STUDI ABSORPSI CO 2 MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG BERPANCARAN JET (JET BUBBLE COLUMN)

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI HIDRODINAMIKA DAN KINETIKA ABSORPSI CO 2 KOLOM GELEMBUNG PANCARAN (JET BUBBLE COLUMN)

STUDI ABSORPSI CO2 MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG BERPANCARAN JET (JET BUBBLE COLUMN)

BAB II Model Aliran Multifasa Dalam Pipa

BAB II SIFAT-SIFAT ZAT MURNI

Kebergantungan Faktor Pengisian (Fill Factor) Sel Surya Terhadap Besar Celah Pita Energi Material Semikonduktor Pembuatnya : Suatu Tinjauan Matematika

Xpedia Fisika. Mekanika 02

KEMAMPUAN KOLOM GELEMBUNG PANCARAN (JET BUBBLE COLUMN) UNTUK MEREDUKSI KANDUNGAN GAS CO 2

Bidang Fisika yg mempelajari tentang gerak tanpa mengindahkan penyebab munculnya gerak dinamakan Kinematika.

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016

Konsep Gaya Hukum Newton I Massa Gaya grafitasi dan Berat Hukum Newton III Analisa Model dengan HK Newton II Gaya gesek

B C D E... 2h g. =v 2h g T AB. B, y. = 2 v' =2e v 2h T BC

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON DRAIN (SOURCE FOLLOWER)

dimana p = massa jenis zat (kg/m 3 ) m= massa zat (kg) V= Volume zat (m 3 ) Satuan massa jenis berdasarkan Sistem Internasional(SI) adalah kg/m 3

TERMODINAMIKA TEKNIK II

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN YATNA SUPRIYATNA. Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia

Fluida. Pada temperatur normal, zat dapat berwujud: Fluida

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

Impuls dan Momentum By. Aan S. Arcadie

Teori Kinetik Gas. Modul 1 Pembelajaran Kinetika Kimia. Disusun oleh: Drs. Jaslin Ikhsan, M.App.Sc., Ph.D.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

Kecepatan atom gas dengan distribusi Maxwell-Boltzmann (1) Oleh: Purwadi Raharjo

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

Analisis Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Line Suction Terhadap Performansi Mesin Pendingin 1)

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH GANGGUAN HEAT TRANSFER KONDENSOR TERHADAP PERFORMANSI AIR CONDITIONING. Puji Saksono 1) ABSTRAK

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011)

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

I. PENDAHULUAN. Jurnal Teknika ATW_Edisi 08 1

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya

ANALISIS ALGORITMA LOCALLY OPTIMAL HARD HANDOFF TERHADAP KECEPATAN DAN KORELASI JARAK

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

Garis alir pada fluida mengalir terdapat dua jenis, yaitu:


Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

ISSN WAHANA Volume 67, Nomer 2, 1 Desember 2016

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS

Kompetensi Dasar. Uraian Materi Pokok

Dinamika 3 TIM FISIKA FTP UB. Fisika-TEP FTP UB 10/16/2013. Contoh PUSAT MASSA. Titik pusat massa / centroid suatu benda ditentukan dengan rumus

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

4 MESIN PENDINGIN ADSORPSI

SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. Waktu : 3 jam

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROPINSI

MODUL 3 SISTEM KENDALI POSISI

VARIASI HAMBATAN DOWNSTREAMKE SIDE ARM T- JUNCTION SUDUT 45 O PADA SALURAN MIRING TERHADAP KARAKTERISTIK PEMISAHAN KEROSENE - AIR

MODEL MATEMATIKA SISTEM PERMUKAAN ZAT CAIR

Panel Akustik Ramah Lingkungan Berbahan Dasar Limbah Batu Apung Dengan Pengikat Poliester

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik

BAB III ANALISA TEORETIK

LAMPIRAN B PERHITUNGAN

Perbandingan Bilangan Dominasi Jarak Satu dan Dua pada Graf Hasil Operasi Comb

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember 2009

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

III HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

BAHAN KUIS PRA-UTS MEKANIKA, Oktober 2011

KENDARAAN HIBRID RETROFIT: PENGANTAR KENDALI DISTRIBUSI DAYA. Estiko Rijanto

Diketik ulang oleh : Copyright Bank Soal OLIMPIADE IPA, MATEMATIKA, FISIKA, BIOLOGI, KIMIA, ASTRONOMI, INFORMATIKA, dll UNTUK

