20 KERANGKA PEMIKIRAN Menurut seorang pakar ekologi keluarga yaitu Bronfenbrener menyatakan bahwa anak adalah salah sebuah unsur dalam lingkungan. Hal tersebut ditinjau dari sudut pandang dalam perpsektif ekologi, karena seorang anak dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial yang langsung yaitu orangtua, saudara, sekolah, kemudian lingkungan luar lain yang lebih luas seperti tetangga, teman orangtua dan lainnya. Teori tersebut tertuang dalam suatu model yang dikenal dengan An Ecological Model of Child Development yang menjelaskan interaksi antar lingkungan dengan anak, sebagai hasil interaksi lingkungan mikro, meso, ekso, dan makro (Berns 1997). Keluarga adalah tempat pertama setiap anak untuk melakukan proses tumbuh dan berkembang. Menurut teori struktural fungsional keluarga merupakan sebuah sistem yang terkait anggota dalam keluarganya. Dalam hal ini setiap anggota keluarga memiliki peran dan tugas yang harus dijalankan oleh anggota keluarga (Megawangi 1999). Fungsi dan peran tersebut dimiliki oleh setiap angota keluarga. Proses tersebut dapat membentuk seorang anak hingga mempunyai penilaian terhadap dirinya sendiri yang sering disebut dengan self-esteem. Penilaian yang timbul dalam dirinya bisa berupa penilaian yang negatif ataupun penilaian yang positif. Baron dan Bryne (1994) menyatakan bahwa pola asuh orangtua serta apa yang dialami oleh anak pada masa kecil merupakan hal yang penting karena anak mengalami proses pembentuk self-esteem yang pertama dan utama di dalam lingkungan keluarga. Selain itu kemampuan seseorang seseorang yakin dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol hasil dari usaha yang telah dilakukan (self-efficacy) Menurut Bandura (1986) self-efficacy mempengaruhi siswa dalam memilih kegiatannya. Siswa dengan self-efficacy yang rendah mungkin menghindari pelajaran yang banyak tugasnya, khususnya untuk tugas-tugas yang menantang, sedangkan siswa dengan self-efficacy yang tinggi mempunyai keinginan yang besar untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Bandura pun menyebutkan bahwa selfefficacy memiliki hubungan yang sangat kuat dengan motivasi seseorang untuk berprestasi.
21 Self-esteem dan self-efficacy yang dimiliki oleh anak akan mempengaruhi anak tersebut dalam memotivasi dirinya untuk mendapatkan suatu prestasi yang baik dalam sekolahnya. Apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Walaupun begitu hal itu kadang-kadang menjadi masalah, karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi anak itu rendah umumnya diasumsikan bahwa prestasi siswa yang bersangkutan akan rendah. Mc. Cleland (1953) menyatakan bahwa orang yang memiliki motivasi tinggi mempunyai sifat yang positif terhadap suatu situasi yang mengacu kearah prestasi. Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Selain self-esteem, self-efficacy, dan motivasi berprestasi anak, prestasi belajar anak pun dipengaruhi oleh pola dan fasilitas belajar yang disediakan dirumah ataupun disekolah. Pola dan fasilitas belajar berhubungan dengan karakteristik keluarga yang terdiri dari pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga. Menurut Slameto (2003) bahwa salah satu yang mempengaruhi prestasi belajar anak adalah lingkungan keluarga. Hal ini berkaitan dengan peran orangtua dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-anaknya. Selain itu desentralisasi pendidikan yang sudah dilakukan di Indonesia yang memungkinkan setiap daerah membuka berbagai model pembelajaran di sekolah pada daerahnya seperti kelas akselerasi, kelas SBI, dan kelas reguler itu sendiri pun membuat perbedaaan antara self-esteem, self-efficacy, motivasi serta prestasi yang di miliki oleh setiap anak pada berbagai model pembelajaran. Model-model pembelajaran tersebut berbeda dari segi jam pelajaran, fasilitas hingga cara belajar yang diterapkan sehingga di duga menimbulkan perbedaanperbedaan tersebut. Kerangka pemikiran oprasional analisis self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar dan prestasi akademik siswa disajikan pada gambar 1.
