Kajian Model Program Peningkatan Ketahanaan Pangan Rumahtangga Miskin di Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BABY. S!MPULAN DA:"i SARAN. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pengelolaan jasa pelayanan

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Untuk memperoleh buku ini hubungi:

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Januari Plh. Kepala Dinas, IR. FATHURRAHMAN NIP

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

Semoga bermanfaat. Kepala Badan Ketahanan Pangan ACHMAD SURYANA

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

KEBIJAKAN UMUM KETAHANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

perencanaan dan perancangan taman bermain anak di Yogyakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tinggi bagi kesehatan. Buwono (1993) mengungkapkan bahwa susu

VlSl PERTANIAN INDONESIA 2030

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

LAKIN. Laporan Kinerja BPS Provinsi Maluku Tahun 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak

MODEL KLASIFIKASI RUMAHTANGGA MISKIN DENGAN PENDEKATAN METODE MARS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS. FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN I KABUPATEN PACITAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Jurnal Bakti Saraswati Vol.04 No.01. Maret 2015 ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

G. Hartono Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

Potensi dan Pengembangan Kawasan Wisata Desa Krakitan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Studi Kasus Obyek Wisata Rawa Jombor Dan Bukit Sidagora

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK) TAHUN 2017

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

KEMAMPUAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP PADA SD DI KECAMATAN DETUKELI KABUPATEN ENDE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BUPATI PACITAN TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Pengembangan Perangkat Lunak Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Hayati untuk Ketahanan Pangan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Kajan Model Program Penngkatan Ketahanaan Rumahtangga Mskn d Wlayah Pessr Kabupaten Crebon, Propns Jawa Barat Endah Djuwendah, Hep Hapsar, Sr Fatmah Jurusan Sosal Ekonom, Fakultas Pertanan, UNPAD e-mal : endah_djuwendah@yahoo.coom Abstrak. Tujuan peneltan adalah mengdentfkas program ketahanan pangan dan pengentasan kemsknan, faktor yang mendukung keberhaslan program ketahanan pangan, dan merumuskan rekomendas model penngkatan ketahanan pangan yang terntegras dengan pengentasan kemsknan. Tempat peneltan d Kabupaten Crebon, sebaga wlayah pessr yang relatf rawan pangan. Sasaran peneltan adalah rumah tangga mskn, pejabat dan tokoh masyarakat d tngkat desa, kecamatan dan kabupaten. Metode peneltan adalah surve deskrptf dengan analss data kuanttatf dan kualtatf. Hasl peneltan menunjukkan bahwa secara yurds formal, tdak ada program ketahanan pangan yang terntegras dengan kemsknan. Beberapa program ketahanan pangan mempunya sasaran sama dengan program pengentasan kemsknan yakn rumah tangga mskn, msalnya Raskn dan Bantuan Langsung Tuna. Faktor-faktor utama yang menyebabkan berhasl atau gagal suatu program adalah kemauan polts pemda setempat, dukungan pemerntah propns dan pusat, sosalsas dan edukas sasaran program. Secara umum masyarakat menghendak program ketahanan pangan dan pengentasan kemsknan dpertahankan dengan sasaran yang tepat, sosalsas dan edukas yang jelas, serta mplementas yang sesua dengan rencana. Model program ketahanan pangan yang terntegras dengan pengentasan kemsknan adalah mengoptmalkan program yang sudah ada dengan sasaran tunggal rumahtangga mskn, dserta koordnas yang jelas antar dnas d bawah pengawasan langsung Bupat sebaga Ketua Dewan Katahanan. Kata kunc : ketahanan pangan, rumahtangga mskn, wlayah pessr THE STUDY OF FOOD SECURITY INCREASING PROGRAM MODEL OF POOR HOUSEHOLD IN COASTAL AREA, CIREBON DISTRICT, WEST JAVA Abstract. The purpose of ths research was to dentfy food securty programs and pull out poverty, the factors that resultng success or falures aganst the program, and summarzng the recommendaton of food securty ncreasng model whch s ntegrated wth poverty pullng out. Research ste taken place at Crebon Regency, as a coast area whch s dry and relatvely havng less tenacty aganst food securty compared to the other areas n West Java. The research target aganst mcro lmtaton s the poor household whch s the partcpant of every food securty program or poverty pullng out. At the mezo lmtaton are the functonares and publc fgure at vllage, regency and sub-dstrct stages. Implemented research method was a descrptve survey wth data analyss quanttatvely and qualtatvely. The result of ths research shows that n a formal jursdcton way, there s no food securty program ntegrated wth poverty. Even n realty there s a program that possesses double goals whch are poverty pull out and food securty such as Raskn and BLT. The factors that cause success or falure of a program are the poltc wllngness of local government and the support from provnce and central government. Publcly the socety s able to receve local government polcy f there s an obvous communcaton, nformaton and educaton wth an mplementaton that work as planned. Food securty upgrade model program whch ntegrated wth poverty s to optmze exsted program targetng poor household, wth a clear coordnaton between agences under drect survellance of Sub-dstrct head as the Charman of Local Food Securty Board. Keywords: Food Securty, Poor Household, Coastal Area.

