ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe dan Sn DALAM SUSU KENTAL MANIS

*Maryam Anis Zubair, ,** Hamsidar Hasan, S.Si., M.Si., Apt, ***Madania, S.Farm., M.Sc., Apt. Program Studi S1, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Determination of Zn Levels in Freshener Solution Tea Cans By Atomic Absorption Spectrophotometry

STUDI PERBANDINGAN KANDUNGAN ION LOGAM TIMAH

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Cd DAN Cu DALAM PRODUK IKAN KEMASAN KALENG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

ABSTRAK. ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DALAM SARDEN KEMASAN KALENG YANG MASA BERLAKUNYA AKAN HABIS KURANG DARI DUA BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN KALENG YANG BEREDAR DI PASAR MODEREN KOTA GORONTALO

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

ANALISIS TEMBAGA (Cu), BESI (Fe) DAN KARBON (C) PADA SEDIMEN KOLAM INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

ABSTRAK ABSTRACT

PENENTUAN KANDUNGAN TEMBAGA PADA BAKSO DAN BURGER DAGING SAPI YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

ANALISIS LOGAM BERAT TEMBAGA (CU) PADA PRODUK IKAN KEMASAN KALENG PRODUKSI SULAWESI UTARA YANG BEREDAR DI MANADO

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK ANALISIS TIMBAL (Pb) PADA KALENG KORNET

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

ANALISIS LOGAM TIMBAL (Pb) DAN TIMAH (Sn) PADA MINUMAN BERALKOHOL DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM TUGAS AKHIR

DALAM PRODUK IKAN TUNA KEMASAN KALENG BERDASARKAN WAKTU PENYIMPANAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

ESTIMASI KANDUNGAN KADMIUM DALAM PRODUK KOSMETIK U. Anggita 1, Itnawita 2, S. Anita 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia

BAB III BAHAN DAN METODE

Analisis Kadar Pb Dan Cu Pada Ikan Serta Saus Kemasan Kaleng terhadap Lama Penyimpanan

SNI Standar Nasional Indonesia

Penentuan Kadar Besi selama Fase Pematangan Padi Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

ANALISIS CEMARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIAAN OBAT HERBAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

PENGOMPLEKS BATHOFENANTROLIN PADA PENENTUAN KADAR BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

BAB III METODE PENELITIAN

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo, karena di

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

ANALISIS KADAR ARSEN (As) DAN TIMBAL (Pb) PADA MINYAK GORENG PEMAKAIAN BERULANG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Mei Sampel Salvinia

METODOLOGI PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Bab IV Hasil dan Pembahasan

ANALISIS PENGARUH TEMPAT PENYIMPANAN TERHADAP BESARNYA KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Zn DALAM DAGING KORNET HABIS PAKAI KEMASAN KALENG

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 3 (1) : ISSN : March 2017

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT Cd, Pb, DAN Mn PADA SEDIMEN KOLAM TPA MUARA FAJAR PEKANBARU H.Panjaitan 1, S.Bali 2, T.A.Hanifah 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

PENETAPAN KADAR TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) PADA IKAN KALENG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. BAHAN DAN METODE

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

Transkripsi:

