APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISI KELAYAKAN FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI TAHU STUDI KASUS DI KELURAHAN LABUH BARU BARAT KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

Analisis kelayakan finansial perluasan tambak budidaya udang vaname di Cantigi Indramayu

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 DASAR TEORI. Studi mengenai aspek teknis dan produksi ini sifatnya sangat strategis, sebab

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA IKAN NILA WANAYASA PADA KELOMPOK PEMBUDIDAYA MEKARSARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FINANSIAL PENGOLAHAN SURIMI DENGAN SKALA MODERN DAN SEMI MODERN. Financial Analysis of Surimi Processing by Modern and Semi-Modern Scale

KELAYAKAN FINANSIAL INVESTASI PABRIK KELAPA SAWIT DI KABUPATEN ACEH UTARA. Asrida Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Almuslim ABSTRAK

Kelayakan Finansial Budidaya Jamur Tiram di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang

ANALISIS ECONOMIC ENGINEERING PADA INVESTASI HOTEL GRAND CENTRAL KOTA PEKANBARU. Arifal Hidayat

KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL PENGEMBANGAN ANGKUTAN WISATA DI KOTA DENPASAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

JIIA, VOLUME 4 No. 1, JANUARI 2016

20 Peneliian ini berujuan merumuskan sraegi pada model pengelolaan yang cocok unuk keberlanjuan perikanan angkap di daerah ersebu. Daa yang diambil be

BAB 2 DASAR TEORI. Dewasa ini dengan meningkatnya pertumbuhan industri industri baik

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL Yunica Safitri, Zainal Abidin, Novi Rosanti ABSTRACT

Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) Jantan di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

3 METODE PENELITIAN. Gambar 5 Peta lokasi penelitian. PETA PENELITIAN DI KABUPATEN ACEH JAYA. Lokasi sampel. Lokasi Penelitian

JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014

Economic Rent Analysis of Timber Estate Log Production in Indonesia

LATIHAN SOAL KWU XII

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan perkotaan, baik secara ekonomi maupun dalam hal

372 ZIRAA AH, Volume 41 Nomor 3, Oktober 2016 Halaman ISSN ELEKTRONIK

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

Tuanku Zakaria 1, Zakiah 1, Indra 1 * 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

KAJIAN AGRIBISNIS TAHU (Studi Kasus di Kabupaten Biak Numfor)

BAB II MATERI PENUNJANG. 2.1 Keuangan Opsi

RUMAH KOST DI SEMARANG DALAM KAJIAN EKONOMI. Isnadi Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

ANALISA SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PT. JASA MARINA INDAH DENGAN BEROPERASINYA GRAVING DOCK DWT

Jurnal Spektran Vol. 1. No. 2, Juli 2013 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PEMBANGUNAN JALAN TOL BENOA-BANDARA-NUSA DUA

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

KELAYAKAN PENGUSAHAAN PALA DI JAWA BARAT

STUDI KELAYAKAN FINANSIAL PUPUK ORGANIK RESIDU BIOGAS DARI DIVERSIFIKASI USAHA TERNAK

FEASIBILITY STUDY of PENGAMBENGAN-PENGRAGOAN HIGHWAY

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

KELAYAKAN INDUSTRI KERUPUK JAMUR TIRAM DI KABUPATEN BOGOR ABSTRACT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Paprika adalah salah satu komoditas sayuran yang memiliki nilai

Oleh : Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya /

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun lahan yang dikuasai oleh negara. Hutan rakyat tersusun dari satuan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN

Kajian Pengembangan Usaha Budidaya Jangkrik Sebagai Bahan Baku Industri (Studi Kasus Di Daerah Istimewa Yogyakarta) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

ANALISIS PRAKELAYAKAN UNTUK MENCAPAI WISATA AGRO BERKELANJUTAN: Studi Kasus Agrowisata Bina Darma di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

JIIA, VOLUME 5 No. 2, MEI 2017

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Sistem

MODEL PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma Cottonii DI KECAMATAN BUMIRAYA KABUPATEN MOROWALI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang memutuskan untuk menempuh kebijakan hutang

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

MODEL PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA BANGLI

Analisis Kelayakan Pengembangan Biogas Sebagai Energi Alternatif Berbasis Individu Dan Kelompok Peternak ABSTRACT

Transkripsi:

APLIKASI MODEL ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI Oleh: YUDI WAHYUDIN, S.Pi., M.Si. Pelaihan Analisis Kelayakan Ekonomi Kegiaan Capaciy Building Program Pendanaan Kompeisi-Indeks Pembangunan Manusia (PPK-IPM) Koa Bekasi 2007, Hoel Horison, 21 November 2007

