BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori-teori berikut adalah teori yang digunakan untuk mendukung konsep New Information Economics (NIE) Teknologi Informasi Pengertian Informasi Menurut Romney dan Steinbart (2006, p5), Information is data that have been organizied and processed to provided meaning to a user. Yang diterjemahkan sebagai berikut: Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan diproses serta memiliki arti bagi penggunanya. Menurut Mcleod (2008, p15), Informasi adalah data yang telah diproses atau data yang memiliki arti. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti Pengertian Teknologi Informasi Pengertian Teknologi Informasi dapat diartikan secara umum sebagai suatu subjek yang luas yang berkenaan tentang teknologi dan aspek lain tentang bagaimana melakukan manajemen dan pemprosesan pengolahan

2 data menjadi informasi. Teknologi Informasi merupakan subsistem dari sistem informasi. Menurut Haag, Cimmings, dan McCubbrey (2005, p14), Teknologi informasi adalah komputer apa saja yang berbasiskan perangkat yang digunakan orang (people) untuk bekerja dengan informasi dan mendukung informasi dan kebutuhan proses informasi dari sebuah organisasi. Menurut Sawyer dan Willams (2006, p3), Teknologi informasi adalah istilah umum yang mendeskripsikan berbagai teknologi yang membantu untuk memproduksi, manipulasi, penyimpanan, komunikasi dan menyebarluaskan informasi. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang biasanya berupa hardware, software, dan networking yang digunakan oleh user untuk mendukung proses pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pertukaran informasi, atau lebih singkatnya teknologi informasi dapat berarti alat yang mendukung aktivitas dari sebuah sistem informasi Sistem Informasi Pengertian Sistem Sistem dapat didefinisikan secara sederhana sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan. Akan tetapi, konsep umum sistem berikut ini memberikan konsep

3 dasar yang lebih tepat untuk bidang sistem informasi. Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur Pengertian Sistem Informasi Menurut O brien (2005, p5): An Information system can be any organized combination of people, hardware, software, communication networks, and data resources that collects, transforms, and disseminates information in an organization. Dapat diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Sistem Informasi dapat merupakan kombinasi sumber daya yang terorganisir dari manusia, perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan data yang dikumpulkan, mengubah, dan mendistribusikan informasi pada suatu organisasi. Komponen-komponen dalam sistem informasi memperlihatkan hubungan antara komponen dan aktivitas sistem informasi. Model tersebut memberikan kerangka kerja yang menekankan pada lima konsep utama, yang dapat diaplikasikan ke semua jenis sistem informasi, yang terdiri dari: a. Sumber Daya Manusia Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi. Baik sebagai pemakai akhir maupun sebagai pakar sistem informasi. Pemakai akhir maksudnya adalah orang-orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan oleh

4 sistem tersebut. Sedangkan pakar sistem informasi mempunyai tugas membuat maupun mendesain sistem informasi berdasarkan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir. b. Sumber Daya Hardware Konsep sumber daya hardware meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan informasi. Dalam hal ini, sumber daya hardware tidak hanya meliputi mesin, komputer dan perlengkapan lainnya. Hardware merupakan perangkat keras, suatau alat yang bias dilihat dan diraba oleh manusia secara langsung, yang mendukung proses komputerisasi. Peralatan ini umunya cukup canggih. Hardware dapat bekerja bedasarkan perintah yang ada padanya, yang disebut juga, instruction set. Dengan adanya perintah yang di mengerti oleh mesin tersebut, maka perintah tersebut melakukan berbagai aktivitas kepada mesin yang dimengerti oleh mesin terbeut sehingga mesin dapat bekerja berdasarkan susunan perintah yang didapatkan olehnya. c. Sumber Daya Software Konsep sumberdaya software meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi. Konsep umum software ini meliputi tidak hanya perintah informasi yang disebut program, dengan hardware komputer pengendalian langsung, tetapi juga rangkaian perintah pemrosesan inforamasi yang disebut prosedur yang dibutuhkan orang-orang. Sumber

5 daya software antara lain software system, software aplikasi, dan prosedur. d. Sumber Daya Data Data lebih daripada hanya bahan baku sistem informasi. Konsep sumber daya data telah diperluas oleh para manager dan pakar sistem informasi. Mereka menyadari bahwa data membentuk sumber daya organisasi yang berharga. Jadi, anda harus melihat data sebagai sumber daya data yang harus dikelola secara efektif agar dapat member manfaat para pemakai akhir dalam sebuah organisasi. e. Sumber Daya Jaringan Jaringan telekomunikasi terdiri dari komputer, pemroses komunikasi, dan peralatan lainnya yang dihubungkan satu sama lain melalui media komunikasi, serta dikendalikan melalui software komunikasi. Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi Investasi Pengertian Investasi Menurut Reilly (2006, p708), Investasi adalah komitmen pendanaan untuk periode waktu tertentu yang akan memberikan hasil sebagai

6 kompensasi bagi investor selama selang waktu tersebut, tingkat inflasi selama periode waktu tersebut dan resiko yang termasuk di dalamnya Pengertian Investasi Teknologi Informasi Menurut Brown dan Reilly (2009, p4), Investasi merupakan jumlah uang yang ada, yang digunakan pada periode waktu tertentu untuk menangani pembayaran di masa depan dimana nantinya diterima investor sebagai pendanaan yanga akan dilakukan, perkiraan waktu tingkat kategori dari inflasi dan di masa depan yang tidak menentu. Menurut Eakins, Stanley G (2005, p4), definisi Investasi adalah proses mengenai bagaimana keadaan dolar di waktu yang sekarang mampu diubah menjadi beberapa jumlah dolar di masa yang akan datang. Menurut Fitzpatrick, Edmund W (2005, p28), Investasi Teknologi Informasi merupakan total biaya dari daur hidup (life cycle) keseluruhan proyek atau bagian proyek yang melibatkan teknologi informasi, termasuk biaya operasional setelah proyek berlangsung (post project operating cost) dari sistem yang diimplementasikan. Investasi akan hilang eksistensinya saat investasi itu diganti atau dieliminasi dengan alasan apapun. Secara umum, investasi TI bermanfaat untuk menekan biaya-biaya operasi perusahaan, meningkatkan produktifitas dan menyelasaikan masalah bisnis yang spesifik.

7 2.2 Teori Khusus Teori-teori berikut merupakan teori yang digunakan untuk mendukung ruang lingkup pembahasan Pengertian New Information Economics Menurut Benson et al (2004, p99), New Information Economics (NIE) merupakan sekumpulan praktek terkoordinasi berdasarkan prinsip dan aktivitas terintegrasi secara efektif menghubungkan bisnis dengan proses manajemen Teknologi Informasi (TI), dan mampu menghubungkan strategi bisnis perusahaan dengan aktivitas dan inisiatif Teknologi Informasi (TI). Gagasan terpenting dari New Information Economics (NIE) adalah melakukan investasi pada TI yang secara langsung mendukung strategi bisnis dan kemudahan dalam operasionalnya. Tim manajemen harus dapat mengontrol antara anggaran yang dimiliki dengan investasi TI yang dikeluarkan sehingga pada saat yang sama dapat meningkatkan dampak bottom-line TI dan mengurangi aktivitas TI yang kurang penting.