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Fe, Sn DAN Pb DALAM IKAN SARDEN KEMASAN KALENG T. Gunawan 1, S. Anita 2, Itnawita 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia 2 Bidang Analitik Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia Taufikgunawan2112@gmail.com ABSTRACT Canned fish are one kind of favorite products because it is easy to use and it could be stored for long time. However, metal composition of the can is possible to contaminate the fish. The aim of this study was to determine the concentration of Fe, Sn and Pb in the canned sardines. Concentration of Fe was determined using a UV-Vis spectrophotometer, while the concentration of Sn and Pb were determined using an atomic absorption spectrophotometer at the wavelength of 286.3 nm for Sn and 283.3 nm for Pb. The results showed that the average of Fe concentration in canned sardines based on different expiration dates for sample A1 and A2 (mg/kg) were 4.046 and 3.347, respectively. The highest concentration of Sn was found in sample A1 (105.54 mg/kg) and the concentration of Pb was ranged from 0.5199 to 2.3798 mg/kg. These indicated that canned sardines have been contaminated by Fe, Sn and Pb, but did not pass the maximum limit of metal contamination for canned food allowed by SNI 01-7387-2009 except for Pb content (more than 0.3 mg/kg). Keywords: Canned fish, metal migration, Sn and Pb ABSTRAK Ikan kaleng merupakan salah satu jenis makanan yang cukup digemari karena praktis dan dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Namun, komposisi kaleng yang terbuat dari logam berpotensi mencemari makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar logam Fe, Sn dan Pb dalam ikan sarden kaleng. Kadar besi ditentukan dengan spektrofotometer sinar tampak, sedangkan logam timah dan timbal ditentukan dengan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 286,3 nm untuk timah dan 283,3 nm untuk timbal. Hasil analisis menunjukkan kadar besi dalam ikan sarden kaleng berdasarkan perbedaan tanggal kadaluwarsa untuk berturut-turut (mg/kg) adalah 4,046 dan 3,347. Kadar timah tertinggi terdapat pada sampel A1 (105,54 mg/kg) dan kadar Pb berkisar antara 0,5199 mg/kg hingga 2,3798 mg/kg. Ini mengindikasikan bahwa sampel ikan sarden kaleng telah tercemar oleh besi, timah dan timbal tetapi tidak melebihi ambang batas maksimum cemaran logam untuk makanan kaleng menurut SNI 01-7387-2009 kecuali untuk kadar timbal (lebih dari 0,3 mg/kg). Kata kunci: Ikan kaleng, migrasi logam, Sn dan Pb 1

PENDAHULUAN Ikan Sarden (Sardinella Longiceps) merupakan ikan olahan yang dikemas dalam kaleng yang banyak diproduksi didalam dan luar negeri. Kelebihan pengemasan ikan dalam kaleng diantaranya adalah praktis bagi para konsumen dalam memasaknya, dapat disimpan lebih lama dan dapat meminimalisir kontaminasi dari luar seperti bakteri. Namun dalam penggunaannya perlu diwaspadai karena pada makanan kaleng dapat terjadi kontaminasi logam berat dari pengemasnya tersebut. (Rahayu, 1992). Kontaminasi logam ini dapat terjadi selama proses pengolahan dan kondisi selama pemasaran. Hubungan langsung antara bahan makanan dengan alat atau wadah selama proses pembuatan dan pengemasan dapat menyebabkan masuknya logam ke dalam makanan. Perubahan ph yang bersifat asam selama proses pengolahan dapat mempercepat korosi bahan pengemas kaleng (Azis, 2007). Kurangnya suhu pemanasan menyebabkan mikroorganisme belum seluruhnya mati. Proses pembuatan kaleng yang dipatri pada penyambungan pada sisi badan kaleng dan penutupnya juga berperan menimbulkan kontaminasi logam. Rusaknya kemasan selama masa pemasaran dan sisa udara dalam kaleng akan mempercepat reaksi oksidasi besi sehingga konsentrasi logam dalam makanan kaleng akan semakin tinggi (Tehubijuluw, 2010). Masuknya logam berat ke dalam tubuh manusia bisa melalui bahan makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh logam berat tersebut. Untuk menghindari terjadinya korosi atau reaksi pada bagian dalam kaleng dapat dilakukan dengan melapisi bagian dalam kaleng dengan enamel. Logam timah sebagai bahan pelapis kemasan kaleng memiliki daya tahan terhadap korosi yang tidak sempurna, akan tetapi lebih lambat dibandingkan dengan besi. Makanan atau minuman yang mengandung bahan atau senyawa kimia seperti logam berat dalam jumlah tinggi apabila masuk ke dalam tubuh manusia dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, pertumbuhan terhambat, gangguan reproduksi, peka terhadap penyakit infeksi, kelumpuhan dan kematian dini, serta dapat juga menurunkan tingkat kecerdasan anak (Darmono, 2001). Beberapa logam yang biasa ditemukan dalam makanan kaleng adalah timbal, timah dan besi. Oleh sebab itu dalam mengkonsumsi makanan kaleng sebaiknya memperhatikan batas cemaran logam karena logam akan terakumulasi didalam tubuh dan dapat mengganggu kesehatan. Untuk melindungi konsumen terhadap keracunan logam berat, pemerintah telah membuat standar baku mutu yang mengatur tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam makanan kaleng dalam SNI 01-7387-2009 yaitu besi 30 mg/kg, timah 250 mg/kg dan timbal 0,3 mg/kg (SNI, 2009). METODE PENELITIAN a. Pengambilan dan Persiapan Sampel Sampel ikan sarden kaleng diambil secara acak pada toko yang ada di Kota Pekanbaru. Sampel A dan B diambil berdasarkan perbedaan masa kadaluwarsa (A1 dan A2; B1 dan B2). Sampel dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dikeringkan dalam oven pada suhu 103 o C±1 o C selama 18 jam. Sampel kering dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit, kemudian digerus sampai halus. Destruksi dilakukan dengan memanaskan 2 gram sampel di dalam erlenmeyer 250 ml sambil ditambahkan 10 ml HNO 3 65% dan H 2 O 2 sedikit demi sedikit hingga larutan menjadi jernih. Larutan disaring dan filtratnya dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml. 2

b. Penentuan Besi (Fe) dengan Metode Fenantrolin (SNI 19-1127-1989) Penentuan waktu kestabilan warna Sebanyak 17,5 ml larutan standar besi 10 ppm dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 25 ml akuades, 2 ml HCl dan 1 ml hidroksilamin hidroklorida lalu dipanaskan hingga volumenya menjadi 15-20 ml. Larutan didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan 10 ml buffer ammonium asetat dan 2 ml fenantrolin, encerkan sampai tanda batas dengan akuades. Ukur absorbansinya tiap interval 2 menit selama waktu 0-30 menit pada panjang gelombang 510 nm. Dari nilai absorbansi yang diperoleh dibuat kurva kestabilan warna. Penentuan panjang gelombang optimum Sebanyak 17,5 ml larutan standar besi 10 ppm dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 25 ml akuades, 2 ml HCl pekat dan 1 ml hidroksilamin hidroklorida lalu dipanaskan hingga volumenya menjadi 15-20 ml. Larutan didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan 10 ml buffer ammonium asetat dan 2 ml fenantrolin, encerkan sampai tanda batas dengan akuades. Ukur absorbansinya pada panjang gelombang 480-525 nm dengan interval 5 nm (pada waktu kestabilan warna). Dari nilai absorbansi yang diperoleh dibuat kurva panjang gelombang optimum. Penentuan kurva kalibrasi Dari larutan intermediet besi 10 ppm masing-masing diambil 1,25; 2,5; 5; 10; 15; dan 17,5 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 25 ml akuades, 2 ml HCl pekat dan 1 ml hidroksilamin hidroklorida lalu dipanaskan sampai volumenya menjadi 15-20 ml. Larutan didinginkan dan dipindahkan ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan 10 ml buffer ammonium asetat dan 2 ml fenantrolin, encerkan sampai tanda batas dengan akuades. Ukur absorbansinya sesuai interval waktu kestabilan warna pada panjang gelombang optimum. Dari nilai absorbansi yang diperoleh dibuat kurva kalibrasi standar. Penentuan kadar besi dalam sampel Sebanyak 50 ml filtrat sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, tambahkan 2 ml HCl pekat dan 1 ml larutan hidroksilamin hidroklorida. Larutan dipanaskan sampai volumenya menjadi 15-20 ml. Larutan didinginkan dan pindahkan ke dalam labu takar 50 ml. Tambahkan 10 ml buffer ammonium asetat dan 2 ml fenantrolin, encerkan sampai tanda batas dengan akuades. Ukur absorbansinya sesuai interval waktu kestabilan warna pada panjang gelombang optimum. Lakukan tiga kali pengulangan. Dari nilai absorbansi yang diperoleh dihitung kadar besi yang terdapat dalam sampel. c. Penentuan Timah (Sn) dan Timbal (Pb) dengan SSA Kadar timah dan timbal dalam sampel diukur dengan mengambil larutan contoh uji dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 286,3 untuk timah dan 283,3 nm untuk timbal. Kadar timah dan timbal ditentukan berdasarkan persamaan regresi kurva kalibrasi standar. d. Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui data hasil pengukuran dengan menggunakan tabel dan grafik. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar besi, timah dan timbal pada sampel ikan sarden kalengan dengan tanggal produksi lama (mendekati masa kedaluwarsa) mengalami pertambahan konsentrasi logam dibandingkan dengan sampel produksi baru. Hal ini sesuai dengan penelitian Tehubijuluw (2013), bahwa besarnya cemaran logam dalam makanan kaleng dipengaruhi oleh lamanya waktu penyimpanan. Logam hasil peluruhan bahan pengemas akan terakumulasi ke dalam bahan makanan sehingga konsentrasinya semakin lama akan semakin meningkat. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sampel dengan waktu penyimpanan lebih lama yaitu sampel A1 dan B1 mengandung kadar logam yang lebih tinggi dibandingkan dengan sampel A2 dan B2. Tabel 1: Data sampel ikan sarden kemasan kaleng, Juni 2013 Kode Sampel Tanggal kadaluwarsa Waktu sebelum kadaluwarsa A1 Juli 2013 1 bulan A2 Maret 2016 33 bulan B1 September 2013 3 bulan B2 Februari 2016 32 bulan Ket: A1 : Ikan sarden kaleng produksi dalam negeri yang mendekati masa kedaluwarsa. A2 : Ikan sarden kaleng produksi dalam negeri yang belum mendekati masa kedaluwarsa. B1 : Ikan sarden kaleng produksi luar negeri yang mendekati masa kedaluwarsa. B2 : Ikan sarden kaleng produksi luar negeri yang belum mendekati masa kedaluwarsa. Tabel 2: Hasil analisis kadar besi, timah dan timbal pada sampel ikan sarden kaleng Kode sampel Kadar logam (mg/kg) Besi (Fe) Timah (Sn) Timbal (Pb) A1 4,046 105,54 2,379 A2 3,347 69,38 0,519 B1 3,800 80,55 1,487 B2 3,100 63,90 0,817 Batas cemaran logam BPOM/BSN (mg/kg) 30,0 250,0 0,3 Menurut Vina (2007), keberadaan logam ini dapat berasal dari kaleng yang dilakukan pematrian pada proses penyambungan antara kedua bagian sisi dari tin plate untuk membentuk badan kaleng atau antara bagian badan kaleng dan tutupnya yang dipatri. Selain itu, tingginya cemaran logam berat dalam makanan kaleng juga dapat disebabkan oleh korosi dari kaleng pengemas, lama waktu penyimpanan makanan, jenis ikan dan daerah asal tangkapan ikan. Beberapa faktor yang menentukan kecepatan korosi pada kaleng adalah ph makanan, akselerator korosi seperti nitrat dan sulfur, sisa oksigen dalam makanan, jenis kaleng, jenis lapisan penahan korosi dan suhu penyimpanan. Ikan sarden kalengan terbuat dari ikan sarden yang dicampur dengan saus tomat yang bersifat asam, sehingga dapat mempercepat terjadinya proses perkaratan dan pelepasan ion logam ke dalam makanan. 4

Konsentrasi (mg/kg) Terdapat perbedaan kadar besi pada sampel dengan masa kadaluwarsa yang berbeda, masing-masing yaitu 4,046 mg/kg (A1); 3,347 mg/kg (A2); 3,8 mg/kg (B1); dan 3,1 mg/kg (B2). Sampel A1 dan B1 yang diproduksi lebih lama memiliki kadar besi lebih tinggi dibandingkan sampel A2 dan B2. Namun, meskipun memiliki kadar besi yang cukup tinggi tetapi masih berada dibawah ambang batas maksimum cemaran logam besi dalam ikan kaleng olahan menurut SNI 01-7387-2009, yaitu 30 mg/kg. Ikan sarden kaleng merek A dan B masih layak untuk dikonsumsi namun tetap memperhatikan batas masa kadaluwarsa. 120 100 Besi (Fe) Timah (Sn) Timbal (Pb) 80 60 40 20 0 A1 A2 B1 B2 Sampel ikan sarden Gambar 1. Perbandingan konsentrasi logam dalam sampel ikan sarden kalengan Logam timah sebagai bahan pelapis kaleng kemasan ikan sarden memiliki daya tahan terhadap korosi yang tidak sempurna, akan tetapi lebih tahan terhadap reaksi dengan makanan dibandingkan dengan besi. Suhu, ph asam pada bahan makanan, kelembaban dan tempat penyimpanan menyebabkan korosi pada kaleng. Dalam hal ini yang mempercepat korosi adalah ph makanan ikan sarden dengan saus tomat yang bersifat asam sehingga pelepasan timah dari pelapis kaleng akan semakin meningkat sebanding dengan lama waktu penyimpanan. Cemaran logam Sn terdapat pada seluruh sampel. Sampel A1 memiliki kadar Sn tertinggi yaitu 105,54 mg/kg, sedangkan terendah yaitu sampel B2 dengan kadar 63,90 mg/kg. Tingginya kadar cemaran Sn dalam sampel dicurigai berasal dari lapisan pembungkus kaleng yang tidak sempurna pada sambungan yang dipatri dalam proses pembuatan dan pengemasan kemasan kaleng itu sendiri. Namun kadar Sn dalam seluruh sampel tidak melebihi ambang batas SNI 01-7387-2009 sebesar 250,0 mg/kg. Analisis logam Pb dalam seluruh sampel menunjukkan kadar logam yang bervariasi antara 0,5199 2,3798 mg/kg yang dapat dilihat pada Gambar 2. Besarnya kandungan logam Pb yang terdapat dalam ikan sarden kalengan kemungkinan berasal dari lem pada sambungan badan kaleng yang disolder (soldered side seam) dan terjadi sulfide stain atau noda hitam pada produk makanan dengan ph rendah. Sampel dengan perbedaan masa produksi terdapat peningkatan kadar Pb yang cukup signifikan, ini 5

Konsentrasi (mg/kg) menunjukkan adanya pengaruh lama waktu penyimpanan terhadap besarnya kadar Pb yang ada pada sampel. 2,5 2 1,5 1 0,5 0 A1 A2 B1 B2 Sampel ikan sarden Gambar 2. Perbandingan kadar logam Pb dalam sampel ikan sarden kalengan Kadar Pb dari semua sampel berada diatas batas ambang yang telah ditetapkan oleh SNI 01-7387-2009 yaitu 0,3 mg/kg. Tubuh manusia tidak membutuhkan logam Pb sehingga adanya logam Pb dalam produk makanan perlu diwaspadai. KESIMPULAN DAN SARAN Kadar cemaran Fe dan Sn dalam sampel ikan sarden kemasan kaleng tertinggi terdapat pada sampel A1 yaitu 4,046 mg/kg dan 105,54 mg/kg, sedangkan yang terendah terdapat pada sampel B2 yaitu 3,100 mg/kg dan 63,90 mg/kg; kadar cemaran Pb dalam sampel berkisar antara 0,519-2,379 mg/kg. Kadar cemaran Fe dan Sn dalam sampel ikan sarden kaleng masih berada dibawah batas ambang batas menurut SNI 7387:2009 tentang batas maksimum cemaran logam dalam pangan, kecuali untuk logam Pb yang telah melebihi ambang batas untuk semua sampel. Hasil analisis logam Fe, Sn dan Pb dalam sampel ikan sarden kaleng yang beredar di Kota Pekanbaru menunjukkan bahwa lama waktu penyimpanan berpengruh terhadap tingginya kadar logam dalam makanan kaleng. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis menyarankan analisis lebih lanjut mengenai kandungan logam berat dalam makanan kaleng lain yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat menggunakan metode yang lain. Hindari mengkonsumsi makanan kaleng yang telah mendekati masa kedaluwarsa ataupun telah terjadi perubahan bentuk pada kemasan untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari. 6

DAFTAR PUSTAKA Azis, V. 2007. Analisis Kandungan Sn, Zn, Dan Pb Dalam Susu Kental Manis Kemasan Kaleng Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Skripsi. Jurusan Ilmu Kimia. Universitas Islam Indonesia, Yogjakarta. Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Universitas Indonesia, Jakarta. Rahayu, W.P. 1992. Teknologi Fermentasi Produk Perikanan. Departemen Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Standar Nasional Indonesia. 2009. SNI 7387:2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Tehubijuluw, Hellna., Eirene., dan Semuel. 2013. Penentuan Kandungan Logam Cd dan Cu dalam Produk Ikan Kemasan Kaleng secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Jurnal Cakra Kimia. Universitas Negeri Pattimura, Ambon. 7