4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc.

dokumen-dokumen yang mirip
1. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat.

BAB I STRUKTUR KRISTAL

Struktur Kristal. Modul 1 PENDAHULUAN

Kerapatan atom struktur kristal bisa dicari dengan persamaan:

KIMIA FISIKA KESETIMBANGAN CAIR-UAP & PADAT-UAP. Prof. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FTI ITS

PERUBAHAN SIFAT MELALUI STRUKTUR ATOM

Prof. Drs.H.Darsono, M.Sc

Simetri. Operasi Simetri 13/03/2015. Pertemuan ke-5 Kristalografi (Simetri: Simbol & Operasinya) Nurun Nayiroh, M.Si

B. HUKUM-HUKUM YANG BERLAKU UNTUK GAS IDEAL

SUSUNAN ATOM DALAM. 1. Irfa Hambali 2. Rezki Al Khairi. 4. Junedi Ramdoner 5. Priselort D. 7. Venti Nuryati

Bab 6. Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi)

Silabus dan Rencana Perkuliahan

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) UNIVERSITAS DIPONEGORO

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

TUGAS 4 FISIKA ZAT PADAT. Penurunan Rumus Amplitudo Hamburan. Oleh : Aldo Nofrianto ( /2014 ) Pendidikan Fisika A. Dosen Pengampu Mata kuliah

01 : STRUKTUR MIKRO. perilaku gugus-gugus atom tersebut (mungkin mempunyai struktur kristalin yang teratur);

MAKALAH FISIKA BAHAN STRUKTUR & GEOMETRI KRISTAL (BCC, FCC, HCP) : KERAPATAN KRISTAL

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Mata Kuliah/ Kode : Pendahuluan Fisika Zat Padat/ GFI 10442

FONON I : GETARAN KRISTAL

Matematika Semester IV

ANALISIS STURKTUR KOGNITIF MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA PADA KONSEP STRUKTUR KRISTAL

SUSUNAN ATOM BENDA PADAT

PENDAHULUAN Anda harus dapat

Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik pada bidang yang berjarak

Sistem Kristal dan Kisi Bravais

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

2. Memahami dan mampu menyelesaikan Permasalahan yang berkaitan dengan vektor di Ruang Tiga, yaitu Persamaan Bidang

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

MODUL IV JUDUL : KRISTALOGRAFI I BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KESULITAN KONSEP STRUKTUR KRISTAL PADA PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT BAGI CALON GURU FISIKA

GEOMETRI ANALITIK PERTEMUAN2: GARIS LURUS PADA BIDANG KOORDINAT. sofyan mahfudy-iain Mataram 1

POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU

SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL

Sistem Koordinat dalam 2 Dimensi Ruang Mengingat kembali sebelum belajar kalkulus

KB 2. Nilai Energi Celah. Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perhitungan Struktur Elektronik Graphene dan Carbon Nanotube

KB.2 Fisika Molekul. Hal ini berarti bahwa rapat peluang untuk menemukan kedua konfigurasi tersebut di atas adalah sama, yaitu:

02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM

PERSAMAAN BIDANG RATA DAN VEKTOR NORMAL. (,, ) dan (,, ). Dan misalkan

Pertemuan Minggu ke Keterdiferensialan 2. Derivatif berarah dan gradien 3. Aturan rantai

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

Sistem Kristal Hexagonal

PROSES GARIS DALAM GEOMETRISTOCHASTIC. Drs. GIM TARIGAN. Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT. Dra. Wiendartun, M.Si

fungsi Dan Grafik fungsi

Gambar 2.1. momen magnet yang berhubungan dengan (a) orbit elektron (b) perputaran elektron terhadap sumbunya [1]

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Aplikasi Superkoduktor yang mencakup:

Gambar dibawah memperlihatkan sebuah image dari mineral Beryl (kiri) dan enzim Rubisco (kanan) yang ditembak dengan menggunakan sinar X.

4. Himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear x + y = 5 dan x - 2y = -4 adalah... A.{ (1, 4) }

Persamaan dan Pertidaksamaan Linear

BAB I Geometri dan Prinsip Dasar Kristal

PEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG

MBS - DTA. Sucipto UNTUK KALANGAN SENDIRI. SMK Muhammadiyah 3 Singosari

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Geometri dalam Ruang, Vektor

2.2 kinematika Translasi

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

Materi Fungsi Linear Fungsi Variabel, koefisien, dan konstanta Variabel variabel bebas Koefisien Konstanta 1). Pengertian fungsi linier

PERSAMAAN BIDANG RATA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II VEKTOR DAN GERAK DALAM RUANG

WUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1

Bab 3 Medan Listrik. A. Pendahuluan

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

KB 2. Teknologi Kereta Api Yang Berkecepatan Tinggi. Aplikasi superkonduktor dalam teknologi kereta Api supercepat adalah memanfaatkan

OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional)

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

+ + MODUL PRAKTIKUM FISIKA MODERN DIFRAKSI SINAR X

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

MODUL 3 BIDANG RATA. [Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat]

FUNGSI, SISTEM PERSAMAAN LINIER DAN MENGGAMBAR GRAFIK

Crystallography (Kristallografi) Oleh: Siti K. Chaerun

Pengaruh Suhu Pertumbuhan terhadap Laju Penumbuhan Kristal Tunggal Garam Rochelle (KNaC 6 H 6 O 6.4H 2 O)

FISIKA XI SMA 3

MATERI PRASYARAT. ke y= f(x) =ax2 + bx +c

ISTIYANTO.COM. memenuhi persamaan itu adalah B. 4 4 C. 4 1 PERBANDINGAN KISI-KISI UN 2009 DAN 2010 SMA IPA

OSN Guru Matematika SMA

Silabus. 1 Sistem Bilangan Real. 2 Fungsi Real. 3 Limit dan Kekontinuan. Kalkulus 1. Arrival Rince Putri. Sistem Bilangan Real.

β α α β SOAL MATEMATIKA UNTUK SMA istiyanto.com Mari Berbagi Ilmu Dengan Yang Lain A. Persamaan Kuadrat dan Fungsi Kuadrat

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

Soal UN 2009 Materi KISI UN 2010 Prediksi UN 2010

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008

BAB 2. KEDUDUKAN KRISTAL DALAM TIGA DIMENSI Kedudukan Utama Bidang terhadap Ketiga Sumbu Kristalografi

KRISTAL DAN KRISTALOGRAFI I

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

Jika titik O bertindak sebagai titik pangkal, maka ruas-ruas garis searah mewakili

Fisika Dasar I (FI-321)

: METODE GRAFIK. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

Penerapan Turunan MAT 4 D. PERSAMAAN GARIS SINGGUNG KURVA A. PENDAHULUAN B. DALIL L HÔPITAL C. PERSAMAAN PADA KINEMATIKA GERAK TURUNAN. materi78.co.

Transkripsi:

Pengantar. Target: mahasiswa undergraduate menjelang tingkat akhir atau mahasiswa graduate tanpa latar belakang fisika zat padat. 2. Penjelasan Mata kuliah: tujuan perkuliahan ini adalah untuk memberikan pendahuluan fisika zat padat. Perkuliahan ini dibuat untuk memberi konsep dasar sekaligus tinjauan menyeluruh mengenai fisika zat padat. 3. Prasyarat perkuliahan: mekanika kuantum dasar. 4. Buku teks: Introduction to solid state physics, Charles Kittel, John Willey & Sons, Inc. 5. Pengajar: Agus Purwanto Ph.D, purwanto agus@yahoo.com, http://purwanto.freeservers.com 6. Grading: PR 30 %, UTS 30 %, UAS 40 % Tabel 0.: Silabus Pendahuluan Fisika Zat Padat (diluar ekskursi dan ujian) Minggu Topik Subtopik Struktur Kristal 2 Difraksi 3 Ikatan dalam kristal 4 Dinamika kristal vibrasi kisi 5 sifat termal 6 Elektron dalam zat padat model elektron bebas 7 pengaruh potensial periodik 8 struktur pita dan permukaan Fermi 9 hantaran listrik pada logam 0 Kristal semikonduktor elektron dan lubang sifat transport 2 Magnetisme diamagnetisme 3 paramagnetisme 4 feromagnetisme 5 antiferomagnetisme i