PENDAHULUAN Kelompok sosal ekonom rendah (mskn) sepert petan dan nelayan dengan segala keterbatasannya merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan pangan. Suatu fenomena ron sepanjang sejarah Indonesa, petan dan nelayan yang menghaslkan pangan namun mereka pula yang serng menderta kekurangan pangan. Menurut Hdayat Syaref (1992), upaya-upaya keluarga dalam mengatas keadaan kerawanan (ketdaktahanan pangan) dapat dkatakan sebaga upaya copng mechansm (CM). Dampak dar menurunnya ketahanan pangan keluarga adalah munculnya masalah kurang gz yang dkhawatrkan dapat mengakbatkan terjadnya generas yang hlang (lost generaton). Keadaan n dsebabkan oleh menngkatnya jumlah penduduk mskn d Indonesa karena krss ekonom yang berkepanjangan. Upaya pemerntah dalam mengatas masalah kekurangan pangan dan gz melalu program pengentasan kemsknan sepert Raskn dan BLT, secara emprs terbukt kurang efektf dan banyak kasus menemu kegagalan. Konds n terjad terutama dsebabkan oleh mplementas program yang tdak mempertmbangkan pendekatan keberlanjutan (Sustanable Lvelhoods Approach) (Farrngton et al. 1999). Permasalahan yang dhadap pada pelaksanaan program penanggulangan kerawanan pangan dan kelaparan adalah: 1) serngkal mengabakan kemandran dan penngkatan kapastas dr dar penerma bantuan, 2) tdak dsesuakan dengan aspras dan konds masyarakat, dan 3) tdak dntegraskan dengan modal sosal atau energ sosal lokal (sumberdaya manusa, kelembagaan dan jarngan sosal). Konsep ketahanan pangan yang dsepakat secara nternasonal dalam World Conference on Human Rght tahun 1993 dan World Food Summt tahun 1996, adalah konds terpenuhnya kebutuhan gz setap ndvdu bak dalam jumlah maupun mutu agar dapat hdup aktf dan sehat secara berkesnambungan sesua dengan budaya setempat ( Imron Rosady dan Ddt Purnomo, 2012). Konsep ketahanan pangan umumnya ddasarkan pada dua pendekatan. Pertama, pendekatan berdasarkan ketersedaan pangan dalam jumlah yang memada bag semua penduduk untuk hdup secara aktf dan sehat. Pendekatan kedua, ddasarkan atas akses ndvdu atau rumahtangga terhadap pangan. Semakn tngg akses rumahtangga terhadap pangan, semakn tngg ketahanan pangannya (Rachman dan Suhartn, 1996). Rusastra dkk (2005) menyebutkan bahwa ketahanan pangan dtentukan secara bersama antara ketersedaan pangan dan akses ndvdu atau rumah tangga untuk mendapatkan pangan yang dbutuhkan. Ketersedaan pangan sangat berkatan dengan produks, pengadaan atau dstrbus pangan sehngga bahan pangan dapat terseda dengan cukup dan berkesnambungan dar waktu ke waktu, kuanttas maupun kualtasnya d tngkat rumahtangga dan dapat terdstrbus secara proporsonal antara anggota keluarga (Soetatwo Hadwgeno, 1996). Kemampuan produks dpengaruh oleh kuanttas dan kualtas sumberdaya serta aksesbltas terhadap sumberdaya tersebut, serta dpengaruh oleh sarana dan prasarana penunjangnya. Sedangkan dstrbus dpengaruh oleh tersedanya pasar, prasarana pemasaran dan kelembagaan yang menjamn ketersedaan pangan d pasar. Meskpun pasokan pangan melmpah, banyak orang kekurangan pangan sebaga akbat keterbatasan sumberdaya untuk memproduks atau membel pangan yang dbutuhkan. Dalam hal n, apabla ketahanan pangan dpenuh melalu eksplotas sumberdaya yang tdak dapat dperbaharu (non renewable resources) atau merusak lngkungan (depleton) maka a tdak akan menjamn ketahanan pangan dalam jangka panjang.(soekrman, 1996). Menurut Soehardjo (1996) konds ketahanan pangan rumahtangga dapat dcermnkan oleh beberapa ndkator, antara lan : 1. Tngkat kerusakan tanaman, ternak dan perkanan. 2. Penurunan produks pangan. 3. Tngkat ketersedaan pangan d rumah tangga. 4. Propors pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total. 5. Fluktuas harga-harga pangan utama yang umum dkonsums rumahtangga. 6. perubahan kehdupan sosal (msalnya urbansas, mgras, menjual atau menggadakan harta mlknya) 7. Keadaan konsums pangan (kebasaan makan, kuanttas dan kualtas) dgambarkan oleh perubahan-perubahan konsums pangan yang mengarah pada penurunan kuanttas dan kualtas makanan secara keseluruhan, termasuk perubahan frekuens konsums makanan pokok. 8. Status gz keluarga terutama balta.

