rotasi

Hendra Gunawan. 25 April 2014

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI EKSPERIMEN REDAMAN GETARAN TRANSLASI DAN ROTASI DENGAN POSISI SUMBER EKSITASI DVA (DYNAMIC VIBRATION ABSORBER)

Teknik Mesin - FTI - ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

GERAK HARMONIK. Pembahasan Persamaan Gerak. untuk Osilator Harmonik Sederhana

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: PD Variabel Terpisah dan PD Homogen Latihan Rangkuman Tes Formatif

BAB III SIMPLE VIBRATION APPARATUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

Komponen-komponen yang merupakan pemodelan himpunan parameter dari sebuah struktur adalah

KAJIAN NUMERIK RESPON GERAKAN KAPAL FPSO/FSO DAN TEGANGAN MOORING HAWSER SAAT DITAMBAT

MODUL MATEMATIKA TEKNIK

GETARAN BEBAS PADA BALOK KANTILEVER. Kusdiman Joko Priyanto. Abstrak. Kata kunci : derajad kebebasan, matrik massa, waktu getar alamai

ANALISIS DINAMIKA STRUKTUR DAN DESAIN STRUKTUR BAGIAN ATAS DERMAGA PONTON DI BABO, PAPUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

BAB II TEORI DASAR Umum. Secara konvensional, perencanaan bangunan tahan gempa dilakukan

Perpaduan Metode Newton-Raphson Dan Metode Euler Untuk Menyelesaikan Persamaan Gerak Pada Osilator Magnetik

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PERANCANGAN DYNAMIC ABSORBER SEBAGAI KONTROL VIBRASI PADA GEDUNG AKIBAT PENGARUH GETARAN BAWAH TANAH. Oleh. Endah Retnoningtyas

SISTEM FLUTTER PADA SAYAP PESAWAT TERBANG

Tugas Akhir. Pendidikan sarjana Teknik Sipil. Disusun oleh : DESER CHRISTIAN WIJAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembebanan akibat gelombang laut pada struktur-struktur lepas pantai

Pemodelan Gerak Belok Steady State dan Transient pada Kendaraan Empat Roda

BAB III PEMODELAN RESPONS BENTURAN

Bab 7 Persamaan Differensial Non-homogen

Program Studi Teknik Mesin S1

SASARAN PEMBELAJARAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

Simulasi Komputer untuk Analisis Karakteristik Model Sistem Pegas- Peredam Kejut- Massa

OLEH : Firmansyah Raharja NRP Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Wisnu Wardhana, SE., M.

APLIKASI METODE RESPON SPEKTRUM DENGAN METODE TEORITIS DENGAN EXCEL DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM SOFTWARE

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

Pemodelan dan Analisis Simulator Gempa Penghasil Gerak Translasi

Gambar 1. Sistem pegas-massa diagram benda bebas

Contoh klasik dari persamaan hiperbolik adalah persamaan gelombang yang dinyatakan oleh

Talifatim Machfuroh 4

GETARAN STRUKTUR. Didik Nurhadiyanto

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

SILABUS. Mata Pelajaran : Fisika 2 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik

MODEL MATEMATIKA DAN SOLUSI DARI SISTEM GETARAN DUA DERAJAT KEBEBASAN (GETARAN TERGANDENG)

ANALISA DAN SIMULASI MODEL QUATERNION UNTUK KESEIMBANGAN PESAWAT TERBANG

III PEMBAHASAN. 3.1 Analisis Metode. dan (2.52) masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan

Referensi : Hirose, A Introduction to Wave Phenomena. John Wiley and Sons

ANALISIS PERCEPATAN FLIR PADA PESAWAT TERBANG AKIBAT GETARAN DINAMIK DENGAN METODE ELEMEN HINGGA (Septian Wijayanto, Ir Yerri Susatio, MT)

ANALISIS STRUKTUR PENYANGGA SISTEM TERAPUNG UNTUK TURBIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS PASANG SURUT

Persamaan Diferensial

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

DINAMIKA KAPAL. SEA KEEPING Kemampuan unjuk kerja kapal dalam menghadapi gangguan-gangguan disaat beroperasi di laut

Pengembangan Prototipe Hybrid Shock Absorber : Kombinasi Viscous dan Regenerative Shock Absorber

Metode Kekakuan Langsung (Direct Stiffness Method)

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode ini digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada

Laporan Tugas Akhir Pemodelan Numerik Respons Benturan Tiga Struktur Akibat Gempa BAB I PENDAHULUAN

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

BAB I PENDAHULUAN. Di perairan laut Utara Jawa atau perairan sekitar Balikpapan, terdapat

Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M. Sc. Ph. D. NIP dan NIP

Transkripsi:

BAB 3 DINAMIKA STRUKTUR Gerakan dari struktur terapung akan dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya, dimana terdapat gaya gaya luar yang bekerja pada struktur dan akan menimbulkan gerakan pada struktur. Untuk menganalisa gerakan gerakan tersebut diperlukan suatu formulasi yang diturunkan dari persamaan gerak dinamik. Dengan adanya pengaruh dari gaya luar dan redaman yang nonlinier maka persamaan gerak dari struktur terapoung menjadi non linier. Oleh karena itu solusi numerik menjadi solusi utama dalam menyelesaikan persamaan gerak dinamik. Dalam dinamika struktur sistem koordinat diperlukan untuk menentukan posisi dari suatu sistem yang bergerak setiap waktu yang mengacu pada jumlah derajat kebebasan. Gerakan struktur terapung dapat dinyatakann dalam 6 arah atau (6 derajat kebebasan) yakni 3 gerak translasi: surge, sway, heave dan 3 gerak rotasi: roll, pitch, yaw. Berikut ini adalah gambaran dari 6 derajat kebebasan tersebut: CG Gambar 3. 1 Silinder dengan enam derajat kebebasan. (sumber: Jordan,2007) 3.1 RESPON DINAMIK STRUKTUR Pada umumnya struktur yang tidak sederhana memiliki jumlah derajat kebebasan yang tak tehingga. Namun dalam proses penyederhanaan dan pemodelannya secara matematis dapat dilakukan pengurangan jumlah derajat kebebasan yaitu dengan cara membagi struktur tersebut kedalam beberapa bagian. Untuk kasus tertentu struktur dapat dimodelkan dalam satu derajat kebebasan. Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 1

Sebagai contoh pada gambar 3.2 ditunjukan suatu mosel matematis dari struktur yang akan dianalisis secara dinamik dalam sistem satu derajat kebebasan. Pada gambar tersebut terdapat elemen massa (m) yang meggambarkan karakteristik massa dan inersia dari struktur, elemen pegas (k) yang menggambarkan kekakuan dari struktur, elemen redaman (c) yang menggambarkan karakteristik gesekan dan energy losses dari struktur, gaya luar (F(t)) yang menggambarkan gayagaya yang bekerja pada pada struktur. k c m y F(t) Gambar 3. 2 Model matematis untuk sistem satu derajat kebebasan. Sistem diatas dapat digambarkan dalam bentuk free body diagram yang telah mengalami perpindahan sejauh y menjadi: ky y m F(t) Gambar 3. 3 Free body diagram. Jika gaya luar yang bekerja pada struktur sama dengan nol (F(t) = 0) maka berdasarkan hukum Newton ke dua persamaan gerak dari free body diagram diatas dapat ditulis menjadi persamaan matematis sebagai berikut: Persamaan 3.1 merupakan persamaan diferesial linier homogen orde dua, persamaan ini dapat diselesaikan dengan memisalkan, dengan mensubsitusikan persamaan ke persamaan 3.1 maka didapatkan persamaan berikut: (3.1) (3.2) Dengan mengeliminasi maka persamaan 3.2 menjadi: (3.3) Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 2

Dari persamaan 3.3 didapatkan akar dari persamaan tersebut: (3.4) Sehingga didapatkan solusi dari persamaan 3.1 menjadi: (3.5) Konstanta gerakan awal dimulai. didapatkan dari kondisi awal (initial condition) permasalahan bagaimana Pada persamaan 3.4 jika suku di dalam akar sama dengan nol, hanya terdapat satu solusi untuk p. Kondisi ini disebut critical damping dan koefisien dampingnya disebut dengan koefisien critical damping,. (3.6) Frekuensi natural untuk sistem tanpa redaman dinyatakan dalam rumusan matematis berikut: (3.7) Perbandingan anatara koefisien damping dengan koefisien critical damping disebut dengan faktor redaman( ) yang dinyatakan dengan rumusan berikut: (3.8) Berdasarkan faktor redaman, besar redaman suatu sistim dapat dinyatakan dalam tiga kondisi yaitu :, overdamping (3.9) Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 3

