ANALISIS RUMUS TRIGONOMETRI DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS RUMUS TRIGONOMETRI DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT

MAKALAH MATEMATIKA TRIGONOMETRI

MATEMATIKA WAJIB MATERI DAN PENJELASAN TENTANG TRIGONOMETRI

BAB II TRIGONOMETRI DAN TEORI PENENTUAN ARAH KIBLAT

Trigonometri. Trigonometri

Semua Trigonometriku

KOMPETENSI. Menentukan nilai perbandingan trigonometri suatu sudut.

MAKALAH SEGITIGA BOLA. disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Program Studi Pendidikan Fisika. oleh. 1. Dyah Larasati ( )

TRIGONOMETRI BAB 7. A. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku

Ukuran Sudut. Perbandingan trigonometri. 1 putaran = 360 derajat (360 ) = 2π radian. Catatan:

BAB 3 TRIGONOMETRI. Gambar 3.1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

Buku Pendalaman Konsep. Trigonometri. Tingkat SMA Doddy Feryanto

Siswa menyelesaikan soal-soal prasyarat pada modul.

SISTEM PEMBELAJARAN TRIGONOMETRI BERBASIS MULTIMEDIA

BAB 3 TRIGONOMETRI. csc = sec = cos. cot = tan

Lampiran 1. Instrumen Penelitian 1.1 RPP Kelas Eksperimen Pertama 1.2 RPP Kelas Eksperimen Kedua 1.3 LKS Kelas Eksperimen Pertama 1.

MATEMATIKA KELAS X SEMESTER II

TRIGONOMETRI. B Nilai Perbandingan Trigonometri Sudut Istimewa

Trigonometri. G-Ed. - Dua sisi sama panjang atau dua sudut yang besarnya sama. - Dua sisi di seberang sudut-sudut yang sama besar panjangnya sama.

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

LEMBAR AKTIVITAS SISWA RUMUS TRIGONOMETRI

Bab 5. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri. Materi Pembelajaran: Tujuan Pembelajaran:

PENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA MAHASISWA TADRIS MATEMATIKA IAIN WALISONGO ANGKATAN 2013

Bab1. Sistem Bilangan

TRIGONOMETRI Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen Hubungan Fungsi Trigonometri :

PENGARUH PARTISIPASI DALAM KEGIATAN MGMP TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA SMA WILAYAH KOTA SEMARANG

SOAL DAN PEMBAHASAN TRIGONOMETRI SUDUT BERELASI KUADRAN I

LA - WB (Lembar Aktivitas Warga Belajar) PERBANDINGAN FUNGSI, PERSAMAAN, DAN IDENTITAS TRIGONOMETRI

Trigonometri - IPA. Tahun 2005

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan Tadris Kimia. Disusun Oleh: UMI ZAROH NIM:

MIMIN RIHOTIMAWATI TRIGONOMETRI

PERBANDINGAN DAN FUNGSI TRIGONOMETRI

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

Trigonometri. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com

Trigonometri. Bab. Sudut Derajat Radian Kuadran Perbandingan Sudut (Sinus,Cosinus, tangen, cotangen, cosecan, dan secan) Identitas trigonometri

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG MENGGUNAKAN MEDIA CD TUTORIAL MATEMATIKA DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK

TRIGONOMETRI 3. A. Aturan Sinus dan Cosinus 11/20/2015. Peta Konsep. A. Aturan Sinus dan Kosinus. Nomor W4801 Aturan Sinus

TRIGONOMETRI Matematika

MODUL 5. Penerapan Trigonometri dalam Pengembangan Ilmu dan Teknologi dalam Kehidupan Sehari-hari

TRIGONOMETRI. Jika cos x = a, maka inversnya adalah x = arc cos a. Begitu juga perbandingan trigonometri lainnya, inversnya dilambangkan menjadi

PRAKATA. Cirebon, 12 Oktober Penulis. P a g e

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Menemukan Dalil Pythagoras

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

PERSIAPAN TES SKL KELAS X, MATEMATIKA IPS Page 1

Disusun Oleh: ISVIKAWATI NIM

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GALLERY WALK

TRIGONOMETRI. 5. tan (A + B) = tan A.tan. Pengertian Sinus, Cosinus dan Tangen. 6. tan (A - B) = Sin α = r. Rumus-rumus Sudut Rangkap :

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

PERSAMAAN GARIS LURUS

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Kimia. Oleh:

EFEKTIVITAS VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SISWA KELAS X MAN 1 SEMARANG SKRIPSI

SEGITIGA BOLA. Kelompok 7. Saraswati Basuki Putri Nila Muna Intana Hesti Nikmah Safitri Alik Sus Adi

MAT. 09. Trigonometri 1

PENGENALAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI TINGKAT MADRASAH IBTIDAIYAH/SEKOLAH DASAR MELALUI MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SUDUT

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO. 09/2

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

Matematika EBTANAS Tahun 1999

KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP LAYANAN ADMINISTRASI AKADEMIK FAKULTAS TARBIYAH IAIN WALISONGO SEMARANG

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM AL-QUR AN SURAH AL-ISRA AYAT DAN AKTUALISASINYA DALAM DUNIA MODERN SKRIPSI

Silabus. Kegiatan Pembelajaran Instrume n. - Menentukan nilai. Tugas individu. (sinus, cosinus, tangen, cosecan, secan, dan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X MAN WONOSOBO

Penguasaan Siswa Pada Materi Trigonometri Di MAN Darussalam Aceh Besar. Miksalmina 1

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

Robot Besar Canadarm

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

BAB VII. TRIGONOMETRI

PERAN BADAN KOORDINASI TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (BADKO TPQ) TERHADAP PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU TPQ DI KOTA SEMARANG SKRIPSI

V. FUNGSI TRIGONOMETRI DAN FUNGSI INVERS TRIGONOMETRI

BAB 2 LANDASAN TEORI

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONEN, FUNGSI LOGARITMA

FUNGSI TRIGONOMETRI, FUNGSI EKSPONENSIAL, dan FUNGSI LOGARITMA

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

PEMBAHASAN UN SMA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MATEMATIKA PROGRAM STUDY IPA

OPTIMALISASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI MAN KENDAL

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam.

KISI KISI US Diberikan pernyataan majemuk berkuantor, ingkaran dari pernyataan tersebut majemuk atau pernyataan majemuk berkuantor

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DALAM HAL TREND JILBAB PERSPEKTIF TEORI KONSUMSI ISLAM

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

PENGARUH INTENSITAS MENGIKUTI PENCAK SILAT (PSHT) TERHADAP KARAKTER KEDISIPLINAN SISWA MI HIDAYATUSSUBBAN DESA TANJUNGSEKAR PUCAKWANGI PATI TAHUN 2016

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam.

PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN AJARAN 2014

Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I : Pertemuan I

MENENTUKAN SUDUT ISTIMEWA TRIGONOMETRI DENGAN ATURAN LIMA JARI

Jika t = π, maka P setengah C P(x,y) jalan mengelilingi ligkaran, t y. P(-1,0). t = 3/2π, maka P(0,-1) t>2π, perlu lebih 1 putaran t<2π, maka = t

KESESUAIAN KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH NAHDLATUL ULAMA DEMAK DENGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SKRIPSI

PENGARUH NILAI TUGAS TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR AKIDAH AKHLAQ SISWA KELAS V MI TERPADU NURUL ISLAM SEMARANG TAHUN AJARAN SKRIPSI

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS PESERTA DIDIK DI MTS FUTUHIYYAH 2 MRANGGEN MELALUI PEMBERIAN SOAL OPEN-ENDED

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2006 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

DESKRIPSI KEMAMPUAN MATEMATIS MAHASISWA TADRIS MATEMATIKA IAIN WALISONGO PADA MATA KULIAH PENGANTAR DASAR MATEMATIKA SKRIPSI

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Pendidikan Matematika. Oleh: ABDUL ARIF NIM:

PENDEKATAN RASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS XI SMA N 2 MRANGGEN DEMAK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TRIGONOMETRI. Untuk XI IPA sylvia nopiani risa p. Andini tresnaningsih. +CD Interaktif

