Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma

dokumen-dokumen yang mirip
DISTRIBUSI ERLANG DAN PENERAPANNYA. Rini Kurniasih 1, Getut Pramesti 2 Mahasiswi Pendidikan Matematika FKIP UNS, Dosen Pendidikan Matematika FKIP UNS

BAB II LANDASAN TEORI

digunakan untuk menyelesaikan persamaan yang nantinya akan diperoleh dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung dalam

STATISTIKA UNIPA SURABAYA

DISTRIBUTIONS OF RANDOM VARIABLE DISTRIBUSI VARIABEL RANDOM

MINGGU KE-8 HARGA HARAPAN DAN BEBERAPA KETAKSAMAAN DALA

Pengantar Statistika Matematik(a)

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

ESTIMASI PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN TRANSFORMASI MODEL REGRESI MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL LINIER

STATISTIK PERTEMUAN VI

II. LANDASAN TEORI. karakteristik dari generalized Weibull distribution dibutuhkan beberapa fungsi

Distribusi Probabilitas : Gamma & Eksponensial

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan, kedokteran, teknik mesin, software komputer, bahkan militer

Catatan Kuliah AK5161 MATEMATIKA KEUANGAN AKTUARIA. Insure and Invest! Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kontinu. Bentuk kurva distribusi logistik adalah simetri dan uni-modal. Bentuk

Penggunaan Statistik Tataan untuk Menentukan Median Contoh Acak dari Distribusi Eksponensial

LANDASAN TEORI. Generalized Lambda Distribution (GLD) awalnya diusulkan oleh Ramberg dan

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi dan teorema yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap mendekati normal dengan mean μ = μ dan variansi

ESTIMASI PARAMETER µ DAN σ 2 PADA DISTRIBUSI EKSPONENSIAL TERGENERALISIR DUA VARIABEL MENGGUNAKAN FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN SKRIPSI

Pengantar Proses Stokastik

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

PEUBAH ACAK DAN SEBARANNYA

Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest! Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

Ekspektasi Satu Peubah Acak Diskrit

UKURAN SAMPEL DAN DISTRIBUSI SAMPLING DARI BEBERAPA VARIABEL RANDOM KONTINU

Dengan demikian, untuk sembarang B = [a, b], maka persamaan (5.1) menjadi

FPM PADA KELUARGA EKSPONENSIAL BENTUK KONONIK

CIRI-CIRI DISTRIBUSI NORMAL

TATAP MUKA IV UKURAN PENYIMPANGAN SKEWNESS DAN KURTOSIS. Fitri Yulianti, SP. MSi.

CNH3E3 PROSES STOKASTIK Peubah Acak & Pendukungnya

Interval Kepercayaan Skewness dan Kurtosis Menggunakan Bootstrap pada Data Kekuatan Gempa Bumi

II. LANDASAN TEORI. sementara grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti

Randy Toleka Ririhena, Nur Salam * dan Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat ABSTRACT

RENCANA MUTU PEMBELAJARAN. I. Standar Kompetensi : Menyelesaikan masalah probabilitas baik secara teoritik maupun aplikasinya dalam kehidupan.

Distribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 13/11/2013

AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria

Ekspektasi Satu Peubah Acak Kontinu

Pengantar Statistika Matematika II

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Catatan Kuliah. MA4183 Model Risiko Forecast, assess, and control your risk. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Variansi dan Kovariansi. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Distribusi Peluang Kontinyu STATISTIK INDUSTRI 1. Distribusi Peluang Kontinyu. Distribusi Diskrit Uniform. Distribusi Diskrit Uniform 17/12/2014

STATISTIKA. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom UPI

Distribution. Contoh Kasus. Widya Rahmawati

PERBANDINGAN KUASA WILCOXON RANK SUM TEST DAN PERMUTATION TEST DALAM BERBAGAI DISTRIBUSI TIDAK NORMAL

BAB II LANDASAN TEORI

Distribusi Diskrit dan Kontinu yang Penting. Oleh Azimmatul Ihwah

DISTRIBUSI PROBABILITAS

Pengantar Statistika Matematika II

ESTIMASI TOTAL DAYA LISTRIK YANG HILANG MELALUI PROSES POISSON TERPANCUNG MAJEMUK

BAB 9 DISTRIBUSI PELUANG KONTINU

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Herrhyanto & Gantini (2009), peubah acak X dikatakan berdistribusi