Peneltan n bertujuan untuk (1) melakukan revew kebjakan dan mplementas program ketahanan pangan yang sudah maupun sedang berjalan d Kabupaten Crebon dengan katerstk dataran rendah pessr yang kerng, (2) mengetahu ndkator keberhaslan kebjakan ketahanan pangan daerah, serta (3) merumuskan model progam penngkatan ketahanan pangan yang terntegras dengan pengentasan kemsknan. METODE PENELITIAN Desan peneltan yang dgunakan adalah surve deskrptf dengan unt analssnya 51 orang tokoh masyarakat dan 200 rumah tangga yang berada d Kecamatan Jamblang, Gunung Jat dan Kapetakan Kabupaten Crebon. Data yang dpergunakan pada tataran meso melput pelaksanaan program ketahanan pangan yang sudah dan sedang berjalan mengena cakupan progam, pendanaan, perseps serta faktor yang mempengaruh keberhaslan program, sedangkan pada tataran mkro dlakukan wawancara terstruktur terhadap rumah tangga responden melput karakterstk sosal ekonom, peseps terhadap keberhaslan program serta faktor yang mempengaruh keberhaslan program. Data danalss secara deskrptf menggunakan tabulas slang. HASIL DAN PEMBAHASAN Revew Kebjakan dan Program Ketahanan Terdapat 12 su strategs dan prortas pembangunan Kab. Crebon 2009-2014 dantaranya adalah pengentasan kemsknan dan ketahanan pangan. sebaga kebutuhan dasar hdup manusa sehngga setap orang berhak mendapatkan pangan yang terjangkau dan berkualtas. Pada hakekatnya program ketahan pangan bertujuan untuk dapat memenuh kebutuhan pangan ndvdu yang melput aspek ketersedaan pangan, kesnambungan ketersedaan pangan, mudah terjangkau dan berkualtas. Kebjakan program ketahanan pangan Kab. Crebon mencakup aspek produks, dstrbus, ketersedaan, dan konsums. Kebjakan pengentasan kemsknan mencakup kesehatan, penddkan, daya bel, usaha mkro kecl (UMK) dan kesejahteraan sosal. Program dklasfkaskan dalam bantuan konsums langsung atau cluster 1 (dbaratkan member kan ), bantuan produktf mkro kecl atau cluster 2( kal ) dan bantuan produktf kecl menengah atau cluster 3 ( perahu ). Sumber dana dar APBN (80 %), APBD I Propns dan APBD Kabupaten (20 %), bak dekonsentras maupun cosharng. Sebanyak 33 (82,50 %) kecamatan d Kab. Crebon termasuk daerah rawan pangan karena memlk keluarga mskn lebh dar 50 %. Lebh dar 60 % wlayah Kab. Crebon adalah dataran rendah pessr yang kerng, dengan PDRB Rp 7 143 363 per kapta dan pengangguran terbuka sebesar 9,22 %. APBD Kab. Crebon tahun 2009 sebesar 1,1 trlyun yang terserap untuk penddkan sektar 700 mlyar dan kesehatan 250 mlyar. Selebhnya dbag ke beberapa sektor termasuk pangan dan kemsknan. Berdasarkan dentfkas program ketahanan pangan dengan menggunakan pendekatan banyaknya kegatan untuk masng-masng subsstem ketahanan pangan yatu produks, dstrbus, konsums dan ketersedaan terdentfkas ada 7 program terkat penngkatan produks, 7 program terkast aspek konsums, 2 program terkat aspek dstrbus dan 4 program terkat aspek ketersedaan. Dantara berbaga program terdentfkas sekurangnya 9 program pengentasan kemsknan yang juga darahkan untuk memberkan dampak terhadap ketahanan pangan rumah tangga dantaranya : bantuan tuna langsung (BLT), beras untuk rumah tangga mskn (Raskn), asurans kesehatan untuk rumah tangga mskn (Askeskn), Dana penguatan modal usaha Ekonom Perdesaan (DPM-LUEP), lumbung pangan desa, bantuan operasonal sekolah (Boss), pemberan makanan tambahan (PMT), subssd pupuk dan benh pertanan, pengembangan pertanan organk, dan dversfkas tanaman sawah (ABT). Berdasarkan analss perseps rumah tangga terhadap program ketahanan pangan menyatakan bahwa program ketahanan pangan yang berhasl adalah pembagan raskn dan program BLT. Sektar 94 % rumah tangga d kecamatan tahan pangan dan 74 % rumah tangga d kecamatan rawan pangan menyatakan Raskn cukup berhasl. Sektar 85 % rumah tangga d kecamatan tahan pangan dan 74 % rumah tangga d kecamatan rawan pangan menyatakan prohram BLT berjalan bak. Pemberan raskn dan BLT dapat membantu rumah tangga dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan. Melalu bantuan raskn maka rumah tangga d kecamatan rawan pangan dan kecamatan tahan pangan dapat membel makanan pokok yatu beras dengan harga