8 Gambar 2.1 Kemungkinan Pengeluaran Biaya Perusahaan (Benson et al, 2004, p5) Menurut Benson et al (2004, p4), kemungkinan pengeluaran biaya perusahaan bergantung pada tujuan-tujuan berikut, antara lain: 1. Tujuan pengurangan biaya (A Reduced Cost Objective). Dengan mengaplikasikan kerangka kerja dan lima praktek manajemen, perusahaan dapat mengurangi biaya TI dan mempertahankan kontribusi yang dibuat TI terhadap bottom-line. Kinerja TI akan tetap seperti sebelumnya, namun biaya berkurang. 2. Tujuan biaya stabil (A Stable Cost Objective) Manajemen perusahaan dapat terus meningkatkan kegunaa TI dan tetap dengan pertumbuhan bisnis, dan dapat mengontrol seluruh biaya yang digunakan TI. TI

9 dapat meningkatkan dukungannya pada bisnis dan dampak pada bottom-line, namun dengan tingkat biaya sekarang. 3. Tujuan Sweet Spot (A Sweet Spot Objective) Mengkombinasikan pengurangan biaya dengan dampak pada bottom-line yang lebih baik. TI dapat mengurangi biaya dan juga meningkatkan kinerja dengan dampak pada bottom-line Right Result dan Right Decision Menurut Benson et al (2004, p1), Right Result adalah mengontrol biaya teknologiminformasi dan pada waktu yang sama meningkatkan dampak pada bottom-line. Menurut Benson et al (2004, p1), Right Decision adalah langkah-langkah manajemen yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang tepat. Langkah-langkahnya adalah: 1. Menciptakan alternatif investasi tekniologi informasi yang lebih baik, atau dalam teknologi informasi digambarkan dengan menciptakan ide-ide baru untuk mengembangkan proyek. 2. Memilih investasi dan proyek yang tepat dari berbagai alternatif yang ada. 3. Menghilangkan sumber daya teknologi informasi yang tidak memiliki kinerja yang baik dari anggaran yang ada. 4. Meningkatkan kinerja sumber daya teknologi informasi lain yang ada.

10 5. Menerapkan dan memantau investasi secara tepat dan meningkatkan kinerja teknologi informasi TI. Untuk mendapatkan hasil yang tepat, biaya atau investasi dan kinerja teknologi informasi harus dapat di kontrol dan di seimbangkan sehingga perusahaan akan mendapatkan peningkatan pada produk, pelayanan, kualitas dan dampak bottom-line. Hal tersebut dapat tercapai dengan adanya kerja sama antara manajemen dan para eksekutif serta manajer TI dimana dari sisi manajemen memungkinkan terjadinya pengontrolan biaya terhadap peningkatan sumber daya TI yang dibutuhkan oleh sisi para eksekutif dan manajer TI. Tujuan tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 dimana perusahaan dapat mewujudkan tujuan dalam IT Improvement Zone dengan memeriksa dan meningkatkan dampak dari proyek baru dan biaya yang sedang berjalan. Gambar 2.2 IT Improvement Zone (Benson et al, 2004, p2)

11 2.2.3 Praktek dari New Information Economics (NIE) Gambar 2.3 Praktek New Information Economics (NIE) (Benson et al, 2004, p9) Menurut Benson et al (2004, p9), terhadap lima praktek New Information Ecomonics (NIE) untuk mengatur sekumpulan peralatan yang dapat digunakan untuk teknologi informasi dan manajer bisnis, dimana didalamnya mencakup proses manajemen untuk menerjemahkan strategi bisnis perusahaan ke dalam program dan inisiatif yang dapat di implementasikan TI. Lima praktek New Information Ecomonics (NIE) antara lain : 1. Demand / Supply Planning Menerjemahkan strategi-strategi bisnis sehingga memberikan arah yang jelas bagi TI akan apa yang akan diharapkan perusahaan (harapan strategi perusahaan). Dimana harapan strategi manajemen diciptakan penggerak untuk TI dan kebutuhan strategi TI menciptakan kebutuhan (demand) strategi bisnis

12 untuk TI, sehingga perencanaan strategi TI harus menghasilkan solusi teknologi sebagai pasokan (supply). Hasilnya adalah suatu agenda strategi TI dalam bisnis yang dapat dijadikan perencanaan dan tindakan TI. 2. Innovation Mengubah strategi bisnis dengan adanya dukungan TI. TI merespon terhadap kebutuhan bisnis, dan terkadang bisnis mengubah arahnya berdasarkan apa yang mampu diberikan oleh TI. Hal ini mampu menemukan peluang bisnis yang diciptakan TI dan juga menyediakan cara untuk memasukkan peluang itu kedalam perencanaan strategi bisnis. 3. Prioritization Menilai dampak bisnis dari rencana TI yang ada, memprioritaskan proyekproyek tersebut, dan mengalokasikan sumber daya ke proyek yang paling bernilai. Perusahaan harus mengalokasikan dana hanya pada proyek-proyek yang secara langsung yang berhubungan dengan tujuan strategisnya. Hal ini membantu dalam mengetahui proyek TI mana yang benar-benar mendukung strategi dan mengurutkannya berdasarkan kontribusinya bagi masa depan bisnis. 4. Alignment Menilai dampak TI yang ada saat ini pada bisnis dan menentukan manakah yang perlu mendapatkan sumber daya, dan tidak menganggap semua TI yang beroperasi saat ini adalah yang terpenting bagi bisnis. Hasilnya adalah suatu pendekatan yang lebih rasional untuk pemberian sumber daya bagi TI yang

13 sudah ada dan memungkinkan tersedianya dana untuk pengembangan TI yang baru. 5. Performance Measurement Mengukur kinerja TI berdasarkan hubungannya dengan bisnis dengan cara menggabungkan pengukuran kinerja operasional dan taktis TI dengan pengukuran dampaknya pada bisnis. Hal ini membantu menentukan apa saja yang perlu diukur, bagaimana mengelola TI berdasarkan ukuran tersebut, dan bagaimana mengkomunikasikan kinerja tersebut pada manajer bisnis dengan cara-cara yang dapat dimengerti. Hasilnya adalah peningkatan kinerja TI dan peningkatan komunikasi antar manajemen bisnis. Menurut Benson et al. (2004, p107), praktek New Information Economics dan hasil yang diinginkan dari perspektif proses manajemen dan bisnis antara lain: 1. Demand / Supply Planning a. Rencana TI dan bisnis yang terhubung dan terintegrasi. b. Perusahaan dapat meningkatkan pengaruh strategis dan bottom-line dari investasi TI. 2. Innovation

14 a. Inovasi berbasis TI dapat mempengaruhi perencanaan bisnis dan memberikan strategi baru. b. Perusahaan dapat meningkatkan produk, proses, dan kinerja bottom-line melalui inovasi TI. 3. Prioritization a. Investasi TI diprioritaskan berdasarkan strategi bisnis. b. Perusahaan dapat meningkatkan pengaruh bottom-line dan hasil dari investasi TI. 4. Alignment a. Seluruh pengeluaran TI disesuaikan dengan strategi bisnis. b. Perusahaan dapat meningkatkan hasil dari kegiatan TI dan seluruh pengeluaran TI dapat dikontrol dengan efektif. 5. Performance Measurement a. Kinerja TI, bisnis, dan teknis dapat terpantau. b. Pengukuran kinerja yang membawa peningkatan kinerja bisnis dan TI.