Koefisien redaman sangat besar sehingga sistim butuh waktu yang lama untuk mencapai posisi setimbangnya karena tertahan dengan redaman yang besar seperti Tabel 3.1., critical damping Pada kondisi ini, sistim paling cepat mencapai posisi setimbang tanpa adanya osilasi atau dengan kata lain mengalami decay seperti Tabel 3.1., underdamping Untuk kondisi ini, koefisien redaman kecil sehingga sistim mengalami osilasi yang lama sehingga pencapaian kesetimbangan butuh waktu yang lama seperti Tabel 3.1. Tabel 3. 1 Beberapa kondisi redaman pada struktur (sumber : R. Pratap & A. Ruina, 2001). Over-damping Critical damping Under-damping Pada sistem under damping dimana koefisien redaman lebih kecil dari koefisien redaman kritis (c < c cr ), pada persamaan 3.4 suku di dalam akar akan bernilai negatif. Maka untuk menyelesaikan permasalahan ini persamaan 3.4 diubah kedalam bentuk kompleks. sehingga persamaan 3.4 dapat ditulis menjadi: (3.10) Untuk menyederhanakan rumusan diatas maka digunakan persamaan Euler s yang berhubungan dengan fungsi trigonometri dengan fungsi eksponensial. Berikut ini adalah rumusan Euler s tersebut: Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 4

(3.11) Dengan mensubsitusikan persamaan 3.10, 3.11 ke persamaan 3.5 akan menghasilkan solusi umum untuk sistem under damping sebagai berikut: (3.12) A dan B adalah konstanta integrasi dan dinyatakan dalam rumusan matematis: adalah frekuensi redaman yang (3.13) Atau (3.14) Dengan memasukan kondisi awal dan kecepatan awal (y o dan v 0 ) maka konstanta integrasi dapat ditentukan sehingga persamaan 3.12 akan menjadi: (3.15) Persamaan 3.15 merupakan solusi untuk persamaan diferensial linier homogen orde dua (persamaan 3.1) yang disebut dengan respon transient, dimana respon ini muncul berdasarkan frekuensi natural struktur dan seiring nilai t yang semakin besar maka respon tersebut semakin kecil. Jika struktur struktur dikenai gaya luar yang harmonik (F(t) = ) maka berdasarkan hukum Newton ke dua persamaan gerak dari free body diagram diatas dapat ditulis menjadi persamaan matematis sebagai berikut: (3.16) Persamaan 3.16 dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan cara mensubsitusikan persamaan 3.16 dengan persamaan Euler s (persamaan 3.11) maka akan didapatkan persamaan: Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 5

(3.17) Persamaan (3.17) merupakan persamaan differensial biasa orde dua dimana solusinya terdiri dari solusi homogen dan solusi khusus. Solusi homogen telah disajikan pada persamaan 3.15. Sedangkan untuk mendapatkan solusi khusus dari persamaan (3.17), yang disebut juga sebagai respon steady state, maka dimisalkan solusi khusus tersebut dalam bentuk matematis berikut: (3.18) Dengan mensubsitusikan persamaan 3.17 dengan persamaan 3.18 maka didapatkan persamaan: Atau (3.19) (3.20) Sehingga didapatkan y p (3.21) Persamaan 3.21 dapat dinyatakan dalam koordinat polar sehingga persamaan tersebut menjadi: Atau (3.22) (3.23) Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 6

(3.24) Dengan memisalkan (3.25) Maka persamaan 3.23 menjadi (3.26) (3.27) Perbandingan antara amplitudo steady state (y p ) dengan defleksi statik (y st ) dinamakan dynamic amplification factor (D) dinyatakan dalam persamaan berikut: 3.2 RESPON AMPLITUDE OPERATOR (RAO) (3.28) Pengaruh dari gaya luar terhadap suatu struktur terapung dapat menyebabkan struktur tersebut bergerak. Gerakan dari struktur terapung ini merupakan respon dari struktur akibat adanya gaya luar. Respon dari suatu struktur terapung tergantung kepada karakteristik struktur tersebut. Untuk mengetahui respon dari struktur akibat gaya luar maka perlu dilakukan perhitungan mengenai RAO. Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 7

Dalam laporan ini RAO yang dimaksud adalah RAO menggambarkan frekuensi respon struktur terapung (kapal) terhadap suatu gelombang sinusoidal. RAO dapat berupa RAO gaya atau RAO simpangan. RAO dapat didefinisikan sebagai amplitudo respon struktur per satuan amplitudo gelombang. RAO disebut juga dengan fungsi transfer, karena dengan RAO, gelombang (gaya luar) dapat ditransfer menjadi fungsi respon struktur. Pada sebuah sistim linear, fungsi respon pada suatu frekuensi gelombang dapat dituliskan dalam bentuk persamaan berikut: (3.29) η ( t) elevasi muka gelombang sebagai fungsi waktu. Dalam konteks spektrum, untuk suatu sistim yang linear, fungsi RAO dikuadratkan dan dikalikan dengan spektrum gelombang untuk memperoleh spektrum respon. Persamaan untuk menentukan spektrum respon tersebut dinyatakan dalam persamaan: (3.30) Pada persamaan 3.30 S RR merupakan spektrum respon dari struktur yang merupakan fungsi dari frekuensi, sedangkan merupakan spektrum gelombang yang merupakan fungsi dari frekuensi. 3.3 PERSAMAAN GERAK STRUKTUR TERAPUNG Gerakan dari struktur terapung digambarkan dalam 6 derajat kebebasan, berikut ini akan diberikan gambarannya: X 3 X 6 X 1 X 2 X 5 X 4 Gambar 3. 4 Enam derajat kebebasan dari struktur terapung. Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 8

