BAB 2 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep-konsep New Information Economics (NIE).

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang digunakan sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi New Information Economics (NIE).

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Sejarah Metode New Information Economics (NIE) mengkuantifikasikan biaya (cost) dan manfaat (benefit) dari proyek TI.

BAB 2 LANDASAN TEORI. manusia, tempat, barang dan kejadian).

Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara; 2) Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara; 3)

Contoh Kuesioner Portfolio Lights-On

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang

LAMPIRAN 1 KUESIONER APLIKASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif

MENILAI INVESTASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. STI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi bisnis dari berbagai segi terutama waktu dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Landasan Pemikiran

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

EVALUASI KINERJA INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA PT. NOAH ARKINDO

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN DAN RENCANA PROYEK DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA PT. PANIN CAPITAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. tujuan, dimana elemen elemen tersebut terdiri dari sumber daya input, proses

Hudiarto; Hernanda Raditya; Cecep Supriyatna; M. Ichsan Amrin

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Strata I Skripsi Sarjana Komputer

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Arahan Strategi dari PT. Dwindo Berlian Samjaya berfokus pada: Fokus pada kebutuhan pasar.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI. menghubungkan strategi dan perencanaan TI dengan bisnis strategic intention. Konteks strategi bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. maupun rencana proyek pada PT. Marein, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Pendekatan Teknik Informasi Pengertian Teknologi Informasi

Modul ke: CHAPTER 5. IT Infrastructure and Emerging Technologies. Fakultas. Dr. Istianingsih. Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi

Informasi Sistem Manajemen Publik

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Yulia Wati ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada sistem berjalan maupun rencana

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

Infrastruktur Teknologi Informasi

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI (ITI) (Pertemuan 1)

Bab 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

Peranan Strategis Manajemen Sistem Informasi Publik

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Lights-On

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 DATA DAN ANALISIS. Arahan strategi bisnis diperoleh dari analisis terhadap kondisi perusahaan

E-Government Capacity Check

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sudut pandang yang meliputi tujuan, manfaat maupun finansial.

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 ANALISIS SISTEM INFORMASI DAN RENCANA STRATEGI PERUSAHAAN. server yang berada di Jerman melalui akses internet broadband biasa yang

BINUS UNIVERSITY. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

USULAN PENGELOLAAN DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK. DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

PENGGUNAAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA USAHA MELALUI SISTEM INFORMASI

Manajemen Sumber Daya Informasi. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. melakukan Penelitian ini dengan menggunakan beberapa metode antara lain:

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

Organisasi dan System Analyst

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS INVESTASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) XYZ DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS (NIE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini akhirnya menjadi salah satu kebutuhan dan keseharian

BINUS UNIVERSITY ANALISIS APLIKASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. MULTI ARTHA PRATAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi. Manajemen Sumber Daya Proyek

Transkripsi:

8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetian Evaluasi dan Efektivitas 2.1.1 Pengertian Evaluasi Menurut Umar (2005, p36) evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. Menurut Akmal (2009, p9) evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana program dijalankan, apakah proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan, serta mengecek faktor-faktor penghambat yang dihadapi, dan faktorfaktor pendukung yang dimiliki untuk mencapai tujuan. 2.1.2 Pengertian Efektivitas Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Komaruddin (2000, pg269) efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

9 2.2 Pengertian Teknologi Informasi 2.2.1 Pengertian Teknologi Infomasi Teknologi Informasi biasa disebut TI, IT (Information Technology) atau Infotech. Berbagai definisi teknologi informasi telah diutarakan oleh beberapa ahli, diantaranya : Menurut Ward dan Peppard (2002, p3) teknologi informasi menunjuk pada spesifikasi mengenai teknologi, khususnya hardware, software, dan jaringan telekomunikasi. Menurut Turban et al (2003, p3) teknologi informasi adalah kumpulan dari komponen teknologi yang secara khusus yang diatur kedalam sistem informasi berbasis komputer. Menurut O Brien (2003, p7), teknologi informasi adalah seperangkat perangkat keras, piranti lunak, telekomunikasi, manajemen database teknologi pemrosesan lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer. Menurut McLeod dan Scheel (2007, p1), teknologi informasi adalah sumber daya fisik dan sumber daya manusia yang digunakan manajer untuk mengelola perusahaan. Adapun menurut jurnal Strategic Impact of Information Technology dari emerald menyatakan To provide the organisational capacity to adopt information technology (IT) successfully, a partnership between technology and business managers must be established (Franz F. Selig dan Jack T. Nipper,2003). Dan jurnal Information technology in business processes dari emerald menyatakan Reviews IT influences on organizations and management. Suggests that a full and thorough understanding of the roles of IT will also enable

10 systematic identification and assessment of the risks and costs relationships involved with implementing IT in business processes in an organization (Stephen L. Chan, 2000) Jadi pengertian Teknologi Informasi menurut kelompok kami adalah suatu kumpulan teknologi yang diatur kedalam suatu sistem yang nantinya akan memberikan berbagai informasi yang berguna dan penting bagi semua orang. 2.2.2 Komponen dalam Teknologi Infomasi Menurut Laudon dan Laudon (2004, p14), komponen infrastruktur pada IT terdiri dari 7 komponen utama, yaitu: 1. Komponen Piranti Keras / Hardware Komputer, terbagi menjadi : a) Komponen Mesin, misalnya Komputer Client / PC, Personal Data Assistant (PDA), Laptop, dan Server. b) Komponen Mainframe. 2. Komponen Piranti Lunak (Software) Komputer, misalnya Sistem Operasi Microsoft Windows, Linux, Unix, dan lain-lain. 3. Komponen Management dan Penyimpanan Data. Management dan penyimpanan data sangat penting sebab jumlah informasi digital yang baru di dunia berlipat dua kali lipat setiap tiga tahun sekali, sebagian digerakkan oleh e-commerce dan e-bussines. Oleh sebab itu pasar perangkat penyimpanan data digital terus meningkat setiap tahunnya. 4. Komponen Jaringan / Telekomunikasi. Komponen jaringan/telekomunikasi biasanya disediakan oleh perusahaan penyedia