22 Karakteristik Contoh : Umur Jenis kelamin Urutan anak dalam keluarga Self esteem Karakteristik Keluarga : Pendidikan Orangtua Pekerjaan Orangtua Pendapatan Keluarga Besar Keluarga Motivasi Intrinsik Motivasi Ekstrinsik Prestasi Akademik Self efficacy Model Pembelajaran : Kelas Akselerasi Kelas SBI Kelas Reguler Gambar 1 Kerangka pemikiran self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar, dan prestasi akademik pada berbagai model pembelajaran 23
23 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study, yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Pemilihan tempat dalam penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu di salah satu SMA di Bogor yang memiliki kelas akselerasi dan kelas SBI, serta salah satu SMA di Bogor yang memiliki kelas reguler. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai bulan April hingga Mei 2011. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Contoh dalam penelitian ini berjumlah 86 Siswa yang berasalah dari 26 siswa SMA kelas XI akselerasi, 30 siswa SMA kelas SBI, dan 30 siswa SMA kelas reguler di Kota Bogor yang dipilih secara purposive. Sebelumnya di pilih sekolah yang memiliki kelas akselerasi, kelas SBI, dan kelas reguler yang ada di kota Bogor secara purposive. Setalah terpilih sekolah yang di dalamnya terdapat kelas-kelas tersebut maka di pilih kelas secara purposive juga. Jenis dan cara pengumpulan data disajikan dalam Tabel 1. Kota Bogor SMA X Bogor SMA Y Bogor Purposive Kelas Akselerasi n = 26 Siswa Kelas SBI n = 224 Siswa Kelas Reguler n = 195 Siswa Purposive Kelas XI n = 26 Siswa Kelas XI n = 30 Siswa Kelas XI n= 30Siswa Purposive Gambar 1 Kerangka sampling penelitian
24 Jenis dan Cara Pengumpulan data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data skunder. Data primer yang digunakan untuk penelitian ini meliputi karakteristik siswa, karakteristik Keluarga, self-esteem, self-efficacy, dan motivasi belajar sedangkan data sekunder yang digunakan adalah data prestasi belajar yang berada dalam rapor siswa serta profil sekolah SMA. Tabel 2. Primer Tabel 2 Peubah, skala, jenis data, dan cara pengumpulannya Jenis Data Variabel Alat Bantu Skala Data Karakteristik keluarga: - Besar keluarga Rasio Kuesioner - Pendidikan orangtua Ordinal - Pekerjaan orangtua Nominal - Pendapatan orangtua Rasio Primer Primer Karakteristik individu - Umur - Jenis kelamin - Urutan kelahiran Self-esteem Kuesioner Kuesioner Rasio Nominal Nominal Oradinal Primer Self-efficacy Kuesioner Ordinal Primer Motivasi belajar Kuesioner Ordinal Sekunder Prestasi belajar Keadaan umum sekolah Rapor siswa Rasio - Self-esteem siswa diukur menggunakan kuesioner hasil adaptasi dari Ariyani yang mengacu pada Moris Rosenberg (1967) Texas Social Behavior Inventory-Form dan kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Variabel ini terdiri atas 15 pertanyaan dengan skala Likert 1-4 dengan STS=sangat tidak sesuai; TS=tidak sesuai; S= sesuai SS=sangat sesuai. Self-efficacy siswa diukur menggunakan kuesioner hasil adaptasi dari Hambawany (2007) kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Variabel ini terdiri dari 30 pertanyaan yang diukur dengan skala Likert 1-4 dengan keterangan STS=sangat tidak sesuai; TS=tidak sesuai; S=setuju SS=sangat sesuai.
25 Motivasi belajar diukur menggunakan kuesioner hasil adaptasi dari Rahmaisya (2011) yang mengacu kepada Pelletier,et al. (1995) yang dimodifikasi oleh peneliti, kuesioner motivasi belajar yang terdiri dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Variabel motivasi belajar ini terdiri atas 30 pertanyaan dengan skala Likert dengan keterangan: STS=sangat sesuai; TS=tidak sesuai; S= sesuai SS=sangat sesuai. Reliabilitas alat ukur yang akan digunakan pada penelitian diketahui reliabilitas nilai cronbach alpha untuk self-esteem adalah 0.646, self-efficacy 0.867, dan motivasi belajar 0,805. Jenis Data Karakteristik keluarga: - Besar keluarga - Umur orangtua - Pendidikan orangtua - Pekerjaan orangtua - Pendapatan orangtua Karakteristik individu - Umur - Jenis kelamin - Urutan kelahiran Self-esteem Self-efficacy Motivasi belajar Prestasi belajar Nilai Kognitif Nilai Psikomotorik Nilai Afektif Tabel 3 Jenis data dan pengkategorian data Pengkategorian Data Keluarga kecil, Keluarga sedang, Keluarga besar Dewasa Muda (18-40 tahun), Dewasa Madya (41-60 tahun), Dewasa Akhir (>60 tahun) Tidak Tamat SD, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, D1/D2/D3, S1/S2/S3 Tidak Bekerja, Wiraswasta, PNS, Swasta, TNI/ABRI, Buruh, Pensiunan, Dokter, Supir Rp. 1 000 000,00 ; Rp 1 000 001.00 Rp. 2 000 000.00 ; Rp 2 000 001.00 Rp. 3 000 000.00 ; Rp 3 000 001.00 Rp. 4 000 000.0 ; Rp. 5 000 000,00 15 tahun, 16-17 tahun, 18 tahun Laki-laki, Perempuan Anak Sulung, Anak tengah, Anak bungsu Tinggi : >80 % Sedang : 60 % - 80 % Rendah : < 60 % Tinggi : >80 % Sedang : 60 % - 80 % Rendah : < 60 % Tinggi : >80 % Sedang : 60 % - 80 % Rendah : < 60 % Tinggi : >80 % Sedang : 60 % - 80 % Rendah : < 60 %