LATAR BELAKANG Dilema pengembangan usaha keraguan para invesor berhasil Tidak berhasil Perencanaan bisnis menjawab keraguan menghilangkan dilema memberikan jaminan akanmemberikankeununganyang lebihbesar

LATAR BELAKANG Perencanaan bisnis sudi kelayakan pengembangan fakor kelayakan ekonomi unuk memberikan gambaran seberapa besar manfaa ekonomi yang dapa dierima dari suau kegiaan menenukan layak idaknya pengembangan usaha yang akan dilakukan Krieria kelayakan manfaa ekonomi harus lebih besar bunga bank nilai uang yang diinvesasikan lebih besar dari manfaa ekonomi jika disimpan di bank

KONSEP DASAR Kelayakan ekonomi mengacu kepada konsepsi nilai waku dari uang (ime value of money) Raharjo (2007) menyebukan bahwa pengembalian kepuusan pada analisis ekonomi banyak melibakan dan menenukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang Kepuusan kelayakan ekonomi suau usaha sanga erganung kepada nilai manfaa ekonomi dalam jangka panjang yang dapa dihasilkan Nilai sauan uang pada saa ini akan lebih besar dibandingkan dengan nilai sauan uang pada masa sau aau dua ahun mendaang nilai manfaa ekonomi : Rp 1,00 pada saa ini (presen value) lebih besar dibandingkan dengan Rp 1,00 pada masa yang akan daang (fuure value). adanya manfaa ekonomi berupa bunga (Raharjo, 2007).

Invesasi deposio Dalamseahun Rp1000 menjadi Rp1100 Nilai selisih Rp 100 Manfaa ekonomi yang diawarkan bank» Bunga bank sebesar 10 persen

P 0 P = 1+ ( i) P (1 1 = P0 + Pi 0 = P0 + i) P + 2 2 2 = P0 ( 1+ i) + P0 (1 + i) i = P0 ((1 + i) + (1 + i) i) = P0 (1 + 2i + i ) = P0 (1 i) P + 2 2 2 2 2 3 3 3 = P0 ( 1+ i) + P0 (1 + i) i = P0 ((1 + i) + (1 + i) i) = P0 (1 + 3i + 3i + i ) = P0 (1 i) P = P (1 i) 0 + P0 adalah nilai uang pada masa sekarang, P adalah nilai uang pada masa daang, i adalah ingka bunga akual dan adalah waku (ahun). Fakor (1+i) fakor diskono (discoun facor).

MODEL KELAYAKAN EKONOMI NPV aau nilai manfaa bersih sekarang penjumlahan nilai sekarang (PV, presen value) dari manfaa bersih. Raharjo (2007) menyebukan bahwa analisis nilai sekarang (presen value) didasarkan pada konsep nilai waku dari uang (ime value of money) semua arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash ouflow) diperhiungkan erhadap iik waku sekarang Nilai NPV lebih besar daripada 0 (nol) kegiaan usaha layak unuk dilanjukan

Ne Presen Value (Abelson, 1979) NPV = n B ( i) = 1 1+ C NPV adalah nilai manfaa bersih sekarang, B adalah manfaa aau arus kas masuk pada ahun ke, C adalah biaya aau arus kas keluar pada ahun ke, i adalah ingka diskon, (1+i) adalah fakor diskono pada ahun ke.

Ne BCR merupakan rasio semua nilai manfaa bersih posiif erhadap semua nilai manfaa bersih yang negaif. Raharjo (2007) menyebukan bahwa BCR adalah perbandingan nilai ekuivalen dari semua manfaa erhadap nilai ekuivalen semua biaya. Nilai ini dapa menenukan layak idaknya suau usaha yang dilakukan. Usaha yang dilakulan dinilai layak jika dan hanya jika BCR lebih besar dari 1.

Ne Benefi Cos Raio (Abelson, 1979) NeBCR n = 1 = n = 1 B C ( 1+ i) C ( 1+ i) B Ne BCR adalah rasio manfaa biaya bersih, B adalah manfaa aau arus kas masuk pada ahun ke, C adalah biaya aau arus kas keluar pada ahun ke, i adalah ingka diskon, (1+i) adalah fakor diskono pada ahun ke.