yang murah dan dengan adanya BLT dapat membantu dalam membel lauk pauk sebaga makanan pendampng makanan pokok (beras). Tabel 1. Program Ketahahan d Kabupaten Crebon Aspek Produks Aspek Konsums Aspek Dstrbus Aspek Ketersedaan Subsd pupuk & benh Bantuan teknolog produks pad (Terpalsas, traktorsas, pompansas) Penngkatan Usaha Ekonom Produktf (PUEP) Alat Pengolah Pupuk Organk (APPO) Desa Mandr Dana Penguatan Modal Usaha Ekonom Pedesaan (DPM-LUEP) Pengembangan dversfkas tanaman sawah(abt) Pemberan Makanan Tambahan (PMT) Balta Beras untuk Rumah tangga Mskn (Raskn) Bantuan untuk Sembako murah Desa Mandr Percepatan Penganekara gaman Konsums dan Gz (P2KPG) Dversfkas Olahan non beras Penguatan Lembaga Dstrbus Masyarakat (LDPM) Desa Mandr Fasltas Lumbung pangan Perdesaan dan Masyarakat Lumbung Masyarakat Desa Mandr Cadangan Program Bantuan Pemerntah Program bantuan pemerntah yang djalankan untuk menngkatkan ketahanan pangan antara lan BLT, raskn, askeskn, semabko murah, BOS, program keluarga harapan (PKH), PMT, bantuan modal, bantuan teknolog, kredt dan program lannya. Dar semua program tersebut, program bantuan yang berhasl dlakukan pemerntah dan drasakan oleh rumahtangga d Kecamatan Tahan adalah raskn, askeskn, bantuan modal dan bantuan teknolog. Sementara, program bantuan pemerntah yang berhasl djalankan d Kecamatan Rawan adalah BLT, raskn, askeskn, sembako murah, BOS dan program lannya. Secara keseluruhan 92% rumahtangga d Kecamatan Rawan menla bahwa program bantuan pemerntah sukses. Secara umum, 88,5% rumah tangga d kecamatan tahan pangan dan rawan pangan menyatakan telah mendapat program raskn, BLT (70,5%), askeskn (45,5%) dan BOS (44,5%). Semua program yang dgalakkan pemerntah 55,5% rumah tangga d kedua kecamatan tersebut menyatakan telah dapat membantu memenuh kebtuhan hdup sehar-har. Hal n menunjukkan program-program utama pemerntah berupa BLT, raskn, askeskn dan BOS telah dapat drasakan oleh masyarakat khususnya masyarakat d daerah rawan pangan. Bantuan atau perhatan dar pemerntah daerah berupa pemberan beras untuk rakyat mskn dan bantuan langsung tuna sangat banyak drasakan oleh masyarakat. Hal n terlhat dar hasl peneltan yang menunjukkan 57,5% rumah tangga yang menyatakan jens perhatan pemerntah adalah berupa raskn, 27% rumah tangga menyatakan pemberan BLT, bahkan 51% rumah tangga d kecamatan rawan pangan menyatakan BLT merupakan jens perhatan yang dterma dar pemerntah daerah. Hal n menunjukkan perhatan pemerntah daerah secara gars besar telah menyentuh masyarakat kurang mampu d daerah rawan pangan. Dalam hal keberadaan perhatan dar pemerntah pusat, 64% rumah tangga d kecamatan tahan pangan dan 100% rumah tangga d kecamatan rawan pangan menjawab ada. Jens perhatan dar pemerntah pusat yang palng banyak drasakan oleh rumah tangga bak d kecamatan tahan pangan (45%) maupun rawan pangan (70%) adalah BLT. Untuk rumah tangga d kecamatan rawan pangan 67% rumah tangga jens perhatan yang juga banyak drasakan adalah raskn dan pemberan gas (57%). Hal n menunjukkan perhatan dar pemerntah pusat pun secara gars besar telah banyak menyentuh masyarakat khususnya d daerah rawan pangan Perseps Pejabat dan Tokoh Masyarakat terhadap Keberhaslan Program Ketahanan 1. Indkator Kebjakan Ketahanan Kebjakan merupakan salah satu ndkator dar keberhaslan program ketahanan pangan daerah. Secara keseluruhan, perseps pejabat