26 Pengolahan dan Analisis data Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan proses editing, coding, scoring, entry data, cleaning data dan analisis data. Pengolahan dan analisis data menggunakan program komputer yang sesuai. Uji coba kuesioner sebelum pengumpulan data dilakukan, hal ini bertujuan untuk mengetahui pilihan bentuk kuesioner (pernyataan atau pertanyaan), kedalaman pertanyaan, ketepatan pemilihan kata, dapat tidaknya suatu pertanyaan ditanyakan, pilihan jawaban yang dimungkinkan, serta lama maksimal wawancara dan mengukur reabilitas kuesioner (cronbach s Alpha). Data self-esteem, self effacacy, motivasi dan prestasi akademik diberi skor, dipersentase kemudian masing-masing dikategorikan menjadi tinggi, sedang, dan rendah. Setelah diberi skor untuk maing-masing pertanyaan dari tiap variabel lalu variabel tersebut dikategorikan berdasarkan nilai skor yang didapat dengan menggunakan teknik cut off point yaitu : a) Tinggi > 80 %, b) Sedang 60 % - 80 %, c) Rendah < 60 %. Prestasi belajar dilihat dari rata-rata nilai rapor mata pelajaran B.Indonesia, B.inggris, IPA, IPS, Matematika, Pendidikan Agama, PKN, TIK, dan olahraga dari semester satu kelas sepuluh sampai semester 1 kelas sebelas. Nilai rapor dilihat dari aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif. Analisis hubungan antar variabel secara statistik deskriptif digunakan tabulasi silang (Crosstab). Analisis secara statistik inferensial yang digunakan sebagai berikut: 1. Uji beda one way anova digunakan untuk melihat perbedaan antara setiap variabel yang ada pada contoh yaitu siswa kelas akselerasi, kelas SBI dan kelas reguler. 2. Uji korelasi spearman dan pearson digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik contoh, self-esteem, self-efficacy, motivasi dan prestasi akademik yang diperoleh.
27 Definisi Operasional Karakteristik Contoh adalah ciri-ciri khas contoh yang diteliti yang meliputi umur, jenis kelamin, dan urutan anak dalam keluarga. Contoh adalah siswa-siswi kelas XI yang berada di kelas akselerasi dan kelas SBI SMA di Bogor. Karakteristik Keluarga adalah keadaan keluarga yang meliputi pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga. Besar Keluarga adalah jumlah orang yang memiliki hubungan keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang hidup dari sumberdaya yang sama. Pendidikan Orangtua adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh orangtua contoh (ayah dan ibu), dinyatakan dalam tamatan sekolah. Pekerjaan Orangtua adalah pekerjaan utama yang dilakukan oleh orangtua yang memberikan penghasilan terbesar meliputi Wiraswasta/Pedagang, Swasta, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pensiunan, Buruh, ABRI, PNS, Dokter, Supir, Ibu Rumah Tangga. Pendapatan Keluarga adalah jumlah uang yang diterima oleh anggota keluarga, dapat berasal dari kepala keluarga, istri, anak ataupun anggota keluarga lain yang berpenghasilan ataupun sumbangan setiap bulannya. Model Pembelajaran adalah kondisi umum sekolah yang dibedakan dengan lingkungan, kurikulum dan metode pembelajaran. Dipakai tiga model pembelajaran yaitu kelas akselerasi, kelas SBI, dan kelas reguler. Self-Esteem adalah penilaian seseorang secara umum terhadap dirinya sendiri, baik berupa penilaian negatif maupun penilaian positif. Self-Efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil yang positif. Motivasi adalah dorongan yang bisa berasal dari dalam ataupun luar diri untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Motivasi dibagi kedalam dua kategori yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri untuk melakukan dan menyelesaikan sesuatu.
28 Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri, seperti dari orang lain, guru, teman atau lingkungan untuk menyelesaikan dan mengerjakan sesuatu. Prestasi Akademik adalah Hasil dari belajar siswa-siswi dilihat dari nilai rapor untuk mata pelajaran B.Indonesia, B.inggris, IPA, IPS, Matematika, Pendidikan Agama, dan PKN dari semester satu kelas sepuluh sampai semester 1 kelas sebelas. Nilai Kognitif adalah nilai rapor untuk mata pelajaran yang bersifat akademis dan dinyatakan dengan angka. Nilai Psikomotorik adalah nilai rapor yang diperoleh dari hasil praktikum mata pelajaran tertentu dan dinyatakan dengan angka. Nilai Afektif adalah nilai rapor yang diperoleh berdasarkan sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan dinyatakan dalam huruf mutu.