Transkripsi:

ANALISIS RUMUS TRIGONOMETRI DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh : Susheri 083511028 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Susheri NIM : 083511028 Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, 28 Mei 2012 Saya yang menyatakan, Susheri NIM: 083511028 ii

PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul : Analisis Rumus Trigonometri dalam Penentuan Arah Kiblat Nama : Susheri NIM : 083511028 Jurusan : Tadris Matematika Telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika. DEWAN PENGUJI Semarang, 27 Juni 2012 iii

iv

v

ABSTRAK Judul : Analisis Rumus trigonometri dalam penentuan arah kiblat Penulis : Susheri NIM : 083511028 Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui rumus-rumus trigonometri yang dipakai dalam teori penentuan arah kiblat dan mengetahui penerapan rumusrumus trigonometri dalam teori penentuan arah kiblat. Adapun rumusan masalahnya; pertama, rumus apa sajakah yang digunakan dalam teori penentuan arah kiblat. Kedua, bagaimanakah aplikasi/penerapan rumus trigonometri dalam teori penentuan arah kiblat. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian ini menelaah konsep trigonometri dalam aplikasinya pada teori penentuan arah kiblat, yaitu teori trigonometri bola (Spherical Trygonometri), geodesi dan navigasi. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan melakukan penelusuran dan penelaahan dengan cara membaca buku-buku yang terkait dengan penelitian ini. Adapun dalam teknik analisis menggunakan logika induksi untuk memperoleh kesimpulan yang dapat menjawab permasalahan dalam permasalahan ini. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan; pertama, Teori penentuan arah kiblat sampai saat ini yang sudah diketahui ada tiga, yaitu trigonometri bola (Spherical Trigonometry), geodesi dan navigasi. Dalam teori trigonometri bola (Spherical Trigonometry), aturan trigonometri yang dipakai adalah aturan trigonometri pada bidang lengkung. Lebih tepatnya bidang bola, karena teori yang digunakan adalah teori trigonometri bola. Sehingga rumus trigonometri yang ada juga bervariasi, mulai dari aturan sinus, cosinus, rumus tangen, secan, cosecan dan cotangen. Meskipun demikian, dalam praktik perhitungannya rumus yang digunakan tidaklah semua, tetapi lebih menyesuaikan kebutuhan. Sedangkan pada teori geodesi aturan trigonometri yang diterapkan lebih pada bidang lengkung, namun cenderung mendekati bentuk bola yang sebenarnya, yaitu elips. Rumus trigonometri yang digunakan dalam penentuan arah kiblat juga hampir sama, yaitu rumus sinus, cosinus, tangen, secan, cosecan dan cotangen. Namun, dalam perhitungannya rumus yang dipakai juga tidak semuanya, menyesuaikan. Berbeda dengan teori navigasi, dalam teori ini aturan yang dipakai adalah aturan trigonometri pada bidang datar. Sebab, acuannya memang berdasar peta bidang datar. Meskipun demikian, rumus yang diterapkan dalam perhitungan arah kiblat juga tak jauh beda, yakni tetap memuat rumus sinus, cosinus dan tangen. Kedua, adapun aplikasi/penerapan rumus-rumus trigonometri tersebut, baik dalam teori trigonometri bola (Spherical Trigonometry), geodesi dan navigasi tidak terlepas dari alat bantu dalam perhitungan arah kiblat. Pada teori trigonometri bola (Spherical Trigonometry), supaya mempermudah perhitungan/penentuan arah kiblat maka bisa menggunakan alat bantu kalkulator. Sedangkan dalam teori geodesi, dalam penentuan/perhitungan arah kiblat bisa menggunakan metode vincenty. Adapun dalam teori navigasi, aplikasinya lebih mengacu pada konsep peta bidang datar. vi

Adapun saran dari penelitian ini bahwa pada dasarnya, kajian konsep trigonometri terutama dalam aplikasinya pada ilmu falak tidak hanya terbatas penentuan arah kiblat saja. Melainkan ada yang lainnya, seperti penentuan awal tahun bulan komariyah, awal waktu sholat, dan kalender hijriyah. Oleh sebab itu, hendaknya penelitian ini memotivasi untuk mengkaji lagi konsep trigonometri tersebut. Penelitian seperti yang penulis lakukan ini masih jarang dijumpai pada rak buku koleksi jurusan tadris matematika. Oleh karena itulah, harapannya penelitian ini menjadi pelengkap koleksi buku jurusan tadris matematika. Di samping demikian, tentunya penelitian ini juga diharapkan menjadi inspirasi untuk menelaah konsep-konsep matematika lainnya. Kata kunci: trigonometri, arah kiblat, geodesi, navigasi vii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Rabb al-izzati, Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-nya. Terlebih kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, Nabi akhir zaman dan pembawa rahmat bagi makhluk seluruh alam. Tidak ada kata yang pantas penulis ungkapkan kepada pihak-pihak yang membantu proses pembuatan skripsi ini, kecuali terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja i, M.Ag. 2. Dosen pembimbing Minhayati Saleh M.Si, dan Dr. Hj. Sukasih, M.Pd, yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan skripsi. 3. Kajur Prodi Matematika, Bpk. Saminanto,M.Si yang selalu memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 4. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah. 5. Kedua orang tua (Bpk Kasmun, Alm dan ibu Sutini) dan saudara-saudaraku (Mukhlisin dan Ahmad Ulil) yang tidak henti-hentinya memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita. 6. Keluarga besar bapak Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag, yang selalu mendidik dan mengajar penulis dengan penuh kesabaran. 7. Keluarga bapak h. Ciptono hadi dan keluarga besar RT 10 RW 14 Perumnas Beringin Lestari yang telah banyak memberikan pelajaran kepada penulis. 8. Sahabat-sahabat sejati seperjuangan (Mas Munif, S. H.I, Lutfi Adnan MZ dan Agus Sopar) yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. 9. Seluruh teman-teman satu angkatan yang selalu memberikan semangat. 10. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu, baik moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini. viii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin. Semarang, 28 Mei 2012 Penulis Susheri Nim: 083511028 ix

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PENGESAHAN... iii NOTA PEMBIMBING I... iv NOTA PEMBIMBING II... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3 D. Kajian Pustaka... 4 E. Metode Penelitian... 6 BAB II : TRIGONOMETRI DAN TEORI PENENTUAN ARAH KIBLAT A. Trigonometri.... 9 1. Pengertian Trigonometri... 9 2. Sejarah Trigometri... 10 3. Konsep Dasar Trigonometri... 14 B. Rumus-rumus Trigonometri.... 19 1. Rumus Trigonometri untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut... 25 2. Rumus Trigonometri Sudut Rangkap dan Tengahan... 28 3. Rumus Perkalian Sinus dan Cosinus... 30 4. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Cosinus... 31 C. Aturan Sinus dan Cosinus... 31 1. Aturan Sinus... 31 2. Aturan Cosinus... 32 x