Persentase Persentase Persentase dan tokoh masyarakat mengena kebjakan ketahanan pangan d wlayah Kabupaten Crebon dnla cukup bak. Lebh dar 40% pejabat menyatakan bahwa kemauan polts, kebjakan ketahanan dan alokas anggaran berjalan lancar. Tetap 30% dar pejabat menyatakan bahwa koordnas lntas sektor dan kebjakan khusus dnla basa saja bahkan kurang terkoordnas dengan bak. Kebjakan ketahanan pangan n tdak seluruhnya dketahu oleh pejabat. Hal n dnla oleh 45% pejabat yang menyatakan bahwa mereka tdak mengetahu kebjakan ntensf dan kebjakan khusus yang dterapkan pemerntah dalam program ketahanan pangan daerah. Indkator Kebjakan Ketahanan Kemaua n Polts Kebjaka n Ketahan an Alokas Anggara n Koordn as Lntas Sektor Ketersed aan Insentf Kebjaka n Khusus Basa saja 33,47 28,93 36,30 38,40 20,87 36,30 Bak 41,57 46,07 48,37 28,30 33,60 13,27 Tdak Tahu 25,00 25,00 33,33 33,33 45,60 50,43 Gambar 1. Indkator Kebjakan Ketahanan 2. Indkator Sumber Daya Manusa Ketahanan Sumber Daya Manusa merupakan tenaga penggerak dalam mekansanakan program ketahanan pangan daerah. SDM berkualtas sangat dperlukan agar program tersebut mencapa sasaran dan tujuannya. Tetap, perseps pejabat mengena sumber daya n kurang memberkan nformas bag ndkator keberhaslan ketahanan pangan. Mereka serempak menla bahwa ndkator sumber daya manusa danggap basa saja dan bahkan mereka tdak tahu. Sepert jumlah tenaga perencana, kompetens perencana, kompetens manajemen dan analss, kompetens advokas dan sosalsas serta kompetens survelans. Hanya sektar 20% pejabat yang menla semua ndkator sumber daya manusa ketahanan pangan daerah tu bak. Indkator Sumber Daya Manusa Ketahanan Jumlah tenaga perencana Kompeten s perencana kompeten Kompeten s Kompeten s advokas s manajeme &sosalsa survelans n&analss s Basa saja 38,37 36,97 38,70 38,70 38,70 Bak 22,70 24,13 22,37 22,37 22,37 Tdak Tahu 38,93 38,90 38,93 38,93 38,93 Gambar 2. Indkator Sumber Daya Manusa Ketahanan 3. Indkator Kelembagaan Ketahanan Kelembagaan merupakan meda atau forum bag rumahtangga maupun pejabat dan tokohmasyarakat dalam memperoleh nformas dan keterangan mengena ketahanan pangan daerah. Menurut pejabat dan tokoh masyarakat Kabupaten Crebon, ndkator kelembagaan ketahanan pangan dnla mash kurang terutama pada perumusan kebjakan, fungs koordnas, lumbung desa, LSM, dan penyampaan keluhan masyarakat. Indkator yang danggap bak adalah fungs Badan Ketahanan dan Kelompok Usaha Tan. lumbung desa dnla basa saja bahkan cenderung kurang. Indkator Kelembagaan Ketahanan koord nas perum Badan usan Ketah masal anan ah Panga keb n Lumb ung Desa Kelo LSM mpok Usaha Tan Penya mpaa n Keluh an Masy arakat Basa saja 32,77 39,70 33,10 71,50 55,50 31,37 37,62 Bak 30,40 23,47 30,03 0,00 11,83 41,90 20,65 Tdak Tahu 36,83 36,83 36,87 28,50 32,67 26,73 35,07 Gambar 3. Indkator Kelembagaan Ketahanan