15 Practice Support: IT Impact, Portfolio, Culture Management Kelima praktek NIE didukung oleh konsep value, portfolio dan culture management. IT Impact Management berhubungan dengan culture management suatu perusahaan dan memberikan suatu kerangka kerja untuk memperlihatkan apa yang penting bagi perusahaan. Portfolio management memberikan gambaran mengenai keseluruhan pengeluaran TI, menyediakan suatu kerangka kerja untuk membuat prioritas dan keputusan investasi manajemen. Culture Management memungkinkan perusahaan untuk menghadapi budaya perusahaan yang sudah ada sebelumnya, untuk menghilangkan halangan terhadap perubahan proses manajemen. (Benson et al, 2004, p10) Strategy-to-Bottom-Line Value Chain Strategy-to-Bottom-Line Value Chain (Benson, et al, 2004,p92) yaitu serangkain proses manajemen yang saling berhubungan yang penting dalam proyek dan anggran operasional, dan ukuran kinerja untuk memantau pelaksanaan dan pengaruh pada bottom-line. Gambar 2.4 Strategy-to-Bottom-Line Value Chain (Benson, et al, 2004,p92)

16 Elemen-elemen penting dalam proses perencanaan dan pengelolaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan hasil dan keputusan yang tepat bagi bottom-line (Benson et al, 2004, p93) : a. Perencanaan yang efektif : menghasilkan strategi TI, program, inisiatif yang didorong oleh strategi bisnis, sasaran dan kebutuhan operasional. b. Keputusan sumber daya yang tepat : menunjau investasi dan memprioritaskan program, inisiatif, dan proyek strategis, hasilnya adalah sumber daya yang dialokasikan pada proyek TI. c. Rencana anggaran, proyek, dan operasional yang dapat diterapkan : merealisasikan anggaran operasional tahunan, dan menentukan jadwal dan sasaran kegiatan TI dan proyek akan mencerminkan tindakan TI yang akan memberikan hasil bisnis yang diinginkan. Rantai nilai Strategy-to-Bottom-Line tersusun dari : 1. Sebuah kerangka kerja yang terintegrasi untuk keseluruhan rantai yang berdasarkan pada aturan, tanggung jawab dan informasi manajemen yang terbagi dan konsisten. 2. Sekumpulan praktek-praktek yang terkoneksi dan terhubung yang dapat mengambil dan merealisasikan keuntungan untuk keseluruhan kerangkja kerja. Hal ini membutuhkan praktek-praktek yang terdefinisikan dengan baik dengan aturan-aturan dan proses-proses yang konsisten.

17 3. Sekumpulan keluaran-keluaran terdefinisi yang konsisten secara internal, dibawa melalui arahan strategi bisnis kepada proyek-proyek dan anggarananggaran IT yang menghasilkan langkah nyata. Gambar 2.5 Value Chain Deliverables (Benson, et al, 2004,p95) Berikut adalah deskripsi hasil dari kedua belas elemen rantai nilai strategi yaitu: 1. Arahan strategi bisnis. Berisi misi perusahaan dan arahan strategi. 2. Perkiraan portfolio. Berisi tentang penyelarasan yang seharusnya, layanan, kualitas, teknologi, dan intensitas penggunaan setiap item aplikasi pada portfolio. 3. Agenda strategi TI. Agenda ini adalah hasil rencana strategi TI yang menjelaskan mengenai apa yang diharapkan oleh bisnis (demand) pada TI untuk dapat mencapai arahan strategi tersebut. Digunakan untuk mengarahkan

18 kebutuhan TI strategis dan proyek-proyek, juga menentukan pengaruh bottomline yang diharapkan dari pengeluaran TI. 4. Rencana strategi. Adalah hasil dari perencanaan strategi TI, yang menentukan apa yang harus dilakukan unit TI untuk memnuhi kebutuhan yang ada dalam agenda TI strategis. Digunakan sebagai kerangka kerja strategis untuk anggaran lights-on TI dan proyek yang berkaitan dengan teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung proyek bisnis. 5. Kebutuhan strategi TI. Yaitu sebuah pernyataan akan program dan inisiatif yang diprioritaskan, yang akan memenuhi kebutuhan agenda strategi TI dan arahan strategi bisnis. 6. Proyek-proyek. Proyek-proyek spesifik didefinisikan sebagai jawaban bagi program-program dan inisiatif yang telah didefinisikan pada kebutuhan strategi TI. Mereka merupakan kandidat-kandidat yang akan di prioriataskan dalam rencana atau anggaran proyek tahunan. Isinya adalah proyek nyata yang dapat direalisasikan. 7. Rencana proyek tahunan. Yaitu serangkaian proyek yang diharapkan akan diselesaikan dalam tahun tersebut. Berisi tentang sebuah portfolio dari proyek yang sudah terjadwal, berikut dengan sumber daya yang disesuaikan dengan arahan strategi bisnis. 8. Rencana bisnis tahunan. Yaitu serangkaian rencana taktis dan operasional tahunan untuk unit-unit bisnis. Hal ini merupakan dasar pembuatan rencana

19 proyek tahunan dan mendefinisikan hal-hal yang dibutuhkan unit-unit bisnis dari TI secara taktis. 9. Rencana TI. Serangkaian rencana taktis dan operasional tahunan untuk organisasi TI. Hal ini merupakan dasar pembuatan anggaran lights-on untuk mendukung unit-unit bisnis. 10. Anggaran proyek. Anggaran adalah anggaran investasi untuk proyek selama 1 tahun. Anggaran didasarkan pada tingkat kemampuan bagi unit bisnis. 11. Anggaran lights-on. Adalah anggaran dasar untuk aktivitas-aktivitas organisasi TI yang sedang berjalan. Anggaran ini menyediakan semua layanan dan dukungan yang tidak disediakan pada Anggaran proyek. 12. Matriks pengukuran kinerja. Merupakan sekumpulan matriks untuk TI dan penggunaan TI dalam bisnis. Isinua didokumentasikan berdasarkan kegiatan / praktek perusahaan Hubungan pada Bottom-Line bottom-line : Ada tiga cara untuk mendefinisikan pengelkuaran TI yang tekait dengan 1. Secara nyata, pengeluaran perusahaan untuk TI merupakan biaya bagi perusahaan, sehingga menghilangkan proyek kerja atau mengurangi biaya lights-on yang mempengaruhi bottom-line.

20 2. Investasi TI barui dapat dihasilkan pendapatan atau mengurangi pengeluaran secara langsung. 3. Yang tidak kalah penting juga, sebuah pengeluaran TI dapat memungkinkan atau mendukung aktivitas bisnis yang dengan sendirinya berdampak pada bottom-line. Tantangan terberat dan juga peluang dalam mengelola pengulaatau menran TI dan meningkatkan dampak pada bottom-line adalah ketika proyek dan anggaran operasional tidak menghasilkan pengurangan biaya seperti yang dijanjikan atau menghasilkan pengembalian keuangan dengan segera. Fokusnya adalh total pengeluaran TI, yaitu semua proyek dan biaya operasional. Jadi tantangannya adalah bagaimana menggunakan metode yang sehat untuk menghubungkan bottom-line dengan semua proyek baru dan semua komponen dari pengeluaran TI yang berjalan untuk menentukan bagaimana mengendalikan total pengeluaran TI.ta Dalam hal diatas, masalahnya bukan untuk memilih aplikasi secara individual pada anggaran operasional, tetapi masalahnya adalah bagaimana mengalokasikan anggaran operasional pada aplikasi yang terbaik sehingga meningkatkan dampak pada bottom-line. elemen yaitu : Metode-metode dasar untuk menghubungkan bottom-line terdiri dari tiga

21 1. Dengan memprioritaskan semua investasi TI berdasarkan dampak pada bottom-line (meliputi resiko), perusahaan mengembangkan kinerja bottomline dengan memilih investasi yuang berdampak tinggi dan menghilangkan atau mengerjakan ulang investasi yang berdampak rendah. 2. Dengan menjelaskan pengeluaran lights-on TI (seperti infrastruktur, aplikasiaplikasi yang ada) pada bisnis, perusahaan mengembangkan keseluruhan kinerja bottom-line dengan mengubah atau menghilangkan aktivitas-aktivitas yang berdampak rendah. 3. Dengan memahami biaya dari pengeluaran TI dan dengan memperkirakan kinerja dari pengeluaran lights-on TI berdasarkan teknologi, arsitektur, kualitas dan tingkat pelayanan, perusahaan mengembangkan keseluruhan kinerja bottom-line dengan menghilangkan aktivitas TI yang kinerjanya kurang baik dan biayanya mahal. Kunci untuk memperkirakan dampak bottom line adalah menentukan sebab dan akibat. Sedangkan kunci sebab akibat pada bottom-line adalah tindakan manajemen. Bila kita hanya membekli infrastruktur, membuat atau membeli aplikasi tidak akan berarti apa-apa apabila unit bisnis tidak mengambil tindakan dan para manajer mengubah apa yang mereka kerjakan. Kunci untuk sebab dan akibat pada bottom-line adalah pada masa mendatang. Pada bottom-line, ini adalah dasar perubahan manajemen untuk bias berhasil pada sebuah proses bisnis atau perilaku berbisnis untuk mencapai pengurangan biaya atau peningkatan pendapatan. Tindakan manajemen masa