11 layanan telekomunikasi/telepon yang menawarkan konektivitas suara dan data, WAN dan akses internet. 5. Komponen Platform Internet. Platform internet harus dihubungkan dan bertumpang tindih dengan infrastruktur jaringan umum dan platform peranti keras dan peranti lunak perusahaan. 6. Komponen Layanan Dan Konsultasi Integrasi Sistem Layanan dan konsultasi integrasi sistem dibutuhkan karena perusahaan besar kurang memiliki karyawan, keahlian, anggaran, pengalaman, untuk melaksanakan prosedur bisnis, pelatihan dan pendidikan. Integrasi peranti lunak artinya memastikan infrastruktur baru bekerja sama dengan infrastruktur perusahaan lama, yang disebut sistem warisan dan memastikan elemen-elemen infrastruktur yang baru bekrja sama dengan yang lainnya. 7. Komponen Software Aplikasi Enterprise/Enterprise Software Application, misalnya seperti SAP, Oracle, Microsoft, BEA, People Soft. 2.3 Pengertian Investasi Teknologi Informasi 2.3.1 Pengertian Investasi Teknologi Informasi. Menurut Schniederjans, 2004 Investasi Teknologi Informasi adalah suatu keputusan investasi dalam mengalokasikan seluruh tipe dari Manajemen Sistem Informasi termasuk diantaranya manusia. Sedangkan pengertian investasi adalah kegiatan menggunakan modal untuk menciptakan nilai tambah dari dana yang ditanamkan, baik melalui kegiatan yang menghasilkan pendapatan atau kegiatan lain yang mengandung resiko.

12 Menurut Fitzpatrick ( 2005,p28 ), investasi IT terdiri dari biaya total life cycle dari keseluruhan proyek atau potongan proyek yang melibatkan IT termasuk di dalamnya biaya operasi setelah proyek dari sistem yang telah diimplementasikan. Investasi akan diberhentikan ketika telah digantikan atau dieliminasi untuk berbagai alasan. Adapun menurut jurnal how to measure and improve the value of IT dari proquest menyatakan A primary reason for doubts about the potential value organizations can derive from existing and future IT investments is related to the absence of a proper way to measure IT's value-creating role and evaluate the payoffs of IT investments (Marc J Epstein dan Adriana Rejc, 2005). Menurut kami investasi Teknologi Informasi adalah suatu pengeluaran biaya di bidang IT untuk kebutuhan perusahaan dan merupakan suatu penanaman modal untuk periode tertentu yang akan memberikan suatu keuntungan dimasa yang akan datang. 2.3.2 Jenis-Jenis Investasi TI Menurut Fitzpatrick (2005, p28), jenis-jenis investasi TI meliputi : 1. Hardware adalah semua mesin dan peralatan dalam sistem komputer. Contoh: PC, mouse, keyboard, dan sebagainya. 2. Software adalah instruksi elektronik step-by-step yang memberitahukan perangkat keras komputer apa bagaimana melakukan sebuah tugas. Contoh: operating system, utility software, application software.

13 3. Network/jaringan adalah sebuah sistem komunikasi yang menghubungkan dua atau lebih komputer, internet adalah jaringan terbesar. Contoh, LAN, WAN, MAN. 4. Brainware adalah pemakai komputer atau orang yang mengoperasikan komputer (user), karena secanggih apapun komputer jika tidak ada yang mengoperasikannya (user) maka komputer tersebut tidak dapat digunakan. Contoh: operator, programmer, sistem analis, database administrator. 2.3.3 Tujuan dan Manfaat Investasi Teknologi Informasi Tujuan dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi adalah sebagai berikut (Richardus Eko Indrajit, 2004, p30): a) Adanya alasan kelangsungan hidup perusahaan atau bisnis itu sendiri dalam arti kata perusahaan melihat bahwa keberadaan teknologi informasi dalam bisnis terkait sifatnya adalah mutlak. b) Untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas perusahaan c) Keinginan perusahaan untuk mendapatkan suatu loncatan keunggulan kompetitif agar dapat meninggalkan para pesaing bisnisnya dengan mengembangkan teknologi yang belum dimiliki perusahaan lain. Manfaat dilakukannya investasi dalam bidang teknologi informasi adalah sebagai berikut (Richardus Eko Indrajit, 2004, p41): a) Mereduksi biaya yang dikeluarkan (cost displacement) b) Menghindari biaya yang harus dikeluarkan (cost avoidance) c) Memperbaiki kualitas yang diambil (decision analysis)

14 d) Menghasilkan dampak positif yang diperoleh perusahaan (impact analysis) 2.3.4 Karakteristik Khusus Investasi Teknologi Informasi Karakteristik khusus dari investasi menurut Remenyi (2001) dalam bidang IT adalah sebagai berikut: a) Teknologi informasi membawa resiko yang tinggi, biaya yang tinggi, tetapi memungkinkan membawa keuntungan yang besar, jadi kita tidak dapat mengesampingkannya. b) Pengeluaran dalam teknologi informasi merupakan sebuah proporsi yang signifikan terhadap pengeluaran modal organisasi. c) Laju dari perubahan teknologi, dan macam-macam penggunaannya, mendatangkan kesulitan pada manajer untuk mengenalnya dengan semua aspek dalam pengambilan keputusan. d) Dalam kebanyakan organisasi tidak ada kepercayaan terhadap pencatatan dalam anggaran belanja ukuran biaya, dan keuntungan. 2.4 Evaluasi Investasi Teknologi Informasi Alasan utama mengapa sangat banyak perusahaan baru baru ini tertarik dalam melakukan evaluasi IT menurut Remenyi (2001), adalah karena adanya keraguan yang pantas dipertimbangkan di dalam banyak era dimana investasi dalam bidang teknologi informasi telah terbukti berhasil secara ekonomi. Alasan lainnya adalah dengan melakukan evaluasi teknologi informasi, perusahaan akan mempelajari bagaimana cara menggunakannya dengan baik. Ini akan memberikan kesempatan untuk perusahaan

15 mengerti bagaimana suatu teknologi informasi dapat digunakan lebih baik dalam proses bisnis perusahaan, dan sebuah proses timbal balik yang dapat ditempatkan dalam posisi dimana diharapkan perusahaan dapat membuat keputusan-keputusan yang lebih baik di lain waktu. Evaluasi investasi IT harus dilakukan secara cermat dan teliti dikarenakan: a) Jumlah uang yang dikeluarkan untuk investasi sering kali cukup besar. b) Karena banyak investasi IT yang tidak selalu dirasa mendekati penghasilan atau aspek pembuat keuntungan dari bisnis. c) Karena tidak selalu ada persetujuan mengenai kebutuhan investasi IT, baik nilai maupun kinerja. d) Banyak dari pengeluaran IT, khususnya perangkat keras, secara tradisional telah dijadikan modal. e) Karena telah berkembangnya ketidakpuasan pada pelaksanaan dari fungsi IT. Maka menurut kelompok kami Evaluasi Investasi Teknologi Informasi perlu dilakukan karena akan memberikan keuntungan yang banyak bagi perusahaan dan bisa mempelajari ulang mengenai teknologi informasi tersebut, jadi Evaluasi Investasi Teknologi Informasi adalah suatu proses pengkajian ulang mengenai suatu Investasi Teknologi Informasi tersebut guna mendapatkan suatu kepastian mengenai investasi IT dan dapat memberikan suatu keputusan yang terbaik sehingga dapat menguntungkan semua pihak dan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan. Pertimbangan pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi teknologi informasi adalah: a) Strategi bisnis organisasi secara keseluruhan, b) Posisi organisasi pada pasar termasuk menganalisa fasilitas yang ada untuk persaingan dan pelayanan yang diharapkan oleh pelanggan,

16 c) Situasi keuntungan organisasi, d) Keahlian TI yang dimiliki oleh organisasi, e) Analisa tren dan standar teknologi informasi. 2.5 Pengertian New Information Economics Menurut Benson et al ( 2004,p99 ), New Information Economics ( NIE ) merupakan sekumpulan praktek terkoordinasi berdasarkan prinsip dan aktivitas terintegrasi secara efektif menghubungkan bisnis dengan proses manajemen Teknologi Informasi ( TI ), dan mampu menghubungkan strategi bisnis perusahaan dengan aktivitas dan inisiatif Teknologi Informasi ( TI ). 2.5.1 Tujuan dari New Information Economics Menurut Benson et al.(2004, p68-69), tujuan NIE secara keseluruhan, yaitu menyediakan kemampuan melihat 100% pengeluaran TI dan membangun sebuah kerangka kerja untuk perencanaan berdasarkan anggaran ( mendukung Strategy to Bottom Line Value Chain ). Praktek NIE Demand/Supply Planning dan Innovation bertujuan untuk : - Menghubungkan sumber daya yang ada dan yang dibutuhkan dengan Strategic Intention perusahaan. - Membangun pondasi untuk penilaian untuk portfolio yang ada sekarang dan mendefinisikan portfolio strategi di masa depan. - Membangun kosa kata yang konsisten untuk IT dan bisnis.

17 - Mendeskripsikan dimana sumber daya IT diaplikasikan dan menghubungkan mereka dengan anggaran perusahaan dan proses perencanaan. - Menyediakan sebuah kerangka kerja untuk mendefinisikan kebutuhan IT termasuk pembaharuan dan pertumbuhan. - Membangun hubungan untuk mendukung performa. Praktek NIE Prioritization bertujuan untuk: - Membangun dasar arahan strategi untuk pengalokasian sumber daya dan prioritasi. - Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi dimasa depan. - Menyediakan dasar untuk penilaian resiko proyek dan keuntungan. Praktek NIE Alignment bertujuan untuk : - Membangun dasar untuk Service, kualitas, hal yang dapat dipercaya dan penilaian resiko. - Membangun informasi yang digunakan untuk penyelarasan selama bertahun tahun. - Mengalamatkan 100% untuk pengeluaran TI dan menghubungkan pengeluaran IT pada arahan strategis bisnis. Praktek NIE Performance Measurement bertujuan untuk: - Menyediakan sebuah kerangka kerja untuk pengukuran performa pada 100% pengeluaran TI.

18 - Menghubungkan pengukuran performa dengan perencanaan strategi. - Menghubungkan performa bisnis yang dipengaruhi oleh Portfolio TI. 2.5.2 Right Result dan Right Decision Right Result (Benson et al, 2004, p1 ) adalah biaya teknologi informasi ( TI ) yang terkontrol dan juga peningkatan dampak pada Botttom line. Right Decision (Benson et al, 2004,p1 ) adalah langkah langkah manajemen yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang benar. Langkah langkah tersebut dapat berupa: 1. Membuat alternatif investasi atau dalam segi TI, membuat ide ide yang lebih baik untuk proyek pengembangan. 2. Memilih investasi dan proyek yang tepat dari berbagai alternatif yang ada. 3. Menghapus sumber daya TI yang bekerja atau tidak bekerja dengan baik dari anggaran yang ada. 4. Meningkatkan kinerja sumber daya TI lain yang ada. 5. Menerapkan dan memantau investasi dan peningkatan kerja. Tujuan dan prinsip Right result and Right decisions menurut Benson et al (2004, p86): 1. Menerjemahkan misi dan strategi perusahaan menjadi arahan strategis yang dapat dilaksanakan dan dipahami semua orang. Prinsip prinsipnya adalah : Proses perencanaan dan pengelolaan perusahaan harus menghasilkan arahan strategis yang eksplisit dan dapat diterapkan