MA3081 STATISTIKA MATEMATIKA We love Statistics

BAB II LANDASAN TEORI. ilmiah. Pencacahan atau pengukuran karakteristik suatu objek kajian yang

Variabel Random dan Nilai Harapan. Oleh Azimmatul Ihwah

BEBERAPA DISTRIBUSI KHUSUS DKINTINU DIKENAL

KONSEP DASAR TERKAIT METODE BAYES

Distribusi Peluang Kontinu. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik Oleh: Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Tugas Kelompok. Mata Kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif. Judul Makalah Revisi DISTRIBUSI PELUANG

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

ANALISIS GRAFIK KENDALI np YANG DISTANDARISASI UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS DALAM PROSES PENDEK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., M.MA., MA.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKKF33112 PROBABILITAS DAN STATISTIKA

Dasar-dasar Statistika Pemodelan Sistem

FUNGSI PEMBANGKIT MOMEN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH. Statistika Matematika. Yang dibina oleh Bapak Hendro Permadi. Oleh :

(HARAPAN MATEMATIKA) BI5106 Analisis Biostatistik 20 September 2012 Utriweni Mukhaiyar

Pengantar Statistika Matematik(a)

PROSES PERCABANGAN PADA DISTRIBUSI POISSON

Pengantar Proses Stokastik

HANDOUT PERKULIAHAN. Pertemuan Ke : 3 : Distribusi Satu Peubah Acak dan Ekspektasi Satu Peubah Acak

Hukum Iterasi Logaritma

BAB III SIMULASI PENGGUNAAN PERTIDAKSAMAAN PADA DISTRIBUSI

LANDASAN TEORI. Distribusi Gamma adalah salah satu keluarga distribusi probabilitas kontinu.

Medan, Juli Penulis

MA2082 BIOSTATISTIKA Bab 3 Peubah Acak dan Distribusi

STATISTIKA EKONOMI I Chapter 4 Distribusi Probabilitas Normal dan Binomial Chapter 5 Teori Sampling

PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL

Bab 2 DISTRIBUSI PELUANG

Pengantar Proses Stokastik

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengantar Proses Stokastik

PENGANTAR PROBABILITAS STATISTIKA UNIPA SBY

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

Pengantar Statistika Matematika II

MAKALAH DISTRIBUSI GAMMA DI SUSUN OLEH AWAN ARGA SAPUTRA DESSY ROFICA WULANDARI SUHENDRA PRADESA

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada STATISTIKA. Continuous Probability Distributions.

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

PENS. Probability and Random Process. Topik 2. Statistik Deskriptif. Prima Kristalina Maret 2016

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

DASAR-DASAR TEORI PELUANG

Pengantar Statistika Matematika II

DISTRIBUSI PELUANG KONTINYU DISTRIBUSI PROBABILITAS

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu

Transkripsi:

Jurnal Penelitian Sains Volume 6 Nomor (A) April 0 Penentuan Momen ke-5 dari Distribusi Gamma Robinson Sitepu, Putra B.J. Bangun, dan Heriyanto Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Sriwijaya, Indonesia Intisari: Distribusi Gamma mempunyai peranan yang sangat penting dalam teori antrian dan teori keandalan (reliabilitas). Distribusi gamma memiliki grafik yang disebut kurva tak beraturan, yang menggambarkan ketidaknormalan dalam sebarannya. Pada distribusi yang mempunyai kurva tak beraturan, sangat penting untuk diketahui besarnya koefisien Skewness dan koefisien Kurtosis, sehingga diperlukan adanya momen ketiga dan momen keempat. Sedangkan momen kelima, dapat digunakanuntuk mencari besarnya koefisien Skewness yang lebih akurat. Menurut Walpole, kegunaan yang jelas dari fungsi pembangkit momen ialah untuk menentukan momen distribusi. Jika diketahui fungi pembangkit momen suatu peubah acak, maka dapat ditentukan momen-momennya, yaitu dengan menurunkan fungsi pembangkit momen hingga n kali. Fungsi pembangkit momen distribusi gamma didefinisikan sebagai M t = ( βt ). Untuk mendapatkan momen ke-5, maka fungsi pembangkit momen tersebut diturunkan sebanyak 5 kali, sehingga mendapatkan momen pertama sampai momen ke-5 yaitu β; β ; β ; β 4 + 6β 4 dan 0 β 5 + 4β 5. Momen ke- dan ke-5 digunakan untuk mencari nilai koefisien Skewness, yaitu γ = dan γ 5 = 0 + 4. Sedangkan momen ke-4 digunakan un- tuk mencari nilai koefisien Kurtosis, yaitu γ 4 = 6 +. Kata-kunci: distribusi gamma, momen, koefisien skewness, koefisien kurtosis Abstract: The gamma distribution has very important role in queue theory and reliability. Distribution of gamma has graphic called irreguler curve, shows the abnormal in yhe distribution. At distribution which has irreguler curve, it is very important to know the value of Skewness and Kurtosis coefficients, therefore the third and the fourth moments are needed. Whereas, the fifth moment, can be used to finds the value of Skewness coefficient accurately. According to Walpole, the use of the function of moment-generating of random of variabel is known, so the moments can be found, that is by differential the function of moment-generating to n times. Function of moment-generating gamma distribution defined as M t =. Therefore to gain the fifith moment, the function is differentiated five times, than the first moment to fifith moment are found, those ( βt ) are β; β ; β ; β 4 + 6β 4 and 0 β 5 + 4β 5. The third and the fifith moment are used to find Skewness coefficient value those are γ = and γ 5 = 0 + 4. Otherwise, the fourth moment is used to find Kurtosis coefficient value, that is γ 4 = 6 +. Keywords: gamma distribution, moment, skewness coefficient, kurtosis coefficient PENDAHULUAN Penentuan momen pertama dan momen kedua sangat diperlukan dalam distribusi normal, karena distribusi normal memiliki grafik yang disebut kurva normal, yang berbentuk lonceng. Sedangkan pada distribusi gamma memiliki grafik yang disebut kurva tak beraturan, yang menggambarkan ketidaknormalan, sehingga tidak cukup hanya menentukan momen pertama dan momen kedua saja. Pada distribusi yang mempunyai kurva tak beraturan, sangat penting untuk diketahui besarnya koefisien Skewness dan koefisien Kurtosis, sehingga diperlukan adanya momen ketiga dan momen keempat. Sedangkan momen kelima, dapat digunakan untuk mencari besarnya koefisien Skewness yang lebih akurat. Untuk mencari momen suatu distribusi, sangat diperlukan adanya fungsi yang disebut fungsi pembangkit momen. Jika diketahui fungsi pembangkit momen suatu peubah acak, maka dapat ditentukan momen-momennya, yaitu dengan menurunkan fungsi pembangkit momen hingga n kali, dengan momen pertama disebut mean dan momen kedua disebut variansi. TINJAUAN PUSTAKA. Peubah Acak dan Distribusinya Peubah Acak 0 JPS MIPA UNSRI 60-46