D. Teori Penentuan Arah Kiblat... 33 1. Teori Trigonometri Bola (Spherical Trigonometry)... 33 2. Teori Geodesi... 34 3. Teori Navigasi... 37 BAB III : PENERAPAN RUMUS TRIGONOMETRI DALAM TEORI PENENTUAN ARAH KIBLAT A. Pengertian Arah kiblat... 39 B. Metode Penentuan Arah Kiblat... 42 C. Rumus Trigonometri dalam Perhitungan Arah Kiblat... 53 D. Istilah-Istilah dalam Ilmu Falak... 65 BAB IV : ANALISIS RUMUS TRIGONOMETRI DALAM PENERAPANNYA PADA TEORI PENENTUAN ARAH KIBLAT A. Analisis Rumus Trigonometri dalam Penerapannya pada Teori Trigonometri Bola (Spherical Trigonometri)... 67 B. Analisis Rumus Trigonometri Dalam Penerapannya Pada Teori Geodesi... 76 C. Analisis Rumus Trigonometri Dalam Penerapannya Pada Teori Navigasi... 82 BAB V : PENUTUP A. Simpulan... 84 B. Saran... 85 C. Penutup... 85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aplikasi ilmu matematika pada dasarnya sangatlah luas cakupannya. Hampir di setiap disiplin ilmu pengetahuan menggunakan aplikasi ilmu matematika. Dalam ilmu matematika sendiri juga banyak terdapat konsep dan teori yang sangat membantu dan berguna dalam kehidupan umat manusia. Sebagai contoh ialah konsep/rumus trigonometri yang sangat membantu dalam teori penentuan arah kiblat. Konsep trigonometri dalam sejarah perkembangan sains Islam sangat berperan sekali pada aplikasi ilmu falak. Hal ini dapat diketahui dengan banyaknya ilmuwan muslim yang turut mengembangkan ilmu falak, seperti Al- Khawarizmi (305 H/917 M) dengan magnum opusnya dalam kitab al- Mukhtashar fi Hisab al-jabr wa al-muqabalah. Selain Al-Khawarizmi, tokoh Islam yang ikut membangun ilmu falak juga banyak sekali, diantaranya ialah, Abu Ma syar al-falaky (wafat 272 H/885 M) dengan karyanya yang berjudul Isbatul Ulum dan Haiatul Falak, Jabir Batany (wafat 319 H/931 M) dengan karyanya Kitabu Ma rifati Mathli il Buruj Baina Arbail Falak, Abu Raihan al- Biruni (wafat 363 H-440 H/973 M-1048 M) dengan karyanya al-qonun al- Mas udi. 1 Tokoh ilmwuan muslim yang berkontribusi dalam ilmu trigonometri ialah Abul Wafa Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Ismail al Buzjani yang lahir pada tahun 940 M. Abul Wafa Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Ismail al Buzjani dikenal sebagai peletak dasar dari rumus-rumus trigonometri 2. Generasi berikutnya ialah ahli matematika bernama Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq atau akrab disapa Abu Nasr Mansur (960 M 1 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007 ), hlm. 7 2 Republika.co.id, Al Buzjani, Peletak Dasar Rumus Trigonometri dalam http://rumahislam.com/tokoh/3-ilmuwan-muslim/2-al-buzjani.html, diakses 28 September 2011. 1

1036M). Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq atau akrab disapa Abu Nasr Mansur dikenal sebagai penemu hukum sinus 3. Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu matematika, rumus-rumus trigonometri yang biasanya dipakai dalam ilmu matematika diantaranya ialah; rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut, rumus trigonometri sudut rangkap dan sudut tengahan, rumus perkalian sinus dan kosinus, rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus, hukum/aturan sinus dan hukum/aturan kosinus 4 Rumus-rumus trigonometri tersebut pada dasarnya memang terlihat sederhana, karena kebanyakan dipakai/telah dipelajari dalam jenjang pendidikan seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP)/sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat. Tetapi lebih dari itu, trigonometri punya kelebihan tersendiri bukan hanya sekadar untuk pengetahuan saja. Trigonometri punya sisi lain yang menarik untuk dikaji secara lebih lagi, terutama terkait dalam aplikasinya pada teori penentuan arah kiblat. Sampai saat ini teori penentuan arah kiblat yang sudah diketahui diantaranya ialah; 5 teori trigonometri bola (spherical trigonometry),teori geodesi, dan teori Navigasi. Dari ketiga teori tersebut dua diantaranya (teori trigonometri bola dan geodesi) mengacu pada tipologi makna arah sudut tetap/tidak konstan (ortodrom) dengan jarak tempuh terdekat. Namun keduanya memiliki perbedaan dalam hal perhitungannya. Masing-masing teori tersebut memiliki kriteria sesuai dengan dasar-dasar teorinya 6. Kontribusi rumus trigonometri pada ilmu falak sangatlah besar, terlebih pada teori penentuan arah kiblat. Mengingat trigonometri berbicara masalah sudut, maka mustahil arah kiblat (ka bah) suatu titik tertentu (tempat, kota, 3 Admin, Abu Nasr Mansur, Sang Penemu Hukum Sinus, dalam http://tanbihun.com/sejarah/profil-ulama/abu-nasr-mansur-sang-penemu-hukum-sinus/, diakses 28 September 2011. 4 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, (Jakarta: Gelora Aksara Pertama, 2006), hlm. 113-132. 5 Ahmad Izzuddin, Kajian Terhadap Metode-Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya, Disertasi (Semarang : Program Doktor IAIN Walisongo, 2011), hlm. 170-210. 6 Ahmad Izzuddin, Abu Raihan Al-Biruni dan Teori Penentuan Arah Kiblat (Studi Penelusuran Asal Teori Panentuan Arah Kiblat), Laporan Peneltian Individual (Semarang : Fakultas Syari ah IAIN Walisongo, 2011), hlm.35-51. 2

wilayah) dapat ditentukan tanpa mengetahui sudut tempat dan sudut kiblatnya. Dari sinilah kemudian muncul korelasi mutualisme antara matematika khususnya bidang trigonometri) dan ilmu falak khususnya teori penentuan arah kiblat). Bangunan kerangka teoritis pada teori-teori penentuan arah kiblat tersebut tidak lepas dari konsep trigonometri, baik itu teori trigonometri bola, teori geodesi maupun teori navigasi. Sepengetahuan penulis, sampai saat ini penulis belum menemukan penelitian yang membahas spesifikasi rumus trigonometri matematika dalam ilmu falak, yakni pada teknik penentuan arah kiblat. Baik itu mengacu pada rumus apa saja yang dipakai/digunakan dalam teori penentuan arah kiblat ataupun tentang bagaimana penerapan/aplikasi rumus trigonometri pada teori penentuan arah kiblat. Atas dasar alasan itulah penulis memberanikan diri untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian Analisis Rumus Trigonometri Dalam Penerapannya Pada Ilmu Falak (Telaah Atas Teori Penentuan Arah Kiblat). Harapannya penelitian ini nantinya menjadi acuan untuk penelitian berikutnya tentang kajian teori yang ada dalam ilmu matematika. Mengingat masih sedikit ditemukan penelitian yang mengkaji konsep/rumus-rumus yang ada dalam ilmu matematika. B. Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: 1) Rumus trigonometri matematika apa sajakah yang dipakai dalam teori penentuan arah kiblat? 2) Bagaimana penerapan rumus trigonometri matematika dalam teori penentuan arah kiblat? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat penelitian ini ialah sebagai berikut: 1) Tujuan 3

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini ialah sebagai berikut: a) Untuk mengetahui rumus-rumus trigonometri yang dipakai dalam teori penentuan arah kiblat b) Untuk mengetahui penerapan rumus-rumus trigonometri dalam teori penentuan arah kiblat 2) Manfaat Selanjutnya, setelah dilaksanakannya penelitian, peneliti berharap penelitian ini memiliki banyak manfaat. Baik bagi peneliti sendiri maupun bagi orang lain yang membaca penelitian ini. Adapun manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut: a) Memberikan pengetahuan tentang rumus-rumus trigonometri yang dipakai dalam teori penentuan arah kiblat. b) Memberikan pengetahuan tentang penerapan rumus-rumus trigonometri dalam teori penentuan arah kiblat. D. Kajian Pustaka Seperti halnya pada penelitian-penelitian lainnya, dalam penelitian ini juga harus mempertimbangkan kajian pustaka. Terutama kajian pustaka yang relevan dengan penelitian ini. Kajian pustaka dalam sebuah penelitian berfungsi untuk mendukung penelitian yang dilakukan oleh seseorang. Dalam kesempatan penelitian ini terdapat beberapa buku, skripsi dan disertasi yang masih relevan dengan penelitian ini sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan dan acuan dalam proses penulisan ide-ide peneliti. Adapun buku, skripsi dan disertasi tersebut penjelasannya secara berturutturut ialah sebagai berikut: 1. Disinggung juga teori penentuan arah kiblat, yakni teori trigonometri bola (spherical trigonometry) dalam bukunya Ahmad Izzuddin yang berjudul Fiqih Hisab Rukyah Menyatukan NU dan Muhammadiyah dalam Penentuan Awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha. 2. Dalam penelitian individual yang dilakukan oleh Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag dengan judul penelitian Abu Raihan Al-Biruni dan Teori Penentuan 4