22 mendatang merupakan sebuah target berjalan, yang dipengaruhi oleh perubahan kondisi bisnis dan perubahan tim manajemen secara fundamental Sebab dan Akibat Berbasis pada Arahan Strategis Pada dasarnya, dengan terfokus pada arahan strategis, perusahaan sedang memprediksikan apa yang akan dilakukan manajemen di masa yang akan datang dengan upaya untuk menggunakan TI dalam bisnis sehinggal member dampak pada bottom-line. Intention (arahan) adalah refleksi dari apa yang akan dilakukan oleh manjemen dimasa yang akan datang. Strategic Intention adalah apa yang akan dilakukan oleh manajemen dalam rangka meningkatkan efektivitas strategi atau operasional yang berpengaruh pada bottom-line. Menurut Michael Porter, definisi umum dari efektivitas operasional dan strategis adalah sebagai berikut. a. Efektivitas operasional berarti melakasanakan aktivitas-aktivitas yang serupa dengan para pesaing dengan cara yang lebih baik. b. Efektivitas strategis berarti melaksanakan aktivitas-aktivitas yang berbeda dengan pesaing atau melaksanakan aktivitas yang serupa dengan cara yang berbeda.

23 2.2.7 Memahami Biaya dan Sumber Daya Dalam dunia keuangan, portfolio adalah sekumpulan dari investasi dan sumber daya keuangan seperti stok dan surat obligasi yang diadakan oleh individual atau organisasi. Portfolio juga terdiri dari informasi mengenai investasi-investasi dan sumber daya seperti sejumlah saham, nilai yang ada dan kapan suatu asset diperlukan. Dalam dunia TI sebuah portfolio adalah sekumpulan dari investasiinvestasi dan sumber daya TI bersama dengan informasi terkait. Setiap item pada portfolio menggunakan investasi dan sumber daya terpisah seperti aplikasi, komponen infrastruktur layanan Ti atau kegiatan manajemen. Gambar 2.6 Basic Portfolio Template (Benson, et al, 2004,p48) Portfolio Management Menurut Benson et al (2004,p47), portfolio merupakan kumpulan dari sumber daya. Portfolio Management yang digunakan dalam NIE merupakan alat

24 (tool) yang digunakan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai investasi dan sumber daya TI. Portfolio digunakan untuk menggambarkan keseluruhan sumber daya TI. Sumber daya TI itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu investasi baru dan lights-on. Yang dimaksud dengan investasi baru adalah proyek, termasuk modal dan anggaran biaya untuk membiayai kebutuhan software/ hardware baru. Sedangkan biaya lights-on adalah biaya yang sedang berjalan karena penggunaan aplikasi, infrastruktur, jasa dan aktivitas manajemen yang ada. Gambar 2.7 Total Sumber Daya TI yang dijabarkan dalam Portfolio (Benson, et al, 2004,p57) a. Portfolio Lights-on Portfolio untuk biaya lights-on dibagi menjadi empat, yaitu aplikasi, infrastruktur, jasa, dan manajemen. Aplikasi yang dimaksud disini adalah aplikasi yang digunakan untuk menunjang bisnis perusahaan. Infrastruktur

25 adalah semua infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang aplikasi dan jasa. Sedangkan jasa adalah hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan terhadap penggunaan aplikasi misalnya helpdesk, reparasi, instalasi dan konsultasi. Manajemen merupakan aktivitas- aktivitas seperti planning, training, budgeting, dan human resources. Dengan mengkategorikan sumber daya TI lights-on, akan menggunakan manajemen untuk memahami dan menganalisa pengeluaran TI saat ini dan investasi di masa mendatang. Keempat biaya lights-on tersebut digambarkan seperti dibawah ini. Gambar 2.8 Empat Portfolio lights-on (Benson, et al, 2004,p59) b. Portfolio Investasi Baru Portfolio untuk biaya investasi baru terdiri dari portfolio strategic, factory mandated, dan future strategic. Tujuan dari pengelompokkan investasi baru adalah untuk mengklasifikasi investasi TI dalam manajemen, sehingga

26 memudahkan manajemen untuk memahami investasi itu sendiri dan memungkinkan manajemen untuk menyeimbangkan investasi yang dibuat. Keempat kategori investasi baru ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Gambar 2.9 Portfolio Investasi Baru (Benson, et al, 2004,p60) Untuk lebih jelasnya, keempat kategori tersebut dideskripsikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 2.1 Deskripsi Empat Kategori Portfolio NIE (Benson, et al, 2004,p61) Kategori Portfolio NIE Strategic Factory Future Strategic Mandated Deskripsi Nilai Resiko Investasi yang secara langsung mempengaruhi kinerja kompetitif perusahaan. Hal ini biasa bersifat sederhana seperti revenue generation atau kompleks seperti hal-nya reengineering basic processes atau juga mempertahankan diri dari masuknya pesaing. Investasi yang memungkinkan perusahaan tetap beroperasi. Misalnya investasi pada back office. Investasi yang akan mempengaruhi kinerja perusahaan dimasa mendatang, biasanya berupa bisnis baru, produk / layanan baru, dll. Investasi aplikasi TI yang ditentukan oleh direktur perusahaan. Pendapatan Market Share Inovasi Fleksibilitas Mengurangi biaya Menghemat waktu Meningkatkan produktivitas Pendapatan Market Share Inovasi Fleksibilitas Tidak ada atau sama seperti factory Tinggi Rendah Tinggi Rendah

27 Tujuan dari pembagian investasi baru ini adalah untuk menyeimbangkan investasi diantara kategori investasi, terutama ditujukan pada resiko dan pengembalian investasi perusahaan pada TI dan terlebih lagi pada apa yang dapat perusahaan lakukan. Terdapat dua aturan yang harus dipertimbangkan dalam menyeimbangkan investasi TI, yaitu : a. Adanya perbedaan antara dana yang sesuai dengan kebijaksanaan ataupun dana yang tidak sesuai dengan kebijaksanaan. Seringkali investasi dibuat karena adanya aturan atau perintah dari pemilik, terlepas dari nilai bisnis investasi. b. Berbagai investasi TI memiliki berbagai resiko dan nilai pengembalian Empat Faktor Portfolio Berjalan (Lights-On) Menurut Benson et al. (2004, p160), portfolio TI berjalan (lights-on) memiliki empat faktor antara lain : 1. Tingkat layanan terbagi atas : a. Ketersediaan : ketersediaan sebagai masalah bagi proses kerja atau proses bisnis. b. Kecepatan merespon : kecepatan merespon pada kebutuhan proses kerja atau proses bisnis.