IRR adalah ingka bunga pada pengembalian inernal Raharjo (2007) menyebukan bahwa analisis IRR menghasilkan solusi berupa ingka suku bunga yang berlaku pada serangkaian arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash ouflow) alernaif. IRR dapa dihiung dengan menggunakan salah sau pendekaan analisis NPV sebagai beriku Teknik rial-and-error digunakan unuk menenukan nilai IRR dengan inerpolasi. Krieria pemilihan alernaif dienukan dierima aau layak jika dan hanya jika IRR lebih besar dari ingka suku bunga (i) yang diajukan

Inernal Rae of Reurn IRR = i + 2 1 ( i i ) NPV NPV + IRR adalah ingka bunga inernal pengembalian, i adalah ingka diskon i 2 adalah ingka bunga pada saa NPV posiif yang mendekai nol, i 1 adalah ingka bunga pada saa NPV negaif yang mendekai nol, NPV + adalah NPV posiif mendekai nol pada saa i 2 NPV + adalah NPV negaif mendekai nol pada saa i 1

PBP adalah lamanya waku yang dibuuhkan proyek unuk menuup biaya invesasi yang elah dikeluarkan Raharjo (2007) menyebukan bahwa analisis PBP menghiung waku yang diperlukan arus kas masuk (cash inflow) sama dengan arus kas keluar (cash ouflow). Analisis ini biasanya digunakan unuk mengukur ingka resiko usaha, berkaian dengan seberapa cepa nilai invesasi yang dianamkan (I) dapa dikembalikan. Alernaif dengan periode pengembalian yang lebih singka merupakan pilihan yang lebih menarik. Analisis ini dapa dilakukan dengan memperhiungkan ime value of money (disebu dengan discouned payback analysis) aau mengabaikannya dengan menganggap bahwa i=0%.

Pay Back Period I = n p B C = 1 1+ i) ( n p I B = n C = 1 (1 + i) I adalah biaya invesasi awal yang dikeluarkan unuk proyek, B adalah manfaa aau arus kas masuk pada ahun ke, C adalah biaya aau arus kas keluar pada ahun ke, i adalah ingka diskon, (1+i) adalah fakor diskono pada ahun ke. n p adalah PBP

BEP merupakan kondisi dimana besaran manfaa sama dengan besaran biaya yang dikeluarkan oleh suau usaha nilai keunungan sama dengan 0 (nol). ujuan menghiung BEP mencari seberapa banyak jumlah produk yang harus diproduksi dalam rangka menuup sejumlah biaya yang elah dikeluarkan mencari seberapa besar harga yang harus dieapkan unuk menuup sejumlah biaya yang elah dikeluarkan dalam rangka memproduksi sejumlah produk yang elah dienukan

Break Even Poin BEP TR TC = 1 BEP adalah iik keunungan sama dengan TR adalah oal penerimaan (oal benefi) TC adalah oal pengeluaran (oal cos)

APLIKASI MODEL ANALISIS Langkah-langkah mengidenifikasi segenap manfaa usaha yang dapa dihasilkan mengidenifikasi segenap biaya yang dibuuhkan unuk menjalankan usaha, baik berupa biaya invesasi, biaya eap, maupun biaya operasional membua abulasi daa-daa erkai dengan arus kas masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash ouflow) dalam sebuah abel analisis arus kas (cash-flow analysis) menenukan ingka bunga yang akan dijadikan sebagai ingka discoun rae menenukan skenario waku proyek yang direncanakan.

NPV Tingka Bunga (i) 10% Ouflow Biaya Invesasi (I) 23.450.000 Biaya Penyusuan (Teap) 6.085.000 Modal Kerja (Opersional) 367.802.000 Inflow Jumlah benih 2.500 SR 60% Harga (Rp./kg) 130.000 Panen dalam seahun 4 Jumlah ikan per kg 2 Year Inflow Ouflow Ne Cashflow 0 23.450.000-23.450.000 1 390.000.000 373.887.000 16.113.000 2 390.000.000 373.887.000 16.113.000 3 390.000.000 373.887.000 16.113.000 4 390.000.000 373.887.000 16.113.000 5 390.000.000 373.887.000 16.113.000 HASIL NPV 37.630.947 Layak Rumus unuk sel D16 =B16-C16 Rumus ersebu kemudian dicopy ke sel-sel di bawahnya Rumus unuk B24 =NPV(B1;D17:D21) +D16 Rumus unuk C24 =IF(B24>=1;"Layak"; "Tidak Layak")

