DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. Distribusi Normal_M. Jainuri, M.Pd 1

dokumen-dokumen yang mirip
DISTRIBUSI NORMAL. Pertemuan 3. 1 Pertemuan 3_Statistik Inferensial

Distribusi Normal. Statistika (MAM 4137) Syarifah Hikmah JS

Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Kontinyu 1. Adam Hendra Brata

Distribusi Normal Distribusi normal, disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai

Makalah Statistika Distribusi Normal

KURVA NORMAL. (Sumber: Buku Metode Statistika tulisan Sudjana)

STATISTICS. Oleh: Hanung N. Prasetyo DISTRIBUSI NORMAL WEEK 6 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 26

BAB 2 LANDASAN TEORI

DISTRIBUSI NORMAL. RatuIlmaIndraPutri

BAB 2 LANDASAN TEORI

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu

Jenis Distribusi. 1. Distribusi Probabilitas 2. Distribusi Binomial (Bernaulli) 3. Distribusi Multinomial 4. Distribusi Normal (Gauss)

ANALISIS DATA DALAM STATISTIK

Pembahsan Tugas 9 Probabilitas dan Statistika Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinyu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DISTRIBUSI PROBABILITAS

Statistik Dasar. 1. Pendahuluan Persamaan Statistika Dalam Penelitian. 2. Penyusunan Data Dan Penyajian Data

OUT LINE. Distribusi Probabilitas Normal. Pengertian Distribusi Probabilitas Normal. Distribusi Probabilitas Normal Standar

DISTRIBUSI PROBABILITAS KONTINYU. Nur Hayati, S.ST, MT Yogyakarta, Maret 2016

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

Kumpulan pasangan nilai-nilai dari variabel acak X dengan probabilitas nilai-nilai variabel random X, yaitu P(X=x) disebut distribusi probabilitas X

PENS. Probability and Random Process. Topik 5. Beberapa jenis Distribusi Variabel Acak. Prima Kristalina April 2015

Statistika Deskriptif & Distribusi Frekuensi

Peubah acak X yang berdistribusi normal dengan rataan sebagai: 2 ) X ~ N(,

BAB 9 DISTRIBUSI PELUANG KONTINU

Binomial Distribution. Dyah Adila

BAB IV METODE PENELITIAN

Tugas Kelompok. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Judul Makalah Revisi DISTRIBUSI PELUANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3: NILAI RINGKASAN DATA

statistika untuk penelitian

PENYAJIAN DATA. Cara Penyajian Data meliputi :

Beberapa Distribusi Peluang. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Distribusi Normal, Skewness dan Qurtosis

Makalah Sebagai Salah Satu Tugas dalam Mata Kuliah ANALISIS STATISTIK. Oleh: 1. Trilius Septaliana KR ( ) 2. Aisyah ( )

DISTRIBUSI TEORITIS. P(M) = p = probabilitas untuk mendapat bola merah (sukses) 30

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

UKURAN NILAI SENTRAL&UKURAN PENYEBARAN. Tita Talitha, MT

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Menurut Darnius, O (2006, Hal : 53) simulasi dapat diartikan sebagai suatu

MA5283 STATISTIKA Bab 3 Inferensi Untuk Mean

4. Sebaran Peluang Kontinyu

DISTRIBUSI PROBABILITAS

15Ilmu. Uji t-student dan Uji Z (Distribusi Normal)

DISTRIBUSI PROBABILITAS NORMAL

D I S T R I B U S I P R O B A B I L I T A S

KONSEP DASAR PROBABILITAS DAN DISTRIBUSI PROBABILITAS LELY RIAWATI, ST, MT.

BAB 2 LANDASAN TEORI

DISPERSI DATA. - Jangkauan (Range) - Simpangan/deviasi Rata-rata (Mean Deviation) - Variansi (Variance) - Standar Deviasi (Standart Deviation)

PENGERTIAN STATISTIK. Tim Dosen Mata Kuliah Statistika Pendidikan 1. Rudi Susilana, M.Si. 2. Riche Cynthia Johan, S.Pd., M.Si. 3. Dian Andayani, S.Pd.

DISTRIBUSI TEORITIS. Variabel Acak Distribusi Teoritis Binomial Normal

5. Fungsi dari Peubah Acak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BEBERAPA DISTRIBUSI PELUANG KONTINU. Normal, Gamma, Eksponensial, Khi-Kuadrat, Student dan F

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG

DISTRIBUSI TEORITIS DISTRIBUSI TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI

SUM BER BELA JAR Menerap kan aturan konsep statistika dalam pemecah an masalah INDIKATOR MATERI TUGAS

MK Statistik Bisnis 2 MultiVariate. Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. 1

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

DISTRIBUSI PELUANG KONTINYU DISTRIBUSI PROBABILITAS

Distribusi Probabilitas : Gamma & Eksponensial

25/09/2013. Konsep Peubah Acak. Metode Statistika (STK211) Peubah Acak Diskret. Kuis. Tipe Peubah Acak

DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIKNYA

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

DISTRIBUSI NORMAL. Fitri Yulianti

Ummu Kalsum UNIVERSITAS GUNADARMA

Bab 5 Distribusi Sampling

Ukuran tendensi sentral seperti mean, median, dan modus seringkali tidak mempunyai cukup informasi untuk menyimpulkan data yg ada.

BAHAN AJAR STATISTIKA DASAR Matematika STKIP Tuanku Tambusai Bangkinang 4. BEBERAPA DISTRIBUSI PELUANG DISKRET

Distribusi Peluang. Pendahuluan

PROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng.

Distribusi Frekuensi

MATERI STATISTIK II. Genrawan Hoendarto

Metode Statistika STK211/ 3(2-3)

MINGGU KE-X: DISTRIBUSI CONTINOUS

Distribusi Teoritis Probabilitas. Distribusi Teoritis Probabilitas. Distribusi Binomial. Distribusi Binomial. Distribusi Binomial

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

Metode Statistika. Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI KURVA NORMAL

Distribusi Teoritis Probabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrologi merupakan salah satu cabang ilmu bumi (Geoscience atau

SEBARAN PENARIKAN CONTOH

Statistika (MMS-1001)

Sebaran Peluang kontinyu Sebagian besar kegiatan di alam ini mengikuti sebaran kontinyu Salah satu sebaran kontinyu adalah sebaran normal. Sebaran nor

Statistika (MMS-1001)

HAND OUT PERKULIAHAN

Tujuan. Distribution. Variation in Continues and Categorical Data 1) CONTINUES DISTRIBUTION. Widya Rahmawati

II. TINJAUAN PUSTAKA. kontinu. Bentuk kurva distribusi logistik adalah simetri dan uni-modal. Bentuk

DISTRIBUSI PELUANG TEORITIS

Statistika (MMS-1403)

TINJAUAN PUSTAKA. mengestimasi parameter regresi. Distribusi generalized. digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan.

STATISTIKA BISNIS PENDUGAAN STATISTIKA. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Pengantar Statistik. Nanang Erma Gunawan

DISTRIBUSI PELUANG.

MODUL II DISTRIBUSI PELUANG DISKRIT DAN KONTINU

TUGAS II STATISTIKA. Oleh. Butsiarah / 15B Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA

Pertemuan V Konsep Peubah Acak dan Sebaran Peluang (Random Variable Concept and Probability Distribution)

Transkripsi:

DISTRIBUSI NORMAL Pertemuan 3 1

Distribusi Normal Pertama kali diperkenalkan oleh Abraham de Moivre (1733). De Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva normal yang menjadi dasar dalam banyak teori statistik inferensial (induktif). Menurutnya suatu peubah acak X dengan rata-rata (µ) dan varians (σ 2 ) mempunyai fungsi densitas : f(x) = y : ordinat pada grafik 2 1 x x : skor yang diperoleh 1 2 f ( x) e µ : rata-rata puplasi 2 σ : simpangan baku π : 3,1416 (dibulatkan) e : 2,7183 (dibulatkan) Sehingga dengan rata-rata (µ) dan varians (σ 2 ) yang diketahui, maka seluruh kurva normal dapat diketahui. 2

Distribusi Normal Distribusi normal lebih lanjut dikembangkan oleh Piere Simon de Laplace dan kemudian Legendre pada tahun 1805. Sementara Gauss mengklaim telah menggunakan distribusi normal sejak tahun 1794, dan hingga kini distribusi normal sering disebut sebagai distribusi Gauss. Distribusi normal baku adalah distribusi normal yang memiliki rata-rata(µ) nol dan simpangan baku (σ) satu. Grafiknya disebut kurva normal, oleh Jouffret (1872) disebut kurva lonceng/genta (bell curve). 3

Distribusi Normal Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam statistik parametrik adalah data harus berdistribusi normal. Alasan yang mendasari pentingnya distribusi normal pada statistik inferensial: Distribusi normal adalah model yang baik untuk mendekati frekuensi distribusi fenomena alam dan sosial jika sampelnya besar. Populasi berbagai perilaku dan karakteristik alam dan sosial yang berskala interval dan rasio umumnya diasumsikan berdistribusi normal. Ada hubungan yang kuat antara besarnya sampel dengan distribusi ratarata yang diperoleh dari sampel-sampel acak dari suatu populasi yang sama.semakin besar sampel, distribusi rata-rata semakin mendekati distribusi normal. Distribusi normal memberikan penghampiran (aproksimasi) yang baik terhadap distribusi teoritis lainnya yang pada umumnya lebih sulit digunakan untuk memodelkan distribusi peluang. 4

Karakteristik Distribusi Normal Suatu distribusi data dikatakan berdistribusi normal apabila data berdistribusi simetris, yaitu bila nilai rata-rata, median dan modus sama. Karakteristik distribusi normal antara lain: 1. Grafiknya akan selalu di atas sumbu datar x 2. Bentuknya simetris terhadap x = µ. 3. Mempunyai satu modus (unimodal) 4. Grafiknya mendekati (berasimptot) sumbu datar x 5. Luas daerah grafik selalu sama dengan satu satuan unit persegi Bentuk kurva yang tidak memiliki kriteria di atas dikenal dengan distribusi tidak simetris (distribusi menceng kekiri atau kekanan) 5

Bentuk Kurva Normal mean median 0,3 modus 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Mean = median = modus 6

Sifat Distribusi Normal Sifat-Sifat Distribusi Normal: 1. Rata-ratanya (mean) μ dan standard deviasinya = σ 2. Mode (maximum) terjadi di x = μ 3. Bentuknya simetrik terhadap x = μ 4. Titik belok tepat di x = μ ± σ 5. Kurva mendekati nol secara asimptotis semakin x jauh dari x = μ 6. Total luasnya = 1 7

Sifat Distribusi Normal Bentuk distribusi normal ditentukan oleh μ dan σ. 2 1 2 1 μ 1 = μ 2 σ 1 > σ 2 μ 1 < μ 2 σ 1 = σ 2 2 1 μ 1 < μ 2 σ 1 < σ 2 8

Sebuah kurva normal, sangat penting dalam menghitung peluang sebab daerah yang ada dalam kurva tersebut menunjukkan besarnya peluang. Dalam kajian statistika, luas daerah yang menunjukkan besarnya peluang itu disusun dalam sebuah daftar (tabel). Daftar (tabel) tersebut adalah daftar (tabel) distribusi normal baku (standar). 9

Luas di Bawah Kurva dan Probabilitas P(x 1 <x<x 2 ) = probabilitas variabel random x memiliki nilai antara x 1 dan x 2 P(x 1 <x<x 2 ) = luas di bawah kurva normal antara x = x 1 dan x = x 2 x 1 μ x 2 Oleh karena perhitungan integral normal tersebut sulit, maka disusunlah daftar (tabel) nilai rapat probabilitas. Akan tetapi karena nilai rapat probabilitasnya tergantung pada μ dan σ maka sangatlah tidak mungkin mentabelkan untuk semua nilai μ dan σ 10

z Kurva DIstribusi Normal Standard Seperti diketahui, distribusi normal baku (standar) adalah distribusi normal dengan mean (μ) = 0, standard deviasi (σ) = 1. Transformasi x memetakan distribusi normal menjadi distribusi normal baku (standar), sebab distribusi normal dengan variabel z ini memiliki mean = 0 dan standar deviasi = 1. Transformasi ini juga mempertahankan luas di bawah kurvanya, artinya: Luas di bawah kurva distribusi normal antara x 1 dan x 2 = Luas di bawah kurva distribusi normal standard antara z 1 dan z 2 11

Kurva DIstribusi Normal Standard Dengan : z 1 ( 1 x ) dan z 2 ( 2 x ) Sehingga cukup dibuat tabel distribusi normal baku (standar) komulatif saja! 12

Pedoman Mencari Luas Di Bawah Kurva Normal Untuk mempermudah dalam mencari luas di bawah kurva normal, perlu diperhatikan beberapa hal berikut : 1. Hitung luas z hingga dua desimal, misal z = 0,18 2. Gambarkan kurvanya 3. Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong kurva. 4. Luas daerah yang tertera dalam daftar adalah daerah antara garis vertikal yang ditarik dari titik harga z tadi dengan garis tegak di titik nol. 5. Dalam daftar distribusi normal baku, harga z pada kolom paling kiri hanya memuat satu desimal dan desimal kedua dicari pada baris paling atas. 13

Pedoman Mencari Luas Di Bawah Kurva Normal 6. Dari z kolom paling kiri, maju ke kanan dan dari z pada baris paling atas turun ke bawah, maka diperoleh bilangan yang merupakan daerah yang dicari (biasanya ditulis dalam empat desimal). 7. Karena luas seluruh kurva adalah satu satuan luas persegi, dan kurva simetris di titik 0, maka luas dari garis tegak pada titik nol ke kiri ataupun ke kanan adalah 0,5 satuan luas. 8. Untuk mencari nilai z, jika luasnya diketahui lakukan kebalikan point 6. Misal : diketahui luas daerah di bawah kurva normal = 0,9931 maka dalam tabel dicari angka 0,9931 lalu menuju ke kiri sampai pada kolom paling kiri (kolom z) diperoleh angka 2,4. selanjutnya kembali ke angka 0,9931 lalu menuju ke atas sampai pada baris paling atas, dan diperoleh angka 6. jadi harga z yang diperoleh adalah 2,46. 14

Tabel yang dipergunakan : Tabel Distribusi Normal Standard Kumulatif - 15

Contoh : 1). Tentukan nilai z jika diketahui luas daerah di bawah kurva normal sebagai berikut : a. 0,9082 b. 0,8830 c. 0,0162 d. 0,4129 Jawab : a. 1,33 b. 1,19 c. 2,14 d. 0,22 16

Contoh: 2). Pergunakanlah tabel distribusi normal standar untuk menghitung luas daerah : a) Di sebelah kanan z = 1,84 b) Antara z = -1,97 s/d z = 0,86 Jawab. Ingat bahwa luas yang diberikan dalam tabel distribusi normal komulatif adalah luas dari z= - s/d z 0 tertentu : P(z<z 0 ). a) P(z >1,84) = 1 P(z 1,84) = 1 0,9671 = 0,0329 b) P(-1,97< z <0,86) = P( z < 0,86) P( z < -1,97) = 0,8051 0,0244 = 0,7807 17

Contoh: 3). Carilah nilai z = k di distribusi normal baku (standar) sehingga a) P( z > k) = 0,3015 b) P( k < z < -0,18) = 0,4197 Jawab : a) P( z > k) = 0,3015 berarti P(z < k) = 1 - P(z > k) = 1 0,3015 = 0,6985 Dari tabel terbaca luas ke kiri = 0,6985 adalah untuk z = 0,52. b) P(k < z < - 0,18) = P(z < -0,18) P(z < k) = 0,4197 = 0,4286 P(z < k) = 0,4197 Jadi P(z < k) = 0,4286 0,4197 = 0,0089 Dari tabel z = -2,37 18

Contoh: Luas di bawah kurva normal non standard 4). Variabel X terdistribusi normal dengan mean 50 dan standard deviasi =10. Carilah probabilitas untuk menemukan X bernilai antara 45 dan 62? Jawab. Dalam soal ini μ = 50 dan σ = 10. x 1 = 45 dan x 2 = 62 Pertama kita mapping (transformasi) x ke z (melakukan normalisasi atau standardisasi): z 1 = (x 1 -μ)/σ z 1 = (45-50)/10 = -0,5 z 2 = (x 2 -μ)/σ z 2 = (62-50)/10 = 1,2 Sehingga : P(45 < x < 62) = P(-0.5 < z < 1,2) P(-0.5 < z <1.2) = P(z < 1,2) P( z< -0,5) = 0,8849 0,3085= 0,5764 19

Contoh Memakai Distribusi Normal Dalam Arah Kebalikan Diketahui luas dibawah distribusi normal yg diinginkan yang terkait dengan besar probabilitas, ingin dicari nilai variabel random X yg terkait. 5). Misalkan distribusi normal memiliki μ = 40 dan σ = 6, carilah nilai x 0 sehingga: a) P(x < x 0 ) = 45% b) P(x > x 0 ) =14% Jawab. a). Kita mulai dengan mencari nilai z yg sama luasnya. P(z < z 0 ) = 45% = 0,45 (tabel : 0,4483) dari tabel z 0 = - 0,13 z 0 = (x 0 -μ)/σ x 0 = μ + σ.z 0 = 40 +6(-0,13) = 39,22 20

Memakai Distribusi Normal Dalam Arah Kebalikan b) Kita mulai dengan mencari nilai Z yg sama luasnya. P(z > z 0 ) = 14% P(z<z 0 ) = 1- P(z>z 0 ) = 1-0,14 = 0,86 P(z<z 0 ) = 0,86 (tabel: 0,8599) dari tabel z 0 = 1,08 z 0 = (x 0 -μ)/σ x 0 = μ + σ.z 0 = 40 +6(1,08) = 46,48 21

Contoh Penerapan Distribusi Normal 6). Sebuah perusahaan bola lampu pijar mengetahui bahwa umur lampunya (sebelum putus) terdistribusi secara normal dengan ratarata umurnya 800 jam dan standar deviasinya 40 jam. Carilah probabilitas bahwa sebuah bolam produksinya akan: a. Berumur antara 778 jam dan 834 jam b. Berumur kurang dari 750 jam atau lebih dari 900 jam Jawab. Diketahui : μ = 800 dan σ = 40. a. P(778 < x < 834) x 1 =778 z 1 = (x 1 -μ)/σ = (778-800)/40 = -0,55 x 2 =834 z 2 = (x 2 -μ)/σ = (834-800)/40 = 0,85 P(778<x<834) = P(-0,55 < z < 0,85) = P(z < 0,85) - P(z < -0,55) = 0,8023 0,2912 = 0,5111 22

Contoh Penerapan Distribusi Normal b) Berumur kurang dari 750 jam atau lebih dari 900 jam Diketahui : μ = 800 dan σ = 40. P(x < 750 atau x > 900) x 1 = 750 z 1 = (x 1 -μ)/σ = (750-800)/40 = -1,25 x 2 = 900 z 2 = (x 2 -μ)/σ = (900-800)/40 = 2,5 P(x < 750 atau x > 900) = P(z < -1,25) + P(z > 2,5) = P(z<-1,25) + 1 - P(z < 2,5) = 1 + P(z < -1,25) - P(z < 2,5) = 1 + 0,1056-0,9938 = 0,1118 23

LATIHAN SOAL : Suatu jenis baterai mobil rata-rata berumur 3 tahun dengan simpangan baku 0,5 tahun. Bila dianggap umur baterai berdistribusi normal, carilah peluang suatu baterai tertentu akan berumur kurang dari 2,3 tahun. 24

JAWABAN Langkah 1 : Buatlah diagram yang menunjukkan distribusi umur materai yang diberikan dan luas daerah yang ditanyakan 25

. JAWABAN Langkah 2 : Menghitung P ( X < 2,3), berarti menghitung luas di bawah kurva normal sebelah kiri titik 2,3. Ini sama saja dengan menghitung luas daerah sebelah kiri nilai Z padanannya. Jadi Z = (2,3 3)/0,5 = - 1,4 Dan kemudian dengan menggunakan tabel diperoleh: P( X < 2,3) = P( Z < - 1,4) = 0,0808 26

. JAWABAN Langkah 3 : Membuat Kesimpulan Berdasarkan langkah-langkah di atas, dapat disimpulkan bahwa peluang suatu baterai tertentu akan berumur kurang dari 2,3 tahun adalah 8,08 %. 27

28