28 2. Kualitas terbagi atas : a. Fungsionalitas : fungsionalitas dari aplikasi, infrastruktur dan layanan yang berhubungan dengan kebutuhan proses kerka atau proses bisnis. b. Keakuratan : keakuratan data atau layanan yang dihasilkan dari aplikasi, infrastruktur atau layanan yang berhubungan dengan kebutuhan proses kerja atau proses bisnis. 3. Teknologi a. Arsitektur : tingkat pemenuhan strandar aturan arstektur perusahaan. b. Dukungan vendor dan stabilitas : tingakat dimana dukungan vendor dapat menjadi masalah dalam mempertemukan kebutuhan. c. Dukungan teknis : tingkat dimana dukungan staf teknis diperlukan (ini adalah aturan biaya berjalan/lights-on). d. Ketersediaan dukungan pasar atau industri : tingakat dimana dukungan yang diperlukan tersedia oleh pasar. 4. Intensitas pengguna a. Ketergantungan : tingkat dimana aplikasi, infrastruktur, dan layanan penting bagi proses bisnis, organisasi ataupun user individu. b. Jangkauan pengguna : seberapa besar pengguna aplikasi, infrastruktur dan layanan dalam organisasi perusahaan.

29 Dua Faktor Portfolio Proyek Menurut Benson et al. (2004, p147), portfolio proyek TI memiliki dua faktor antara lain : 1. Dampak Nilai penyelarasan sistem aplikasi dengan arahan strategi perusahaan. 2. Resiko Nilai-nilai resiko proyek (skala 0-10) terbagi atas : a. Resiko proyek atau organisasi : tingkat dimana kesuksesan proyek bergantung pada keahlian bisnis yang belum pernah dicoba atau pengalaman baru. Resiko ini juga mencakup tingkat dimana organisasi bisnis mampu melakukan peubahan yang dibutuhkan oleh proyek. b. Ketidakpastian pendefinisian : tingkat dimana kebutuhan bisnis terdefinisi dengan baik dan jelas, serta secara akurat dapat diubah ke dalam informasi dan fungsionalitas aplikasi sistem. c. Ketidakpastian teknis : tingakat dimana proyek bergantung dengan teknologi baru, dan tingat dimana perusahaan harus melakukan desain dan membuat aplikasi dengan teknologi tersebut. d. Resiko infrastruktur SI : tingkat dimana lingkungan teknis membutuhkan beberapa faktor antarai lain administrasi data, komunikasi, manajemen proyek, dan pengembangan.

30 e. Resiko teknis : tingkat dimana penggunaaan teknologi tertentu membutuhkan keterampilan pengembangan, analisis dan manajemen baru. Faktor resiko meliputi apakah keterampilan tersedia dari vendor atau dari pasar dan apakah training atau perekrutan baru dapat menyediakan keahlian teknis yang dibutuhkan. f. Resiko investasi : tingkat dimana investasi proyek dibutuhkan untuk menciptakan kesuksesan proyek. g. Resiko menejemem proyek : tingkat dimana manajer proyek tersedia dan mampu menangani kompleksitas proyek dari segi teknis dan organisasi Portfolio dalam Praktek New Information Economics Gambar 2.10 Portfolio dalam Praktek NIE (Benson, et al, 2004,p54) Portfolio adalah dasar dari praktek NIE. Setiap praktek NIE menggunakan informasi portfolio secara maksimum. Dengan menggunakan informasi portfolio,

31 penggunaan praktek NIE seperti prioritasasi, penyelarasan, pengukuran kinerja dapat menjadikan keputusan investasi menjadi efektif. Dengan adanya informasi portfolio maka memungkinkan manajemen untuk : a. Memprioritaskan investasi baru. b. Memahami pengalokasian sumber daya baik pada investasi baru maupun pengeluaran operasional. c. Evaluasi kinerja dari elemen portfolio. d. Mencoret portfolio operasional yang kualitasnya atau kinerjanya rentah atau juga yang biayanya tinggi. e. Menentukan strategi untuk memperbaharui portfolio elemen operasional. Dengan melalukan hal diatas melalui portfolio, maka manajer dapat terhindar dari penilaian kasus per kasus dengan menggunakan aturan yang sama untuk semua elemen. Dengan portfolio TI dan praktek NIE, manajemen dapat : a. Sumber daya TI digunakan pada tingakat yang tepat. b. Setiap aplikasi, layanan atau infrastruktur yang mampu diperbarui atau dihapuskan. c. Kumpulan investasi TI sesuai dengan kebutuhan bisnis saat ini. d. Kumpulan investasi mendukung arahan strategi jangka panjang.

32 e. Panduan investasi pada portfolio adalah yang seimbang dengan hasil layanan dan kualitas. f. Beberapa sumber TI bisa saja berkinerja rendah Strategi Investasi. Tim manajemen bisa melakukan pengelompokan strategi investasi berdasarkan hasil penafsiran portfolio yang ada, sehingga diketahui aplikasi mana saja yang sebaiknya diabaikan, diganti baik dengan melakukan outsourcing atau insourcing, dikembangkan atau di desain ulang. Ada dua strategi investasi pada portfolio lights-on, yaitu : a. Strategi investasi berdasarkan hubungan alignment/quality (penyelarasan/ kualitas). Menurut Benson et al. (2004, p ), ada lima strategi investasi mengenai aplikasi yang dikategorikan dalam beberapa alignment/quality. Dengan menilai kombinasi alignment dan quality untuk aplikasi, manajemen dapat membuat keputusan investasi berdasarkan dampak bottom-line pada bisnis, dimana biaya lights-on seharusnya dinaikkan, pengeluaran seharusnya dikurangi, dan investasi apa yang mempunyai dampak terbesar dalam bisnis.

33 Tabel 2.2 Strategi Investasi untuk Portfolio Aplikasi Lights-On berdasarkan Alignment/Quality (Benson et al, 2004, p139) Kategori Abandon : Penyelarasan Rendah Crisis : Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas rendah (1,2) Noncritical, Stabilize : Penyelarasan cukup (3) Improve only as needed : Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas cukup (3) Excellent, Monitor : Penyelarasan strategi (4,5) dan kualitas tinggi (4,5) Strategi Investasi Aplikasi sebaiknya tidak digunakan lagi. Aplikasi dapat direcanakan sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas, khususnya dengan tingkat penyelarasan yang tinggi. Penyelarasan cukup, alokasikan dana seminimal mungkin untuk pemeliharaan dan penambahan fitur. Penyelarasan tinggi, kualitas cukup. Alokasikan dana hanya jika benar-benar diperlukan atau jika ada sumber daya. Memonitor untuk kualitas aplikasi. Alokasikan dana untuk menjaga nilai kualitas saja. Gambar 2.11 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On berdasarkan Alignment/Quality (Benson, et al, 2004,p140) b. Strategi investasi berdasarkan hubungan dependency/quality (ketergantungan/ kualitas). Menurut Benson et al. (2004, p65-66), pertimbangan aplikasi portfolio lights-on untuk pelayanan keuangan perusahaan, melalui latihan penilaian

34 penyelarasan, menilai aplikasi tersebut menurut ketergantungan (apakah aplikasi tersebut benar-benar digunakan?) dan kualitas (apakah informasi yang terdapat pada aplikasi tersebut akurat?) dan seterusnya. Tabel 2.3 Strategi Investasi untuk Portfolio Aplikasi Lights-On berdasarkan Dependency/Quality (Benson et al, 2004, p66) Kategori Abandon : Penyelarasan Rendah Crisis : Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas rendah (1,2) Noncritical, Stabilize : Penyelarasan cukup (3) Improve only as needed : Penyelarasan tinggi (4,5) dan kualitas cukup (3) Excellent, Monitor : Penyelaran strategi (4,5) dan kualitas tinggi (4,5) Strategi Investasi Aplikasi sebaiknya tidak digunakan lagi. Aplikasi dapat direcanakan sebagai investasi untuk meningkatkan kualitas, khususnya dengan tingkat penyelarasan yang tinggi. Penyelarasan cukup, alokasikan dana seminimal mungkin untuk pemeliharaan dan penambahan fitur. Penyelarasan tinggi, kualitas cukup. Alokasikan dana hanya jika benarbenar diperlukan atau jika ada sumber daya. Memonitor untuk kualitas aplikasi. Alokasikan dana untuk menjaga nilai kualitas saja.