Arah Kiblat (Studi Penelusuran Asal Teori Penentuan Arah Kiblat), 2011 juga dijelaskan teori-teori penentuan arah kiblat yaitu teori trigonometri bola dan teori geodesi. Kedua teori tersebut dalam aplikasinya menggunakan rumus trigonometri, tetapi penjelasan tentang rumus trigonometri apa saja yang dipakai dan bagaimana penerapannya masih dibahas dalam garis besarnya. 3. Disertasinya Dr. H. Ahmad Izzuddin dengan judul Kajian Terhadap Metode- Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya, 2011 juga membahas teoriteori penentuan arah kiblat. Dalam disertasinya itu, teori-teori penentuan arah kiblat dijelaskan secara detail. Namun pembahasannya masih belum mengarah pada spesifikasi rumus trigonometri apa saja yang dipakai dan bagaimana penerapannya. Dalam disertasi tersebut pembahasannya lebih fokus pada tingkat akurasinya dari ketiga teori penentuan arah kiblat yang ada yaitu teori trigonometri bola, teori geodesi dan teori navigasi. 4. Skripsi dengan judul Konsep Trigonometri Pada Segitiga Bola Dan Aplikasinya Dalam Menentukan Arah Kiblat karya Anis Oktriawardani dengan nomor induk mahasiswa (NIM) (01320108) Jurusan Pendidikan Matematika dan Komputasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2008. Dalam skripsi tersebut dibahas tentang konsep trigonometri dalam teori segitiga bola dan aplikasinya dalam penentuan arah kiblat. Hasil dari penelitian skripsi ini menunjukan bahwa konsep segitiga bola dapat digunakan dalam perhitungan menentukan arah kiblat. 5. E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry dan E-book/pdf, 103 Trigonometry Problems yang menjelaskan tentang konsep trigonometri dan geometri. Meskipun demikian, keterangan-keterangan dari beberapa referensi yang relevan di atas menurut penulis sangat membantu sekali dalam penelitian yang diangkat oleh penulis ini. Meskipun pembahasannya juga masih belum mengarah pada spesifikasi rumus-rumus trigonometri apa saja yang dipakai dan bagaimana penerapannya. Sehingga menurut penulis, hal ini layak diangkat sebagai penelitian. 5

Adpun posisi atau kedudukan daripada penelitian ini adalah sebagai tindak lanjut dari penelitian yang sudah ada. Lebih khusus, penelitian ini menindak lanjuti peneletian tentang trigonometri dalam penentuan arah kiblat. Harapannya nanti akan ditemukan korelasi antara matematika dan falak. Lebih khusus lagi, akan ditemukan rumus trigomometri apa saja yang dipakai dalam ilimu falak pada teori penentuan arah kiblat yaitu teori trigonometri bola (spherical trigonometry), teori geodesi dan teori navigasi. E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reseach), sehingga penelitian ini berupaya melakukan pengkajian dan penelaahan terhadap literatur yang terkait dengan tema yang penulis angkat, yakni aplikasi rumus trigonometri dalam teori penentuan arah kiblat yang meliputi teori trigonometri bola, geodesi dan navigasi. 2. Sumber penelitian Sumber penelitian dalam penelitian ini ialah berdasar dari data primer dan data sekunder. Data primer ialah data pokok dan utama meliputi referensi pokok yang mengacu pada judul penelitian ini yakni rumus-rumus trigonometri dan teori penentuan arah kiblat. Sumber primer yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diantaranya adalah; buku Geodesi Satelit (Hasanudin Zainal Abidin : 2001) yang membahas tentang teori geodesi dan Navigasi, E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry dan E-book/pdf, 103 Trigonometry Problems yang menjelaskan tentang konsep trigonometri, disertasi DR. Ahmad Izzuddin yang berjudul Kajian Terhadap Metode Penentuan Arah Kiblat dan Akurasinya yang membahas metode penentuan arah kiblat, perhitungannya dan keakurasiannya. Sedangkan data sekunder yaitu data pendukung yang melengkapi kajian-kajian dalam penelitian ini. Baik data primer maupun data sekunder diperoleh dari dokumentasi dan buku-buku yang berkaitan tentang penelitian ini. 6

Peneliti melakukan dokumentasi tentang sumber referensi yang berkaitan dengan penelitian. Baik itu berasal dari buku-buku, kitab-kitab, jurnal, artikel-artikel dan lain sebagainya. 3. Fokus Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu analisis rumus trigonometri dalam penerapannya pada ilmu falak (telaah atas teori penentuan arah kiblat) maka fokus penelitian ini ialah tentang rumus-rumus trigonometri dan teori penentuan arah kiblat serta bagaimana aplikasinya/penerapannya dalam teori tersebut. 4. Teknik Pengumpulan data Dalam suatu penelitian terdapat banyak teknik pengumpulan data, diantaranya ialah teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, kuesioner atau angket, dokumentasi dan lain sebagainya. Namun dalam penelitian ini peneliti mengunakan teknik dokumentasi atau dokumenter. Teknik dokumenter ialah suatu metode atau cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian. 7 5. Teknik Analisis Data Pada umumnya, metode kualitatif berorientasi dalam hal eksplorasi, pengungkapan dan logika induktif. Sedangkan pendekatan suatu evaluasi yang dipakai ialah bersifat induktif. Hal ini dimaksudkan bahwa evaluator (penganalisis) berupaya menyikapi dengan akal sehat suatu situasi tanpa mengedapankan harapan yang sudah diduga sebelumnya mengenai suatu program tertentu. 8 Sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis induktif. Analisis induktif artinya bahwa pola, tema, dan kategori analisis 7 Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, hlm. 191 8 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, penj. Budi Puspo Priyadi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 15-16. 7

datang dari data (mereka muncul keluar dari data). 9 Data yang diperoleh dari proses dokumentasi dianalisis mengggunakan pola khusus ke umum. Sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah pada peneletian ini. 9 Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, penj. Budi Puspo Priyadi, hlm. 261 8

BAB II TRIGONOMETRI DAN TEORI PENENTUAN ARAH KIBLAT A. Trigonometri 1. Pengertian Trigonometri Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu trigonon yang artinya tiga sudut dan metro artinya mengukur. Oleh karena itu trigonometri adalah sebuah cabang dari ilmu matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Sedangkan definisi dari trigonometri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu ukur mengenai sudut dan sempadan dengan segitiga (digunakan dalam astronomi). 10 Istilah trigonometri 11 juga sering kali diartikan sebagai ilmu ukur yang berhubungan dengan segitiga. Tetapi masih belum jelas yang dimaksudkan apakah itu segitiga sama kaki (siku-siku), segitiga sama sisi, atau segitiga sembarang. Namun, biasanya yang dipakai dalam perbandingan trigonometri adalah menggunakan segitiga sama kaki atau siku-siku. Dikatakan berhubungan dengan segitiga karena sebenarnya trigonometri juga masih berkaitan dengan geometri. 12 Baik itu geometri bidang maupun geometri ruang. Trigonometri sebagai suatu metode dalam perhitungan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan-perbandingan pada bangun geometri, khususnya dalam bangun yang berbentuk segitiga. Pada prinsipnya trigonometri merupakan salah satu ilmu yang berhubungan 10 KBBI, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), hlm. 1487. 11 Definisi trigonometri dari bahasa Inggris trigonometry, (lihat Kamus Inggris-Indonesia, John M. echols dan Hassan Shadily, Jakarta: PT Gramedia, 2003), hlm. 603. 12 Geometri disini adalah cabang dari ilmu matematika yang mempelajari tentang bidang atau disebut juga ilmu ukur bidang, Hamid, Farida, Kamus Ilmiyah Populer Lengkap, (Surabaya: Apollo, t.th), hlm. 172. 9