Dian & Ali/Pemodelan Tingkat Kepuasan JPS Vol.6 No. (A) Januari 0 Peubah acak dilambangkan dengan huruf kapital X dan huruf kecilnya dalam hal ini x, untuk menyatakan salah satu diantara nilai-nilainya []. Definisi.: Peubah acak adalah suatu fungsi yang mengaitkan sebuah bilangan real dengan setiap unsur di dalam ruang contoh [5]. Peubah acak diklasifikasikan menjadi macam, yaitu peubah acak diskret dan peubah acak kontinu. Distribusi Peubah Acak Distribusi peubah acak diklasifikasikan menjadi macam, yaitu distribusi peubah acak diskret dan distribusi peubah acak kontinu. a. Distribusi Peubah Acak Diskret Pada peubah acak diskret, setiap nilainya dapat dikaitkan dengan probabilitas. Himpunan pasangan yang berurutan (x, f(x) ) disebut distribusi probabilitas peubah acak X [6]. Fungsi distribusi peubah acak diskret dapat dinyatakan sebagai : F x = x X f(x) (.) dengan f(x) adalah suatu funsi probabilitas jika dan hanya jika :. f x 0 untuk semua x. x X f x = (.) b. Distribusi Peubah Acak Kontinu Distribusi probabilitas peubah acak kontinu tidak dapat dinyatakan dalam bentuk tabel, akan tetapi distribusinya dapat dinyatakan dalam persamaan yang merupakan fungsi nilai-nilai peubah acak kontinu dan dapat digambarkan dalam bentuk kurva [6]. Fungsi distribusi peubah acak kontinu dapat dinyatakan sebagai : F x = f x dx (.) dengan f(x) adalah fungsi probabilitas jika dan hanya jika [] :. f x 0 untuk semua x. f x dx =. Distribusi Gamma Definisi.: (.4) Jika suatu bilangan real sebarang dengan > 0, fungsi gamma adalah : = Definisi.: 0 x e x dx (.5) Jika X suatu peubah acak kontinu, dengan > 0 dan β > 0 maka fungsi probabilitas dari distribusi gamma diberikan oleh [5] : f x = Teorema.: ()β x e x β ; x > 0 0 ; x 0 (.6) Jika f(x) adalah fungsi probabilitas, maka fungsi pembangkit momen distribusi gamma adalah [4] : M t = (.7) ( βt). Ekspektasi dan Varians Nilai Harapan (Ekspektasi) Definisi.4: Jika X adalah suatu peubah acak diskrit dan f(x) adalah fungsi probabilitas dari X, maka nilai harapan (ekspektasi) dari peubah acak X adalah : E X = Definisi.5: x X x f(x) (.8) Jika X adalah suatu peubah acak kontinu dan f(x) adalah suatu funsi probabilitas dari X maka nilai harapan (ekspektasi) dari peubah acak X adalah [4] : E X = Definisi.6: x f x dx (.9) Misalkan X suatu peubah acak dengan fungsi probabilitas f(x) dan g(x) maka nilai harapan (ekspektasi) dari X adalah [] : E g X = E g X = Teorema.: Jika a dan b konstanta, maka [] x X g(x) f(x) ; untuk X diskret (.0) g(x) f x dx; untuk X kontinu (.) E ax + b = ae X + b (.) 60-47

Dian & Ali/Pemodelan Tingkat Kepuasan JPS Vol.6 No. (A) Januari 0 Variansi Variansi peubah acak X dibagi menjadi macam yaitu variansi peubah acak diskret dan variansi peubah acak kontinu. Definisi.7: Misalkan X peubah acak dengan distribusi peluang f(x) dan rataan μ, variansi X adalah : Jika X diskret σ = E X μ = Jika X kontinu σ = E X μ = Teorema.4: x X (x μ) f(x) (.) (x μ) f(x) dx (.4) Jika variansi X dilambangkan dengan Var (X), maka [] Var X = E X μ (.5) Teorema.5: [] Var ax + b = a Var X (.6).4 Momen dan Fungsi Pembangkit Momen Momen Definisi.8: Misalkan X suatu peubah acak dengan fungsi distribusi F(x). Momen tak terpusat ke n dari X adalah []. Definisi.9: μ n = E X n Misalkan X suatu peubah dengan fungsi distribusi F(x). Momen pusat ke n dari X adalah μ n = E (X μ) n []. Definisi.0: Momen tak terpusat (μ ) pertama disebut mean suatu distribusi dari X dan dinotasikan dengan μ. Definisi.: Momen pusat kedua μ = E (X μ) disebut variansi suatu distribusi dari X dan dinotasikan dengan σ []. Fungsi Pembangkit Momen Definisi.: Fungsi pembangkit momen dari suatu peubah acak X didefinisikan untuk setiap bilangan real t sebagai M t = E(e tx ) []. Teorema.6: Bila fungsi pembangkit momen M(t) dari peubah acak X ada untuk t T, untuk T > 0, maka E(X n) ada (n =,,,...) dan E(X n) =M (n) (0) = d n dt n M(t) METODOLOGI PENELITIAN Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:. Membuktikan rumus momen ke-n.. Membuktikan rumus fungsi pembangkit momen distribusi gamma.. Menentukan momen ke-5. 4. Menentukan koefisien Skewness dan koefisien Kurtosis. 5. Membuat kesimpulan. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Momen-momen distribusi peubah acak kontinu dapat diperoleh dengan menggunakan rumus (.5) dan (.6) dan dengan cara menurunkan fungsi pembangkit momen dari distribusi tersebut. 4. Membuktikan Rumus Momen ke-n Berdasarkan Teorema.6 dan menggunakan deret Maclaurin e y = + y + y + serta y diganti tx maka e tx = + tx + tx + sehingga: M t = E(e tx ) = E( + tx + tx +! = E + E tx + E( tx ) +! = + t E X + t E X t n + + M t = 0 + E X + t E X + +!!! E Xn n! tn n! E(Xn ) M 0 = E X Momen ke dari peubah acak X M t = 0 + E X + t E X + M 0 = E X Momen ke dari peubah acak X M n 0 = E X n Momen ke n dari peubah acak X E X n = dn dt n M x(t) 4. Membuktikan Rumus Fungsi Pembangkit Momen Distribusi Gamma 60-48

Dian & Ali/Pemodelan Tingkat Kepuasan JPS Vol.6 No. (A) Januari 0 Berdasarkan teorema. dan dengan menggunakan persamaan (.6) dan definisi (.), maka dapat dibuktikan : M t = E e tx = e tx f x dx M t = e tx ()β x e x β dx = Misal : y = x( βt ) β Sehingga: M t = = ( βt ) ()β x e ; x = βy ( βt ) ; dx = 4. Menentukan Momen ke-5. Momen pertama μ = E X = d dt M(t) = d( βt) dt x β +tx dx β βt dy βt y e y dx = βt ( β) = β. 0 (+) ( β) = β Jadi, momen tak terpusat pertama adalah μ = E X = β. Momen kedua μ = E X = d dt M(t) = d ( βt ) dt = + ( βt) (+) ( β) = + ( β. 0) ( +) ( β) = + β = β + = β + β Jadi, momen tak terpusat kedua adalah μ = E X = β + β μ = E (X μ ) = E(X μ X + μ ) = E X μ E X + μ = μ μ + μ = μ μ = β + β (β) = β Jadi, momen pusat kedua adalah μ = E (X μ ) = σ = β. Momen ketiga μ = E X = d dt M t = d ( βt) dt = d dt ( + βt + ( β) ) = + ( + )( β. 0) (+) ( β) = β ( + + ) = β + β + β Jadi, momen tak terpusat ketiga adalah μ = E X = β + β + β μ = E (X μ ) = E( X μ X + μ X μ ) = E X μ X + μ X μ = E(X ) μ E(X ) + μ E(X) μ = μ μ μ + μ = β + β + β β β + β = β Jadi, momen pusat ketiga adalah μ = E (X μ ) =β 4. Momen keempat μ 4 = E X 4 = d 4 dt 4 M(t) = d4 ( βt) dt 4 60-49

Dian & Ali/Pemodelan Tingkat Kepuasan JPS Vol.6 No. (A) Januari 0 = d dt ( + ( + ) β. 0 + ( β) ) = + ( + )( a + ) βt +4 ( β) 4 = β 4 + + ( + ) = 4 β 4 + 6 β 4 + β 4 + 6β 4 Jadi, momen tak terpusat keempat adalah μ 4 = E X 4 = 4 β 4 + 6 β 4 + β 4 + 6β 4 μ 4 = E (X μ ) 4 = E( X μ X + μ X μ (X μ ) = E(X 4 4μ X + 6μ X 4μ X + μ 4 ) = μ 4 4μ μ + 6μ μ μ 4 = 4 β 4 + 6 β 4 + β 4 + 6β 4 4 4 β 4 β 4 8 β 4 + 6 4 β 4 + 6 β 4 4 β 4 = β 4 + 6β 4 Jadi, momen pusat keempat adalah: μ 4 = E (X μ ) 4 = β 4 + 6β 4 5. Momen kelima μ 5 = E X 5 = d 5 dt 5 M(t) = d 5 ( βt) dt 5 = d dt ( + ( + )( a + ) βt +4 ( β) 4 ) = + + a + + 4 βt +5 ( β) 5 = + + a + + 4 β. 0 +5 ( β) 5 = β 5 + + + + 4 = 5 β 5 + 0 4 β 5 + 5 β 5 + 50 β 5 +4β 5 Jadi, momen tak terpusat kelima adalah: μ 5 = E X 5 = 5 β 5 + 0 4 β 5 + 5 β 5 + 50 β 5 +4β 5 μ 5 = E (X μ ) 5 = E((X 4 4μ X + 6μ X 4μ X + μ 4 ) (X μ )) = E(X 5 5μ X 4 + 0μ X 0μ X +5μ 4 X +μ 5 ) = μ 5 5μ μ 4 + 0μ μ 0μ μ + 4μ 5 = 5 β 5 + 0 4 β 5 + 5 β 5 + 50 β 5 +4β 5 = 0 β 5 + 4β 5 5 5 β 5 0 4 β 5 55 β 5 0 β 5 + 0 5 β 5 + 0 4 β 5 Jadi, momen pusat kelima adalah μ 5 = E (X μ ) 5 = 0 β 5 + 4β 5 4.4 Menentukan Koefisien Skewness dan Koefisien Kurtosis Koefisien Skewness γ = μ σ γ = γ = E (X μ) σ = β β β Jika menggunakan momen pusat ke-5 maka didapat nilai koefisien Skewness yang lebih akurat. γ 5 = μ 5 σ 5 γ 5 = E (X μ)5 σ 5 = 0 β 5 + 4β 5 β β β γ 5 = 0 + 4 Nilai koefisien Skewness digunakan untuk mengetahui jenis skewness kurva distribusi gamma dengan berdasarkan kriteria sebagai berikut: a. γ > 0 : sebaran menjulur positif atau menjulur ke kanan. b. γ = 0 : sebaran normal (simetrik). c. γ < 0 : sebaran menjulur negatif atau menjulur ke kiri. Koefisien Kurtosis γ 4 = μ 4 σ 4 γ 4 = E (X μ)4 σ 4 γ 4 = 6 + = β 4 + 6β 4 β β 60-50

Dian & Ali/Pemodelan Tingkat Kepuasan JPS Vol.6 No. (A) Januari 0 Nilai koefisien Kurtosis digunakan untuk mengetahui kelandaian suatu kurva dengan kriteria sebagai berikut: a. γ 4 > 0 : sebaran kurva leptokurtik, yaitu kurva yang mempunyai puncak relatif tinggi atau runcing. b. γ 4 = 0 : sebaran kurva mesokurtik, yaitu mempunyai puncak ceper atau rata-rata. c. γ 4 < 0 : sebaran kurva platikurtik, yaitu kurva yang mempunyai puncak tidak terlalu runcing. 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:. Momen pusat ke-5 dari distribusi gamma didapatkan dengan menurunkan fungsi pembangkit momen sebanyak lima kali, sehingga diperoleh: μ 5 = ((X μ ) 5 ) = 0 β 5 + 4β 5. Nilai koefisien Skewness digunakan untuk mengetahui jenis kemencengan suatu kurva, didapat koefisien Skewness distribusi gamma sebagai berikut : γ = dan γ 5 = 0 + 4 Sedangkan koefisien Kurtosis digunakan untuk mengetahui jenis pemuncakan suatu kurva, didapat koefisien Kurtosis distribusi gamma sebagai berikut : γ 4 = 6 + Saran. Selain distribusi gamma, penentuan momen juga dapat dilakukan pada distribusi peubah acak kontinu lain, seperti distribusi beta dan distribusi weibull.. Secara umum peubah acak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu peubah acak diskret dan peubah acak kontinu. Oleh karena itu, disarankan lebih lanjut tentang penentuan momen pada peubah acak diskret. REFERENSI [] [] [] [4] [5] [6] Bain, L. dan Max, E., 99, Introduction to Probability and Mathematical Statistics, PWS KENT, United States of America Dudewiez, Edward J. dan Mishra, S., 995, Statistika Matematika Modern, ITB Bandung, Bandung Freund, J. dan Richard, W, 987, Mathematical Statistics, Prentice-Hall, United States of America Hogg, R. dan Allen T, 995, Introduction to Mathematical Statistics, Prentice-Hall, United States of America Walpole, R., dan Raymond H, 995, Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan Ilmuwan, ITB Bandung, Bandung Wibisono, Yusuf, 005, Metode Statistika, Gajah Mada University, Yogyakarta 60-5