: surge : roll : sway : pitch : heave : yaw Berdasarkan pada hukum Newton II persamaan gerak dari struktur terapung dalam 6 derajat kebebasan dinyatakan sebagai berikut: : (3.31) F M a : resultan gaya yang bekerja pada struktur : massa struktur : percepatan dari struktur Persamaan 3.31 dapat ditulis dalam bentuk lain dimana percepatan (a) merupakan turunan kedua dari posisi: (3.32) Dalam konteks laporan ini resultan dari gaya gaya yang bekerja pada struktur terdiri dari gaya apung (buoyancy) dan gaya luar. Gaya luar terdiri gaya eksitasi dan gaya radiasi. persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut: (3.33) : Gaya eksitasi : Gaya radiasi : Gaya hidrostatik Rumusan dari masing masing gaya tersebut telah dijabarkan pada bab sebelumnya yakni pada persamaan 2.38 dan 2.39, sedangkan gay hidrostatik berpengaruh pada koefisien kekakuan dari struktur. Maka persamaan 3.33 dapat ditulis kembali menjadi: Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 9

(3.34) Dengan menjabarkan gaya radiasi yang terdiri dari koefisien massa tambah dan koefisien redaman maka persamaan 3.34 dapat ditulis menjadi: : matriks masa dan inersia dari struktur : massa tambah (added mass) : koefisien redaman : kekakuan struktur : total dari gaya luar yang bekerja pada struktur Untuk j = 1,2,3,,6 (2.41) Gaya luar yang bekerja pada struktur terdiri dari gaya akibat gelombang datang dan gaya akibat difraksi gelombang. Dengan memisalkan dan disubsitusikan ke persamaan 2.41 maka persamaannya menjadi: : matriks masa dan inersia dari struktur : massa tambah (added mass) : koefisien redaman : kekakuan struktur : total dari gaya luar yang bekerja pada struktur Untuk j = 1,2,3,,6 (2.42) Dengan mengasumsikan struktur terapung (kapal) memiliki bentuk yang simetri secara lateral dan memiliki koordinat pusat gravitasi pada (0,0,z g ) maka matriks massanya menjadi: Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 10

M jk = M 0 0 0 Mzg 0 0 M 0 Mz g 0 0 0 0 M 0 0 0 0 Mzg 0 I4 0 I46 Mzg 0 0 0 I5 0 0 0 0 I46 0 I6 (2.43) M I j I jk : massa struktur : momen inersia arah j : momen inersia Sedangkan matriks masa tambah, koefisien redaman dan matriks kekakuan adalah sebagai berikut: A B jk jk = = A11 0 A13 0 A15 0 0 A22 0 A24 0 A 26 A31 0 A33 0 A35 0 0 A42 0 A44 0 A46 A51 0 A53 0 A55 0 0 A62 0 A64 0 A66 B11 0 B13 0 B15 0 0 B22 0 B24 0 B 26 B31 0 B33 0 B35 0 0 B42 0 B44 0 B46 B51 0 B53 0 B55 0 0 B62 0 B64 0 B66 (2.44) (2.45) C jk = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 C 0 C 0 33 35 0 0 0 C 0 0 44 0 0 C 0 C 0 53 55 0 0 0 0 0 0 (2.46) Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 11

Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 12

Contents BAB 3... 1 DINAMIKA STRUKTUR... 1 3.1 RESPON DINAMIK STRUKTUR... 1 3.2 RESPON AMPLITUDE OPERATOR (RAO)... 7 3.3 PERSAMAAN GERAK STRUKTUR TERAPUNG... 8 Gambar 3. 1 Silinder dengan enam derajat kebebasan. (sumber: Jordan,2007)... 1 Gambar 3. 2 Model matematis untuk sistem satu derajat kebebasan... 2 Gambar 3. 3 Free body diagram... 2 Gambar 3. 4 Enam derajat kebebasan dari struktur terapung.... 8 Tabel 3. 1 Beberapa kondisi redaman pada struktur (sumber : R. Pratap & A. Ruina, 2001)... 4 Laporan Tugas Akhir Respon Dinamik Struktur Terapung 3 13