4. Copng Strateg (produks, dstrbus, ketersedaan dan konsums) Copng strateg mengena produks pangan dnla kurang oleh lebh dar 50% pejabat bak d Kecamatan Tahan maupun d Kecamatan Rawan. Untuk produks pangan, ada beberapa masalah yang tmbul yatu kekurangan ar dan kurangnya modal usaha. Tantangan produks pangan dnla perlu dperhatkan sepert penngkatan produks pangan hewan, dan buah serta tantangan kebutuhan masyarakat yang semakn besar. Dar beberapa masalah dan tantanga tersebut, ada beberapa peluang yang dnla lebh dar 50% pejabat perlu dlakukan yatu pemberan dukungan teknolog, subsd pupuk dan benh serta pemenuhan kebutuhan daerah bak d Kecamatan Tahan maupun sayuran d Kecamatan Rawan. Kedua kecamatan tersebut mempunya beberapa kekuatan atau keunggulan yang bsa dmanfaatkan sepert, lahan yang luas, ketersedaan jumlah petan yang banyak dan kelembagaan petan yang perlu dkembangkan. Masalah ketersedaan dnla oleh 30% pejabat d Kecamatan Tahan dan d Kecamatan Rawan adalah masalah kurangnya ketersedaan pangan hewan, sayuran dan buah sehngga perlu adanya manajemen persedaan yang bak agar dapat memenuh kebutuhan rumahtangga d Kabupaten Crebon. Dengan masalah yang ada, tantangan ketersedaan pangan juga perlu dhadap sepert menngkatnya kebutuhan masyarakat yang memaksa wlayahnya untuk menngkatkan produks pangan hewan, sayuran dan buah. Lebh dar 50% pejabat bak d Kecamatan Tahan maupun Kecamatan Rawan menyatakan bahwa peluang ketersedaan tu berasal dar penngkatan produks pad sehngga pada akhrnya tercapa surplus pad d wlayah tersebut dan supla dar luar daerah lancar. Dstrbus merupakan penyaluran bahan pangan sehngga dapat dmanfaatkan oleh semua rumahtangga dan pemerataan kecukupan pangan. Aspek dstrbus dnla oleh responden pejabat dan tokoh masyarakat, tdak ada masalah dan justru banyak peluang serta kekuatannya. Hampr semua responden menla bak soal dstrbus dengan alasan poss geografs kabupaten Crebon strategs d wlayah jalur pantura. Hanya ada sedkt kekhawatran tentang pemerataan sampa ke desadesa, persamaan dan stabltas harga d semua pasar tradsonal. Peluang dstrbus d Kabupaten Crebon sendr adalah pasokan pangan yang lancar karena jalan yang cukup bagus dan angkutan yang cukup untuk mendstrbuskan pasokan pangan tersebut. Kurang dar 50% pejabat dan tokoh masyarakat yang mampu menjelaskan tentang copng strateg untuk konsums dan status gz. Umumnya mereka kurang atau tdak mengetahu data atau laporan konsums dan status gz terbaru. Umumnya mereka tdak dapat mengdentfkas masalah, tantangan, peluang maupun kekuatan masalah konsums dan status gz. Strateg adaptas yang dterapkan oleh rumah tangga d Kabupaten Crebon adalah memnta bantuan pada saudara atau tetangga, memnjam pangan atau uang pada saudara/ kerabat dekat. Selan tu beberapa responden menyatakan memanfaatkan potens pekarangan sebaga penghasl pangan untuk memenuh kebutuhan dasar hdup manusa. Dar hasl peneltan dperoleh nformas bahwa 93% rumah tangga d kecamatan tahan pangan dan 99% rumah tangga d kecamatan rawan pangan memlk luas pekarangan lebh kecl dar 100 m 2 dengan rata-rata luas pekarangan 65,8 m 2 d kecamatan tahan pangan dan 11,43 m 2 d kecamatan rawan pangan. Hal n menunjukkan sebagan besar rumah tangga d kedua kecamatan tersebut hanya mempunya pekarangan yang kecl/sempt. Faktor Pendukung ketahanan pangan rumah tangga 1. Teknolog pertanan merupakan alat untuk menngkatkan ketahanan pangan rumahtangga d wlayah pessr Kabupaten Crebon. Pengembangan teknolog buddaya pertanan serta penyedaan benh dan pupuk dnla oleh lebh dar 50% pejabat dperlukan untuk pemenuhan ketahanan pangan d wlayah pessr Kabupaten Crebon.Hal n dsebabkan kecukupan pangan d pessr kabjpaten crebon relatf belum terpenuh. 2. Sarana dan prasarana pertanan merupakan alat untuk mencapa ketahanan pangan rumahtangga. Konds nfrastrtuktur jalan dan sarana ransportas,konds ar dan rgas, akses alat pasca panen pertanan serta keberadaan pangan lokal dan UMKM dnla mash kurang keberadaannyaoleh lebh dar 50% pejabat daerah. Hal n perlu dtngkatkan karena ketga ndkator tersebut sangat pentng dalam

menunjang pemenuhan kebutuhan rumahtangga d Kabupaten Crebon. 3. Transportas yang mudah dan terjangkau akan mempermudah akses desa ke kota sehngga pangan akan lebh mudah dperoleh dengan harga yang lebh terjangkau. Hasl peneltan menunjukkan 80% rumah tangga d kecamatan tahan pangan menyatakan bahwa akses dan transportas menuju desa sudah bak. D kecamatan rawan pangan hanya 34% rumah tangga yang menyatakan akses dan transportas menuju desa sudah bak dan 56% rumah tangga menyatakan nfrastruktur yang belum ada adalah telepon, jembatan beton, lstrk dan saluran rgas. Dalam hal fungs nfrastruktur, 100% rumah tangga d kecamatan tahan pangan menyatakan bahwa nfrastruktur d desa berfungs bak, sedangkan hanya 28% rumah tangga d kecamatan rawan pangan yang menyatakan fungs nfrastruktur desa berjalan bak. Hal n menunjukkan pembangunan yang dlakukan oleh pemerntah belum merata hngga ke seluruh daerah sehngga d kecamatan rawan pangan mash membutuhkan nfrastruktur dan akses transportas yang mudah dan lancar yang terpelhara dengan bak. 4. Kegatan penyuluhan kesehatan atau pertanan, 51% rumah tangga d kecamatan tahan pangan menyatakan ada, namun hanya 24% rumah tangga yang mengkut kegatan tersebut. Sedangkan d kecamatan rawan pangan, 12% rumah tangga menyatakan ada kegatan penyuluhan kesehatan atau pertanan, namun rumah tangga yang mengkut kegatan tersebut hanya 2%. Hal n menunjukkan mash mnmnya program pemerntah dalam menngkatkan kesadaran dan motvas rumah tangga d kedua kecamatan tersebut dalam rangka menngkatkan pengetahuan dan ketramplan d bdang kesehatan ataupun pertanan. 5. Kelembagaan daerah dan modal sosal Modal sosal adalah sebaga setap hubungan yang terjad dan dkat oleh suatu kepercayaan (trust), salng pengertan (mutual understandng), dan nla-nla bersama (shared value) yang mengkat anggota kelompok untuk membuat kemungknan aks bersama dapat dlakukan secara efsen dan efektf (Cohen dan Prusak L. 2001). Keberadaan kelembagaan daerah dan modal sosal yang ada dan pentng keberadaannya d kecamatan tahan pangan maupun d kecamatan rawan pangan yatu, karang taruna, kelompok taruna tan, kelompok tan, kelompok wanta tan dan kelompok rohan. Manfaat organsas yang drasakan oleh sebagan besar rumah tangga d kecamatan tahan pangan dan rawan pangan adalah menambah kesehatan anak, menambah lmu, dan menjaln slaturahm antar masyarakat. Modal sosal yang terkat dengan ketahanan pangan adalah gotong royong dan tolong menolong yang ddasar ole rasa salng percaya pada sesama, kelompok keagamaan, buddaya, dan musyawarah,. Hasl peneltan menunjukkan 35% rumah tangga d kecamatan tahan pangan dan 64% rumah tangga d kecamatan rawan pangan menyatakan pernah memberkan sumbangan dalam bentuk uang atau barang. Hal n menunjukkan bahwa jwa sosal rumah tangga masyarakat telah berkembang secara bak. Model Program Ketahanan RT Mskn d Wlayah Pessr Kab. Crebon Model program yang drekomendaskan untuk penngkatan ketahanan pangan yang terntegras dengan kemsknan d wlayah pessr Kabupaten Crebon adalah optmalsas program yang sudah ada dengan tujuan untuk penguatan ketahanan pangan dan perbakan gz rumah tangga mskn d bawah Pengawasan langsung oleh Bupat sebaga Ketua Dewan Ketahanan. Fasltas program dlakukan dengan cara koordnas dan kerjasama antar dnas yang terkat Program serta komunkas, nformas dan edukas (KIE) kepada masyarakat penerma program dan aparat Desa/Kecamatan. Orentas berbaga program dperluas lag melalu penngkatan keteramplan rumah tangga dalam penngkatan konsums pangan dan gz, pelathan usaha dan pengelolaan keuangan rumahtangga serta fasltas kelembagan sosal dan modal sosal yang ada agar dapt bersnerg dan berperan sebaga pntu masuk dalam perencanaan, mplementas dan evaluas program ketahanan pangan yang terntegras dengan program pengentasan kemsknan aagar program ketahanan pangan dan pengentasan kemsknan berdampak pada penguatan ketahanan pangan ndvdu dan rumah tangga.