dengan besar sudut, dimana bermanfaat untuk menghitung ketinggian suatu tempat tanpa mengukur secara langsung sehingga bersifat lebih praktis dan efisien. Kesimpulan dari beberapa definisi di atas bahwa trigonometri adalah cabang dari ilmu matematika yang mengkaji masalah sudut, terutama sudut segitiga yang masih ada hubungannya dengan geometri. Sedangkan dalam aplikasinya, trigonometri dapat diaplikasikan dalam bidang astronomi. Dalam hal ini adalah ilmu falak, yaitu dalam praktik perhitungan arah kiblat. 2. Sejarah Trigonometri Sejarah awal trigonometri dapat dilacak dari zaman Mesir Kuno, Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India. Pelacakan lain tentang awal mula munculnya trigonometri adalah bersamaan dengan kemunculan tokoh matematikawan yang handal pada masa itu. Diantaranya matematikawan Yunani Hipparchus sekitar tahun 150 SM dengan tabel trigonometrinya untuk menyelesaikan segi tiga. Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut. Disamping itu pula matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada tahun 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ada banyak aplikasi trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam 10

geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit. Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik, akustik, optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan medis/medical imaging (CAT scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka (dan termasuk kriptologi), seismologi, meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam ilmu fisika, survei darat dan geodesi, arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik mekanik, teknik sipil, grafik komputer, kartografi, kristalografi. 13 Selanjutnya, penemuan-penemuan tentang rumus dasar trigonometri oleh para tokoh ilmuwan muslim adalah sebagai berikut : a. Al Buzjani Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al Buzjani, merupakan satu di antara sekian banyak ilmuwan Muslim yang turut mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia tercatat sebagai seorang ahli di bidang ilmu matematika dan astronomi. Kota kecil bernama Buzjan, Nishapur, adalah tempat kelahiran ilmuwan besar ini, tepatnya tahun 940 M. Sejak masih kecil, kecerdasannya sudah mulai nampak dan hal tersebut ditunjang dengan minatnya yang besar di bidang ilmu alam. Masa sekolahnya dihabiskan di kota kelahirannya itu. Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat besar kemanfaatannya. Dia adalah yang pertama menunjukkan adanya teori relatif segitiga parabola. Tak hanya itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan desimal. Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula 2 sin2 (a/2) = 1 - cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2) 14. 13 Wikipedia ensiklopesi bebas, Trigonometri, dalam www.wikipedia.com, diakses 16 Oktober 2011. 14 Republika.co.id, Al Buzjani, Peletak Dasar Rumus Trigonometri, diakses 28 September 2011. 11

b. Abu Nasr Mansur Nama lengkap dari Abu Nasr Mansur adalah Abu Nasr Mansur ibnu Ali ibnu Iraq atau akrab disapa Abu Nasr Mansur (960 M 1036 M). Abu Nasr Mansur terlahir di kawasan Gilan, Persia pada tahun 960 M. Hal itu tercatat dalam The Regions of the World, sebuah buku geografi Persia bertarikh 982M. Pada karya trigonometrinya, Abu Nasr Mansur menemukan hukum sinus sebagai berikut: a/sin A = b/sin B = c/sin C. 15 Selanjutnya seiring dengan perkembangan ilmu matematika, rumusrumus trigonometri yang biasa dipakai dalam ilmu matematika adalah sebagai berikut: 16 a) Rumus kosinus jumlah dan selisih dua sudut cos(a + B) = cos A cos B sin A sin B cos(a B) = cos A cos B + sin A sin B b) Rumus sinus jumlah dan selisih dua sudut sin(a + B) = sin A cos B + cos A sin B sin(a B) = sin A cos B cos A sin B c) Rumus tangen jumlah dan selisih dua sudut tan A tan B tan(a + B) = 1 tan Atan B tan A tan B tan(a B) = 1 tan Atan B d) Rumus sinus sudut rangkap sin 2A = 2 sin A cos A sin 3A = 3 sin A 4 sin3a e) Rumus kosinus sudut rangkap cos 2A = cos 2 A sin 2 A = 1 2 sin 2 A = 2 cos 2 A 1 cos 3A = 4 cos 3 A 3 cos A 15 Admin, Abu Nasr Mansur, Sang Penemu Hukum Sinus. 16 Noormandiri, Matematika SMA Jilid 2A, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 161-180, lihat juga (Sartono Wirodikromo, Matematika 2000, 2003) dan beberapa buku matematika SMA lainnya. 12

f) Rumus tangen sudut rangkap 2tan A tan 2A = 2 1 tan A 3 3tan A tan A tan 3A = 2 1 3tan A g) Rumus sudut tengahan 1 1 cos A sin A = 2 2 1 1 cos A cos A 2 2 1 1 cos A sin A tan A = 2 1 cos A 1 cosa 1 cosa sin A h) Rumus perkalian kosinus dan kosinus 2 cos A cos B = cos(a + B) + cos(a B) i) rumus perkalian sinus dan sinus 2 sin A sin B = - cos(a + B) + cos(a B) j) rumus perkalian kosinus dan sinus k) Aturan/hukum sinus l) Aturan/hukum kosinus 2 cos A sin B = sin(a + B) sin(a B) 2 cos A cos B = cos(a + B) + cos(a B) a sin A = b sin B = c sin C a 2 = b 2 + c 2 2bc cos A b 2 = a 2 + c 2 2ac cos B c 2 = a 2 + b 2 2ab cos C 13

m) rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus 1 1 sin A + sin B = 2 sin (A + B) cos (A B ) 2 2 1 1 sin A sin B = 2 cos (A + B) sin (A B) 2 2 1 1 cos A + cos B = 2 cos (A + B) cos (A B) 2 2 1 1 cos A cos B = -2 sin (A + B) sin (A B) 2 2 Rumus-rumus trigonometri yang tersebut di atas adalah rumus hasil kombinasi dan relasi antara rumus trigonometri yang satu dengan rumus trigonometri yang lainnya. Dalam beberapa buku referensi yang berbeda namun masih pada bahasan yang sama yaitu trigonometri, ditemukan beberapa metode yang berbeda untuk mendapatkan rumus-rumus tersebut. Hal demikian sah-sah saja, karena masing-masing ahli matematika punya asumsi-asumsi yang berbeda dalam menafsirkan rumus itu. Namun demikian, tentunya mereka masih menggunakan kaidah-kaidah yang sama, yaitu aturan geometri, relasi dan kombinasi dalam menafsirkan rumus-rumus trigonometri. Namun, dalam kaitannya dengan penelitian ini peneliti hanya menyoroti relasi antara trigonometri dengan bidang astronomi atau ilmu falak. Diantaranya adalah dalam teori penentuan arah kiblatnya yaitu teori trigonometri bola (spherical trigonometry), teori geodesi dan teori navigasi. Adapun pembuktian dari rumus-rumus tersebut di atas adalah pada sub bab selanjutnya. 3. Konsep Dasar Trigonometri Pada dasarnya, segitiga merupakan bentuk dasar dalam matematika terutama trigonometri. Sebab, kata trigonometri sendiri mengandung arti ukuran tentang segitiga. Dimana pengetahuan tentang bumi, matahari dan benda-benda langit lainnya sebenarnya juga diawali dari pemahaman konsep tentang rasio (ratios) pada segitiga. Sebagaimana contoh pada zaman dahulu (sebelum istilah trigonometri populer) keliling bumi sudah bisa ditentukan dengan menggunakan konsep segitiga siku-siku, meskipun hanya sebatas masih 14

mil. 17 Meskipun dalam sejarah matematika aplikasi trigonometri berdasar pada dalam perkiraan saja. Waktu itu keliling bumi diperkirakan mencapai 25.000 mil, sedangkan bila menggunakan metode modern keliling bumi adalah 24.902 konsep segitiga siku-siku, tetapi sebenarnya cakupan bidangnya sangatlah luas. Dan sekarang, trigonometri juga sudah mulai merambah pada bidang komputer, satelit komunikasi dan juga astronomi. 18 Konsep dasar trigonometri tidak lepas dari bangun datar yang bernama segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku didefinisikan sebagai segitiga yang memiliki satu sudut siku-siku 19 dan dua sudut lancip 20 pelengkap. Selanjutnya sisi dihadapan sudut siku-siku merupakan sisi terpanjang yang disebut dengan sisi miringnya (hypotenuse), sedangkan sisi-sisi dihadapan sudut lancip disebut kaki (leg) segitiga itu. 21 Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini: Keterangan: Hypotenuse: sisi miring Leg: sisi kaki segitiga Gambar 1. Segitiga siku-siku, dengan C sebagai sudut penyiku. Pada gambar di atas terlihat jelas bahwa ABC merupakan segitiga sikusiku dengan C sebagai sudut siku-sikunya, dan AB merupakan sisi miringnya (hypotenuse). Sedangkan kaki-kakinya adalah BC yang posisinya di hadapan A, dan AC di hadapan B. 17 E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry, dalam www.amscopub.com, hlm. 353. Diakses pada 09-02-2011. 18 E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry, dalam www.amscopub.com, hlm. 353 19 Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90. 20 Sudut lancip adalah sudut yang besarnya kurang dari 90 (< 90 ). 21 E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry, hlm. 354. 15

Selanjutnya dapat dituliskan perbandingan (ratios) sebagai berikut: sin A = BC AB, AC BC cos A =, dan tan A = AB AC Versi lain untuk mendapatkan perbandingan fungsi trigonometri seperti sin, cos, tan, csc, sec dan cot adalah sebagai berikut: 22 P 1 A P O θ Q Q 1 B Gambar 2 Pada gambar 2 di atas, OA dan OB membentuk sudut θ, P terletak pada OA, Q tegak lurus dengan P di OB. Dari gambar tersebut, maka fungsi sin, cos, tan, csc, sec dan cot dapat didefinisikan sebagai berikut, dengan ketentuan PQ menunjukan panjang garis PQ. sin θ = PQ OP, csc θ = OP PQ, OQ cos θ = OP, OP sec θ = OQ, PQ tan θ = OQ OQ ctn θ = PQ Di samping demikian, perlu juga ditunjukan bahwa fungsi tersebut telah didefinisikan oleh sudut θ, bukan titik P. Dari gambar 2 di atas P 1 juga merupakan titik di garis OA, dan Q 1 tegak lurus P 1 di garis OB, sehingga jelas OPQ dan OP 1 Q 1 sebangun karena itu juga diperoleh hubungan seperti PQ dan PQ 1 OP 1 didefinisikan.. Oleh karena itulah, maka semua fungsi trigonometri telah OP 22 E-book/pdf, 103 Trigonometry Problems, dalam www.birkhauser.com, hlm. 1-3. Diakses pada 11-02-2011. 16

Dari penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa sin θ, cos θ, dan tan θ merupakan perbandingan terbalik dengan csc θ, sec θ, dan cot θ secara beturutturut. Oleh sebab itu, dalam beberapa hal cukup mempertimbangkan sin θ, cos θ, dan tan θ saja. Dari hubungan tersebut, maka dapat diketahui pula: sin θ = cos θ tan θ dan cos θ = cot θ sin θ Dengan menggunakan kaidah pada ABC dengan a, b, dan c adalah panjang sisi-sisi BC, CA, dan AB, A, B, dan C secara berturut-turut adalah CAB, ABC, dan BCA. Sedangkan ABC adalah segitiga siku-siku dengan sudut sikunya di C. Perhatikanlah gambar berikut: A c b B a C Gambar 3 Gambar di atas dapat memberikan penjelasan tentang perbandingan trigonometri sebagai berikut: sin A = a c, cos A = b c, tan A = a b sin B = b c, cos B = a c, tan B = b a Dari rumus tersebut diperoleh: a = c sin A, a = c cos B a = b tan A b = c sin B, b = c cos A b = a tan B c = a csc A c = a sec B c = b csc B c = b sec A 17

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep trigonometri pada dasarnya memang mengacu pada perbandingan segitiga sikusiku. Dari perbandingan tersebut maka diperoleh fungsi trigonometri seperti: sinus (sin), cosinus (cos), tangen (tan), cosecan (csc), secan (sec) dan kotangen (cot). Namun, karena fungsi cosecan (csc), secan (sec) dan kotangen (cot) merupakan perbandingan terbalik (reciprocal) dari fungsi sinus (sin), cosinus (cos), tangen (tan) maka yang sering digunakan adalah fungsi sinus sin, cosinus cos, dan tangen (tan). Supaya lebih jelas dalam memahami konsep trigonometri tersebut maka diberikan contoh sebagai berikut: 1) Dalam PQR dengan R sebagai sudut siku-sikunya, PQ = 25 satuan, QR = 24 satuan, dan PR = 7 satuan, tentukan! a) sin P, b) cos P, c) tan P d) sin Q, e) cos Q, e) tan Q Jawab: Hipotenusa adalah PQ karena merupakan sisi terpanjang yaitu 25 Gambarnya sebagai berikut: P 7 25 R 24 a) sin P = RQ PQ = 24 25 satuan b) cos P = PR PQ = 7 25 satuan c) tan P = QR PR = 24 7 satuan d) sin Q = PR PQ = 7 25 satuan e) cos Q = PR PQ = 24 25 satuan Q 18

f) tan Q = PR QR = 7 24 satuan B. Rumus-Rumus Trigonometri Secara umum rumus-rumus trigonometri diperoleh dari hubungan atau relasi antara rumus yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini maka dapat juga dikatakan rumus trigonometri diperoleh dari derivasi rumus yang lain. Misalnya sinus, cosinus, tangen, secan, cosecan dan cotangen antara yang satu dengan yang lain sebenarnya masih ada hubungannya. Dalam beberapa referensi yang penulis peroleh dari beberapa buku terutama yang menggunakan bahasa Indonesia rumus-rumus trigonometri dibedakan menjadi beberapa kategori. Diantaranya adalah sebagai berikut: 23 1. Rumus trigonometri untuk jumlah dua sudut dan selisih dua sudut 2. Rumus trigonometri sudut rangkap dan tengahan 3. Rumus perkalian sinus dan kosinus 4. Rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus Penjelasan dari beberapa rumus di atas akan dibahas secara berurutan, namun sebelum itu akan dijelaskan tentang sudut (angel) rotasi, koordinat titik pada lingkaran dengan pusat 0 dan jari-jari r, lingkaran satuan dan hasilhasil dari trigonometri itu sendiri sebagai pengantar. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a) Sudut (angle) dan rotasi Pembahasan sudut dan rotasi yang dimaksudkan di sini adalah dalam ruang lingkup suatu lingkaran sebagai permisalan. Artinya, sudut di sini adalah sudut yang terbentuk karena suatu rotasi pada lingkaran tersebut. Misalnya rotasi dari titik A ke titik B, baik itu rotasi berlawanan arah jarum jam (counterclockwise) ataupun searah dengan arah jarum jam (clockwise direction). Dalam hal ini jika rotasinya searah dengan jarum jam maka sudut 23 Noormandiri, Matematika SMA Jilid 2A, hlm. 161-180, lihat juga (Sartono Wirodikromo, Matematika 2000, 2003) dan beberapa buku matematika SMA lainnya. 19

yang terbentuk adalah negatif, tetapi bila berlawanan dengan arah jarum jam maka sudut yang terbentuk adalah sudut positif. 24 Ilustrasinya adalah pada gambar berikut: B O A O A B Gambar 4 dan Gambar 5. Ilustrasi perputaran sudut searah dan berlawanan jarum jam Pada gambar 4 mengilustrasikan bahwa sudut yang dibentuk oleh AOB adalah positif karena rotasinya berlawanan dengan jarum jam, yaitu dari titik A menuju titik B. Sedangkan pada gambar 5 mengilustrasikan bahwa sudut yang dibentuk oleh AOB adalah negatif karena rotasinya searah dengan jarum jam. Selanjutnya klasifikasi sudut berdasarkan letak kuadrannya dibedakan menjadi empat bagian, yaitu sudut yang terletak di kuadran I, kuadran II, kuadran III dan kuadran IV, untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan gambar berikut: 25 1) Bila 0 < θ < 90, maka sudut θ terletak pada kuadran I. y θ x Gambar 6 24 E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry, hlm. 358 25 E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry, 358. 20

2) Bila 90 < θ < 180, maka sudut θ terletak pada kuadran II. y θ x Gambar 7 3) Bila 180 < θ < 270, maka sudut θ terletak pada kuadran III. y θ x Gambar 8 4) Bila 270 < θ < 360, maka sudut θ terletak pada kuadran IV. y θ x Gambar 9 21

Selain sudut-sudut kuadran tersebut, terdapat juga sudut-sudut kelipatan dari 90, yaitu 180, 270, dan 360. Gambarnya adalah sebagai berikut: y y O 90 x 180 O x Gambar 10 Gambar 11 y y 270 O x O 360 x gambar 12 Gambar 13 b) Koordinat titik pada lingkaran dengan pusat 0 dan jari-jari r Perhatikan gambar berikut: Y r A r β α 0 r X + B r Gambar 14 22

Pada gambar 14 di atas, titik A dan B terletak pada lingkaran. Misalkan X + 0A = α dan X + 0B = β, α dan β diukur berlawanan dengan perputaran arah jarum jam, maka diperoleh: A = r cos α, r sin α B = r cos β, r sin β Dari sini maka dapat disimpulkan bahwa koordinat sembarang titik P pada lingkaran dengan sudut X + 0P = θ adalah r cos θ, r sin θ. 26 c) Lingkaran satuan Lingkaran satuan adalah lingkaran yang berpusat di 0 dengan jari-jari r = 1. Kemudian, misalkan koordinat sembarang titik P pada lingkaran satuan sehingga X + 0P = θ adalah r cos θ, r sin θ = cos θ, sin θ. Panjang busur AB = α 2π. 2πr = αr = α radian. Sedangkan panjang busur AC = β. 2πr = βr = β radian. Maka diperoleh panjang busur BC = 2π β α radian. Ilustrasi gambarnya adalah sebagai berikut: C 1 B β 1 α A 1 X + 1 Gambar 15 Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila terdapat panjang sembarang busur, misalkan PQ sehingga P0Q = θ, maka panjang busar PQ adalah θ radian. 26 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 112. 23

d) Hasil-hasil dari trigonometri 27 sin 2 θ + cos 2 θ = 1 sin θ = cos 90 θ cos θ = sin 90 θ sin θ = sin 180 θ = sin 180 + θ = sin 360 θ = sin θ cos θ = cos 180 θ = cos 180 + θ = cos 360 θ = cos θ tan θ = tan 180 θ = tan 180 + θ = tan 360 θ Sudut-sudut istimewa: 0 30 45 60 90 Sin 0 1 2 1 2 2 1 2 3 1 Cos 1 1 2 3 1 2 2 1 0 2 tan 0 1 3 3 1 3 ~ Tanda fungsi trigonometri dalam berbagai kuadran: Kuadran I II III IV Tanda positif Semua Sin Tan Cos Selanjutnya penjelasan tentang rumus-rumus trigonometri adalah sebagai berikut: 27 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 112. 24

1. Rumus trigonometri untuk jumlah dua sudut dan selisih dua sudut a) Rumus untuk cos(α ± β) 28 Y C(cos α + β, sin(α + β)) 1 0 B(cos α, sin α) β α A(1,0) X + β 1 D(cos β, sin β) 1 Gambar 16 Pada gambar 16 di atas diperlihatkan sebuah lingkaran satuan, sehingga koordinat titik A adalah (1,0). Misalkan AOB = α, dan BOC = β, maka AOC = AOB + BOC = α + β. Dengan mengambil sudut pertolongan AOD = β, maka AOC kongruen dengan BOD, akibatnya AC = BD atau AC 2 = BD 2. Kita ingat bahwa koordinat kartesius sebuah titik dapat dinyatakan sebagai (r cos α, r sin α), sehingga koordinat titik B adalah (cos α, sin α), titik C adalah cos α + β, sin α + β, dan titik D(cos α, sin β). Dengan menggunakan rumus jarak antara dua titik diperoleh: Jarak titik A(0,1) dan C(cos α + β, sin(α + β)) adalah AC 2 = cos α + β 1 2 + {sin(α + β) 0} 2 = cos 2 α + β 2 cos(α + β) + 1 + sin 2 (α + β) = cos 2 α + β + sin 2 (α + β) + 1 2 cos(α + β) =1 AC 2 = 2 2 cos(α + β) Jarak titik B(cos α, sin α) dan D(cos β, sin β) adalah : 28 Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2001), hlm. 82-83. 25

BD 2 = cos β cos α 2 + sin β sin α 2 = cos 2 β 2 cos α cos β + cos 2 α + sin 2 β + 2 sin α sin β + sin 2 α = cos 2 β + sin 2 β + (cos 2 α + sin 2 α) 2 cos α cos β + 2 sin α sin β BD 2 = 2 2 cos α cos β + 2 sin α sin β Karena AC 2 = BD 2, maka diperoleh hubungan 2 2 cos(α + β) = 2 2 cos α cos β + 2 sin α sin β cos(α + β) = cos α cos β sin α sin β Jadi rumus untuk cos(α + β) adalah: cos(α + β) = cos α cos β sin α sin β Sedangkan rumus untuk cos(α β) dapat diperoleh dari rumus cos(α + β) dengan cara mengganti sudut β menjadi β. 29 cos(α β) = cos(α + ( β)) = cos α cos( β) sin α sin( β) = cos α cos β sin α ( sin β) = cos α cos β + sin α sin β Sehingga rumus untuk cos(α β) adalah: cos(α β) = cos α cos β + sin α sin β Dari kedua rumus di atas, maka dapat disederhanakan menjadi: cos(α ± β) = cos α cos β ± sin α sin β b) Rumus untuk sin(α ± β) 30 Rumus sinus jumlah dua sudut dapat dicari dengan menggunakan rumus kosinus selisih dua sudut, yaitu sebagai berikut: sin(α + β) = cos π (α + β) 2 = cos ( π α) β 2 29 Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas XI, hlm. 82-83. 30 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 113-114. 26

Jadi, = cos π α cos β + sin π α sin β 2 2 = sin α cos β + cos α sin β sin(α + β) = sin α cos β + cos α sin β Selanjutnya, untuk mencari rumus sin(α β) dapat dicari dengan mengubah sin(α β) menjadi sin(α + ( β)). Dengan cara yang sama seperti di atas pada rumus sin(α + β) akan diperoleh; sin(α β) = sin α cos β cos α sin β Sehingga rumus untuk sin(α ± β) adalah: sin(α ± β) c) Rumus untuk tan(α ± β) 31 = sin α cos β ± cos α sin β Rumus tangen jumlah dan selisih dua sudut dapat diturunkan dari rumus jumlah dan selisih dua sudut sinus dan kosinus. Penjelasannya adalah sebagai berikut: tan α + β = = = sin (α+β) cos (α+β) sin α cos β +cos α sin β cos α cos β sin α sin β sin α cos β α sin β +cos cos α cos β cos α cos β cos α cos β sin α sin β cos α cos β cos α cos β Bagi pembilang dan penyebut dengan cos α cos β = sin α β +sin cos α cos β sin α sin β cos α cos β 1 = tan α+tan β 1 tan α tan β Dengan menggunakan cara yang sama, diperoleh: tan α β = tan α+tan β 1 tan α tan β 31 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 116. 27

2. Rumus trigonometri sudut rangkap dan tengahan 32 a) Sinus sudut rangkap Sinus sudut rangkap dinyatakan dengan sin 2α. Rumus ini diperoleh dari rumus sinus jumlah dua sudut. Penjelasannya sebagai berikut: sin 2α = sin α + α = sin α cos α + cos α sin α = 2 sin α cos α b) Kosinus sudut rangkap Seperti pada sin 2α, rumus cos 2α dapat diperoleh dari rumus kosinus jumlah dua sudut. Penjelasannya sebagai berikut: cos 2α = cos α + α = cos α cos α sin α sin α = cos 2 α sin 2 α Dengan menggunakan identitas cos 2 α + sin 2 α = 1, maka akan diperoleh bentuk lain dari cos 2α. cos 2α = cos 2 α sin 2 α = cos 2 α (1 cos 2 α) = 2cos 2 α 1 Selain itu cos 2α juga dapat dinyatakan dalam bentuk: cos 2α = cos 2 α sin 2 α = (1 sin 2 α) sin 2 α = 1 2sin 2 α Dari beberapa rumus di atas, maka diperoleh: cos 2α = cos 2 α sin 2 α = 2cos 2 α 1 = 1 2sin 2 α 32 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 120. 28

c) Tangen sudut rangkap 33 Rumus tan 2α dapat diperoleh dari rumus tan α + β dengan mensubtitusikan β = α, sehingga diperoleh: tan 2α = tan α + α = = tan α+tan α 1 tan α tan α 2 tan α 1 tan 2 α d) Trigonometri sudut tengahan 34 Rumus trigonometri sudut tengahan dapat diturunkan dari rumus trigonometri sudut rangkap. Penjelasannya adalah sebagai berikut; cos 2α = 2 cos 2 α 1 cos 2 1 + cos 2α α =.. (1) 2 cos 2α = 1 2 sin 2 α sin 2 1 cos 2α α =.. (2) 2 Dengan menggunakan identitas tersebut dapat diturunkan tiga identitas yang baru. Misalkan 2α = θ, maka α = θ. Sehingga jika 2 disubtitusikan α = θ 2 ke persamaan (1) dan (2) akan diperoleh: cos 2 θ 2 sin 2 θ 2 = 1+cos θ 2 = 1 cos θ 2 atau cos θ 2 sin θ 2 = ± 1+cos θ 2 = ± 1 cos θ 2 33 Sartono Wirodikromo, Matematika untuk SMA Kelas XI, hlm. 91. 34 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 123. 29

Sedangkan untuk tan θ diperoleh dengan menggunakan hubungan: 2 tan θ 2 = sin θ 2 cos θ 2 = ± 1+cos θ 1 cos θ 3. Rumus perkalian sinus dan kosinus 35 Rumus yang digunakan untuk mencari rumus perkalian sinus dan kosinus adalah rumus jumlah dan selisih dua sudut. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a) Perkalian kosinus dan kosinus cos(α + β) = cos α cos β sin α sin β cos α β = cos α cos β + sin α sin β + cos α + β + cos α β = cos α cos β + cos α cos β cos α + β + cos α β = 2 cos α cos β Jadi, 2 cos α cos β = cos α + β + cos α β atau cos α cos β = 1 cos α + β + 1 cos α β 2 2 b) Perkalian sinus dan sinus cos(α + β) = cos α cos β sin α sin β cos α β = cos α cos β + sin α sin β - cos α + β cos α β = sin α sin β sin α sin β cos α + β cos α β = 2 sin α sin β Jadi, 2 sin α sin β = cos α + β cos α β atau sin α sin β = 1 cos α β 1 cos α + β 2 2 35 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 126. 30

4. Rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus 36 Rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus dapat diperoleh dari rumus perkalian sinus dan kosinus. Penjelasannya adalah sebagai berikut; Seperti diketahui, rumus perkalian sinus dan kosinus adalah: 2 cos α cos β = cos(α + β) + cos(α β) 2 sin α sin β = cos(α β) cos(α + β) = (cos α + β cos(α β)) 2 sin α cos β = sin(α + β) + sin(α β) 2 cos α sin β = sin(α + β) sin(α β) Misalkan A = α + β dan B = α β maka: A + B = (α + β) + (α β) = 2 α α = A+B A - B = (α + β) - (α β) = 2 β β = A B Bila permisalan di atas disubtitusikan pada rumus perkalian sinus dan kosinus maka akan diperoleh rumus penjumlahan dan pengurangan sinus dan kosinus sebagai berikut: cos A + cos B = 2 cos A+B 2 cos A cos B = 2 sin A+B 2 sin A + sin B = 2 sin A+B 2 sin A sin B = 2 cos A+B 2 C. Aturan Sinus dan Kosinus 1. Aturan Sinus 37 cos A B 2 sin A B 2 cos A B 2 sin A B 2 Misalkan ada sebuah segitiga, katakanlah ABC, maka akan dapat dibuktikan bahwa [ABC] = rumus sebgai berikut: [ABC] = ab sin C 2 = bc sin A 2 ab sin C 2 = 2 2 yang secara simetri juga dapat diperoleh ac sin B 2 36 Sulistiyono, et.al., Matematika SMA untuk Kelas XI, hlm. 129. 37 E-book/pdf, 103 Trigonometry Problems, hlm. 18 31

Jika rumus tersebut dibagi denga pembagi abc, maka akan menghasilkan rumus sebagai berikut: sin A a = sin B b = sin C c atau 2 a = b = c sin A sin B sin C Rumus itulah yang kemudian dinamakan aturan atau hokum sinus. 2. Aturan Kosinus 38 Ketika kita tahu dua ukuran sisi dan juga sudut suatu segitiga, maka ukuran dan bentuk segitiga tersebut dapat ditentukan. Oleh sebab itu, ketiga sisinya juga dapat ditentukan. Untuk lebih mudahnya maka segitiga tersebut diletakkan pada suatu bidang koordinat sebagai berikut; Gambar 17 Pada gambar 17 di atas adalah AABC dengan AB = c, BC = a, dan CA= b, koordinat A(0,0), B(c,0) dan C(b cos A, b sin A). Bila b, c dan sudut A diketahui ukurannya, lalu koordinat dari tiap-tiap vertex (ujung) juga 38 E-book/ pdf, Algebra 2 and Trigonometry, 552-553 32

diketahui, maka dapat pula ditentukan a, dan panjang ketiga sisi segitiga tersebut dengan menggunakan rumus jarak. Rumus jarak antara dua titik, misalkan P(x 1, y 1 ) dan Q(x 2, y 2 ) adalah: PQ 2 = x 2 x 2 1 + y 2 y 2 1 Misalkan P(x 1, y 1 ) = B(c,0) dan Q(x 2, y 2 ) = C(b cos A, b sin A), dengan menggunakan rumus jarak tersebut akan diperoleh: BC 2 = b cos A c 2 + b sin A 0 2 = b 2 cos 2 A 2 bc cos A + c 2 + b 2 sin 2 A = b 2 cos 2 A + b 2 sin 2 A + c 2 2 bc cos A = b 2 (cos 2 A + sin 2 A) + c 2 2 bc cos A = b 2 (1) + c 2 2 bc cos A = b 2 2 bc cos A Karena BC = a, maka: a 2 = b 2 + c 2 2 bc cos A rumus itulah yang kemudian dinamakan aturan kosinus. Dengan cara yang sama akan diperoleh pula rumus: b 2 = a 2 + c 2 2 ac cos B c 2 = a 2 + b 2 2 ab cos C D. Teori Penentuan Arah Kiblat 1. Teori Trigonometri Bola (Spherical Trigonometry) Teori trigonometri bola dapat digunakan untuk menentukan arah kiblat dengan menggunakan rumus segitiga bola untuk menentukan sudut yang dibentuk dari dua titik yang berada di atas bumi. Keberadaan bumi yang mendekati bentuk bola memudahkan penentuan perhitungan arah atau jarak sudut suatu tempat dihitung dari tempat lain. Oleh karena itu, teori trigonometri bola dapat digunakan dalam penentuan arah kiblat. Teori trigonometri bola berbeda dengan trigonometri bidang datar. Dalam trigonometri bola membahas sudut-sudut segitiga yang diaplikasikan pada bidang bola. Sedangkan trigonometri bidang datar membahas sudutsudut segitiga yang diaplikasikan pada bidang datar. Trigonometri bidang 33