Ne BCR Tingka Bunga (i) 10% Ouflow Biaya Invesasi (I) 23.450.000 Biaya Penyusuan (Teap) 6.085.000 Modal Kerja (Opersional) 367.802.000 Inflow Jumlah benih 2.500 SR 60% Harga (Rp./kg) 130.000 Panen dalam seahun 4 Jumlah ikan per kg 2 Year Inflow Ouflow Ne Cashflow 0 23.450.000-23.450.000 1 390.000.000 373.887.000 16.113.000 2 390.000.000 373.887.000 16.113.000 3 390.000.000 373.887.000 16.113.000 4 390.000.000 373.887.000 16.113.000 5 390.000.000 373.887.000 16.113.000 HASIL NPV 37.630.947 Layak Ne BCR 2,60 Layak Rumus unuk sel D16 =B16-C16 Rumus ersebu kemudian dicopy ke sel-sel di bawahnya Rumus unuk B25 =(NPV($B$1;D17:D 21)+0)/(-D16) Rumus unuk C25 =IF(B25>=1;"Layak"; "Tidak Layak")

IRR Tingka Bunga (i) 10% Ouflow Biaya Invesasi (I) 23.450.000 Biaya Penyusuan (Teap) 6.085.000 Modal Kerja (Opersional) 367.802.000 Inflow Jumlah benih 2.500 SR 60% Harga (Rp./kg) 130.000 Panen dalam seahun 4 Jumlah ikan per kg 2 Year Inflow Ouflow Ne Cashflow 0 23.450.000-23.450.000 1 390.000.000 373.887.000 16.113.000 2 390.000.000 373.887.000 16.113.000 3 390.000.000 373.887.000 16.113.000 4 390.000.000 373.887.000 16.113.000 5 390.000.000 373.887.000 16.113.000 HASIL NPV 37.630.947 Layak Ne BCR 2,60 Layak IRR 0,63 Layak Rumus unuk sel D16 =B16-C16 Rumus ersebu kemudian dicopy ke sel-sel di bawahnya Rumus unuk B26 =IRR(D16:D21) Rumus unuk C26 =IF(B26>=B1;"Layak ";"Tidak Layak")

PBP Tingka Bunga (i) 10% Ouflow Biaya Invesasi (I) 23.450.000 Biaya Penyusuan (Teap) 6.085.000 Modal Kerja (Opersional) 367.802.000 Inflow Jumlah benih 2.500 SR 60% Harga (Rp./kg) 130.000 Panen dalam seahun 4 Jumlah ikan per kg 2 Year Inflow Ouflow Ne Cashflow 0 23.450.000-23.450.000 1 390.000.000 373.887.000 16.113.000 2 390.000.000 373.887.000 16.113.000 3 390.000.000 373.887.000 16.113.000 4 390.000.000 373.887.000 16.113.000 5 390.000.000 373.887.000 16.113.000 HASIL NPV 37.630.947 Layak Ne BCR 2,60 Layak IRR 0,63 Layak PBP 0,62 Sanga Cepa Rumus unuk sel D16 =B16-C16 Rumus ersebu kemudian dicopy ke sel-sel di bawahnya Rumus unuk B27 =(D16/(NPV(B1;D1 7:D21)+D16)*-1) Rumus unuk C27 =IF(B27<=1;"Sanga Cepa";"Cukup")

BEP Tingka Bunga (i) 10% Ouflow Biaya Invesasi (I) 23.450.000 Biaya Penyusuan (Teap) 6.085.000 Modal Kerja (Opersional) 367.802.000 Inflow Jumlah benih 2.500 SR 60% Harga (Rp./kg) 130.000 Panen dalam seahun 4 Jumlah ikan per kg 2 Year Inflow Ouflow Ne Cashflow 0 23.450.000-23.450.000 1 390.000.000 373.887.000 16.113.000 2 390.000.000 373.887.000 16.113.000 3 390.000.000 373.887.000 16.113.000 4 390.000.000 373.887.000 16.113.000 5 390.000.000 373.887.000 16.113.000 HASIL NPV 37.630.947 Layak Ne BCR 2,60 Layak IRR 0,63 Layak PBP 0,62 Sanga Cepa BEP Harga 132.446 BEP Jumlah 2.547 Rumus unuk sel D16 =B16-C16 Rumus ersebu kemudian dicopy ke sel-sel di bawahnya Rumus unuk B28 =SUM(B4:B6)/(B9* B10*B12/B13) Rumus unuk B29 =SUM(B4:B6)/(B10 *B11*B12/B13)

LATIHAN Silahkan liha modul laihan Biaya invesasi Biaya eap (penyusuan) Biaya operasional (modal kerja) Asumsi penerimaan : SR (survival rae) benih (1 kilogram dua ekor) = 60% Harga ikan sebesar Rp.125.000 per kilogram Berapa besar ingka NPV, IRR, Ne BCR, PBP dan BEP dari usaha budidaya ikan di KJA ersebu.

Selama Berlaih