35 Gambar 2.12 Keputusan Investasi dalam Portfolio Aplikasi Lights-On berdasarkan Dependency/Quality (Benson, et al, 2004,p66) Praktek Demand/Supply Planning Menurut Benson et al. (2004, p173), proses perencanaan yang ideal berhadapan dengan elemen-elemen sebagai berikut : a. Inputs : Arahan strategi bisnis, portfolio dan manajemen strategis, serta pengukuran dan manajemen kinerja. b. Outputs : Agenda strategi TI, perencanaan strategi TI dan kebutuhan strategi TI. Hubungan antara perencanaan dengan proses yang mengimplementasikannya yaitu hubungan langsung ke perencanaan tahunan TI dan bisnis, dan hubungan langsung ke anggaran tahunan TI dan perusahaan. Untuk menjalankan perencanaan strategi demand/supply kita dapat melihat dari tabel dibawah ini. Dimana satu arahan strategi menciptakan arahan strategi

36 untuk penggunaan TI, dan penyampaian perencanaan strategi untuk TI. Harus diingat pada tabel dibawah ini menyatakan hubungan satu dengan yang lain antara arahan strategi bisnis dengan penyampaian arahan strategi TI. Tabel 2.4 Strategic Intention to IT Strategic Plan (Benson et al, 2004, p179) Praktek Prioritization Menurut Benson et al. (2004, p ), dasar dari prioritas bisnis merupakan alat untuk menilai dampak dari bottom-line dari proyek TI dan memakai sumber daya yang paling terpercaya. Prioritization memfokuskan untuk menafsir nilai bisnis dalam kaitannya dengan dampak bottom-line, dari investasi yang diusulkan. Skor portfolio proyek TI untuk dampak diambil dari business value scorecard yang terdiri dari atas arahan strategi beserta bobot dan diisi oleh orang-orang yang berperan penting.

37 Gambar 2.13 Pemberian Skor Prioritization pada sebuah Investasi Proyek (Benson, et al, 2004,p145) Pada contoh business value scorecard diatas, skala nol berarti proyek tidak memiliki dampak. Sedangkan skala lima berarti proyek tersebut penting bagi perusahaan. Menurut Benson et al. (2004, p298), skala yang digunakan dalam mengukur dampak proyek dimulai dari nol sampai lima seperti yang ditunjukan oleh tabel. Tabel 2.5 Cause and Effect of Prioritization (Benson et al. 2004, p298) Cause and Effect Language Score Effects Proyek tidak memiliki hubungan dengan arahan strategi perusahaan. Proyek secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap arahan strategi perusahaaan. Proyek akan memberikan kontribusi minor terhadap perusahaan, tetapi dampaknya sulit diukur. Proyek akan memberikan kontribusi baru namun tidak mempengaruhi posisi perusahaan secara signifikan. 0 Tidak ada 1 Minor 2 Kecil 3 Penting Cause and Effect Language Score Effects

38 Proyek akan memberikan kontribusi baru yang akan memberi perubahan secara signifikan bagi posisi kompetitif perusahaan atau member kuntungan kompetitif. Proyek bersifat kritis dalam menetapkan atau mempertahankan posisi kompetitif perusahaan. 4 Sangat Penting 5 Kritis Menurut Benson et al. (2004, p ), tabel 2.6 menunjukan jenis-jenis proyek pada serangkaian dampak pada bottom-line. Rangkaian tersebut merupakan hasil penilaian dari tiap proyek pada arahan strategi. Tabel 2.6 Development Investment Portfolio Dari tabel diatas, dapat dibuat diagram bubble untuk pembuatan keputusan pembuatan proyek, yaitu :

39 Gambar 2.14 Portfolio Proyek untuk Pengembalian Keputusan (Benson, et al, 2004,p136) Praktek Alignment Menurut Benson et al.(2004, p ), praktek prioritization memungkinkan manajemen untuk menyutujui sumber daya untuk TI inisiatif yang di usulkan berdasarkan pada dampak bottom-line dan hubungannya terhadapa arahan strategis, maka praktek alignment melakukan hal yang sama untuk aplikasi TI dan infrastruktur yang telah ada Tiga Bagian Praktek Alignment Praktek alignment dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

40 a. Strategic Alignment Menujukan antara portfolio aplikasi, infrastruktur, services dan manajemen dalam mendukung arahan strategi dan kebutuhan operasional bisnis. Tabel 2.7 Sample Alignment Data b. Internal IT Alignment Menunjukkan hubungan antara portfolio infrastruktur TI dan services dalam mendukung komponen nilai tertinggi dan portfolio aplikasi TI. c. Functional Alignment Melakukan penilaian terhadap kualitas, tingkat layanan, tingkat penggunaan dan teknologi dari sumber daya TI yang dimiliki perusahaan.

41 Gambar 2.15 Portfolio Assessment for Decision Making (Benson, et al, 2004,p139) Praktek Innovation Menurut Benson et al. (2004, p ), TI telah dan masih menjadi alat pendukung utama atas berjalannya perusahaan. Tujuan dan kriterianya untuk menuju kesuksesan telah diwujudkan pada kemampuan bereaksi atas kebutuhan aplikasi bisnis, kemampuan infrastruktur dan pelayanan pendukung. Dengan TI, perusahaan dapat membuat tujuan, program, strategi, dan rencana. TI dapat menciptakan dan membedakan produk, pasar, dan konsumen yang potensial. Oleh karena itu, kegiatan innovation merupakan salah satu kegiatan terpenting yang harus dilakukan oleh perusahaan, terutama dibidang TI. Innovation pada NIE terdiri dari empat komponen yaitu :

42 1. Business and Technology Monitoring (Pemantauan Bisnis dan Teknologi) Meninjau kembali manajemen bisnis dan TI dari factor perubahan bisnis dan teknologi yang akan memberikan pengaruh bisnis (Perubahan apa saja yang mempengaruhi perusahaan?) 2. Innovation Visioning (Visi Inovasi) Mengembangkan alternatif visi atau arah bagi perusahaan, merespon perubahan bisnis dan TI, serta memperoleh kesepakatan atas alternative visi (Apa yang dapat kita lakukan?) 3. Business Context and Choice (Konteks dan Pilihan Bisnis) Memberikan pilihan mengenai visi atau arah bagi perusahaan yang menjelaskan bagaimana bisnis dapat berfungsi (Apa yang harus kita lakukan?) 4. Actionable Innovation (Motivasi yang dapat ditindak lanjuti) Membentuk scenario dan prototype dan perencanaan aksi untuk innovation yang menciptakan outline perencanaan yang dapat dilakukan (Apa yang akan kita lakukan?)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum Teori teori berikut adalah teori yang digunakan untuk mendukung konsep New Information Economics (NIE). 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep-konsep New Information Economics (NIE).

BAB 2 LANDASAN TEORI. konsep-konsep New Information Economics (NIE). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori-teori berikut merupakan teori yang digunakan untuk mendukung konsep-konsep New Information Economics (NIE). 2.2.1 Sistem Menurut Mathiassen (2000, p9), system

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang digunakan sebagai

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang digunakan sebagai BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang digunakan sebagai landasan dasar dalam penulisan skripsi New Information Economics (NIE). 2.1.1 Sistem Menurut McLeod

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi New Information Economics (NIE).

BAB 2 LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi New Information Economics (NIE). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Umum Pada sub bab ini berisi teori-teori umum yang menjadi landasan dasar dalam penulisan skripsi New Information Economics (NIE). 2.1.1 Sistem Menurut O Brien (2003,p8),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. manusia, tempat, barang dan kejadian).