PERSAMAAN BERNOULLI. Ir. Suroso Dipl.HE, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENYEARAH TERKENDALI SATU FASA BERUMPAN BALIK DENGAN PERUBAHAN GAIN PENGENDALI PI (PROPORSIONAL INTEGRAL)

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB III METODE ANALISIS

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2

Transkripsi:

MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 STUDI ABSORSI O MENGGUNAKAN KOLOM GELEMBUNG BERANARAN JET (JET BUBBLE OLUMN) Setiadi, Nita Tania H., Hantizen, dan Dijan Supraono Departeen Teknik Kiia, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 1644, Indonesia E-ail: setiadi@che.ui.edu Abstrak enelitian ini diaksudkan untuk epelajari hidrodinaika dan kinetika absorpsi O dala suatu kolo elebun pancaran (jet bubble colun). roses ini dilakukan secara sinabun dala loncatan pancaran cairan kolo berelebun pancaran. Udara dan air diupankan dari atas kolo dan diikuti terjadinya proses penelebunan yan berbentuk seperti awan. roses penelebunan ini terjadi adanya akibat dari tekanan air yan berkecepatan pancaran bertubukan denan air stanan yan berada dala kolo. roses tubukan tersebut akan enakibatkan asuknya udara pada celah celah perukaan pada kedua cairan, dan udara akan terperankap didala cairan. roses tubukan ini jua akan enibulkan arus pusaran (eddy current) yan terjadi didala kolo downcoer dan dapat sebaai eneri pencapuran. Diaeter elebun seakin kecil akan enakibatkan luas area perukaan sentuhan seakin besar. Variabel yan dipelajari eliputi variabel desain dan variabel proses. Variabel desain eliputi diaeter kolo dan diaeter downcoer yan telah ditetapkan. Sedankan variabel proses eliputi laju alir voluetrik cairan, diaeter nozzle, dan jarak pipa downcoer yan tercelup. Hasil penelitian ini diharapkan dapat enabarkan penaruh kecepatan pancaran cairan denan berbaai diaeter nozzle terhadap laju as entrainent dan holdup as didala kolo absorpsi. Disapin hasil uji kinetika absorpsi diharapkan dapat dapat eenuhi orulasi pseudo irst order reaction. Abstract A Study o O Absorption Usin Jet Bubble olun. The phenoenon o plunin jet as-liquid contact occurs quite oten in nature, it's oentu carries sall air bubbles with it into the reactor ediu. The oentu o the liquid strea can be suicient to carry sall bubbles copletely to the botto o the vessel. A strea o liquid allin toward a level surace o that liquid will pull the surroundin air alon with it. It will indent the surace o the liquid to or a trupet-like shape. I the velocity o the strea is hih enouh, air bubbles will be pulled down, i.e. entrained into the liquid. This happens or two ain reasons: air that is trapped between the ede o the allin strea and the trupet-shaped surace proile and is carried below the surace. This study investiates the potential o a vertical liquid plunin jet or a pollutant contained as absorption technique. The absorber consists o liquid jet and as bubble dispersed phase. The eects o operatin variables such as liquid lowrate, nozzle diaeter, separator pressure, etc. on as entrainent and holdup were investiated. The ass transer o the syste is overned by the hydrodynaics o the syste. Thereore a clear and precise understandin o the above is necessary : to characterize liquid and as low within the syste,. Variation in velocity o the jet with the use o dierent nozzle diaeters and low rates, 3. Relationship between the liquid and entrained airlow rate, 4. Gas entrainent rate and as void raction. Keywords: absorption with cheical reaction, jet bubble colun, hydrodynaic, absorption kinetic, O 1. endahuluan Fenoena kecepatan pancaran jatuh cukup serin terjadi di ala. Sebaai contoh adalah air terjun. Tenaa doron dari jatuhnya air secara vertikal enuju perukaan air akan ebawa elebun udara kecil ke dala ediu reaktor. Moentu (tubukan) aliran cairan dapat ebawa elebun berikutnya secara lenkap ke dasar vessel. Aliran air yan jatuh enuju satu level perukaan cairan tersebut akan enarik udara sekelilinnya sepanjan aliran. Ini akan eancin perukaan cairan untuk ebentuk teropet. Jika kecepatan aliran cukup tini, elebun elebun udara akan tertarik ke bawah, 31

3 MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 yaitu enikuti erakan cairan dan keudian akan naik keperukaan cairan tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan dua alasan : Udara yan terperankap antara batas aliran jatuh dan proil perukaan berbentuk teropet adalah yan terbawa di bawah perukaan. Turbulensi perukaan dari aliran jatuh akan bercapur denan udara dala pusaran eddy (eddy current) dan terbawah jauh di bawah perukaan. erbedaan banyaknya udara yan terbawa pada setiap aliran dapat dilihat jika ereka dibiarkan jatuh pada perukaan air yan tenan. Aliran yan pelan tidak akan ebentuk sejulah elebun-elebun yan siniikan, tetapi aliran yan lebih cepat akan ebentuk elebun-elebun yan dapat enibulkan awan elebun. ada enoena tersebut akan terjadinya suatu proses perpindahan assa, diana akan terjadi perpindahan assa as kedala asa cair. Dala perpindahan assa dikenal dua cara perpindahan, yaitu konveksi dan diusi. Massa berpindah secara konveksi karena terbawa aliran dan aliran disebabkan oleh aya dari luar siste. Dala diusi olekul-olekul bererak satu terhadap yan lain karena adanya aya penerak didala siste, yaitu perbedaan konsentrasi. Molekul-olekul as bererak ke satu arah di antara olekul-olekul cairan, sedankan olekul-olekul cairan unkin dia atau bererak denan arah yan berlawanan. Gerakan olekul-olekul ini ditibulkan oleh adanya perbedaan konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tini ke tepat denan konsentrasi rendah [1]. Keuntunan kolo elebun pancaran diantaranya adalah sederhana dala perancanan, udah dala penoperasian dan peeliharaannya, volue reaktor yan dibutuhkan kecil, ukuran diaeter elebun yan terdispersi kedala cairan kecil, luas area spesik antar asa besar, serta dapat eperoleh koeisien perpindahan assa yan sanat besar apabila dibandinkan denan jenis kolo elebun konvensional lainnya [,3]. Selain itu pencapuran yan terjadi antar asa as-cair diperoleh sendiri dari erakan tubukan cairan yan enubuk cairan stanan yan terdapat didala kolo, tubukan tersebut akan ebentuk luban seperti teropet serta as akan terhisap dan akan terperankap diantara celah luban tersebut. Tubukan tersebut dapat ebentuk pusaran eddy [4,5], sehina deikian tidak diperlukan lai alat penaduk. Keapuan pusaran eddy ini terantun pula pada diaeter kolo downcoer yan akan didisain. ada Tabel.1 ditapilkan perbandinan khas hara dari kla, ε G, V R (volue kontaktor) dan ε V (Eneri yan hilan per satuan volue) pada beberapa jenis alat kontak cair-as [3]. Bentuk alat pada eksperien ini adalah jenis Jet (loop), pada Tabel.1 diatas akan eiliki hara koeisien Tabel 1. Berbaai kontak as cair secara uu * Typical or O (air)/water unless noted otherwise. perpindahan assa (kla) berada pada rane,, s 1, luas area spesiik antarasa (a) / 3, holdup asa as <,5, volue kontaktor (V R ) berada pada rane, 1 3, serta eneri yan hilan persatuan volue (ε V ) berada pada rane 1 7 kw/ 3. ada Tabel 1 diatas terlihat nilai koeisien perpindahan assa untuk jenis Tubular/venturi dan jenis Jet eiliki nilai yan tini apabila dibandinkan denan jenis alat kontak lainnya. Apabila hara kla pada alat jenis Jet dibandinkan denan jenis Tubular/venturi ejector akan eiliki perbedaan yan tidak terlalu siniikan, tetapi apabila kita ebandinkan dari sei eneri yan hilan persatuan volue aka alat jet akan eiliki keunulan dari pada jenis Tubular. Adapun keunulan tersebut eiliki perbedaan yan cukup siniikan. Dala peakaian kolo elebun pancaran, diperlukan peahaan yan baik enenai peristiwa perpindahan assa yan terkait denan asalah ixin (penadukan) dan hidrodinaika. Dala ebahas perpindahan assa di dala kolo elebun yan elibatkan suatu reaksi kiia, asalah yan enarik untuk diteliti adalah enentukan konstanta/tetapan laju reaksi yaitu suatu besaran yan diperoleh atau berantun dari ordo suatu reaksi kiia dan dapat enentukan reaksi tersebut cepat atau labat [6]. erpindahan assa dari asa as ke asa cair akibat adanya radien konsentrasi pada il cairan, dipenaruhi oleh siat isis bahan, pola alir dan resi pola aliran. Atas dasar phenoena itu, aka koeisien perpindahan assa erupakan unsi ultiple variable. enelitian perpindahan assa selalu diaksudkan untuk eperoleh odel ateatik yan enyatakan hubunan unsional antara koeisien perpindahan assa asa cair denan variable-variabel perancanan yan dipandan relevan yaitu diaeter kolo, laju sirkulasi cairan dan as, diaeter nozzle dan jarak nozzle denan perukaan air [7]. Dala proses perpindahan assa as kedala asa cair yan elibatkan suatu reaksi di dala suatu kolo

MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 33 elebun pancaran, salah satu hal yan pentin untuk diketahui adalah laju reaksi kiia untuk proses tersebut, yaitu besaran yan enyatakan julah ol reaktan persatuan volue yan bereaksi dala satuan waktu tertentu. Hara konstanta laju reaksi (k) didala suatu kolo elebun pancaran dapat ditentukan elalui percobaan proil perubahan konsentrasi larutan dala kolo elebun persatuan waktu tertentu. Selain itu jua untuk peahaan hidrodinaikanya kita akan enhitun holdup asa as,. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah elihat penaruh laju alir voluetrik cairan (Q L ) terhadap laju alir voluetrik as yan terhisap (Q G ) pada panjan pipa downcoer tercelup (Z) yan konstan,,enhitun holdup asa as, serta kinetika reaksi absorpsi as O.. Metode enelitian Metode absorpsi denan enunakan alat Jet seperti telihat pada Gabar 1. ancaran cairan jet dibentuk denan enunakan nozzle dan popa sentriual. ancaran cairan jet tersebut dipasan pipa downcoer untuk enatur penyedotan udara (as entraunent) serta tinakat kedala penetrasi pancaran cairan. Variabel yan enjadi batasan adalah diaeter downcoer ( ), panjan downcoer, diaeter kolo absorpsi. Teknik enhitun Holdup Fasa Gas. Dala enhitun holdup asa as untuk odel desain ini dapat enunakan prinsip dasar tekanan pada suatu bejana yan diperhitunkan denan adanya tabahan dari saluran peralatan tabahan (pipa tabahan) dan enacu persaaan aksi tekanan statik pada desain, Sapel Udara berkandunan O 6 7 1 Udara keluar 3 4 Gabar 1. Kesetibanan tekanan statik kolo elebun pancaran 5 8 Keteranan 1. Nozzle. ipa Injeksi udara asuk 3. Kolo Absorbsi 4. airan Absorbent 5. Ruan elepasan Udara 6. ipa sirkulasi 7. opa sentriual 8. Dischare ipe (a) (b) Gabar. Kesetibanan tekanan statik kolo elebun pancaran diana ketinian erupakan suatu derajat penurunan akhir pada kolo elebun pancaran yan ditapilkan pada Gabar. Sesuai abar point (a) dapat kita turunkan persaaan ateatikanya sebaai berikut : = + ρ.. h. ε l (1) 1 = + ρ.. h. ε l () Diana nilai ε l berhara 1, ini dikarenakan belu adanya holdup asa as. Sehina persaaan (1) dan () akan enjadi : =. h (3) 1 =. h (4) ada Gabar point (b) kita jua dapat enurunkan persaaan ateatikanya sebaai berikut : 1' =. H (5) = ρ... ε (6) diana nilai ' + h l ε = 1 ε, ini dikarenakan sudah adanya l holdup asa as. Sehina persaaan (6) akan enjadi : 1 ' =. H.( 1 ε ) (7) ada Gabar 1 point (b) tekanan statik 1 saa denan aka akan kita peroleh nilai holdup asa as sebaai berikut, ' = ' 1.. h =. H + ρ. 1 h = H.( 1 ε ) h = 1 H ( ε ) ε (8) Teknik Menentukan Hara Konstanta Laju Reaksi (K obs ) Untuk enentukan koeisien kinetika reaksi (k obs ) absorpsi O dala larutan absorbent dapat ditentukan dari persaaan kinetika reaksi berikut ini:

34 MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 + O Na O 3 + H O n = k.. (9) r O Dipandan bahwa : Kadar O di asa as dibuat konstan dan tidak ada koponen O didala asa cair, karena O habis bereaksi. airan hooen, karena adanya penadukan dari sirkulasi popa dan eek arus pusaran dala kolo downcoer. Reaktan tidak unkin berdiusi kedala asa il as, karena alat bekerja pada suhu kaar sehina larutan tidak unkin terjadi penuapan lansun. apabila r = dt dan n kobs = k. O aka persaaan (9) akan enjadi, = kobs. (1) dt atau = = = k. dt (11) = k obs obs t= t. dt (1) Kondisi batas interasi : t = = t = t = (tercapainya kesetibanan absorpsi) 1 = kobs. t (13) 1 1 ( k ) (14) ln = ln obs. t 1 1 ln ln 1 = ln k obs + ln t (15) ( ) ( ) ln k + ln(1 ) 1 = + ln t (16) (1 ) ( 1 ) ln{ kobs.(1 ) } 1 ln = + ln t (17) (1 ) 1 ln obs 3. Hasil dan ebahasan ( ) Awal ula terbentuk elebun adalah di dala pipa downcoer, karena kecepatan pancaran cairan (jet) yan enenai perukaan cairan didala pipa downcoer akan terbentuk perukaan yan enyerupai teropet, karena terjadinya tubukan antara perukaan cairan denan kecepatan pancaran cairan tersebut. Disapin itu jua terjadi arus pusaran akibat tubukan tersebut yan enakibatkan elebun aupun cairan tidak seera enalir keluar dari pipa downcoer. Seakin panjan pipa downcoer tercelup aka seakin laa tinal cairan aupun as berada dala pipa tersebut. Dan jua apabila laju kecepatan cairan pada rentan laju yan rendah terlihat as yan terbentuk cenderun terlepas lai pada perukaan cairan dala pipa downcoer. Hal ini enyebabkan as yan terhisap aupun as holdup enecil (kinerja alat kolo elebun pancaran tidak optial). Apabila kecepatan pancaran cairan diperbesar aka akan enyebabkan kedalaan penetrasi seakin dala yan enakibatkan peninkatan arus pusaran seakin intensi. Oleh karenanya penelitian ini divariasikan ukuran diaeter nozzle dan ketinian perukaan cairan denan ujun pelepasan kolo downcoer (Z) atau panjan pipa downcoer yan tercelup. Hidrodinaika Gas entrainent. Gas entrainent erupakan as yan terhisap akibat adanya eneri oentu yan berasal dari kecepatan pancaran cairan. Dari data laju alir voluetrik cairan dapat ditentukan kecepatan pancaran cairan, didapat proil laju as yan terhisap terhadap kecepatan pancaran cairan yan berbeda pada ukuran diaeter nozzle (Gabar 3), dan proil laju as yan terhisap terhadap kecepatan pancaran cairan yan berbeda pada ukuran diaeter nozzle yan berbeda (Gabar 3). Data laju as yan terhisap diperoleh dari alat ukur loweter. roil laju as yan terhisap dapat eperlihatkan hubunan yan linier terhadap kecepatan pancaran cairan. Dari Gabar terlihat oleh nilai rata-rata koeisien deterinasi (R ) sebesar,9896 (hapir endekati 1) untuk ukuran diaeter nozzle 7,94. Untuk seua proil tersebut, laju as yan terhisap seakin besar untuk kecepatan pancaran cairan yan seakin tini. Beitupun jua denan seakin besar ukuran diaeter nozzle akan enakibatkan seakin besar laju as yan terhisap. Hal ini diakibatkan adanya eneri oentu yan asuk seakin besar denan adanya penabahan kecepatan pancaran cairan dan QG (d 3 /nt) 18 y =.538x - 9.494 16 R =.9896 14 1 1 8 Dn = 7,94 6 Linear (Dn = 7,94 ) 4 15 5 3 35 4 45 5 55 v (d/nt) Gabar 3. roil laju as entrainent (Q G ) terhadap kecepatan pancaran cairan (v) pada ukuran diater nozzle yan tetap dan panjan pipa downcoer yan tercelup 55 c

MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 35 QG (d 3 /nt) 5 15 1 5 Dn = 19 5 1 15 5 3 35 4 45 5 55 v (d/nt) Dn = 7,94 Dn = 9,5 Dn = 1,7 Gabar 4. roil laju as entrainent (Q G ) terhadap kecepatan pancaran cairan (v) pada ukuran diaeter nozzle yan berbeda dan panjan pipa downcoer yan tercelup (Z) 55 c seakin besarnya ukuran diaeter nozzle akan berpenaruh terhadap ukuran pancaran cairan. Denan seakin besarnya ukuran pancaran cairan aka akan enhasilkan kedala tubukan seakin besar dan eninkatkan arus pusaran seakin intensi. Kinetika Absorpsi O ersaaan kinetika absorsi O diorulasikan berdasarkan persaaan 17. Hasil uji kinetika seperti terlihat pada Gabar 6 sapai Gabar 11 berikut ini ln -.5 1 3 4 5 6 y = 1.783x - 7.8115 R =.98 Dn = 19 ; Z = 55 Linear (Dn = 19 ; Z = 55).5.5 ln t.5. Gabar 6. roil konsentrasi awal terhadap waktu inal pada D n = 19 dan Z = 55 c.15 ε.1 Dn = 7,94 Dn = 9,5.5 Dn = 1,7 Dn = 19 5 1 15 5 3 35 4 45 5 55 v (d/nt) ln -.5 1 3 4 5 6 y = 1.783x - 7.8115 R =.98 Dn = 1 9 ; Z = 55 Linear (Dn = 19 ; Z = 55).5.5 Gabar 5. roil Holdup asa as (ε ) terhadap kecepatan pancaran cairan (v) pada ukuran diaeter nozzle yan berbeda (D n ) ukuran diaeter nozzle tersebut. Sehina enhasilkan kedalaan penetrasi seakin besar di dala kolo downcoer. Selain itu dapat eninkatkan arus pusaran seakin intensi yan dapat enyebabkan as yan terhisap kedala kolo downcoer seakin besar. Holdup asa as ersaaan holdup asa as diorulasikan berdasarkan persaaan (8) Dari data percobaan yan diperoleh dari perhitunan, dapat dibuat proil holdup asa as untuk kecepatan pancaran cairan pada ukuran diaeter nozzle yan berbeda dan pada panjan pipa downcoer yan tecelup (Z) 55 c. Dari Gabar 5, terlihat proil holdup asa as akan seakin besar untuk kecepatan pancaran cairan yan seakin tini pada ukuran nozzle yan tetap. Beitupun jua denan ukuran diaeter nozzle seakin besar akan enhasilkan holdup asa as yan seakin besar. Hal ini diakibatkan adanya eneri yan enubuk cairan dala kolo downcoer seakin besar, sehina enakibatkan tekanan statik pada kedalaan cairan seakin besar (tubukan seakin dala). Beitupun jua denan Gabar 7. roil konsentrasi awal terhadap waktu inal pada D n = 19 dan Z = 45 c ln ln t -.5 1 3 4 Dn = 19 ; Z = 35 Linear (Dn = 19 ; Z = 35) y = 1.1138x - 7.4891 R =.9833.5.5 ln t Gabar 8. roil konsentrasi awal terhadap waktu inal pada D n = 19 dan Z = 35 c ln -.5.5.5 1 3 4 5 6 Dn = 1,7 ; Z = 55 Linear (Dn = 1,7 ; Z = 55) y = 1.96x - 8.6 R =.98 Gabar 9. roil konsentrasi awal terhadap waktu inal pada D n = 1,7 dan Z = 55 c ln t 5

36 MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 ln -.5.5.5 Gabar 1. roil konsentrasi awal terhadap waktu inal pada D n = 1,7 dan Z = 45 c ln Gabar 11. roil konsentrasi awal terhadap waktu inal; D n = 1,7 dan Z = 35 c. Tabel. Hasil perhitunan konstanta kinetika reaksi Q L (lt/nt) D n () Z (c) 3,7731 19 55 45 35 3,398 1,7 55 45 35 1 3 4 5 6 Dn = 1,7 ; Z = 45 Linear (Dn = 1,7 ; Z = 45) y = 1.159x - 7.8881 R =.9811 -.5 1 3 4 5 6 Dn = 1,7 ; Z = 35 Linear (Dn = 1,7 ; Z = 35) y = 1.594x - 7.4198 R =.988.5.5 ln t ε,35,415,465,311,3191,359 Q G (lt/nt) 19,3795,91 1,91,5564 1,91,91 k obs,8,1,13,7,9,1 Koeisien deterinasi,98,9815,9833,98,9811,988 denan ebuat raik linierisasi antara In vs In t untuk asin-asin jarak pipa downcoer yan tercelup (Z) pada dua jenis ukuran diaeter nozzle aka hara kontanta atau tetapan laju absorpsi dapat ditentukan. Hasil linierisasi untuk asin asin jarak pipa downcoer yan tercelup pada kedua jenis ukuran diaeter nozzle ditunjukkan pada abar 6 sapai denan 11. ada abar 6 sapai denan 11, terlihat bahwa data-data jarak pipa downcoer yan tercelup (Z) pada dua jenis ukuran diaeter nozzle (D n ) enunjukkan kecenderunan kurva yan enikuti aris linier.hasil perhitunan tersebut dapat dilihat pada Tabel. Dari Tabel 3 diatas terlihat konstanta kinetika reaksi seakin besar denan akin dekatnya perukaan cairan denan ujun pelepasan pipa downcoer (Z) atau panjan pipa downcoer yan tercelup. Hal ini diakibatkan as yan terbentuk dala pipa downcoer dapat terdispersi didala kolo elebun dan akan ln t terbentuk ukuran diaeter elebun yan seakin kecil. Ukuran diaeter yan seakin kecil tersebut dipenaruhi oleh kedalaan penetrasi pancaran cairan serta dapat eninkatkan arus pusaran seakin intensi. Denan seakin kecil diaeter elebun akan enaikkan luas spesiik area antarasa. Beitupun jua denan seakin besar ukuran diaeter nozzle akan enaikkan nilai konstanta kinetika reaksi. Seakin besar hara konstanta kinetika reaksi aka akan seakin cepat pula reaksi tersebut. Dari nilai as holdup dan as entrainent yan dihasilkannya pun seakin besar untuk akin kecilnya pipa downcoer yan tercelup pada asin asin diaeter nozzle dan laju alir voluetrik cairan. 4. Kesipulan Studi absorsi O telah dapat dapat dilakukan denan elihat aspek hidrodinaika denan paraeter as entrinent dan as holdup. Serta aspek kinetika denan eorulasikan berdasarkan persaaan pseudo irst order reaction terhadap absorbent. Dala studi hidrodinaika kolo absorpsi diperoleh abaran bahwa ternyata seakin besar kecepatan pancaran cairan jet dan ukuran diaeter nozzle akan enhasilkan as entrainet yan diperoleh seakin besar dan cenderun berkorelasi linear terhadap laju kecepatan pancaran cairan jet. Beitu jua untuk as hold up yan dihasilkan cenderun berkorelasi linear terhadap kecepatan cairan jet. Uji kinetika reaksi absorpsi eeperlihatkan pseudo order reaction denan berbaai uji absorpsi denan diaeter nozzle 1,7 dan 19 denan berbaai kedala pipa downcoer 55, 45 dan 35 c. Datar Notasi a D : Luas area spesiik antarasa, ( / 3 ) : konsentrasi pada saat awal (t = ) D n : Diaeter Nozzle, () D T : Diaeter tabun, (c) h : tini cairan (), as entrainen (as yan terhisap), tekanan cairan, H : Tini cairan aerasi, (c) h GD : Holdup asa as k obs : konstanta pesudo-irst-order reaction : ordo reaksi terhadap n : ordo reaksi terhadap O 1, 1, : Tekanan statikdidala kolo, (at), Q G : Laju alir voluerik as (lt/nt) Q L : Laju alir voluetrik cairan (lt/nt) t : waktu yan dibutuhkan kadar habis bereaksi. V a : Volue air dala kolo, (c 3 ) V : Volue as yan terdispersi, (c 3 ) Z : panjan downcoer yan tercelup

MAKARA, TEKNOLOGI, VOLUME 1, NO. 1, ARIL 8: 317 37 Datar Acuan [1] G. Liu, G. M. Evans, University o Newcastle Internal Research Report, 1998, unpublished. [] M. Ide, H. Uchiyaa, T. Ishikura, he. En. Sci. 56 (1) 65. [3] S.Y. Lee, Y. Tsui, he. En. roress, 1999. [4] A. Ito et. al, J. he. En. Japan 33/No. 6 () 898. [5]. Havelka et. al, heical Enineerin Science, 55 () 535. [6] K. Yaaiwa, A. Ohkawa, J. Ferentation and Bioenineerin, vol. 68 (1989) p.16. [7] O. Levenspiel, heical Reaction Enineerin, nd ed., Wiley Int. 198.