January, 2006 ii Ilmu Bahan

Bab Struktur Kristal Fisika zat padat banyak berkenaan dengan kristal dan elektron dalam kristal. Pemahaman mengenai fisika zat padat dimulai pada awal abad ke 20 setelah penemuan difraksi sinar-x oleh kristal dan sederet publikasi mengenai perhitungan sederhana dan prediksi yang sukses mengenai sifat kristal. Jika kristal ditumbuhkan dalam lingkungan yang konstan, blok yang identik akan berkembang secara teratur. Masing-masing blok tersebut merupakan atom atau sekelompok atom yang tersusun secara periodik dalam 3 dimensi. Hal ini sesuai dengan penemuan pada abad ke 8 mengenai bilangan indeks berupa bilangan bulat berkenaan dengan arah bidang kristal sebagaimana akan dibahas pada bab ini. Penemuan tersebut membuktikan bahwa kristal terdiri dari atom-atom yang tersusun secara periodik. Model atom periodik tersebut memungkinkan fisikawan berpikir lebih jauh mengenai sifat bahan kristal. Studi diperluas hingga mencakup bahan amorf (=nonkristalin=glass). Bidang yang lebih luas adalah fisika zat mampat dimana bahan cair juga dipelajari.. Susunan Atom Periodik Suatu kristal yang idela tersusun dari satuan struktur yang identik yang berulang tak-hingga. Pada kristal sederhana, satuan struktural tersebut berupa atom tunggal, seperti pada tembaga, perak, emas, besi, alumunium dan logam alkali. Pada kristal tidak sederhana, satuan struktural tersebut dapat terdiri dari banyak atom atau molekul. Struktur kristal dapa digambarkan melalui kisi dengan atom atau kelompok atom berada pada titik kisi tertentu. Kelompok atom tersebut di sebut sebagai basis, jika berulang dalam ruang membentuk struktur kristal... Vektor Translasi Kisi Kisi didefinisikkan sebagai 3 vektor translasi dasar a, a 2 dan a 3 sedemikian sehingga susunan atom terlihat sama dalam segala hal ketika dilihat dari titik r ataupun dari titik r = r + u a + u 2 a 2 + u 3 a 3, (.) dengan u, u 2, u 3 berupa bilangan bulat. Sekumpulan titik r sesuai dengan Pers. (.) mendefinisikan kisi. Kisi adalah susunan kelompok atom yang tersusun secara periodik dalam ruang. Kisi merupakan abstraksi matematis; struktur kristal tersusun ketika basis atom secara identik terletak pada titik kisi. Hubungan logisnya adalah: kisi + basis = struktur kristal. (.2) Kisi dan vektor translasi a, a 2, a 3 dikatakan primitif jika susunan atom yang memenuhi Pers. (.) menghasilkan volume yang terkecil. Kita biasa menggunakan vektor translasi primitif untuk mendefinisikan sumbu kristal. Namun demikian, sumbu kristal nonprimitif terkadang digunakan untuk memudahkan hubungan simetri kristal. Sumbu kristal a, a 2, a 3 membentuk parallelepiped. Jika titik kisi hanya terletak di sudut parallelepiped, maka ia disebut sebagai parallelepiped primitif. Operasi translasi kisi didefinisikan sebagai pergeseran melalui vektor translasi: Dua titik kisi terhubung melalui vektor sesuai Pers. (.3). T = u a + u 2 a 2 + u 3 a 3. (.3)

Untuk menggambarkan struktur kristal, terdapat beberapa pertanyaan penting untuk dijawab: Apa kisinya? Bagaimana pemilihan sumbu kristal a, a 2, a 3 yang kita pilih? Apa basisnya? Lebih dari satu kisi selalu dimungkinkan untuk struktur tertentu, dan lebih dari satu set sumbu dapat digunakan untuk kisi tertentu. Basis ditentukan setelah pilihan-pilihan tersebut diambil. Semua (termasuk pola difraksi) konsisten asalkan Pers. (.3) dipenuhi. Operasi simetri pada kristal membawa kristal tersebut ke dirinya sendiri. Hal ini mencakup pula operasi translasi kisi. Terdapat pula operasi rotasi dan refleksi, yang disebut sebagai operasi titik. Lebih lanjut, operasi simetri translasi dapat dikombinasikan dengan simetri titik. Buku teks kristalografi banyak membahas hal tersebut...2 Basis dan Struktur Kristal Suatu basis atom terikat pada setiap titik kisi, dimana setiap basis adalah identik dalam komposisi, susunan dan arah. Jumlah atom dalam basis bisa saja satu, atau lebih dari satu. Posisi atom ke-j (di dalam basis) relatif terhadap titik kisinya adalah r j = x j a + y j a 2 + z j a 3. (.4) Kita selalu dapat memilih pusat koordinat sebagai titik kisi sehingga 0 x j, y j, z j...3 Sel Kisi Primitif Parallelepiped yang didefinisikan dengan sumbu primitifa, a 2, a 3 disebut sebagai sel primitif. Sebuah sel primitif adalah sel terkecil yang berulang secara periodik dalam 3 dimensi. Terdapat banyak cara untuk memilih sumbu primitif yang mendefinisikan sel primitif untuk setiap kisi. Banyak atom dalam seuatu sel primitif atau basis primitif selalu sama untuk setiap struktur kristal. Sel primitif selalu mengandung titik kisi. Jika sel primitif adalah parallelepiped dengan titik kisi di setiap ujungnya (ada 8 ujung), maka jumlah total titik kisi dari sel tersebut adalah 8 8 =. Volume dari parallelepiped dengan sumbu a, a 2, a 3 adalah V c = a a 2 a 3, (.5) yang diperoleh dengan analisis vektor dasar. Basis berkenaan dengan sel primitif disebut sebagai basis primitif. Tidak ada basis yang mengandung atom kurang dari atom yang berada dalam basis primitif..2 Jenis Dasar Kisi Kisi kristal dapat di petakan ke dirinya sendiri dengan translasi kisi T dan berbagai operasi simetri lain. Operasi simetri lain tersebut antara lain adalah operasi simetri rotasi dengan sumbu melalui titik kisi. Besar sumbu rotasi adalah 2π, 2π/2, 2π/3, 2π/4, 2π/6 radian dan kelipatan bilangan bulatnya. Rotasi dengan besar sudut tersebut di atas, masing-masing di sebut sebagai rotasi lipat satu, dua, tiga, empat dan enam dan biasanya diberi simbol, 2, 3, 4, dan 6. Grup titik kisi adalah sekumpulan operasi simetri yang bila diaplikasikan pada titik kisi akan memetakan kisi tersebut pada dirinya. Rotasi yang mungkin telah dibahas di atas. Dalam grup tersebut bisa terdapat simetri cermin m. Operasi simetri inversi terdiri dari operasi simetri rotasi lipat 2 diikuti dengan operasi simetri refleksi terhadap bidang yang tegak lurus sumbu rotasi; efeknya adalah mengganti r dengan r..2. Jenis Kisi 2-D Jumlah kisi yang mungkin adalah tak terbatas untuk 2 dimensi karena tidak ada batasan alamiah dari panjang vektor translasi kisi atau sudut di antaranya. Namun kisi khusus berjenis oblique invariant dalam rotasi 2π/3, 2π/4 atau 2π/6 atau dalam refleksi cermin. Kita harus memberi kondisi batas pada a dan a 2, jika kita ingin membangun kisi yang invariant dalam satu atau lebih operasi ini. Ada 4 jenis batasan yang berbeda dan masing-masingnya menghasilkan jenis kisi khusus. Jadi secara keseluruhan terdapat 5 jenis kisi yang berbeda dalam 2-D: kisi oblique dan 4 kisi khusus. Jenis kisi yang berbeda sering disebut sebagai kisi Bravais; kita katakan terdapat 5 kisi Bravais atau net dalam 2-D. January, 2006 2 Ilmu Bahan

.2.2 Jenis Kisi 3-D Grup simetri titik dalam 3-D membutuhkan 4 jenis kisi yang berbeda seperti tertera pada Tabel.. Tabel.: 4 jenis kisi dalam 3 dimensi Sistem jumlah kisi batasan dalam sel konvensional Triklinik a a 2 a 3 α β γ Monoklinik 2 a a 2 a 3 α = γ = 90 0 β Ortorombik 4 a a 2 a 3 α = β = γ = 90 0 Tetragonal 2 a = a 2 a 3 α = β = γ = 90 0 Kubus 3 a = a 2 = a 3 α = β = γ = 90 0 Trigonal a = a 2 = a 3 α = β = γ < 20 0 90 0 Hexagonal a = a 2 a 3 α = β = 90 0 ; γ = 20 0.3 Sistem Indeks untuk Bidang Kristal Arah kristal ditentukan dengan 3 titik tak kolinear pada bidang. Jika masing-masing titik terletak pada sumbu kristal yang berbeda, bidang dapat dinyatakan dengan koordinat titik-titik tersebut dalam konstata kisi a, a 2, a 3. Namun akan lebih berguna untuk analisis struktur untuk menyatakan arah sebuah bidang dengan indeks yang ditentukan berdasarkan aturan berikut: z 2 3 y x Agus Purwanto, Ph. D 3 January, 2006

.4 Kisi Periodisitas secara translasi dalam kristal dapat dengan mudah dipelajari dengan melihat geometri pengulangan yang terjadi. Jika motif tersebut berulang dengan interval a, b dan c sepanjang tiga arah yang ko-planar (tidak sebidang), pengulangan tersebut dapat digambarkan dengan urutan periodik dari titik dengan interval a, b, c sepanjang tiga arah yang ko-planar tersebut. Kumpulan titik ini disebut sebagai kisi. Jika suatu titik kisi dipilih sebagai pusat dari kisi, posisi pada sembarang titik lain dapat dinyatakan secara unik dengan vektor: Q u,v,w = ua + vb + wc (.6) Ketiga vektor basis a, b dan c mendefinisikan suatu bangun parallelepiped yang disebut sebagai sel satuan jika volume dari sel tersebut adalah yang terkecil dari semua pilihan sel yang ada. Arah yang ditentukan oleh vektor a, b dan c tersebut masing-masing berkaitan sumbu kristal dengan arah x, y dan z; sementara sudut-sudutnya adalah α, β, γ dengan arah masing-masing berhadapan dengan vektor a, b dan c..5 Sifat berkaitan dengan bilangan rational Karena titik kisi dapat selalu ditentukan oleh bilangan rational, sifat kisi berhubungan dengannya dikatakan rational. Arah dan bidang yang memenuhi hal tersebut adalah arah dan bidang kristalografi..5. Arah Kristalografi Karena kristal adalah anisotropik, diperlukan cara sederhana untuk menyatakan arah dan bidang kristalografi yang pada akhirnya akan berguna untuk membahas sifat kristal tersebut. Dua titik kisi mendefinisikan arah kristalografi. Misalkan kita telah memilih suatu sel satuan primitif. Dua vektor Q u,v,w dan Q nu,nv,nw dengan u, v, w bilangan bulat merupakan dua vektor yang berbeda, namun berarah sama. Arah tersebut dinyatakan sebagai [u v w]. Jika sel bukan merupakan sel yang primitif, u, v, w dan n merupakan bilangan rational. Oleh karenanya Q /2,3/2, /3 dan Q 5/2,5/2, 5/3 mendefinisikan arah yang sama. Indeks dari Q /2,3/2, /3 dapat difaktorkan untuk memperoleh penyebut yang sama sehingga: Q /2,3/2, /3 = Q 3/6,9/6, 2/6 [3 9 2] = [3 9 2] yang dibaca sebagai tiga sembilan minus dua..5.2 Bidang Kristal Teorema Geometri Bidang Berikut ini adalah dua teorema mengenai geometri bidang yang relevan dengan bidang dalam kristal. Teorema: Jika P 0 (x 0, y 0, z 0 ) adalah suatu titik pada bidang dan N a, b, c adalah vektor normal terhadap bidang tersebut, maka persamaan bidangnya adalah: a(x x 0 ) + b(y y 0 ) + c(z z 0 ) = 0 (.7) Bukti: Misalkan P(x, y, x) merupakan sembarang titik pada suatu bidang dan V(P 0 P) adalah vektor: Sesuai dengan definisi ortogonalitas antara dua vektor, maka: V(P 0 P) = x x 0, y y 0, z z 0 (.8) V(P 0 P) N = 0 (.9) Substitusi N = a, b, c dan Pers. (.8) pada Pers. (??Pers:ortogonalitas)) menghasilkan Pers. (.7), yaitu: a(x x 0 ) + b(y y 0 ) + c(z z 0 ) = 0 (.0) January, 2006 4 Ilmu Bahan

2. Teorema: Jika a, b dan c tidak satupun berharga nol, maka grafik persamaan: ax + by + cz + d = 0 (.) adalah berbentuk bidang dan a, b, c adalah vektor normal terhadap bidang tersebut. Bukti: Misalkan b 0, maka titik (0, d/b, 0) terletak pada bidang dengan Pers. (.) karena Pers. (.7) menghasilkan a(x 0) + b(y + d ) + c(z 0) = 0 (.2) b sehingga Pers.. terpenuhi. Prosedur serupa berlaku jika a 0 atau c 0. Pers. (.7) dan Pers. (.) disebut sebagai persamaan Catersian untuk bidang. Pers. (.7) analog dengan bentuk persamaan garis 2-D. Pers. (.) adalah persamaan tingkat satu umum untuk tiga variabel dan juga disebut sebagai persamaan garis (namun untuk 3-D). Suatu bidang dapat dibentuk dari :. tiga titik non-kolinear 2. sebuah garis dan sebuah titik yang tidak terletak pada garis tersebut 3. dua garis yang saling bersinggungan 4. dua garis paralel Untuk menggambar bidang dari persamaannya, proses biasa dimulai dari penentuan titik-titik yang memotong masing-masing sumbu. Setelah itu, ketiga titik tersebut dihubungkan sehingga membentuk bagian dari bidang yang dimaksud. Misalkan kita hendak men-sketsa bidang dengan persamaan: 2x + 4y + 3z = 8 (.3) Dengan mensubstitusi nol untuk y dan z, diperoleh x = 4. Dengan cara serupa, diperoleh perpotongan terhadap sumbu y dan z, masing-masing y = 2 dan z = 8 3. Setelah ketiga titik tersebut diplot dalam sistem koordinat, ketiganya dihubungkan dengan garis sehingga bagian dari bidang yang dimaksud dapat di sketsa. Kaitan Indeks Miller dengan Bidang Kristal Proses difraksi yang digunakan dalam kristalografi sangat tergantung pada bidang kristal yang memenuhi hukum Bragg. Dalam kristalografi, indeks Miller h, k, l sering digunakan untuk mengindeks bidang. Dalam sel satuan kristal, persamaan untuk itu dapat ditulis sebagai: hx + ky + lz = (.4) Sketsa bidang tersebut dapat dimulai dengan menentukan titik perpotongan bidang tersebut dengan ketiga sumbu Cartesian. Perpotongan di sumbu x, y dan z masing-masing adalah x = h, y = k dan z = l. Bidang Sekeluarga Bidang dengan keluarga yang sama akan mempunyai arah normal (tegak lurus) yang sama. Misalkan terdapat bidang dengan persamaan: x 9 + y 6 + z 5 = (.5) Persamaan tersebut dapat pula ditulis sebagai 0x + 5y + 6z = 90 (.6) Bidang yang sama dapat pula diperoleh jika ruas kanan dari Pers. (.6) diganti menjadi faktor kelipatan terkecil dari 0, 5 dan 6, yaitu 30: 0x + 5y + 6z = 30 (.7) Pers. (.7) dapat pula ditulis sebagai x 3 + y 2 + z 5 = (.8) Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa bidang kristal yang sekeluarga dapat ditentukan melalui persamaan bidang. Dalam hal ini, bidang (9 6, 5) sekeluarga dengan bidang (3 2 5) dan ( 0 Agus Purwanto, Ph. D 5 January, 2006 5 6 ).