BAB 2 LANDASAN TEORI. manusia, tempat, barang dan kejadian). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum 2.1.1 Data Menurut O'Brien (2005, p35) data adalah fakta atau observasi mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Lebih rincinya, data

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sejarah Metode New Information Economics (NIE) mengkuantifikasikan biaya (cost) dan manfaat (benefit) dari proyek TI.

BAB 2 LANDASAN TEORI Sejarah Metode New Information Economics (NIE) mengkuantifikasikan biaya (cost) dan manfaat (benefit) dari proyek TI. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Khusus 2.1.1 Sejarah Metode New Information Economics (NIE) 2.1.1.1 Information Economics (IE) Information Economics merupakan sekumpulan peralatan (tools) komputasional

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan LAMPIRAN LAMPIRAN I. KUISIONER HUBUNGAN LIGHTS-ON DAN PROYEK DENGAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan dan staf senior dari departemen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Pada sub bab ini berisi tentang teori-teori dasar atau umum dari berbagai sumber yang menjadi landasan dalam pembuatan skripsi New Information Economics.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Huabei Petroleum Service. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengetian Evaluasi dan Efektivitas 2.1.1 Pengertian Evaluasi Menurut Umar (2005, p36) evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil tahun 2005/2006 MENGEVALUASI KINERJA APLIKASI K SOFT DAN MENENTUKAN PRIORITAS PENERAPAN APLIKASI SHAGA ERP DENGAN

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara; 2) Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara; 3)

Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina Nusantara; 2) Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara; 3) ANALISIS INVESTASI SISTEM APLIKASI YANG BERJALAN DAN PROYEK SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA ADANDU (PT NUANSA ASPIRASI BENING, JAKARTA) Hudiarto 1) ; E.A. Kuncoro 2)

Lebih terperinci

Contoh Kuesioner Portfolio Lights-On

Contoh Kuesioner Portfolio Lights-On L1 Contoh Kuesioner Portfolio Lights-On Mohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan baik guna pengembangan operasional perusahaan dan peningkatan kualitas teknologi informasi BINA NUSANTARA

Lebih terperinci

MENILAI INVESTASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. STI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

MENILAI INVESTASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. STI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS MENILAI INVESTASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. STI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS Hudiarto, Meta Rusli, Maria F. P., Noviyana Jurusan Sistem Informasi, Universitas Bina

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Landasan Pemikiran

BAB III METODOLOGI. 3.1 Landasan Pemikiran BAB III METODOLOGI 3.1 Landasan Pemikiran Nilai/value dari penggunaan IT dalam suatu perusahaan dapat diraih dengan penerapan manajemen strategis IT. Nilai/ value ini bisa saja berupa penghematan biaya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS SISTEM APLIKASI YANG BERJALAN DAN RENCANA PROYEK DENGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. tujuan, dimana elemen elemen tersebut terdiri dari sumber daya input, proses

BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. tujuan, dimana elemen elemen tersebut terdiri dari sumber daya input, proses BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Teori Dasar / Umum Sub bab ini berisi teori teori dasar atau umum dari berbagai sumber yang menjadi landasan dalam pembuatan skripsi mengenai New Information Economics.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 6 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Umum 2.1.1 Pendekatan Sistem Informasi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut Martin (2004, p.355), sistem adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan yang harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar/Umum Teori-teori berikut ini merupakan teori dasar yang diperoleh dari berbagai sumber dan akan dijadikan sebagai landasan penulisan skripsi ini: 2.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER APLIKASI

LAMPIRAN 1 KUESIONER APLIKASI L1 LAMPIRAN 1 KUESIONER APLIKASI Mohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini dengan baik guna pengembangan operasional perusahaan dan peningkatan kualitas teknologi informasi PT Smart Naco Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya teknologi-teknologi baru yang lebih inovatif dibandingkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran BAB 3 METODELOGI PENELITIAN Topik New Information Economics Referensi From Business Strategi To IT Action, Benson et al (2004) Gambaran Umum Perusahaan Identifikasi Masalah Analisis

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi dan Ekonomi Manajemen Program Studi Sistem Informasi dan Ekonomi Manajemen Skripsi Sarjana Komputer dan Sarjana Ekonomi Semester Ganjil tahun 2006/2007

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN DAN RENCANA PROYEK DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA PT. PANIN CAPITAL

ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN DAN RENCANA PROYEK DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA PT. PANIN CAPITAL UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Peminatan Corporate Information System Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2007/2008 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN DAN RENCANA PROYEK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Pendekatan Teknik Informasi Pengertian Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Pendekatan Teknik Informasi Pengertian Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Pendekatan Teknik Informasi 2.1.1.1 Pengertian Teknologi Informasi Menurut Turban (2009, p6), teknologi informasi adalah hubungan antara alat berbasis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi dunia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sumber bahan bakar fosil yang cukup besar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Strata I Skripsi Sarjana Komputer

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem Informasi Program Studi Strata I Skripsi Sarjana Komputer UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Program Studi Strata I Skripsi Sarjana Komputer ANALISIS MANFAAT KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori khusus 2.1.1 New Information Economics (NIE) Menurut Benson et al (2004, p99), New Information Economics adalah sekumpulan praktek yang terkoordinir berdasarkan prinsip dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga berbagai cara dilakukan oleh perusahaan agar mampu bersaing dengan para kompetitornya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sudut pandang yang meliputi tujuan, manfaat maupun finansial.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sudut pandang yang meliputi tujuan, manfaat maupun finansial. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dalam dunia bisnis tidak lepas kaitannya dengan sisi ekonomi dari bisnis tersebut. Segala bentuk implementasi teknologi informasi selalu

Lebih terperinci

Yulia Wati ABSTRAK

Yulia Wati ABSTRAK ANALISIS TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI YANG SEDANG BERJALAN DAN RENCANA PROYEK E-PROCUREMENT DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS (STUDI KASUS : DIREKTORAT KEUANGAN, LEMBAGA XYZ) Yulia

Lebih terperinci

Hudiarto; Hernanda Raditya; Cecep Supriyatna; M. Ichsan Amrin

Hudiarto; Hernanda Raditya; Cecep Supriyatna; M. Ichsan Amrin METODE NEW INFORMATION ECONOMICS UNTUK MENGANALISIS MANAJEMEN DEPARTEMEN TEKNOLOGI INFORMASI PT. TEIJIN INDONESIA FIBER CORPORATION (TIFICO), Tbk. TANGERANG Hudiarto; Hernanda Raditya; Cecep Supriyatna;

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi yang 186 BAB HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Rencana Strategi Bisnis Rencana strategi bisnis berisi kumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh Bina Nusantara International University (JWC). Adapun arahan strategi

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA PT. NOAH ARKINDO

EVALUASI KINERJA INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA PT. NOAH ARKINDO EVALUASI KINERJA INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS PADA PT. NOAH ARKINDO SKRIPSI Oleh DANIEL SULIPTO 1100029551 NOBERT HELIE WIJAYA 1100041084 KELAS/KELOMPOK

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Sub bab ini berisi teori yang menjadi landasan dasar dalam pembuatan skripsi New Information Economics. 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Scheel (2007, p10),

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Peminatan Corporate Information System Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2005/2006 ANALISIS SISTEM APLIKASI YANG BERJALAN DAN RENCANA PROYEK

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan pada sistem berjalan (lights-on) maupun rencana project WCS, maka simpulan yang didapat dari laporan tugas