SIMPULAN 1. Program ketahanan pangan daerah yang dlaksanakan oleh Pemda Kabupaten Crebon adalah Raskn, Aks Desa Mandr (Desa Mapan), Penguatan Lembaga Dstrbus Masyarakat (LDPM), Percepatan Penganekaragaman Konsums dan Gz (P2KPG), Pemberan Makanan Tambahan (PMT) Balta,Bantuan Teknolog Produks Pad (Pompansas, Traktorsas, Terpalsas), Subsd Benh dan Pupuk dan Bantuan Kredt Usaha Rakyat (KUR) dalam skala terbatas. Program Pengentasan Kemsknan yang dlaksanakan Pemda Kabupaten Crebon, semuanya berasal dar Pemerntah Pusat antara lan Bantuan Opresonal Sekolah (BOS), Askeskn, PNPM Mandr(bantuan modal), BLT, Jamkesmas (APBN) dan Jamkesda (APBD Kab). 2. Faktor-faktor yang menunjang keberhaslan program ketahanan pangan dan Pengentasan Kemsknan, adalah : a. Kebjakan ketahanan pangan daerah melput kemauan polts Pemda dukungan Pemerntah Pusat dan Propns, alokas anggaran, koordnas lntas sektor,ketersedaan nsentf dan kebjakan khusus Bupat sebaga Ketua Dewan Ketahanan b. Sumberdaya manusa ketahanan pangan daerah melpt jumlah tenaga perencana, kompetens perencana, manajemen dan analss, kompetens advokas dan sosalsas serta kompetens survelans. c. Kelembagaan ketahanan pangan daerah sepert Badan ketahanan pandan daerah, lumbung desa, kelompok tan, dll d. Upaya mengatas kerawanan pangan (copng mechansm) bak yang dlakukan pemda dalam skala daerah maupun oleh keluarga dalam skala rumah tangga. DAFTAR PUSTAKA Cohen, D. & Prusak, L. (2001), In Good Company, Boston, Harvard Busness School Press Farrngton, J. et. al. 1999. Sustanable Lvelhoods n Practce : Early Applcatons of Concepts n Rural Areas ODI Natural Resources Perspectves. Number 42. June 1999. Overseas Development Insttute. London Hdayat Syaref. 1992. Surve Keragaman dan Gz Masyarakat. Metoda Statstka untuk dan Gz Masyarakat. IPB. Bogor. Imron Rosyad dan Ddt Purnomo 2012. Tngkat ketahanan pangan rumah tangga d desa tertnggal, Jurnal Ekonom Pembangunan, FE Unv, Muhamadyah Surkarta, Volume 13, Nomor 2, Desember 2012, hlm.303-315 Soehardjo. 1996. Pengertan dan Kerangka Pkr Ketahanan Rumahtangga. Lokakarya Ketahanan Rumahtangga, Deptan-UNICEF. Yogyakarta. Soekrman. 1996. Ketahanan : Konsep, Kebjakan dan Pelaksanaannya. Lokakarya Ketahanan Rumahtangga, Deptan- UNICEF. Yogyakarta. Soetatwo Hadwgeno. 1996. Program dan Kebjakan Ketahanan Nasonal. Lokakarya Ketahanan Rumah tangga,deptan-unicef. Yogyakarta 3. Model program yang drekomendaskan untuk penngkatan ketahanan pangan yang terntegras dengan kemsknan adalah mengoptmalkan program yang sudah ada sesua dengan tujuan, sasaran tunggal rumahtangga mskn berdasarkan bass data yang akurat, KIE kepada masyarakat penerma program dan aparat Desa/Kecamatan. Koordnas antar dnas dan Pengawasan langsung dlakukan oleh Bupat sebaga Ketua Dewan Ketahanan.