19 sehingga dapat menentukan inisiatif bisnis dan TI yang dapat mencapainya. Seluruh langkah dan pengeluaran TI harus disesuaikan dengan arahan strategi bisnis. Manajer dari berbagai area fungsional harus memiliki pemahaman dan komitmen yang sama mengenai arahan strategi perusahaan. Tiga bagian perusahaan, termasuk TI, harus memahami bagaimana aktivitas di semua area fungsional, pada saat ini dan masa mendatang mendukung arahan strategi perusahaan. 2. Mendapatkan manfaat yang tepat dari teknologi informasi yang ada dan yang akan datang dengan mengevaluasi pengaruhnya terhadap arahan strategis. Prinsip prinsipnya adalah : Pengaruh TI terhadap bisnis harus ditentukan dari hubungan sebab akibat dengan keluaran bisnis. Aktivitas dan sumber daya harus direncanakan, diprioritaskan, dilaksanakan, dan diukur, berdasarkan atas hubungan dan kontribusinya pada hasil atau keluaran dari bisnis. Sumber daya baik untuk pengeluaran tetap dan investasi baru harus dialokasikan dan dianggarkan berdasarkan hubungan eksplisitnya dengan arahan strategi bisnis. 3. Mengelola budaya dan peran manajemen yang tepat sejalan dengan digunakannya TI untuk mencapai arahan strategis bisnis. Prinsipnya adalah :

20 Peran manajer terdefinisikan dengan jelas untuk memastikan partisipasi yang benar dan menghindari tidak adanya hubungan yang dapat diakibatkan oleh budaya yang ada sekarang. 4. Mengelola TI sebagai suatu kumpulan sumber daya dan portfolio proses. Prinsipnya adalah : Seluruh aktivitas dan pengeluaran TI harus dikelola dalam portfolio sumber daya dan proses untuk kepentingan penilaian pengaruh, pengaturan kinerja, penilaian tingkat kualitas dan layanan, dan komitmen sumber daya. 5. Menghasilkan langkah langkah dan hasil bottom line yang tepat dengan menggunakann evaluasi proyek dan pengukuran harus menyatukan hubungan pada strategy to action dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap kejadian yang tidak terduga dan perubahan perubahan bisnis. 2.5.3 Praktek dari New Information Economics Praktek NIE 1 : Perencanaan Kebutuhan dan Penyediaan Strategis. Menerjemahkan strategi bisnis dalam terminologi tertentu sehingga memberikan arahan yang jelas bagi TI tentang apa yang ingin dicapai perusahaan, kemudian menentukan kebutuhan strategis TI untuk mencapai strategi bisnis tersebut. Perencanaan strategis TI harus menyediakan solusi teknologi. Hasilnya adalah suatu agenda strategis penggunaan TI dalam bisnis yang dapat dijadikan rencana TI dan langkah langkahnya.

21 Gambar 2.1 Praktek dari New Information Economics Praktek NIE 2 : Inovasi Mengubah strategi bisnis dengan adanya dukungan TI. TI merespon terhadap kebutuhan bisnis, dan terkadang bisnis mengubah arahnya berdasarkan apa yang mampu diberikan oleh TI. Hal ini mampu menemukan peluang bisnis yang diciptakan TI dan juga menyediakan cara untuk memasukkan peluang itu ke dalam perencanaan strategis bisnis. Praktek NIE 3 : Prioritasasi. Menilai dampak bisnis dari rencana TI, memprioritaskan proyek proyek tersebut, dan mengalokasikan sumber daya ke proyek yang paling bernilai. Perusahaan harus mengalokasikan dana hanya pada proyek proyek yang secara langsung berhubungan dengan tujuan strategisnya. Hal ini membantu dalam

22 mengetahui proyek TI mana yang benar benar mendukung strategi dan mengurutkannya berdasarkan kontribusinya bagi masa depan bisnis. Praktek NIE 4 : Penyelarasan. Menilai dampak TI yang ada saat ini pada bisnis dan menentukan yang mana yang perlu mendapatkan sumber daya, dan tidak menganggap semua TI yang beroperasi saat ini adalah yang terpenting bagi bisnis. Hasilnya adalah suatu pendekatan yang lebih rasional untuk pemberian sumber daya bagi TI yang sudah ada dan memungkinkan terjadinya dana untuk pengembangan baru. Praktek NIE 5 : Pengukuran Kinerja. Mengukur kinerja TI berdasarkan hubungannya dengan bisnis dengan cara menggabungkan pengukuran kinerja operasional dan taktis TI dengan pengukuran dampaknya dengan bisnis. Hal ini membantu menentukan apa saja yang perlu diukur, bagaimana mengelola TI berdasarkan ukuran tersebut, dan bagaimana mengkomunikasikan kinerja pada manajer bisnis dengan cara cara yang dapat dimengerti. Hasilnya adalah peningkatan kinerja TI dan peningkatan komunikasi antar manajemen bisnis. 2.5.4 Arahan Strategi Menurut Benson et al (2004, p37), arahan strategi merupakan suatu rencana dan strategi pihak manajemen untuk meningkatkan efektivitas strategi maupun operasional. Dari suatu arahan strategi pihak manajemen akan