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi. dengan menggunakan Metode Information Economics BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah-langkah Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi Informasi dengan menggunakan Metode Information Economics Evaluasi sistem dan teknologi informasi dengan metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Skema Kerangka Pemikiran 80 Penentuan dasar permasalahan Adalah tahapan dimana digunakan untuk menentukan skripsi yang akan dibuat, beserta penentuan ruang lingkup pembuatan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan penelitian yang telah dilakukan pada lights-on dan proyek pada PDAM Tirta Benteng Kota Tangerang, maka simpulan yang dapat penulis buat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi bisnis dari berbagai segi terutama waktu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi bisnis dari berbagai segi terutama waktu dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketatnya persaingan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini membuat pihak manajemen perusahaan harus melihat efektivitas dan efisiensi bisnis dari

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. melakukan Penelitian ini dengan menggunakan beberapa metode antara lain:

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. melakukan Penelitian ini dengan menggunakan beberapa metode antara lain: BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN Agar hasil Penelitian yang diperoleh dapat berjalan dengan baik maka saya melakukan Penelitian ini dengan menggunakan beberapa metode antara lain: 4.1 Skema Kerangka Pemikiran

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY ANALISIS APLIKASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. MULTI ARTHA PRATAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

BINUS UNIVERSITY ANALISIS APLIKASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. MULTI ARTHA PRATAMA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS BINUS UNIVERSITY Program Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/2008 ANALISIS APLIKASI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. MULTI ARTHA PRATAMA DENGAN

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Arahan Strategi dari PT. Dwindo Berlian Samjaya berfokus pada: Fokus pada kebutuhan pasar.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1. Arahan Strategi dari PT. Dwindo Berlian Samjaya berfokus pada: Fokus pada kebutuhan pasar. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap sistem yang sedang berjalan pada PT. Dwindo Berlian Samjaya, maka dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Arahan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. maupun rencana proyek pada PT. Marein, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. maupun rencana proyek pada PT. Marein, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis portfolio yang telah dilakukan pada sistem berjalan maupun rencana proyek pada PT. Marein, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Teknologi informasi (TI) yang terus berkembang memberi berbagai kemudahan bagi banyak dunia bisnis dalam meningkatkan efisiensi. Manfaatnya yang besar khususnya

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI. menghubungkan strategi dan perencanaan TI dengan bisnis strategic intention. Konteks strategi bisnis

BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI. menghubungkan strategi dan perencanaan TI dengan bisnis strategic intention. Konteks strategi bisnis BAB 4 PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Demand/ Supply Planning Demand/ Supply Planning merupakan kebutuhan strategi TI sebagai demand dan perencanaan strategi TI sebagai solusi kebutuhan TI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Informasi Menurut McLeod dan Schell (2001, p18), informasi adalah suatu data yang diproses atau yang memiliki arti. Informasi adalah suatu data yang telah diolah menjadi

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Return on Investment (ROI) 4.1.1 Traditional Cost Benefit Analysis (TCBA) Teknik traditional cost benefit analysis merupakan sarana mengukur keuangan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BINUS UNIVERSITY. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 BINUS UNIVERSITY Program Studi Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS DAN PERENCANAAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA KANTOR PUSAT BANK BUMN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA KANTOR PUSAT BANK BUMN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS MENGUKUR INVESTASI SISTEM INFORMASI PADA KANTOR PUSAT BANK BUMN MENGGUNAKAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS USING NEW INFORMATION ECONOMICS METHOD TO MEASURE INFORMATION SYSTEMS INVESTMENT AT HEAD OFFICE

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap L1 Daftar Pertanyaan Wawancara 1. Apa visi dan misi instansi? 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap bagian? 3. Bagaimana proses bisnis instansi? 4. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi yang pesat dan diiringi oleh kemajuan teknologi menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis. Perkembangan teknologi yang pesat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Lights-On

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Lights-On LAMPIRAN Kuesioner Portfolio Lights-On Kuesioner ini dibuat untuk memperoleh data mengenai service level, kualitas, intensitas penggunaan dan ruang lingkup penggunaan Sistem Informasi /Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

Perencanaan (Planning)

Perencanaan (Planning) Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan akan ada dalam setiap fungsi manajemen karena fungsi-fungsi tersebut hanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Praktek New Information Economics (NIE). Setiap perusahaan yang me-investasikan IT, mengharapkan adanya nilai dari investasi IT itu sendiri bagi kelangsungan bisnis perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS SISTEM INFORMASI DAN RENCANA STRATEGI PERUSAHAAN. server yang berada di Jerman melalui akses internet broadband biasa yang

BAB 4 ANALISIS SISTEM INFORMASI DAN RENCANA STRATEGI PERUSAHAAN. server yang berada di Jerman melalui akses internet broadband biasa yang BAB 4 ANALISIS SISTEM INFORMASI DAN RENCANA STRATEGI PERUSAHAAN 4.2.1 Kerangka Berfikir. Dalam penjelasan gambar dibawah diterangkan bahwa sebelum adanya proyek MPLS, masing-masing dari setiap cabang melakukan

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

Bab 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Setiap kegiatan bisnis di dalam CV.Yakin masih manual dan belum terkompouterisasi. Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Definisi strategi secara umum adalah rencana tindakan atau kebijaksanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan menurut beberapa ahli, strategi adalah arah dan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA USAHA MELALUI SISTEM INFORMASI

PENGGUNAAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA USAHA MELALUI SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA USAHA MELALUI SISTEM INFORMASI Hudiarto 1, Indra 2, Ervien 3, Dhanny Cahyadi 4 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori- Teori Umum 2.1.1 Pendekatan Sisi Sistem Informasi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod dan Schell (2001, p9), sistem adalah sekelompok elemen- elemen yang terintegrasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Fase ini merupakan waktu untuk mengembangkan arah dari SI organisasi, identifikasi dimana SI berada di masa depan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BINUS UNIVERSITY. Program Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 BINUS UNIVERSITY Program Ganda Sistem Informasi - Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN DAN PERENCANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada sistem berjalan maupun rencana

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada sistem berjalan maupun rencana BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada sistem berjalan maupun rencana proyek Bank XYZ, maka simpulan yang didapat dari skripsi ini adalah sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB 3 DATA DAN ANALISIS. Arahan strategi bisnis diperoleh dari analisis terhadap kondisi perusahaan

BAB 3 DATA DAN ANALISIS. Arahan strategi bisnis diperoleh dari analisis terhadap kondisi perusahaan BAB 3 DATA DAN ANALISIS 3.1 Arahan Strategi Bisnis Arahan strategi bisnis diperoleh dari analisis terhadap kondisi perusahaan sekarang, khususnya pada Human Resource Department (HRD) Bank XYZ. Analisa

Lebih terperinci

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem.

Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Sistem kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Karakteristik Sistem a. Komponen Sistem (Components) suatu sistem terdiri dari sejumlah komponenyang saling berinteraksi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem Informasi Dan Manajemen Program Studi Ganda Skripsi Sarjana Ilmu Komputer dan Ekonomi Semester Ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk 9 LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai korporasi perusahaan. Pertanyaan di bawah berhubungan dengan nilai-nilai dan resiko-resiko yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Kuesioner ini dibuat untuk mengukur nilai dari beberapa hal :

LAMPIRAN. Kuesioner ini dibuat untuk mengukur nilai dari beberapa hal : L1 LAMPIRAN Questionnaire Lights On Portfolio Kuesioner ini dibuat untuk mengukur nilai dari beberapa hal : Service o Availability (Ketersediaan) o Responsiveness (Responsif) Quality o Functionality (Fungsionalitas)

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

USULAN PENGELOLAAN DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK. DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS

USULAN PENGELOLAAN DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK. DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS USULAN PENGELOLAAN DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK. DENGAN METODE NEW INFORMATION ECONOMICS Hudiarto 1 ; Chandra Wibowo 2 ; Agus Prima Halim 3 1, 2, 3 Jurusan Sistem Informasi,

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci