PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT PT GODONGIJO ASRI, DESA SERUA KOTA DEPOK, JAWA BARAT

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

VII. FORMULASI STRATEGI

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

Lampiran 1. Ranking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya Tahun

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

Sumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

BAB IV METODE PENELITIAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3

agrowisata ini juga terdapat pada penelitian Ernaldi (2010), Zunia (2012), Machrodji (2004), dan Masang (2006). Masang (2006) yang dikutip dari

IV. METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN BEBEK GORENG (Studi kasus: Warung Makan Bebek Goreng H. Slamet Kartasura)

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

STRATEGI PENGEMBANGAN PASAR PARTY PARTNER MARKET DEVELOPMENT STRATEGY OF PARTY PARTNER

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUKSI ROTI BALI KENCANA BAKERY, DENPASAR.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

BAB III METODOLOGI. (c)foto Satelit Area Wisata Kebun Wisata Pasirmukti

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

Gambar 2 Tahapan Studi

IDENTIFIKASI LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT Audit Eksternal Lingkungan Pemasaran

Kim Noferian Hermanie Prodi S1 MBTI, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

Transkripsi:

VII PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT 7.1. Tahap Input (Input Stage) 7.1.1. Matriks EFE (External Factor Evaluation) Penyusunan matriks EFE dilakukan setelah mengidentifikasi faktor eksternal berupa peluang yang dimiliki serta ancaman yang dihadapi oleh agrowisata Ecotainment. Penyusunan matriks EFE dilakukan dengan memberikan bobot dan rating pada setiap faktor kunci eksternal. Bobot pada setiap faktor kunci eksternal ditentukan oleh dua responden internal dan satu responden eksternal yang berturut-turut yaitu direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment, serta staff bidang pariwisata Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata Seni dan Budaya Kota Depok. Kemudian rating dari setiap faktor kunci eksternal ditentukan oleh direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment. Adapun matriks EFE dapat dilihat pada tabel 6. Skor bobot total faktor-faktor kunci eksternal agrowisata Ecotainment yaitu 2,594 sehingga berada pada skor diatas rata-rata. Nilai tersebut menunjukkan bahwa PT Godongijo Asri secara rata-rata mampu menarik keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari ancaman pada pemasaran agrowisata Ecotainment. Selanjutnya pada perhitungan matriks EFE pun diperlihatkan bahwa skor bobot untuk peluang dan ancaman berturut-turut sebesar 1,333 dan 1,261. Nilai skor bobot peluang yang lebih besar daripada skor bobot ancaman menunjukkan bahwa perusahaan memberikan respon yang lebih tinggi terhadap faktor peluang dibandingkan responnya terhadap faktor ancaman. Hal ini disebabkan rating pada peluang lebih besar dari pada rating pada ancaman, rating menunjukkan tingkat respon strategi perusahaan. Tabel 10 memperlihatkan faktor peluang terpenting untuk berhasil dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa dengan bobot sebesar 0,113. Sedangkan faktor ancaman terpenting yang harus dihindari dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah keluhan dari pelanggan sebagaimana ditunjukkan oleh bobot 0,121.

Selanjutnya peluang terbesar yang dimiliki oleh fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah pemanfaatan internet untuk pemasaran dengan skor bobot sebesar 0,333. Pemanfaatan internet untuk pemasaran sangat penting bagi pencapaian visi dan misi perusahaan dalam memasarkan agrowisata Ecotainment. Internet dapat digunakan sebagai media promosi, media komunikasi, serta pencarian informasi terkait pasar dan pesaing. Kemudian, ancaman terbesar yang dihadapi oleh fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah keluhan dari pelanggan dengan skor bobot sebesar 0,362. Keluhan pelanggan yang tidak mampu diatasi dengan baik akan menurunkan minat pelanggan untuk kembali melakukan reservasi. Selain itu pelanggan yang kecewa akan menceritakan kepada pelanggan lainnya perihal kekecewaannya sehingga tidak berniat untuk melakukan reservasi. Tabel 10. Matriks EFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri No. Faktor Kunci Sukses Ekstenal Bobot Rating Skor Bobot Peluang 1. Maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa 0,113 2 0,226 2. Adanya kerja sama dengan penyedia jasa agrowisata Ecotainment 0,107 3 0,322 3. Pemanfaatan internet untuk pemasaran 0,111 3 0,333 4. Pengadopsian trend back to nature dan trend wisata pendidikan 0,094 3,5 0,330 5. Pemanfaatan Event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment 0,081 1,5 0,122 Total Peluang 1,333 Ancaman 1. Keluhan dari pelanggan 0,121 3 0,362 2. Banyaknya objek rekreasi anak dengan konsep agrowisata 0,104 2,5 0,260 3. Adanya objek rekreasi anak nonagrowisata yang juga menawarkan unsur pendidikan 0,104 2,5 0,260 4. Masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk dalam industri agrowisata 0,098 2,5 0,246 5. Penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah 0,067 2 0,133 Total Ancaman 1,261 Total 2,594 89

7.1.2. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Penyusunan matriks IFE dilakukan setelah identifikasi faktor kunci internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri yang meliputi kekuatan dan kelemahannya. Penyusunan matriks IFE terdiri atas pemberian rating dan pembobotan. Bobot dari masing-masing faktor kunci internal ditentukan oleh dua orang responden internal dan satu responden eksternal yang berturut-turut yaitu direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment, serta staff bidang pariwisata Dinas Pemuda, Olah Raga, Pariwisata Seni dan Budaya Kota Depok. Kemudian rating dari setiap faktor kunci internal ditentukan oleh direktur PT Godongijo Asri, Manajer Pemasaran Agrowisata Ecotainment. Penentuan rating dan pembobotan terhadap faktor-faktor kunci internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment pada matriks IFE diperlihatkan pada Tabel 11. Skor bobot total faktor kunci internal yaitu 2,732. Skor bobot total faktor kunci internal berada diatas rata-rata, sehingga menunjukkan bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri memiliki posisi internal yang kuat. Kuatnya posisi internal tersebut menunjukan bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada. Pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa faktor terpenting untuk berhasil dalam pemasaran agrowisata Ecotainment yang menjadi kekuatan adalah Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program dengan bobot sebesar 0,108. Sedangkan faktor terpenting terpenting untuk berhasil dalam pemasaran agrowisata Ecotainment yang menjadi kelemahan adalah kegiatan promosi kurang optimal sebagaimana ditunjukkan oleh bobot sebesar 0,074. Selanjutnya, kekuatan terbesar pada fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program dengan skor bobot sebesar 0,377. Kekuatan berupa keunikan konsep agrowisata tersebut akan menambah ketertarikan konsumen untuk melakukan reservasi terhadap agrowisata Ecotainment. Selain itu, dengan adanya keunikan pada konsep memiliki nilai jual tersendiri ditengah tingginya tingkat persaingain 90

pada industri pariwisata. Sedangkan kelemahan utama pada fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment adalah pengelolaan peserta kurang optimal dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat dengan skor bobot sebesar 0,149. Peserta yang kurang dikelola dengan baik memungkinkan pelanggan untuk mengajukan keluhan serta mengurangi penilaian pelanggan tentang aktivitas agrowisata Ecotainment. Tabel 11. Matriks IFE Lingkungan Pemasaran Agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri No. Faktor Kunci Sukses Internal Bobot Rating Skor Bobot Kekuatan 1. Keefektifan penentuan segmentasi dan target pasar 0,106 3 0,319 2. Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program 0,108 3,5 0,377 3. Kompetensi personel 0,085 3,5 0,296 4. Kesopanan dan keramahan personel secara konsisten 0,083 3,5 0,292 5. Penciptaan suasana akrab oleh personel 0,086 3,5 0,302 6. Pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman, kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan 0,083 3 0,249 Total Kekuatan 1,835 Kelemahan 1. Kegiatan promosi kurang optimal 0,103 2 0,206 2. Pengelolaan peserta kurang optimal dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat 0,074 2 0,149 3. Kurangnya ketersediaan fasilitas permainan 0,098 2 0,197 4. Lokasi kurang strategis 0,095 2 0,191 5. Lahan yang sempit 0,077 2 0,155 Total Kelemahan 0,897 Total 2,732 7.2. Tahap Pencocokan (Matching Stage) 7.2.1 Matriks IE (Internal-External) Matriks IE merupakan tahap penggabungan informasi-informasi yang diperoleh pada tahap input, yaitu matriks EFE dan IFE. Skor bobot total untuk EFE dan IFE berturut-turut sebesar 2,594 dan 2,732 yang menggambarkan bahwa fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri berada pada posisi rata-rata (Gambar 8). Berdasarkan skor bobot total tersebut pun 91

diperlihatkan bahwa posisi fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri berada pada sel V. Pada sel V, strategi yang dapat digunakan adalah hold and maintain (jaga dan pertahankan), yang terdiri atas strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar merupakan strategi dengan mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Penentrasi pasar dapat dilakukan misalnya dengan penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan upaya promosi, publisitas, serta peningkatan pengeluaran untuk biaya iklan. Selanjutnya pengembangan produk merupakan upaya peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk dan jasa yang ada saat ini. Matriks IE hanya menghasilkan gambaran umum mengenai strategi bagi pemasaran perusahaan dan belum menggambarkan mengenai detail strategi untuk diterapkan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, untuk memperoleh strategi yang lebih spesifik bagi pemasaran agrowisata Ecotainment, maka digunakan matriks SWOT. Strategi yang diperoleh melalui matriks SWOT berdasarkan pada pengembangan dari matriks IE. Skor Bobot Total EFE Tinggi Rata-rata 2,0 3,0 2,594 I Grow and Build IV Grow and Build Skor Bobot Total IFE Kuat Rata-rata Lemah 4,0 3,0 2,0 1,0 2,732 II Grow and Build V Hold and maintain III Hold and maintain VI Harvest or Divest Rendah 1,0 VII Hold and maintain VIII Harvest or Divest IX Harvest or Divest Gambar 8. Matriks IE Agrowisata Ecotainment 92

7.2.2 Matriks SWOT Berdasarkan peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal dan internal pemasaran agrowisata Ecotainment, maka diformulasikan alternatif strategi dengan menggunakan SWOT (Tabel 12). Alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah: 1) Strategi S-O (Strengths-Oppotunities) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal pemasaran agrowisata Ecotainment untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi S-O yang dapat diterapkan oleh PT Godongijo Asri terhadap pemasaran agrowisata Ecotainment yaitu melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan. Strategi tersebut dirasa relevan karena dengan adanya kekuatan perusahaan berupa konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2) serta personel yang kompeten (S3) didukung dengan peluang berupa perkembangan internet untuk pemasaran (O3). Konsep agrowisata Ecotainment yang telah ada saat ini dapat ditambah ataupun dimodifikasi dengan kegiatan-kegiatan baru yang lebih menyenangkan dan tetap bernilai pendidikan. Inovasi akan menambah kemenarikan konsep agrowisata sehingga pelanggan akan semakin tertarik untuk melakukan reservasi agrowisata Ecotainment. Ide untuk inovasi tersebut dapat diperoleh dengan memanfaatkan internet untuk mencari konsep kegiatan agrowisata baru yang menarik untuk dilakukan. Adapun bentuk inovasi yang dapat dilakukan misalnya dengan adanya praktik merangkai bunga dengan menggunakan bunga-bunga asli Indonesia seperti anggrek, mawar, bunga matahari, krisan, dan bunga anthurium. Inovasi tersebut semakin dipermudah dengan tersedianya bahan baku berupa bunga-bunga yang diperoleh dari unit bisnis tanaman hias PT Godongijo Asri. 2) Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan internal lingkungan pemasaran agrowisata Ecotainment dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi W-O yang dapat diterapkan oleh PT Godongijo Asri terhadap pemasaran agrowisata Ecotainment adalah: 93

a) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal berupa kegiatan promosi yang kurang optimal (W1), kurangnya ketersediaan fasilitas permainan (W3), lokasi yang kurang strategi (W4), serta lahan yang sempit (W5) dengan memanfaatkan peluang berupa maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa (O1) dan pengadopsian trend back to nature dan trend wisata pendidikan (O4). Kemenarikan peliputan tentang agrowisata Ecotainment melalui stasiun televisi maupun media massa di tengah trend back to nature dan trend wisata pendidikan, diharapkan dapat membuat pemirsa tertarik untuk melakukan reservasi meskipun agrowisata Ecotainment masih memiliki kelemahan-kelemahan. Upaya kerjasama maupun undangan peliputan dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi yang intensif, baik melalui telepon, fax, maupun e-mail untuk memasukkan penawaran kepada stasiun televisi dan media massa agar dapat meliput agrowisata Ecotainment. Kerjasama tersebut dirasa menguntungkan kedua belah pihak. Pihak stasiun televisi dan media massa akan memperoleh bahan liputan dan pihak perusahaan dapat memperkenalkan agrowisata Ecotainment kepada masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas serta dengan biaya yang rendah. b) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal berupa kegiatan promosi yang kurang optimal (W1) dengan memanfaatkan peluang berupa event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya (Dinpora) Kota Depok (O5). Keikutsertaan perusahaan pada expo dapat dilakukan dengan menjaga komunikasi dengan staff bidang pariwisata (peyuluh) Dinpora Kota Depok. Adanya komunikasi yang baik memungkinkan perusahaan dapat secara jelas mengetahu jadwal-jadwal expo yang akan dilaksanakan. Pada event expo, perusahaan dapat menyebarkan media promosi agrowisata Ecotainment kepada pengunjung. Kegiatan expo yang dibuat maupun 94

diikuti oleh Dinpora rutin dilaksanakan pada beberapa tempat, seperti Depok Town Square, Balai Kota Depok, dan JCC (Jakarta Covention Centre). Adanya event expo dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya promosi agrowisata Ecotainment pada wilayah pemasaran yang telah ditetapkan. c) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat pada peserta dengan memanfaatkan jasa training dari penyedia jasa. Strategi tersebut dirasa relevan untuk mengatasi kelemahan internal berupa kurang optimalnya pengelolaan peserta dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat (W2) dengan memanfaatkan peluang berupa adanya kerjasama dengan penyedia jasa (O2). Perusahaan telah menjalin kerjasama dengan beberapa penyedia jasa. Oleh karena itu perusahaan dapat memanfaatkan salah satu penyedia jasa untuk memberikan training kepada personel sehingga tidak perlu mencari trainer kembali. Salah satu penyedia jasa berupa aneka permainan, yaitu Kids Chat Production dapat dimanfaatkan sebagai trainer untuk mengajarkan cara-cara pengaturan peserta dan cara-cara menumbuhkan semangat peserta. Cara menumbuhkan semangat peserta tersebut diantaranya dapat dilakukan dengan mengajarkan tepuk-tepuk tertentu, jargon-jargon tertentu, ataupun mengajarkan lagu-lagu yang dapat dinyanyikan sewaktu peserta berjalan menuju fasilitas permainan maupun ruangan kegiatan. 3) Strategi S-T (Strength-Treaths) Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari dampak ancaman eksternal. Strategi S-T yang dapat diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment yaitu mengoptimalkan aktivitas promosi dengan meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah. Pemasaran agrowisata Ecotainment memiliki kekuatan berupa keefektifan dalam penentuan segmentasi dan target pasar (S1), konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2), kompetensi personel (S3), kesopanan dan keramahan personel secara konsisten (S4), penciptaan suasana akrab oleh personel (S5), serta pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman, kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan (S6). Kemudian terdapat ancaman berupa pesaing baik 95

lokasi-lokasi agrowisata (T2), lokasi rekreasi pendidikan nonagrowisata (T3), dan masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk bisnis agrowisata (T4). Banyaknya keunggulan agrowisata Ecotainment dan pesaing yang memperebutkan pasar yang sama, membuat perusahaan harus berusaha menumbuhkan stimulasi atau rangsangan dengan mengintensifkan promosi melalui pengiriman brosur agar pelanggan lebih tertarik untuk melakukan reservasi agrowisata Ecotainment daripada mengunjungi objek rekreasi lain. Adanya ancaman berupa penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah (T5) dapat diantisipasi dengan pengiriman brosur secara intensif terutama saat menjelang liburan sekolah. Oleh karena itu, dengan banyaknya sekolah-sekolah yang memanfaatkan agrowisata Ecotainment sebagai alternatif berwisata saat liburan sekolah dan refreshing setelah murid-murid melaksanakan ujian, maka penurunan yang terjadi saat musim ujian sekolah dapat didorong untuk meningkat kembali. 4) Strategi W-T (Weaknesse-Treaths) Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki dan menghindari ancaman eksternal yang dihadapi. Strategi W-T yang diterapkan dalam pemasaran agrowisata Ecotainment adalah mengantisipasi keluhan pelanggan saat peserta sangat banyak dengan merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktu-waktu dengan terlebih dahulu diberikan training. Strategi tersebut dirasa relevan dalam mengurangi kurang optimalnya pengelolaan peserta hal pengaturan ketika peserta agrowisata Ecotainment sangat banyak (W2) dan untuk menghindari keluhan pelanggan (T1). Peserta agrowisata Ecotainment yang sangat banyak membuat peserta dalam satu kelompok pun akan banyak pula. Jumlah personel agrowisata Ecotainment yang berjumlah 13 orang hanya mampu mengalokasikan dua orang untuk memandu dan mengatur peserta. Dua orang pemandu untuk jumlah peserta yang sangat banyak dalam satu kelompok membuat peserta sulit untuk dikoordinir. Akibat kurangnya kemampuan mengatur peserta itu pun dapat menyebabkan timbulnya keluhan pelanggan. 96

Perekrutan terhadap tenaga kerja harian sementara yang terlebih dahulu diberikan training direkomendasikan karena PT Godongijo Asri tengah menerapkan kebijakan biaya ketat, oleh sebab itu dirasa sulit apabila harus menerima karyawan baru. Strategi tersebut dirasa memberikan manfaat diantaranya akan menjamin kompetensi pemandu karena telah mengetahui aktivitas agrowisata Ecotainment dan telah diberikan training. Selain itu perusahaan tidak akan kesulitan saat kekurangan personel karena hanya perlu menghubungi ketika diperlukan. Kemudian keterampilan personel dalam memandu peserta pun akan terjamin karena menjadi semakin terbiasa dalam mengatur peserta. 97

Tabel 12. Matriks SWOT pada Fungsional Pemasaran Agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri Peluang (O) 1) Maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa (O1) 2) Adanya kerja sama dengan penyedia jasa agrowisata Ecotainment (O2) 3) Pemanfaatan internet untuk pemasaran (O3) 4) Pengadopsian trend back to nature dan trend wisata pendidikan (O4) 5) Pemanfaatan Event expo yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (O5) Kekuatan (S) 1) Keefektifan dalam penentuan segmentasi dan target pasar (S1) 2) Konsep agrowisata yang dikemas dengan unik, edukatif, dan menyenangkan dalam beberapa paket program (S2) 3) Kompetensi personel (S3) 4) Kesopanan dan keramahan personel secara konsisten (S4) 5) Penciptaan suasana akrab oleh personel (S5) 6) Pengelolaan bukti-bukti fisik seperti taman, kandang reptil, ruangan, aula, dan kolam pemancingan (S6) Strategi S-O 1) Melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan (S2, S3,O3) Kelemahan (W) 1) Kegiatan promosi kurang optimal (W1) 2) Pengelolaan peserta kurang optimal dalam hal pengaturan dan penciptaan suasana semangat (W2) 3) Kurangnya ketersediaan fasilitas permainan (W3) 4) Lokasi yang kurang strategi (W4) 5) Lahan yang sempit (W5) Strategi W-O 1) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment (W1, W3, W4, W5, O1, O4) 2) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (W1, O5) 3) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat pada peserta dengan memanfaatkan jasa training dari penyedia jasa (W2, O2) 98 98

Ancaman (T) 1) Keluhan dari pelanggan (T1) 2) Banyaknya objek rekreasi anak dengan konsep agrowisata (T2) 3) Adanya objek rekreasi anak nonagrowisata yang juga menawarkan unsur pendidikan (T3) 4) Masuknya pendatang baru karena rendahnya hambatan masuk dalam industri agrowisata (T4) 5) Penurunan jumlah reservasi agrowisata Ecotainment saat musim ujian sekolah (T5) Strategi S-T 1) Mengoptimalkan aktivitas promosi dengan meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah (S1,S2, S3,S4,S5,S6,T2,T3,T4,T5) Strategi W-T 1) Mengantisipasi keluhan pelanggan saat peserta sangat banyak dengan merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktu-waktu dengan terlebih dahulu diberikan training (W2, T1) 99 99

7.3. Tahap Keputusan (Decision Stage) 7.3.1. Matriks QSPM Berdasarkan hasil analisis matriks IE dan matriks SWOT pada fungsional pemasaran agrowisata Ecotainment PT Godongijo Asri terdapat enam alternatif strategi yang dapat dilaksanakan oleh manajemen pemasaran. Selanjutnya masingmasing alternatif strategi tersebut kemudian dianalisis menggunakan QSPM untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang dapat dilaksanakan (Lampiran 8). QSPM memperlihatkan tingkat kemenarikan dari setiap alternatif strategi. Strategi yang memiliki tingkat kemenarikan tertinggi menunjukkan strategi yang diprioritaskan. Tingkat kemenarikan dari strategi diperlihatkan dari STAS (Sum Total Attractiveness Score). Strategi yang paling menarik merupakan strategi dengan STAS tertinggi kemudian diurutkan sampai strategi dengan tingkat daya tarik terendah yang ditunjukkan dari STAS yang terendah. Berdasarkan analisis dengan menggunakan QSPM maka diperoleh urutan prioritas strategi yang disarankan, yaitu: 1) Mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment (S2; 10,765) 2) Melakukan inovasi terhadap konsep agrowisata agar lebih unik dan menyenangkan namun tetap bernilai pendidikan (S1; 9,716) 3) Meningkatkan keterampilan personel dalam pengaturan dan penciptaan suasana semangat pada peserta dengan memanfaatkan jasa training dari penyedia jasa (S4; 8,418) 4) Meningkatkan intensitas pengiriman brosur-brosur ke sekolah-sekolah target pasar terutama menjelang liburan sekolah (S5; 6,709) 5) Mengikuti event Expo yang diadakan Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni, dan Budaya Kota Depok dalam mempromosi agrowisata Ecotainment (S3; 3,719) 6) Merekrut tenaga kerja harian sementara yang dapat dipanggil sewaktuwaktu ketika peserta sangat banyak dengan terlebih dahulu diberikan training (S6; 3,241) 100

Berdasarkan QSPM maka strategi prioritas yang dapat dilakukan adalah mengupayakan penawaran kerjasama dengan stasiun televisi dan media massa serta meningkatkan intensitas undangan peliputan terhadap agrowisata Ecotainment. Strategi yang menjadi prioritas tersebut merupakan strategi W-O. Hal ini sesuai dengan analisis matriks EFE dan IFE dimana pada matriks EFE yang menjadi faktor peluang terpenting (memiliki bobot tertinggi) adalah maraknya peliputan mengenai objek rekreasi pada stasiun televisi dan media massa. Sedangkan pada matriks IFE, faktor terpenting yang menjadi kelemahan adalah kegiatan promosi kurang optimal. Terdapat dua cara dalam menjalin hubungan dengan stasiun televisi dan media massa, yaitu penawaran kerjasama dan undangan peliputan. Upaya kerjasama dilakukan dengan menjadikan agrowisata Ecotainment sebagai objek peliputan untuk program-program rekreasi yang dimiliki stasiun televisi, misalnya asal-usul fauna (Trans7), Dunia Binatang (Trans7), serta Si Bolang Jalan-Jalan (Trans7). Kemudian, undangan peliputan dilakukan dengan menjadikan agrowisata Ecotainment sebagai bagian dari keseluruhan tayangan, misalnya pada program-program berita stasiun televisi, yaitu Redaksi Siang (Trans7), Jelang Siang (trans TV), Seputar Indonesia (RCTI), dan Liputan 6 Siang (SCTV), mapun media massa seperti kompas, monitor depok, maupun media online. Upaya kerjasama maupun undangan peliputan dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi yang intensif, baik melalui telepon, fax, maupun e-mail untuk memasukkan penawaran. Pada upaya kerjasama, perusahaan akan berhubungan dengan bagian produksi (produser) ataupun dengan koordinator lapangan. Upaya penawaran kerjasama maupun undangan peliputan perlu dilakukan secara intensif. Pada upaya kerjasama maupun undangan peliputan, perusahaan tidak perlu meminta charge kepada stasiun televisi maupun media massa atas imbalan karena telah menggunakan agrowisata Ecotainment sebagai objek liputan. Selain itu, agar jalinan kerjasama tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka perusahaan pun harus memperlakukan para kru dengan sebaik mungkin. Selanjutnya, setelah komunikasi tercipta dengan baik, maka perusahaan dapat bernegosiasi dengan stasiun televisi maupun media massa dalam hal pelampiran logo Godongijo Asri 101

pada saat tayangan maupun penyampaian secara langsung oleh presenter (adlibs), mengenai lokasi, kelebihan, manfaat serta informasi terkait kegiatan agrowisata Ecotainment, maupun dalam penayangan credit tittle (thanks to) pada akhir tayangan. 102