23 mengambil tindakan, bila strategi itu berhasil pendapatan akan meningkat, terjadi pengurangan biaya, dan memperbaiki kinerja keuangan. Dari sudut pandang proses, disarankan 5 pendekatan dalam mengembangkan arahan strategi, yaitu : 1. Mengembangkan pernyataan mengenai arahan strategi dari orang yang dapat dipercaya. 2. Meninjau ulang pernyataan orang yang dapat dipercaya dengan jajaran eksekutif. 3. Memilih dan merevisi pernyataan kepada pemimpin senior. 4. Melakukan perputaran terhadap pernyataan yang telah direvisi kepada pimpinan bisnis. 5. Setuju dengan pernyataan tersebut sebagai dasar untuk melangkah ke depan. 2.5.5 Strategi Menuju Bottom Line Value Chain Menurut Benson et al (2004, p92), strategi menuju Bottom Line Value Chain adalah suatu rangkaian dari proses manajemen yang terhubung dan dijabarkan dalam proyek dan anggaran operasional serta pengukuran kinerja untuk memantau tindakan dan dampak bottom line.

24 Gambar 2.2 Deliverables dalam Strategic-to-Bottom-Line Value Chain Hasil dari rantai nilai Strategic-to-Bottom-Line Value Chain menurut Benson (2004, p95-96), diurutkan sebagai berikut: 1. Arahan Strategi Bisnis Yaitu arahan strategi bisnis perusahaan beserta tujuan, ukuran, dan bobotnya masing-masing. Semuanya akan digunakan dalam lima praktek New Information Economics (NIE) 2. Penilaian Portfolio. Merupakan portfolio yang digunakan pada perencanaan dan di dalam pengembangan kebutuhan TI strategis melalui proyek. Isi dari portfolio tersebut antara lain aplikasi, infrastruktur, layanan, dan manajemen, yang dinilai untuk keselarasan layanan, kualitas, teknikal, dan intensitas penggunaan.

25 3. Agenda TI strategis. Yaitu hasil dari perencanaan TI strategis yang menjelaskan apa yang akan dilakukan unit bisnis dan unit TI untuk memenuhi arahan strategis. Digunakan untuk mengarahkan kebutuhan TI strategis dan proyek proyek, juga menentukan pengaruh bottom line yang diharapkan dari pengeluaran TI. 4. Rencana TI strategis. Perencanaan ini merupakan keluaran dari arahan strategis, yaitu menguraikan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai kebutuhan dari arahan strategis dan digunakan sebagai kerangka kerja untuk anggaran Lights-On TI dan teknologi yang berkaitan dengan proyek yang dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis. 5. Kebutuhan TI strategis. Merupakan pernyataan dan inisiatif yang diprioritaskan, yang akan memenuhi agenda TI strategis dan arahan strategi bisnis. Dapat berupa portfolio inisiatif strategis yang potensial dalam kurun waktu 3 5 waktu. 6. Proyek. Merupakan kandidat yang akan diprioritaskan dalam perencanaan proyek atau anggaran tahunan. Isinya adalah proyek nyata yang dapat direalisasikan. 7. Rencana Proyek Tahunan. Merupakan perencanaan operasional dan taktis tahunan bagi unit bisnis. Isi dari rencana ini adalah portfolio dari proyek yang dijadwalkan, dengan sumber daya yang diberikan, diprioritaskan sesuai arahan strategis bisnis.

26 8. Rencana Bisnis Tahunan. Yaitu kumpulan secara taktis dan operasional tahunan untuk unit bisnis. Merupakan dasar untuk membuat perencanaan proyek tahunan. 9. Rencana TI Tahunan. Yaitu kumpulan rencana taktis dan operasional tahunan untuk bagian TI. Merupakan dasar untuk membuat anggaran Lights-On untuk mendukung unit bisnis. 10. Anggaran Tahunan Proyek. Anggaran ini merupakan anggaran investasi secara keseluruhan untuk proyek selama setahun, dan berdasarkan pada kemampuan unit bisnis. 11. Anggaran Lights-On Tahunan. Merupakan anggaran dasar untuk aktivitas berjalan dari unit TI, menyediakan keseluruhan layanan dan dukungan secara keseluruhan dan yang tidak dikhususkan dalam anggaran proyek. Bersama dengan anggaran proyek, dapat memberikan gambaran seluruh pengeluaran TI. 12. Metrik Pengukuran Kinerja. Merupakan serangkaian pengukuran untuk TI dan penggunaan TI dalam bisnis. 2.5.6 Sebab dan Akibat Berbasis Pada Arahan Strategis. Pada dasarnya, dengan berfokus pada arahan strategis, perusahaan sedang memprediksikan apa yang akan dilakukan manajemen di masa yang akan datang dengan upaya untuk menggunakan TI dalam bisnis sehingga memberikan dampak pada bottom line.

27 Intention ( arahan ) adalah refleksi dari yang akan dilakukan oleh manajemen di masa yang akan datang. Strategic intention ( arahan starategis ) adalah apa yang akan dilakukan oleh manjemen dalam rangka meningkatkan efektivitas strategi atau operasional yang berpengaruh pada bottom line. Definisi umum dari efektivitas operasional dan strategis adalah sebagai berikut: - Efektivitas operasional berarti melaksanakan aktivitas aktivitas yang serupa dengan para pesaing dengan cara yang lebih baik. - Efektivitas strategis berarti melaksanakan aktivitas aktivitas yang berbeda dengan pesaing atau melakukan aktivitas yang serupa dengan cara yang berbeda. 2.5.7 Pengertian Portfolio Menurut Benson et al (2004,p47), portfolio adalah kumpulan dari sumber daya yang ada. Portfolio manajemen yang diaplikasikan dalam praktek New Information Economics (NIE) merupakan alat untuk perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai investasi dan sumber daya TI. Pada dunia TI, portfolio berarti suatu kumpulan investasi dan sumber daya bersama dengan informasi terkait. Setiap item pada portfolio menggunakan investasi dan sumber daya yang terpisah seperti aplikasi, komponen infrastruktur, layanan TI, dan kegiatan manajemen.

28 Gambar 2.3 Basic Portfolio Template Indikator biaya atau sumber yang diperlukan, informasi tentang layanan dan kualitas, resiko, dan dampak bottom line

29 2.5.8 Portfolio dalam praktek New Information Economics (NIE) Gambar 2.4 Gambar portfolio dalam praktek NIE Hasil portfolio dalam teknik New Information Economics (NIE): Keseluruhan (overall) a. Mampu memperlihatkan biaya lengkap biaya TI. b. Menetapkan kerangka kerja untuk perencanaan melalui anggaran. Teknik NIE Inovasi a. Menetapkan dasar untuk melakukan penaksiran portfolio seperti apa adanya dan portfolio yang strategis. b. Menjelaskan kearah mana sumber daya TI akan dipergunakan dan kaitannya dengan anggaran perusahaan dan proses perencanaan.

30 c. Menetapkan hubungan dengan pengukuran kinerja. Teknik NIE Prioritasi a. Menetapkan dasar arahan strategis untuk melakukan alokasi dan prioritasi sumber daya. b. Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi masa depan. c. Menyediakan penaksiran resiko proyek dan manfaatnya. Teknik NIE Penyelarasan a. Menetapkan dasar-dasar untuk melakukan layanan kualitas, keandalan, dan penaksiran resiko. b. Menetapkan informasi beberapa tahun kedepan untuk penyelarasan. c. Mengaitkan pengeluaran TI kearahan strategi bisnis. Teknik NIE Pengukuran Kinerja a. Menyediakan kerangka untuk melakukan pengukuran kinerja dengan biaya TI. b. Menghubungkan pengukuran kinerja dengan perencanaan strategi. 2.5.9 Empat konsep portfolio TI Menurut Benson et al (2004, p56-62), portfolio Teknologi Informasi memiliki 4 konsep dasar, yaitu :

31 1. Konsep 1 Portfolio manajemen diaplikasikan ke seluruh sumber daya Teknologi Informasi. 2. Konsep 2 Sumber daya TI dibagi menjadi investasi baru dan pengeluaran TI yang sudah ada (Lights-On). 3. Konsep 3 Semua sumber daya Lights-On TI diklasifikasikan sebagai berikut : aplikasi, infrastruktur, layanan, dan manajemen. 4. Konsep 4 Investasi baru juga diklasifikasikan ke dalam portfolio strategic, factory, mandated, dan future strategic. 2.5.10 Portfolio Management Portfolio menurut Benson et al (2004, p47) adalah kumpulan dari sumber daya. Portfolio Management yang diterapkan pada praktek NIE merupakan suatu alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai investasi dan sumber daya TI. Praktek NIE menggunakan portfolio untuk mengambil dan mengelola informasi mengenai aplikasi, infrastruktur, layanan, dan aktivitas manajemen. Portfolio digunakan untuk menggambarkan keseluruhan sumber daya TI. Sumber daya TI dibagi menjadi dua, yaitu investasi baru dan yang sedang berjalan (Lights-On)

32 Gambar 2.5 Total Sumber Daya TI yang Dijabarkan dalam Portfolio Portfolio Lights-On Portfolio untuk biaya Lights-On dibagi menjadi 4, yaitu aplikasi, infrastruktur, jasa dan manajemen. Aplikasi yang dimaksud adalah aplikasi yang digunakan untuk menunjang bisnis perusahaan. Infrastruktur adalah semua infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang aplikasi dan jasa. Sedangkan jasa adalah hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan aplikasi misalnya helpdesk, reparasi, instalasi, dan konsultasi. Manajemen merupakan aktivitas aktivitas seperti planning, training, budgeting dan human resource. Menurut Benson et al (2004, p160), portfolio Teknologi Informasi yang sedang berjalan (Lights-On) memiliki empat faktor, yaitu: 1. Tingkat Layanan a) Ketersediaan: merupakan suatu masalah yang kritis dalam workflow atau proses bisnis. b) Kecepatan respon: kecepatan respon terhadap kebutuhan workflow atau proses bisnis.

33 2. Kualitas a) Fungsionalitas: fungsi dari aplikasi infrastruktur, service yang berhubungan dengan workflow atau proses bisnis. b) Keakuratan: tingkat akurasi data yang ditampilkan oleh aplikasi, infrastruktur, atau service berhubungan dengan kebutuhan akan workflow atau proses bisnis. 3. Teknologi a) Arsitektur: memenuhi kelengkapan standar arsitektur suatu perusahaan. b) Dukungan vendor dan stabilitas: tingkat pemilihan vendor merupakan suatu masalah dalam pemenuhan kebutuhan. c) Ketersediaan dukungan pasar atau industri: tingkat dimana dukungan dibutuhkan. 4. Intensitas Pengguna a) Ketergantungan: tingkat dimana aplikasi, infrastruktur, atau layanan merupakan hal yang penting bagi proses bisnis, organisasi, dan pengguna / user. b) Jangkauan pengguna: seberapa besar pengguna aplikasi, infrastruktur, atau layanan dalam perusahaan. Portfolio Proyek Portfolio untuk biaya investasi baru terdiri dari portfolio strategic, factory, mandated dan future strategic. Tujuan dari pengelompokkan investasi baru adalah untuk mengklasifikasikan investasi TI dalam manajemen, sehingga

34 memudahkan manajemen untuk memahami investasi itu sendiri dan memungkinkan manjemen untuk menyeimbangkan investasi yang dibuat. Menurut Benson et al (2004, p160), portfolio proyek teknologi informasi memiliki dua faktor antara lain: 1. Dampak, nilai penyelarasan sistem aplikasi dengan arahan strategis perusahaan. 2. Resiko, ancaman terhadap kesuksesan suatu proyek. Nilai nilai resiko proyek (skala 0-10), terdiri dari: a) Resiko proyek atau organisasi, derajat dimana kebutuhan bisnis tergantung pada ketrampilan bisnis baru atau yang belum teruji atau belum punya pengalaman. Juga termasuk resiko dari derajat dimana perusahaan mampu melakukan perubahan yang dibutuhkan proyek. b) Ketidakpastian secara definisi, derajat dimana kebutuhan bisnis dapat dengan baik didefinisikan dan dipahami, secara akurat dapat diterjemahkan pada kebutuhan informasi dan fungsionalitas sistem aplikasi. c) Ketidakpastian secara teknis, derajat dimana proyek tergantung pada teknologi yang belum teruji, dan derajat dimana perusahaan mempunyai pengalaman yang memadai dalam merancang dan membangun aplikasi berdasarkan teknologi. d) Resiko Infrastruktur Sistem Informasi, derajat dimana lingkungan teknis memiliki faktor faktor yang dibutuhkan dari data administrasi, komunikasi, manajemen proyek dan pengembangan.

35 e) Resiko Teknis, derajat penggunaan teknologi tertentu yang membutuhkan manajemen baru, ketrampilan analisis atau pengembangan. f) Resiko Investasi, derajat yang terkait dengan lainnya yaitu investasi yang bukan pada proyek tersebut dibutuhkan agar proyek bisa sukses. g) Resiko Manajemen Proyek, derajat dimana manajer proyek mampu menangani kerumitan proyek, baik secara teknis maupun organisasi. 2.5.11 Empat Kategori Portfolio Gambar 2.6 Empat Kategori Portfolio Dua puluh lima tahun yang lalu, McFarlan (Benson, 2004, p60) mengajukan sebuah cara untuk melihat aktivitas aktivitas TI dari suatu perusahaan. Ia mengajukan 2 sudut pandang: tingkat dimana aktivitas TI sangat penting di saat ini untuk operasional perusahaan, dan tingkatan dimana aktivitas

36 TI akan menjadi penting untuk persaingan di masa depan. Hal tersebut kemudian diklasifikasikan seperti tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Deskripsi Kategori Portfolio NIE Kategori Portfolio NIE Deskripsi Nilai Resiko Strategic Investasi yang Pendapatan Market Tinggi secara langsung Share Inovasi mempengaruhi Fleksibilitas kinerja perusahaan. Hal ini bisa bersifat sederhana seperti revenue generataion atau kompleks seperti halnya engineering basic process atau juga mempertahankan diri masuknya pesaing. Factory Investasi yang Mengurangi biaya Rendah memungkinkan Menghemat waktu perusahaan dapat Meningkatan

37 beroperasi. Produktivitas Misalnya investasi pada back office. Future Strategic Investasi yang Pendapatan Market Tinggi memungkinkan Share Inovasi perusahaan di masa Fleksibilitas datang, biasanya berupa bisnis baru, produk / layanan baru, dll. Mandated Investasi aplikasi IT Tidak ada atau sama Rendah yang ditentukan seperti factory oleh direktur perusahaan. 2.5.12 Strategi Investasi Menurut Benson et al (2004, p139), berdasarkan nilai penyelarasan dan kualitasnya, strategi investasi portfolio dibedakan menjadi: a) Strategi investasi berdasarkan hubungan alignment / quality Menurut Benson et al (2004, P139-140), ada lima strategi investasi mengenai aplikasi yang dikategorikan dalam beberapa alignment/quality. Dengan menilai kombinasi alignment dan quality untuk aplikasi, manajemen dapat membuat keputusan investasi berdasarkan dampak

38 bottom-line pada bisnis, dimana biaya Lights-On seharusnya dinaikan, pengurangan seharusnya dikurangi, dan investasi apa yang mempunyai dampak terbesar dalam bisnis. Tabel 2.2 Kategori Strategis Investasi Berdasarkan Penyelarasan dan Kualitas Kategori Strategi Investasi Abandon : Penyelarasan rendah Crisis : Penyelarasan tinggi (4,5) Dan kualitas rendah (2 atau kurang) Aplikasi sebaiknya tidak digunakan lagi Aplikasi dapat direncanakan sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas, khususnya dengan tingkat penyelarasan yang tinggi Noncritical, stabilize: Penyelarasan cukup (3) Penyelarasan cukup, alokasikan dana seminimal mungkin untuk pemeliharaan dan penambahan fitur Improved only as needed : Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas cukup (3) Penyelarasan tinggi, kualitas cukup. Alokasikan dana hanya jika benar benar diperlukan atau jika ada sumber daya Excellent, monitor: Penyelarasan dan kualitas tinggi (4,5) Pantau kualitas aplikasi. Alokasikan dana untuk menjaga nilai kualitasnya saja

39 Gambar 2.7 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On Berdasarkan Alignment / quality b) Strategi Investasi berdasarkan hubungan dependency / quality Menurut Benson et al (2004, p65-66), pertimbangan aplikasi portfolio Lights-On untuk pelayanan keuangan perusahaan, melalui penilaian penyelarasan, menilai aplikasi tersebut menurut dependency (apakah tersebut benar benar digunakan?) dan quality (apakah informasi yang terdapat pada aplikasi tersebut akurat? Apakah aplikasi tersebut tersedia jika dibutuhkan? Dan seterusnya ).

40 Tabel 2.3 Kategori Strategis Investasi Berdasarkan Ketergantungan dan Kualitas Kategori Strategi Investasi Abandon : Aplikasi sebaiknya tidak digunakan lagi Penyelarasan rendah Crisis : Ketergantungan tinggi (4,5) dan kualitas rendah (2 atau kurang) Aplikasi dapat direncanakan sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas, khususnya dengan tingkat ketergantungan yang tinggi Noncritical, stabilize: Ketergantungan cukup (3) Penyelarasan cukup, alokasikan dana seminimal mungkin untuk pemeliharaan dan penambahan fitur Improved only as needed : Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas cukup (3) Ketergantungan tinggi, kualitas cukup. Alokasikan dana hanya jika benar benar diperlukan atau jika ada sumber daya Excellent, monitor: Ketergantungan dan kualitas tinggi (4,5) Pantau kualitas aplikasi. Alokasikan dana untuk menjaga nilai kualitasnya saja

41 Gambar 2.8 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On Berdasarkan Dependency / Quality Diagram bubble nantinya digunakan untuk menunjukan relasi antara nilai ketergantungan kualitas dan biaya dan juga untuk menunjukan relasi antara nilai penyelarasan, kualitas, dan biaya. Besar kecilnya lingkaran dalam diagram bubble menunjukan besarnya biaya yang diperlukan untuk tiap investasi. 2.5.13 Praktek Demand/Supply Planning Menurut Benson et al (2994, p173), proses perencanaan yang ideal berhadapan dengan elemen-elemen sebagai berikut : Inputs : Arahan strategi bisnis, portfolio dan manajemen strategis serta pengukuran dan manajemen kinerja Outputs : Arahan strategi TI, perencanaan strategi TI, dan kebutuhan strategi TI.

42 Hubungan antara perencanaan dengan proses yang mengimplementasikannya yaitu hubungan langsung ke proses TI dan bisnis untuk pengembangan proyek, hubungan langsung ke perencanaan tahunan TI perusahaan. Untuk menjalankan perencanaan strategi demand/supply kita dapat menilai dari tabel dibawah ini. Dimana satu arahan strategi menciptakan arahan strategi untuk penggunaan TI dan penyampaian strategi untuk TI. Harus diingat pada tabel dibawah ini menyatakan hubungan satu dengan yang lain antara arahan strategi bisnis dengan penyampaian arahan strategi TI. Tabel 2.4 Strategic Intention to IT Strategic Plan

43 2.5.14 Praktek Innovation Menurut Benson et al (2004, p187-p192), TI telah dan masih menjadi alat pendukung utama atas berjalannya perusahaan. Tujuan dan kriterianya untuk menuju kesuksesan telah diwujudkan pada kemampuan bereaksi atas kebutuhan aplikasi bisnis, kemampuan infrastruktur dan pelayanan pendukung. Dengan TI, perusahaan dapat membuat tujuan, program, strategi dan rencana. TI dapat menciptakan dan membedakan produk, pasar dan konsumen yang potensial. Oleh karena itu, kegiatan innovation merupakan salah satu kegiatan terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan terutama di bidang TI. Innovation pada NIE terdiri dari empat komponen, yaitu: Business and Technology Monitoring (pemantauan bisnis dan teknologi): meninjau kembali manajemen bisnis dan TI dari faktor perubahan bisnis dan teknologi apa yang akan memberikan pengaruh bisnis (Apa saja perubahan yang mempengaruhi perusahaan?) Innovation Visioning (visi Inovasi): mengembangkan alternatif visi atau arah bagi perusahaan, merespon perubahan bisnis dan TI serta memperoleh kesepakatan atas alternatif visi (Apa yang dapat kita lakukan?) Business Context and Choices (konteks dan pilihan bisnis): memberikan pilihan mengenai visi atau arah bagi perusahaan yang menjelaskan bagaimana bisnis dapat berfungsi (Apa yang harus kita lakukan?) Actionable Innovation (Inovasi yang dapat ditindaklanjuti): Membentuk skenario dan prototipe perencanaan aksi untuk innovation yang

44 menciptakan outline perencanaan yang dapat dilakukan. (Apa yang akan kita lakukan?) 2.5.15 Praktek Prioritization Gambar 2.9 Pemberian Skor Prioritas Pada Proyek Menurut Benson et al (2004, p141-145), Dasar dari prioitas bisnis merupakan alat untuk menilai dampak dari bottom line dari TI proyek dan memakai sumber daya yang paling terpercaya. Prioritization memfokuskan untuk menaksir nilai bisnis dalam kaitannya dengan dampak bottom line, dari investasi TI yang diusulkan. Skor portfolio proyek TI untuk dampak diambil dari business value scorecard yang terdiri atas arahan strategi beserta bobot dan diisi oleh orang-orang yang berperan penting.

45 Tabel 2.5 Contoh Investasi Portfolio Proyek M enurut Benson et al (2004, p135-136), tabel diatas menunjukan jenisjenis proyek pada serangkaian dampak pada lapisan bawah. Rangkaian tersebut merupakan hasil penilaian dari tiap-tiap proyek arahan strategi bisnis. 2.5.16 Praktek Alignment Menurut Benson et al (2004, p150-156), praktek Prioritization memungkinkan manajemen untuk menyetujui sumber daya untuk inisiatif TI yang diusulkan berdasarkan pada dampak bottom-line dan hubungannya terhadap strategic intention, maka praktek alignment yang telah ada. Tiga Bagian Praktek Alignment: 1. Strategic Alignment Memusatkan penyelarasan pada empat aset TI (aplikasi, infrastruktur, layanan, dan manajemen) terhadap strategic intention.

46 Tabel 2.6 Alignment Data 2. Internal IT Alignment Memusatkan seberapa baik empat aset TI untuk konsisten satu dengan lainnya, dan seberapa baik layanan dan infrastruktur mendukung kelompok aset aplikasi. 3. Functional Alignment Memusatkan service level, quality, dan technology intensity of use untuk tiap kelompok aset TI.